Adoption of innovation sapta pesona program by hotel managers in East Jakarta.

ADOPSI INOVASI PROGRAM SAPTA PESONA OLEH
PENGELOLA HOTEL DI JAKARTA TIMUR

ROY DANIEL SAMBOH

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Adopsi Inovasi Program Sapta
Pesona oleh Pengelola Hotel Di Jakarta Timur, adalah benar hasil karya saya
sendiri dengan arahan komisi pembimbing dan belum pernah diajukan dalam
bentuk apa pun pada perguruan tinggi mana pun. Bahan rujukan atau sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Meret 2013


Roy Daniel Samboh
NIM. I351100011

1

Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

RINGKASAN

ROY DANIEL SAMBOH. Adopsi Inovasi Program Sapta Pesona oleh Pengelola
Hotel di Jakarta Timur . Dibawah bimbingan: NINUK PURNANINGSIH and
RICHARD W. E. LUMINTANG.
Sapta Pesona adalah program pemerintah untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat, tanggung jawab dan tindakan dalam rangka mendorong
pembangunan pariwisata. Jakarta merupakan Ibu Kota Negara Indonesia sebagai
salah satu tujuan wisata dengan segala potensi yang dimilikinya, termasuk jasa
akomodasi Hotel. Penerapan program Sapta Pesona dan peran
pimpinan/pengelola dan karyawan hotel menjadi poin penting untuk dianalisis
berkaitan dengan bagaimana adopsi pimpinan/pengelola dan karyawan hotel

untuk mengembangkan sektor pariwisata khususnya di Jakarta Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Menganalisis pengetahuan, persepsi
dan adopsi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di Jakarta Timur terhadap
adopsi inovasi program Sapta Pesona; (2) Menganalisis ciri-ciri yang
berhubungan dengan pengetahuan, persepsi dan adopsi program Sapta Pesona
oleh pengelola, karyawan hotel di Jakarta Timur; dan (3) Menganalisis
peningkatan adopsi Program Sapta Pesona oleh pengelola/pimpinan dan karyawan
hotel dalam pengembangan pelayanan hotel.
Desain penelitian menggunakan metode survey dengan tujuan mencari data
dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan adopsi inovasi
program Sapta Pesona oleh pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di Jakarta
Timur. Penelitian dilakukan Hotel di Jakarta Timur meliputi hotel berbintang dan
hotel tidak berbintang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan
pimpinan/pengelola dan karyawan Hotel Bintang dan Non Bintang/Akomodasi
yang ada di Jakarta Timur yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan program
sapta pesona dan terdaftar di Dinas Pariwisata Jakarta Timur mulai tahun 2004
sampai dengan 2011. Sampel penelitian adalah pengelola/penanggungjawab dan
karyawan hotel yang bertanggungjawab langsung terhadap program sapta
pesona,berjumlah 102 orang di pilih secara acak.
Hasil penelitian dapat simpulkan bahwa pengetahuan, persepsi, dan adopsi

inovasi sapta pesona pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di Jakarta Timur
berada dalam kategori sedang (cukup baik). Peningkatan pengetahuan, persepsi,
dan adopsi inovasi sapta pesona pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di
Jakarta Timur dapat dilakukan dengan meningkatkan pelatihan dan kegiatan
workshop, seminar dan kegiatan lain berkaitan dengan hotel dan kepariwisataan.
Kata kunci: sapta pesona, pengetahuan, persepsi, adopsi inovasi.

SUMMARY
ROY DANIEL SAMBOH. Adoption of Innovation Sapta Pesona Program by
Hotel Managers in East Jakarta. Supervised by : NINUK PURNANINGSIH and
RICHARD W. E. LUMINTANG.

