A study on dissolved oxygen and its relation to organic matter load in the Cisadane River estuary.
KAJIAN KETERSEDIAAN OKSIGEN DAN KAITANNYA
DENGAN BEBAN ORGANIK DI PERAIRAN
ESTUARI SUNGAI CISADANE
SIGID HARIYADI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
KAJIAN KETERSEDIAAN OKSIGEN DAN KAITANNYA
DENGAN BEBAN ORGANIK DI PERAIRAN
ESTUARI SUNGAI CISADANE
SIGID HARIYADI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
KAJIAN KETERSEDIAAN OKSIGEN DAN KAITANNYA
DENGAN BEBAN ORGANIK DI PERAIRAN
ESTUARI SUNGAI CISADANE
SIGID HARIYADI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(2)
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi dengan judul: “KAJIAN
KETERSEDIAAN OKSIGEN DAN KAITANNYA DENGAN BEBAN ORGANIK DI
PERAIRAN ESTUARI SUNGAI CISADANE” adalah benar merupakan tulisan
disertasi berdasarkan hasil penelitian saya sendiri dengan arahan komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
di manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor,
Agustus 2011
Sigid Hariyadi
Nrp. C161040021
(3)
ABSTRACT
SIGID HARIYADI. A study on dissolved oxygen and its relation to organic matter
load in the Cisadane River estuary. Under the supervision of ENAN M.
ADIWILAGA, TRI PRARTONO, SOEDODO HARDJOAMIDJOJO, and ARIO
DAMAR.
The Cisadane River estuary might be polluted by organic wastes from
various anthropogenic activities in the catchment area, which may significantly
increase its organic matter load, and eventually cause depletion of dissolved
oxygen (DO). This research is intended to obtain information concerning DO
and its relation to organic matter (BOD, COD, organic N) conditions in the
Cisadane River estuary, in particular during the dry season when the river flow is
limited, and to obtain information where the potential critical estuarine zone due
to decreased DO.
Dissolved oxygen, BOD, COD, Total Kjeldhal Nitrogen (to
determine organic N) , salinity, temperature, pH, water transparency, and
microbial content were studied at four stations, each representing riverine zone,
mixing zone, and marine zone, from surface and bottom layers, during low and
high tides. Observations were conducted in 2007 (September-October) and
2008 (June, July, August). BOD was determined by three days incubation at 30
ºC. BOD rate constant (k) was also determined using least-squares analysis.
Primary productivity (photosynthetic oxygen production) of the estuary were
studied at two stations in the mixing zone. Sediment oxygen demand from the
mixing zone stations, were also studied in the laboratory (Nested design
experiment).
Dissolved oxygen in the estuary ranged between 0.0-7.6 mg/L with the
maxima average of 2.58 ± 2.23 mg/L in the riverine and mixing zones, and the
average values of 6.37 ± 0.80 mg/L in the marine zone. The DO in the riverine
and mixing zones were classified as hypoxia (< 3 mg/L), and even anoxic at
several observations in these two zones. The BOD ranged from 0.52 to 13.49
mg/L, the highest was in the riverine zone (5.0 ± 3.5 mg/L), followed by the
mixing zone (4.1 ± 2.2 mg/L), and marine zone (2.5 ± 1.0 mg/L). The BOD/COD
ratio varied between 0.005-0.95, with the highest fluctuation in the marine zone.
The BOD rate constant also varied between 0.01-0.89 per day, meanings that the
estuary’s degradation rate in decomposing organic matter varied from very slow
to very fast. On the average, oxygen utilization rate per hour was highest in the
riverine zone, followed by mixing zone. Oxygen utilization at the riverine and
mixing zone were about 0.14-0.56 mg/L per hour, and these values were
considerably high compared to the DO values available. There is no certain
relation between
DO and organic matter (BOD) at the estuary zone of the
Cisadane River.
The budget oxygen approach indicated that oxygen loads from reaeration
and photosynthesis were not sufficient for the water column decomposition and
respiration, and also for the sediment oxygen demand. Oxygen input carried by
the ocean tide plays a more important role in supplying oxygen to the mixing
zone compared to the oxygen carried by the river flow.
(4)
RINGKASAN
SIGID HARIYADI. Kajian ketersediaan oksigen dan kaitannya dengan beban
organik di perairan estuari sungai cisadane. Dibimbing oleh ENAN M.
ADIWILAGA, TRI PRARTONO, SOEDODO HARDJOAMIDJOJO, dan ARIO
DAMAR.
Estuari Cisadane adalah muara dari S. Cisadane, salah satu sungai besar
di Jawa, yang alirannya melintasi daerah pemukiman yang luas dengan beragam
kegiatan, yaitu kota Bogor dan Tangerang. Limbah dari berbagai kegiatan
per-kotaan tersebut, diduga telah menyebabkan meningkatnya beban limbah organik
mudah urai (biodegradable organic wastes) sehingga berakibat pada penurunan
kualitas air, antara lain kondisi
hypoxia
(kadar oksigen terlarut
≤ 3 mg/L), di
estuari. Kondisi
hypoxia
di estuari dapat terjadi sehubungan dengan
penggu-naan oksigen yang tinggi terutama untuk dekomposisi bahan organik. Tingginya
beban bahan organik ini terutama akibat limbah berbagai kegiatan manusia
(antropogenik) di sepanjang aliran sungai, yang terbawa aliran dan tertahan oleh
arus pasang-surut laut, khususnya di musim kemarau saat debit aliran sungai
rendah, sehingga dapat terakumulasi pada zona tertentu di estuari.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian
mengenai kandungan oksigen terlarut (DO,
Dissolved Oxygen) di perairan
estuari dan kaitannya dengan beban masukan bahan organik. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan neraca DO di perairan estuari muara S.
Cisadane; menentukan zona di estuari yang potensial kritis; dan memprediksi
kebutuhan oksigen minimal yang dibutuhkan agar perairan estuari cukup layak
secara ekologis, khususnya di musim kemarau saat debit sungai rendah.
Penelitian ini dilakukan pada musim kemarau pada dua periode, yakni
pada bulan Juli – Oktober 2007 dan dilanjutkan pada bulan Juni – Agustus 2008.
Penelitian dilakukan di estuari muara S. Cisadane, di Tanjung Burung,
Kabupaten Tangerang. Berdasarkan kondisi hidrooseanografi, dan pendekatan
box model, pengamatan dan pengambilan contoh dilakukan pada empat stasiun,
St. 1 di zona sungai, St. 2 dan St. 3 di zona percampuran (payau), dan St. 4 di
zona laut. Pengamatan dilakukan pada saat pasang dan surut, pada bagian
permukaan dan dasar perairan. Parameter yang diamati meliputi kandungan
DO, bahan organik (BOD
3
,
Total Kjeldahl Nitrogen
– TKN untuk mendapatkan
total organik nitrogen, dan COD), salinitas, temperatur, pH, kecerahan,
kekeruhan dan potensial redoks sedimen. Pengamatan produktivitas primer
(produksi oksigen dari fotosintesis) dilakukan pada kedua stasiun di zona
per-campuran. Kandungan mikroba pada sampel dari keempat stasiun juga diamati
untuk mendapatkan gambaran mikroba yang terlibat dalam dekomposisi bahan
organik.
Analisis kualitas air dan penelitian laboratorium penentuan laju reaksi
BOD serta penelitian penggunaan oksigen sedimen, dilakukan di Laboratorium
Produktivitas dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, Bogor. Analisis
mikrobiologi dilakukan di Laboratorium Bakteriologi, Fakultas Kedokteran Hewan
IPB, Bogor. Pengamatan BOD
3
dilakukan dengan inkubasi 3 hari pada 30
o
C.
Analisis laju konstanta reaksi BOD (k) dengan menggunakan analisis kuadrat
terkecil (least square analysis).
Pendekatan neraca oksigen adalah bahwa muatan (load) oksigen aktual
(MOak) hasil pengukuran setara dengan muatan oksigen dari reaerasi (MOdif)
ditambah muatan oksigen hasil fotosintesis (MOfo) ditambah muatan oksigen
bawaan sungai dan laut (MOsL) dikurangi muatan oksigen dekomposisi kolom air
(5)
(MOde) dikurangi muatan oksigen kebutuhan sedimen (MOsed), dengan asumsi
muatan oksigen untuk respirasi biota makro dianggap rendah (tidak signifikan)
mengingat hampir tidak adanya ikan ataupun biota air makro lainnya. Dengan
demikian persamaan neraca oksigen tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
MOak
= MOdif
+ MOfo
+ MOsL
- MOde
- MOsed.
Masukan dari
reaerasi dihitung dengan pendekatan koefisien reaerasi berdasarkan kecepatan
arus dan flux difusi oksigen. Masukan dari proses fotosintesis melalui
pengukuran produktivitas primer perairan dan penentuan kedalaman kompensasi
berdasarkan nilai kecerahan, Penggunaan oksigen di kolom air melalui
perhitungan berdasarkan konstanta laju reaksi BOD (k), dan penggunaan
oksigen oleh sedimen berdasarkan percobaan degradasi bahan organik sedimen
di laboratorium. Penghitungan beban atau muatan (load) didasarkan atas
volume ruas perairan.
Hasil pengamatan hidrooseanografi menunjukkan bahwa pada umumnya
terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam sehari, tetapi pada saat pasang
purnama bisa terjadi dua kali pasang dan surut dalam sehari, sehingga bertipe
pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing
diurnal). Pola pasang-surut yang terjadi hampir sama dengan pola pasang surut
ramalan Jawatan Hidro-oseanografi TNI AL untuk Pelabuhan Tanjung Priok.
Perbedaannya terletak pada kejadian pasang dan surut di muara Cisadane
terjadi 3-4 jam lebih awal. Berdasarkan stratifikasi salinitas, estuari Cisadane
tergolong estuari tercampur sebagian (partly mixed estuary) atau sedikit
terstratifikasi (a slightly stratified estuary). Sebaran salinitas estuari Cisadane di
musim kemarau mencapai sekitar 12 km ruas sungai Cisadane di muara. Lebar
sungai rata-rata adalah 51,1 m dengan kedalaman yang bervariasi antara 1-8 m
dengan rata-rata kedalaman 5,3 m.
Kandungan DO di estuari berkisar 0,0–7,6 mg/L dengan rata-rata 0,98
±
1,03 mg/L di zona sungai, 1,60
±
1,38 mg/L di zona percampuran, dan rata-rata
6,37
±
0,80 mg/L di zona laut.
Konsentrasi DO di zona sungai dan zona
percampuran digolongkan sebagai hipoksia, yakni kondisi kekurangan oksigen
dengan konsentrasi kurang dari 3 mg/L. Bahkan pada beberapa kali pengamatan
teramati kondisi anoksia atau kadar oksigen nol, baik di zona sungai maupun di
zona percampuran. Secara umum dapat dikatakan bahwa DO di zona sungai
relatif lebih rendah daripada DO di zona percampuran. DO di bagian dasar
cenderung lebih rendah daripada bagian permukaan di semua stasiun, walaupun
secara statistik tidak berbeda nyata (p<0,05). DO pada saat pasang dan saat
surut juga tidak berbeda nyata (p<0,05), walaupun nampak cenderung lebih
rendah pada saat surut.
Nilai BOD
3
(Biochemical Oxygen Demand) berkisar 0,52–13,49 mg/L,
rata-rata tertinggi adalah di zona sungai (5,0
±
3.5 mg/L), tergolong tinggi di zona
percampuran (4.1
±
2.2 mg/L), dan rendah di zona laut (2.5
±
1.0 mg/L). Dari data
tersebut nampak bahwa sumber beban BOD atau bahan organik terutama
berasal dari sungai. Rasio BOD/COD bervariasi antara 0,005-0,95 dengan
variasi tertinggi di zona laut. Rasio tersebut memberikan gambaran bahwa
bahan organik mudah urai, yang terkait juga dengan kemampuan perairan
mendegradasi, bervariasi dari sangat rendah (0,5%) hingga sangat tinggi (95%)
terhadap total bahan organik yang ada. Total N-organik perairan tergolong
rendah dibanding nilai BOD. Di zona sungai dan zona estuari, proporsi
N-organik rata-rata hanya sekitar 0,27 dan 0,21 dari bahan N-organik yang
dinyatakan dengan nilai BOD
3
.
