HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, maka sampai masa dewasa
pun pendidikan seseorang belum berakhir, baru akan habis jika manusia yang
bersangkutan telah dijemput utusan penciptanya.
Pada era globalisasi dituntut sumber daya manusia yang berkualitas, maka
saat ini pendidikan sangatlah penting. Oleh karena itu banyak orang-orang yang
ingin menuntut ilmu sampai setinggi-tingginya. Dewasa ini bangsa Indonesia sedang
menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas. Sehingga untuk menghadapinya
bangsa Indonesia membutuhkan penerus bangsa yang berkualitas dan unggul.
Sumber daya manusia yang unggul hanya dapat diciptakan melalui pendidikan yang
berkualitas.
Pendidikan di Indonesia mutunya masih rendah dibandingkan dengan
Negara-negara lainnya yang berada di Asia. Apabila dibandingkan dengan Jepang
mutu pendidikan di tanah air masih kalah jauh.
Seiring dengan itu, tokoh cendikiawan muslim, Nurcholis Madjid mengakui
bahwa, di Amerika, Jepang dan negara-negara lain baik di Asia dan Eropa,
perkembangan pendidikan hampir merata. Sebab, anggaran yang dialokasikan ke
pendidikan besar dan berjalan lancar. Tentu saja, pendapat ini tidak begitu saja
dilontarkan. Menurutnya, paling tidak 65% penduduk Indonesia berpendidikan SD,

bahkan tidak tamat. Selain itu kualitas pendidikan di negara ini juga dinilai masih
rendah bila dibandingkan dengan negara lain. Tak heran jika Indonesia hanya
menempati urutan 102 dari 107 negara di dunia dan urutan 41 dari 47 negara di Asia
(Amalia, 2008)
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,
teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang
diinginkan. Sekolah sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka
pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai
macam hal.

Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan
pengetahuan baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi
belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan
proses belajar.
Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang
penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto belajar merupakan proses
perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi dalam jangka waktu
tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita yang diharapkan.

Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri seseorang.
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya
penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang mengikuti suatu
pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya. Penilaian terhadap hasil
belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana telah mencapai sasaran belajar
inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan
menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang
tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam
belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal.
Menurut Binet dalam buku Winkel hakikat inteligensi adalah kemampuan untuk
menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan penyesuaian
dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan
objektif.
Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan
siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan
inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi
memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada siswa yang walaupun
kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif

tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang

menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi
(Wahyuningsih, 2004)
Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi, maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang
baik. Prestasi belajar merupakan suatu tolak ukur maksimal yang telah dicapai siswa
setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama.
Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan, prestasi belajar sebagai salah
satu tolak ukur peningkatan mutu pendidkan adalah untuk menghasilkan mutu
lulusan yang memiliki kemampuan berkualitas. Kemampuan atau kualitas lulusan
pendidikan itu bisa ditunjukkan dengan prestasi yang telah dicapai. Dengan
demikian, meningkatkan mutu pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk
meningkatkan pretasi belajar.
Dengan prestasi belajar, maka dapat membantu seseorang (siswa atau
mahasiswa) untuk mengetahui taraf kemampuan dan kemajuan dirinya, sehingga
dapat membantu siswa ataupun mahasiswa untuk mengenal batas kemapuan akan
dirinya dalam mencapai tujuan, sehingga mereka dapat bertindak dengan lebih
terarah dan melakukan segala sesuatu yang lebih realistis, dalam artian tidak terlalu
mudah tetapi tidak terlalu beresiko, karena jika terlalu mudah akan membentuk

kepribadian yang monoton, sedangkan jika terlalu beresiko akan membentuk
kepribadian yang spekulatif.
Penelitian Wasty Soemanto menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap
prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah
dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan
demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut
merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih
sebelumnya.
Biggs dan Tefler mengungkapkan motivasi belajar siswa dapat menjadi
lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan
kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah. Oleh karena itu, mutu prestasi
belajar pada siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki
motivasi belajar yang kuat, sehingga prestasi belajar yang diraihnya dapat optimal.
(Hamdu & Agustina, 2011).

Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh Fink menunjukkan bahwa siswa
yang tergolong ber-prestasi tinggi mempunyai konsep diri yang lebih positif,
sebaliknya siswa yang tergolong berprestasi rendah mempunyai konsep diri yang
negatif. Siswa yang kurang berprestasi kurang akan memandang diri mereka sebagai
orang yang tidak mempunyai kemampuan dan kurang dapat menyesuaikan diri

dengan orang lain. Selain itu tanggapan positif guru akan membantu siswa bersikap
positif terhadap dirinya dan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berbagai
studi yang telah dilaksanakan menunjukan bahwa konsep diri mempunyai hubungan
yang erat dengan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa dapat diramalkan
dengan melihat konsep diri siswa (Rensi & Sugiarti, 2010)
Prestasi belajar merupakan masalah yang penting sebab kehadiran prestasi
belajar dalam kehidupan siswa-siswi yang berada pada bangku sekolah dapat
mempengaruhi kepuasan mereka. Salah satu masalah yang menyebabkan siswa drop
out dari sekolah adalah karena buruknya prestasi sekolah mereka. Hasilnya penelitian
membuktikan bahwa ada banyak faktor yang mendukung maupun menghambat
keberhasilan siswa dalam proses belajarnya.
Dalam suatu proses pendidikan, seorang siswa dikatakan berhasil apabila
dapat menyelesaikan program pendidikan tepat waktu dengan hasil prestasi belajar
yang baik. Prestasi belajar yang baik merupakan hal yang paling didambakan oleh
setiap siswa yang sedang belajar, prestasi belajar dapat dijadikan indikator
keberhasilan seseorang dalam kegiatan belajar.
Selama ini banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi
belajar yang tinggi diperlukan kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. Namun,
menurut hasil penelitian terbaru di bidang psikologi membuktikan bahwa IQ
bukanlah satu–satunya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang, tetapi

ada banyak faktor lain yang mempengaruhi diantaranya adalah faktor lingkungan,
faktor biologis, dan faktor psikologis yang terdiri dari bakat, minat, dan kecerdasan
emosional. (Hamzah, 2012)
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang
diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya
tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari prestasi belajar yang diraih

siswa. Dengan prestasi yang tinggi, para siswa mempunyai indikasi berpengetahuan
yang baik. Penelitian Wasty Soemanto menyebutkan, pengenalan seseorang terhadap
prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah
dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan
demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut
merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih
sebelumnya (Hamdu, 2011)
Banyak anak prestasi belajarnya rendah justru karena ia takut gagal. Hal ini
disebabkan, dalam perasaannya diliputi rasa kekecewaan, keragu-raguan, tekanan,
dan anggapan bahwa dirinya kurang mampu akibat terganggunya dorongan untuk
meraih


sukses

sehingga

anak

lebih

memusatkan

perhatian

pada

usaha

menyelamatkan diri dari kegagalan diri.
Seringkali pelajar tidak mampu menunujukkan prestasinya secara optimal
sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Salah satu penyebabnya karena mereka
sering merasa tidak yakin bahwa dirinya akan mampu menyelesaikan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya. Bagi pelajar, keyakinan ini sangat diperlukan.
Keyakinan akan mengarahkan pada pemilihan tindakan, pengerahan usaha, serta
keuletan. Keyakinan yang didasari oleh batas-batas kemampuan yang dirasakan akan
menuntun pelajar berprilaku secara mantap dan efektif. Dikatakan oleh Spears dan
Jordan, siswa di sekolah dapat diantisipasi keberhasilannya jika siswa merasa mampu
umtuk berhasil dan arti keberhasilan ini dianggap penting. Istilah keyakinan ini
disebut self efficacy, yaitu keyakinan bahwa dirinya akan mampu melaksanakan
tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu tugas. Perkiraan invidu terhadap self
efficacy-nya menentukan seberapa besar usaha yang akan dicurahkan dan seberapa
lama individu akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau pengalaman
yang tidak menyenangkan. Apabila kesulitan dialami oleh individu yang meragukan
kemampuannya, maka usaha-usaha untuk mengatsinya akan mengendur atau bahkan
dihentikan. Sebaliknya, individu yang memiliki perkiraan self-efficacy kuat akan
mengarahkan usahanya lebih besar. Sementara itu individu yang tekun biasanya
dapat mencapai prestasi yang tinggi. Penelitian dari Locke menemukan bagaimana
peran perkiraan efficacy terhadap performasi tugas pada umumnya, sedang penelitian

