Uji daya hasil 14 galur cabai IPB di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau
UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI, RIAU
OLEH
FEBRI FARHANNY
A24070170
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
FEBRI FARHANNY. Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten
Kuantan Singingi, Riau. Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hasil dan kualitas
galur-galur cabai IPB dan varietas cabai pembanding yang dievaluasi, dan
mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan
dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian dilakukan
di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, berlangsung mulai dari bulan Februari
hingga bulan Agustus 2011.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak, faktor tunggal terdiri atas 14 galur cabai (IPB002001-4,
IPB002003-9, IPB002005-2-9, IPB002046-2, IPB009002-1, IPB009003-5-3,
IPB009004-3,
IPB009015-4,
IPB009019-3,
IPB015002-8,
IPB015008-5,
IPB019015-1, IPB110005-91, IPB120005-5) dan 5 varietas komersil sebagai
pembanding (Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, Trisula) dengan empat
ulangan. Analisis data menggunakan uji F, uji lanjut Dunnett taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe memberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap hampir semua karakter kuantitatif yang diamati, yaitu lebar
tajuk, tinggi tanaman, tinggi dikotomous, diameter batang, umur berbunga, umur
panen, jumlah bunga, jumlah buah, panjang tangkai buah, diameter buah, tebal
kulit buah, panjang buah, bobot per buah, bobot total pertanaman, dan
produktivitas.
Karakter panjang tangkai bunga memberikan pengaruh yang nyata
terhadap genotipe yang diujikan. Karakter lebar daun, panjang daun, panjang
tangkai daun, dan bobot 1000 biji memberikan pengaruh yang tidak nyata
terhadap genotipe.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa galur IPB009002-1 memiliki
bobot total dan produktivitas yang tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora,
Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki jumlah buah yang paling
banyak adalah galur IPB009002-1 yaitu sebanyak 63 buah dan diikuti oleh galur
IPB015008-5 dan IPB110005-91 yaitu sebanyak 54 buah. Galur IPB002005-2-9,
IPB009002-1, IPB110005-91, dan IPB015008-5 dapat tumbuh dan beradaptasi
dengan baik di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI, RIAU
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
FEBRI FARHANNY
A24070170
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI, RIAU
Nama
: FEBRI FARHANNY
NRP
: A24070170
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi.
NIP: 19720102 200003 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP. 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 28 Februari 1989. Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan Dra. Defri Andayani dan
Wahyudi, SH.
Penulis memulai pendidikan formal saat bersekolah di TK Latihan 2
Guntur, Jakarta Selatan pada tahun 1994. Penulis melanjutkan pendidikannya di
SD Negeri 04 Pagi Guntur, Jakarta Selatan hingga tahun 2001, kemudian
menempuh pendidikan di SMP Negeri 67 Jakarta Selatan hingga tahun 2004. Pada
tahun 2007, penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 68 Jakarta Pusat dan
mulai tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur
SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kampus
maupun kegiatan di luar kampus. Penulis menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB (HIMAGRON IPB) selama dua
periode yaitu 2008-2009 dan 2009-2010 sebagai kepala Divisi Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pada tahun 2009-2011 penulis menjadi Badan Pengurus
Pusat Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (HIMAGRI) sebagai Kepala
Bidang Humas dan Politik Pertanian Indonesia. Penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Profesi (KKP) di Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten
Pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Juni-Agustus 2010. Penulis menjadi asisten
peneliti di Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB mulai bulan September 2011.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
ridho dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang
berjudul “Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau.”
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini
yaitu:
1.
Dr. Muhamad Syukur, SP., M.Si dan Almh Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati,
MS. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan penulis arahan
selama penelitian dan penyusunan skripsi.
2.
Dra. Defri Andayani dan Asman Nasiru, S.Pd.,M.Si selaku orang tua yang
selalu memberikan do’a, dukungan, semangat, motivasi, dan limpahan kasih
sayang kepada penulis.
3.
Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, M.Si dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS selaku
dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran yang
membangun dalam penulisan skripsi ini.
4.
Dr. Rahmi Yunianti, SP., M.Si yang telah memberi semangat, dukungan,
dan bimbingan mulai dari penulis menjadi mahasiswa IPB.
5.
Dr. Ahmad Junaedi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi arahan selama penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura, IPB.
6.
Adik-adik tersayang Syafira Adhliany dan Nur Ismi Deas Dzaka Fadhillah
yang selalu memberi dukungan, do’a, semangat, dan bantuannya.
7.
Tino, Datuk, Ma’ Loy, Bu Eci, dan Papa Boy yang selalu memberi
dukungan, semangat, motivasi, dan do’a.
8.
Alan Oktarianus yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, semangat,
motivasi, dan do’a.
9.
Feni Shintarika, Yenny Fitria, Moliya Nurmalisa, Kosmas Sugara,
Bagustianto Ardiansyah, dan Ita Utami Aidid yang selalu memberi
semangat, bantuan, dan motivasi sejak awal perkuliahan.
10. Keluarga Besar di Baserah, Kuantan Singingi, Riau yang telah banyak
membantu selama penelitian.
11. Mba Tia, Alfa, Mba Vit, Ayu, Lia, Andra, Yunandra, Kak Adul, dan Kak
Arya yang telah banyak membantu selama penelitian dan penulisan skripsi.
12. Nunu, Namira, Ima, Amin, Beni, Novi, Marcha, Vicky, Ira, Arya, Edo,
Gunar, Okti (geng hedon) yang telah memberi dukungan dan semangat.
13. Teman-teman AGH 44 Bersatu, teman-teman TPB B’Zone, dan temanteman UKM Futsal IPB atas kebersamaan dan kekompakan selama penulis
di IPB.
14. Sahabat, saudara, dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
Hipotesis ........................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Botani Umum Cabai ...................................................................................... 3
Syarat Tumbuh ............................................................................................. 4
Pemuliaan Tanaman Cabai ............................................................................ 5
Pelepasan Varietas ......................................................................................... 5
Varietas Cabai Pembanding........................................................................... 6
Pengujian Daya Hasil .................................................................................... 7
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 8
Tempat dan Waktu......................................................................................... 8
Bahan dan Alat .............................................................................................. 8
Metode Pelaksanaan ...................................................................................... 9
Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 9
Pengamatan .................................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 16
Kondisi Umum ............................................................................................ 16
Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman ............. 18
Karakter Kuantitatif pada Tanaman ............................................................ 19
Karakter Kuantitatif pada Bunga ................................................................. 21
Karakter Kuantitatif pada Buah ................................................................... 23
Karakter Hasil .............................................................................................. 26
Karakter Kualitatif pada Tanaman............................................................... 28
Karakter Kualitatif pada Daun ..................................................................... 29
Karakter Kualitatif pada Bunga ................................................................... 31
Karakter Kualitatif pada Buah ..................................................................... 33
Karakter Kualitatif pada Biji ....................................................................... 36
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 38
Kesimpulan .................................................................................................. 38
Saran ............................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN .......................................................................................................... 42
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1.
Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding ...................................8
2.
Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman ................18
3.
Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan
Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ..............................19
4.
Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga
14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ...................................................22
5.
Nilai Rataan Umur Panen, Jumlah Buah, dan Diameter Buah 14 Galur dan
5 Varietas Pembanding Cabai .........................................................................24
6.
Nilai Rataan Tebal Kulit, Panjang, Panjang Tangkai, dan Bobot per Buah
14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ...................................................25
7.
Nilai Rataan Bobot Total per Tanaman, dan Produktivitas 14 Galur dan 5
Varietas Pembanding Cabai ............................................................................27
8.
Habitus Tanaman dan Warna Batang 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding
Cabai ...............................................................................................................28
9.
Bentuk, Tepi, Pangkal, dan Ujung Daun 14 Galur dan 5 Varietas
Pembanding Cabai ..........................................................................................29
10. Permukaan Atas Daun, Permukaan Bawah Daun, Warna Atas Daun, dan
Warna Bawah Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ..................30
11. Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga, Warna Kelopak, dan Warna
Mahkota 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ....................................31
12. Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota 14
Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ........................................................32
13. Bentuk dan Permukaan Kulit Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding
Cabai ...............................................................................................................33
14. Tepi, Pangkal, dan Ujung Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding
Cabai ...............................................................................................................34
15. Warna Buah Muda, Warna Buah Intermediate, Warna Buah Masak, dan
Daya Simpan Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ...................35
16. Warna dan Bentuk Biji 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai .............37
Lampiran
1.
Data Curah Hujan Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau Bulan Februari-Agustus 2011 .................................................43
2.
Sidik Ragam Lebar Tajuk 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding .43
3.
Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding ....................................................................................................43
4.
Sidik Ragam Tinggi Dikotomous 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................44
5.
Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................44
6.
Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding ..44
7.
Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding…. ................................................................................................45
8.
Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................45
9.
Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................45
10. Sidik Ragam Panjang Tangkai Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................46
11. Sidik Ragam Jumlah Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… .................................................................................................46
12. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… ....…………………………………………………………….46
13. Sidik Ragam Jumlah Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding ………………………………………………………………….47
14. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding.. ...................................................................................................47
15. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................47
16. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… .................................................................................................48
17. Sidik Ragam Panjang Tangkai Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… .................................................................................................48
18. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding ………………………………………………………………….48
19. Sidik Ragam Bobot Total per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding... .....…………………………………………………………….49
20. Sidik Ragam Bobot 1000 Biji 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding.. ...................................................................................................49
21. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding…. ................................................................................................49
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
1.
Habitus Tanaman ........................................................................................... 12
2.
Bentuk Daun .................................................................................................. 12
3.
Bentuk Permukaan Daun ............................................................................... 13
4.
Posisi Bunga ................................................................................................... 13
5.
Bentuk Tepi Buah .......................................................................................... 14
6.
Bentuk Pangkal Buah ..................................................................................... 14
7.
Bentuk Ujung Buah ........................................................................................ 14
8.
Bentuk Buah ................................................................................................... 15
9.
Gejala Serangan Penyakit Rebah Kecambah ................................................. 16
10. Serangan Hama pada Daun dan Buah Cabai ................................................. 17
11. Serangan Penyakit pada Buah dan Tanaman Cabai ....................................... 17
Lampiran
1.
Tanaman Cabai Galur IPB002001-4 .............................................................. 50
2.
Tanaman Cabai Galur IPB002003-9 .............................................................. 51
3.
Tanaman Cabai Galur IPB002005-2-9 .......................................................... 52
4.
Tanaman Cabai Galur IPB002046-2 .............................................................. 53
5.
Tanaman Cabai Galur IPB009002-1 .............................................................. 54
6.
Tanaman Cabai Galur IPB009003-5 .............................................................. 55
7.
Tanaman Cabai Galur IPB009004-3…. ......................................................... 56
8.
Tanaman Cabai Galur IPB009015-4 .............................................................. 57
9.
