warisan budaya dan perwujudan lain ekspresi budaya. Selain itu, Museum Jawa Tengah Ronggowarsito mempunyai dua misi, yaitu “Meningkatkan apresiasi
budaya dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap budaya” Sunarto, 2008 : i .
Museum Jawa Tengah Ronggowarsito memiliki potensi wisata yang dapat berkembang di Jawa Tengah. Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai
potensi Museum Jawa Tengah Ronggowarsito maka penulis mengangkat judul
“POTENSI MUSEUM RONGGOWARSITO JAWA TENGAH SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KOTA SEMARANG”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Potensi apa saja yang terdapat di objek wisata Museum Ronggowarsito ?
2. Bagaimana usaha Pemerintah Kota Semarang mempromosikan Museum
Ronggowarsito kepada masyarakat umum ? 3.
Hambatan apa yang dihadapi oleh pihak pengelola dan bagaimana cara mengatasinya ?
C. Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui potensi apa yang terdapat pada Museum Ronggowarsito ?
2. Untuk mengetahui bagaimana usaha pihak pemerintah Kota Semarang
mempromosikan Museum Ronggowarsito kepada masyarakat umum ? 3.
Untuk mengetahui bagaimana upaya pihak pengelola dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di Museum Ronggowarsito ?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Akademis Sebagai sumbangan informasi dalam usaha untuk manambah ilmu
pengetahuan serta wawasan di bidang pariwisata, khususnya yang berkenaan dengan museum Ronggowarsito.
2. Manfaat Praktis
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengembangan
Museum Ronggowarsito sebagai objek wisata pendidikan. b.
Memberikan informasi kepada mahasiswa terutama mahasiswa DIII Usaha Perjalanan Wisata dalam meningkatkan pengetahuan tentang
pariwisata. c.
Memberi informasi nyata dan tambahan dokumen bagi kota Semarang dalam
program pengembangan
kawasan wisata
Museum Ronggowarsito.
E. Kajian Pustaka 1.
Pengertian Museum
Pengertian museum yang dikutip dalam buku Panduan dan Lembar Kerja Kunjungan Museum Jawa Tengah Ronggowarsito Sunarto, 2008 : 1 – 2 adalah
sebagai berikut : Pengertian museum hanya dapat dipahami oleh karena fungsi dan
kegiatannya.Kata ”museum” berasal dari kata Yunani Kuno ”museion” yang berarti kuil atau rumah persembahan untuk Dewi Muze. Muze adalah putra Zeus,
dewa penguasa yang bersemayam di bukit Olimpus. Muze merupakan pelindung sembilan dewa pengetahuan dan seni, yaitu : Dewi Cleo menguasai sejarah; Dewi
Euterpe penguassa seni musik; Dewi Melphorone menguasai seni panggung; Dewi Thalic menguasai seni komedi; Dewi Terpisichore menguasai seni rupa;
Dewi Erato menguasai puisi; Dewi Polyhimne menguasai syair rindu dendam; Dewi Uranik menguasai ilmu falak dan Deewii Calliops menguasai seni syair
epos. Sedang menurut ICOM International Council of Museum dalam musyawarah ke II di Copenhagen 14 Juni 1974 merumuskan : ”a museum is non
profit making, permanent institution in service of society and of its development, and open the public, wich aquires, conserves, communicates, and exhibit for
purposes of study, education and enjoyment, material evidence of human and enviroment.” Devinisi tersebut menjelaskan bahwa museum adalah sebuah
lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum yang memperoleh, merawat,
menghubungkan dan memamerkan, untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi, barang pembuktian manusia dan lingkungannya.
Melengkapi pengertian museum seperti yang di uraikan di atas, ICOM menjelaskan bahwa museum meliputi :
a. Lembaga-lembaga konservasi dan ruangan-ruangan pameran yang
secara tetap diselenggarakan oleh perpustakaan dan pusat-pusat kearsipan.
b. Peninggalan dan tempat-tempat alamiah, arkeologi dan etnografis,
peninggalan dan tempat bersejarah yang mempunyai corak museum, karena kegiatan-kegiatannya dalam hal pengadaan, perawatan dan
komunikasinya dengan masyarakat. c.