dalam bidang akademik dari Segala dan Isfahan menunjukkan bahwa perkiraan self
efficacy yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar. (Prakosa, 1996)
Para ahli psikologi pendidikan umumnya berpendapat bahwa prestasi yang

dicapai seorang individu mempunyai hubungan erat dengan kemampuan dan rasa
keberhasilan yang dimilikinya. Pada dasarnya prestasi yang dicapai seorang individu
merupakan realisasi kemampuannya. Di antara kemampuan yang dimaksud adalah
kemampuan intelektual yang mempunyai hubungan fungsional yang lebih nyata
dengan prestasi belajar seseorang Meskipun menurut pendapat ahli psikologi
pendidikan menyatakan bahwa rasa keberhasilan, taraf kemampuan intelektual
merupakan alat prediksi bagi prestasi belajar, namun dalam kenyataannya tidak
selalu demikian. Bagi siswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi mereka
mempunyai self-efficacy tinggi dan juga sebaliknya. Self-efficacy seseorang dapat
dibaca dari kemampuannya menghadapi masalah. Siswa berprestasi tinggi dan
memiliki self-efficacy tinggi terdorong melakukan usaha yang gigih, ulet, dan
tekun. Mereka memiliki target memperoleh nilai tertinggi diantara teman-temannya.
Mereka memiliki rasa ingin tahu lebih banyak terhadap pelajaran di kelas. Siswa
yang memiliki tipe seperti ini, biasanya aktif bertanya di kelas, membaca buku
literatur dan sering berdiskusi dengan guru saat di luar kelas.
Self efficacy menunujukkan besarnya usaha atau keuletan yang dilakukan
siswa dalam menghadapi tugas atau kegiatan. Hasil penelitian yang Zimmerman dan
Ponz memperlihatkan bahwa siswa yang self efficacy-nya tinggi memperlihatkan
cara belajar yang lebih baik daripada siswa yang self efficacy-rendah dan self efficacy
memperlihatkan berhubungan secara positif dengan prestasi belajar siswa

(Syafitri,2004)
Dampak keyakinan ini begitu terasa ketika pelajar dihadapkan pada tugastugas yang yang membutuhkan pemecahan matematis. Sukadji menyebutkan bahwa
banyak pelajar dan mahasiswa menghindari atau merasa tidak enak terhadap
pelajaran matematika. Banyak juga yang belajar dengan cara yang tidak efisien, dan
mengalami kesulitan dalam ujian dan tes yang menggunakan matematika. Keadaan
demikian oleh Richardson dan Suin dikatakan individu mengalami kecemasan
matematik. Mereka mengartikan kecemasan matematika sebagai perasaan tegang dan
cemas yang menghambat manipulasi angka-angka dan memecahkan soal-soal

matematika. Akibatnya dapat diramalkan bahwa prestasi mereka akan rendah.
Individu dalam kondisi efficacy tinggi untuk menyelesaikan problem tugas
matematik mengalami tingkat stress lebih rendah daripada subjek dalam kondisi
efficacy rendah.
Rasa keberhasilan yang tinggi akan membuat siswa memiliki ketekunan
lebih lama ketika menghadapi kesulitan dibanding mereka yang meragukan
kemampuannya sendiri, mendorong dirinya mencari berbagai macam usaha
meningkatkan prestasi dan kesejahteraan personal, merencanakan tujuan yang
menantang dan memelihara komitmen dengan kuat, berusaha keras secara terus
menerus melawan kemalasan.
Adapun gejala siswa yang memiliki self-efficacy rendah, tampak kurang

