KAJIAN PUSTAKA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes

5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Badan Usaha Milik DesaBUMDes

Pasal 213 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah disebutkan: Ayat 1:” Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa Ayat2:”Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat1 berpedoman pada peraturan perundang-undangan Ayat3:” Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat1 dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa menyebutkan – pengertian Badan Usaha Milik Desa yaitu:”Badan Usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola asset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Badan Usaha Milik Desa BUM Desa adalah Lembaga usaha desa yang dikelola oleh mayarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. 5 Lebih lanjut, pengaturan tentang BUMDes diatur dalam Pasal 87 UU Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, Yaitu: Ayat1:” Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUMDes Ayat 2:”BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan Ayat3:”BUM Desa dapat menjalankan usaha dibidang ekonomi danatau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 5 Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik DesaBumdesDepartemen Pendidikan Nasional: Pusat Kajian Dinamika Sistem PembangunaPkdsp Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2007.,Hal.4 6 Pasal 88 Ayat1 Pendirian BUMDes disepakati melalui Musyawarah Desa Ayat2 Pendirian BUM Desa sebagaimana dimaksud pada ayat1 ditetapkan dengan Peraturan Desa

2.2 Badan Hukum

Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto mengenai istilah badan hukum itu berpendapat sebagai berikut: “ Dalam menerjemahkan zadelijk lichaam menjadi badan hukum, maka lichaam itu benar terjemahannya badan, tetapi hukum sebagai terjemahan zadelijk itu salah, karena arti sebenarnya susila. Oleh karena itu istilah zadelijk lichaam dewasa ini sinonim dengan rechtsperson, maka lebih baik kita gunakan pengertian itu dengan terjemahan pribadi hukum”. 6 Lebih lanjut Tri Budiyono menerangkan …Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- Undang ini serta pelaksanaannya. 7 Utrecht menjelaskan bahwa Badan Hukumrechtspersoon, yaitu badan yang menurut hukum berkuasaberwenang menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan, bahwa badan hukum ialah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa, atau lebih tepat yang bukan manusia. Badan hukum sebagai gejala kemasyarakatan adalah suatu gejala yang riil, merupakan fakta benar-benar, dalam pergaulan hukum, biarpun tidak berwujud manusia atau benda yang dibuat dari besi, kayu, dan sebagainya. Yang menjadi penting bagi pergaulan hukum ialah hal badan hukum itu mempunyai kekayaan vermogen yang sama sekali terpisah dari kekayaan anggotanya, yaitu dalam hal badan hukum itu berupa korporasi. Hak-kewajiban badan hukum sama sekali terpisah dari hak-kewajiban anggotanya. Bagi bidang perekonomian, terutama lapangan perdagangan, gejala ini sangat penting. 8 6 Chidir Ali, Badan HukumBandung: Alumni,2005.,Hal.17 7 Tri Budiyono, Hukum PerusahaanSalatiga: Griya Media,2011.,Hal.57 8 Chidir Ali.,Op.Cit.,Hal.18-19 7

BAB III PEMBAHASAN