Tidak terlihat adanya pola hubungan tertentu antara BOD dan DO di
estuari, nilai korelasi antara DO dan BOD juga sangat rendah, berkisar 0,39
(6)
(positif) hingga -0,58 (negatif). Konstanta laju reaksi BOD (k) juga bervariasi
antara 0,01–0,89 per hari. Ini berarti laju degradasi estuari dalam
mendekom-posisi bahan organik bervariasi dari lambat hingga sangat cepat. Laju
peng-gunaan oksigen per jam tertinggi terjadi di zona sungai, kemudian zona
percampuran dan zona laut. Rata-rata penggunaan oksigen di zona sungai dan
zona percampuran adalah sekitar 0,14–0,56 mg/L/jam, dan ini tergolong tinggi
bila dibandingkan dengan kadar DO yang ada.
Rata-rata laju penggunaan
oksigen per jam berdasarkan nilai konstanta laju reaksi BOD
ini,
mengindikasikan penggunaan oksigen yang tinggi untuk keperluan dekomposisi.
Hasil penelitian penggunaan oksigen oleh sedimen perairan di
labora-torium menunjukkan bahwa antara sedimen yang diaduk dan sedimen yang tidak
diaduk, menghasilkan kebutuhan oksigen yang tidak berbeda nyata. Kebutuhan
oksigen sedimen dari dua stasiun pengamatan di estuari Cisadane berkisar
1,77–2,43 mg/L dalam sehari atau setara 0,53 – 0,73 g/m
2
/hari, dengan rata-rata
0,63 g/m
2
/hari. Hasil ini dapat dikatakan tergolong rendah bila dibandingkan
dengan kebutuhan oksigen sedimen di berbagai perairan estuari lainnya.
Tekstur sedimen tergolong tipe liat dan liat berdebu, berwarna hitam, dengan
nilai potensial redoks berkisar -204 mV hingga -352 mV. Nilai potensial redoks
dengan nilai negatif yang tinggi ini, dapat dengan segera menyerap oksigen.
Pengamatan produksi oksigen dari fotosintesis menunjukkan hasil
dengan nilai kisaran yang sedang, yakni 0,58 – 3,37 mgO
2
/L/4jam atau setara
45,31 – 263,28 mgC/m
3
/jam. Hasil ini tidak terlalu berbeda dengan produktivitas
primer perairan estuari lainnya di Indonesia, seperti estuari Muara Jaya, Teluk
Jakarta, estuari Boa dan estuari Pinrang di Teluk Bone, dan Teluk Hurun,
Lampung. Berdasarkan produktivitas primer ini, proses fotosintesis
menyum-bang pasokan oksigen terlarut sekitar 2,24 mgO
2
/L/hari. Walaupun demikian,
karena kecerahan perairan yang relatif rendah, pasokan oksigen dari proses
fotosintesis ini hanya sampai kedalaman sekitar 1 m saja dari kedalaman
rata-rata perairan yang sekitar 5,3 m.
Hasil perhitungan neraca oksigen menunjukkan bahwa muatan masukan
oksigen dari reaerasi di tambah muatan masukan dari fotosintesis tidak cukup
bagi keperluan dekomposisi dan respirasi kolom air maupun sedimen, sehingga
terjadi defisit. Dengan masih adanya oksigen yang terukur di perairan,
menunjukkan bahwa masih ada oksigen yang tersisa. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa masukan oksigen bawaan sungai/laut berperanan penting
dalam memasok oksigen di zona percampuran. Karena oksigen di zona sungai
sangat rendah dan bahkan kadang-kadang tanpa oksigen (anoksia), maka
pasokan oksigen ke zona percampuran terutama berasal dari laut yang
kandungan oksigennya relatif tinggi. Dengan pendekatan model perhitungan
neraca oksigen ini, dengan anggapan bahwa bawaan oksigen dari pasang air
laut sudah cukup memadai, dapat dihitung besaran oksigen bawaan aliran
sungai yang diharapkan, yakni sedikitnya sebesar 5,8 mg/L, agar kandungan
oksigen terlarut di zona percampuran estuari ini tidak kurang dari 3 mg/L.
Dengan demikian untuk memperbaiki kondisi perairan estuari, maka kandungan
oksigen di zona sungai yang harus diperbaiki atau ditingkatkan, antara lain
dengan mengurangi dan membatasi bahan organik yang masuk sungai sehingga
kebutuhan oksigen untuk dekomposisi berkurang.
(7)
Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumber. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
(8)
KAJIAN KETERSEDIAAN OKSIGEN DAN KAITANNYA
DENGAN BEBAN ORGANIK DI PERAIRAN
ESTUARI SUNGAI CISADANE
SIGID HARIYADI
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Perairan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(9)
Penguji Luar Komisi pada:
Ujian Tertutup:
1. Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA.
(Staf Pengajar Fakultas Teknologi Pertanian, IPB)
2. Dr.Ir. Kukuh Nirmala, MSc.
(Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB)
Ujian Terbuka:
1. Dr.Ir. A. Hasanudin, ME.
(Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Bandung)
2. Prof.Dr.Ir. D. Djokosetyanto
(10)
(11)
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Penyayang, karena atas segala karuniaNYA penulisan disertasi berjudul
“Kajian Ketersediaan Oksigen dan Kaitannya dengan Beban Organik di Perairan
Estuari Sungai Cisadane” ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga sebagai ketua komisi pembimbing,
Bapak Dr. Ir. Tri Prartono, MSc, Bapak Prof.Dr.Ir. Soedodo
Hardjoamidjojo, MSc, dan Bapak Dr.Ir. Ario Damar, MS selaku anggota
komisi pembimbing.
2. Ibu Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA, Dr.Ir. Kukuh Nirmala, Dr.Ir. A.
Hasanudin, ME, dan Prof.Dr.Ir. D. Djokosetyanto selaku dosen penguji.
3. Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan Nasional, atas bantuan dana
pendidikan BPPS.
4. Laboratorium ProLing, Departemen MSP, Fak. Perikanan dan Ilmu
Kelautan IPB atas bantuan dana dan fasilitas penelitian.
5. Mahasiswa-mahasiswa Departemen MSP, FPIK IPB yang telah menjadi
sarjana perikanan: Muhamad Faiz, Henry Kasmanhadi S., Mulyoko, Mira
Kasmayati, Fajar Renita S., Riyan Hadinafta, dan Dewi Mustika, atas
bantuannya dalam pelaksanaan penelitian.
6. Pak Unan beserta Keluarga dan Pak Nasin di Tanjung Burung,
Tangerang atas bantuan perahu dan akomodasi di lapangan.
7. Ketua Program Studi Ilmu Perairan beserta seluruh staf pengajar.
8. Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), FPIK IPB
dan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
9. Bapak Dr. Chaerul Muluk beserta Ibu, dan Bapak Dr.Ir. Kardiyo
Praptokardiyo atas segala bantuan dan saran.
10. Ibunda penulis di Sidoarjo, Jawa Timur, dan keluarga besar di Sidoardjo,
Malang, Bandung, Bojonegoro.
11. Untuk Andrie, Gita dan Dani, istri dan anak-anak tercinta, atas segala
dukungannya.
12. Rekan-rekan kolega di FPIK IPB dan semua pihak yang telah ikut
berperan dalam proses penyelesaian disertasi ini.
Penulis menyadari penelitian ini masih belum sempurna, oleh karena itu
saran untuk perbaikan sangat penulis hargai. Semoga disertasi ini dapat
bermanfaat.
Bogor, Agustus 2011
Sigid Hariyadi
(12)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 18 November 1959 di Malang, Jawa
Timur dari ayah bernama Sastroatmodjo Goenadi (almarhum) dan ibu bernama
Supijati, sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara. Penulis memulai sekolah
dasar di SD Negeri Sempol, Perkebunan (kopi) Kalisat/Jampit, Bondowoso, Jawa
Timur pada tahun 1966. Kemudian pada tahun 1970 pindah ke SD Negeri
Dabasah I Bondowoso dan lulus pada tahun 1971. Pada tahun 1974 penulis
lulus dari SMP Negeri I Bondowoso, dan pada tahun 1977 lulus dari SMPP
Negeri Bondowoso. Penulis masuk Institut Pertanian Bogor pada tahun 1978,
dan lulus dari bidang keahlian Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Perikanan IPB pada tahun 1983 . Pada tahun 1984, penulis bekerja sebagai
CIDA-Researcher Counterpart
di Solo pada
Fisheries and Aquatic Environment
Feasibility Study, bagian dari Proyek Pengembangan Bengawan Solo Hilir. Pada
tahun 1985, penulis diterima bekerja sebagai Staf Pengajar di Fakultas
Perikanan IPB.
Pada Maret 1989, penulis mendapatkan beasiswa dari Pemerintah
Republik Indonesia/USAID untuk melanjutkan studi S2 pada Department of
Fisheries and Allied Aquacultures, Auburn University, Auburn, Alabama, USA
dengan penelitian mengenai manajemen kualitas air dan lulus tahun 1991.
Penulis melanjutkan pendidikan S3 sejak Agustus 2004 pada Program Studi Ilmu
Perairan, Sekolah Pascasarjana IPB dengan beasiswa BPPS. Pada 1
November 2008 hingga 24 Februari 2009 penulis berkesempatan mengikuti
Program “Sandwich” Ditjen Pendidikan Tinggi kembali ke Auburn University, USA
pada departemen yang sama. Sebuah artikel telah diterbitkan pada Jurnal
LIMNOTEK (Vol. 17, No. 1, 2010) (Pusat Penelitian Limnologi LIPI) dengan judul
“Produktivitas Primer Estuari Sungai Cisadane pada Musim Kemarau”. Karya
ilmiah tersebut merupakan bagian dari program S3 penulis.
Penulis bekerja sebagai Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor sampai sekarang. Menikah dengan Ir. Hartati
Wulandari, penulis dikarunia dua orang anak, seorang putri: Annisa Gita
Rahmadianti dan seorang putra: Afriyadi Yanuar Rahmadani.
