Eksistensi Museum Perjuangan Tni Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Di Kota Medan

(1)

Gambar 1. Monumen “Patah Tumbuh Hilang Berganti” (Museum Perjuangan TNI Kodam,2013)

Gedung ini mempunyai sejarah sebagai berikut : Tabel 4.1

Sejarah Museum Perjuangan 1942 – 1945 Dikuasai oleh Jepang

1945 – 1947 Dikuasai oleh Sekutu/ Inggris 1947 – 1949 Dikuasai kembali oleh Belanda

1949 – 1959 Digunakan sebagai kantor Pangdam I sampai III

1959 – 1971 Digunakan sebagai kantor Angkutan Kodam (Angdam) 1971 – Sekarang Menjadi Gedung Museum Perjuangan TNI


(2)

Lantai I

Pada lantai satu museum ini banyak menyimpan foto – foto dari sisi kota Medan pada jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, terdapat bendera merah putih pertama yang digunakan di Kota Medan. Ada juga Surat Pudjian Presiden pada tahun 1 Januari 1948 yang di tanda tangani oleh Moh. Hatta. Ada juga pajangan baju seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949, proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 yang digunakan pada saat agresi militer satu dan dua, mesin ketik royal yang digunakan pada saat menghancurkan pemberontak di Tapanuli dan mesin ketik daito yang digunakan untuk menulis berita, berbagai macam obat – obat dan alat pengobatan, tombak yang digunakan Laskar Rakyat pada tahun 1945 - 1946, meriam dan wirelise sets buatan Amerika yang digunakan sebagai alat komunikasi pada tahun 1946, serta senjata - senjata buatan Jerman, Inggris, Amerika dan Cekoslowakia yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan di Medan perang.

Gambar 2. Bendera Merah Putih pertama yang masih disimpan di Museum Perjuangan TNI Kodam Medan


(3)

Gambar 3. Proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 dan Mesin Ketik Royal dan Mesin Ketik Daito

Gambar 4. Seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949


(4)

Gambar 6. Peralatan medis serta obat-obat yang digunakan pada masa perang Medan Area

Gambar 7. Senjata-senjata buatan Inggris, America, Cekoslowakia

Gambar 8. Lukisan rapat pemuda yang dilakukan di Lapangan Merdeka, Medan dan rapat pemuda pada 23 September 1945


(5)

Gambar 9. Senjata buatan Indonesia yang digunakan oleh para pejuang

Lantai II

Pada lantai dua museum ini terdapat berbagai macam senjata, Tabung Pelontar buatan Inggris yang digunakan oleh Laskar Rakyat pada Perang Tapanuli dan Aceh tahun 1949, Senjata SMR KAKA CL. 6,5 MM digunakan PASINDO di Front MDN tahun 1945 – 1947, Laras Meriam Karon / Tank, Senjata Meriam Berat, SP Bazoka, SMS KA II, SMS Browing, SMS Holckiss, SMS Besa, SMS Besa, Sumbu Ledak Api, Sumbu Ledak Api Cepat, Peralatan Bom. Serta beberapa foto para pejuang kemerdekaan Kolonel AE Kawilarang, Kolonel A. Simbolon, Kolonel Djamin Ginting, Kolonel A. Manaf Lubis.


(6)

Gambar 10. Senjata-senjata dan meriam yang digunakan PASINDO

Gambar 11. Sumbu Ledak Api

Di lantai dua museum tersebut juga terdapat satu ruangan yang menyimpan berbagai macam tanda pangkat Harian Panen, Pama dan Bati TNI 1972 antara lain pangkat TNI AD Bintara tahun 1949 – 1972, 1972 – 1993, 1945 – 1949, 1942 – 1945. Selain itu dilantai ini juga dipajang berbagai macam Munisi (bahan pengisi senjata api) mulai dari ukuran 11mm, 10mm, 5,56mm, 7,62mm, 45mm, 30mm, 303mm, 12,7mm. Ada juga berbagai macam mata uang yang berlaku di Indonesia serta berbagai mata uang luar negeri yang pernah ada di Indonesia. Di dalam ruangan ini menyimpan koleksi uang kertas Indonesia yang ada dari tahun 1931 hingga 1968.


(7)

Gambar 12. Beberapa koleksi munisi dengan berbagai ukuran yang ada di Museum Perjuangan TNI Kodam Medan

Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama dan Bati TNI 1972, Pangkat TNI AD Bintara 1945-1993


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan (2012), Brosur-brosur Pariwisata Kota Medan

Booklet. 1998. Gambaran Umum Kepariwisataan Sumatera Utara. Dinas Pariwisata Dati I Sumatera Utara

Pitana. I. Gde. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Mandar Maju Soekadijo,R.G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Yoeti. A. Oka. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia. Badan Pusat Statistik 2013. Sumut Dalam Angka 2013

Direktorat Museum. (2008). Pedoman Museum Indonesia, Jakarta.

Direktoral Jendral Pariwisata. 1989. Pariwisata Nusantara Indonesia. Jakarta : Keramat Raya.

Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.


(9)

BAB III

GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

3.1 Letak Geografis Kota Medan

Secara geografis, Medan terletak pada 3,30º - 3,43º LU dan 98,35º - 98,44º BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah barat dan timur kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli dan Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Letak yang strategis ini menyebabkan Medan berkembang menjadi pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa baik itu domestik maupun internasional. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata – rata 2000 – 2500 mm per tahun. Suhu udara di kota Medan berada pada maksimum 32,4ºC dan minimum 24ºC.

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari provinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian Barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba.

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan


(10)

kota/kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Sedangkan pada sensus penduduk tahun 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki – laki dan 1.068.659 perempuan (Wikipedia, Medan 2010).

Table 3.1

Jumlah Penduduk Kota Medan

Tahun Jumlah

2005 2.036.185 jiwa

2006 2.067.288 jiwa

2007 2.083.156 jiwa

2008 2.102.105 jiwa

2009 2.121.053 jiwa

2010 2.109.339 jiwa

2011 2.257.259 jiwa

2012 2.970.032 jiwa

Sumber: (BPS Kota Medan, 2013)

Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatera dan di Selat Malaka, penduduk Medan banyak berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau. Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Minangkabau.


(11)

Perekonomian kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di kota Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut (Wikipedia, Medan 2010) :

Tabel 3.2 Batas Wilayah Medan

Utara Selat Malaka

Selatan Kabupaten Deli Serdang Barat Kabupaten Deli Serdang Timur Kabupaten Deli Serdang

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam ( SDA ), khusunya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah – daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain – lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah – daerah sekitarnya.


(12)

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang adalah Suku Jawa, dan suku – suku dari Tapanuli (Batak, Mandailing, Karo). Di Medan banyak pula orang keturunan India dan Tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang Tionghoa cukup banyak. Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan Tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras Timur lainnya (Wikipedia Medan, 2010).

Namun, seiring dengan hadir dan berkembangnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur maka demografi penduduk Medan berubah dengan hadirnya suku-suku pendatang, seperti Jawa, Batak Toba, Cina, dan India.

Suku-suku pendatang itu tinggal menetap dan telah bercampur baur dengan penduduk asli sehingga kota Medan sampai saat ini dihuni oleh berbagai macam etnis, seperti Melayu, Simalungun, Batak Toba, Mandailing, Cina, Angkola, Karo, Tamil, Benggali, Jawa, dan lain-lain. Suku-suku yang ada di kota Medan ini hidup secara harmonis dan toleran antara satu suku dengan yang lain.

Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini : • Sungai Belawan

• Sungai Badera • Sungai Sikambing • Sungai Putih • Sungai Babura


(13)

• Sungai Deli

• Sungai Sulang – Saling • Sungai Kera

• Sungai Tuntungan

3.2 Sejarah Kota Medan

Kota Medan dahulu dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah yang berawa-rawa ± seluas 4.000 Ha. Sejumlah sungai melintasi kota Medan yang semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai tersebut adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera. Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus yang lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan - Deli).

Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang populer. Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah di antara kedua sungai tersebut.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863


(14)

orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Pada awal perkembangannya, Medan merupakan sebuah kampung kecil bernama "Medan Putri". Perkembangan Kampung "Medan Putri" tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari Jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung Medan Putri yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

Mata pencarian orang di Kampung Medan yang mereka namai dengan si Sepuluh dua Kuta adalah bertani menanam lada. Tidak lama kemudian lahirlah anak kedua Guru Patimpus dan anak inipun laki-laki dinamai si Kecik. Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Alqur'an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh. Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip buku "Deli in Woord en Beeld" yang ditulis oleh N. Ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat di pertemuan antara dua sungai yakni Sei Deli dan Sei Babura. Rumah Administrateur terletak di seberang sungai dari kampung Medan.