Lembaga-lembaga yang memamerkan makhluk-makhluk hidup seperti, kebun, tanaman dan binatang, akuarium dan sebagainya.
d. Suaka alam.
e. Pusat-pusat pengetahuan dan planetarium.
2. Fungsi dan Peranan Museum
Fungsi museum yang dikutip dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Pengelolaan Museum Moh. Amir Sutaarga, 1983 : 17 adalah sebagai berikut :
a. Museum sebagai tempat kumpulan barang aneh.
b. Museum pernah digunakan sebagai istilah kumpulan pengetahuan
dalam bentuk karya tulis pada jaman kaum ensiklopedis. c.
Museum sebagai tempat koleksi realia bagi lembaga-lembaga atau perkumpulan-perkumpulan ilmiah.
d. Museum dan istana-istana setelah revolusi Perancis dibuka untuk
umum dalam rangka demokratisasi ilmu dan kesenian.
e. Museum menjadi urusan yang perlu di tangani pembinaan dan
pengarahan pengembangannya oleh pemerintah, sebagai sarana pelaksanaan politik di bidang kebudayaan.
Peran Museum yang dikutip dalam buku Informasi Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah Ronggowarsito AG.Puji Suci Indiah, dkk, 1991 : 9 yaitu,
museum bertugas melestarikan warisan sejarah alam dan budaya, dengan cara mengumpulkan, merawat, meneliti, mengkaji, mengkomunikasikan dan
memamerkan untuk kepentingan masyarakat guna studi penelitian , pendidikan dan rekreasi dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa.
3. Fungsi Edukatif Museum
Kegiatan edukatif di museum secara berangsur sudah mulai berakar dan tumbuh.Museum-museum yang ada untuk sementara waktu harus bekerja dengan
jumlah tenaga yang masih terbatas jumlah dan kekuatannya yang diperuntukan bagi bidang bimbingan edukatif. Hal ini berkaitan erat dengan cara penetapan
skala prioritas. Langkah pertama yang perlu diambil ialah untuk berusaha menanamkan rasa turut tanggung jawab mengenai caranya koleksi-koleksi
museum disajikan dalam bentuk pameran. Akan menjadi jaminan yang dapat
dipercaya bila dikaitkan program-program edukatif dengan sistem dan tata
penyajian museum Moh. Amir Sutaarga, 1983 : 41 .
4. Sejarah Permuseuman
Tradisi museum pada mulanya lahir di Eropa sebagai bentuk penikmatan peninggalan seni budaya masa silam. Didalam tahap ini kekayaan koleksi
digunakan sebagai asset kebanggaan. Dalam perkembangannya, museum menjadi sarana studi ilmiah, tempat pembelajaran siswa, dan rekreasi budaya seni. Di
Indonesia, perkembangan lembaga permuseuman diawali sejak kedatangan orang- orang belanda yang bergabung didalam Verenegde Oost Indische Compagnie
VOC. Indonesia memiliki tidak kurang dari 200 museum didirikan, baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Di Jawa Tengah juga tidak kurang dari 40
museum telah berdiri. Museum Ronggowarsito merupakan museum yang didirikan oleh
pemerintah pusat, merupakan rangkaian dari program pendirian museum disetiap provinsi. Keberadaan museum di Indonesia dilindungi hukum, berupa undang-
undang UU, Peraturan Pemerintah PP, Keputusan Menteri Kep.Men maupun Peraturan Daerah Perda. Hukum yang melindungi tersebut adalah UU No
051992, PP nomor 101993 dan PP 191993. Khususnya Museum Ronggowarsito dilindungi oleh Perda Nomor 012002. UU nomor 051992, 21 Maret 1992, yaitu
Undang – undang tentang Benda Cagar Budaya BCB, dan tambahan Lembaran Negara 3470, PP 101993, dan tambahan Lembaran Negara 3516, sedangkan PP
nomor 191993, tentang perawatan BCB di museum. Selain itu Perda nomor 012002 merupakan peraturan daerah tentang pembentukan Uunit Pelaksanaan
Teknis Daerah UPTD dilingkungan Dinas-dinas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Sunarto, 2008 : 3 - 4.
