Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Produk Suplemen Makanan

ANALISIS PERILAKU PEMBELIAN DAN KONSUMSI
PRODUK SUPLEMEN MAKANAN

ANDI AGUSTIADI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRACT
ANDI AGUSTIADI. The analysis of buying and consumption behavior of food supplement.
Supervised by HARTOYO and RETNANINGSIH.
The objective of this research was to identify the consumption behavior of food
supplement and to analyze the factors associated with buying and consumption behavior. This
research was conducted at Tegal Gundil and Bantarjati villages (Northern Bogor Subdistrict)
involving 100 purposively selected respondents. The respondents were at age of 20-65 year
old and have consumed food supplement at least one product in the last month. Data
collection was carried out through interviews using questionnaire. The research concluded
that most of respondents consume tablet multivitamin of food supplement. It was about 83

brands of multivitamin mentioned by consumers. Which the Enervon-C was the most popular
brand consumed. The greatest proportion of consumers consume at least a suggested portion
in any relevant forms of food supplement a day (≥30 times/month). The results shows that the
variables fo education and income have a negative significant relationship with the frequency
of food supplement. Furthermore the variabel of income have a positive and significant
relationship with the frequency of food supplement consumption.
Keywords: consumption behavior, food supplement, purchasing behavior

ABSTRAK
ANDI AGUSTIADI. Analisis perilaku pembelian dan konsumsi produk suplemen makanan.
Dibimbing oleh HARTOYO dan RETNANINGSIH.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumsi produk suplemen
makanan yang meliputi proses pengambilan keputusan konsumen terhadap produk suplemen
makanan yang dikonsumsi. Penelitian ini dilakukan pada penduduk Kota Bogor yang tinggal
di Kelurahan Tegal Gundil dan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Responden
berjumlah 100 orang berusia 20-65 tahun yang mengonsumsi suplemen makanan minimal 1
produk selama 1 bulan terakhir dengan pemilihan secara purposive. Pengambilan data
dilakukan dengan teknik wawancara menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
jenis suplemen makanan yang dikonsumsi adalah multivitamin berbentuk kaplet. Jumlah
merek yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 83 merek. Enervon-C sebagai merek

suplemen makanan terbanyak yang dikonsumsi. Proporsi terbesar konsumen mengonsumsi
suplemen makanan setiap hari (≥30 kl/bl) dengan minimal satu takaran anjuran pakai
suplemen makanan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel pendidikan dan
pendapatan memiliki hubungan negatif signifikan dengan frekuensi pembelian suplemen
makanan. Variabel pendapatan memiliki hubungan positif signifikan dengan frekuensi
konsumsi suplemen makanan.
Kata kunci: perilaku konsumsi, perilaku pembelian, suplemen makanan

RINGKASAN
ANDI AGUSTIADI. Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Produk Suplemen
Makanan. Dibimbing oleh HARTOYO dan RETNANINGSIH.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk menganalisis perilaku konsumsi
produk suplemen makanan yang meliputi proses pengambilan keputusan konsumen
terhadap produk suplemen makanan yang dikonsumsi. Tujuan khusus penelitian ini:
1) mengidentifikasi motivasi dan persepsi manfaat dalam pembelian produk
suplemen makanan; 2) mengidentifikasi sumber informasi dan atribut produk dalam
pembelian produk suplemen makanan; 3) mengidentifikasi evaluasi alternatif dalam
pemilihan merek produk suplemen makanan; 4) mengidentifikasi pengambilan
keputusan pembelian dan konsumsi produk suplemen makanan yang meliputi tempat
pembelian, jenis, bentuk dan merek yang dikonsumsi, frekuensi dan jumlah

pembelian, frekuensi dan jumlah konsumsi; 5) menganalisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku pembelian dan konsumsi produk suplemen makanan.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan dilakukan di
Kelurahan Tegal Gundil dan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara yang dipilih
berdasarkan pertimbangan di lokasi tersebut tersedia tempat pembelian suplemen
makanan seperti apotek/toko obat, minimarket, toko/warung, dan stokis distributor
MLM sehingga diduga penduduknya banyak yang mengonsumsi suplemen makanan
karena memiliki kemudahan dalam membeli suplemen makanan. Penelitian ini
melibatkan 100 orang yang dipilih secara purposive dengan kriteria berusia 20-65
tahun yang mengonsumsi suplemen makanan minimal 1 produk selama 1 bulan
terakhir. Contoh dipilih secara purposive sebanyak 43 responden yang bertempat
tinggal di Kelurahan Bantarjati dan sebanyak 57 responden yang bertempat tinggal di
Kelurahan Tegal Gundil. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data primer (wawancara langsung kuesioner) dan data sekunder (studi literatur).
Pengambilan data dilakukan selama satu setengah bulan pada April – Mei 2011.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia (korelasi
Pearson) menggunakan program microsoft excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh contoh (53,0%) berada
pada kategori dewasa awal (20-40 tahun) dengan rata-rata usia contoh sebesar 39
tahun. Lebih dari separuh contoh (52,0%) berjenis kelamin perempuan, lebih dari

separuh contoh (54,0%) berpendidikan sarjana, sepertiga contoh (33,0%) bermata
pencaharian sebagai pegawai swasta. Rata-rata pendapatan contoh sebesar
Rp5.605.000,00 per bulan, sebagian besar contoh (77,0%) berada dalam kondisi
sehat, hampir seluruh contoh (94,0%) berada dalam kondisi tidak hamil. Sebagian
besar contoh (80,0%) berada dalam kondisi psikologis tidak stress, sebagian besar
contoh (79,0%) memiliki kebiasaan tidak merokok, hampir sebagian besar contoh
(74,0%) memiliki kebiasaan makan tidak teratur, dan hampir separuh contoh (47,0%)
memiliki riwayat kesehatan tidak berpenyakit.
Proses pengambilan keputusan pembelian terhadap produk suplemen makanan
menunjukkan hampir seluruh contoh memiliki motivasi membantu menjaga
kesehatan dan meningkatkan kebugaran. Persepsi terhadap manfaat suplemen