percaya diri, meragukan kemampuan akademisnya, tidak berusaha mencapai nilai
tinggi di bidang akademik adalah siswa meragukan kemampuannya (self-doubt),
malu dan menghindari tugas-tugas sulit, menghindar dan melihat tugas-tugas
sebagai rintangan dan merasa rugi menyelesaikannya, mudah menyerah, malas, stres
dan depresi, meragukan kemampuan ini mendorong mereka percaya pada hal-hal
yang tidak rasional dan yang tidak mendasar pada kenyataan, cenderung takut, tidak
aman dan

manipulative,

cepat

menyerah,

merasa

tidak

akan

pernah

berhasil, meyakini seakan-akan segalanya "telah gagal''. Pikiran tidak rasional ini
berkembang menjadi pikiran negatif (self–scripts) yang terus dipelihara oleh orang
yang rendah diri.
Perasaan Self Efficacy siswa mempengaruhi pilihan aktivitas mereka, tujuan
mereka, dan usaha mereka serta persisitensi mereka dalam aktivitas-aktivitas kelas.
Dengan demikian, self efficacy pun pada akhirnya mempengaruhi pembelajaran dan
prestasi mereka. Orang dengan self efficacy tinggi cenderung lebih banyak belajar
dan berprestasi daripada mereka yang self efficacy-nya rendah. Hal ini benar bahkan
ketika tingkat kemapuan aktual sama. Dengan kata lain ketika beberapa individu
memiliki kemapuan yang sama, mereka yang yakin dapat melakukan suatu tugas
lebih mungkin menyelesaikan tugas tersebut secara sukses daripada meraka yang
tidak yakin mampu mencapai keberhasilan (Ormrod, 2008:22)
Pengaharapan-pengharapan efficacy akan memberi landasan dan prakarsa
bagi individu untuk bertingkah laku secara tekun, ulet, dan berani menghadapi

permasalahan. Namun self efficacy bukan sekedar perkiraan sederhana mengenai
tindakan yang perlu diambil pada masa akan datang, tetapi meliputi pola-pola pikir
dan reaksi-reaksi emosional yang dialami dalam situasi-situasi yang menekan
(Prakosa, 1996:14)
Menurut bandura, subjek-subjek yang secara akurat dapat menilai
kemampuannya dalam melakukan kegiatan-kegiatan belajar memperlihatkan
kesesuaian antara penilaian antara self efficacy dengan kinerjanya pada tingkat tugastugas individual. Penilaian yang akuran ini merupkan sesuati yang penting, karena
bila salah akan berakibat negative. Siswa yang memperkirakan kemampuannya
secara berlebihan, kemungkinan akan kehilangan semangat bila ia mengalami
kegagalan berulangkali dalam mengerjakan kegiatan belajar. Sebaliknya, siswa yang
self efficacy-nya rendah cenderung ragu-ragu dan menghindar dalam menghadapi
tugas-tugas belajar dan dengna mudahnya

menghentikan usahanya dalam

mengahadapi kegiatan belajar. Dengan demikian pengalaman-pengalaman yang
dihadapi siswa akan membentuk tumbuhnya self efficacy dan juga mempertinggi
ketekunan serta kinerja penampilan.
Prakosa (1996:11), siswa di sekolah dapat diantiisipasi keberhasilannyan jika
siswa merasa mampu untuk berhasil, dan arti keberhasilan itu dianggap penting.
Perkiraan individu terhadap self efficacy-nya menentukan seberapa besar usaha yang
akan dicurahkan dan seberapa lama individu akan tetap bertahan dalam menghadapi
hambatan atau penglaman yang tidak menyenangkan.
Thandelilin & Salim (2005:11) menyebutkan keyakinan (self efficacy)
sebagai personal judgement atau kepercayaan tentang seberapa baik seseorang dapat
melaksnakan tugas tertentu yang diinginkan yang terkait dengan situasi yang akan
datang.
Bandura