(13)
xv
✁✂ ✄ ✁☎✆✝✆
✞✟ ✠✟ ✡✟ ☛
☞ ✌✍✎ ✌✏✎ ✌✑✒✓ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✕ ✖✗✗
☞ ✌✍✎ ✌✏✘ ✌✙✑✌✏✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✕ ✖✗✗✗
☞ ✌✍✎ ✌✏✓ ✌✙✚ ✛ ✏✌✜ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✕✕
☞ ✌✍✎ ✌✏✛✢✎ ✛✓ ✌✞☞✌✜✢✛✜✘✣✌✎ ✌✜ ✔✔ ✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✕✕ ✗✗ ✤✔✚✒ ✜☞ ✌✞✥✓✥✌✜ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✤
✤✔✤✔✓ ✟ ✦✟ ✧✑★✠✟ ✩ ✟ ☛✪ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✤ ✤✔✫✔✚★ ✧✬✡✬✭✟ ☛✙✟✭✟ ✠✟✮ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔ ✫ ✤✔✯✔✎✬✰ ✬✟ ☛✱✟ ☛✙✟ ☛✲✟ ✟ ✦✚★ ☛★✠ ✗✦ ✗✟ ☛✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✯ ✤✔✳ ✔✣★ ✴ ✟ ✧✬✟ ☛✚ ★ ☛★ ✠ ✗✦✗✟ ☛ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔ ✳ ✤✔✵✔✣★ ✧✟ ☛✪✩ ✟✚★ ✡✗✩✗✧✟ ☛ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔ ✵
✫✔✎✛ ✜✶ ✌✥✌✜✚✥ ✢✎ ✌✣✌ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✷ ✫✔✤✔✣✟ ✧✟✩✦★ ✧ ✗✭✦ ✗✩ ✸★ ✧✟ ✗ ✧✟ ☛★✭✦✬✟ ✧ ✗ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✷ ✫✔✫✔✹✩✭✗✪ ★ ☛✦★ ✧✠✟ ✧✬✦✱✗✸★ ✧✟ ✗✧✟ ☛ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✤✺ ✫✔✯✔✣✻ ☛✭★✸ ✭✗✑✹☞ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✤ ✯ ✫✔✳ ✔✚★ ✧✟ ☛✟ ☛✜✗✦ ✧ ✻✪ ★ ☛✱✟✠✟ ✡ ✱★✩✻✡✸✻✭✗✭✗ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✤ ✵ ✫✔✵✔✣✟✸✟✭✗✦✟✭✟✭✗✡✗✠✟✭✗✸★ ✧✟ ✗✧✟ ☛ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✤✼ ✫✔✼ ✔✑✻✕✡✻✱★✠✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✤✼ ✫✔✽ ✔✚★ ✧✩★ ✡✴ ✟ ☛✪ ✟ ☛✸★ ☛★ ✠ ✗✦✗✟ ☛✻✩✭✗✪ ★ ☛✦★ ✧✠✟ ✧✬✦✱✗★✭✦✬✟ ✧✗ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✤✾ ✫✔✾ ✔✚★ ✧✟ ✗✧✟ ☛★✭✦✬✟ ✧ ✗✡✬✟ ✧✟✿ ✗✭✟✱✟ ☛★✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✫✵
✯✔✙✒✎ ✹☞✒✚✒✜✒✓ ✛✎ ✛ ✌✜ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✫✽ ✯✔✤✔❀ ✟✩✦✬✱✟ ☛✎ ★ ✡✸✟ ✦✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✫✽ ✯✔✫✔✑✟✮✟ ☛✱✟ ☛✙★ ✦✻✱★ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔ ✫✽ ✯✔✫✔✤✔✑✟✮✟ ☛✱✟ ☛✌✠✟ ✦ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✫✽ ✯✔✫✔✫✔✙★ ✦✻✱★✚★ ☛★✠ ✗✦ ✗✟ ☛✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✫✾ ✯✔✫✔✫✔✤✔✚★ ☛✱★ ✩ ✟ ✦✟ ☛✸★ ☛★✠ ✗✦ ✗✟ ☛ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✫✾ ✯✔✫✔✫✔✫✔✚★ ☛✱★ ✩ ✟ ✦✟ ☛✡ ✻✱★ ✠ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✫✷ ✯✔✫✔✫✔✯✔✚★ ☛★✠ ✗✦ ✗✟ ☛✟ ❁✟ ✠ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔ ✯✤ ✯✔✫✔✫✔✳ ✔✚★ ☛★✠ ✗✦ ✗✟ ☛✓ ✟✸✟ ☛✪ ✟ ☛ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✯✤ ✯✔✫✔✫✔✵✔✚★ ☛★✠ ✗✦ ✗✟ ☛✓ ✟✴ ✻ ✧✟ ✦ ✻✧ ✗✬✡ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✯✳ ✯✔✫✔✯✔✌☛✟ ✠ ✗✭✗✭☞ ✟ ✦✟ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✯✽ ✯✔✫✔✯✔✤✔✌☛✟ ✠ ✗✭✗✭☞★✭✩ ✧ ✗✸✦✗✲ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✯✽ ✯✔✫✔✯✔✫✔✥ ✰✗✦✱✟ ☛✣✻ ✧★ ✠✟✭✗ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔ ✯✽ ✯✔✫✔✯✔✯✔✌☛✟ ✠ ✗✭✗✭ ✙★ ✦✻✱★✣ ✬✟✱✧✟ ✦✎ ★ ✧✩★ ❂ ✗✠✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✯✾ ✯✔✫✔✯✔✳ ✔✌☛✟ ✠ ✗✭✗✭ ✏✟ ☛ ❂✟ ☛✪ ✟ ☛✌❂✟ ✩✑★ ✧✭✟ ✧✟ ☛✪ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔ ✯✾ ✯✔✫✔✯✔✵✔✌☛✟ ✠ ✗✭✗✭ ✙✬✟ ✦✟ ☛✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✔✔ ✔ ✯✾
✳ ✔✞ ✌✢✛✓☞✌✜✚✒ ✙✑✌✞✌✢✌✜ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔ ✳✵ ✳✔✤✔✞✗✱✧✻ ❃ ✻✭★ ✟ ☛✻✪ ✧✟✲✗✒✭✦✬✟ ✧ ✗✿ ✗✭✟✱✟ ☛★ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✳✵ ✳ ✔✤✔✤✔✚ ✻✠✟✸✟✭✟ ☛✪✭✬✧✬✦ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔ ✳✵ ✳ ✔✤✔✫✔✢✦✧✟ ✦ ✗✲✗✩ ✟✭✗✭✟ ✠ ✗☛ ✗✦✟✭✱✟ ☛✦★ ✡✸★ ✧✟ ✦✬✧ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✳✽ ✳ ✔✤✔✯✔✣★ ❂★✸✟ ✦✟ ☛✟ ✧✬✭ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔ ✵✤ ✳ ✔✤✔✳ ✔✚ ✧✻✲✗✠✱✟✭✟ ✧✠ ✻ ☛✪ ✗✦✬✱✗☛✟✠★✭✦✬✟ ✧ ✗✿✗✭✟✱✟ ☛★ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✵✫ ✳✔✫✔✹✩✭✗✪ ★ ☛✎★ ✧✠✟ ✧✬✦ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔✔✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔✔ ✔ ✵✯
(14)
xvi
❄ ❅❆ ❅❇❈ ❉ ❊❋ ❊● ❍ ■❏ ❑▲ ▼◆ ❈■❖ ▼P ❑▼◗ ▼❍❘ ❈❙ ❍ ▼❙ ❍ ■❚ ❖ ❏❯ ❱
❲❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❳ ❨ ❄ ❅❄ ❅❖ ❏❯❱❩❍ ■❇❍ ■❩❊■ ◆❍■ ❏❑▲ ▼◆ ❈■ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❳❆ ❄ ❅❬ ❅❭❍ ❪ ❊❫ ❈❍ ❑▲ ▼❖ ❏❯❚ ❑❲❩❍ ■❘❈■ ◆ ◆ ❊■ ❍ ❍ ■❏❑▲ ▼◆ ❈■ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❳❄ ❄ ❅❳ ❅❘ ❈■ ◆ ◆❊■ ❍ ❍ ■ ❏❑▲ ▼◆ ❈■❴ ❈❩▼◗❈■❘ ❈❙❍ ▼❙ ❍ ■ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❳❳ ❄ ❅❵❅❘ ❈❙ ❍ ■❍ ■❘ ❙P❩❊❑❋ ▼❛▼❋ ❍ ▲❘❙▼◗❈❙❩❍❜❍ ◗❘ ❈■❝❈❩▼❍ ❍ ■❏ ❑▲▼◆ ❈■ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❳❞ ❄ ❅❡ ❅❖ ❏❯
❱
❢❣ ❏❯❩❍ ■❤ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❵✐ ❄ ❅❞❅❖❏❯❩❍ ■❖❍ ❑❋❈❙▼ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❵❄ ❄ ❅❥ ❨ ❅❖ ❈ ❉❍ ■❏❙ ◆❍ ■ ▼❑ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❵❳ ❄ ❅❥❥ ❅❤ ❈❙ ❍ ❦❍❏ ❑▲▼◆ ❈■ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❵❡ ❄ ❅❥ ✐ ❅❘ ❈ ◗❉❍ ●❍ ▲ ❍■❧◗❊ ◗ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❡ ✐ ❬ ❅❇♠❴♥♦❘❧❭♣❤❯♣❤❴♣❫♣❤❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❡❞ ❬ ❅❥ ❅❇❈▲▼◗q ❊❜❍ ■ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅ ❡❞ ❬ ❅ ✐❅❴❍ ❙ ❍ ■ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❞❨ ❯♣rs♣❫❘❧❴s♣❇♣ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅ ❞❥ ❭♣♦❘♥❫♣❤ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅❅ ❅ ❅❅ ❥ ❨❥
(15)
xvii
t✉✈ ✇ ✉①✇ ✉②③ ④
⑤⑥ ⑦⑥ ⑧⑥ ⑨
⑩ ⑥❶ ❷ ⑦❸❹ ❺❹ ⑩ ❻❼ ❻❽❽❾ ❾ ❿ ➀ ❻⑨ ⑥❼➁❼ ⑥ ➁❻➂ ⑨➃❷ ⑨ ➄ ⑥ ⑧⑥ ❼⑥ ⑨➀ ❻❷ ➁❼ ➂⑥ ❿ ❻➅❹➆❻➁ ⑥ ➀⑥ ⑨❷ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❸ ➇ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦❸❹ ➇❹ ➈⑥ ❿ ⑥⑧❷ ❼❷ ❿➉❻➀ ❿❾❾ ➁❷ ⑥ ⑨❾ ➄ ❿ ⑥➊❻➀⑥ ⑨❽ ➂⑥ ⑦❻❼ ⑥➁⑥ ❻❿➋⑥ ⑨ ➄➀ ❻⑥⑧ ⑥❼ ❻➀ ⑥ ⑨
⑥ ⑦⑥ ❼⑥ ❼ ⑥➂⑧❷ ❼❾ ➀❷ ➃❷ ⑨➄ ➂ ❽➂ ❿ ⑥⑨ ⑨➋⑥❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹❹ ❸ ➌ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹ ❺❹ ➎❷➏❷ ➃ ⑥ ❼⑥ ⑨⑥ ❿➂ ➁❿ ⑥❼ ⑥➐❿ ⑥❼ ⑥➀ ⑥⑨➃❷ ❿❽ ❻❿ ⑥ ⑥⑨➀❷ ❶ ❻❼❷ ➁ ❼➂ ⑥❿ ❻ ➆❻➁ ⑥➀ ⑥ ⑨❷ ❹❹❹ ❹❹ ➌ ❺ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹ ➇❹ ⑤⑥ ➁ ❻⑦➃❷ ⑨ ➄➂ ❽ ➂❿ ⑥ ⑨❽❷➏❷ ➃⑥ ❼⑥ ⑨⑥ ❿➂ ➁❷ ➁❼ ➂⑥ ❿ ❻➆ ❻➁⑥ ➀ ⑥⑨❷❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹ ➌ ➇ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹ ❸❹ ⑩ ❻❼ ❻❽➃❷ ⑨➄ ⑥ ⑧⑥ ❼⑥ ⑨➑ ⑦❾ ❽ ⑥ ➁❻➀⑥ ⑨❶ ⑥ ➄ ❻⑥⑨ ➒➀ ⑥ ⑨❽❾ ⑨ ➀ ❻➁❻➃ ⑥ ➁⑥ ⑨ ➄➓