makanan menunjukkan seluruh contoh memiliki persepsi sebagai produk yang dapat
membantu menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina. Sebagian besar contoh
(87,0%) memiliki pengetahuan baik terhadap produk suplemen makanan. Lebih dari
separuh contoh (67,0%) mendapatkan informasi tentang suplemen makanan dari
teman/kenalan, sebagian besar contoh (78,0%) memilih klaim sebagai fokus utama
dalam mencari informasi. Sebagian besar contoh (79,0%) memilih klaim sebagai
pertimbangan utama dalam memilih merek, hampir seluruh contoh (92,0%) tetap
membeli merek yang biasa dikonsumsi walaupun harga naik. Lebih dari separuh

contoh (57,0%) melakukan pembelian secara terencana, sebagian besar contoh
(76,0%) memilih klaim produsen sebagai bentuk promosi yang paling menarik, lebih
dari separuh contoh (69,0%) memilih apotek/toko obat sebagai tempat pembelian
suplemen makanan, sebagian besar contoh (79,0%) memilih produknya lengkap
sebagai tempat pembelian, sebagian besar contoh (76,0%) memilih keluarga sebagai
orang yang mempengaruhi contoh dalam memutuskan pembelian, dan hampir
separuh contoh (42,0%) menyediakan waktu khusus untuk membeli suplemen
makanan.
Jumlah merek yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 83 merek dengan
rata-rata 2 merek suplemen makanan berbeda yang dikonsumsi contoh. Seperlima
contoh (20,0%) memilih Enervon-C sebagai merek yang dikonsumsi. Sebagian besar
contoh (80,0%) mengonsumsi suplemen makanan dengan jenis multivitamin. Lebih
dari separuh contoh (62,0%) mengonsumsi dalam bentuk kaplet. Lebih dari separuh
contoh (67,0%) memiliki frekuensi pembelian suplemen makanan pada kategori (1
kl/bl) dengan rentang 1-15 kl/bl. Lebih dari separuh contoh (68,0%) memiliki jumlah
pembelian suplemen makanan pada kategori (≥21 uks/bl) dengan rentang 3-60 uks/bl.
Rata-rata pengeluaran contoh untuk membeli suplemen makanan sebesar
Rp211.543,00. Sebagian besar contoh (76,0%) berada pada kategori di bawah ratarata (≤Rp211.543,00) sebesar ≤6% pendapatan dengan rentang pengeluaran untuk
suplemen makanan sebesar Rp11.000,00 hingga Rp2.200.000,00. Lebih dari separuh
contoh (54,0%) memiliki frekuensi konsumsi suplemen makanan pada kategori setiap

hari (≥30 kl/bl) dengan rentang 3-30 kl/bl dan hampir separuh contoh (44,0%) berada
pada kategori sesuai dengan anjuran pakai. Lebih dari separuh contoh (54,0%)
memiliki jumlah konsumsi pada kategori setiap hari (≥30 uks/bl) dengan rentang 3-60
uks/bl dan hampir separuh contoh (49,0%) berada pada kategori sesuai dengan
anjuran pakai.
Analisis hubungan antara karakteristik contoh dengan perilaku pembelian
suplemen makanan menunjukkan hanya variabel pendidikan dan pendapatan yang
memiliki hubungan negatif signifikan dengan frekuensi pembelian suplemen
makanan. Sedangkan analisis hubungan antara karakteristik contoh dengan perilaku
konsumsi suplemen makanan menunjukkan hanya variabel pendapatan yang memiliki
hubungan signifikan dengan frekuensi konsumsi suplemen makanan. Konsumen
suplemen makanan disarankan untuk melakukan pembelian secara terencana sesuai
dengan kebutuhan dan mencari informasi sebelum melakukan pembelian serta tidak
hanya melihat klaim dari produsen karena terkadang berlebihan dan tidak sesuai.
Kata kunci: perilaku konsumsi, perilaku pembelian, suplemen makanan.

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Analisis Perilaku Pembelian dan
Konsumsi Produk Suplemen Makanan adalah karya saya dengan arahan dari

dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2013
Andi Agustiadi
NIM I24060205

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB


ANALISIS PERILAKU PEMBELIAN DAN KONSUMSI
PRODUK SUPLEMEN MAKANAN

ANDI AGUSTIADI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

: Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Produk Suplemen
Makanan


Nama

: Andi Agustiadi

NIM

: I24060205

Disetujui,

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.
Pembimbing I

Ir. Retnaningsih, M.Si.
Pembimbing II

Diketahui,

Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc.

Ketua Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Perilaku Pembelian dan Konsumsi Produk Suplemen
Makanan”. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Hartoyo, M.Sc. dan Ir. Retnaningsih, M.Si., selaku dosen pembimbing
yang dengan sabar dan penuh pengertian dalam memberikan bimbingan
selama penyusunan skripsi ini.
2. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si., selaku dosen pemandu dalam seminar
hasil penelitian, Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.F.S.A. dan Dr. Ir. Diah
Krisnatuti, M.S., selaku dosen penguji dan pembimbing akademik yang telah
memberikan masukan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini, Dr. Ir.
Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si. selaku komdik.
3. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di IKK dan FEMA yang telah
banyak membantu selama perkuliahan hingga selesai.