(15)

Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini. Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya Tuanku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.

3.3 Kepariwisataan Kota Medan

Ada beberapa jenis wisata yang terdapat di Medan, antara lain yaitu : 1. Wisata Sejarah

Sejarah bangsa Indonesia terukir abadi pada monumen – monumen kuno, arsitektur bangunan yang tetap kokoh berdiri untuk bercerita tentang perjalanan bangsa. Bahkan, penemuan fosil homo erctus di Trinil telah meletakkan Indonesia dalam lembaran sejarah manusia dunia. Terlebih lagi di Kota Medan terdapat banyak daerah tujuan wisata sejarah, seperti :

Istana Maimoon

Istana Maimoon terletak di Jl. Brig. Katamso. Ini dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah ( 1823 – 1924 ), kesultanan kesembilan pada tahun 18888, dalam campuran Eropa, Arab, Mogul dan arsitektur Melayu. Istana ini didominasi warna kuning, karena warna rumah kerajaan Sultan Deli. Balairung yang


(16)

dihiasi dengan potret dari beberapa Sultan dan Keluarga Sultan. Ada juga beberapa foto – foto Sultan dengan anggota pemerintah Hindia – Belanda.

Rumah Tjong A Fie

Rumah Tjong A Fie adalah sebuah warisan rumah besar yang terletak di Jalan Ahmad Yani. Namun rumah ini berasal dari nama pemilik rumah ini. Tjong A Fie (1860 – 1921) adalah seorang banker yang datang dari Cina dan berhasil membangun bisnis perkebunan besar, pabrik kelapa sawit, pabrik gula, perusahaan kereta api di sekitar Medan. Rumah Tjong A Fie dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1900. Memiliki ukiran kayu yang cantik dan fitur dengan dua singa batu duduk di pintu masuk. Memiliki 40 kamar, dalam campuran gaya Cina, Melayu, dan Eropa.

London Sumatera

Terletak di jalan A.Yani, sebelumnya dikenal sebagai Kawasan Road, anda akan melihat Gedung Juliana. Bangunan yang indah ini pertama kali digunakan oleh Harrison’s & Crosfield, sebuah perusahaan perkebunan Inggris. Gedung Lonsum atau London Sumatera Building atau Gedung Juliana memiliki lima lantai dan ini adalah bangunan pertama di Medan yang memiliki lift. Gedung tersebut selesai dibangun pada tahun 1909, sama dengan ulang tahun Ratu Juliana keluarga kerajaan Belanda.

Menara Tirtanadi

Merupakan ciri khas Kota Medan adalah bangunan Menara Air yang kini menjadi milik Perusahaan Air Minum Daerah Tirtanadi. Menara Tirtanadi merupakan


(17)

tangki penyimpanan air bersih bagi kebutuhan warga kota sejak jaman kolonialisme Belanda sampai sekarang.

2. Wisata Pilgrim

Wisata ini merupakan jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat suci, ke makam – makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda, seperti :

Mesjid Raya Medan

Mesjid Raya Al – Mashun adalah salah satu warisan Sultan Deli di Sumatera Utara selain Istana Maimoon. Masjid ini masih dipergunakan oleh masyarakat Muslim untuk berdoa setiap hari. Beberapa bahan bangunan untuk dekorasi mesjid ini dibuat di Italia. Wisatawan asing mengunjungi mesjid dari berbagai Negara di seluruh dunia. Mesjid Agung ini merupakan mesjid paling indah dan terbesar di Sumatera Utara. Sultan Makmun Al Rasyid mesjid ini dibangun pada tahun 1906. Mesjid Agung ini terletak hanya 200 m dari Istana Maimoon.

Gereja Immanuel

Gereja Immanuel merupakan Gereja tertua di Medan. Lokasinya di jalan Dipenogoro yang dibangun pada tahun 1921. Gereja ini masih digunakan oleh umat


(18)

Kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya, seperti : Upacara Pernikahan, Misa Natal dan sebagainya. Gereja ini dapat menampung sekitar 500 umat Kristiani untuk mendengarkan Khotbah Pendeta.

Kelenteng Gunung Timur

Vihara Gunung Timur dikenal sebagai Vihara Budha tertua di Medan. Didirikan oleh umat Budha pada tahun 1962. Umumnya Umat Budha bershembayang ke Vihara ini setiap hari.

Kuil Shri Mariamman

Merupakan kuil Hindu tertua di Kota Medan. Kuil ini dibangun pada tahun 1884 untuk memuja dewi Kali. Kuil ini terletak dikawasan yang dikenal sebagai kawasan Kampung Keling.

3. Wisata Alam

Wisata alam merupakan salah satu jenis wisata yang mengunjungi suatu daerah tujuan wisata atau objek wisata yang masih berhubungan dengan alam, seperti :

Ocean Pasifik

Objek wista Bahari yang terletak di pinggir laut. Menyajikan aneka hiburan untuk keluarga seperti tempat bermain anak – anak dan kolam renang. Serta sajian masakan laut yang khas yang dapat dinikmati sambil memandang lautan lepas.


(19)

Taman Rekreasi Mora Indah

Taman ini merupakan objek wisata yang terletak di perbatasan Medan dengan Tanjung Morawa, terletak di Jalan Sisingamangaraja kilometer 11 Medan.

4. Wisata Kuliner

Salah satu jenis wisata dimana mencari satu pengalaman kuliner yang unik dan mudah diingat dari segala jenis makanan, seperti :

Bika Ambon

Salah satu makanan khas sebagai oleh – oleh dari Medan. • Restoran Garuda

Salah satu restoran minang – melayu yang paling besar dan terkenal di Medan. Restoran ini berdiri sejak 9 Oktober 1976, yang diawali 2 cabang. Salah satu menu andalan restoran ini adalah rendang.

Martabak Gapa

Merupakan jenis martabak khas India yang memiliki rasa yang khas karena lebih tebal dan padat. Biasanya martabak ini dinikmati dengan kuah kari dan acar.

Restoran Cahaya Baru

Restoran ini sudah berdiri selama 10 tahun, restoran ini menjual makanan khas India. Salah satu menu andalan restoran ini adalah masakan kari. Restoran ini terletak di Jalan Teuku Cik Di Tiro No. 12/16.


(20)

Merdeka Walk

Salah satu daerah yang memiliki banyak tempat kunjungan bagi para pecinta kuliner, merupakan daerah kuliner yang sangat terkenal dan banyak digemari oleh anak muda di Kota Medan.

5. Wisata Belanja

Jenis wisata dimana dilakukan di satu pusat perbelanjaan dengan tujuan mencari barang-barang sebagai souvenir atau berekreasi bersama keluarga ataupun teman, seperti :

Sun Plaza

Merupakan tempat perbelanjaan terbesar di Kota Medan. Menyediakan bebagai macam fasilitas perbelanjaan di dalamnya.

Hermes Palace

Salah satu pusat perbelanjaan baru yang terdapat di Kota Medan, terdapat berbagai fasilitas perbelanjaan, rekreasi dan bioskop.

3.4 Wisata Bangunan Kota Medan

Dari berbagai jenis wisata yang ada di Kota Medan, terdapat salah satu wisata yang banyak menyimpan cerita dan sejarah tersendiri di dalamnya. Jenis wisata ini pada dasarnya merupakan wisata bangunan, dimana para wisatawan dapat mengunjungi tempat atau suatu objek wisata yang memiliki ciri khas bangunan


(21)

tersebut maupun sejarah – sejarah yang terdapat di dalam bangunan itu. Di Kota Medan terdapat beberapa objek wisata bangunan, seperti :

a. Museum Sumatera Utara

Terletak sekitar 1km dari jalan utama. Diresmikan pada bulan April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Yang mana merupakan salah satu cara untuk melestarikan seni budaya Sumatera Utara.

b. Museum Perjuangan TNI Bukit Barisan

Museum Militer ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini merupakan salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi yang menyimpan benda-benda sejarah perjuangan ABRI dan rakyat di Sumatera Utara seperti senjata, obat-obatan dan pakaian seragam yang digunakan pada perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1958. Museum ini terletak di Jalan Zainul Arifin.

c. Museum Rahmat Wildlife

Rahmat International Wildlife Museum & Gallery adalah satu-satunya di Asia yang memiliki ± 850 koleksi satwa dari berbagai negara. Keseluruhan species diawetkan dengan penampilan eksperif dan anatomi estetika berkualitas tinggi sehingga benar-benar terlihat seperti binatang hidup. Museum yang terbagi dalam 6 bagian, menampilkan kelompok binatang menyusui, unggas, binatang melata, amphibi, ikan dan serangga. Keseluruhan binatang dikumpulkan secara profesional melalui kejuaraan berburu yang sesuai dengan peraturan konservasi binatang liar internasional.