➁➂ ❿ ➂ ❼➃ ⑥ ➀ ⑥➃❷ ⑨ ➄ ⑥⑧ ⑥❼ ⑥⑨➐➃❷ ⑨ ➄ ⑥ ⑧⑥ ❼⑥ ⑨❽❷ ❼❻❽ ⑥❽⑥ ⑨ ➀➂ ⑨ ➄ ⑥ ⑨
❾ ❽ ➁❻➄❷ ⑨❼❷ ❿ ⑦⑥ ❿ ➂❼❼❷ ❿ ⑥ ⑧⑥❼ ❻⑥ ⑨❾ ❽ ➁ ❻⑥➑➔⑧➄➓→➒❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹ ❹ ➌➣ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹➍❹ ➎❾ ❷➊❻➁ ❻❷ ⑨❽❾ ❿❷ ⑦⑥ ➁ ❻ ❿ ⑥ ⑨❼ ⑥❿ ⑥❽ ⑥ ⑨➀ ➂ ⑨➄ ⑥ ⑨❾ ❽➁ ❻➄❷ ⑨➑↔ ↕ ➒➀ ⑥ ⑨⑨ ❻⑦⑥ ❻
➙↕↔ ➀ ❻❼ ❻⑥➃ ➁❼ ⑥➁ ❻➂⑨ ➃⑥ ➀ ⑥❽❷ ❼ ❻➄ ⑥❶ ⑥ ➄ ❻⑥ ⑨❷ ➁❼➂ ⑥ ❿❻➆❻➁ ⑥ ➀⑥ ⑨❷ ➁ ⑥⑥ ❼
➃ ⑥ ➁⑥ ⑨ ➄➀ ⑥⑨➁ ➂ ❿➂ ❼❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ➛ ➍ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹ ➌❹ ➎❾ ⑨ ➁❼ ⑥⑨ ❼ ⑥⑦⑥➜ ➂❿❷ ⑥ ❽➁ ❻➙↕↔
➝
➑ ❽➐ ➙↕↔➒➀ ⑥⑨➙↕↔➞ ➟➠➡➢➤ ➠➥➀ ❻ ➦❾ ⑨ ⑥➁➂ ⑨ ➄ ⑥ ❻➑ ➅❼❹❺ ➒➧➦❾ ⑨ ⑥➃❷ ❿➏⑥ ⑧➃➂ ❿ ⑥ ⑨➑➅❼❹➇➀ ⑥⑨➅❼❹❸➒➀ ⑥⑨
➀ ❻➦❾ ⑨ ⑥⑦⑥ ➂ ❼➑➅ ❼❹➍➒➀ ❻❷ ➁ ❼➂ ⑥ ❿❻➆❻➁ ⑥ ➀⑥ ⑨❷ ➑ ⑨➨➛➒❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹ ➛➌ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹➛ ➩❻ ⑦⑥❻➃❷ ⑨ ➄ ➂ ❿⑥ ⑨ ➄ ⑥⑨❾ ❽ ➁❻➄❷ ⑨➂ ⑨❼ ➂❽➃ ❿❾ ➁❷ ➁➙↕↔➁❷ ❼❷ ⑦⑥➉❺➉⑥❿ ❻
➑➙↕↔ ➫
➒➀⑥ ⑨➁❷ ❼❷ ⑦⑥➉❺➜ ⑥⑧➑➙↕↔ ➫ ➭➯➲
➒➀❻❼❻⑥ ➃➁ ❼⑥ ➁❻➂ ⑨➃❷ ⑨➄ ⑥ ⑧⑥ ❼⑥ ⑨
➀ ❻❷ ➁❼ ➂ ⑥❿ ❻➆ ❻➁⑥ ➀ ⑥ ⑨❷ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹❹ ➛ ➛ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹➳❹ ➎❷ ❶ ➂ ❼➂➉⑥ ⑨❾ ❽ ➁❻➄❷ ⑨➑⑧➄➓→➒➃⑥ ➀ ⑥➃❷ ❿ ⑦⑥ ❽➂ ⑥ ⑨➋⑥ ⑨ ➄❶ ❷ ❿❶ ❷ ➀⑥
❼❷ ❿➉⑥ ➀⑥ ➃➵⑥ ❽ ❼➂➃❷ ⑨➄ ⑥ ⑧⑥ ❼⑥ ⑨➀ ⑥ ⑨❾ ❽ ➁❻➄❷ ⑨➑↔ ↕ ➒❼❷ ❿ ➁❻➁ ⑥❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹ ➛ ➳ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹➣❹ ⑤⑥ ➁ ❻⑦➃❷ ⑨ ➄➂ ❽ ➂❿ ⑥ ⑨➃❾ ❼❷ ⑨ ➁ ❻⑥⑦❿❷ ➀❾ ❽➁➁❷ ➀ ❻⑧❷ ⑨➅❼❹➇➀ ⑥ ⑨➅❼❹❸
➀ ❻❷ ➁❼ ➂ ⑥❿ ❻➆ ❻➁⑥ ➀ ⑥ ⑨❷ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹ ❹ ❹❹❹ ➛➸ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹ ➸❹ ➈❿❾ ➀➂ ❽ ❼❻➺❻❼ ⑥ ➁➃❿ ❻⑧❷ ❿➀ ❻❷ ➁❼ ➂⑥ ❿ ❻➅ ➂⑨ ➄ ⑥ ❻➆ ❻➁⑥ ➀ ⑥⑨❷➑➦❾ ⑨ ⑥➃❷ ❿➐
➏⑥ ⑧➃ ➂ ❿ ⑥⑨ ➒➃ ⑥ ➀ ⑥➻ ➂ ⑨ ❻➐➼➄ ➂ ➁❼ ➂➁➇➔ ➔ ➣❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹ ➳ ➔ ⑩ ⑥❶ ❷ ⑦➍❹ ❺➔❹➩❻ ⑦⑥❻❿⑥ ➁ ❻❾➙↕↔➐➆↕↔➀❻❷ ➁ ❼➂ ⑥ ❿ ❻➆ ❻➁⑥ ➀ ⑥⑨❷ ➑ ➂ ⑨❼ ➂❽➅❼❹❺➀ ⑥⑨
➅❼❹ ➍⑨➨❺ ➇➧➂ ⑨ ❼➂ ❽➅❼❹➇➀ ⑥ ⑨➅❼❹❸⑨ ➨➇➍➒❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹ ❹❹❹❹ ❹❹ ❹❹❹
…...
73
Tabel 4.11. Kandungan nitrogen (N-organik, DIN, dan amonia total)
di estuari Cisadane ...
74
Tabel 4.12. Beban organik setara kebutuhan oksigen (BOD
3
) di zona
estuari (payau) muara Cisadane pada musim kemarau ...
77
Tabel 4.13. Beban organik setara COD di zona percampuran (payau)
estuari Cisadane pada musim kemarau ...
78
Tabel 4.14. Muatan oksigen terlarut (kg/
½
hari untuk pasang atau surut,
kg/hari untuk harian) di zona estuari (percampuran) muara
Cisadane pada musim kemarau ...
80
Tabel 4.15. Muatan oksigen terlarut bawaan dari sungai/laut per volume
estuari dan konsentrasi DO dari zona sungai yang
diharap-kan agar DO di estuari Cisadane tidak kurang dari 3 mg/L di
musim kemarau ...
81
Tabel 4.16. Muatan oksigen dari fotosintesis dan reaerasi dan peranannya
dalam memasok oksigen estuari Cisadane ...
84
Tabel 4.17. Defisit oksigen di zona sungai dan zona percampuran
(16)
xviii
➽➾➚➪ ➾➶➹➾➘ ➴➾➶
➷ ➬ ➮➬ ➱➬ ✃
❐➬ ➱❒➬❮ ❰ Ï❰ Ï ÐÑ➬Ò ❮➬ ➱➬ ➮Ñ ❮Ó➬ÔÑ➬ ✃Ó ÕÖ Õ ❮Ó➬ÑÖ➬ ✃×Ó ØÑÒ Õ✃ÖÕ ❮➮➬❮ÙÖÚÑÕ ØÖ Ù➬❮ÑÏÏÏ ÏÏÏ Ï Û ❐➬ ➱❒➬❮ Ü Ï❰ Ï Ý ÕÞÑ➱×ÓØÑÒ Õ✃ÖÕ❮➮➬❮ÙÖßÐ à áÚÑÕ ØÖ Ù➬❮Ñß➱× ÚÑâÑÓ➬ØÑÚ➬❮Ñ
ã ➬ ➱Õ Øä❰å æ çáÏÏÏ ÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏ ÏÏ ÏÏÏÏ ÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏ ÏÏÏ ÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏ ÏÏ ÏÏÏ ÏÏÏÏ ❰ ❰ ❐➬ ➱❒➬❮ Ü ÏÜ Ï è Õ❮Ù ❒➬é➬ ✃❒➬é➬✃× ❮Ò➬✃ÑÓ ØÕ➮➬ ➱➬❒ Õ❮➮➬ ✃Ò ØÙ✃Ò✃ê➬×ÓØÑ ë
Ú➬ØÑ❒ Ñ ×➮×Ò Ñ ØÚÑì Õ ❮➬Ñ ❮➬ ✃ì➬Ú➬Ó×✃ÚÑ ØÑ➬Õ❮ ×❒ ÑÓßíÕÖ î➬➮â
&
Eddy, 1991) ...
14
Gambar 2.3.
Pengaruh konstanta laju reaksi (k) pada BOD untuk nilai
L
t
tertentu (Metcalf & Eddy, 1991) ...
15
Gambar 2.4.
Sungai Cisadane, yang mengalir dari Bogor hingga
Tangerang dan bermuara di daerah Tanjung Burung,
Kabu-paten Tangerang (sumber: PUSARPEDAL 2010)...
26
Gambar 3.1.
Skematik “box model” pada estuari yang terstratifikasi
(Sum-ber: dimodifikasi dari Peirson
ï ðñò. 2002) ...
28
Gambar 3.2.
Lokasi titik-titik pengamatan (St. 2, St. 3 dan St. 4) di Estuari
Cisadane, Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang ...
33
Gambar 3.3.
Perlakuan-perlakuan pada penelitian degradasi bahan
organik sedimen ...
37
Gambar 3.4.
Letak stasiun pengamatan di estuari S. Cisadane secara
longitudinal dan pembagian ruas yang diwakili oleh St. 2
dan St. 3 ...
39
Gambar 4.1.
Pasang surut di Muara Cisadane (garis berlekuk) dan Tanjung
Priok (garis putus) pada tanggal 17–19 Juli 2007 ...
45
Gambar 4.2.
Pasang surut perairan muara Cisadane (Tanjung Burung)
Juli – Oktober 2007 ...
46
Gambar 4.3.
Pasang surut perairan muara Cisadane (Tanjung Burung)
Juni – Agustus 2008 ...
46
Gambar 4.4.
Peta lokasi pengamatan salinitas dan temperatur dengan
CTD pada tanggal 2 Agustus 2007 ...
47
Gambar 4.5.
Sebaran menegak salinitas pada kondisi surut (2 Agt 2007)
di estuari Cisadane, hasil pengamatan dengan CTD ...
48
Gambar 4.6.
Sebaran salinitas di muara S. Cisadane pada saat pasang
(atas) dan surut (bawah) pada tanggal 26 September 2007... 49
Gambar 4.7.
Sebaran suhu secara vertikal hasil pengamatan CTD pada
kondisi surut (2 Agustus 2007) di S. Cisadane ... 49
Gambar 4.8.
Sebaran suhu secara vertikal pada kondisi pasang (atas) dan
surut (bawah) pada tanggal 6 Oktober 2007 ...
50
Gambar 4.9.
Sebaran suhu secara vertikal pada kondisi pasang (atas) dan
surut (bawah) pada tanggal 19 Juli 2008 ...
50
Gambar 4.10. Profil dasar estuari S. Cisadane pada ruas 9 km dari muara
ke arah hulu, ruas 0 - 3 km dari muara (atas), ruas 3-6 km
(tengah) dan ruas 6-9 km (bawah) ...
53
Gambar 4.11. Kadar oksigen terlarut (DO) di zona sungai (St. 1), zona
percampuran (St. 2 dan St. 3), dan di zona laut (St. 4) di
Estuari Cisadane, pada saat pasang dan surut (Garis tegak
I
menggambarkan SD= standard deviasi, n= 7) ...