4. Aparat pemerintahan Kecamatan Bogor Utara, Kelurahan Tegal Gundil dan
Bantarjati, serta para responden penelitian ini.
5. Ibu dan Bapak tercinta, Kurniati S.Pd., dan Sya’roni S.Pd. dengan segenap
kemampuannya yang terus mendoakan, menyemangati, berjuang dan
berkorban untuk mencapai impian bersama. Om Istono, Bibi Enci, Tafi,
Tiara, Annisa Noor Baeti yang terus mendorong penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
6. Sahabat seperjuangan IPB, IKK, Indra Thamrin, Pa Abas, Agus, Elmanora,
Ririn, Sekar, seluruh crew Wisma Alma, Andi Rent Car, Magnet Botani yang
telah menjadi teman dalam menyelesaikan skripsi.
7. Semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan skripsi ini.
Bogor,

Februari 2013

Andi Agustiadi

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Perumusan Masalah .................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 5
Suplemen Makanan .................................................................................... 5
Pengertian, Fungsi, dan Komposisi Suplemen Makanan ....................... 5
Peraturan Perundangan Terkait Perlindungan Konsumen ..................... 6
Perilaku Pembelian dan Konsumsi .............................................................. 6
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ......................... 7
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Konsumsi ................................. 9
KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................................. 15
METODE PENELITIAN ................................................................................... 19
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ...................................................... 19
Contoh dan Cara Penarikan Contoh .......................................................... 19
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................ 20
Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 21
HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 25
Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................... 25
Karakteristik Contoh................................................................................. 26
Usia ................................................................................................... 26
Jenis Kelamin .................................................................................... 26
Pendidikan ......................................................................................... 26
Pekerjaan ........................................................................................... 27
Pendapatan ........................................................................................ 28
Kesehatan .......................................................................................... 28
Kehamilan ......................................................................................... 28
Tingkat Stress .................................................................................... 29
Kebiasaan Merokok ........................................................................... 29
Kebiasaan Makan .............................................................................. 29
Riwayat Kesehatan ............................................................................ 30
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen .............................. 30
Pengenalan Masalah .......................................................................... 30
Pencarian Informasi ........................................................................... 32
Evaluasi Alternatif ............................................................................. 35
Keputusan Pembelian......................................................................... 36
xi

Halaman
Perilaku Pembelian dan Konsumsi Suplemen Makanan............................. 38
Jenis, Bentuk, dan Merek Konsumsi................................................... 38
Frekuensi Pembelian .......................................................................... 43
Jumlah Pembelian .............................................................................. 43
Pengeluaran Untuk Suplemen Makanan ............................................. 44
Frekuensi Konsumsi ........................................................................... 45
Jumlah Konsumsi ............................................................................... 46
Hubungan Karakteristik Contoh dengan
Perilaku Pembelian Suplemen Makanan .................................................... 47
Hubungan Karakteristik Contoh dengan
Perilaku Konsumsi Suplemen Makanan .................................................... 48
Pembahasan .............................................................................................. 49
Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 58
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 59
Simpulan .................................................................................................. 59
Saran ........................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61
LAMPIRAN ...................................................................................................... 67
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 79

xii

DAFTAR TABEL
No
Halaman
1 Kategori data dan alat ukur penelitian .................................................... 21
2

Sebaran contoh berdasarkan usia ............................................................

26

3

Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin .............................................

26

4

Sebaran contoh berdasarkan pendidikan .................................................

27

5

Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan ...................................................

27

6

Sebaran contoh berdasarkan pendapatan ................................................

28

7

Sebaran contoh berdasarkan kondisi kesehatan ......................................

28

8

Sebaran contoh berdasarkan kondisi kehamilan ......................................

29

9

Sebaran contoh berdasarkan tingkat stress ..............................................

29

10 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan merokok ....................................

29

11 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan makan........................................

30

12 Sebaran contoh berdasarkan riwayat kesehatan ......................................

30

13 Sebaran contoh berdasarkan motivasi utama
membeli suplemen makanan ..................................................................

31

14 Sebaran contoh berdasarkan
persepsi manfaat membeli suplemen makanan .......................................

31

15 Persentase contoh berdasarkan jawaban pengetahuan
yang benar tentang suplemen makanan ..................................................

33

16 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan tentang suplemen makanan ....

34

17 Sebaran sumber informasi contoh tentang suplemen makanan ................

34

18 Sebaran contoh berdasarkan
fokus dalam mencari informasi mengenai suplemen makanan ................

35

19 Sebaran contoh berdasarkan pertimbangan utama
dalam memilih merek suplemen makanan ..............................................

35

20 Sebaran contoh berdasarkan respon jika harga naik ................................

36

21 Sebaran contoh berdasarkan cara memutuskan pembelian ......................

36

22 Sebaran contoh berdasarkan
bentuk promosi penjualan yang paling menarik ......................................

36

23 Sebaran contoh berdasarkan tempat pembelian suplemen makanan ........

37

24 Sebaran contoh berdasarkan pertimbangan
dalam memilih tempat pembelian ..........................................................

37

xiii

No

Halaman

25 Sebaran contoh berdasarkan orang yang paling
mempengaruhi keputusan pembelian suplemen makanan .......................

38

26 Sebaran contoh berdasarkan
situasi ketika membeli suplemen makanan .............................................

38

27 Sebaran contoh berdasarkan jenis merek
suplemen makanan yang dikonsumsi ......................................................

39

28 Sebaran contoh berdasarkan bentuk konsumsi suplemen makanan .........

39

29 Sebaran contoh berdasarkan ragam merek suplemen makanan ...............

40

30 Sebaran sepuluh merek suplemen makanan terbanyak dikonsumsi .........

40

31 Sebaran ragam merek berdasarkan tingkat pendidikan ............................

41

32 Sebaran ragam merek berdasarkan kategori usia .....................................

42

33 Sebaran ragam merek berdasarkan kategori pendapatan .........................

43

34 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi pembelian suplemen makanan ....