Sapta Pesona is a government program to increase community awareness,
responsibility and action to encourage tourism activity to its development. Jakarta
as a capital city of Indonesia and as one of tourism destination with all the
potentions they have, include of hotel. The participation of hotel leader and
employment to sapta pesona program then become an important point to be
analized due to its adoption to develop tourism sector especially in East Jakarta.
The purpose of this study was to: (1) analyze knowledge, perceptions and
adoption of managers/leaders and employees in East Jakarta’s hotel related to

innovation adoption of Sapta Pesona; (2) analyze the characteristics correlated
with knowledge, perception and adoption of the Sapta Pesona by managers/
leaders and employees in East Jakarta’s hotel; and (3) analyze the increasing
adoption Sapta Pesona managers/leaders and employees in East Jakarta’s hotel in
order to the develop services.
Research design using survey methods with the aim of searching for data
and facts concerning factors related to innovation adoption of Sapta Pesona
enchantment by managers/leaders and employees in East Jakarta. The study was
conducted in East Jakarta hotel. The population in this study was the overall of
manager/leader and employees of Star and Non-star hotel available in East Jakarta
are directly related to the implementation of the Sapta Pesona enrolled in East
Jakarta Tourism Agency from 2004 to 2011. The research sample was
managers/leaders and employees of the hotel were directly responsible for this
programm.
The study could be summarized as it follows: Community knowledge,
perception, and adoption are in good enough level. The increase of knowledge,
perception, and adoption can be increased by improving the training, and activity
such as workshop related to hotel and tourism.
Keywords: sapta pesona, knowledge, perception and adoption of innovation.


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

ADOPSI INOVASI PROGRAM SAPTA PESONA OLEH
PENGELOLA HOTEL DI JAKARTA

ROY DANIEL SAMBOH

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013

Penguji:
Penguji Luar Komisi

: Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala Hubeis
(Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian
Nama
NIM

: Adopsi Inovasi Program Sapta Pesona
Pengelola Hotel Di Jakarta Timur

: Roy Daniel Samboh
: I351100011

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M.Si
Ketua

Ir. Richard W.E. Lumintang, MSEA
Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc

Tanggal Ujian:30 January 2013


Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, hanya dengan karunia
rahmat, berkah, hidayah dan kesehatan dari-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Tesis dengan judul “Adopsi Inovasi Program Sapta Pesona oleh
Pengelola Hotel Hotel di DKI wilayah Jakarta Timur, tesis ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, untuk itu
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Komisi pembimbing, Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, M. Si (ketua) dan Ir.Richard
W.E Lumintang,MSEA (anggota), yang telah membimbing dan memberikan
saran, masukan serta arahan sehingga penulisan tesis ini dapat di susun lebih

baik.
2. Dekan Fakultas Ekologi Manusia, Ketua Program Studi Penyuluhan
Pembangunan (PPN) IPB beserta dosen pengajar, yang telah menerima penulis
sebagai mahasiswa pascasarjana PPN IPB dan memberikan ilmu serta teoriteori berkaitan dengan studi yang penulis tempuh selama kuliah di IPB.
3. Staf Program Studi Penyuluhan Pembangunan (PPN) IPB, atas kerjasama,
dorongan, dan bantuan yang diberikan.
4. Yayasan Lembaga Bina Pendidikan Pariwisata dan Akpindo (Akademi
Pariwisata Indonesia,Jakarta) Pimpinan Yayasan dan Akpindo yang telah
banyak membantu dan memberi ijin untuk melanjutjan kuliah secara peribadi
penulis sampaikan terimakasih yang sebesar besarnnya.
5. Secara khusus saya sampaikan kepada pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan kebudayaan , DIKTI (direktorat pendidikan tinggi) yang telah
memberi bantuan melalaui program BPPS melanjutkan kuliah SPs IPB.
6. Kepala Suku Dinas Pariwisata Jakarta Timur yang telah memberikan
ijin(Bapak Bambang dan staff) dan membantu pelaksanaan penelitian selama
di lapangan.
7. Pengelola/Pimpinan dan Karyawan Hotel berbintang dan non berbintang
(akomodasi) di Jakarta Timur.
8. Ibu (Mami) Rosye Worang (Alm) dan Ayah (papi) Adolf Albert Samboh
tercinta, Kakak (Boy Worang Samboh,Ester Samboh, dan adik-adik,Diana E.