5. Pengertian Analisis SWOT
Dalam analisis potensi museum Ronggowarsito, komponen-komponen yang akan menjadi dasar potensi dan daya tarik wisata menggunakan analisis
SWOT. Melalui analisis SWOT, maka dapat diketahui faktor-faktor yang perlu dikembangkan untuk pengembangan sektor pariwisata di kota Semarang.
Beberapa komponen yang menjadi dasar potensi dan daya tarik museum
Ronggowarsito meliputi empat komponen sebagai berikut Soekadijo, 1996 : 134 – 135 :
a. Kekuatan Strength , yaitu kekuatan yang terletak pada potensi alam
yang besar dan seni budaya yang tinggi, sumber daya manusia yang profesional, akomodasi perhotelan yang baik, dan penduduk yang ramah.
b. Kelemahan Weaknesses , yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan
atau merugikan bagi sektor pariwisata. Dalam hal ini pariwisata Indonesia, kelemahan-kelemahan ini berupa kurangnya promosi, jeleknya pelayanan,
keselamatan wisatawan yang tidak terjamin, kurang profesionalnya pelaksana pariwisata di lapangan, terbatasnya kendaraan umum ke objek-
objek wisata, sehingga banyak timbul keluhan wisatawan yang datang ke Indonesia.
c. Kesempatan Opportunity , yaitu semua kesempatan yang ada sebagai
akibat kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku, atau kondisi perekonomian nasional atau global yang dianggap dapat memberi peluang
bagi pariwisata Indonesia untuk tumbuh dan berkembang di masa - masa yang akan datang. Kalau kesempatan ini tidak digunakan, mungkin justru
daspat merugikan atau bahkan membuat pariwisata Indonesia kalah dalam persaingan dalam menarik wisatawan.
d. Ancaman Threath , yaitu hal - hal yang dapat mendatangkan kerugian
bagi pariwisata, seperti peraturan pemerintah yang tidak memberi kemudahan berusaha, rusaknya lingkungan, penularan penyakit AIDS,
meningkatnya pelacuran atau gejolak sosial sebagai akibat mahalnya
tanah-tanah dan persaingan dengan tour operator asing yang lebih profesional.
Sifat analisis SWOT ini sangat situasional, artinya hasil analisis tahun sekarang, belum tentu akan sama dengan hasil analisis pada tahun yang akan
datang. Kecuali kalau semua faktor yang mempengaruhi juga berubah. Biasanya hasil analisis akan banyak ditentukan oleh faktor-faktor, situasi dan kondisi
ekonomi, politik,
stabilitas keamanan,
dan keadaan
sosial yang
melatarbelakanginya.
6. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan
serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Juga dapat merealisasi industri-industri lain seperti industri kerajinan dan cinderamata, penginapan dan
transportasi Nyoman S. Pendit, 2003: 32 – 33 . Dari kajian di atas bisa diketahui bahwa objek wisata Museum
Romggowarsito selain menjadi objek wisata pendidikan, juga dapat meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat sekitarnya, serta bisa mendukung pihak
industri lain untuk bekerja sama seperti pengelola industri kerajinan atau cinderamata, pengelola penginapan dan akomodasi serta pengelola alat
transportasi.
7. Pengertian Objek Wisata
Objek wisata adalah bentuk dan produk wisata yang diciptakan oleh hasil ciptaan manusia, gaya hidup, budaya dan sejarah serta tempat atau keadaan alam
yang menjadi daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan C. Fandeli, 1995 : 58.
Dari kajian di atas diketahui museum Ronggowarsito merupakan objek wisata oleh hasil budaya dan sejarah yang bernilai pendidikan.
8. Pengertian Wisata Pendidikan
Pengertian wisata pendidikan yang dikutip dalam buku Manajemen Usaha Pariwisata di Indonesia Musanef, 1996 : 1 adalah sebagai berikut :
Wisata pendidikan Education Tourism bias dilakukan sendiri maupun group, waktu relatif lama bias beberapa hari, informasi yang diperoleh lebih
akurat dan tergolongwisata minat khusus yaitu pengunjung memang berminat dalam
hal itu.