43

35 Sebaran contoh berdasarkan jumlah pembelian suplemen makanan ........

44

36 Sebaran contoh berdasarkan pengeluaran untuk suplemen makanan .......

44

37 Sebaran contoh berdasarkan persentase pengeluaran
suplemen makanan terhadap pendapatan contoh .....................................

44

38 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi konsumsi suplemen makanan ......

45

39 Sebaran contoh frekuensi konsumsi suplemen makanan
berdasarkan anjuran pakai ......................................................................

45

40 Sebaran contoh berdasarkan jumlah konsumsi suplemen makanan .........

46

41 Sebaran contoh jumlah konsumsi suplemen makanan
berdasarkan anjuran pakai ......................................................................

46

42 Hubungan karakteristik contoh dengan perilaku pembelian ....................

47

43 Hubungan karakteristik contoh dengan perilaku konsumsi .....................

48

xiv

DAFTAR GAMBAR
No

Halaman

1 Proses keputusan pembelian konsumen ....................................................................

7

2 Kerangka pemikiran perilaku pembelian dan konsumsi suplemen makanan.........

17

3 Cara penarikan contoh ................................................................................................

19

DAFTAR LAMPIRAN
No

Halaman

1 Kuesioner penelitian....................................................................................................

67

2 Uji reliabilitas...............................................................................................................

71

3 Uji korelasi pearson.....................................................................................................

72

4 Merek suplemen makanan yang dikonsumsi contoh................................................

73

5 Dosis konsumsi suplemen makanan yang dianjurkan ..............................................

76

xv

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kesehatan merupakan aset manusia yang paling berharga. Setiap individu
dapat melaksanakan aktivitas produktif untuk menjalani kelangsungan hidupnya
dengan tubuh yang sehat. Sulitnya memenuhi asupan makanan yang seimbang,
akibat dari pola makan yang tidak teratur, aktivitas pekerjaan yang diluar batas
kewajaran dan faktor lingkungan yang tidak mendukung, membuat tubuh
memerlukan asupan tambahan untuk melengkapi kebutuhan makanan tersebut.
Salah satu solusi untuk mencukupi kekurangan asupan makanan adalah dengan
mengonsumsi suplemen makanan (Hardinsyah 2002).
Menurut Gunawan (2002) konsumsi suplemen dibutuhkan oleh tubuh jika
sering berada pada lingkungan yang tercemar polusi, mengalami gangguan
kesehatan yang diduga kuat karena kekurangan zat gizi dalam makanan seharihari dengan frekuensi sering, tubuh dalam kondisi masa penyembuhan yang
memerlukan tambahan suplemen, kondisi tubuh yang selalu dituntut prima dengan
pekerjaan yang sering diluar batas kewajaran (lembur), setelah menjalani operasi
besar, menjalani diet keras, stress berkepanjangan. Selain itu pada wanita dengan
kondisi tertentu seperti hamil, menyusui, mulai menopause, pengikut vegetarian
ketat dan mengalami gangguan metabolisme, termasuk kelompok yang
memerlukan suplemen.
Menurut SK Dirjen POM nomor HK.00.05.23.3644 (2004)

bahwa

perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat telah menyebabkan
peningkatan peredaran dan penggunaan suplemen makanan. Menurut Dirjen POM
(2013) total suplemen makanan yang teregistrasi dan beredar di pasaran sebanyak
2505 merek. Banyaknya produk suplemen makanan tersebut menunjukkan
produsen suplemen makanan melihat potensi pasar di Indonesia cukup baik. Hal
ini berkaitan dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, yaitu mencapai
237,6 juta jiwa (BPS 2010).
Konsumsi suplemen diakibatkan oleh gencarnya propaganda produsen
terhadap produknya dengan klaim meningkatkan produktivitas, stamina,
kecerdasan,

kecantikan,

kebugaran.

Menurut

Hidayat

(2002) rendahnya

pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mendorong untuk mengonsumsi

2

suplemen. Hal tersebut dikarenakan dalam kondisi seimbang konsumsi suplemen
tidak diperlukan, akan tetapi hal ini tidak diketahui sepenuhnya oleh konsumen
(Hardinsyah 2002).
Menurut Pilzer (2006) kelompok umur yang dijadikan target pasar bagi
suplemen makanan adalah generasi baby boomers (30-65 tahun) yang pada saat
ini telah mencapai puncak pendapatan dengan daya beli lebih besar. Mereka
menginginkan lebih sehat, berpenampilan lebih menarik, dan awet muda.
Sedangkan menurut Silitonga (2002) kelompok usia 20-60 tahun merupakan
target pasar produk suplemen makanan pada umumnya. Hal tersebut, dikarenakan
pada kelompok usia ini merupakan kelompok usia produktif, memiliki mobilitas
tinggi, dan membutuhkan zat gizi tinggi untuk menunjang aktivitasnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji tentang
perilaku

konsumsi

produk

suplemen

makanan

dan

faktor-faktor

yang

berhubungan dengan perilaku pembelian serta konsumsi suplemen makanan pada
kelompok usia 20-65 tahun.
Perumusan Masalah
Suplemen makanan di Indonesia dimasukkan dalam golongan makanan,
bukan obat. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
329/Menkes/Per/XII/76 menyatakan, suplemen makanan sebagai barang untuk
dimakan dan diminum tetapi bukan sebagai obat (Megawaty 2003). Suplemen
makanan digolongkan sebagai nutraceutical, sedangkan obat-obatan masuk
golongan pharmaceutical. Suplemen bukan pengganti obat, sebab tidak ada
suplemen yang dapat menggantikan khasiat dan keaslian zat gizi yang berasal dari
makanan alami. Dalam kondisi asupan yang seimbang konsumsi suplemen tidak
diperlukan, akan tetapi hal ini tidak sepenuhnya diketahui oleh konsumen
sehingga terjadi salah penafsiran bahwa suplemen adalah obat (Gunawan 2002).
Perilaku konsumsi masyarakat terhadap suplemen makanan, diduga
didorong oleh promosi produsen dalam bentuk klaim produknya seperti
peningkatan produktivitas, kecerdasan, kecantikan, dan kebugaran. Klaim tersebut
diduga sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada kelompok usia 20-65 tahun,
dimana pada kelompok usia ini merupakan kelompok usia produktif dengan