percaya bahwa self efficacy adalah faktor penting yang

mempengaruhi prestasi murid. Self efficacy mempunyai kesamaan dengan motivasi
untuk menguasai dan motivasi instrinsik. Self efficacy adalah keyakinan bahwa “aku
bisa”; ketidakberdayaan adalah keyakinan bahwa “aku tidak bisa” (Santrock,
2007:523).
Dari berbagai definisi di atas terlihat bahwa prestasi belajar memiliki
komponen yang penting dalam meningkatkan kinerja yang telah direncanakan, salah

satunya adalah self efficacy atau keyakinan diri siswa akan kemampuannya, self
efficacy tersebut dapat mengorganisir dan melakukan tindakan-tindakan yang perlu
guna mencapai prestasi belajar siswa tersebut selain itu self efficacy mempengaruhi
pilihan aktivitas mereka, tujuan mereka, dan usaha mereka serta dalam aktivitasaktivitas kelas. Dengan demikian, self efficacy pun pada akhirnya mempengaruhi
pembelajaran dan prestasi mereka.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah :
Apakah ada hubungan antara self efficacy dengan prestasi belajar siswa.

C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dengan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahuinya hubungan antara self efficacy dengan
prestasi belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasana ilmu, khususnya
dalam bidang psikologi mengenai hubungan anatara self efficacy dengan prestasi
siswa sekolah menengan umum.
2) Manfaat Praktis
a.

Pihak sekolah dapat mengetahui tingkat self efficacy dan tingkat prestasi siswa.
Hal ini dapat berguna dalam memberikan pembinaan pada siswa dalam
mengembangkan self efficacy dan meningkatkan prestasi siswa.

b.

Penelitian ini berguna sebagai input bagi mahasiswa tentang self efficacy dan
prestasi belajar, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengembangan
diri mahasiswa terutama dalam meningkatkan self efficacy dan meningkatkan
prestasi.

c.

Diharapkan pendidik beserta orang tua mengetahui peran penting self efficacy
sebagai salah satu aspek psikologi yang dapat menunjang prestasi anak agar

lebih optimal, dan dapat menerapkan metode bimbingan dan pengajaran yang
lebih baik agar dapat meningkatkan self efficacy yang dimiliki siswa sehingga
prestasi siswa juga diharapkan dapat mencapai taraf yang lebih baik.

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM

SKRIPSI

Oleh :
ANNISA HAMLIN ISTIQOMAH
08810009

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR
PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH UMUM

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu
persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Oleh :
Annisa Hamlin Istiqomah
08810009

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012

KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Rabbil Alamin, dengan segala kebesarannya, karunia
dan izinnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam
selalu tercurah pada kekasih Allah Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat
dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Self Efficacy dengan Prestasi Belajar
Pada Siswa Sekolah Menengah Umum”. Maksud penulisan skripsi ini adalah sebagai
salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
Sebagai pribadi yang memiliki keterbatasan, penulis menyadari bahwa
kelancaran penyusunan skripsi ini tidak lepas dari adanya dorongan, bantuan, dan
dukungan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Latipun, M.Kes selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas bimbingan dan
saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini dan telah banyak
memberikan bantuan selama menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Malang.
3. Zainul Anwar, S.Psi., M.Psi selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas
bimbingan dan saran-saran yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini dan
telah banyak memberikan bantuan selama ini
4. Dra Djudiyah, M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung dan member
pengarahan sejak awal hingga selesainya skripsi ini
5. Seluruh dosen dan staff pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang.
6. SMA Muhammadiyah 1 Malang dan Dra. Hendriani Astuti selaku Kepala
Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Malang yang telah memberikan ijin kepada
peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar dan juga terima kasih
kepada Ibu. Tri Endarwati MM yang telah sangat membantu dalam penelitian
skripsi.