Tanaman Cabai Galur IPB009019-3 .............................................................. 58
10. Tanaman Cabai Galur IPB015002-8 .............................................................. 59
11. Tanaman Cabai Galur IPB015008-5 .............................................................. 60
12. Tanaman Cabai Galur IPB019015-1..……………………………………….61
13. Tanaman Cabai Galur IPB110005-91……………………………………….62
14. Tanaman Cabai Galur IPB120005-5.. ............................................................ 63
15. Tanaman Cabai Varietas Gelora .................................................................... 64
16. Tanaman Cabai Varietas Lembang-1 ............................................................. 65
17. Tanaman Cabai Varietas Tit Super ................................................................ 66
18. Tanaman Cabai Varietas Tombak..………………………………………….67
19. Tanaman Cabai Varietas Trisula…………………………………………….68
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan
perekonomian negara, sehingga produk hortikultura seperti sayur dan buahbuahan memiliki prospek yang cukup bagus, baik di pasar dalam negeri maupun
luar negeri. Cabai (Capsicum sp.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang
bernilai ekonomi dan komoditas sayuran serta rempah yang penting di dunia.
Cabai memiliki berbagai kegunaan diantaranya untuk konsumsi, bahan industri
dan peternakan.
Sebagai salah satu komoditas unggulan hortikultura Indonesia, cabai
menempati areal pertanaman terluas dibanding tanaman sayuran lainnya yaitu
sebesar 19.12% (Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2008). Luasnya
areal pertanaman tersebut tidak diikuti oleh tingginya produktivitas. Pada tahun
2008 rata-rata produktivitas cabai nasional mencapai 5.89 ton per hektar per
musim (Badan Pusat Statistik, 2009). Angka tersebut masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan potensi produktivitasnya yang mencapai 20 ton per hektar
per musim. Rendahnya produktivitas cabai di Indonesia tidak sebanding dengan
luas areal pertanaman cabai di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan hal
tersebut adalah varietas unggul yang masih terbatas. Menurut Syukur et al.
(2010), alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan perakitan
varietas unggul.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen
Agronomi dan Hortikultura IPB mulai merakit varietas cabai untuk menghasilkan
varietas unggul baru mulai tahun 2000. Saat ini telah didapatkan beberapa galur
yang diharapkan mampu bersaing dengan varietas cabai komersial lainnya.
Evaluasi karakteristik genotipe merupakan satu dari berbagai langkah yang
dilakukan pemulia tanaman untuk memperoleh informasi mengenai genotipegenotipe yang ada. Allard (1960) menyatakan bahwa hasil evaluasi berguna untuk
mengetahui manfaat suatu genotipe-genotipe yang perlu diseleksi lebih lanjut.
Evaluasi adalah bagian dalam pembentukan varietas yang meliputi hibridisasi,
seleksi, evaluasi, dan pelepasan varietas.
2
Dalam persiapan pelepasan varietas, daya hasil genotipe harapan perlu diuji.
Varietas yang baru akan dilepas harus menunjukkan keunggulan dibandingkan
dengan varietas yang telah ada sehingga diperlukan suatu pengujian (Direktorat
Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004). Hasil yang diharapkan dari pengujian
ini adalah terpilihnya genotipe yang memiliki hasil yang tinggi dan sifat yang
unggul.
Kabupaten Kuantan Singingi merupakan daerah yang berpotensi menjadi
sentra
tanaman
cabai.
Hal
ini
ditunjukkan
dengan
tingginya
tingkat
ketergantungan masyarakat terhadap cabai yang berbanding terbalik dengan
ketersediaan cabai di daerah tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai
di pasaran daerah tersebut masih bergantung pada daerah lain. Ketergantungan ini
menyebabkan tingginya harga cabai di pasaran.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui daya hasil dan kualitas galur-galur cabai IPB dan varietas
cabai pembanding yang dievaluasi.
2. Mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan
Singingi.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan daya hasil dan kualitas pada galur-galur cabai IPB
yang dievaluasi.
2. Terdapat paling sedikit satu galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Umum Cabai
Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili
solanaceae. Tanaman ini masih satu kerabat dengan kentang (Solanum tuberosum
L.), terung (S. melongena L.), tomat (Licopersicon esculentum Mill.), takokak (S.
torvum Swartz) dan leunca (S. ningrum L.) (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias,
dan Aneka Tanaman, 2003).
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae,
kelas dycotiledonae, ordo tubiflora (solanales), famili solanaceae, genus
capsicum (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2003).
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menyatakan bahwa tanaman cabai termasuk ke
dalam tanaman herba yang berbentuk semak dan sebagian besar menjadi berkayu
pada bagian pangkal batangnya. Tanaman cabai merupakan tanaman tropika yang
biasanya ditanam sebagai tanaman setahun. Tanaman ini memiliki batang yang
tegak dengan tinggi batang berkisar antara 45-100 cm. Tangkai daunnya
horisontal dengan bentuk lanset dan ujungnya agak rucing. Daun cabai bertipe
daun tunggal dan tipis dengan ukuran yang bervariasi serta memiliki helaian daun
berbentuk lanset dan bulat telur lebar. Prajnanta (2007) struktur perakaran
tanaman cabai diawali dari akar tunggang yang sangat kuat yang terdiri atas akar
utama (primer) dan lateral (sekunder). Akar tersier merupakan serabut-serabut
akar yang keluar dari akar lateral. Panjang akar primer sekitar 35-50 cm dan akar
lateral sekitar 35-45 cm.
Bunga cabai digolongkan ke dalam bunga lengkap karena terdiri atas
mahkota, kelopak, benang sari, dan putik. Diameter bunga berukuran 10-15 mm
dan warna mahkota adalah putih. Sebagian besar spesies cabai bersifat menyerbuk
sendiri (self pollination) tetapi penyerbukan silang (open pollination) secara alami
dapat terjadi dengan bantuan lebah. Menurut Kusandriani (1996), posisi dan
ukuran stigma sangat berpengaruh pada terjadinya penyerbukan silang. Bunga
yang memiliki kepala putik lebih tinggi dari kotak sari akan lebih mudah terjadi
4
penyerbukan silang. Hal ini menyebabkan tanaman cabai pada beberapa kultivar
melakukan penyerbukan silang
Buah tumbuh pada ketiak daun. Ukuran buah cabai beragam dari pendek
sampai panjang dengan ujung runcing atau tumpul. Permukaan kulit bervariasi,
ada yang rata sampai bergelombang, warnanya kusam atau mengkilat serta
umumnya berwarna merah ketika masak. Warna hijau pada buah cabai adalah
akibat klorofil, sedangkan warna merah dan kuning disebabkan oleh adanya
karotenoid.
Biji cabai terletak dalam buah cabai dan melekat sepanjang plasenta
(Kusandriani,1996). Biji cabai berjumlah 140 butir per gram. Biji mempunyai
permukaan kulit yang keras dan didalamnya terdapat endosperm dan ovule.
Syarat Tumbuh
Cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas. Cabai
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dari tanah berpasir sampai berkilat
asalkan terdapat aerasi dan drainase yang baik. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi
(1999) tanah yang paling ideal untuk tanaman cabai adalah tanah yang
mengandung cukup bahan organik dan mempunyai pH sekitar 6.0-6.5.
Curah hujan yang tinggi dan iklim yang basah dapat menyebabkan tanaman
terserang penyakit. Sebaliknya, curah hujan yang rendah dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman cabai terhambat dan dapat mempengaruhi ukuran buah.
Intensitas curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah 600-1250
mm per tahun.
Cabai sensitif terhadap sinar matahari yang terik tetapi menghendaki
penyinaran penuh sepanjang hari. Cabai rentan terhadap hujan yang terlalu deras
dan cuaca yang mendung. Namun demikian cabai toleran terhadap naungan
hingga 45%. Menurut Tani (2008), tanaman cabai merupakan tanaman yang
memerlukan penyinaran matahari minimal 8 jam per hari. Intensitas cahaya yang
rendah dapat mempengaruhi orientasi kloroplas tanaman. Tanaman cabai yang
kekurangan cahaya mengakibatkan tanaman menjadi lemah, pucat, dan
pertumbuhannya cenderung memanjang.
5
Suhu udara yang optimal bagi pertumbuhan cabai adalah 16-32 oC. Suhu
udara yang paling cocok untuk pertumbuhan cabai rata-rata adalah 16 oC pada
malam hari dan 23 oC pada siang hari.
Pemuliaan Tanaman Cabai
Menurut Makmur (1992) pemuliaan tanaman adalah suatu metode secara
sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi
manusia.
Program pemuliaan
tanaman
banyak
ditekankan
pada
usaha
mempertinggi produktivitas hasil pertanian. Tujuan pemuliaan tanaman cabai
adalah untuk memperbaiki resistensi tanaman terhadap penyakit. Greenleaf (1986)
menyatakan bahwa pemuliaan cabai juga bertujuan untuk memperbaiki karakter
hortikultura seperti bentuk dan ukuran buah, rasa dan kandungan gizi pada buah,
jumlah zat capsicinoids. Menurut Wardani et al. (2009), pemuliaan tanaman untuk
memperbaiki daya hasil memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan
oleh karakter daya hasil dipengaruhi dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga
diperlukan pula perbaikan karakter-karakter kuantitatif yang lain untuk
meningkatkan daya hasilnya.
Kegiatan pemuliaan tanaman terdiri atas serangkaian proses yaitu
menentukan tujuan program pemuliaan, menyediakan materi pemuliaan, penilaian
genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru (Poespodarsono, 1988).
Metode seleksi yang digunakan pada tanaman menyerbuk sendiri berbeda dengan
metode seleksi pada tanaman menyerbuk silang. Metode seleksi yang digunakan
pada tanaman menyerbuk sendiri adalah pedigree, bulk, backross, dan single seed
descent (Wardani et al., 2009).
Pelepasan Varietas
Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap varietas hasil
pemuliaan di dalam negri dan/atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan
Menterti Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat
disebarluaskan. Undang-Undang No. 12 tahun 1992 menyatakan bahwa pelepasan
varietas merupakan syarat mutlak bagi varietas unggul hasil pemuliaan maupun
introduksi untuk dapat dipasarkan di Indonesia.
6
Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2006), syarat pelepasan varietas
sebagai berikut: 1. Silsilah dan cara mendapatkannya jelas, 2. Menunjukkan
keunggulan terhadap varietas pembanding, 3. Tersedia deskripsi yang lengkap dan
jelas, 4. Menyediakan contoh varietas yang diusulkan pelepasannya pada waktu
sidang pelepasan varietas, 5. Ketersediaan benih penjenis, 6. Surat jaminan akan
diproduksi di Indonesia, 7. Surat jaminan dari Pemerintah Daerah pengusul
apabila varietas yang diusulkan merupakan varietas lokal. Sebelum varietas
dilepas, maka perlu dilakukan pengujian.
Varietas Cabai Pembanding
Varietas pembanding merupakan varietas komersial yang digunakan sebagai
pembanding dari varietas yang akan dilepas. PT. Tanindo Subur Prima
mengembangkan varietas Tombak yang merupakan cabai hasil introduksi dari
Thailand. PT. Sinar Bumi mengembangkan varietas cabai merah besar Gelora. Tit
Super merupakan varietas cabai merah besar lokal yang dikembangkan oleh PT.
East West Seed. Varietas ini memiliki potensi hasil 20 ton/ha serta tahan terhadap
penyakit antraknosa (Suwandi, 1995).