3

mobilitas tinggi sehingga membutuhkan zat gizi tinggi untuk menunjang
aktivitasnya.
Pengetahuan dan persepsi manfaat yang melekat dalam benak konsumen
tentang suplemen makanan serta kegiatan promosi yang dilakukan oleh
produsen/pemasar diduga merupakan faktor pendorong dalam mengonsumsi
suplemen makanan. Oleh karena itu, perlu kajian untuk lebih memahami perilaku
pembelian dan konsumsi suplemen makanan pada kelompok usia ini dengan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pengambilan keputusan produk suplemen makanan yang
dikonsumsi?
2. Bagaimana perilaku pembelian dan konsumsi produk suplemen makanan?
3. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pembelian dan
konsumsi produk suplemen makanan?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku konsumsi
produk suplemen makanan yang meliputi proses pengambilan keputusan
konsumen terhadap produk suplemen makanan yang dikonsumsi. Secara khusus,
penelitian ini bertujuan untuk:
1.

Mengidentifikasi motivasi dan persepsi manfaat dalam pembelian produk
suplemen makanan.

2.

Mengidentifikasi sumber informasi dan atribut produk dalam pembelian
produk suplemen makanan.

3.

Mengidentifikasi evaluasi alternatif dalam pemilihan merek produk suplemen
makanan.

4.

Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian dan konsumsi
produk suplemen makanan yang meliputi tempat pembelian, jenis, bentuk dan
merek yang dikonsumsi, frekuensi dan jumlah pembelian, frekuensi dan
jumlah konsumsi.

5.

Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pembelian dan
konsumsi produk suplemen makanan.

4

Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna bagi beberapa pihak seperti peneliti, konsumen,
produsen dan pemerintah sebagai berikut:
1.

Pemerintah; memberikan informasi kepada Dinas Kesehatan dan BPOM
mengenai perilaku pembelian dan konsumsi suplemen makanan pada
kelompok usia 20-65 tahun untuk dijadikan penelitian lanjutan dalam upaya
perlindungan konsumen terhadap produk suplemen makanan.

2.

Produsen; memberikan informasi mengenai perilaku pembelian dan
konsumsi produk suplemen makanan sebagai bahan pertimbangan untuk
melakukan strategi pemasaran yang lebih baik dan tidak merugikan
konsumen.

3.

Konsumen; memberikan informasi melalui lembaga penggiat konsumen
untuk membantu mendidik konsumen dengan memberikan informasi yang
benar mengenai produk suplemen makanan dan memberikan informasi
mengenai perilaku pembelian dan konsumsi produk suplemen makanan pada
kelompok usia 20-65 tahun agar menjadi konsumen yang bijak.

4.

Peneliti; hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
perilaku pembelian dan konsumsi produk suplemen makanan yang meliputi
proses

pengambilan

keputusan

konsumen

dan

faktor-faktor

yang

berhubungan dengan perilaku pembelian dan konsumsi produk suplemen
makanan pada kelompok usia 20-65 tahun.

TINJAUAN PUSTAKA
Suplemen Makanan
Pengertian, Fungsi, dan Komposisi Suplemen Makanan
Suplemen makanan memiliki istilah yang berbeda di beberapa negara di
dunia. Istilah tersebut diantaranya dietary supplement (Amerika), healthy food
(Cina), functional food (Jepang), healthy supplement (Korea), complementary
medicine (Australia) sedangkan istilah di Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan nomor HK 00.063.02360
adalah suplemen makanan (Hardinsyah 2002).
Menurut SK Dirjen POM nomor HK.00.063.02360 (1996) suplemen
makanan merupakan produk yang digunakan untuk melengkapi makanan. Produk
suplemen mengandung satu atau lebih bahan vitamin, mineral, tumbuhan atau
bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, bahan yang digunakan untuk
meningkatkan angka kecukupan gizi (AKG), konsentrat, metabolit, konstituen,
ekstrak atau kombinasi dari beberapa bahan tersebut.
Suplemen dapat digolongkan menjadi dua yaitu suplemen natural dan
suplemen sintetis. Suplemen natural adalah hasil ekstraksi dari makanan yang
mengandung unsur-unsur alami berasal dari jaringan tubuh hewan dan tumbuhtumbuhan. Suplemen sintetis pada umumnya merupakan rekayasa kimiawi di
dalam laboratorium meskipun keduanya dianggap sama efektif. Suplemen
makanan buatan berupa senyawa kimiawi yang dibuat sama dengan struktur kimia
bahan alami. Secara global jika ditinjau dari kandungan bahannya, suplemen
makanan terdiri dari bahan penyedia tenaga, vitamin, mineral, stimultant serta
flavouring (Resanti 2009).
Menurut Hardinysah (2002) secara umum manfaat suplemen adalah
meningkatkan stamina, kesehatan, daya ingat, penampilan atau kecantikan.
Suplemen makanan dapat berupa padatan (tablet, serbuk, kapsul) dan cairan
(minuman kebugaran). Minuman suplemen sebagian besar mengandung energi,
multivitamin B, vitamin C dan zat non gizi (stimultan dan flavouring). Sumber
energi yang umum digunakan adalah taurine, dextrosa, fruktosa, sukrosa dan
madu yang sekaligus berfungsi sebagai pemanis. Pemanis lain yang digunakan
adalah sakarin, jenis vitamin yang banyak digunakan adalah vitamin B kompleks,