(22)

d. London Sumatera (Lonsum)

Bangunan yang pertama kali digunakan oleh Harrison’s & Crosfield, sebuah perusahaan perkebunan Inggris. Gedung tersebut selesai dibangun pada tahun 1909, sama dengan ulang tahun Ratu Juliana keluarga kerajaan Belanda.

e. Tjong A Fie

Tjong A Fie dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1900. Memiliki ukiran kayu cantik dan fitur dengan dua singa batu duduk di pintu masuk. Memiliki 40 kamar, dalam campuran gaya Cina, Melayu, Eropa.

f. Kuil Shri Mariamman

Kuil Shri Mariamman merupakan kuil Hindu tertua di Medan. Dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu dan berada di jalan Zainul Arifin.

g.Menara Tirtanadi

Satu ciri lagi khas Kota Medan adalah bangunan Menara Air yang kini menjadi milik Perusahaan Air Minum Daerah Tirtanadi. Menara Tirtanadi sebagai tangki penyimpanan air bersih kebutuhan warga kota sejak zaman kolonial Belanda sampai sekarang.

h. Mesjid Raya

Mesjid ini sebagai lambang Kota Medan. Mesjid ini dapat menampung sekitar 1500 jamaah. Mesjid ini dibangun oleh Sultan Makmun Al Rasyid di desain oleh Dengimans dari Belanda dengan gaya Moorish dan berdiri pada tahun 1906.


(23)

i. Merdeka Walk

Merupakan satu daerah dimana terdapat berbagai macam kuliner yang ada di kota Medan.

j. Kantor Pos Lama

Bangunan peninggalan Belanda yang masih digunakan sampai saat ini sebagai kantor pos terbesar di kota Medan. Bagian dalam bangunan ini juga masih asli peninggalan Belanda.

k. Kesawan

Kawasan Kesawan merupakan salah satu kawasan di kota Medan dimana terdapat banyak bangunan yang bercirikhaskan Belanda ataupun bangunan tua lainnya.

l. Tip Top

Merupakan salah satu restoran yang berada di kawasan Kesawan. Bangunan ini masih menyimpan ciri dari bangunan peninggalan Belanda.

m. Gereja Immanuel

Gereja Immanuel merupakan Gereja tertua di Medan. Lokasinya di jalan Dipenogoro yang dibangun pada tahun 1921. Gereja ini masih digunakan oleh umat Kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya, seperti : Upacara Pernikahan, Misa Natal dan sebagainya. Gereja ini dapat menampung sekitar 500 umat Kristiani untuk mendengarkan Khotbah Pendeta.


(24)

BAB IV

EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN

4.1 Pengertian Museum

Secara etimologis, museum berasal dari kata Yunani, mousein, yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Kesembilan gadis angkasa yang merupakan keturunan dari Mnemosyne dengan Zeus, dewa tertinggi Yunani sebagaimna yang terdapat dalam mitologi Yunani itu adalah para penguasa cabang-cabang seni dan ilmu pengetahuan, seperti Calliope, Cleio, Erato, Euterpe, Melpomene, Polyhymnia, Terpsichore, Thaleia, dan Urania. (Wikipedia,2013)

Dalam bahasa Latin museum adalah nama yang digunakan untuk bangunan universitas di jaman Alexandria tahun 1615, kemudian istilah mouseion digunakan sebagai tempat untuk studi dan perpustakaan, sedangkan di Inggris adalah sebagai bangunan untuk menyajikan atau memamerkan objek, tercatat pertama kali tahun 1683.

Pengertian museum di Indonesia tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di museum. Dalam peraturan pemerintah tersebut dijelaskan bahwa museum adalah lembaga tempat menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam lingkungannya, guna


(25)

menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa untuk kepentingan generasi yang akan datang.

Defenisi museum dalam dunia internasional telah disepakati dan dirumuskan bersama dalam kongres ICOM (The International Council Of Museum) tahun 1974 di Kopenhagen, adalah sebagai berikut: “Museum adalah sebuah lembaga (badan) yang tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, perkembangannya terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, meneliti dan menyajikan, untuk kepentingan studi (pendidikan), kesenangan, barang-barang atau benda pembuktian material manusia dan lingkungannya.”

Berdasarkan defenisi-defenisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa museum adalah suatu institusi yang tetap, merawat dan mengelolah koleksi atau peninggalan sejarah seni dan budaya, untuk keperluan pendidikan, keilmuan, budaya yang bersifat publik, dan bukan suatu badan usaha yang mencari keuntungan materi atau bersifat sosial.

4.2 Sejarah Museum Perjuangan TNI Kodam

Museum Perjuangan TNI Kodam diresmikan pada tanggal 21 Juni tahun 1971 oleh Leo Lopuisa ( Brig. Djen TNI ). Museum ini telah direnovasi pada tanggal 27 April – 17 Juni 1996. Museum ini terdiri atas dua lantai yang banyak menyimpan benda – benda sejarah perjuangan ABRI dan rakyat di Sumatera Utara pada perang kemerdekaan Indonesia melawan pemberontakan pada tahun 1985.


(26)

Museum ini sekarang terbuka untuk umum, waktu kunjungan yang diberikan pada hari Senin – Jumat pukul 07:00 – 15:00 WIB, pada hari Sabtu – Minggu sesuai permintaan. Biaya masuk museum ini tidak menggunakan karcis seperti halnya museum lain, museum ini menerima secara sukarela dari para wisatawan yang berkunjung. Museum ini terletak di Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kabupaten/Kota Medan, Sumatera Utara.

Bangunan museum ini pada awalnya didirikan pada tahun 1928 oleh pemerintah Belanda sebagai bangunan Asuransi NV Levensverzekering Mattschappij Arhnehen. Gedung berwarna hijau pucat ini dilengkapi dengan relief yang menceritakan perjuangan masyrakat Sumatera Utara melawan penjajah Belanda. Salah satu peristiwa yang cukup dikenang rakyat adalah perang Medan Area. Perang ini terjadi pada tanggal 10 Desember 1945 yang melibatkan antara tentara Sekutu dan NICA melawan rakyat Medan.

Relief lain berjudul “Patah Tunbuh Hilang Berganti”. Menggambarkan semangat perjuangan bangsa Indonesia yang digambarkan dengan relief proklamasi kemerdekaan RI. Dilengkapi dengan teks proklamasi, UUD 1945 dan Pancasila. Museum ini juga dilengkapi dengan monumen berwujud api. Melambangkan semangat perjuangan masyarakat Sumatera Utara yang menyala – nyala dan tak kunjung padam.


(27)

Gambar 1. Monumen “Patah Tumbuh Hilang Berganti” (Museum Perjuangan TNI Kodam,2013)

Gedung ini mempunyai sejarah sebagai berikut : Tabel 4.1

Sejarah Museum Perjuangan 1942 – 1945 Dikuasai oleh Jepang

1945 – 1947 Dikuasai oleh Sekutu/ Inggris 1947 – 1949 Dikuasai kembali oleh Belanda

1949 – 1959 Digunakan sebagai kantor Pangdam I sampai III

1959 – 1971 Digunakan sebagai kantor Angkutan Kodam (Angdam) 1971 – Sekarang Menjadi Gedung Museum Perjuangan TNI


(28)

Lantai I

Pada lantai satu museum ini banyak menyimpan foto – foto dari sisi kota Medan pada jaman perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, terdapat bendera merah putih pertama yang digunakan di Kota Medan. Ada juga Surat Pudjian Presiden pada tahun 1 Januari 1948 yang di tanda tangani oleh Moh. Hatta. Ada juga pajangan baju seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949, proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 yang digunakan pada saat agresi militer satu dan dua, mesin ketik royal yang digunakan pada saat menghancurkan pemberontak di Tapanuli dan mesin ketik daito yang digunakan untuk menulis berita, berbagai macam obat – obat dan alat pengobatan, tombak yang digunakan Laskar Rakyat pada tahun 1945 - 1946, meriam dan wirelise sets buatan Amerika yang digunakan sebagai alat komunikasi pada tahun 1946, serta senjata - senjata buatan Jerman, Inggris, Amerika dan Cekoslowakia yang digunakan oleh para pejuang kemerdekaan di Medan perang.