Trisula merupakan varietas bersari bebas asal Blitar yang dikembangkan
oleh UD. Ridwan Tani. Potensi produksi varietas Trisula sebesar 17 – 20 ton/ha
dan dapat ditanam pada daerah sampai ketinggian 1 200 m diatas permukaan laut,
tanah yang gembur dengan pH 6 - 7 serta suhu antara 18 - 300C (Keputusan
Menteri Pertanian, 2003). Lembang 1 merupakan varietas hasil seleksi tanaman di
Pengalengan yang dikembangkan oleh Balitsa Lembang. Varietas ini memiliki
potensi hasil 5.6 − 19 ton/ha dan agak toleran terhadap hama penghisap daun
(trips) dan agak tahan terhadap penyakit antraknosa (Keputusan Menteri
Pertanian, 2001).
Pengujian Daya Hasil
Uji daya hasil merupakan salah satu tahapan pemuliaan tanaman yang
bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan gen-gen yang diinginkan pada genotipe
yang selanjutnya dipersiapkan sebagai galur atau kultivar unggul baru (Nasir,
2001). Satu galur tertentu akan menampilkan daya hasil yang tinggi di lokasi satu,
7
tetapi dilakoasi lainnya penampilan hasil galur akan kurang baik atau sangat
rendah (Bintari, 2006). Suatu galur perlu dilakukan pengujian multilokasi dengan
tingkat iklim dan kondisi tanah yang berbeda sebelum dikembangkan dan
dipasarkan menjadi satu varietas baru. Uji multilokasi merupakan salah satu syarat
untuk pelepasan satu varietas baru.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2011. Penelitian ini
bertempat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada ketinggian tempat berkisar
antara 5-30 m dpl, jenis tanah berupa podzolik merah-kuning dengan pH 5-6.
Bahan dan Alat
Bahan tanaman cabai yang digunakan terdiri atas 14 galur cabai yang diuji
dan 5 varietas pembanding (Tabel 1). Galur-galur tersebut merupakan galur cabai
generasi lanjut hasil pemuliaan Tim Pemuliaan Cabai Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB.
Tabel 1. Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Galur
IPB002001-4
IPB002003-9
IPB002005-2-9
IPB002046-2
IPB009002-1
IPB009003-5
IPB009004-3
IPB009015-4
IPB009019-3
IPB015002-8
IPB015008-5
IPB019015-1
IPB110005-91
IPB120005-5
Gelora
Lembang-1
Tit Super
Tombak
Trisula
Keterangan
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C1
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C3
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C5
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C46
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C2
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C3
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C4
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C15
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C19
Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C2
Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C8
Persilangan antara IPB C19 dengan IPB C15
Persilangan antara IPB C110 dengan IPB C5
Persilangan antara IPB C120 dengan IPB C5
Berasal dari PT. Sinar Bumi
Berasal dari Balitsa Lembang
Berasal dari PT. East West Seed
Berasal dari PT. Tanindo Subur Prima
Berasal dari UD. Ridwan Tani
Pupuk yang digunakan meliputi media pupuk kandang, NPK Mutiara,
Gandasil D, Gandasil B, pupuk dasar berupa Urea, KCl, dan SP-36. Bahan lain
yang digunakan adalah furadan 3G, Curacron, Antracol, Dithane M-45, Kelthane,
dan Samite. Peralatan yang dipergunakan antara lain alat tanam dan pemeliharaan,
9
meteran, timbangan, jangka sorong, plastik, spidol, gunting, dan label untuk
penamaan.
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan genotipe
sebagai perlakuan. Dalam percobaan ini digunakan 19 genotipe cabai dengan
empat ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 76 satuan percobaan pada
lokasi.
Model rancangan yang digunakan adalah:
Υij = µ + αi + βj + εi, (Gomez dan Gomez, 1995).
Keterangan
:Υij : Nilai pengamatan populasi ke-i dan ulangan ke-j
µ : Nilai rataan umum
αi : Pengaruh populasi ke-i
i = 1,2,3,......,19
βj : Pengaruh ulangan ke-j
j = 1,2,3,4
εij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Perbedaan antara genotipe yang dievaluasi diuji dengan uji F. Bila terdapat
perbedaan antar genotipe yang nyata pada taraf 5 % maka dilanjutkan dengan uji
Dunnett.
Pelaksanaan Penelitian
Persemaian dan Penanaman
Benih cabai disemai dalam tray yang berisi campuran tanah, pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Setelah bibit berumur 40 hari, lalu dipindahkan ke
lapangan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Urea, KCl, dan
SP-36 dengan perbandingan 1:1:1:1. Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 200
g/m2.
Bibit ditanam pada bedengan dengan luas 5 x 1 m. Bedengan yang
digunakan berjumlah 76 bedeng. Bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam
perak untuk menjaga kelembapan dan suhu tanah serta menekan laju pertumbuhan
gulma dibedengan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Bibit ditanam
10
pada lubang tanam, satu bibit per lubang tanam, kemudian lubang tanam diberi
Furadan 3G untuk mencegah lalat bibit dan hama tanah lainnya. Setelah itu, diberi
ajir agar tanaman tidak mudah rebah.
Pemeliharaan
Kegiatan
pemeliharaan
yang
dilaksanakan
meliputi
pemupukan,
penyiraman, pewiwilan, dan penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/l
dan pupuk daun Gandasil D dengan dosis 2 g/l. Pupuk diaplikasikan dalam bentuk
cair dengan dosis 250 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi
dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali di antara tanaman dan
di sekitar bedengan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
menggunakan insektisida Curacron dengan dosis 2 g/l, fungisida Dithane M-45
dan Antracol dengan dosis 2 g/l, serta akarisida Samite dengan dosis 2 g/l.
Pengamatan
Percobaan di Lapangan
Pengamatan di lapangan menurut IPGRI (1995) meliputi karakter
kuantitatif dan karakter kualitatif.
Karakter Kuantitatif :
1. Umur berbunga (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai
mulai berbunga
2. Umur panen (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai panen
pertama
3. Tinggi tanaman (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, diukur
setelah panen kedua
4. Tinggi dikotomous (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai cabang
utama setelah panen kedua
5. Diameter batang (cm) : diukur lima cm di atas permukaan tanah setelah
panen kedua
6. Lebar tajuk (cm) : diukur pada kanopi yang terlebar setelah panen kedua
11
7. Lebar daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua
8. Panjang daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua
9. Panjang tangkai daun : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua
10. Jumlah bunga per tanaman : jumlah keseluruhan bunga diamati saat bunga
mulai muncul
11. Panjang tangkai bunga (cm) : diukur dari 10 bunga setelah panen kedua
12. Bobot total per tanaman (g) : jumlah keseluruhan bobot buah yang dipanen
dari 10 tanaman contoh pada panen kedua hingga panen ke-8
13. Bobot per buah (g) : rata-rata bobot buah dari 10 buah segar mulai dari
panen kedua hingga panen ke-8
14. Panjang buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua
hingga panen ke-8
15. Diameter buah (cm) : diameter pangkal-tengah-ujung buah diukur dari 10
buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8
16. Tebal kulit buah (cm) : rata-rata tebal kulit dari 10 buah segar mulai dari
panen kedua hingga panen ke-8
17. Panjang tangkai buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen
kedua hingga panen ke-8
18. Jumlah buah pertanaman : diamati mulai dari panen pertama hingga panen
ke-8
19. Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80% x Bobot buah per tanaman
Jarak tanam
20. Bobot 1.000 biji (g) : jumlah dari 1.000 biji diamati setelah panen kedua
12
Karakter Kualitatif :
1.
Habitus tanaman : sparse, intermediate, dan dense diamati setelah panen
kedua
Gambar 1. Habitus Tanaman : 3. Sparse, 5. Intermediate, 7. Dense
2.
Warna batang : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati setelah
panen kedua
3.
Bentuk daun : delta, oval, lanset diamati setelah panen kedua
Gambar 2. Bentuk Daun : 1. Delta, 2. Oval, 3. Lanset
4.
Tepi daun : rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak
diamati setelah panen kedua
5.
Pangkal daun : meruncing, tumpul, dan membulat diamati setelah panen
kedua
6.
Ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah,
dan berduri diamati setelah panen kedua
7.
Warna daun bagian atas : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda,
ungu, variegata diamati setelah panen kedua
8.
Warna daun bagian bawah : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu
muda, ungu, variegata diamati setelah panen kedua
13
9.
Permukaan daun bagian atas : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada
daun dewasa setelah panen kedua
Gambar 3. Bentuk Permukaan Daun : 3. Licin, 5. Agak Berbulu,
7. Berbulu
10. Permukaan daun bagian bawah : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada
daun dewasa setelah panen kedua
11. Warna tangkai daun : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu
dan lainnya diamati pada 10 daun dewasa setelah panen kedua
12. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, hijau tua saat bunga anthesis
13. Warna mahkota bunga : putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar
putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat bunga
anthesis
14. Warna tangkai bunga : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati
saat bunga anthesis
15. Bentuk bunga : pendant, intermediate, atau erect diamati setelah panen
kedua
Gambar 4. Posisi Bunga : 3. Pendant, 5. Intermediate, 7. Erect
16. Jumlah helai mahkota : diamati saat bunga anthesis
17. Warna anther : ungu, ungu muda, biru, hijau diamati saat bunga anthesis
18. Jumlah anther : diamati saat bunga anthesis
19. Warna kepala putik : putih, putih kekuningan, kuning diamati saat anthesis
20. Warna tangkai buah : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu
dan lainnya diamati dari 10 buah segar setelah panen kedua
21. Permukaan kulit buah : halus, semi keriting, keriting dari 10 buah segar
mulai panen kedua
14
22. Warna buah muda : hijau, hijau muda, hijau tua diamati saat bulai berbuah
23. Warna buah intermediate : ungu, hitam, coklat diamati saat buah mulai
masak
24. Warna buah masak : putih, kuning, lemon, oranye pucat, oranye, merah
terang, merah, merah tua, ungu, coklat, hitam diamati saat buah masak
penuh.
25. Bentuk tepi buah : rata, agak bergerigi, bergerigi diamati setelah panen
kedua
3
5
7
Gambar 5. Bentuk Tepi Buah : 3. Rata, 5. Agak bergerigi, 7. Bergerigi
26. Bentuk pangkal buah : runcing, tumpul, romping, bentuk jantung, berlekuk
diamati setelah panen kedua
Gambar 6. Bentuk Pangkal Buah : 1. Runcing, 2. Tumpul, 3. Romping,
4. Bentuk jantung. 5. Berlekuk
27. Bentuk ujung buah : pointed, blunt, sunken, sunken dan pointed
Gambar 7. Bentuk Ujung Buah : 1. Ponted, 2. Blunt, 3. Sunken,
4. Sunken dan Pointed
15
28. Bentuk buah : memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky diamati
mulai panen kedua
Gambar 8. Bentuk Buah : 1. Memanjang, 2. Bulat, 3. Segitiga,
4. Campanulate, 5. Blocky
29. Daya simpan buah pada suhu kamar : diamati dari 10 buah segar hingga
buah mulai membusuk
30. Warna biji : putih, putih kekuningan, kuning, kuning kecokelatan, dan
lainnya diamati setelah panen kedua
31. Bentuk biji : ginjal, membulat, pipih, oval, bulat, dan lainnya diamati
setelah panen kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Agustus 2011 di
Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Ketinggian tempat penelitian berkisar antara
5-30 m dpl. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu mencapai 205.6
mm/bulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan April yaitu 30.8 mm/bulan.