7. Seluruh Siswa-Siswi SMA Muhammadiyah 1 Malang yang telah membantu
berjalannya penelitian ini.
8. Yang teristimewa dan yang telah mendampingi saya dengan penuh kasih sayang,
Bapak Hasyim dan Ibu Barlian Nur yang telah mendukung dan mendoakan
ananda, terimakasih atas bantuan moril maupun materil yang telah diberikan
kepada ananda.
9. Kakakku satu-satunya yang paling nisa sayang, Edelwise Suar Atma, terima
kasih telah atas segala dukungan dan perhatiannya selama ini, juga telah sangat
membantu dalam mengerjakan penelitian ini.
10. Sepupuku, Juwita A.R terima kasih atas dukungan, kasih sayang dan nasehatnasehat yang telah kalian berikan.
11. Ellan Wahyudi, terima kasih telah sangat membantu dari awal hingga akhir
pengerjaan skripsi, dan juga atas semangat dan perhatian yang telah diberikan
12. Untuk M. Quzwini S.Psi, Frengky Sulistyo Adi, S.Psi, Dian Nirmala, Vika
Kinanti, Mbak Ros, Ari, Vira Nurnayana terima kasih atas bantuan, saran dan
dukungannya selama penyusunan skripsi ini
13. Anak kos Tlogomas No.4, terima kasih dukungan serta semangat yang telah
diberikan
14. Rekan-rekan Psikologi 2008 khususnya kelas A, kebersamaan yang begitu berarti
selama berkumpul bersama kalian.
15. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak.
Akhir kata tiada satu pun karya manusia yang sempurna, saran dan kritik
sangat penulis harapkan untuk kebaikan bersama. Semoga karya ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Malang, 14 Mei 2012
Penulis

Annisa Hamlin Istiqomah

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
SURAT PENYATAAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................
v
INTISARI ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
D. Manfaat Penelitian .......................................................................

1
9
9
9

BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Self efficacy..................................................................................
1. Pengertian Self Efficacy ..........................................................
2. Sumber Self Efficacy ..............................................................
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self Efficacy .....................
4. Proses Self Efficacy…………………………...........................
5. Dimensi Self efficacy…………………………………………..
6. Aspek – aspek Self Efficacy ....................................................
B. Prestasi Belajar ............................................................................
1. Pengertian Prestasi Belajar .....................................................
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar.................
C. Hubungan Self Efficacy dengan Prestasi Belajar………………….
D. Kerangka Berpikir ........................................................................
E. Hipotesis……………………………………………………………

11
11
12
14
15
17
17
18
18
20
23
25
26

BAB III : METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ...................................................................
B. Identifikasi Variabel dan Definisi operasional ..............................
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
D. Prosedur Penelitian ......................................................................
1. Tahap Persiapan .....................................................................
2. Tahap Pelaksanaan .................................................................
3. Tahap Akhir ...........................................................................
E. Metode Pengumpulan Data .........................................................
F. Validitas dan Reliabilitas .............................................................
G. Metode Analisa Data....................................................................

27
27
28
29
29
29
29
29
31
33

H. Rancangan Analisa Data………………………………………….. 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .............................................................................
B. Hasil Analisa Data .......................................................................
C. Pembahasan .................................................................................

35
36
37

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran ...........................................................................................

42
42

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................

44
46

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Halaman

Tabel 1

: Blue Print Skala Self Efficacy .................................................. 30

Tabel 2

: Rangkuman Analisa Validitas Skala Self Efficacy ................... 32

Tabel 3

: Uji Reliabilitas Item Skala Self Efficacy ................................. 33

Tabel 4

: Rancangan Analisa Data ......................................................... 34