Samboh, Golda Meyer Samboh, Yusuf Daud Samboh, dan saudara-saudara
yang telah mendoakan, memberi dorongan dan semangat selama penulis
menempuh dan menyelesaikan studi di IPB.
9. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada Istri ( Ir.Dirma yanti)
dan putera puteri tercinta (Danny dan Aigner Aiscazoe Victoria Samboh(keke)
atas doa, dorongan dan kerelaan dengan ikhlas untuk melanjutkan kuliah begitu
pula Ibu Mertua/Bapak Milma Muis dan Dirman Darwis dengan penuh
pengertian dan kesabaran telah mendampingi keluarga penulis selama
menempuh dan menyelesaikan studi di IPB.

10. Teman-teman seangkatan dan PSs PPN; Ristianasari, Sri
Ramadoan Megawati,Hayati,M.Taufik ,Aminuddin, Ikhsan Hariyadi,
Santi Utami Dewi, Saptorini, Raden wahyu,Salman(STEIN),( Ibu
Desy/PPN yang baik selalu membantu dan memberikan informasi),
atas segala masukan, bantuan, dan kebersamaan serta kekompakan yang
terjalin selama ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT, penulis sangat menyadari bahwa
dalam penyusunan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Masukan, saran
dan arahan sangat penulis harapkan untuk menjadikan tesis ini lebih baik. Semoga
tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Amin.

Bogor, Maret 2013
Penulis
Roy Daniel Samboh

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................

ix

PENDAHULUAN
Latar belakang .............................................................................................
Masalah penelitian ........................................................................................
Tujuan penelitian .........................................................................................
Manfaat penelitian .......................................................................................

1
3
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian pariwisata ...................................................................................
Konsep sadar wisata ....................................................................................
Program sapta pesona ...................................................................................
Unsur-unsur sapta pesona ............................................................................
Implementasi sapta pesona ..........................................................................
Kebijakan penguatan sapta pesona di kalangan masyarakat .......................
Hotel ............................................................................................................
Adopsi Inovasi .............................................................................................
Faktor-faktor penentu adopsi pengelola/karyawan hotel .............................
Ciri pribadi .........................................................................................
Ciri lingkungan ...................................................................................
Pengelola ......................................................................................................
Persepsi dan pembentukan persepsi .............................................................
Hubungan program sapta pesona dan layanan prima ..................................
Layanan prima ....................................................................................
Prinsip-prinsip layanan prima ............................................................
Dimensi kualitas layanan (Service Quality) .........................................
Kepuasan pengguna (user satisfaction) ................................................

5
6
7
9
10
13
13
16
23
23
29
37
39
42
42
42
43
43

KERANGKA BERPIKIR dan HIPOTESIS
Kerangka berpikir ........................................................................................
Hipotesis ......................................................................................................

45
46

METODE PENELITIAN
Desain penelitian .........................................................................................
Lokasi dan waktu penelitian ........................................................................

47
47

Populasi dan sampel .....................................................................................
Pengembangan instrumen penelitian ............................................................
Jenis data .............................................................................................
Variabel penelitian ..............................................................................
Definisi operasional .....................................................................................
Matriks pengembangan instrumen ...............................................................
Kisi-kisi instrumen .......................................................................................
Uji kualitas data instrumen ..........................................................................
Metode pengumpulan data ...........................................................................
Teknik analisis data ......................................................................................

47
49
49
49
50
53
60
60
61
61

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran umum lokasi penelitian ...............................................................
Perdagangan dan pariwisata .........................................................................
Potensi wisata Jakarta Timur .......................................................................
Jenis usaha hotel/akomodasi di Jakarta Timur .............................................
Ciri pribadi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di Jakarta Timur .......
Ciri lingkungan usaha hotel di Jakarta Timur ..............................................
Pengetahuan tentang program sapta pesona .................................................
Persepsi terhadap ciri inovasi sapta pesona .................................................
Keuntungan relatif ................................................................................
Kesesuaian ............................................................................................
Kerumitan .............................................................................................
Dapat dicoba (triability) ........................................................................
Dapat dilihat hasilnya (observability) ...................................................
Adopsi program sapta pesona ...............................................................
Hubungan Ciri Individu dengan Pengetahuan, Persepsi dan
Adopsi Program Sapta Pesona .....................................................................
Hubungan Lingkungan Usaha dengan Pengetahuan, Persepsi dan
Adopsi Inovasi Program Sapta Pesona ........................................................
Hubungan Pengetahuan, Persepsi dan
Adopsi Inovasi Program Sapta Pesona ........................................................