Suhu harian berkisar antara 26.9 – 29.3 0C.
Persemaian dilakukan dengan meletakkan benih yang telah di semai pada
bangunan semai yang terbuat dari bambu. Selama persemaian, dilakukan
penyulaman pada minggu kedua. Penyulaman dilakukan dikarenakan 50% bibit
tidak tumbuh. Hal ini menyebabkan bibit yang tidak seragam.
Kondisi siang hari yang sangat panas menyebabkan tanaman mati dan
layu. Sehingga dilakukan penyulaman. Intensitas penyiraman dan pemupukan
juga ditingkatkan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Pemupukan dan penyemprotan dilakukan dua kali seminggu.
Tanaman mulai berbunga pada saat 4 minggu setelah tanam (MST).
Selama fase berbunga, tanaman mengalami kerontokan bunga. Buah siap dipanen
pada usia 10 MST dan dilakukan dengan selang 3-4 hari, sehingga dalam
seminggu dilakukan dua kali pemanenan.
Pada usia semaian kurang lebih 3 minggu setelah semai (MSS), mulai
muncul gejala penyakit, sehingga intensitas penyemprotan ditingkatkan menjadi
dua kali seminggu. Penyakit yang menyerang adalah penyakit Rebah Kecambah.
Gambar 8. Gejala serangan penyakit Rebah Kecambah. A. Di semaian, B. Di
lapangan
17
Gejala serangan virus Gemini mulai tampak pada 3 MST. Virus Gemini
ini dibawa oleh vektor aphid (Myzus persicae Sulz.). Tanaman yang terinfeksi
virus gemini menimbulkan gejala bintik kuning pada daun muda, yang
selanjutnya akan menyebar ke daun tua sehingga bintik menjadi berada pada
seluruh bagian daun (Ganefianti, 2010). Hama yang menyerang tanaman cabai
yaitu belalang dan aphid (Myzus persicae Sulz.). Aphid atau kutu merupakan
binatang pengganggu berwarna hijau, hitam dan abu-abu dan biasanya
menggerombol pada permukaan daun bagian bawah (Ashari, 1995).
Gambar 9. Serangan hama pada daun dan buah cabai. A. Aphid, B. Lalat Buah
Curah hujan yang tinggi yaitu sebesar 205.6 mm menyebabkan buah
terserang lalat buah (Bactrocera sp) dan antraknosa. Buah cabai yang terserang
lalat buah ditanda dengan adanya lubang titik Hitam pada bagian pangkal buah,
tempat serangga betina meletakkan telurnya (Direktorat Jenderal Hortikultura,
2007). Gejala serangan awal antraknosa awal berupa bercak cokelat kehitaman
pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Semangun, 2001).
Antraknosa merupakan penyakit yang sulit diatasi yang menyebabkan buah
berwarna cokelat kehitaman pada buah masak (Paulos, 1994).
Gambar 9. Serangan penyakit pada buah dan tanaman cabai. A. Antraknosa
B. Virus Gemini
18
Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh sangat
nyata untuk karakter diameter batang, tinggi tanaman, lebar tajuk, umur berbunga,
umur panen, diameter buah, bobot per buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot
total per tanaman, panjang tangkai, jumlah bunga, jumlah buah, dan produktivitas.
Panjang tangkai bunga berpengaruh nyata terhadap genotipe yang diujikan,
sedangkan karakter yang memberikan pengaruh tidak nyata terhadap genotipe
adalah karakter lebar daun, panjang daun, bobot 1000 biji, dan panjang tangkai
daun (Tabel 2).
Tabel 2. Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman
Karakter yang Diamati
No.
Karakter
Kuadrat Tengah Peluang
KK (%)
1
Lebar Daun
0.40tn
0.1735
17.80
tn
2
Panjang Daun
0.77
0.2491
9.38
3
Diameter Batang
12.33**
0.0001
14.07
4
Tinggi Tanaman
769.90**
0.0001
18.20
5
Lebar Tajuk
350.13**
0.0001
16.88
tn
6
Bobot 1 000 biji
0.98
0.4014
23.17
7
Umur Berbunga
14.69**
0.0001
5.02
8
Umur Panen
103.54**
0.0001
3.25
9
Diameter Buah
17.08**
0.0001
16.64
10 Bobot per Buah
24.63**
0.0001
5.77
11 Tebal Kulit Buah
0.37**
0.0022
26.28
12 Panjang Buah
8.03**
0.0001
15.58
13 Bobot Total per Tanaman
70595.59**
0.0001
11.10
14 Panjang Tangkai Buah
0.67**
0.0014
14.34
15 Jumlah Bunga
129.58**
0.0001
8.33
16 Jumlah Buah
165.98**
0.0001
8.82
17 Tinggi Dikotomous
92.77**
0.0001
22.08
18 Panjang Tangkai Daun
0.15tn
0.7820
21.55
19 Panjang Tangkai Bunga
0.46*
0.0250
15.46
20 Produktivitas
72.26**
0.0001
10.65
Keterangan : * = berpengaruh nyata pada taraf 5%, ** = berpengaruh nyata pada
taraf 1%, tn = tidak berpengaruh nyata
Koefisien keragaman (KK) berkisar antara 3.25% (karakter hari berbuah)
hingga 26.28% (karakter tebal kulit buah). Gomez dan Gomez (1995) menyatakan
bahwa nilai koefisien keragaman menunjukkan ketepatan perlakuan yang
19
diberikan dalam suatu percobaan dan menunjukkan besar kecilnya pengaruh
lingkungan dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan dalam suatu percobaan.
Karakter Kuantitatif pada Tanaman
Rataan dari karakter diameter batang yang dimiliki oleh 14 galur cabai yang
diuji berkisar antara 5.63 – 11.81 mm. rataan tinggi tanaman berkisar antara 19.55
– 56.30 cm, rataan tinggi dikotomous antara 10.28 – 27.80 cm, dan rataan lebar
tajuk berkisar antara 26.31-58.28 cm (Tabel 3).
Tabel 3. Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan
Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai
Genotipe
IPB002001-4
IPB002003-9
IPB002005-2-9
IPB002046-2
IPB009002-1
IPB009003-5
IPB009004-3
IPB009015-4
IPB009019-3
IPB015002-8
IPB015008-5
IPB019015-1
IPB110005-91
IPB120005-5
Gelora
Lembang-1
Tit Super
Tombak
Trisula
Diameter
Batang
(mm)
7.01de
5.63bcde
7.45d
9.23ad
5.63bcde
7.08de
7.60d
8.68ad
7.45d
7.55d
11.81abc
7.06de
8.15d
6.88de
5.99
8.45
9.24
11.81
9.58
Tinggi
Tanaman
(cm)
30.11de
26.17de
33.46d
31.86d
34.90d
29.33de
31.62d
34.35d
19.55de
21.74de
54.08acd
34.41d
56.30abcd
30.18de
24.62
30.41
33.18
77.75
45.09
Tinggi
Dikotomus
(cm)
14.30d
22.18
18.67d
17.99d
18.21d
14.53d
16.35d
19.70d
10.28de
10.95de
27.80abc
18.14d
22.79
13.82d
17.23
18.42
17.03
28.72
20.80
Lebar Tajuk
(cm)
34.57d
31.53d
37.80d
33.46d
35.25d
31.43d
38.77d
38.04d
26.31de
26.53de
58.28abce
42.64ad
51.57abc
33.43d
28.17
35.71
35.50
58.07
43.77
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan
Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett’s
taraf 5%
Diameter batang yang dimiliki oleh galur IPB015008-5 lebih besar
dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Lembang-1 tetapi tidak
berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Galur IPB002046-2 dan
IPB009015-4 memiliki diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan
varietas Gelora dan Tombak, tetapi tidak berbeda dengan varietas pembanding Tit
20
Super dan Trisula. Galur IPB002003-9 dan IPB009002-1 memiliki diameter
batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Lembang-1, Tit Super,
Tombak, dan Trisula dan tidak berbeda dengan pembanding Gelora. Diameter
batang pada galur IPB009003-5, IPB019015-1, IPB002001-4, dan IPB120005-5
lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak dan Trisula namun tidak
berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, sedangkan galur
IPB110005-91, IPB009004-3, IPB015002-8, IPB002005-2-9, dan IPB009019-3
memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak,
tetapi tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 3).
Tinggi tanaman berhubungan dengan ketahanan lapang terhadap penyakit
busuk buah (antraknosa), karena buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak
menyentuh permukaan tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah
yang merupakan sumber infeksi cendawan (Kirana dan Sofiani, 2007). Galur
IPB110005-91 dan IPB015008-5 merupakan galur yang memiliki tinggi tanaman
lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan
Tombak dan tidak berbeda dengan vairetas Trisula. Tinggi tanaman yang dimiliki
oleh galur IPB120005
KUANTAN SINGINGI, RIAU
OLEH
FEBRI FARHANNY
A24070170
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
RINGKASAN
FEBRI FARHANNY. Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten
Kuantan Singingi, Riau. Dibimbing oleh MUHAMAD SYUKUR.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hasil dan kualitas
galur-galur cabai IPB dan varietas cabai pembanding yang dievaluasi, dan
mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil lebih tinggi dibandingkan
dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian dilakukan
di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, berlangsung mulai dari bulan Februari
hingga bulan Agustus 2011.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak, faktor tunggal terdiri atas 14 galur cabai (IPB002001-4,
IPB002003-9, IPB002005-2-9, IPB002046-2, IPB009002-1, IPB009003-5-3,
IPB009004-3,
IPB009015-4,
IPB009019-3,
IPB015002-8,
IPB015008-5,
IPB019015-1, IPB110005-91, IPB120005-5) dan 5 varietas komersil sebagai
pembanding (Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, Trisula) dengan empat
ulangan. Analisis data menggunakan uji F, uji lanjut Dunnett taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe memberikan pengaruh yang
sangat nyata terhadap hampir semua karakter kuantitatif yang diamati, yaitu lebar
tajuk, tinggi tanaman, tinggi dikotomous, diameter batang, umur berbunga, umur
panen, jumlah bunga, jumlah buah, panjang tangkai buah, diameter buah, tebal
kulit buah, panjang buah, bobot per buah, bobot total pertanaman, dan
produktivitas.
Karakter panjang tangkai bunga memberikan pengaruh yang nyata
terhadap genotipe yang diujikan. Karakter lebar daun, panjang daun, panjang
tangkai daun, dan bobot 1000 biji memberikan pengaruh yang tidak nyata
terhadap genotipe.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa galur IPB009002-1 memiliki
bobot total dan produktivitas yang tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora,
Lembang-1, Tit Super, dan Trisula. Galur yang memiliki jumlah buah yang paling
banyak adalah galur IPB009002-1 yaitu sebanyak 63 buah dan diikuti oleh galur
IPB015008-5 dan IPB110005-91 yaitu sebanyak 54 buah. Galur IPB002005-2-9,
IPB009002-1, IPB110005-91, dan IPB015008-5 dapat tumbuh dan beradaptasi
dengan baik di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau.
UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI, RIAU
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
FEBRI FARHANNY
A24070170
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
: UJI DAYA HASIL 14 GALUR CABAI IPB DI KABUPATEN
KUANTAN SINGINGI, RIAU
Nama
: FEBRI FARHANNY
NRP
: A24070170
Menyetujui,
Pembimbing
Dr. Muhamad Syukur, SP., MSi.