6

yaitu inositol, niacinamida atau nicotinamida, capantetonate, vitamin B1
(thiamin), B2 (riboflavin), B6 (pyridoxin). Stimultan yang banyak digunakan
adalah kafein. Flavouring digunakan sebagai penambah aroma dan warna seperti
quinine dan asam sitrat serta pewarna tatrazine (Suistriyanta 2001).
Peraturan Perundangan Terkait Perlindungan Konsumen
Menurut SK Dirjen POM pasal 15 nomor HK.00.05.23.3644 (2004) dalam
hal pelabelan suplemen makanan harus mencantumkan tulisan suplemen
makanan, nama produk, nama dan alamat produsen atau importir, ukuran, isi,
berat bersih, komposisi dalam kualitatif dan kuantitatif, kandungan alkohol bila
ada, kegunaan, cara penggunaan dan takaran penggunaan, kontraindikasi, efek
samping dan peringatan, nomor ijin edar, nomor kode produksi, batas kadaluarsa,
keterangan lain tentang keamanan mutu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Klaim suplemen makanan yang dibenarkan yaitu klaim kandungan nutrisi,
klaim interaksi terhadap penyakit, dan klaim nutrisi penunjang. Klaim kandungan
nutrisi menunjukkan tingkat nutrisi di dalam suplemen makanan misalnya
suplemen yang mengandung 200 mg kalsium per penyajian harus diinformasikan
sebagai “tinggi kalsium”. Klaim interaksi terhadap penyakit merupakan hubungan
antara kandungan nutrisi dalam suplemen makanan dengan kondisi kesehatan
seseorang misalnya produk suplemen tersebut mengandung sejumlah kalsium,
maka produsen dapat memunculkan klaim “kalsium dan rendahnya resiko
osteoporosis”. Klaim nutrisi penyokong memperlihatkan hubungan antara
kekurangan nutrisi dengan penyakit defisiensi. Misalnya, label suplemen makanan
yang mengandung vitamin C sebaiknya ditulis “vitamin C mencegah scurvy”.
Selain itu produsen diizinkan memunculkan klaim yang berhubungan dengan
fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk pengaruhnya terhadap kebugaran
tubuh, ini dikenal dengan structure-function claims. Misalnya, “kalsium membuat
tulang kuat” atau “antioksidan menjaga keutuhan sel” (Robin & Robert 2006).
Perilaku Pembelian dan Konsumsi
Menurut Kotler (2007) konsumen merupakan individu atau kelompok yang
berusaha untuk memenuhi dan mendapatkan barang atau jasa untuk kehidupan
pribadi atau kelompoknya. Konsumen terdiri dari kelompok-kelompok yang

7

berbeda berdasarkan usia, pendapatan dan tingkat pendidikan. Perbedaan yang
mendasar ini akan mempengaruhi konsumen dalam perilakunya terhadap
pembelian barang atau jasa tertentu.
Perilaku pembelian merupakan tingkah laku konsumen dalam membeli
produk barang atau jasa mengenai apa yang dibeli, apakah membeli atau tidak,
kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membayarnya (Sumarwan
2004). Menurut Koentjoroningrat (1985), diacu dalam Megawaty (2003) perilaku
konsumsi adalah cara seseorang dalam memikirkan, merasakan dan melakukan
tindakan memilih dan memakan makanan. Menurut Sumarwan (2004) konsumsi
produk atau jasa (product use) dapat diketahui melalui tiga hal, yaitu: (1)
frekuensi konsumsi, (2) jumlah konsumsi, dan (3) tujuan konsumsi. Frekuensi
konsumsi mendeskripsikan seberapa sering suatu produk digunakan atau
dikonsumsi. Jumlah konsumsi menggambarkan kuantitas produk yang digunakan
oleh konsumen. Tujuan konsumsi menggambarkan situasi pemakaian oleh
konsumen dimana konsumen mengonsumsi suatu produk dengan beragam tujuan.
Menurut Kotler (2007) perilaku pembelian dan konsumsi tidak terlepas dari
proses konsumen melakukan pengambilan keputusan terhadap barang atau jasa
yang akan digunakan, proses tersebut memainkan peranan penting dalam
memahami bagaimana secara aktual konsumen mengambil keputusan terhadap
produk yang dibeli dan digunakan.
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Kotler (2007) terdapat lima tahap proses keputusan pembelian
konsumen beserta faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Proses tersebut
digambarkan pada Gambar 1.
Pengenalan
Masalah

Pencarian
Informasi

Evaluasi
Alternatif

Keputusan
Pembelian

Perilaku Purna
Pembelian

Gambar 1 Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Kotler 2007)
Tahapan pada proses keputusan pembelian adalah :
1. Pengenalan masalah, merupakan suatu proses saat konsumen menyadari
adanya suatu kebutuhan yang disebabkan adanya rangsangan internal maupun

8

eksternal. Rangsangan tersebut muncul karena terdapat perbedaan antara
keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
2. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa
kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu
produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan di dalam
ingatannya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian
eksternal). Pencarian internal dilakukan dengan mengingat kembali semua
informasi yang ada dalam ingatannya meliputi berbagai produk dan merek
yang dianggap bisa memecahkan masalah. Pencarian eksternal dilakukan
ketika pencarian internal tidak dapat memecahkan masalah, pencarian eksternal
meliputi berbagai produk dan merek, pembelian maupun konsumsi kepada
lingkungan konsumen berupa sumber-sumber informasi yaitu sumber pribadi
(keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga,
penyalur, kemasan, pajangan toko), sumber publik (media masaa, organisasi
konsumen), sumber pengalaman (penanganan, pengkajian, dan pemakaian
produk).
3. Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen mengolah informasi tentang pilihan
merek untuk membuat keputusan akhir. Tidak ada proses evaluasi tunggal
sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen
dalam semua situasi pembelian. Beberapa konsep dasar akan membantu kita
memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi
kebutuhan. Kedua, konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya
melihat kepada atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Ketiga,
konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek.
Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen
mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri.
Pada akhirnya konsumen akan sampai pada sikap ke arah alternatif merek
melalui prosedur tertentu. Kriteria alternatif yang sering digunakan oleh
konsumen antara lain harga, kepercayaan akan merek dan kriteria yang sifatnya
hedonik.
4. Setelah menentukan alternatif merek yang dipilih, selanjutnya konsumen
melakukan proses pembelian. Pembelian tidak sepenuhnya ditentukan oleh