Gambar 2. Bendera Merah Putih pertama yang masih disimpan di Museum Perjuangan TNI Kodam Medan


(29)

Gambar 3. Proyektor film Leitz Hektor type VIII S/64361 dan Mesin Ketik Royal dan Mesin Ketik Daito

Gambar 4. Seragam lengkap yang digunakan A. Manaf Lubis tahun 1945 – 1949, Djamin Ginting tahun 1945 – 1949


(30)

Gambar 6. Peralatan medis serta obat-obat yang digunakan pada masa perang Medan Area

Gambar 7. Senjata-senjata buatan Inggris, America, Cekoslowakia

Gambar 8. Lukisan rapat pemuda yang dilakukan di Lapangan Merdeka, Medan dan rapat pemuda pada 23 September 1945


(31)

Gambar 9. Senjata buatan Indonesia yang digunakan oleh para pejuang

Lantai II

Pada lantai dua museum ini terdapat berbagai macam senjata, Tabung Pelontar buatan Inggris yang digunakan oleh Laskar Rakyat pada Perang Tapanuli dan Aceh tahun 1949, Senjata SMR KAKA CL. 6,5 MM digunakan PASINDO di Front MDN tahun 1945 – 1947, Laras Meriam Karon / Tank, Senjata Meriam Berat, SP Bazoka, SMS KA II, SMS Browing, SMS Holckiss, SMS Besa, SMS Besa, Sumbu Ledak Api, Sumbu Ledak Api Cepat, Peralatan Bom. Serta beberapa foto para pejuang kemerdekaan Kolonel AE Kawilarang, Kolonel A. Simbolon, Kolonel Djamin Ginting, Kolonel A. Manaf Lubis.


(32)

Gambar 10. Senjata-senjata dan meriam yang digunakan PASINDO

Gambar 11. Sumbu Ledak Api

Di lantai dua museum tersebut juga terdapat satu ruangan yang menyimpan berbagai macam tanda pangkat Harian Panen, Pama dan Bati TNI 1972 antara lain pangkat TNI AD Bintara tahun 1949 – 1972, 1972 – 1993, 1945 – 1949, 1942 – 1945. Selain itu dilantai ini juga dipajang berbagai macam Munisi (bahan pengisi senjata api) mulai dari ukuran 11mm, 10mm, 5,56mm, 7,62mm, 45mm, 30mm, 303mm, 12,7mm. Ada juga berbagai macam mata uang yang berlaku di Indonesia serta berbagai mata uang luar negeri yang pernah ada di Indonesia. Di dalam ruangan ini menyimpan koleksi uang kertas Indonesia yang ada dari tahun 1931 hingga 1968.


(33)

Gambar 12. Beberapa koleksi munisi dengan berbagai ukuran yang ada di Museum Perjuangan TNI Kodam Medan

Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama dan Bati TNI 1972, Pangkat TNI AD Bintara 1945-1993


(34)

4.3 Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan

Museum Perjuangan TNI Kodam merupakan salah satu museum yang menyimpan banyak cerita sejarah perjuangan para pejuang di medan perang demi kemerdekaan negara ini. Museum ini merupakan salah satu sarana pembelajaran langsung yang sangat menarik bagi para wisatawan asing maupun bagi masyarakat kota Medan sendiri dalam mencari informasi – informasi tentang sejarah kota Medan. Museum ini sendiri merupakan salah satu objek wisata yang ada di kota Medan yang sangat menarik dan mempunyai potensi yang besar bagi perkembang wisata di kota Medan sendiri. Sampai saat ini masih banyak dari masyarakat kota Medan yang tidak mengetahui atau menyadari keberadaan Museum Perjuangan TNI Kodam. Hal ini dapat dilihat dari beberapa faktor yang mempengaruhi eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam sebagai berikut :

1) Kurangnya campur tangan pemerintah khususnya Dinas Kepariwisataan kota Medan dalam memperkenalkan museum ini sebagai salah satu objek wisata.

2) Keperdulian masyarakat yang semakin rendah terhadap sejarah bangsanya sendiri yang menyebabkan kurangnya keingintahuan akan perjuangan para pahlawan demi kemerdekaan bangsa.

3) Fasilitas - fasilitas dalam memperkenalkan museum ini sebagai objek wisata di kota Medan masih sangat kurang.

4) Rendahnya angka kunjungan wisatawan ke kota Medan. 5) Sarana komunikasi dan informasi yang masih sangat terbatas.


(35)

Keberadaan museum ini sendiri merupakan suatu nilai tinggi bagi kota Medan dimana museum ini menyimpan berbagai macam koleksi – koleksi penting bagi sejarah Kota Medan. Hanya saja masih banyak masyarakat Medan yang kurang peduli dan mengetahui akan keberadaan museum yang sangat berharga ini.

Oleh karena itu campur tangan pemerintah serta masyarakat sangatlah penting bagi pengembangan museum ini serta dalam memperkenalkan museum ini sebagai salah satu aset penting bagi dunia pariwisata di kota Medan.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari keseluruhan uraian mengenai Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan, maka pada akhir kertas karya ini penulis memberikan kesimpulan, bahwa Museum Perjuangan TNI Kodam sangat berpengaruh dan bderperan penting dalam mendukung kepariwisataan kota Medan.

Museum Perjuangan TNI Kodam ini juga merupakan salah satu objek wisata yang menarik serta diminati oleh para wisatawan asing apabila berkunjung ke kota Medan. Apabila pengembangan museum ini berjalan dengan baik serta dalam hal mempromosikan museum tersebut juga didukung langsung oleh pemerintah maka museum ini akan menjadi salah satu objek wisata yang sangat diminati oleh para wisatawan serta menjadi salah satu pemasukan yang besar bagi kota Medan dengan semakin banyaknnya wisatawan yang berkunjung ke kota Medan.

5.2 Saran

Saran yang diberikan penulis yaitu agar Pemerintah Kota Medan lebih peduli serta memfasilitasi dalam pengembangan dan memperkenalkan atau mempromosikan keberadaan Museum Perjuangan TNI Kodam sebagai salah satu objek wisata di kota Medan sehingga akan menambah kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang berkunjung ke kota Medan khususnya ke Museum Perjuangan TNI Kodam ini.


(37)

BAB II

URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata

Istilah “ pariwisata” memiliki defenisi yang begitu luas, sehingga sangat sulit untuk dirumuskan atau dibatasi, demikian pula halnya dengan istilah “wisatawan”. Ini disebabkan karena tidak adanya konsep atau batasan yang jelas mengenai bidang, bentuk, atau jenis pariwisata.

Kata “pariwisata” berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. Secara etimologi, pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus maksudnya mempunyai tata krama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat, mendengar, menikmati dan mempelajari sesuatu. Jadi pariwisata berarti menyungguhkan suatu kunjungan secara bertatakrama dan berbudi. Sehingga pengertian pariwisata adalah kegiatan wisata yaitu sutau aktifitas perjalanan dari daerah asal ke daerah destinasi dengan alasan bersenang-senang, tidak menghasilkan upah atau biaya, waktunya tidak lama, dan selama di daerah destinasi mendapatkan jasa pelayanan dan kembali lagi ke daerah asal.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa “Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata


(38)

dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, dan pemerintah daerah.”

Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990, "Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengelola atau penyelenggara serta pengusahaan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang ini sehingga orang/wisatawan datang untuk mengunjunginya".

Pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok di dalam wilayah negara lain. Kegiatan tersebut menggunakan kemudahan, jasa dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah dan atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan. Pariwisata adalah suatu fenomena kebudayaan global yang dapat dipandang sebagai suatu sistem. Dalam model yang dikemukakan oleh Leiper pariwisata terdiri atas tiga komponen yaitu wisatawan, elemen geografi, dan industri pariwisata.

Defenisi pariwisata menurut Yoeti (1996:108) adalah, “suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain, dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan hidup guna bertamasya dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beranekaragam”.

Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss (dalam Pendit, 1986 : 33), “… Pariwisata didefenisikan sebagai sejumlah hubungan dan gejala-gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak


(39)

menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yg bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh”.

Wahab (dalam Pendit, 1986 : 29) memberikan batasan tentang pengertian pariwisata sebagai berikut, “… Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya”.

Menurut defenisi yang luas, pariwisata adalah perjalanan sari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara dilakukan perorangan atau kelompok sebagai usaha mencari keseimbanngan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Leiper (dalam Pitana, 2009 : 44-45), telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut, “Tourism comprises the ideas and opinions people hold which shape their decisions about going on trips, about where to go (and where not to go) and what to do or not to do, about how to relate to other tourists, locals and service personnel. And it is all the behavioural manifestations of those ideas and opinions”.

Schulalard, seorang ahli ekonomi bangsa Austria, dalam Yoeti (1996 : 114) telah memberikan batasan pariwisata sebagai berikut:

“Tourism is the sum of operations,mainly of an economic nature,Which directly related to the entry,stay and movement of foreigner, Inside certain country,city or region”.


(40)

Pendapat tersebut secara bebas dapat diartikan sebagai, kepariwisataan adalah sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan masuknya, adanya pendiaman dan bergeraknya orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.