62
62
63
63
64
69
74
75
75
76
76
77
77
78
83
87
90

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan .....................................................................................................................
Saran .............................................................................................................

92
93

DAFTAR PUSTAKA

94

LAMPIRAN

99

9999 …

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Klasifikasi, sasaran dan target program kepariwisataan ........................... 12
Tabel 2 Karakteristik adopter ................................................................................

21

Tabel 3 Golongan adopter .....................................................................................

22

Tabel 4 Jumlah jenis fasilitas penunjang usaha pariwisata
Jakarta Timur pada tahun 2004 s.d. 2011 ................................................

48

Tabel 5 Kerangka sampling penelitian ..................................................................

48

Tabel 6 Peubah, indikator, dan skala data .............................................................

54

Tabel 7 Hasil uji instrumen penelitian ..................................................................

60

Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan umur ..............................................

65

Tabel 9 Distribusi responden berdasarkan pendidikan formal ..............................

65

Tabel 10 Distribusi responden berdasarkan pendidikan non formal .....................

65

Tabel 11 Distribusi responden berdasarkan lama bekerja .....................................

66

Tabel 12 Intensitas komunikasi .............................................................................

66

Tabel 13 Distribusi responden berdasarkan keanggotaan dalam
organisasi/kelompok ..............................................................................

67

Tabel 14 Distribusi responden berdasarkan kemampuan
mengendalikan resiko .............................................................................

67

Tabel 15 Distribusi responden berdasarkan keterampilan teknis ..........................

68

Tabel 16 Kebijakan pemda di bidang sapta pesona ..............................................

70

Tabel 17 Skala usaha .............................................................................................

70

Tabel 18 Hotel di Jakarta Timur berdasarkan modal keuangan ............................

71

Tabel 19 Hotel di Jakarta Timur berdasarkan modal tenaga kerja ........................

72

Tabel 20 Sarana usaha hotel .................................................................................

72

Tabel 21 Prasarana hotel .......................................................................................

73

Tabel 22 Lokasi usaha ...........................................................................................

73

Tabel 23 Kompetitor ..............................................................................................

74

Tabel 24 Pengetahuan responden tentang program sapta pesona ..........................

74

Tabel 25 Persepsi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel terhadap
keuntungan relatif program sapta pesona ..............................................

76

Tabel 26 Persepsi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel terhadap
kesesuaian program sapta pesona ..........................................................

76

Tabel 27 Persepsi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel terhadap
kerumitan program sapta pesona ............................................................

77

Tabel 28 Persepsi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel terhadap
triabilitas program sapta pesona .............................................................

77

Tabel 29 Persepsi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel terhadap
observabilitas program sapta pesona ......................................................

78

Tabel 30 Adopsi program sapta pesona di bidang keamanan ...............................

79

Tabel 31 Adopsi program sapta pesona di bidang ketertiban ................................

79

Tabel 32 Adopsi program sapta pesona di bidang kebersihan ..............................

80

Tabel 33 Adopsi program sapta pesona di bidang kesejukan ................................

80

Tabel 34 Adopsi program sapta pesona di bidang keindahan ...............................

81

Tabel 35 Adopsi program sapta pesona di bidang keramahan ..............................

82

Tabel 36 Adopsi program sapta pesona di bidang kenangan ................................

82

Tabel 37 Korelasi ciri pribadi dengan pengetahuan, persepsi
dan adopsi inovasi program sapta pesona ...............................................

84

Tabel 38 Korelasi lingkungan usaha hotel dengan pengetahuan, persepsi dan
adopsi program sapta pesona ..................................................................

88

Tabel 39 Korelasi pengetahuan, persepsi dan adopsi inovasi program sapta pesona ....