54
(17)
xix
ó ô õö ô ÷ ø ùú ûù üô ýô ÷ þ ÿ ✁✂ ✄☎ ✆ ✄÷✝ô ÷✞ ✆ ✟✠ ✡ ☛ ý ✁ ✄ ✆ ✁ô ☞ ✆ô ✁✞☎ ✟✌ ✍✎✆ùú✏ ✑þ ☎ô ✞☎ ✂ô ✁✒✓✍✎✆ùûýô ☎✔✍✎✆ù✕✏✑þ ☎ ô ☞ ✄÷✖ôõ ☞ ✞ ÷ô☎✒ýô ☎ ✠ ✍✎✆ùø ✏✑þ ☎ô✝ô ✞ ✆☛ý ✁✗ ✆ ✞ô ÷ ✁✔✁ ô ýô ☎ ✄✒☞ô ýô ôô ✆☞ô ô ☎ ✂
ýô ☎ ✞÷ ✞ ✆✟✘✘✘✍ö ô ✆ô ☎ ✁✝ô ✁✙ ✁☞þ ÿ ✁ô ☛ùù ùùù ùùù ùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùù ùùù ùù ✚ ✚ ó ô õö ô ÷ ø ùú✕ù üô ýô ÷þ ÿ ✁✂ ✄☎✆ ✄ ÷✝ô ÷ ✞✆✟✠ ✡ ☛ý ✁✑þ☎ ô☞ ✄ ÷✖ô õ ☞ ✞÷ô ☎✟✎✆ùûýô☎
✎✆ù✕☛✗ ✆ ✞ô ÷ ✁✔✁ ô ýô ☎ ✄✒☞ô ýô ô ô ✆☞ô ô ☎ ✂✒☞ ✄÷ô ✝ ✁✙ ô☎ ✞ ÷✞ ✆✒
✞ ÷✞ ✆ýô ☎☞✄ ÷ô✝ ✁✙ ô ☎☞ô ô ☎ ✂✟✛✡ ÿ ✆ùýô☎û ✜✏ û ú✡ ÿ ✆ùû ✜✜ ✢ ☛ùùùù ùù ù ✚ ✢ ó ô õö ô ÷ ø ùú øù ✣ ✁✝ô ✁✓✡ ✠
✤
ý✁✑þ ☎ ô ✞☎ ✂ô ✁✟✎ ✆ùú ☛✒✑þ ☎ ô☞ ✄÷✖ôõ ☞ ✞ ÷ô ☎✟ ✎✆ùû ýô ☎✎✆ù ✕☛✒ýô ☎ý ✁✑þ ☎ô ✝ô ✞ ✆✟✎ ✆ùø ☛ý ✁✗ ✆ ✞ô ÷ ✁✔✁ ô ýô☎ ✄✒☞ô ýô
ô ô ✆☞ô ô ☎ ✂ýô☎ ✞ ÷✞ ✆ ✟ó ô ÷ ✁ ✆ ✄✂ô ÿ
I
õ ✄☎ ✂ ✂ô õöô ÷ ÿô ☎ ✎✠ ✥✆ô ☎ ýô ÷ ýý ✄✦✁ô ✁✒☎ ✥✢☛ùùùù ùùù ùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùù ùùùù ù ùùù ùùù ùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùù ùùù ùùùù ù ✛ ✜ ó ô õö ô ÷ ø ùú ✚ù ✣ ✁✝ô ✁✓✡✠
✤
ý✁ ✄ ✆✁ô ☞ ✆ô ✁✞☎✟✌ ✍✎✆ùú✏✑þ ☎ ô ✞☎ ✂ô ✁✒✓✍✎✆ùû ýô ☎✔✍✎✆ù ✕✏✑þ☎ ô☞ ✄ ÷✖ôõ ☞ ✞ ÷ô☎✒ýô☎✠✍✎✆ùø✏✑þ☎ ô✝ô ✞ ✆☛ý ✁ ✗ ✆ ✞ô ÷ ✁✔✁ ô ýô ☎ ✄✒☞ô ýô ô ô ✆☞ô ô ☎ ✂ýô ☎ ✞ ÷ ✞✆ù ùùù ùùù ùùù ùù ùùùù ùù ùùù ùù ✛û ó ô õö ô ÷ ø ùú ✛ù ✣ ✁✝ô ✁✓✡✠ý ✁✑þ ☎ô ☞✄ ÷✖ô õ ☞ ✞ ÷ô ☎✟ ✎✆ùû ýô ☎✎✆ù✕☛✗ ✆ ✞ô ÷ ✁
✔✁ ô ýô ☎ ✄✒☞ô ýô ô ô ✆☞ô ô ☎ ✂✒☞ ✄÷ô ✝ ✁✙ ô☎ ✞ ÷ ✞✆✒ ✞ ÷✞ ✆ýô☎
☞✄ ÷ô ✝ ✁✙ô ☎☞ô ô ☎ ✂✟✛✡ ÿ ✆ùýô☎û ✜✏ û ú ✡ÿ ✆ùû ✜✜ ✢ ☛ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùù ùùù ù ✛✕ ó ô õö ô ÷ ø ùú ✢ù ✧ ÷þ ý ✞ÿ ✆ ✁✦✁✆ô ☞ ÷ ✁õ ✄÷ö ✄ ÷ ✁✙☞ô ýô ý✞ô ✆ô ✁✞☎ ☞ ✄☎ ✂ô õô ✆ô ☎
ý✁✄ ✆✞ô ÷ ✁✔✁ ô ýô ☎ ✄ùù ùù ùùù ùùù ùùù ùù ùùùù ùù ùùù ùùù ùùù ùùù ù ùùù ùùù ùùù ùù ùùùù ùù ùùù ùùù ùù ùùùù ùùùù ✢ú ó ô õö ô ÷ ø ùú ★ù üô☎ ý ✞☎ ✂ô☎✆þ ✆ô✝õ ✁ÿ÷þ ö ôô ✄ ÷þ ö ✁ÿý ✁✑þ ☎ô ✞☎ ✂ô ✁✟✎✆ùú ☛
ý✁✑þ ☎ ô☞ ✄÷✖ô õ ☞ ✞ ÷ô ☎✟ ✎✆ùû ýô ☎ ✎ ✆ù✕☛ýô☎ ý ✁✑þ ☎ô✝ô ✞ ✆
✟✎✆ùø ☛ý ✁✄ ✆✞ô ÷✁✔✁ ô ýô ☎ ✄ ☛ùù ùù ùùù ùùù ùù ùùùù ùùù ùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùùù ùù ùùù ùùù ùùù ✢ ✚ ó ô õö ô ÷ ø ùú ✩ù üô☎ ý ✞☎ ✂ô☎õ ✁ÿ ÷þö ô✪✫✬ ✭ ✮ ✯✰ ✯✱ ✲ ✫✲ ✬ ✳ ✭✴ ✵✱ ✯✫✲✟ÿ ✁÷✁ ☛ýô☎
✶✲✷✵✸✸✭ ✫✫✹✺✟ ÿô ☎ ô☎ ☛ý ✁✑þ☎ ô ✞☎ ✂ô ✁✟ ✎✆ùú ☛✒✑þ ☎ô ☞✄ ÷✖ô õ✏ ☞✞ ÷ô ☎ ✟✎✆ùûýô ☎✎ ✆ù✕☛ýô ☎ý ✁✑þ☎ ô✝ô ✞ ✆✟ ✎✆ùø ☛ý ✁✄ ✆✞ô ÷✁
(18)
xx
✻✼✽✾✼✿❀ ✼❁❂ ❃✿✼❄
❅ ❆ ❇❆ ❈❆ ❉
❊ ❆ ❈❋ ●❍ ❆ ❉■❏ ❑▲▼ ❆❍ ❆ ❉◆ ❆❇● ❉● ❖ ❆◆P●❈◗ ❆❍❆❑❏❘● ◆ ❆ P❆ ❉ ▲❋ ❆ P❆◆ ❆ ❆❖❋ ❆ ◆❆ ❉❙ ❚❆❖ ❆ ◆❯P ❆ ❉◆◗ ❍ ◗ ❖❚▼ ❆❱❆❲❯❋ ❆ P❆❈◗ ◆● ❈❳▲❈ ❆❍❆◗❨ ❩❩ ❬P ❆ ❉
❨ ❩ ❩❭❏❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ■❩❪ ❊ ❆ ❈❋ ●❍ ❆ ❉❨❏ ❑▲▼ ❆❍ ❆ ❉◆◗❲◗P●❈◗ ❆❍❆❑❏❘● ◆ ❆P ❆ ❉ ▲▼ ▲❍P ❆ ◆❆❍❳❆ ❉❋ ▲❉ ❙ ❆❫
❈❆ ❖❆ ❉P●❳▲ ▲❈❋ ❆ ❖◆❖❆ ◆●◗ ❉❋ ❆ P ❆◆ ❆❆ ❖❋ ❆◆ ❆❉ ❙P ❆ ❉◆◗ ❍ ◗ ❖
❋ ❆ P❆ ❈◗ ◆● ❈❳▲❈ ❆❍❆◗❨ ❩❩ ❬P ❆ ❉❨ ❩❩❭ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏ ❏❏ ❏ ■❩❴ ❊ ❆ ❈❋ ●❍ ❆ ❉❪❏ ❵▲▼ ● ❖❑❏❘ ● ◆❆ P ❆❉ ▲▼ ❆❙● ❆ ❉❲● ❇●❍❋ ❆ P ❆❈◗ ◆● ❈❳▲ ❈❆❍ ❆◗❖ ❆❲◗ ❉
❨ ❩ ❩ ❬ ❚❳●❍●❛❜❙◗ ◆❖◗ ◆❛❑▲❋ ❖ ▲❈▼ ▲❍❛❝ ❳❖❞▼ ▲❍❯P ❆ ❉❈◗ ◆● ❈❳▲❫
❈❆❍❆◗❨ ❩ ❩❭❚❳❆ ❉❆ ❉❛❡◗ ❉●❛❡ ◗ ❇●❛❜❙◗ ◆ ❖◗ ◆❯❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ■❩❢ ❊ ❆ ❈❋ ●❍ ❆ ❉❣❏ ❤❆ ❉ P◗ ❉ ❙ ❆ ❉❞❳◆● ❙ ▲ ❉❚ ❵❝❯P●❖● ❆❋ ◆❖❆ ◆●◗ ❉❋ ▲ ❉ ❙ ❆❈❆ ❖❆ ❉❋ ❆ P ❆
◆❆ ❆ ❖
❋ ❆ ◆❆ ❉❙❚❳●❍ ●❯P❆ ❉◆◗ ❍ ◗ ❖❚ ❳❆❉ ❆ ❉❯ P●▼ ❆❙● ❆ ❉❋ ▲❍❈◗❳❆ ❆ ❉
❚❆❖ ❆ ◆❯P ❆ ❉P❆ ◆ ❆❍❚▼ ❆❱❆❲❯P● ▲ ◆❖◗ ❆❍ ● ❑❏❘ ● ◆❆ P ❆❉ ▲❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ■■❩ ❊ ❆ ❈❋ ●❍ ❆ ❉✐❏ ❥●❇❆●❦ ❝ ❵
❧
❖● ❆❋ ◆ ❖❆ ◆●◗ ❉❋ ▲ ❉ ❙ ❆❈❆ ❖ ❆❉❋ ❆ P ❆◆❆ ❆ ❖❋ ❆ ◆❆ ❉ ❙ ❚ ❳●❍ ●❯P ❆ ❉◆◗ ❍◗ ❖❚❳❆ ❉ ❆❉❯P●▼ ❆❙● ❆ ❉❋ ▲❍ ❈◗❳❆ ❆❉❚❆ ❖❆ ◆❯P ❆ ❉
P ❆ ◆❆❍❚▼ ❆❱❆❲❯P●▲ ◆❖◗ ❆❍ ●❑❏❘ ● ◆❆ P ❆ ❉▲❏❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏ ❏❏❏❏❏ ❏ ■■ ■ ❊ ❆ ❈❋ ●❍ ❆ ❉❴❏ ❥●❇❆●❦ ❝ ❵
❧
P ❆ ❉❳❆ ❉ P◗ ❉❙ ❆❉ ❞❳◆● ❙ ▲ ❉❚❵ ❝❯❖● ❆❋❋ ▲ ❉❙ ❆ ❈❆ ❖❆ ❉ ❋ ❆ P❆❳▲ ❖● ❙ ❆▼ ❆❙● ❆ ❉▲ ◆❖◗ ❆❍ ●❛❑❖❏■❚◆◗ ❉ ❙ ❆●❯❛❑❖❏❨
& St. 3
(percampuran), dan St. 4 (laut) di muara Cisadane ...
112
Lampiran 7.
Laju reaksi BOD
3
(k-BOD) dan BOD
♠ ♥♦♣qr ♦ sdi bagian
sungai (St. 1), bagian percampuran (St. 2 dan St. 3) dan
di bagian laut (St. 4) di estuari Cisadane ...
113
Lampiran 8.
Hasil pengamatan degradasi sedimen di laboratorium,
kan-dungan oksigen terlarut (DO) pada setiap waktu pengamatan
pada sampel air dan sampel sedimen + air di akuarium
yang berasal dari St. 2 dan St. 3 di estuari Cisadane ...
114
Lampiran 9.
Tabel sidik ragam percobaan degradasi bahan organik
sedimen dengan Rancangan Acak Bersarang (Nested
design) dan uji lanjut BNT ...
115
Lampiran 10. Tekstur (atas) dan tipe (bawah) sedimen zona percampuran
(St. 2 dan St. 3) estuari Cisadane...
116
Lampiran 11. Kondisi kualitas air estuari Cisadane pada saat pengamatan
produktivitas primer (2008) ...
117
Lampiran 12. Nilai BOD dan nilai COD tiap pengamatan pada ketiga
bagian estuari, St. 1 (sungai), St. 2 & St. 3 (percampuran),
dan St. 4 (laut) di muara Cisadane ...