9

konsumen itu sendiri, tetapi bisa juga dipengaruhi oleh sikap orang lain atau
faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Pembelian akan dilakukan pada
alternatif yang dipilih, namun jika tidak tersedia maka pembelian akan
dilakukan terhadap alternatif pengganti yang dapat diterima jika memang
diperlukan.
5. Tahap terakhir dari proses keputusan pembelian oleh konsumen ini adalah
perilaku sesudah pembelian. Sesudah pembelian terhadap suatu produk,
konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan.
Kepuasan sesudah pembelian, konsumen mendasarkan harapannya kepada
informasi yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataannya yang mereka
dapat ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak
puas. Bila produk tersebut memenuhi harapan, maka mereka akan merasa puas.
Berdasarkan alur tersebut, jelaslah terlihat bahwa proses pembelian dimulai
jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah
itu. Namun, para konsumen tidak selalu melewati seluruh lima urutan tahap ketika
membeli produk. Mereka bisa melewati atau membalik beberapa tahap, akan
tetapi model tersebut menyajikan suatu kerangka acuan ketika konsumen
melakukan proses pengambilan keputusan pembelian produk baru.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Pembelian dan Konsumsi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan contoh
dalam membeli dan mengonsumsi suplemen makanan pada penelitian ini adalah
faktor pribadi, sosial, fisiologis, psikologis, kebiasaan, dan kesehatan. Faktor
pribadi meliputi karakteristik demografi (usia, jenis kelamin) dan pengetahuan.
Faktor sosial meliputi pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Faktor fisiologis
meliputi kondisi kehamilan. Faktor psikologis meliputi tingkat stres. Faktor
kebiasaan ditinjau dari kebiasaan makan dan merokok. Faktor kesehatan meliputi
keadaan kesehatan dan riwayat kesehatan.
Usia. Menurut Sumarwan (2004) perbedaan usia akan mengakibatkan
perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Oleh karena itu, pemasar harus
memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan berbagai tingkatan usia, dan
membuat beragam produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Perbedaan

10

tingkat usia tidak berhubungan nyata dengan frekuensi dan jumlah konsumsi
suplemen makanan (Yanuardhini 2002). Hal tersebut diperkuat dengan penelitian
Hidayat (2002) bahwa suplemen makanan hanya produk pelengkap guna
memenuhi kekurangan asupan makanan.
Jenis Kelamin. Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) perbedaan jenis
kelamin mengakibatkan perbedaan terhadap konsumsi jenis produk tertentu.
Wanita lebih sering mengonsumsi suplemen makanan dengan tujuan untuk
memperbaiki penampilan dan kecantikan sedangkan laki-laki mengonsumsi
suplemen makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran dan stamina.
Selain itu, wanita lebih sering mengkonsumsi suplemen makanan tetapi lebih
selektif dalam memilih suplemen makanan (Kissling, Miller, dan Russell 2003).
Pengetahuan. Menurut Sumarwan (2004) pengetahuan konsumen adalah
semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk dan
pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk tersebut, serta informasi yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Menurut Engel, Blackwell,
dan Miniard (1995) membagi pengetahuan konsumen menjadi tiga kategori: a)
pengetahuan produk b) pengetahuan pembelian, dan c) pengetahuan pemakaian.
Tingkat pengetahuan gizi akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap frekuensi
dan tingkat konsumsi dari suatu produk (Kotler & Amstrong 1997). Menurut
Patertson et.al (2001) juga menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan. Tingginya
tingkat pengetahuan gizi seseorang tentang suplemen makanan memiliki
kecenderung memilih makanan alami daripada mengonsumsi suplemen makanan
sebagai pemenuhan kebutuhan nutrisinya (Yanuardhini 2002).
Pendidikan. Menurut Sumarwan (2004) perbedaan tingkat pendidikan
akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianut, cara berpikir, cara pandang, bahkan
persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan lebih
baik akan sangat responsif terhadap informasi yang diterimanya (Kotler 2007).
Konsumen suplemen makanan yang berada di kota besar memiliki pendidikan
tinggi dengan sumber informasi yang berlimpah tentang suplemen makanan (Kim

11

& Lee 2009). Konsumen yang memiliki pendidikan lebih baik akan lebih selektif
dalam memilih produk suplemen makanan (Kissling, Miller, & Russell 2003).
Pekerjaan. Pekerjaan konsumen dapat mempengaruhi pembelian dan pola
konsumsi. Oleh karena itu para pemasar berusaha untuk mengidentifikasi
kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap kebutuhan
produk dan jasa tertentu (Kotler 2007). Pekerjaan yang memiliki jam kerja tinggi
dan dituntut selalu prima merupakan target pasar konsumen suplemen kesehatan
(Marpaung 2009). Pekerjaan yang memiliki aktivitas lebih berat cenderung
menggunakan suplemen makanan (Greger 2001).
Pendapatan. Pendapatan merupakan sumberdaya material bagi konsumen
untuk

membiayai

kegiatan

konsumsinya.