Mc Intonsh bersama Gupta mencoba merumuskan suatu konsepsi mengenai pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai pegangan untuk membangun suatu indrustri yang dinamakan indrustri pariwisata (dalam Pendit,1994:36). Sebagai berikut, “pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah, serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani serta pengunjung lainnya”.

Menurut Gulden (dalam Yoeti, 1996 : 117), “... Pariwisata merupakan suatu seni dari lalu lintas dimana manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan kediamannya itu tidak boleh tinggal atau menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, yang sifatnya masih berhubungan dengan pekerjaan”.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk bersenang-senanng atau menikmati perjalanan dan bukan untuk mencari nafkah.


(41)

2.2 Pengertian Wisatawan

Wisatawan merupakan pengunjung yang paling sedikit tinggal 24 jam di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya dan tujuan perjalanannya dapat digolongkan kedalam klasifikasi sebagai berikut :

• Pesiar (leisure), yaitu seperti untuk keperluan berekreasi, liburan, kesehatan.

• Hubungan dagang (busines ), konperensi dan misi (Yoeti, 1983:123)

Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwistaaan, "wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela serta bersifat untuk menikmati objek dan daya tarik wisata".

Konferensi PBB tentang perjalanan dan pariwisata Internasional di Roma (1963) menyatakan bahwa wisatawan adalah mereka yang melakukan perjalanan (pengunjung) yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 6 bulan di tempat yang dikunjunginya dengan maksud kunjungan antara lain :

1. Untuk berlibur, rekreasi, olahraga.

2. Bisnis, mengunjungi teman dan keluarga, menghadiri pertemuan, belajar atau kegiatan keagamaan dan kesehatan.

Dirjen Pariwisata (1989 : 10) yang mengatakan, ciri-ciri yang menentukan seseorang sebagai wisatawan adalah:

1. Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya sehubungan dengan berbagai keperluan rekreasi, kesehatan, pendidikan, bisnis, dan sebagainya.

2. Melakukan perjalanan dan persinggahan di tempat lain untuk sementara waktu tanpa bermaksud menetap di tempat yang dikunjungi.


(42)

3. Melakukan perjalanan di luar tempat tinggalnya tidak dengan maksud untuk memperoleh penghasilan tetap atau gaji di tempat yang dikunjunginya.

Sebaliknya, International Union of Official Travel Organization (IUOTO) menetapkan suatu batasan tentang wisatawan internasional sebagai; “setiap orang yang datang ke suatu negara selain tempat tinggalnya dengan maksud apapun kecuali untuk mencari upah atau pekerjaan”.

Ogilive seorang ahli kepariwisataan Inggris (dalam Yoeti, 1996 : 141) melihat pariwisata dari segi bisnis, memberikan batasan sebagai berikut; “Wisatawan adalah semua orang yang memenuhi dua syarat, pertama bahwa mereka meninggalkan rumah kediamannya untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan kedua bahwa sementara mereka pergi, mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tidak dengan mencari nafkah di tempat tersebut”

Holloway (dalam Pendit, 1986 : 30) mendefenisikan wisatawan sebagai; “…seseorang yang mengadakan perjalanan untuk melihat sesuatu yang lain dan kemudian mengeluh bila ia membayar sesuatu yang tidak sesuai”.

Rekomendasi PATA (Pacific Area Travel Association ) yang didasarkan atas batasan League of Nation (1936) dan yang telah diberi amandemen oleh Komisi Teknik IUOTO menyatakan; “istilah wisatawan pada prinsipnya harus diartikan sebagai orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan dalam jangka waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan di dalam suatu negeri yang bukan merupakan negeri dimana biasanya dia tinggal.” Mereka ini meliputi :


(43)

1. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang– senang, untuk keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan, dan sebagainya.

2. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai utusan berbagai badan/organisasi (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, olah raga, keagamaan, dan sebagainya).

3. Orang – orang yang sedang mengadakan perjalanan dengan maksud bisnis. 4. Pejabat pemerintah dan orang – orang militer beserta keluarganya yang

diposkan di suatu negara lain tidak termasuk dalam kategori ini, tetapi apabila mereka mengadakan perjalanan ke negara lain, maka hal ini dapat digolongkan sebagai wistawan.

Norval (dalam Soekadijo 1997:13), mendefinisikan wisatawan sebagai berikut, “... adalah setiap orang yang datang dari suatu negara asing, yang alasannya bukan untuk menetap atau untuk bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara di mana ia tinggal untuk sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat”.

Dalam Instruksi Presiden No. 9/1996 dinyatakan; “wisatawan adalah orang yang berpergian dari tempat tinggalnya untuk berpergian ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari kunjungan tersebut”.

Menurut Komisi Liga Bangsa-Bangsa 1937 (dalam Soekadijo, 2000 : 13-16), “... wisatawan adalah orang yang selama 24 jam atau lebih mengadakan

perjalanan di negara yang bukan tempat kediamannya yang biasa”.

Berdasarkan berbagai defenisi tentang wisatawan di atas, maka dapat disimpulkan wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan yang bersifat sementara, sukarela dalam arti tidak terjadi karena dipaksa, tidak bersifat menghasilkan upah ataupun bayaran.


(44)

Pada dasarnya wisatawan merupakan salah satu hal terpenting dalam dunia kepariwisataan, dimana tanpa adanya wisatawan maka kegiatn kepariwisataan itu tidak dapat berlangsung dengan baik sebagaimana seharusnya.

2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu hal terpenting ataupun merupakan hal yang paling mendasar dalam dunia kepariwisataan.

SK. MENPARPOSTEL NO.KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan bahwa objek wisata adalah ; “tempat atau keadaaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan”.

Pada Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah; “perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.

Objek dan daya tarik wisata menurut Direktoral Jendral Pemerintah di bagi menjadi 3 macam, yaitu :


(45)

1. Objek Wisata Alam

Objek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi objek wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu : • Flora dan fauna.

• Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan ekosistem hutan bakau.

• Gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau. • Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan,

usaha perikanan.

2. Objek Wisata Sosial Budaya

Objek wisata sosial budaya dapat di manfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan, dan kerajinan.

3. Objek Wisata Minat Khusus

Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru di kembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya : berburu, mendaki gununng – gunung, arung jeram, tujuan pengobatan, agrowisata, dan lain – lain.

Dalam Undang – Undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah suatu yang menjadi sasaran wisata terdiri atas :


(46)

1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam, flora dan fauna.

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni dan budaya, wisata agro, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi, dan komplek hiburan.

Objek wisata merupakan suatu kawasan yang memiliki nilai-nilai sejarah dan bukti-bukti sejarah yanng difungsikan sebagai objek wisata. Objek wisata adalah kawasan terencana yang dilengkapi dengan pelayanan produk wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi hiburan serta jalur transportasi yang memadai, dan berbagai fasilitas lainnya yang di butuhkan oleh pengunjung.

Adapun objek wisata dapat dikelempokkan menjadi dua bagian yaitu:

1. Objek Wisata Alam yakni objek wisata yang 98% merupakan natural/bersifat alamiah.

2. Objek Wisata hasil ciptaan manusia, yaitu objek wisata yang seluruhnya merupakan hasil dari kreatifitas yang diciptakan manusia.

Ngafenan (dalam Karyono, 1997 : 26) telah memberikan defenisi tentang Objek Wisata sebagai berikut; “. . .Objek Wisata sebagai segala objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk dapat mengunjunginya. Misalnya keadaan alam, bangunan bersejarah, kebudayaan dan pusat-pusat rekreasi modern”.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tetang kepariwisataan disebutkan bahwa daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia sarana atau tujuan kunjungan wisatawan.

Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah tertentu, kepariwisataan akan sulit dikembangkan.


(47)

Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Suwantoro dalam bukunya Dasar-dasar Pariwisata (1997:19) mengatakan bahwa objek dan daya tarik wisata dikelompokkan atas :

a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam:

Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus.

b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada:

- Adanya sumberdaya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan bersih.

- Adanya aksesbilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. - Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka.

- Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan.

- Objek wisata alam mempunyai daya tarik karena keindahan alam, pegunungan, sun gai, pantai, pasir, hutan dan sebagainya.

- Objek wisata budaya menpunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau.

Berdasarkan uraian defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu hal yang sangat berperan penting dalam pengembangan suatu daerah wisata dalam menarik dan meningkatkan kunjungan para wisatawan untuk datang ke daerah tersebut.

Serta pada suatu objek wisata terdapat atraksi wisata yang merupakan daya tarik wisata tersendiri yang mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.


(48)

2.4 Jenis – Jenis Pariwisata

Berdasarkan beranekaragamnya motif – motif yang mendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, maka pariwisata dapat digolongkan menjadi beberapa jenis (Pendit, 1994 :41) yaitu :

Wisata Budaya ( Cultural Tourism )

Wisata ini dilakukan atas dasar keinginan memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni merreka. Sering perjalanan ini disatukan dengan kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi seni ( seni tari, drama, musik, dan seni suara ), atau kegiatan yang bermotif kesejajaran dan sebagainya.