118
Lampiran 13. Nilai pH perairan tiap pengamatan pada ketiga bagian
estuari, St. 1 (sungai), St. 2 & St. 3 (payau), dan St. 4 (laut)
di estuari Cisadane ...
119
Lampiran 14. Kandungan N-organik, nitrogen terlarut (DIN) dan amonia
total tiap pengamatan pada ketiga bagian estuari, St. 1
(sungai), St. 2 & St. 3 (percampuran), dan St. 4 (laut) di
muara Cisadane ...
120
Lampiran 15. Nilai BOD dan kandungan nitrogen organik (N-org) tiap
pengamatan pada ketiga bagian estuari, St. 1 (sungai), St. 2
& St. 3 (payau), dan St. 4 (laut) di muara Cisadane ...
121
Lampiran 16. Beban organik total (kg COD/hari) dari zona sungai (St. 1)
di estuari Cisadane pada beberapa kondisi debit sungai di
(19)
xxi
t ✉ ✈✇ ①②✉ ③④ ⑤⑥ ⑦⑧ ② ⑨① ⑩❶③ ❷✉ ③③ ⑧ ② ✉ ❸✉❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③ ❼⑦⑧ ③ ⑧③ ⑩❶✉ ③✈ ❶✉ ⑩✉ ③❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③ ⑩⑧ ② ❽✉ ② ❶ ⑩❾ ✉② ①❿❹ ⑩❹ ❻①③ ⑩⑧ ❻① ❻➀ ➁➂
➃➄
➅⑥⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥⑥⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ④➆ ➇ t ✉ ✈✇ ①②✉ ③④ ➈⑥ ⑦⑧ ② ⑨① ⑩❶③ ❷✉ ③③ ⑧ ② ✉ ❸✉❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③ ❼⑦⑧ ③ ⑧③ ⑩❶✉ ③❺❹ ③ ❻⑧③ ⑩② ✉ ❻①❾ ✉ ③
✈ ❶✉ ⑩✉ ③❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③⑩⑧② ❽✉ ②❶⑩❾✉ ② ①②⑧ ✉ ⑧② ✉ ❻①✉ ⑩✉ ❶❾① ❿ ❶ ❻①➀➁➂ ➉ ➊➃
➅⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ④➆ ➋ t ✉ ✈✇ ①②✉ ③④ ➌⑥ ⑦⑧ ② ⑨① ⑩❶③ ❷✉ ③③ ⑧ ② ✉ ❸✉❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③ ❼⑦⑧ ③ ⑧③ ⑩❶✉ ③✈ ❶✉ ⑩✉ ③❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③
⑩⑧ ② ❽✉ ② ❶ ⑩❶③ ⑩ ❶❺❾ ⑧ ❺❹ ✈✇ ❹ ❻① ❻① ❺❹ ❽❹ ✈✉①②➀ ➁➂ ➉➍
➅⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥ ④➆ ⑤ t ✉ ✈✇ ①②✉ ③➆ ➎⑥ ⑦⑧ ② ⑨① ⑩❶③ ❷✉ ③③ ⑧ ② ✉ ❸✉❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③ ❼⑦⑧ ③ ⑧③ ⑩❶✉ ③✈ ❶✉ ⑩✉ ③❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③
⑩⑧ ② ❽✉ ② ❶ ⑩❶③ ⑩ ❶❺❾ ⑧ ❺❹ ✈✇ ❹ ❻① ❻① ❻⑧ ❾ ①✈⑧ ③➀➁➂ ➏ ➍➉
➅⑥⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥⑥ ⑥ ④➆ ➌ t ✉ ✈✇ ①②✉ ③➆ ④⑥ ⑦⑧ ② ⑨① ⑩❶③ ❷✉ ③③ ⑧ ② ✉ ❸✉❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③ ❼⑦⑧ ③ ⑧③ ⑩❶✉ ③✈ ❶✉ ⑩✉ ③❹ ❺ ❻①❷ ⑧ ③
⑩⑧ ② ❽✉ ② ❶ ⑩✉ ❺⑩❶✉ ❽❾①✇⑧ ② ✉①② ✉ ③➀➁➂ ➐➑
(20)
xxii
➒➓➔→ ➓➣↔↕→ ↔➙ ➓➛➒ ➓➜↕ ↔➜➝➞➓→ ➓➜
➟ ➠➠➡ ➢➤ ➥ ➡➦ ➡ ➧➨➩➫ ➭➤ ➭ ➦➯➭ ➦➲➫ ➳ ➵➭ ➨➭ ➠➸➭ ➵➺➠➧➭ ➵ ➻
➟ ➦ ➡➼ ➺➭ ➩➭ ➦➡➽ ➨ ➺➭➭ ➥➭ ➧➭ ➦ ➡➽ ➨ ➺➽ ➾➽➡ ➦➸ ➺➨➺➥➭ ➦ ➚➭➡➽➨➺➲ ➳ ➦➭ ➥➭ ➧➽ ➭ ➦➸ ➧ ➦➲ ➭ ➦ ➡➽➨➺➲➳ ➦➦ ➡ ➠➻
➪ ➶➹ ➘ ➩➴➷➬➮ ➱ ✃ ❐ ❒➮ ❒❮ ❰➱Ï ➷ÐÐ➬ ❰Ñ➱ ➮Ò ❐✃ ❒Ó ➷ÔÕ❒ ❐❮ ➬Ó➾➽ ➭ ➵➫ ➡➦➡➵➲ ➭ ➦➺➽➥➳ ➵ ➠➭ ➵➧ ➥ ➯➭ ➦➲➸ ➭ ➚➭ ➥➸ ➺➧ ➵➭ ➺➨ ➳ ➢➭ ➵➭➫ ➺➡ ➠➡➲ ➺➻
➪➠➡ ➡Ö ➩➚➳ ➵ ➥➧Ö➫ ➧➤➭ ➦➭ ➥➭ ➧➚➳ ➵➽ ➳Ö➫➭ ➦➲ ➭ ➦➯➭ ➦➲ ➢➳ ➚➭ ➥ ➻
➪➹ ➶ ➩➴➷➬Ô×➱Ø➷Ô❒❰
(
➭ ➥➭ ➧Biological) Oxygen Demand
➾➽ ➳➫ ➧ ➥➧➤ ➭ ➦➡➽ ➨ ➺➲ ➳ ➦ ➫ ➺➡➽➺Ö➺➭ Ù➫ ➺➡ ➠➡➲ ➺Ú➻➪➹ ➶ Û
➩➪➹ ➶➸ ➳ ➦➲ ➭ ➦➺➦➽➧➫ ➭➨➺➚➭➸ ➭Ü ÝÞ➘➨ ➳ ➠➭Ö➭Ü➤ ➭ ➵➺➻
➪➹ ➶
u
➩Ultimate BOD
➾➪➹ ➶➤ ➺➦➲ ➲ ➭➭➽ ➤ ➺➵➚ ➵➡➨ ➳➨ ➾➪➹ ➶➽ ➳➨ ➳ ➠➧ ➵➧➤ ➭ ➦➻➪ ßà á ➩➪➭ ➸ ➭ ➦ß➳ ➦➲ ➳ ➦➸ ➭ ➠➺➭ ➦à➺➦➲➽➧ ➦➲ ➭ ➦á➺➸ ➧ ➚ ➻
➪ ßâ ➶➟ ➩➪➭ ➠➭ ➺ß➳ ➦➲ ➳ ➠➡ ➠➭ ➭ ➦â➧Ö➫ ➳ ➵➶➭ ➯➭➟➺➵➾Ö➺➨ ➭ ➠➪ ß â➶➟➘➺ ➠➺ã➧ ➦➲ä ➘➺➨ ➭ ➸➭ ➦➳ ➻
➢å➧ ➩
colony form unit
➾➨ ➭ ➥ ➧➭ ➦➧ ➦ ➥➧➽➭ ➦➭ ➠➺➨➺➨Ö➺➽ ➵ ➡➫ ➺➡ ➠➡➲ ➺➸ ➳ ➦➲ ➭ ➦Ö➳ ➥➡➸ ➳➚➳ ➦ ➧Ö➫ ➧➤➭ ➦➽➡ ➠➡➦ ➺
➘➪ ➹ ➶ ➩
carbonaceus BOD
➾➚➳ ➦➲ ➧➽➧ ➵➭ ➦➪➹ ➶➭ ➦ ➥➭ ➵➭ ➠➭ ➺➦➸➳ ➦➲ ➭ ➦ ➚➳ ➦➭Ö➫ ➭ ➤➭ ➦➺➦➤ ➺➫ ➺➥➡ ➵➦ ➺➥➵➺å➺➽ ➭➨➺➻➘æ ➩
community respiration
➾➵➳ ➨➚➺➵➭ ➨ ➺➽ ➡Ö➧ ➦ ➺➥➭ ➨ ➻➘➹ ➶ ➩
Chemical Oxygen Demand
➾➽ ➳ ➫ ➧ ➥➧➤ ➭ ➦➡➽ ➨ ➺➲ ➳ ➦➽➺Ö➺➭ ➻➘ ç ➶ ➩
Conductivity-Temperature-Depth,
➭ ➠➭ ➥➧➽➧➵.
➶➹ ➩
Dissolved Oxygen
➾➡➽➨➺➲ ➳ ➦➥➳ ➵➠➭ ➵ ➧ ➥➻➶➹ ➘ ➩
Dissolved Organic Carbon
➾➽ ➭ ➵➫ ➡➦➡➵➲ ➭ ➦ ➺➽➥➳ ➵ ➠➭ ➵➧ ➥➻èßß ➩
Gross Primary Production
➾➚ ➵➡➸ ➧➽ ➨➺➚➵ ➺Ö➳ ➵➽➡➥ ➡➵ÙèßßÚ➻èßâ ➩
Global Positioning System.