NIP: 19720102 200003 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr
NIP. 19611101 198703 1 003
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 28 Februari 1989. Penulis merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan Dra. Defri Andayani dan
Wahyudi, SH.
Penulis memulai pendidikan formal saat bersekolah di TK Latihan 2
Guntur, Jakarta Selatan pada tahun 1994. Penulis melanjutkan pendidikannya di
SD Negeri 04 Pagi Guntur, Jakarta Selatan hingga tahun 2001, kemudian
menempuh pendidikan di SMP Negeri 67 Jakarta Selatan hingga tahun 2004. Pada
tahun 2007, penulis menyelesaikan studi di SMA Negeri 68 Jakarta Pusat dan
mulai tercatat sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur
SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan kampus
maupun kegiatan di luar kampus. Penulis menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Agronomi dan Hortikultura IPB (HIMAGRON IPB) selama dua
periode yaitu 2008-2009 dan 2009-2010 sebagai kepala Divisi Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Pada tahun 2009-2011 penulis menjadi Badan Pengurus
Pusat Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia (HIMAGRI) sebagai Kepala
Bidang Humas dan Politik Pertanian Indonesia. Penulis melaksanakan Kuliah
Kerja Profesi (KKP) di Desa Windurojo, Kecamatan Kesesi, Kabupaten
Pekalongan, Jawa Tengah pada bulan Juni-Agustus 2010. Penulis menjadi asisten
peneliti di Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB mulai bulan September 2011.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
ridho dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang
berjudul “Uji Daya Hasil 14 Galur Cabai IPB di Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau.”
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini
yaitu:
1.
Dr. Muhamad Syukur, SP., M.Si dan Almh Prof. Dr. Ir. Sriani Sujiprihati,
MS. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan penulis arahan
selama penelitian dan penyusunan skripsi.
2.
Dra. Defri Andayani dan Asman Nasiru, S.Pd.,M.Si selaku orang tua yang
selalu memberikan do’a, dukungan, semangat, motivasi, dan limpahan kasih
sayang kepada penulis.
3.
Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, M.Si dan Ir. Megayani Sri Rahayu, MS selaku
dosen penguji yang telah banyak memberi masukan dan saran yang
membangun dalam penulisan skripsi ini.
4.
Dr. Rahmi Yunianti, SP., M.Si yang telah memberi semangat, dukungan,
dan bimbingan mulai dari penulis menjadi mahasiswa IPB.
5.
Dr. Ahmad Junaedi selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberi arahan selama penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura, IPB.
6.
Adik-adik tersayang Syafira Adhliany dan Nur Ismi Deas Dzaka Fadhillah
yang selalu memberi dukungan, do’a, semangat, dan bantuannya.
7.
Tino, Datuk, Ma’ Loy, Bu Eci, dan Papa Boy yang selalu memberi
dukungan, semangat, motivasi, dan do’a.
8.
Alan Oktarianus yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, semangat,
motivasi, dan do’a.
9.
Feni Shintarika, Yenny Fitria, Moliya Nurmalisa, Kosmas Sugara,
Bagustianto Ardiansyah, dan Ita Utami Aidid yang selalu memberi
semangat, bantuan, dan motivasi sejak awal perkuliahan.
10. Keluarga Besar di Baserah, Kuantan Singingi, Riau yang telah banyak
membantu selama penelitian.
11. Mba Tia, Alfa, Mba Vit, Ayu, Lia, Andra, Yunandra, Kak Adul, dan Kak
Arya yang telah banyak membantu selama penelitian dan penulisan skripsi.
12. Nunu, Namira, Ima, Amin, Beni, Novi, Marcha, Vicky, Ira, Arya, Edo,
Gunar, Okti (geng hedon) yang telah memberi dukungan dan semangat.
13. Teman-teman AGH 44 Bersatu, teman-teman TPB B’Zone, dan temanteman UKM Futsal IPB atas kebersamaan dan kekompakan selama penulis
di IPB.
14. Sahabat, saudara, dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Bogor, November 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
Hipotesis ........................................................................................................ 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
Botani Umum Cabai ...................................................................................... 3
Syarat Tumbuh ............................................................................................. 4
Pemuliaan Tanaman Cabai ............................................................................ 5
Pelepasan Varietas ......................................................................................... 5
Varietas Cabai Pembanding........................................................................... 6
Pengujian Daya Hasil .................................................................................... 7
BAHAN DAN METODE ....................................................................................... 8
Tempat dan Waktu......................................................................................... 8
Bahan dan Alat .............................................................................................. 8
Metode Pelaksanaan ...................................................................................... 9
Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 9
Pengamatan .................................................................................................. 10
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 16
Kondisi Umum ............................................................................................ 16
Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman ............. 18
Karakter Kuantitatif pada Tanaman ............................................................ 19
Karakter Kuantitatif pada Bunga ................................................................. 21
Karakter Kuantitatif pada Buah ................................................................... 23
Karakter Hasil .............................................................................................. 26
Karakter Kualitatif pada Tanaman............................................................... 28
Karakter Kualitatif pada Daun ..................................................................... 29
Karakter Kualitatif pada Bunga ................................................................... 31
Karakter Kualitatif pada Buah ..................................................................... 33
Karakter Kualitatif pada Biji ....................................................................... 36
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 38
Kesimpulan .................................................................................................. 38
Saran ............................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN .......................................................................................................... 42
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Teks
1.
Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding ...................................8
2.
Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman ................18
3.
Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan
Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ..............................19
4.
Nilai Rataan Umur Berbunga, Panjang Tangkai Bunga, dan Jumlah Bunga
14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ...................................................22
5.
Nilai Rataan Umur Panen, Jumlah Buah, dan Diameter Buah 14 Galur dan
5 Varietas Pembanding Cabai .........................................................................24
6.
Nilai Rataan Tebal Kulit, Panjang, Panjang Tangkai, dan Bobot per Buah
14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ...................................................25
7.
Nilai Rataan Bobot Total per Tanaman, dan Produktivitas 14 Galur dan 5
Varietas Pembanding Cabai ............................................................................27
8.
Habitus Tanaman dan Warna Batang 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding
Cabai ...............................................................................................................28
9.
Bentuk, Tepi, Pangkal, dan Ujung Daun 14 Galur dan 5 Varietas
Pembanding Cabai ..........................................................................................29
10. Permukaan Atas Daun, Permukaan Bawah Daun, Warna Atas Daun, dan
Warna Bawah Daun 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ..................30
11. Bentuk Bunga, Warna Tangkai Bunga, Warna Kelopak, dan Warna
Mahkota 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ....................................31
12. Warna Anter, Warna Putik, Jumlah Anter, dan Jumlah Helai Mahkota 14
Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ........................................................32
13. Bentuk dan Permukaan Kulit Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding
Cabai ...............................................................................................................33
14. Tepi, Pangkal, dan Ujung Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding
Cabai ...............................................................................................................34
15. Warna Buah Muda, Warna Buah Intermediate, Warna Buah Masak, dan
Daya Simpan Buah 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai ...................35
16. Warna dan Bentuk Biji 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai .............37
Lampiran
1.
Data Curah Hujan Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan
Singingi, Riau Bulan Februari-Agustus 2011 .................................................43
2.
Sidik Ragam Lebar Tajuk 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding .43
3.
Sidik Ragam Tinggi Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding ....................................................................................................43
4.
Sidik Ragam Tinggi Dikotomous 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................44
5.
Sidik Ragam Diameter Batang 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................44
6.
Sidik Ragam Lebar Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding ..44
7.
Sidik Ragam Panjang Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding…. ................................................................................................45
8.
Sidik Ragam Panjang Tangkai Daun 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................45
9.
Sidik Ragam Umur Berbunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................45
10. Sidik Ragam Panjang Tangkai Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................46
11. Sidik Ragam Jumlah Bunga 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… .................................................................................................46
12. Sidik Ragam Umur Panen 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… ....…………………………………………………………….46
13. Sidik Ragam Jumlah Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding ………………………………………………………………….47
14. Sidik Ragam Diameter Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding.. ...................................................................................................47
15. Sidik Ragam Tebal Kulit Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding .....................................................................................................47
16. Sidik Ragam Panjang Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… .................................................................................................48
17. Sidik Ragam Panjang Tangkai Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding… .................................................................................................48
18. Sidik Ragam Bobot per Buah 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding ………………………………………………………………….48
19. Sidik Ragam Bobot Total per Tanaman 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding... .....…………………………………………………………….49
20. Sidik Ragam Bobot 1000 Biji 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding.. ...................................................................................................49
21. Sidik Ragam Produktivitas 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas
Pembanding…. ................................................................................................49
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
Teks
1.
Habitus Tanaman ........................................................................................... 12
2.
Bentuk Daun .................................................................................................. 12
3.
Bentuk Permukaan Daun ............................................................................... 13
4.
Posisi Bunga ................................................................................................... 13
5.
Bentuk Tepi Buah .......................................................................................... 14
6.
Bentuk Pangkal Buah ..................................................................................... 14
7.
Bentuk Ujung Buah ........................................................................................ 14
8.
Bentuk Buah ................................................................................................... 15
9.
Gejala Serangan Penyakit Rebah Kecambah ................................................. 16
10. Serangan Hama pada Daun dan Buah Cabai ................................................. 17
11. Serangan Penyakit pada Buah dan Tanaman Cabai ....................................... 17
Lampiran
1.
Tanaman Cabai Galur IPB002001-4 .............................................................. 50
2.
Tanaman Cabai Galur IPB002003-9 .............................................................. 51
3.
Tanaman Cabai Galur IPB002005-2-9 .......................................................... 52
4.
Tanaman Cabai Galur IPB002046-2 .............................................................. 53
5.
Tanaman Cabai Galur IPB009002-1 .............................................................. 54
6.
Tanaman Cabai Galur IPB009003-5 .............................................................. 55
7.
Tanaman Cabai Galur IPB009004-3…. ......................................................... 56
8.
Tanaman Cabai Galur IPB009015-4 .............................................................. 57
9.
Tanaman Cabai Galur IPB009019-3 .............................................................. 58
10. Tanaman Cabai Galur IPB015002-8 .............................................................. 59
11. Tanaman Cabai Galur IPB015008-5 .............................................................. 60
12. Tanaman Cabai Galur IPB019015-1..……………………………………….61
13. Tanaman Cabai Galur IPB110005-91……………………………………….62
14. Tanaman Cabai Galur IPB120005-5.. ............................................................ 63
15. Tanaman Cabai Varietas Gelora .................................................................... 64
16. Tanaman Cabai Varietas Lembang-1 ............................................................. 65
17. Tanaman Cabai Varietas Tit Super ................................................................ 66
18. Tanaman Cabai Varietas Tombak..………………………………………….67
19. Tanaman Cabai Varietas Trisula…………………………………………….68
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan
perekonomian negara, sehingga produk hortikultura seperti sayur dan buahbuahan memiliki prospek yang cukup bagus, baik di pasar dalam negeri maupun
luar negeri. Cabai (Capsicum sp.) adalah salah satu tanaman hortikultura yang
bernilai ekonomi dan komoditas sayuran serta rempah yang penting di dunia.