Wisata Kesehatan

Wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari – hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani, yaitu dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang memiliki iklim udara yang menyehatkan, dan lain – lain.

Wisata Olah Raga

Wisata yang dilakukan untuk tujuan berolah raga, diantaranya bermaksud untuk ikut ambil bagian dalam turnamen atau pesta – pesta olah raga, baik yang sifatnya nasional maupun internasional seperti Asean Games, Olympiade Thomas


(49)

Cup, UberCup, dan lain sebagainya, ataupun dengan berlatih atau mempraktekkan sendiri kegiatan olah raga yang digemari.

Wisata Komersial

Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran indrustri, pameran dagang, dan sebagainya.

Wisata Industri

Wisata yang umumnya dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang – orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik – pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

Wisata Politik

Wisata yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam peristiwa polotik, misalnya perayaan ulang tahun 17 Agustus di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow, Penobatan Ratu Inggris di London, dimana biasanya fasilitas akomodasi, sarana pengangkutan dan atraksi beraneka warna diadakan secara meriah bagi para pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri.

Wisata Konvensi

Wisata yang dilakukan untuk perjalanan atau kunjungan mengikuti pelaksanaan konvensi, seperti konverensi, musyawarah, simposium, atau sidang yang diadakan setiap tahun. Biasanya, peserta yang mengikuti acara ini tinggal beberapa


(50)

hari di kota atau negara penyelenggara. Pelaksanaannya banyak dilaksanakan di berbagai daerah wisata (Tourist Resort ) yang dilengkapi dengan fasilitas bangunan dengan ruang sidang, fasilitas akomodasi dan sarana transportasi yang mutakhir guna menjamin efisiensi operasi konferensi.

Wisata Sosial

Wisata ini merupakan jenis wisata pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah memberi kesempatan kepada golongan masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, misalnya bagi kaum buruh, pemuda, pelajar atauy mahasiswa, petani dan sebagainya. Organisasi ini berusaha membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi finansialnya untuk mempergunakan kesempatan libur atau cuti mereka dengan mengadakan perjalanan yang dapat menambah pengalaman serta pengetahuan mereka, dan sekaligus juga dapat memperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.

Wisata Pertanian

Wisata ini merupakan pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek–proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan rombongan dapat mengadakan peninjauan untuk tujuan study maupun melihat – lihat keliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka ragam disekitar perkebunan yang dikunjungi.


(51)

Wisata Maritim atau Bahari

Wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air, seperti danau, bengawan, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar, menyelam sambil melakukan pemotretan, kompetisi berselancar, balapan dayung, berkeliling melihat – lihat taman laut dengan pemandangan indah dibawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan didaerah – daerah atau di negara – negara maritim. Ditanah air kita banyak tempat yang memiliki potensi wisata maritim, seperti pulau – pulau seribu di teluk Jakarta, Danau Toba, Pantai pulau Bali dan pulau–pulau kecil disekitarnya, taman laut di kepulauan Maluku dan sebagainya. Jenis ini disebut pulau wisata Tirta.

Wisata Cagar Alam

Wisata ini biasanya diselengarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha – usaha dengan jalan mengatur wisata ke daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya. Yang kelestariannya di lindungi oleh undang – undang. Wisata cagar alam ini banyak dilakukan olenh penggemar dan pecinta alam dalam kaitannya dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta tanaman beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyrakat.

Wisata Buru

Wisata ini banyak dilakukan di negara yang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen


(52)

atau biro perjalanan. Wisata Buru ini diatur dalam bentuk safari Buru ke daerah atau hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan, seperti beberapa negara di Afrika untuk berburu gajah, singa, ziraf dan sebagainya.

Wisata Pilgrim

Wisata ini merupakan jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata pilgrim banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat suci, ke makam – makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Wisata ini banyak dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu, kekuatan batin, keteguhan iman dan tidak jarang pula umtuk tujuan memperoleh berkah dan kekayaan melimpah.

Wisata Bulan Madu

Wisata perjalanan bagi pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas – fasilitas khusus demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka yang menimbulkan kesan seakan – akan berada di surga lokal. Perjalanan yang disebut wisata bulan madu biasanya dilakukan selama sebulan setelah pernikahan dilangsungkan ke tempat – tempat romantis.

Wisata Industri

Wisata industri ini erat hubungannya dengan wisata komersial. Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke


(53)

suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan maksud tujuan untuk mengadakan peninjauan atau termasuk dalam golongan wisata industri ini.

2.5 Wisata Minat Khusus

Menurut Read dalam Hall & Weiler (1992), wisata minat khusus memiliki pengertian: “... is travel for people who are going somewhere because they have a particular interest that can be pursued in a particular region or at a particular destination”.

Pengertian ini memberikan penjelasan bahwa wisata minat khusus didorong oleh keinginan dari wisatawan yang menginginkan sesuatu kegiatan atau tujuan yang spesifik.

Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang dikunjungi ( Fandeli,2002:107).

Wisata minat khusus kerap disebut juga sebagai perjalanan aktif dan memberikan pengalaman baru, wisata sosial, wisata pendidikan, dan sebagainya.

Pariwisata minat khusus menurut Fandeli (1992:107) dapat terfokus pada : - Aspek budaya, misalnya tarian/musik/seni tradisional, kerajinan,

arsitektur, pola tradisi masyarakat, aktivitas ekonomi yang spesifik, arkeologi dan sejarah.


(54)

- Aspek alam, berupa kekayaan flora fauna, gejala geologi, keeksotikan taman nasional, hutan, sungai, air terjun, pantai, laut dan perilaku ekosistem tertentu.

Ada beberapa kriteria yang dapat dipergunakan sebagi pedoman dalam menerapkan suatu bentuk wisata minat khusus, yaitu adanya unsur :

Learning, yaitu kegiatan wisata yang mengarah pada unsur pembelajaran. Rewarding, yaitu kegiatan wisata yang memasukkan unsur pemberian

penghargaan atau mengangumi keindahan/keunikan kekayaan dari suatu atraksi yang kemudian menimbulkan penghargaan.

Enriching, yaitu pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya pengkayaan pengetahuan masyarakat.

Adventuring, yaitu pariwisata yang dirancang sebagai wisata petualang (Fandeli, 1992:110).

Pada umumnya wisatawan minat khusus memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu hal. Wisata ini menghasilkan dorongan bagi wisatawan untuk mempelajari sesuatu (learning). Wisata minat khusus juga mengandung pengkayaan pengalaman bagi wisatawan karena kegiatan ini akan menghadirkan pengalaman baru bagi wisatawan.

Museum sendiri bisa digolongkan ke dalam wisata minat khusus, dimana tidak semua tujuan orang yang berkunjung ke museum untuk berekreasi ataupun untuk mengetahui tentang sejarah saja. Akan tetapi ada juga wisatawan yang berkunjung ke museum dengan tujuan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan pembelajaran.


(55)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Kota Medan merupakan kota besar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30º-3,43º LU dan 98,35º-98,44º BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan juga merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat (Wikipedia Indonesia, 2013). Kota Medan adalah salah satu tempat tujuan wisata bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan asing serta merupakan kota yang sangat berpotensi besar sebagai daerah pariwisata. Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara. Melalui kegiatan pariwisata yang ada di kota Medan menjadi pendorong perkembangan serta kemajuan perekonomian di kota Medan.

Perkembangan pariwisata kota Medan juga mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangun yang menjadi tempat tujuan bagi para wisatawan seperti perkembangan hotel, tempat


(56)

perbelanjaan (mall), dan objek wisata lainnya. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota Medan juga mengalami peningkatan besar seperti halnya pada bulan April 2013 mencapai 17.503 orang, yang mengalami peningkatan persen sebesar 19,48 persen dibanding yang datang pada bulan Maret 2013 yang mencapai 21.738 orang. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah wisatawan pada bulan yang sama tahun 2012, jumlah wisatawan pada bulan April 2013 mengalami penurunan sebesar 9,71 persen. Wisatawan mancanegara dari Malaysia merupakan yang terbesar yaitu sebanyak 9.472 orang atau 56,02 persen dari total wisatawan mancanegara yang berkunjung (Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2013).

Para pakar pariwisata di Sumatera Utara mempridiksi terdapat berbagai masalah yang menjadi penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah ini; mulai dari aksesibilities international yang tertutup, jarak tempuh ke objek utama yang relatife lama akibat kondisi jalan raya yang kurang representatatif, sehingga perlu dibangun jalan toll, untuk mempersingkat jarak tempuh dan memberikan kenyaman bagi wisatawan, ada yang mengatakan masyarakat kurang memahami manfaat pariwisata sehingga kurang mendukung pembangunannya, objek dan produk wisata pada posisi ‘fatique’, tidak ada inovasi, macam-macam dan berbagai argumentasi dikemukakan sebagai penyebab menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara.