á➯➚ ➡➼ ➺➭ ➩➤ ➺➚➡➽ ➨ ➺➭ ➾➽ ➭ ➦➸ ➧ ➦➲ ➭ ➦➡➽➨➺➲ ➳ ➦➯➭ ➦➲➨➭ ➦➲ ➭ ➥➵➳ ➦➸ ➭➤➸ ➺➚➳ ➵➭ ➺➵➭ ➦➾ éÜÖ➲ êà➻
ë➭ ➦➤ ➺➸ ➵➡➨ ➩ë➭ã➭ ➥➭ ➦á➺➸ ➵ ➡ì➡➨➳ ➭ ➦ ➡➲ ➵➭å➺çíî➟à➻
ï➳ ➨ ➡➤ ➭ ➠➺➦ ➩➚➳ ➵➭ ➺➵➭ ➦Ù➳ ➨ ➥ ➧➭ ➵ ➺Ú➸➳ ➦➲➭ ➦➨ ➭ ➠➺➦➺➥➭ ➨➫➳ ➵➽ ➺➨ ➭ ➵ðäñ ò
%
óÙ➚➨ ➧Ú➻ í➪ ➹ ➶ ➩
Nitrogeneus BOD,
➚ ➵ ➡➨ ➳ ➨➪ ➹ ➶➧ ➦ ➥➧➽ ➦ ➺➥➵ ➺å➺➽ ➭➨➺➻íôß ➩
net ecosystem production
➾➚➵ ➡➸ ➧➽ ➨ ➺➫ ➳ ➵➨ ➺➤➳➽➡➨ ➺➨ ➥➳Ö➻(21)
xxiii
ö ÷ ø ù
oxidation and reduction potential
úûü ýþ ÿ ✁✂ ✄☎þ ✆ü ✝ úûü ýþÿ ✁✂✄ ✞ÿ ý✞✝✟þ ÿ✠✂✟✡✁✄ü ✝ ✁✠þÿ☛✝þ☞✁✄✂ ÿ✠✂ÿþ ✄þ ✝ ý☎üÿ✌ú✂ ý✂✞✞ÿ ý✞✝ ✟þ ✄þ û✂ ✝✂ÿü ✝ ✁✠þ ÿ☛✟þ ÿ✠✂✟✡✁✄þ✄þ ✝ ý☎ü ÿ✌ ✍øö✎ ù
Particulate Organic Carbon
úû✂ ☎ ý✁ ✝þ✄ ✝✂ ☎✡ü ÿü ☎✠✂ ÿ ✁ ✝✍øö✏ ù
Particulate Organic Nitrogen
úû✂ ☎ ý✁✝þ ✄ÿ ✁ ý☎ü✠þÿ ü ☎✠✂ÿ ✁ ✝✍øø✑ ✒✓✏✔✕ ø ùø✞ ✂ ýøþÿ þ ✄✁ ý✁✂ ÿ✑✁ÿ✠✝✞ÿ✠✂ ÿ✒✁✆✞û✓ÿ ✁✖þ ☎ ✁ ý✂ ✔✁ ûü ÿ þ✠ü ☎ü✍ ø✓✗✘÷ø✙ ✔✘ ✑ù
ø✞ ✂ ý✗ ✂ ☎✂ ÿ ✂øþ ÿ✠þ ÿ ✆ ✂✄✁✂ ÿ✔✂✟û✂ ✝✑✁ÿ✠✝✞ÿ✠✂ ÿ ú✚þ✟þ ÿ ýþ ☎✁✂ÿ
✑✁ÿ✠✝✞ÿ✠✂ÿ ✒✁✆✞û✍
û ✞ ù
practical salinity unit,
✂ ý✞✂ ÿ ✂ ✄✁ÿ✁ ý✂ ú þ ý✂ ☎✂ û ûý✂ ý✂✞%
✛ ✍
÷þ ✆ ü ✝ ù ☎þ ✆✞✝ ✁ü ✝ ✁✆ ✂ ✁✍✑✁☞✂ ýö ÷ ø✍øü ýþ ÿ ✁✂ ✄☎þ ✆ ü ✝ ✟þ ÿ✞ÿ ✜✞✝✝✂ÿ û☎ü ✢ ûü ☎ ✁ ✂ÿ ý✂ ☎✂ ✡✂☞✂ÿ ✢✡✂☞✂ ÿ ✣✂ÿ✠ ýþ ☎ü ✝ ✁✆ ✂ ✁ ýþ ☎☞✂✆ ✂ û ✣✂ÿ✠ ýþ ☎þ ✆✞✝ ✁✍
✤✁✄✂ ûü ýþÿ ✁✂✄ ☎þ ✆ ü ✝ ûü ✁ ý✁✥✡þ ☎✂ ☎ ý✁✄✁ÿ✠✝✞ÿ✠✂ ÿ✡þ ☎✂ ✆ ✂ û✂ ✆ ✂ ✝ü ÿ✆ ✁ ✁ ýþ ☎ü ✝ ✁✆ ✂ ✁ ú ✡✁✄✂ ÿþ✠✂ ý✁✥ ✡þ ☎✂✆ ✂ û✂ ✆ ✂ ✝ü ÿ ✆✁ ✁ ýþ ☎þ ✆✞✝ ✁✍
✗ö ✔ ù
Sediment Oxygen Demand
ú✝þ✡ ✞ý✞☞✂ ÿü ✝ ✁✠þ ÿ þ ✆ ✁✟þ ÿ✍✗✎✦ ù
Salinity-Conductivity-Temperature
ú✂ ✄✂ ý✞✝✞☎✍✦ ✚✏ ù
Total Kjeldahl Nitrogen
ú✝✂ ÿ ✆✞ÿ✠✂ ÿÿ ✁ ý☎ü✠þ ÿü ☎✠✂ ÿ✁ ✝✆✂ ÿ✂✟ü ÿ✁✂✍✦ö✎ ù
Total Organic Carbon
ú✝✂ ☎✡üÿü ☎✠✂ÿ ✁ ✝ýü ý✂✄✍(1)
Perhitungan flux difusi (F) di St. 2 Perhitungan flux difusi (F) di St. 3
Ca(mg/L) Cb (mg/L) z (m) Df
F (mg/L/
m/dt) Ca(mg/L) Cb
(mg/L) z (m) Df F (mg/L/ m/dt)
3,63 0,05 1 2,1E-09 7,52E-09 2,32 0,36 1 2,1E-09 4,12E-09 1,14 0,37 1 2,1E-09 1,62E-09 3,78 2,04 1 2,1E-09 3,65E-09
2,25 0,98 1 2,1E-09 2,67E-09 5,5 2,1 1 2,1E-09 7,14E-09
3,1 1,4 2 2,1E-09 1,79E-09
F2 = Rata-rata F = 3,397E-09 F3 = Rata-rata F = 4,970E-09
SD = 2,79E-09 SD = 1,89E-09
Dengan flux difusi F (F2 atau F3) ini dan DO reaerasi tiap ruas sebagai Ca, dapat ditentukan kedalaman reaerasi z yakni pada saat Cb = nol :
Df F Ca Cb z (m)
Rata-rata:
ruas I 2,1E-09 3,397E-09 1,097 0 0,68
ruas II 2,1E-09 4,970E-09 1,013 0 0,43
Pasut tertinggi (1m):
ruas I, pasang 2,1E-09 3,397E-09 0,761 0 0,47 ruas II, pasang 2,1E-09 4,970E-09 0,642 0 0,27 ruas I, surut 2,1E-09 3,397E-09 1,363 0 0,84 ruas II, surut 2,1E-09 4,970E-09 1,365 0 0,58 Pasut terendah (0,2m):
ruas I, pasang 2,1E-09 3,397E-09 0,808 0 0,50 ruas II, pasang 2,1E-09 4,970E-09 0,682 0 0,29 ruas I, surut 2,1E-09 3,397E-09 1,278 0 0,79 ruas II, surut 2,1E-09 4,970E-09 1,280 0 0,54
Selanjutnya beban reaerasi di tiap ruas dihitung per kedalaman 5 cm dengan konsentrasi oksigen yang semakin berkurang sampai di kedalaman reaerasi masing-masing tersebut. Catatan: lebar rata-rata estuari= 51,1 m, panjang ruas I= 5050 m, dan panjang ruas II= 4300 m (kuas ruas I= 258055 m2, luas ruas II= 219730 m2).
F = D
fz
Contoh perhitungan muatan(load) reaerasi di ruas I (St. 2) pada kondisi pasut rata-rata:
DO rea (I) mg/L/hari dalam luas ruas load load
Df F Ca Cb z (m) DO rea (I) ∆z (m) (m
2
) vol (L) mg/hari kg/hari
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0 0,68 0,015 0,02 258055 5161100 77244 0,077
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,03 0,66 0,046 0,02 258055 5161100 237968 0,238
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,06 0,64 0,080 0,02 258055 5161100 413278 0,413
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,10 0,62 0,112 0,02 258055 5161100 580240 0,580
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,13 0,60 0,167 0,05 258055 12902750 2160186 2,160
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,21 0,55 0,248 0,05 258055 12902750 3203696 3,204
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,29 0,50 0,329 0,05 258055 12902750 4247206 4,247
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,37 0,45 0,410 0,05 258055 12902750 5290716 5,291
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,45 0,40 0,491 0,05 258055 12902750 6334226 6,334
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,53 0,35 0,572 0,05 258055 12902750 7377736 7,378
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,61 0,30 0,653 0,05 258055 12902750 8421245 8,421
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,69 0,25 0,734 0,05 258055 12902750 9464755 9,465
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,77 0,20 0,814 0,05 258055 12902750 10508265 10,508
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,85 0,15 0,895 0,05 258055 12902750 11551775 11,552
2,1E-09 3,397E-09 1,097 0,94 0,10 0,976 0,05 258055 12902750 12595285 12,595
2,1E-09 3,397E-09 1,097 1,02 0,05 1,057 0,05 258055 12902750 13638795 13,639
(2)
Contoh perhitungan muatan (load) reaerasi di ruas II (St. 3) pada kondisi pasut rata-rata:
DO rea (II) mg/L/hari dalam luas ruas load load
Df F Ca Cb z (m) DO rea (II) ∆z (m) (m
2)
vol (L) mg/hari kg/hari
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0 0,43 0,033 0,03 219730 6591900 219293 0,219
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,07 0,40 0,126 0,05 219730 10986500 1381011 1,381
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,18 0,35 0,244 0,05 219730 10986500 2681080 2,681
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,30 0,30 0,362 0,05 219730 10986500 3981150 3,981
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,42 0,25 0,481 0,05 219730 10986500 5281219 5,281
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,54 0,20 0,599 0,05 219730 10986500 6581288 6,581
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,66 0,15 0,717 0,05 219730 10986500 7881357 7,881
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,78 0,10 0,836 0,05 219730 10986500 9181426 9,181
2,1E-09 4,970E-09 1,013 0,89 0,05 0,954 0,05 219730 10986500 10481495 10,481
Total load ruas II (kg/hari) = 47,67
Rekapitulasi hasil perhitungan muatan oksigen dari reaerasi atau difusi (MO-dif)
dan kedalaman reaerasi untuk masing-masing ruas:
muatan difusi
kedalaman
Kondisi pasut
(MO-dif)
reaerasi (m)
RATA-RATA
Ruas I =
96,10 kg/hari
0,68
RATA-RATA
Ruas II =
47,67 kg/hari
0,43
PASANG (1 m)
Ruas I =
46,19 kg/hari
0,47
PASANG (1 m)
Ruas II =
19,12 kg/hari
0,27
SURUT (1 m)
Ruas I =
148,16 kg/hari
0,84
SURUT (1 m)
Ruas II =
86,52 kg/hari
0,58
PASANG (0,2 m)
Ruas I =
52,12 kg/hari
0,50
PASANG (0,2 m)
Ruas II =
21,60 kg/hari
0,29
SURUT (0,2 m)
Ruas I =
130,32 kg/hari
0,79
(3)
PENENTUAN MUATAN OKSIGEN TERLARUT UNTUK DEKOMPOSISI KOLOM AIR
Hasil penelitian konstanta laju reaksi BOD (k):
Konstanta laju BOD (k) BOD ultimate (BODu, mg/L)
kisaran rata-rata SD kisaran rata-rata n
PASANG
St.2 permk 0,07 - 0,21 0,12 0,08 18.44 -24.06 20,37 6
St.2 dasar 0,31 - 0,43 0,35 0,07 3.18 - 13.57 7,95 6
St.3 permk 0,02 - 0,41 0,20 0,20 5.97 - 54.81 24,88 6
St.3 dasar 0,24 - 0,35 0,28 0,06 4.40 - 13.39 8,83 6
SURUT
St.2 permk 0,05 - 0,27 0,17 0,11 10.25 - 61.44 28,99 6
St.2 dasar 0,06 - 0,48 0,24 0,22 9.95 - 28.06 17,04 6
St.3 permk 0,02 - 0,56 0,22 0,30 15.59 - 54.43 41,20 6
St.3 dasar 0,05 - 0,38 0,17 0,18 5.89 - 42.97 24,06 6
Dengan menggunakan persamaan 1.3 :
Yt = BOD pada waktu t Lo = BOD ultimate
dapat dihitung BOD0,5 (BOD setelah setengah hari ≈ satu periode pasang atau surut):
Lo = BODu -k e-kt Yt = BOD
0.5(mg/L)
PASANG
St.2 permk 20,37 -0,12 0,94020 1,22
St.2 dasar 7,95 -0,35 0,83806 1,29
St.3 permk 24,88 -0,20 0,90423 2,38
St.3 dasar 8,83 -0,28 0,86863 1,16
SURUT
St.2 permk 28,99 -0,17 0,92004 2,32
St.2 dasar 17,04 -0,24 0,88544 1,95
St.3 permk 41,20 -0,22 0,89808 4,20
St.3 dasar 24,06 -0,17 0,91683 2,00
Berdasarkan BOD0,5 tersebut dihitung muatan (load) dekomposisi kolom air (MO-de) untuk
masing-masing ruas.