Cabai memiliki berbagai kegunaan diantaranya untuk konsumsi, bahan industri
dan peternakan.
Sebagai salah satu komoditas unggulan hortikultura Indonesia, cabai
menempati areal pertanaman terluas dibanding tanaman sayuran lainnya yaitu
sebesar 19.12% (Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura, 2008). Luasnya
areal pertanaman tersebut tidak diikuti oleh tingginya produktivitas. Pada tahun
2008 rata-rata produktivitas cabai nasional mencapai 5.89 ton per hektar per
musim (Badan Pusat Statistik, 2009). Angka tersebut masih sangat rendah jika
dibandingkan dengan potensi produktivitasnya yang mencapai 20 ton per hektar
per musim. Rendahnya produktivitas cabai di Indonesia tidak sebanding dengan
luas areal pertanaman cabai di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan hal
tersebut adalah varietas unggul yang masih terbatas. Menurut Syukur et al.
(2010), alternatif untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan perakitan
varietas unggul.
Bagian Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen
Agronomi dan Hortikultura IPB mulai merakit varietas cabai untuk menghasilkan
varietas unggul baru mulai tahun 2000. Saat ini telah didapatkan beberapa galur
yang diharapkan mampu bersaing dengan varietas cabai komersial lainnya.
Evaluasi karakteristik genotipe merupakan satu dari berbagai langkah yang
dilakukan pemulia tanaman untuk memperoleh informasi mengenai genotipegenotipe yang ada. Allard (1960) menyatakan bahwa hasil evaluasi berguna untuk
mengetahui manfaat suatu genotipe-genotipe yang perlu diseleksi lebih lanjut.
Evaluasi adalah bagian dalam pembentukan varietas yang meliputi hibridisasi,
seleksi, evaluasi, dan pelepasan varietas.
2
Dalam persiapan pelepasan varietas, daya hasil genotipe harapan perlu diuji.
Varietas yang baru akan dilepas harus menunjukkan keunggulan dibandingkan
dengan varietas yang telah ada sehingga diperlukan suatu pengujian (Direktorat
Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2004). Hasil yang diharapkan dari pengujian
ini adalah terpilihnya genotipe yang memiliki hasil yang tinggi dan sifat yang
unggul.
Kabupaten Kuantan Singingi merupakan daerah yang berpotensi menjadi
sentra
tanaman
cabai.
Hal
ini
ditunjukkan
dengan
tingginya
tingkat
ketergantungan masyarakat terhadap cabai yang berbanding terbalik dengan
ketersediaan cabai di daerah tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan cabai
di pasaran daerah tersebut masih bergantung pada daerah lain. Ketergantungan ini
menyebabkan tingginya harga cabai di pasaran.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui daya hasil dan kualitas galur-galur cabai IPB dan varietas
cabai pembanding yang dievaluasi.
2. Mendapatkan galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas pembanding di Kabupaten Kuantan
Singingi.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan daya hasil dan kualitas pada galur-galur cabai IPB
yang dievaluasi.
2. Terdapat paling sedikit satu galur cabai IPB yang memiliki daya hasil yang
lebih tinggi dibandingkan dengan varietas pembanding.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Umum Cabai
Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) termasuk ke dalam famili
solanaceae. Tanaman ini masih satu kerabat dengan kentang (Solanum tuberosum
L.), terung (S. melongena L.), tomat (Licopersicon esculentum Mill.), takokak (S.
torvum Swartz) dan leunca (S. ningrum L.) (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias,
dan Aneka Tanaman, 2003).
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan
sebagai berikut: kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae,
kelas dycotiledonae, ordo tubiflora (solanales), famili solanaceae, genus
capsicum (Direktorat Tanaman Sayuran, Hias, dan Aneka Tanaman, 2003).
Rubatzky dan Yamaguchi (1999) menyatakan bahwa tanaman cabai termasuk ke
dalam tanaman herba yang berbentuk semak dan sebagian besar menjadi berkayu
pada bagian pangkal batangnya. Tanaman cabai merupakan tanaman tropika yang
biasanya ditanam sebagai tanaman setahun. Tanaman ini memiliki batang yang
tegak dengan tinggi batang berkisar antara 45-100 cm. Tangkai daunnya
horisontal dengan bentuk lanset dan ujungnya agak rucing. Daun cabai bertipe
daun tunggal dan tipis dengan ukuran yang bervariasi serta memiliki helaian daun
berbentuk lanset dan bulat telur lebar. Prajnanta (2007) struktur perakaran
tanaman cabai diawali dari akar tunggang yang sangat kuat yang terdiri atas akar
utama (primer) dan lateral (sekunder). Akar tersier merupakan serabut-serabut
akar yang keluar dari akar lateral. Panjang akar primer sekitar 35-50 cm dan akar
lateral sekitar 35-45 cm.
Bunga cabai digolongkan ke dalam bunga lengkap karena terdiri atas
mahkota, kelopak, benang sari, dan putik. Diameter bunga berukuran 10-15 mm
dan warna mahkota adalah putih. Sebagian besar spesies cabai bersifat menyerbuk
sendiri (self pollination) tetapi penyerbukan silang (open pollination) secara alami
dapat terjadi dengan bantuan lebah. Menurut Kusandriani (1996), posisi dan
ukuran stigma sangat berpengaruh pada terjadinya penyerbukan silang. Bunga
yang memiliki kepala putik lebih tinggi dari kotak sari akan lebih mudah terjadi
4
penyerbukan silang. Hal ini menyebabkan tanaman cabai pada beberapa kultivar
melakukan penyerbukan silang
Buah tumbuh pada ketiak daun. Ukuran buah cabai beragam dari pendek
sampai panjang dengan ujung runcing atau tumpul. Permukaan kulit bervariasi,
ada yang rata sampai bergelombang, warnanya kusam atau mengkilat serta
umumnya berwarna merah ketika masak. Warna hijau pada buah cabai adalah
akibat klorofil, sedangkan warna merah dan kuning disebabkan oleh adanya
karotenoid.
Biji cabai terletak dalam buah cabai dan melekat sepanjang plasenta
(Kusandriani,1996). Biji cabai berjumlah 140 butir per gram. Biji mempunyai
permukaan kulit yang keras dan didalamnya terdapat endosperm dan ovule.
Syarat Tumbuh
Cabai merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas. Cabai
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dari tanah berpasir sampai berkilat
asalkan terdapat aerasi dan drainase yang baik. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi
(1999) tanah yang paling ideal untuk tanaman cabai adalah tanah yang
mengandung cukup bahan organik dan mempunyai pH sekitar 6.0-6.5.
Curah hujan yang tinggi dan iklim yang basah dapat menyebabkan tanaman
terserang penyakit. Sebaliknya, curah hujan yang rendah dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman cabai terhambat dan dapat mempengaruhi ukuran buah.
Intensitas curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah 600-1250
mm per tahun.
Cabai sensitif terhadap sinar matahari yang terik tetapi menghendaki
penyinaran penuh sepanjang hari. Cabai rentan terhadap hujan yang terlalu deras
dan cuaca yang mendung. Namun demikian cabai toleran terhadap naungan
hingga 45%. Menurut Tani (2008), tanaman cabai merupakan tanaman yang
memerlukan penyinaran matahari minimal 8 jam per hari. Intensitas cahaya yang
rendah dapat mempengaruhi orientasi kloroplas tanaman. Tanaman cabai yang
kekurangan cahaya mengakibatkan tanaman menjadi lemah, pucat, dan
pertumbuhannya cenderung memanjang.
5
Suhu udara yang optimal bagi pertumbuhan cabai adalah 16-32 oC. Suhu
udara yang paling cocok untuk pertumbuhan cabai rata-rata adalah 16 oC pada
malam hari dan 23 oC pada siang hari.
Pemuliaan Tanaman Cabai
Menurut Makmur (1992) pemuliaan tanaman adalah suatu metode secara
sistematik merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi
manusia.
Program pemuliaan
tanaman
banyak
ditekankan
pada
usaha
mempertinggi produktivitas hasil pertanian. Tujuan pemuliaan tanaman cabai
adalah untuk memperbaiki resistensi tanaman terhadap penyakit. Greenleaf (1986)
menyatakan bahwa pemuliaan cabai juga bertujuan untuk memperbaiki karakter
hortikultura seperti bentuk dan ukuran buah, rasa dan kandungan gizi pada buah,
jumlah zat capsicinoids. Menurut Wardani et al. (2009), pemuliaan tanaman untuk
memperbaiki daya hasil memerlukan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan
oleh karakter daya hasil dipengaruhi dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga
diperlukan pula perbaikan karakter-karakter kuantitatif yang lain untuk
meningkatkan daya hasilnya.
Kegiatan pemuliaan tanaman terdiri atas serangkaian proses yaitu
menentukan tujuan program pemuliaan, menyediakan materi pemuliaan, penilaian
genotipe atau populasi untuk dijadikan varietas baru (Poespodarsono, 1988).
Metode seleksi yang digunakan pada tanaman menyerbuk sendiri berbeda dengan
metode seleksi pada tanaman menyerbuk silang. Metode seleksi yang digunakan
pada tanaman menyerbuk sendiri adalah pedigree, bulk, backross, dan single seed
descent (Wardani et al., 2009).
Pelepasan Varietas
Pelepasan varietas adalah pengakuan pemerintah terhadap varietas hasil
pemuliaan di dalam negri dan/atau introduksi yang dinyatakan dalam keputusan
Menterti Pertanian bahwa varietas tersebut merupakan varietas unggul yang dapat
disebarluaskan. Undang-Undang No. 12 tahun 1992 menyatakan bahwa pelepasan
varietas merupakan syarat mutlak bagi varietas unggul hasil pemuliaan maupun
introduksi untuk dapat dipasarkan di Indonesia.
6
Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2006), syarat pelepasan varietas
sebagai berikut: 1. Silsilah dan cara mendapatkannya jelas, 2. Menunjukkan
keunggulan terhadap varietas pembanding, 3. Tersedia deskripsi yang lengkap dan
jelas, 4. Menyediakan contoh varietas yang diusulkan pelepasannya pada waktu
sidang pelepasan varietas, 5. Ketersediaan benih penjenis, 6. Surat jaminan akan
diproduksi di Indonesia, 7. Surat jaminan dari Pemerintah Daerah pengusul
apabila varietas yang diusulkan merupakan varietas lokal. Sebelum varietas
dilepas, maka perlu dilakukan pengujian.
Varietas Cabai Pembanding
Varietas pembanding merupakan varietas komersial yang digunakan sebagai
pembanding dari varietas yang akan dilepas. PT. Tanindo Subur Prima
mengembangkan varietas Tombak yang merupakan cabai hasil introduksi dari
Thailand. PT. Sinar Bumi mengembangkan varietas cabai merah besar Gelora. Tit
Super merupakan varietas cabai merah besar lokal yang dikembangkan oleh PT.
East West Seed. Varietas ini memiliki potensi hasil 20 ton/ha serta tahan terhadap
penyakit antraknosa (Suwandi, 1995).