Jumlah

pendapatan

akan

menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Oleh karena itu,
pendapatan merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas pangan
yang dikonsumsi (Berg 1986). Konsumen yang berpendapatan tinggi akan beralih
memilih pangan berenergi yang lebih mahal untuk memenuhi kebutuhannya
(Hardinsyah 1987). Konsumen suplemen makanan cenderung tinggal di kota
besar dan memiliki pendapatan bulanan yang tinggi (Kim & Lee 2009).
Pendapatan yang tinggi tidak berpengaruh terhadap frekuensi dan jumlah
konsumsi suplemen makanan (Chotimah 2003).
Kondisi Kehamilan. Menurut Depkes (2000) saat hamil diperlukan
tambahan zat gizi dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh
ibu dan perkembangan janin, jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil
baik maka janin yang dikandungnya akan baik juga. Kebutuhan gizi ibu
meningkat selama hamil untuk pertumbuhan otot, organ tubuh, jaringan gigi,
tulang, dan pembentukan sel darah merah, apabila asupan gizi ibu kurang, maka
janin akan mengambil simpanan dari tubuh ibunya. Selama proses kehamilan
direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen makanan yang mengandung zat
gizi mikro seperti besi, asam folat, seng, vitamin A, kalsium dan iodin.
Tingkat Stres. Menurut Gunarsa dan Gunarsa (1991) stres diartikan sebagai
suatu tekanan, dan ketegangan yang mempengaruhi seseorang dalam kehidupan.
Pengaruh yang timbul dapat bersifat wajar ataupun tidak, tergantung dari reaksi
terhadap ketegangan tersebut. Tingkat stres seseorang dapat diketahui dengan

12

memperhatikan gejala-gejala stres yang ditunjukkan, baik gejala fisik maupun
gejala emosional (Wilkinson 1989 diacu dalam Furi 2006). Menurut Gunawan
(2002) suplemen makanan dibutuhkan oleh orang dengan kondisi tubuh yang
selalu dituntut prima dengan pekerjaan yang sering diluar batas kewajaran dan
kondisi stress.
Kebiasaan Makan. Menurut Sanjur (1982) alasan utama terbentuknya
kebiasaan makan karena pandangan yang didasarkan pada penilaian objektif
terhadap nilai kebutuhan biogenik yang diperoleh melalui makanan. Dengan
alasan ini menunjukkan bahwa kebiasaan konsumsi suplemen terbentuk oleh
karena adanya penilaian objektif akan fungsi zat gizi yang dikandungnya dan
sadar akan manfaatnya bagi kesehatan tubuh. Meningkatnya penggunaan
suplemen makanan karena terjadi perubahan pola makanan dan gaya hidup,
dimana saat ini masyarakat cenderung lebih menyukai jenis makanan yang
praktis, cepat saji, berkadar lemak tinggi. Kebiasaan makan yang buruk dan
ketidakyakinan akan kecukupan gizi dari makanan yang dimakan menjadikan
suplemen makanan menjadi pilihan dalam meningkatkan kecukupan gizi
(Wahlqvist 2002).
Kebiasaan Merokok. Menurut Sutama (2008) ada tiga faktor yang
menyebabkan

seseorang

mempunyai

kebiasaan

merokok,

yaitu

faktor

farmakologis, faktor psikologis dan faktor sosial. Menurut Latifah et.al (2002)
asap rokok termasuk kedalam bahan kimia beracun. Hal tersebut diperkuat dengan
pendapat Aditama (2006) yang menyatakan bahwa asap rokok berbahaya bagi
perokok pasif yang menghisap asap sampingan (sidestream smokel) dan juga asap
rokok yang dihembuskan keluar oleh perokok aktif sehingga beresiko terkena
berbagai macam penyakit. Konsumsi suplemen makanan yang mengandung zat
gizi tertentu membantu mengurangi bahaya yang diakibatkan oleh rokok
(Abriansyah 2010).
Keadaan Kesehatan. Penyakit adalah suatu keadaan terganggunya fungsi
tubuh yang terjadi sebagai respons terhadap infeksi, tekanan, atau kondisi lainnya.
Status kesehatan adalah situasi kesehatan yang dialami oleh seseorang dan
penyakit yang diderita merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan
keadaan kesehatan seseorang (Astawan & Wahyuni 1988). Konsumsi suplemen

13

makanan digunakan sebagai pelengkap kebutuhan asupan gizi tertentu pada saat
tubuh dalam kondisi masa penyembuhan (Gunawan 2002).
Riwayat Kesehatan. Menurut Depkes RI (2002) status kesehatan
dipengaruhi oleh empat faktor penentu yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keempat faktor penentu tersebut adalah: lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan. Riwayat kesehatan merupakan kumpulan informasi
mengenai kesehatan masa lalu seseorang misalnya penyakit, kelainan tertentu, dan
operasi/pembedahan. Menurut Donald, Johns, dan Troppmann (2002) penyakit
degeneratif tertentu yang melarang untuk memakan makanan tertentu menjadikan
suplemen makanan sebagai salah satu solusi pemenuhan asupan gizi.

KERANGKA PEMIKIRAN
Perilaku konsumsi suplemen makanan dipengaruhi oleh karakteristik yang
ada dalam diri konsumen. Kelompok usia 20-65 tahun merupakan kelompok usia
produktif, memiliki mobilitas tinggi dan membutuhkan zat gizi tinggi untuk
menunjang aktifitasnya. Perilaku konsumsi suplemen makanan melewati suatu
rangkaian proses pengambilan keputusan pembelian yang meliputi pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
perilaku pasca pembelian.
Pengenalan masalah meliputi motivasi dalam membeli suplemen makanan
dan persepsi manfaat terhadap suplemen makanan. Pencarian informasi
berhubungan dengan sumber informasi konsumen tentang suplemen makanan
(sumber ekst