Perhitungan muatan dekomposisi kolom air (MO-de) untuk masing-masing ruas padabeda pasut 1 m:
BOD0.5 Volume Muatan Muatan Muatan
mgO2/L/½hari (m
3) g/½hari kg/½hari kg/½hari
PASANG
Ruas I (St. 2) atas 1,22 739489 900862 901 ruas I
bawah 1,29 739489 951681 952 1853
Ruas II (St. 3) atas 2,38 672465 1602418 1602 ruas II
bawah 1,16 672465 779998 780 2382
SURUT
Ruas I (St. 2) atas 2,32 628203 1456219 1456 ruas I
bawah 1,95 628203 1226399 1226 2683
Ruas II (St. 3) atas 4,20 492104 2066321 2066 ruas II
bawah 2,00 492104 984621 985 3051
)
1
(
e
k tL o
(4)
Perhitungan muatan dekomposisi kolom air (MO-de) untuk masing-masing ruas pada
beda pasut 0,2 m
:
BOD
0.5Volume
Muatan
Muatan
Muatan
mgO2/L/½hari
(m
3)
g/½hari
kg/½hari
kg/½hari
PASANG
Ruas I (St. 2)
atas
1,22
694974
846634
847
ruas I
bawah
1,29
694974
894393
894
1741
Ruas II (St. 3)
atas
2,38
600320,67
1430504
1431
ruas II
bawah
1,16
600320,67
696317
696
2127
SURUT
Ruas I (St. 2)
atas
2,32
672717,13
1559407
1559
ruas I
bawah
1,95
672717,13
1313301
1313
2873
Ruas II (St. 3)
atas
4,20
564248,33
2369253
2369
ruas II
bawah
2,00
564248,33
1128971
1129
3498
Muatan dekomposisi dan respirasi kolom air di setiap ruas (MO-de):
Muatan (kg/½hari)
Ruas I (St. 2)
Ruas II (St. 3)
Beda pasut 1 m
Pasang
1853
2382
Surut
2683
3051
Beda pasut 0,2 m
Pasang
1741
2127
(5)
PENENTUAN MUATAN OKSIGEN TERLARUT UNTUK DEKOMPOSISI SEDIMEN
Hasil pengamatan laboratorium menunjukkan bahwa kebutuhan oksigen sedimen dalam satu hari untuk tiap perlakuan adalah sebagai berikut:
æ çèéê ëìí îï ðñëò óô õ öí÷øêìùêú æûüï æûüý
1 0,87 1,03 þ ÿ✁ ✂ ✄☎ ✂ ✆✝: air sampel saja
2 3,47 2,73 þ ÿ✁ ✂ ✄☎ ✂ ✆✞: air sampel dan sedimen tidak dicampur
3 3,13 2,87 þ ÿ✁ ✂ ✄☎ ✂ ✆✟: air sampel dan sedimen dicampur
4 2,87 2,07 þ ÿ✁ ✂ ✄☎ ✂ ✆✠: akuades dan sedimen kering ÷êûêî÷êûêï îý ý✡ý☛ ï ✡ ☞☛
✌í✍ ✎ëíú✌ê éê ï ✡ðý ✏✡✑ ✑
✒✓ÿ ✁✔ ✓✔ ✕✓ÿ✖ ✔✗ÿ ✆✘✂✔ ✓✂✗þ ÿ ✁✖ ✔✄☎✂ ✆✙ ✔✂✔ ✓✂✗þ ÿ ✁✓✂✚✂)
✛✜✢✣✤ ✜✥✢✣✢✦✧✦★✜✧ ✩✪✦★ ✣✫✜★ ✬✭✥✩★ ✣✫✪✧ ✣✢✦✮✦ ✤✤✜✤✦✥ ✯✦✦✩✬✦✥✭✬✧ ✣✰ ✜✥✱✦✥✰✩✜★ ✬✦✥ ✢ ✪✥✰✢✦✮✦ ✤✲ ✜★✦ ✣★✦✥ ✳ ✧ ✜✫✜✧ ✦★✴ ✳✵✵✶✷ ✳✸✹✤✰ ✺✻✢✦✮✦ ✤✧ ✜✼✦★ ✣ St. 2 : 2,43 mgO2/L
St. 3 : 1,77 mgO2/L
percobaan : 3 perlakuan 3 kali ulangan
ukuran "van veen" : 26 x 13 cm ketebalan sedimen yang diambil:13 cm
tinggi sedimen : 5 cm
tinggi air : 15 cm
volume air akuarium = 30x30x15 = 13500 cc = 13,5 liter vol sedimen yang diperlukan = vol sed akuarium / vol grab =
(30 x 30 x 5) x 6 akuarium / 0,5 (3,14 x 13 x 13) x 13 = 27000 cc/3452 cc = 7,8 atau 8 grab
Jadi luas 6 akuarium setara dengan luas 8 grab Luas sedimen per grab = 26 x 13 = 338 cm2
luas 8 grabs = 8 x 338 = 2704 cm2
Luas sedimen per akuarium = 30 x 30 = 900 cm2
luas 6 akuarium = 6 x 900 = 5400 cm2
→ Berar 1 cm 2 luas akuarium setara dengan 0.5 cm2 luas aktual dasar sungai
→ maka luas per akuarium setara dengan 450 cm2
(0,5 x 900 cm2) luas aktual
SOD volume air beban per luas luas sedimen muat an per luas akt ual
Ruas mgO2/ L/ hari akuarium sed akuarium (cm
2)
(mg/ cm2/ hari) (mg/ m2/ hari) (g/ m2/ hari)
(lit er) (mg/ hari)
I (St . 2) 2,43 13,5 32,805 450 0,0729 729 0,729
II (St . 3) 1,77 13,5 23,895 450 0,0531 531 0,531
Rat a-rat a 2,1 13,5 28,35 450 0,063 630 0,630
Muatan penggunaan oksigen oleh sedimen (MO-sed) adalah:
Panjang Luas SOD M uat an M uat an Muatan
(m) (m2) (g/ m2/ hari) (g/ hari) (kg/ hari) (kg/½hari)
ruas I (St. 2) 5050 258055 0,729 188122 188,1 94
ruas II (St. 3) 4300 219730 0,531 116677 116,7 58
(6)
V o l r u as I (St . 2 ) d ar i k m 4 ,3 h in gga k m 9 ,3 5 d ar i m u ar a = 1 4 7 8 9 7 7 ,7 m (p asan g) & 1 2 5 6 4 0 5 ,3 m (su r u t ) V o l r u as I I (St . 3 ) d ar i k m 0 h in gga k m 4 ,3 d ar i m u ar a = 1 3 4 4 9 3 0 ,7 m3 (p asan g) & 9 8 4 2 0 7 ,3 m3 (su r u t ) P e rh it u n g an m u at an oks ig e n t e rlaru t akt u al (M O -ak) p ad a p as an g s u ru t t e rt in g g i (1 m ):
B ag ian D O(m g/ L) v olu m e m u at an (g ) m u at an (kg ) m u at an ru as (kg ) P as an g
Ru as I at as 1 ,7 9 7 3 9 4 8 8 ,9 1 3 2 6 5 1 1 ,3 1 3 2 6 ,5 1 8 6 8 ,6 8 b aw ah 0 ,7 3 7 3 9 4 8 8 ,9 5 4 2 1 6 8 ,9 5 4 2 ,2
Ru as I I at as 2 ,5 8 6 7 2 4 6 5 ,4 1 7 3 5 6 9 3 ,4 1 7 3 5 ,7 3 4 0 9 ,1 6 b aw ah 2 ,4 9 6 7 2 4 6 5 ,4 1 6 7 3 4 6 6 ,2 1 6 7 3 ,5
S u ru t
Ru as I at as 1 ,3 4 6 2 8 2 0 2 ,6 8 4 3 6 6 6 ,0 8 4 3 ,7 1 1 0 4 ,1 2 b aw ah 0 ,4 1 6 2 8 2 0 2 ,6 2 6 0 4 5 8 ,7 2 6 0 ,5
Ru as I I at as 1 ,2 0 4 9 2 1 0 3 ,6 5 8 8 3 1 9 ,4 5 8 8 ,3 1 6 4 2 ,5 9 b aw ah 2 ,1 4 4 9 2 1 0 3 ,6 1 0 5 4 2 7 2 ,6 1 0 5 4 ,3
P as an g s u ru t rat a-rat a (0 ,7 m ):
V o l r u as I (St . 2 ) d ar i k m 4 ,3 h in gga k m 9 ,3 5 d ar i m u ar a = 1 4 4 5 5 9 1 ,9 m3 (p asan g) & 1 2 8 9 7 9 1 ,1 m3 (su r u t )
V o l r u as I I (St . 3 ) d ar i k m 0 h in gga k m 4 ,3 d ar i m u ar a = 1 2 9 0 8 2 2 ,2 m3 (p asan g) & 1 0 3 8 3 1 5 ,8 m3 (su r u t ) P e rh it u n g an m u at an oks ig e n t e rlaru t akt u al (M O -ak) p ad a p as an g s u ru t rat a-rat a (0 ,7 m ):
B ag ian D O(m g/ L) v olu m e m u at an (g ) m u at an (kg ) m u at an ru as (kg ) P as an g
Ru as I at as 1 ,7 9 7 2 2 7 9 5 ,9 1 2 9 6 5 6 7 ,2 1 2 9 6 ,6 1 8 2 6 ,5 0 b aw ah 0 ,7 3 7 2 2 7 9 5 ,9 5 2 9 9 3 0 ,2 5 2 9 ,9
Ru as I I at as 2 ,5 8 6 4 5 4 1 1 ,1 1 6 6 5 8 6 3 ,9 1 6 6 5 ,9 3 2 7 2 ,0 0 b aw ah 2 ,4 9 6 4 5 4 1 1 ,1 1 6 0 6 1 4 0 ,3 1 6 0 6 ,1
S u ru t
Ru as I at as 1 ,3 4 6 4 4 8 9 5 ,6 8 6 6 0 8 4 ,3 8 6 6 ,1 1 1 3 3 ,4 6 b aw ah 0 ,4 1 6 4 4 8 9 5 ,6 2 6 7 3 7 9 ,7 2 6 7 ,4
Ru as I I at as 1 ,2 0 5 1 9 1 5 7 ,9 6 2 0 6 6 3 ,3 6 2 0 ,7 1 7 3 2 ,9 0 b aw ah 2 ,1 4 5 1 9 1 5 7 ,9 1 1 1 2 2 3 3 ,1 1 1 1 2 ,2
P as an g s u ru t t e re n d ah (0 ,2 m ):
V o l r u as I (St . 2 ) d ar i k m 4 ,3 h in gga k m 9 ,3 5 d ar i m u ar a = 1 3 8 9 9 4 8 ,7 m3 (p asan g) & 1 3 4 5 4 3 4 ,3 m3 (su r u t )
V o l r u as I I (St . 3 ) d ar i k m 0 h in gga k m 4 ,3 d ar i m u ar a = 1 2 0 0 6 4 1 ,3 m3 (p asan g) & 1 1 2 8 4 9 6 ,7 m3 (su r u t ) P e rh it u n g an m u at an oks ig e n t e rlaru t akt u al (M O -ak) p ad a p as an g s u ru t t e re n d ah (0 ,2 m ):
B ag ian D O(m g/ L) v olu m e m u at an (g ) m u at an (kg ) m u at an ru as (kg ) P as an g
Ru as I at as 1 ,7 9 6 9 4 9 7 4 ,4 1 2 4 6 6 6 0 ,2 1 2 4 6 ,7 1 7 5 6 ,1 9 b aw ah 0 ,7 3 6 9 4 9 7 4 ,4 5 0 9 5 3 2 ,4 5 0 9 ,5
Ru as I I at as 2 ,5 8 6 0 0 3 2 0 ,7 1 5 4 9 4 8 1 ,5 1 5 4 9 ,5 3 0 4 3 ,4 1 b aw ah 2 ,4 9 6 0 0 3 2 0 ,7 1 4 9 3 9 3 0 ,3 1 4 9 3 ,9
S u ru t
Ru as I at as 1 ,3 4 6 7 2 7 1 7 ,1 9 0 3 4 4 8 ,2 9 0 3 ,4 1 1 8 2 ,3 6 b aw ah 0 ,4 1 6 7 2 7 1 7 ,1 2 7 8 9 1 4 ,8 2 7 8 ,9
Ru as I I at as 1 ,2 0 5 6 4 2 4 8 ,3 6 7 4 5 6 9 ,8 6 7 4 ,6 1 8 8 3 ,4 0 b aw ah 2 ,1 4 5 6 4 2 4 8 ,3 1 2 0 8 8 3 3 ,9 1 2 0 8 ,8