91

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Alur pikir konsep sadar wisata

7

Gambar 2 Dasar pemikiran proses kemasan pariwisata di Indonesia

11

Gambar 3 Model tahapan proses keputusan-adopsi (Rogers, 2003)

19

Gambar 4 Segitiga groonroos tentang layanan

42

Gambar 5 Bagan kerangka berpikir

46

Gambar 6 Proses pengambilan sampel

49

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lokasi Penelitian
Lampiran 2 Kisi-kisi instrumen

99
100

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Keterbukaan Pariwisata telah mengangkat kehidupan masyarakat. Sektor
ini mampu menggerakkan roda perekonomian di segala lapisan masyarakat dan
berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat, sekaligus mampu mendorong
pertumbuhan pembangunan dan pengembangan wilayah. Namun demikian, perlu
disadari bahwa upaya pengembangan pariwisata yang dilaksanakan oleh
pemerintah sangat membutuhkan dukungan penuh dan partisipasi aktif
masyarakat .
Perkembangan pariwisata Indonesia sekarang ini sangat pesat. Hal ini
dapat dilihat dari pertumbuhan dan jumlah kunjungan wisatawan baik dari
mancanegara maupun domestik. Hal tersebut juga bisa diamati dari tingkat
pertumbuhan ekonomi secara nasional dan di dukung oleh tingkat keamanan yang
semakin kondusif dan stabilitas politik pada tingkat yang baik.
Program sapta pesona merupakan program penyadaran masyarakat tentang
arti pentingnya sadar wisata yang memberikan arahan dan panduan agar
masyarakat memahami dampak yang ditimbulkan dari program sapta pesona
sebagai salah satu inovasi yang didefinisikan sebagai sebuah konsep yang
menggambarkan partisipasi dan dukungan masyarakat dalam mendorong
terwujudnya iklim berwisata yang kondusif bagi pengembangan kepariwisataan
di suatu wilayah atau tempat (Depbudpar 2008). Tujuan diselenggarakan program
Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, dan rasa tanggung jawab
segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat luas
untuk mampu bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari
(Depbudpar 2008)
Partisipasi dan dukungan masyarakat tersebut terkait program sapta
pesona dengan penciptaan kondisi yang mampu mendorong tumbuh dan
berkembangnya industri pariwisata, antara lain unsur-unsur Keamanan,
Kebersihan, Ketertiban, Kenyamanan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan
(Deparpostel, 1989).
DMO (destination management organization) is in charge of the
tourism destinasion “factory” and is responsible for achieving an
excellent return on investment, market growth, quality products, a
brand of distinction and benefits to all “shareholders” yet, the DMO
does not own the foctory, neither does it empoly the people working in
it, nor does it have control over it’s processes (UNWTO, 2007)
Kota Jakarta telah dicanangkan sebagai gerbang utama kunjungan
pariwisata untuk tahun 2011 (visit Indonesia year). Jakarta selain sebagai Ibu
Kota Negara dan pusat pemerintahan juga dianggap memiliki prospek pariwisata
yang cukup menjanjikan ditunjang oleh kondisi geografis dan potensi wisata
yang dimiliki. Kota Jakarta Timur yang secara geografis merupakan bagian dari
Ibu Kota Negara adalah salah satu wilayah yang memiliki aneka ragam potensi
1