Tabel 5

: Hasil Perhitungan T-Score Skala Self efficacy ......................... 36

Tabel 6

: Hasil Perhitungan T-Score Prestasi Belajar ............................. 36

Tabel 7

: Hasil Uji Korelasi Product Moment ........................................ 36

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

: Instrumen Penelitian

Lampiran 2

: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3

: Hasil Analisa Data

Lampiran 4

: Dokumentasi

Lampiran 5

: Surat Keterangan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A., & Supriyono, W. (2003). Psikologi belajar. Rineka Cipta.
Alwisol. (2004). Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.
Amalia R. I. (2008). Pengaruh self academic beliefs terhadap prestasi akademik
siswa SMA kelas XI jurusan IPS. Naskah Publikasi. Diakses pada 5 Desember
2011 dari papers.gunadarma.ac.id/index.php/psychology/article/view/242/217.
Azwar, S (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Azwar, S (2009) . Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Bandura, A. (1997). Self efficacy : The exercise of control. New York : W.H.
freeman and company
Feist, J., & Feist, G. J. (2002). Theories of personality (5th Edition ed.). New York:
McGraw-Hill.
Feist, J., & Feist, G. J. (2009). Teori kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika.
Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan , 12 (2), 90-96.
Hamzah, A. (2012). Pengaruh disiplin dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi
belajar siswa kelas XI di M.A. Ghozaliyah Jogoroto Jombang. Diakses pada 9
Mei 2012 dari Http://aak-hamza.blogspot.com/2012/03/skripsi-pengaruhdisiplin-dan-motivasi_25.html.
Kerlinger, F. N. (2005). Asas-asas penelitian. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Murtadlo. (2005). Peningkatan prestasi belajar siswa berkesulitan belajar membaca
menulis melalui pendekatan kooperatif tipe TAI di SD. Jurnal Pendidikan
Dasar , 6, 1-60.
Nugroho, O. A. (2007) Hubungan antara self efficacy, penyesuaian diri dengan
prestasi akademik mahasiswa. Diakses pada 9 Mei 2012 dari
http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/10/hubungan-antara-selfefficacy-penyesuaian-diri-dengan-prestasi-akademik-mahasiswa.
Ormrod, J. E. (2002). Psikologi pendidikan : Membantu siswa tumbuh dan
berkembang (6th Edition ed.). Jakarta: Erlangga.
Prakosa, H. (1996). Cara penyampaian hasil belajar untuk meningkatkan self efficacy
mahasiswa. Jurnal Psikologi , 2, 11-22.
Rensi, & Sugiarti, L. R. (2010). Dukungan sosial, konsep diri dan prestasi belajar
siswa SMP Kristen YSKI Semarang. Jurnal Psikologi , 3 (2), 148-153.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan (2nd Edition ed.). Jakarta: Prenada
Media Group.
Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Sutiyoso, A. R., & Zarfiel, M. D. (2009). Harga diri dan prestasi belajar pada remaja
yang obesitas. Jurnal Psikologi , 3, 68-75.
Syafitri, A. (2004). Gambaran aspek-aspek yang mempengaruhi prestasi belajar pada
siswa SMUN 106 Jakarta yang berprestasi akademik rendah. Jurnal
psikodinamik , 6 (2) , 39-57.
Tandelilin, E., & Salim, U. Kompetensi dosen, keyakinan diri (self Efficacy) dan
motivasi mahasiswa: pengaruhnya terhadap prestasi mahasiswa (student
achievment) Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya. Jurnal Aplikasi
Manajemen ,3 (3), 253-259.
Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang:
UMM Press.
Wahyuningsih, A. S. (2004). Hubungan antara kecerdesan emosional dengan prestasi
belajar pada siswa kelas II SMU Lab School Jakarta Timur. Skripsi,
Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN KESIAPAN KERJA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

13 162 19

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Self Efficacy Dengan Stress Kerja Pada Karyawan.

0 4 16

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN LINGUISTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kecerdasan Linguistik Dengan Prestasi Belajar Pada Siswa Sekolah Dasar.

1 3 18

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI BATIK.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bringin Ngawi Jawa Timur.

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH MENENGAH Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bringin Ngawi Jawa Timur.

3 5 15

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR.

0 6 55

Hubungan Antara Self-Efficacy dan Flow Akademik dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP - Ubaya Repository

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR - repository UPI S PPB 1200644 Title

0 0 3

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Akselerasi HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA AKSELERASI Febrin a Handayani Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya e-mail : handayani.febrinagmail.com

0 0 5