Trisula merupakan varietas bersari bebas asal Blitar yang dikembangkan
oleh UD. Ridwan Tani. Potensi produksi varietas Trisula sebesar 17 – 20 ton/ha
dan dapat ditanam pada daerah sampai ketinggian 1 200 m diatas permukaan laut,
tanah yang gembur dengan pH 6 - 7 serta suhu antara 18 - 300C (Keputusan
Menteri Pertanian, 2003). Lembang 1 merupakan varietas hasil seleksi tanaman di
Pengalengan yang dikembangkan oleh Balitsa Lembang. Varietas ini memiliki
potensi hasil 5.6 − 19 ton/ha dan agak toleran terhadap hama penghisap daun
(trips) dan agak tahan terhadap penyakit antraknosa (Keputusan Menteri
Pertanian, 2001).
Pengujian Daya Hasil
Uji daya hasil merupakan salah satu tahapan pemuliaan tanaman yang
bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan gen-gen yang diinginkan pada genotipe
yang selanjutnya dipersiapkan sebagai galur atau kultivar unggul baru (Nasir,
2001). Satu galur tertentu akan menampilkan daya hasil yang tinggi di lokasi satu,
7
tetapi dilakoasi lainnya penampilan hasil galur akan kurang baik atau sangat
rendah (Bintari, 2006). Suatu galur perlu dilakukan pengujian multilokasi dengan
tingkat iklim dan kondisi tanah yang berbeda sebelum dikembangkan dan
dipasarkan menjadi satu varietas baru. Uji multilokasi merupakan salah satu syarat
untuk pelepasan satu varietas baru.
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2011. Penelitian ini
bertempat di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada ketinggian tempat berkisar
antara 5-30 m dpl, jenis tanah berupa podzolik merah-kuning dengan pH 5-6.
Bahan dan Alat
Bahan tanaman cabai yang digunakan terdiri atas 14 galur cabai yang diuji
dan 5 varietas pembanding (Tabel 1). Galur-galur tersebut merupakan galur cabai
generasi lanjut hasil pemuliaan Tim Pemuliaan Cabai Departemen Agronomi dan
Hortikultura, IPB.
Tabel 1. Daftar 14 Galur Cabai IPB dan 5 Varietas Pembanding
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Galur
IPB002001-4
IPB002003-9
IPB002005-2-9
IPB002046-2
IPB009002-1
IPB009003-5
IPB009004-3
IPB009015-4
IPB009019-3
IPB015002-8
IPB015008-5
IPB019015-1
IPB110005-91
IPB120005-5
Gelora
Lembang-1
Tit Super
Tombak
Trisula
Keterangan
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C1
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C3
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C5
Persilangan antara IPB C2 dengan IPB C46
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C2
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C3
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C4
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C15
Persilangan antara IPB C9 dengan IPB C19
Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C2
Persilangan antara IPB C15 dengan IPB C8
Persilangan antara IPB C19 dengan IPB C15
Persilangan antara IPB C110 dengan IPB C5
Persilangan antara IPB C120 dengan IPB C5
Berasal dari PT. Sinar Bumi
Berasal dari Balitsa Lembang
Berasal dari PT. East West Seed
Berasal dari PT. Tanindo Subur Prima
Berasal dari UD. Ridwan Tani
Pupuk yang digunakan meliputi media pupuk kandang, NPK Mutiara,
Gandasil D, Gandasil B, pupuk dasar berupa Urea, KCl, dan SP-36. Bahan lain
yang digunakan adalah furadan 3G, Curacron, Antracol, Dithane M-45, Kelthane,
dan Samite. Peralatan yang dipergunakan antara lain alat tanam dan pemeliharaan,
9
meteran, timbangan, jangka sorong, plastik, spidol, gunting, dan label untuk
penamaan.
Metode Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan genotipe
sebagai perlakuan. Dalam percobaan ini digunakan 19 genotipe cabai dengan
empat ulangan sehingga secara keseluruhan terdapat 76 satuan percobaan pada
lokasi.
Model rancangan yang digunakan adalah:
Υij = µ + αi + βj + εi, (Gomez dan Gomez, 1995).
Keterangan
:Υij : Nilai pengamatan populasi ke-i dan ulangan ke-j
µ : Nilai rataan umum
αi : Pengaruh populasi ke-i
i = 1,2,3,......,19
βj : Pengaruh ulangan ke-j
j = 1,2,3,4
εij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
Perbedaan antara genotipe yang dievaluasi diuji dengan uji F. Bila terdapat
perbedaan antar genotipe yang nyata pada taraf 5 % maka dilanjutkan dengan uji
Dunnett.
Pelaksanaan Penelitian
Persemaian dan Penanaman
Benih cabai disemai dalam tray yang berisi campuran tanah, pupuk kandang
dengan perbandingan 1:1. Setelah bibit berumur 40 hari, lalu dipindahkan ke
lapangan. Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang, Urea, KCl, dan
SP-36 dengan perbandingan 1:1:1:1. Dosis pupuk yang diberikan sebanyak 200
g/m2.
Bibit ditanam pada bedengan dengan luas 5 x 1 m. Bedengan yang
digunakan berjumlah 76 bedeng. Bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam
perak untuk menjaga kelembapan dan suhu tanah serta menekan laju pertumbuhan
gulma dibedengan. Bibit ditanam dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Bibit ditanam
10
pada lubang tanam, satu bibit per lubang tanam, kemudian lubang tanam diberi
Furadan 3G untuk mencegah lalat bibit dan hama tanah lainnya. Setelah itu, diberi
ajir agar tanaman tidak mudah rebah.
Pemeliharaan
Kegiatan
pemeliharaan
yang
dilaksanakan
meliputi
pemupukan,
penyiraman, pewiwilan, dan penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan NPK Mutiara dengan dosis 10 g/l
dan pupuk daun Gandasil D dengan dosis 2 g/l. Pupuk diaplikasikan dalam bentuk
cair dengan dosis 250 ml per tanaman. Penyiraman dilakukan pada waktu pagi
dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan seminggu sekali di antara tanaman dan
di sekitar bedengan. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
menggunakan insektisida Curacron dengan dosis 2 g/l, fungisida Dithane M-45
dan Antracol dengan dosis 2 g/l, serta akarisida Samite dengan dosis 2 g/l.
Pengamatan
Percobaan di Lapangan
Pengamatan di lapangan menurut IPGRI (1995) meliputi karakter
kuantitatif dan karakter kualitatif.
Karakter Kuantitatif :
1. Umur berbunga (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai
mulai berbunga
2. Umur panen (hari setelah tanam) : jumlah hari setelah tanam sampai panen
pertama
3. Tinggi tanaman (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai pucuk, diukur
setelah panen kedua
4. Tinggi dikotomous (cm) : diukur dari permukaan tanah sampai cabang
utama setelah panen kedua
5. Diameter batang (cm) : diukur lima cm di atas permukaan tanah setelah
panen kedua
6. Lebar tajuk (cm) : diukur pada kanopi yang terlebar setelah panen kedua
11
7. Lebar daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua
8. Panjang daun (cm) : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua
9. Panjang tangkai daun : diukur dari 10 daun dewasa setelah panen kedua
10. Jumlah bunga per tanaman : jumlah keseluruhan bunga diamati saat bunga
mulai muncul
11. Panjang tangkai bunga (cm) : diukur dari 10 bunga setelah panen kedua
12. Bobot total per tanaman (g) : jumlah keseluruhan bobot buah yang dipanen
dari 10 tanaman contoh pada panen kedua hingga panen ke-8
13. Bobot per buah (g) : rata-rata bobot buah dari 10 buah segar mulai dari
panen kedua hingga panen ke-8
14. Panjang buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen kedua
hingga panen ke-8
15. Diameter buah (cm) : diameter pangkal-tengah-ujung buah diukur dari 10
buah segar mulai dari panen kedua hingga panen ke-8
16. Tebal kulit buah (cm) : rata-rata tebal kulit dari 10 buah segar mulai dari
panen kedua hingga panen ke-8
17. Panjang tangkai buah (cm) : diukur dari 10 buah segar mulai dari panen
kedua hingga panen ke-8
18. Jumlah buah pertanaman : diamati mulai dari panen pertama hingga panen
ke-8
19. Produktivitas (ton/ha) = Luas lahan x 80% x Bobot buah per tanaman
Jarak tanam
20. Bobot 1.000 biji (g) : jumlah dari 1.000 biji diamati setelah panen kedua
12
Karakter Kualitatif :
1.
Habitus tanaman : sparse, intermediate, dan dense diamati setelah panen
kedua
Gambar 1. Habitus Tanaman : 3. Sparse, 5. Intermediate, 7. Dense
2.
Warna batang : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati setelah
panen kedua
3.
Bentuk daun : delta, oval, lanset diamati setelah panen kedua
Gambar 2. Bentuk Daun : 1. Delta, 2. Oval, 3. Lanset
4.
Tepi daun : rata, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit, dan berombak
diamati setelah panen kedua
5.
Pangkal daun : meruncing, tumpul, dan membulat diamati setelah panen
kedua
6.
Ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang, terbelah,
dan berduri diamati setelah panen kedua
7.
Warna daun bagian atas : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu muda,
ungu, variegata diamati setelah panen kedua
8.
Warna daun bagian bawah : kuning, hijau muda, hijau, hijau tua, ungu
muda, ungu, variegata diamati setelah panen kedua
13
9.
Permukaan daun bagian atas : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada
daun dewasa setelah panen kedua
Gambar 3. Bentuk Permukaan Daun : 3. Licin, 5. Agak Berbulu,
7. Berbulu
10. Permukaan daun bagian bawah : licin, agak berbulu, berbulu diamati pada
daun dewasa setelah panen kedua
11. Warna tangkai daun : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu
dan lainnya diamati pada 10 daun dewasa setelah panen kedua
12. Warna kelopak bunga : hijau muda, hijau, hijau tua saat bunga anthesis
13. Warna mahkota bunga : putih, kuning muda, kuning, ungu dengan dasar
putih, putih dengan dasar ungu, ungu dan lainnya, diamati saat bunga
anthesis
14. Warna tangkai bunga : hijau, hijau garis ungu, ungu dan lainnya diamati
saat bunga anthesis
15. Bentuk bunga : pendant, intermediate, atau erect diamati setelah panen
kedua
Gambar 4. Posisi Bunga : 3. Pendant, 5. Intermediate, 7. Erect
16. Jumlah helai mahkota : diamati saat bunga anthesis
17. Warna anther : ungu, ungu muda, biru, hijau diamati saat bunga anthesis
18. Jumlah anther : diamati saat bunga anthesis
19. Warna kepala putik : putih, putih kekuningan, kuning diamati saat anthesis
20. Warna tangkai buah : hijau muda, hijau, hijau tua, hijau garis ungu, ungu
dan lainnya diamati dari 10 buah segar setelah panen kedua
21. Permukaan kulit buah : halus, semi keriting, keriting dari 10 buah segar
mulai panen kedua
14
22. Warna buah muda : hijau, hijau muda, hijau tua diamati saat bulai berbuah
23. Warna buah intermediate : ungu, hitam, coklat diamati saat buah mulai
masak
24. Warna buah masak : putih, kuning, lemon, oranye pucat, oranye, merah
terang, merah, merah tua, ungu, coklat, hitam diamati saat buah masak
penuh.