Banyak para wisatawan yang mengunjungi kota Medan untuk melihat keindahan alamnya, peninggalan sejarah seperti museum, kebudayaan daerah yang beranekaragam dan kerajinan tangan dari masyarakat yang ada di kota Medan. Oleh


(57)

karena itu kota Medan memiliki berbagai macam kegiatan pariwisata seperti wisata alam, wisata rohani, wisata kuliner, dan wisata sejarah. Banyak lokasi dan objek-objek wiasata kota Medan, antara lain : Istana Maimun, Mesjid Raya, Museum Sumatera, Museum Perjkuangan TNI Kodam (Militer Bukit Barisan), Taman Buaya Asam Kumbang, Kebun Binatang Medan, Pelabuhan Belawan, Danau Siombak, Menara Air Tirtanadi, Kantor Pos Medan, Merdeka Walk, Tjong A Fie, Kesawan Square, dsb.

Di kota Medan terdapat juga beberapa bangunan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda, antara lain : Gedung Balai Kota lama, Kantor Pos Medan, Menara Air Tirtanadi (yang menjadi ikon Kota Medan), Titi Gantung, dan Gedung London Sumatera. Ada juga daerah Kesawan yang masih menyisakan bangunan-bangunan tua, saat ini daerah Kesawan sudah menjadi sebuah pusat jajanan makanan yang ramai pada malam harinya. Pemerintah kota Medan juga merencanakan Medan sebagai Kota Pusat Perbelanjaan dan Makanan. Dengan adanya program tersebut diharapkan arus kunjungan dan lama tinggal wisatawan ke kota ini akan meningkat.

Kota Medan merupakan kota yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi, terdapat berbagai macam suku dan budaya. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara Tionghoa yang banatk tersebar di selurug kota. Oleh karena itu kota Medan beberapa museum sebagai tempat untuk menyimpan dan melestarikan benda-benda bersejarah. Dimana benda-benda tersebut merupakan salah satu aset berharga yang dapat dimanfaatkan sebegai daya tarik bagi para wisatawan mancanegara.


(58)

Arti museum adalah sebagai sebuah lembaga yang bersifat tetap,tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang pembuktian manusia dan lingkungannya (Direktorat Museum, 2008:15).

Berikut beberapa museum yang ada di Kota Medan :

1. Museum Negeri, merupakan museum terbesar di Kota Medan yang berbagai peninggalan Sejarah Budaya, Bangsa, Hasil Seni dari berbagai Suku di Sumatera Utara.

2. Museum Rahmad Syah, merupakan museum yang menyimpan berbagai macam jenis hewan dari berbagai negara.

3. Museum Juang 45, merupakan museum yang menyimpan bderbagai macam barang peninggalan sejarah dari pahlawan serta berbagai arsip negara.

4. Museum Perjuangan TNI Kodam, merupakan museum yang menyimpan berbagai peninggalan arkeologi, senirupa, relief, monumen, dan perlengkapan militer.

Museum yang cukup dikenal dan telah menjadi objek wisata yang terdapat di kota Medan adalah Museum Perjuangan TNI Kodam Medan, yang terletak di Jl. Zainul Arifin No.8 Medan. Terdapat berbagai macam koleksi-koleksi di museum ini. Museum Perjuangan TNI Kodam sangat berperan penting dalam dunia kepariwisataan dan berperan sebagai media hiburan, sumber pendidikan dan pusat dokumentasi bagi wisatawan. Selain itu museum juga berperan sebagai sarana pewarisan nilai-nilai budaya dan sejarah bagi genrasi berikutnya. Akan tetapi akibat dari perkembangan teknologi dan sikap kurang perdulinya masyarakat dan pemerintah setempat dalam mengembangkan museum tersebut, banyak museum


(59)

menjadi terbengkalai dan pengelolaan museum sendiri tidak dapat menarik para wisatawan.

Naik turunnya jumlah kunjungan wisatawan ke Museum Perjuangan TNI Kodam dapat dilihat dari data kunjungan para wisatawan sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Perjuangan TNI Kodam Medan

2010 – 2013

Tahun Jumlah Kunjungan Pengunjung

2010 ± 50 Orang Sekolah – Guru, Mahasiswa, Wisatawan Asing, Pekerja

2011 ±80 Orang Mahasiswa, Murid SD, PNS (rata-rata mahasiswa yang melakukan pnelitian)

2012 ±300 Orang Diplomat, Pekerja, Wisatawan Asing, Mahasiswa, Pelajar

2013 ±200 Orang / tanggal 08 Juli 2013

Pelajar, Mahasiswa, PNS, Wiraswasta, Ibu Rumah Tangga

Sumber : Dokumen Museum Perjuangan TNI Sumatera Utara,2013

Dari data yang diperlihatkan pada tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa sebenarnya ada peningkatan minat wisatawan yang mengunjungi museum tersebut, tetapi pada tahun 2013, penurunan jumlah kunjungan cukup berarti. Hal ini bisa jadi dikarenakan pengelolahan museum yang tidak maksimal, namun tentunya banyak pula hal lain yang menjadi penyebabnya.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, dalam Bab III, pasal 4, ayat 1.b disebutkan bahwa museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah dan seni budaya dapat dikategorikan sebagai objek dan daya tarik wisata yang merupakan hasil karya manusia.


(60)

Seperti halnya yang terjadi pada Museum Perjuangan TNI Kodam Medan, museum tersebut menyimpan berbagai macam benda bersejarah serta cerita sejarah tentang perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Nilai sejarah yanng dimiliki museum ini sangat penting bagi menumbuhkan nilai kepedulian dan kecintaan generasi muda terhadap negara ini. Akan tetapi sampai saat ini pun banyak generasi muda yang tidak mengetahui akan keberadaan museum tersebut.

Dengan alasan di atas maka penulis memilih judul “EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam seabagai salah satu objek wisata di Kota Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam seabagai salah satu objek wisata di Kota Medan, serta memberi penjelasan tentang kendala yang dihadapi dalam pengembanggan museum ini.


(61)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini terdiri dari :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan menambah khasanah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kepariwisataan museum sebagai salah satu pusat pelestarian tinggalan sejarah.

1.4.2 Manfaat Praktis

Dapat berguna sebagai refrensi bagi penelitian selanjutnya serta bermanfaat bagi khalayak umum dan masyarakat kota Medan.

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan penelitian lapangan.

1.5.1 Penelitian Kepustakaan ( Library Research )

Pengumpulan data dari beberapa buku yang berkaitan dengan kepariwisataan dan informasi yang berkaitan dengan judul baik berupa majalah, surat kabar, brosur, serta berbagai macam informasi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan Museum Perjuangan TNI Kodam Medan.


(62)

1.5.2 Penelitian Lapangan ( Field Research )

Pengumpulan data secara langsung, mengamati serta mengambil kesimpulan dan keputusan dari pengamatan tersebut. Dalam tahap ini dilakukan wawancara dari narasumber yang memiliki pemahaman tentang informasi yang berkaitan dengan judul. Wawancara yang dilakukan secara langsung dengan para informan yang terkait dengan Museum Perjuangan TNI Kodam, serta pengumpulan foto secara langsung yang di dapat pada museum ini.


(63)

ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam kepariwisataan dari segi budaya, keindahan alam, flora dan fauna serta sejarah. Indonesia merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu Indonesia memiliki sejarah yang sangat berharga dimana kekayaan sejarah di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah baik berupa benda atau cerita masa lampau. Peninggalan sejarah ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan objek wisata bersejarah. Salah satu objek wisata yang kaya dengan warisan sejarah budaya yaitu Museum Perjuangan TNI Kodam Medan yang terletak di jalan Zainul Arifin No. 8. Museum ini berfungsi sebagai tempat pelestarian sejarah serta menyimpan benda-benda peninggalan para pejuang. Museum merupakan salah satu sarana pembelajaran langsung serta suatu lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, merawat, memperoleh, meneliti, menyajikan untuk kepentingan studi, kesenangan, dan pelestarian barang-barang atau benda bersejarah. Dengan adanya museum ini maka sejarah dari perjuangan para pejuang yang membela negara ini dapat lebih dikenal dan diketahui oleh masyarakat. Sehingga perlu sekali pengelolahan, perawatan, pemeliharaan yang khusus bagi suatu museum agar tetap terjaga dan benda bersejarah tersebut tidak rusak.

Keywords: Sejarah,Objek Wisata, Museum. .