Suatu konsep
wisata pendidikan
sebagai wujud
pengembanganmuseum untuk meraup pasar lebih banyak lagi, tetapi harus diperhatikan hal-hal lain dari berbagai segi guna kesuksesan pengembangan.
Pariwisata adalah segala kegiatan dan usaha yang terkoordinasi untuk menarik wisatawan, menyediakan semua prasarana dan sarana, barang dan jasa fasilitas
yang diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan. Segala kegiatan dan pengembangan pariwisata termasuk museum mencakup segi-segi yang amat luas
dan menyangkut berbagai segi kehidupan dalam masyarakat, mulai dari kegiatan angkutan, akomodasi, atraksi wisata, makan dan minum.
Dari kajian di atas diketahui Museum Ronggowarsito merupakan objek wisata pendidikan yang efektif sebagai media komunikasi dan edukatif bagi
masyarakat. Hanya perlu pengembangan dengan langkah-langkah tepat untuk mewujudkannya. Dimulai dari para tenaga kerja permuseuman, pembenahan, dan
kerjasama yang tampak dari segala pihak, sehingga program wisata pendidikan dapat berjalan lancer dengan museum sebagai objeknya.
9. Pengertian Wisatawan
Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu pertama bahwa orang yang meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang
dari satu tahun dan kedua, bahwa sementara orang yang bepergian, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud
mencari nafkah di tempat tersebut. Nyoman S. Pendit, 2003 : 35 Wisatawan mancanegara adalah wisatawan yang dalam perjalanannya
memasuki daerah Negara yang bukan negaranya sendiri. Kalau perjalanan wisata itu tidak keluar dari batas - batas Negara sendiri, wisatawannya ialah wisatawan
nusantara atau domestik R.G. Soekadijo 2000 : 18 – 19 .
10. Pengertian Atraksi Wisata
Atraksi wisata biasanya berwujud peristiwa, kejadian baik yang terjadi secara periodik atau sekali saja, baik yang bersifat tradisional ataupun yang telah
dilembagakan dalam kehidupan masyarakat modern, yang kesemuanya itu mempunyai daya tarik yang positif kepada para wisatawan untuk mengunjungi,
menyaksikan dan menikmati. Sehingga memberikan kepuasan maksimal bagi motif-motif para wisatawan yang telah tergerak mengunjunginya Damardjadi,
2001 : 126 .
F. Metode Penelitian 1.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di objek wisata Museum Ronggowarsito yang terletak pada Jalan Abdulrahman Saleh Nomor 1 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia,
persis di sebelah bundaran Kalibanteng. Terletak dekat bandara Ahmad Yani di
Semarang dan hanya 4 km jauhnya dari pusat kota ke arah barat. Teleponfax : 6224 760238. Email : csmuseumronggowarsito.org
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data secara lengkap dilakukan dengan cara - cara sebagai berikut :
a. Observasi
Dalam buku Metodologi Penelitian Sosial, Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan yang sisternatis terhadap
gejala-gejala yang diteliti secara langsung ke obyek penelitian Husaini Usman dan Purnomo Setyadi Akbar, 2003. Hal : 54 . Teknik
observasi merupakan teknik yang digunakan untuk menggali data dari sumber data, peristiwa, tempat ataupun lokasi. Observasi dilakukan
secara langsung di Museum Ronggowarsito pada tanggal 28 – 30 Juni 2009 dan 1 Juli 2009. Observasi tersebut antara lain, terkait dengan
potensi yang terdapat di Museum Ronggowarsito yang meliputi koleksi dan ruangan museum, fasilitas, atraksi, aktifitas dan lain
sebagainnya. b.
Wawancara Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapat informasi langsung dari sumbernya atau sumber informasinya Ridwan, 2005, hal : 76 .
Wawancara juga dapat diartikan sebagai tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung Husaini Usman dan Purnomo
Setyadi Akbar, 2003 : 58 .
Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan beberapa pihak narasumber antara lain dengan staf pelayanan dan tata usaha
museum Ronggowarsito, staf perpustakaan museum Ronggowarsito, staf tata usaha bagian penjualan tiket masuk museum Ronggowarsito,
pengunjung atau wisatawan yang datang dan warga masyarakat sekitar objek wisata.
c. Studi Dokumen atau Arsip
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat
penelitian meliputi laporan-laporan yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter dan data yang relevan
untuk penelitian Sugiarto, 2002 : 86 . Penulis mengumpulkan data dengan memanfaatkan arsip dan
dokumen seperti brosur, laporan-laporan, data jumlah kujungan wisatawan dokumentasi koleksi museum dan buku-buku pariwisata
yang diperoleh dari; Dinas Pariwisata dan Budaya pemerintah kota Semarang provinsi Jawa Tengah; Badan Pemerintahan Daerah kota
Semarang dan Pusat informasi dan perpustakaan yang terdapat di objek wisata Museum Ronggowarsito.
d. Studi Pustaka
Menurut Ridwan dalam bukunya Belajar Mudah Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula 2005, yang isinya antara lain adalah
sebagai berikut :
Studi Pustaka adalah metode pengumpulan data dan info dan referensi seperti buku-buku yang ada sesuai kaitannya dengan topik
yang dibahas untuk mendapatkan informasi sebagai bahan pendukung data-data yang telah diperoleh. Pengumpulan data, info dan referensi
dilakukan di perpustakaan Laboratorium. Tour D-III UPW Universitas Sebelas Maret Surakarta, Dinas Pariwisata dan Budaya
pemerintah kota Semarang propinsi Jawa Tengah, dan pusat informasi dan perpustakaan yang terdapat di objek wisata Museum
Ronggowarsito.
3. Teknik Analisa Data
Teknik Analisis Data adalah proses pengorganisasian data dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang seperti yang disarankan oleh data Lexy J.Moleong, 2001 : 13 .
Analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dimana dalam penelitian ini bisa memberikan gambaran
secara sistematis dan akurat tentang data-data serta tentang objek yang dikaji.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman mengenai isi pembahasan laporan ini, maka penulis membuat sistematika penulisan pada laporan Tugas Akhir sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan Dalam bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan.
BAB II Gambaran Umum Wilayah dan Pariwisata Kota Semarang Menguraikan tentang geografi Kota Semarang, sejarah berdirinya Museum
Ronggowarsito, denah gedung museum dan objek wisata Kota Semarang. BAB III Potensi Museum Ronggowarsito Sebagai Objek wisata
Pendidikan di Kota Semarang Pada bab ini membahas tentang potensi yang terdapat di Museum
Ronggowarsito, usaha Pemerintah Kota Semarang mempromosikan Museum Ronggowarsito dan hambatan yang dihadapi oleh pihak pengelola dan cara
mengatasinya. BAB IV Penutup
Merupakan bab terakhir yang berisi penutup dan di dalam penutup ini akan di uraikan kesimpulan dari uraian yang telah di bahas dalam bab-bab
sebelumnya, serta menguraikan saran yang bermanfaat bagi pengembangan objek wisata Museum Ronggowarsito.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PARIWISATA
KOTA SEMARANG A.
Geografi Kota Semarang
Posisi geografi kota Semarang terletak di pantai Utara Jawa Tengah, tepatnya pada garis 6º, 5 - 7º, 10 Lintang Selatan dan 110º, 35 Bujur Timur. Luas
wilayah mencapai 37.366.838 Ha atau 373,7 Km2 dengan luas wilayah laut ± 18.000 ha. Letak geografi kota Semarang ini dalam koridor pembangunan Jawa
Tengah dan merupakan simpul empat pintu gerbang, yakni koridor pantai Utara, koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta
yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak
atau Grobogan dan Barat menuju Kabupaten Kendal
. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan,
terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat jalur kereta api dan jalan , serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transport
Regional Jawa Tengah dan kota transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara
langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah. Sebelah utara dibatasi oleh laut Jawa dengan panjang garis pantai ± 13.6 km dan garis sempadan pantai
25 km. Sedang dari hasil survei Dinas Kelautan dan Perikanan kota Semarang tahun 2005 diperoleh data panjang garis pantai 21 km. Sedangkan hasil
pernghitungan pada tahun 2006 adalah 22,71 km panjang standar dan 27,28 km panjang dengan lekuk . Secara administratif kota Semarang dibagi menjadi 16