25. Bentuk tepi buah : rata, agak bergerigi, bergerigi diamati setelah panen
kedua
3
5
7
Gambar 5. Bentuk Tepi Buah : 3. Rata, 5. Agak bergerigi, 7. Bergerigi
26. Bentuk pangkal buah : runcing, tumpul, romping, bentuk jantung, berlekuk
diamati setelah panen kedua
Gambar 6. Bentuk Pangkal Buah : 1. Runcing, 2. Tumpul, 3. Romping,
4. Bentuk jantung. 5. Berlekuk
27. Bentuk ujung buah : pointed, blunt, sunken, sunken dan pointed
Gambar 7. Bentuk Ujung Buah : 1. Ponted, 2. Blunt, 3. Sunken,
4. Sunken dan Pointed
15
28. Bentuk buah : memanjang, bulat, segitiga, campanulate, blocky diamati
mulai panen kedua
Gambar 8. Bentuk Buah : 1. Memanjang, 2. Bulat, 3. Segitiga,
4. Campanulate, 5. Blocky
29. Daya simpan buah pada suhu kamar : diamati dari 10 buah segar hingga
buah mulai membusuk
30. Warna biji : putih, putih kekuningan, kuning, kuning kecokelatan, dan
lainnya diamati setelah panen kedua
31. Bentuk biji : ginjal, membulat, pipih, oval, bulat, dan lainnya diamati
setelah panen kedua
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Agustus 2011 di
Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Ketinggian tempat penelitian berkisar antara
5-30 m dpl. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu mencapai 205.6
mm/bulan. Curah hujan terendah terjadi pada bulan April yaitu 30.8 mm/bulan.
Suhu harian berkisar antara 26.9 – 29.3 0C.
Persemaian dilakukan dengan meletakkan benih yang telah di semai pada
bangunan semai yang terbuat dari bambu. Selama persemaian, dilakukan
penyulaman pada minggu kedua. Penyulaman dilakukan dikarenakan 50% bibit
tidak tumbuh. Hal ini menyebabkan bibit yang tidak seragam.
Kondisi siang hari yang sangat panas menyebabkan tanaman mati dan
layu. Sehingga dilakukan penyulaman. Intensitas penyiraman dan pemupukan
juga ditingkatkan. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
Pemupukan dan penyemprotan dilakukan dua kali seminggu.
Tanaman mulai berbunga pada saat 4 minggu setelah tanam (MST).
Selama fase berbunga, tanaman mengalami kerontokan bunga. Buah siap dipanen
pada usia 10 MST dan dilakukan dengan selang 3-4 hari, sehingga dalam
seminggu dilakukan dua kali pemanenan.
Pada usia semaian kurang lebih 3 minggu setelah semai (MSS), mulai
muncul gejala penyakit, sehingga intensitas penyemprotan ditingkatkan menjadi
dua kali seminggu. Penyakit yang menyerang adalah penyakit Rebah Kecambah.
Gambar 8. Gejala serangan penyakit Rebah Kecambah. A. Di semaian, B. Di
lapangan
17
Gejala serangan virus Gemini mulai tampak pada 3 MST. Virus Gemini
ini dibawa oleh vektor aphid (Myzus persicae Sulz.). Tanaman yang terinfeksi
virus gemini menimbulkan gejala bintik kuning pada daun muda, yang
selanjutnya akan menyebar ke daun tua sehingga bintik menjadi berada pada
seluruh bagian daun (Ganefianti, 2010). Hama yang menyerang tanaman cabai
yaitu belalang dan aphid (Myzus persicae Sulz.). Aphid atau kutu merupakan
binatang pengganggu berwarna hijau, hitam dan abu-abu dan biasanya
menggerombol pada permukaan daun bagian bawah (Ashari, 1995).
Gambar 9. Serangan hama pada daun dan buah cabai. A. Aphid, B. Lalat Buah
Curah hujan yang tinggi yaitu sebesar 205.6 mm menyebabkan buah
terserang lalat buah (Bactrocera sp) dan antraknosa. Buah cabai yang terserang
lalat buah ditanda dengan adanya lubang titik Hitam pada bagian pangkal buah,
tempat serangga betina meletakkan telurnya (Direktorat Jenderal Hortikultura,
2007). Gejala serangan awal antraknosa awal berupa bercak cokelat kehitaman
pada permukaan buah, kemudian menjadi busuk lunak (Semangun, 2001).
Antraknosa merupakan penyakit yang sulit diatasi yang menyebabkan buah
berwarna cokelat kehitaman pada buah masak (Paulos, 1994).
Gambar 9. Serangan penyakit pada buah dan tanaman cabai. A. Antraknosa
B. Virus Gemini
18
Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh sangat
nyata untuk karakter diameter batang, tinggi tanaman, lebar tajuk, umur berbunga,
umur panen, diameter buah, bobot per buah, tebal kulit buah, panjang buah, bobot
total per tanaman, panjang tangkai, jumlah bunga, jumlah buah, dan produktivitas.
Panjang tangkai bunga berpengaruh nyata terhadap genotipe yang diujikan,
sedangkan karakter yang memberikan pengaruh tidak nyata terhadap genotipe
adalah karakter lebar daun, panjang daun, bobot 1000 biji, dan panjang tangkai
daun (Tabel 2).
Tabel 2. Rekapitulasi Kuadrat Tengah, Peluang dan Koefisien Keragaman
Karakter yang Diamati
No.
Karakter
Kuadrat Tengah Peluang
KK (%)
1
Lebar Daun
0.40tn
0.1735
17.80
tn
2
Panjang Daun
0.77
0.2491
9.38
3
Diameter Batang
12.33**
0.0001
14.07
4
Tinggi Tanaman
769.90**
0.0001
18.20
5
Lebar Tajuk
350.13**
0.0001
16.88
tn
6
Bobot 1 000 biji
0.98
0.4014
23.17
7
Umur Berbunga
14.69**
0.0001
5.02
8
Umur Panen
103.54**
0.0001
3.25
9
Diameter Buah
17.08**
0.0001
16.64
10 Bobot per Buah
24.63**
0.0001
5.77
11 Tebal Kulit Buah
0.37**
0.0022
26.28
12 Panjang Buah
8.03**
0.0001
15.58
13 Bobot Total per Tanaman
70595.59**
0.0001
11.10
14 Panjang Tangkai Buah
0.67**
0.0014
14.34
15 Jumlah Bunga
129.58**
0.0001
8.33
16 Jumlah Buah
165.98**
0.0001
8.82
17 Tinggi Dikotomous
92.77**
0.0001
22.08
18 Panjang Tangkai Daun
0.15tn
0.7820
21.55
19 Panjang Tangkai Bunga
0.46*
0.0250
15.46
20 Produktivitas
72.26**
0.0001
10.65
Keterangan : * = berpengaruh nyata pada taraf 5%, ** = berpengaruh nyata pada
taraf 1%, tn = tidak berpengaruh nyata
Koefisien keragaman (KK) berkisar antara 3.25% (karakter hari berbuah)
hingga 26.28% (karakter tebal kulit buah). Gomez dan Gomez (1995) menyatakan
bahwa nilai koefisien keragaman menunjukkan ketepatan perlakuan yang
19
diberikan dalam suatu percobaan dan menunjukkan besar kecilnya pengaruh
lingkungan dan faktor lain yang tidak dapat dikendalikan dalam suatu percobaan.
Karakter Kuantitatif pada Tanaman
Rataan dari karakter diameter batang yang dimiliki oleh 14 galur cabai yang
diuji berkisar antara 5.63 – 11.81 mm. rataan tinggi tanaman berkisar antara 19.55
– 56.30 cm, rataan tinggi dikotomous antara 10.28 – 27.80 cm, dan rataan lebar
tajuk berkisar antara 26.31-58.28 cm (Tabel 3).
Tabel 3. Nilai Rataan Diameter Batang, Tinggi Tanaman, Tinggi Dikotomous, dan
Lebar Tajuk 14 Galur dan 5 Varietas Pembanding Cabai
Genotipe
IPB002001-4
IPB002003-9
IPB002005-2-9
IPB002046-2
IPB009002-1
IPB009003-5
IPB009004-3
IPB009015-4
IPB009019-3
IPB015002-8
IPB015008-5
IPB019015-1
IPB110005-91
IPB120005-5
Gelora
Lembang-1
Tit Super
Tombak
Trisula
Diameter
Batang
(mm)
7.01de
5.63bcde
7.45d
9.23ad
5.63bcde
7.08de
7.60d
8.68ad
7.45d
7.55d
11.81abc
7.06de
8.15d
6.88de
5.99
8.45
9.24
11.81
9.58
Tinggi
Tanaman
(cm)
30.11de
26.17de
33.46d
31.86d
34.90d
29.33de
31.62d
34.35d
19.55de
21.74de
54.08acd
34.41d
56.30abcd
30.18de
24.62
30.41
33.18
77.75
45.09
Tinggi
Dikotomus
(cm)
14.30d
22.18
18.67d
17.99d
18.21d
14.53d
16.35d
19.70d
10.28de
10.95de
27.80abc
18.14d
22.79
13.82d
17.23
18.42
17.03
28.72
20.80
Lebar Tajuk
(cm)
34.57d
31.53d
37.80d
33.46d
35.25d
31.43d
38.77d
38.04d
26.31de
26.53de
58.28abce
42.64ad
51.57abc
33.43d
28.17
35.71
35.50
58.07
43.77
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf a, b, c, d dan e berturut-turut berbeda nyata dengan
Gelora, Lembang-1, Tit Super, Tombak, dan Trisula berdasarkan uji Dunnett’s
taraf 5%
Diameter batang yang dimiliki oleh galur IPB015008-5 lebih besar
dibandingkan dengan varietas Gelora, Tit Super, dan Lembang-1 tetapi tidak
berbeda dengan varietas Tombak dan Trisula. Galur IPB002046-2 dan
IPB009015-4 memiliki diameter batang yang lebih besar dibandingkan dengan
varietas Gelora dan Tombak, tetapi tidak berbeda dengan varietas pembanding Tit
20
Super dan Trisula. Galur IPB002003-9 dan IPB009002-1 memiliki diameter
batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Lembang-1, Tit Super,
Tombak, dan Trisula dan tidak berbeda dengan pembanding Gelora. Diameter
batang pada galur IPB009003-5, IPB019015-1, IPB002001-4, dan IPB120005-5
lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak dan Trisula namun tidak
berbeda dengan varietas Gelora, Lembang-1, dan Tit Super, sedangkan galur
IPB110005-91, IPB009004-3, IPB015002-8, IPB002005-2-9, dan IPB009019-3
memiliki diameter batang yang lebih kecil dibandingkan dengan varietas Tombak,
tetapi tidak berbeda dengan keempat varietas pembanding lainnya (Tabel 3).
Tinggi tanaman berhubungan dengan ketahanan lapang terhadap penyakit
busuk buah (antraknosa), karena buah dari tanaman yang lebih tinggi tidak
menyentuh permukaan tanah sehingga dapat mengurangi percikan air dari tanah
yang merupakan sumber infeksi cendawan (Kirana dan Sofiani, 2007). Galur
IPB110005-91 dan IPB015008-5 merupakan galur yang memiliki tinggi tanaman
lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Gelora, Lembang-1, Tit Super, dan
Tombak dan tidak berbeda dengan vairetas Trisula. Tinggi tanaman yang dimiliki
oleh galur IPB120005