(64)

EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM

SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA DI

KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

RISJUNERTA ELIZABETH SIRAIT

102204025

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013


(65)

LEMBAR PERSETUJUAN

EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI

SALAH SATU OBJEK WISATA DI KOTA MEDAN

OLEH

RISJUNERTA E SIRAIT

102204025

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si.

NIP : 19600711 198903 2 001

NIP. 19751017 200501 1 001

Koko Sujatmoko, S.E. M.Si.


(66)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA KOTA MEDAN

Nama : RISJUNERTA E SIRAIT NIM : 102204025

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,

NIP. 19640821 199802 2 001 Arwina Sufika, S.E., M.Si.


(67)

ABSTRAK

Indonesia memiliki potensi yang cukup besar dalam kepariwisataan dari segi budaya, keindahan alam, flora dan fauna serta sejarah. Indonesia merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Selain itu Indonesia memiliki sejarah yang sangat berharga dimana kekayaan sejarah di Indonesia dapat dilihat dari banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah baik berupa benda atau cerita masa lampau. Peninggalan sejarah ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang kaya akan objek wisata bersejarah. Salah satu objek wisata yang kaya dengan warisan sejarah budaya yaitu Museum Perjuangan TNI Kodam Medan yang terletak di jalan Zainul Arifin No. 8. Museum ini berfungsi sebagai tempat pelestarian sejarah serta menyimpan benda-benda peninggalan para pejuang. Museum merupakan salah satu sarana pembelajaran langsung serta suatu lembaga tetap yang tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat, terbuka untuk umum, merawat, memperoleh, meneliti, menyajikan untuk kepentingan studi, kesenangan, dan pelestarian barang-barang atau benda bersejarah. Dengan adanya museum ini maka sejarah dari perjuangan para pejuang yang membela negara ini dapat lebih dikenal dan diketahui oleh masyarakat. Sehingga perlu sekali pengelolahan, perawatan, pemeliharaan yang khusus bagi suatu museum agar tetap terjaga dan benda bersejarah tersebut tidak rusak.

Keywords: Sejarah,Objek Wisata, Museum. .


(68)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus, yang selalu setia menemani dan memberikan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan judul “Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan”.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, banyak dukungan dan bantuan baik dari segi moril, doa dan materi yang penulis peroleh dari berbagai pihak selama menjalankan perkuliahan dan sampai selesainya. Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih teristimewa kepada kedua orang tua yang tercinta, Ayahanda Ir. Robertman Sirait dan Ibunda Dra. Rispadina Manalu yang selama ini telah membesarkan, menjaga, mendidik dan memberikan segenap kasih sayang yang tulus dan murni kepada penulis.

Dalam kesempatan yang berharga ini, penulis tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengoreksi kertas karya ini.


(69)

4. Bapak Koko Sujatmoko, S.E. M.Si., selaku dosen pembaca yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas karya ini.

5. Bapak Solahuddin Nasution, SE, M.S.P., selaku Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Seluruh Dosen program studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan, dan Para Staff Pegawai dan Pegawai Perpustakaan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh karyawan di SRIWIJAYA AIR khusus di Polonia Internasional Airport dan di bagian pelayanan yang telah membimbing penulis selama pkl.

8. Seluruh karyawan di PT. Graha Tour & Travel yang telah memberi izin selama pkl.

9. Buat saudara-saudara penulis, Adik yang tercinta, Gustrispa Naomi Sirait, Ruth Septrisna Sirait, Samuel Rolando Abednego Sirait yang memberikan hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis.

10. Buat teman- teman seperjuangan Usaha Wisata 2010, Kiki, Intan, Atul, Uci dan Zaza. Terima kasih atas perhatian dan pengertian kalian selama ini yang membuat penulis selalu merasa bahagia apabila berada di dekat kalian.

11. Buat sahabat-sahabat penulis, Mellissa V Tampubolon, Meylisa Butar-butar. Kalian adalah sahabat terhebat yang pernah ada.


(70)

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan kertas karya ini, baik ditinjau dari segi pengalaman, penyusunan, materi maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan kertas karya ini.

Demikianlah harapan penulis dan semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 23 Juli 2013 Penulis

NIM. 102204025


(71)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Metode Peneltian ... 7

1.5.1 Penelitian Kepustakaan ... 7

1.5.2 Penelitian Lapangan ... 8

BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ... 9

2.2 Pengertian Wisatawan ... 13

2.3 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 16

2.4 Jenis-Jenis Pariwisata ... 20


(72)

BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

3.1 Letak Geografis Kota Medan ... 27

3.2 Sejarah Kota Medan ... 31

3.3 Kepariwisataan Kota Medan ... 33

3.4 Wisata Bangunan Kota Medan... 38

BAB IV : EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA KOTA MEDAN 4.1 Pengertian Museum ... 42

4.2 Sejarah Museum Perjuangan TNI Kodam ... 43

4.3 Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan ... 52

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54


(73)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Patah Tumbuh Hilang Berganti ... 45

Gambar 2. Bendera Merah Putih ... 46

Gambar 3. Mesin Tik Royal Dan Mesin Tik Daito, Proyektor Film ... 47

Gambar 4. Seragam Lengkap ... 47

Gambar 5. Wirelise Sets ... 47

Gambar 6. Obat-obat dan Alat Pengobatan ... 48

Gambar 7. Senjata-senjata ... 48

Gambar 8. Lukisan Rapat Pemuda ... 48

Gambar 9. Senjata Buatan Indonesia ... 49

Gambar 10. Senjata Pasindo ... 50

Gambar 11. Sumbu Ledak Api ... 50

Gambar 12. Munisi ... 51

Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama, Bati TNI ... 51


(74)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Perjuangan TNI

Kodam Medan 2010-2013... 5

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kota Medan ... 28

Tabel 3.2 Batas Wilayah Medan ... 29


(1)

4. Bapak Koko Sujatmoko, S.E. M.Si., selaku dosen pembaca yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membaca serta mengoreksi kertas karya ini.

5. Bapak Solahuddin Nasution, SE, M.S.P., selaku Koordinator Praktek Jurusan Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis.

6. Seluruh Dosen program studi Diploma III Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa perkuliahan, dan Para Staff Pegawai dan Pegawai Perpustakaan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh karyawan di SRIWIJAYA AIR khusus di Polonia Internasional Airport dan di bagian pelayanan yang telah membimbing penulis selama pkl.

8. Seluruh karyawan di PT. Graha Tour & Travel yang telah memberi izin selama pkl.

9. Buat saudara-saudara penulis, Adik yang tercinta, Gustrispa Naomi Sirait, Ruth Septrisna Sirait, Samuel Rolando Abednego Sirait yang memberikan hangatnya kasih sayang dan dukungan kepada penulis.


(2)

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan kertas karya ini, baik ditinjau dari segi pengalaman, penyusunan, materi maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan kertas karya ini.

Demikianlah harapan penulis dan semoga kertas karya ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 23 Juli 2013 Penulis

NIM. 102204025


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Metode Peneltian ... 7

1.5.1 Penelitian Kepustakaan ... 7

1.5.2 Penelitian Lapangan ... 8

BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata ... 9


(4)

BAB III : GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

3.1 Letak Geografis Kota Medan ... 27

3.2 Sejarah Kota Medan ... 31

3.3 Kepariwisataan Kota Medan ... 33

3.4 Wisata Bangunan Kota Medan... 38

BAB IV : EKSISTENSI MUSEUM PERJUANGAN TNI KODAM SEBAGAI SALAH SATU OBJEK WISATA KOTA MEDAN 4.1 Pengertian Museum ... 42

4.2 Sejarah Museum Perjuangan TNI Kodam ... 43

4.3 Eksistensi Museum Perjuangan TNI Kodam Sebagai Salah Satu Objek Wisata Kota Medan ... 52

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Patah Tumbuh Hilang Berganti ... 45

Gambar 2. Bendera Merah Putih ... 46

Gambar 3. Mesin Tik Royal Dan Mesin Tik Daito, Proyektor Film ... 47

Gambar 4. Seragam Lengkap ... 47

Gambar 5. Wirelise Sets ... 47

Gambar 6. Obat-obat dan Alat Pengobatan ... 48

Gambar 7. Senjata-senjata ... 48

Gambar 8. Lukisan Rapat Pemuda ... 48

Gambar 9. Senjata Buatan Indonesia ... 49

Gambar 10. Senjata Pasindo ... 50

Gambar 11. Sumbu Ledak Api ... 50

Gambar 12. Munisi ... 51

Gambar 13. Pangkat Harian Panen, Pama, Bati TNI ... 51


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Perjuangan TNI

Kodam Medan 2010-2013... 5

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kota Medan ... 28

Tabel 3.2 Batas Wilayah Medan ... 29