2

wisata yang bisa digali dan terus dikembangkan menjadi obyek wisata. Potensi
obyek wisata tersebut meliputi kekayaan Budaya, Sejarah Betawi, Ilmiah, dan
Obyek Wisata buatan lainnya. Obyek wisata unggulan Jakarta Timur antara lain
kerajinan rakyat di wilayah Cakung, Taman Mini, Taman Pahlawan Nasional,
Bumi Perkemahan Cibubur, Taman Wilatika (taman bunga), fasilitas-fasilitas
belanja (wisata belanja) dan lain-lain.
Sejalan dengan keberadaan obyek wisata yang sudah ada dan
pembangunan daerah tujuan wisata lainnya, Destinasi (destination life cycle
(Butler, 1992) yaitu: (1) perintisan; (2) pembangunan (3) pemantapan, (4)
rejuvenasi/revitalisasi di Jakarta Timur juga telah bermunculan usaha sarana
pariwisata berupa usaha penyediaan akomodasi berupa hotel, penyediaan makan
dan minum, penyediaan angkutan wisata, penyediaan sarana wisata, dan lain-lain
yang hingga kini terus diupayakan. Terkait adanya kebijakan otonomi daerah,
maka pemerintahan setempat harus berusaha sendiri mencari sumber-sumber
pendapatan asli daerah yang bisa digali di daerah masing-masing.
Jakarta Timur menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu andalan
sumber pendapatan asli daerah beralasan karena industri pariwisata selain
menjanjikan namun juga menjual keamanan, kebersihan, ketertiban, kesejukkan,
keindahan, keramah-tamahan dan kenangan kepada parawisatawan yang
berkunjung. Hal ini sesuai dengan salah satu misi pembangunan Jakarta Timur
yaitu mewujudkan kota yang Bersih, Indah, Tertib dan Aman dengan sarana dan
prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Selama ini hotel
merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dianggap memadai dan wajib
tersedia guna mendukung tumbuh kembangnya pembangunan sektor pariwisata di
suatu wilayah khususnya bagi Kota Jakarta Timur.
Setiap pengelola hotel ingin memberikan pelayanan kepada setiap
konsumen sebaik-baiknya. Pada akhirnya, produk unggul akan selalu bertumpuh
pada strategi yang berbasis pengetahuan (knowledge – based). Menurut Hamel
(2000) bahwa produk perlu dikelola dengan continous improvement.
Kelemahan Hotel pada umumnya beranggapan bahwa tamu
(konsumen/pelanggan) hanya menginginkan penginapan yang bersih, nyaman dan
aman. Di sisi lain masih banyak wisatawan yang sepaham dengan pendapat
tamu, mereka hanya menuntut dan mendapatkan penginapan saja, sedangkan
faktor lain kurang diperdulikan, misalnya : (1) fasilitas hotel yang di butuhkan
oleh tamu atau/ pelanggan masih kurang lengkap; dan (2) pemahaman masalah
kebersihan, kerapihan, pemeliharaan taman baik di dalam maupun di luar hotel
masih sangat kurang, begitu juga penataan, keamanan, pelayanan kepada
pelanggan/tamu yang masih harus di perhatikan dan di tingkatkan.
Permasalahan seperti inilah yang harus menjadi perhatian pemerintah
khususnya Dinas Pariwisata di wilayah Jakarta Timur, dan bagaimana membantu
pengelola/pimpinan dan karyawan hotel untuk mengembangkan dan membina
masyarakatnya melalui program Sapta Pesona/sadar wisata, agar masyarakat hotel
pengelola/pimpinan dan karyawan hotel dapat memahami dan menerapkan unsurunsur yang ada pada Sapta Pesona.
Keinginan dan harapan wisatawan domestik berbeda dengan konsumen
yang berasal dari mancanegara atau wisatawan asing. Masyarakat mancanegara
mempunyai tuntutan lebih kompleks. Terdapat aspek lain yang mereka tuntut
yaitu mutu pelayanan yang prima (service excellent). Jika hal tersebut mampu

3

dipenuhi maka akan menumbuhkan citra positif bagi Hotel tersebut, dan
membentuk loyalitas pelanggan. Citra dan loyalitas tersebut muncul dari kepuasan
pelanggan sehingga mereka terkesan dan terkenang, selanjutnya memutuskan
menjadi pelanggan yang loyal sehingga suatu saat akan kembali lagi.
Program Sapta Pesona/Sadar Wisata merupakan suatu pembinaan yang
dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata, dengan tujuan
memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai kepariwisataan untuk
masyarakat yang berada di lokasi objek wisata dan menumbuhkan kesadaran
terhadap lingkungan di sekitar obyek wisata.
Coopper (2005) dan Page (2007) menjelaskan, bahwa prinsip dasar yang
harus diperhatikan meliputi; posisi kapasitas masyarakat, lingkungan, pelibatan
masyarakat, dan pertimbangan politik pembangunan. Kesuksesan pengelolaan
destinasi ditentukan oleh faktor internal (pengembangan destinasi secara intrnal)
dan eksternal (komunikasi dan pemasaran). Untuk itu, diperlukan pengelolaan
yang komperensif, sistemik konvergen, berkaitan dan interkoneksi (Teguh 2010).
Untuk mengajak masyarakat agar ikut berperan aktif dalam mewujudkan
wisata unggul, bermutu dan memiliki daya saing dan melibatkan masyarakat
sekitar di wilayah masing-masing. Pada proses peningkatkan kapasitas
pemberdayaan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan pariwisata
di wilayahnya diberikan penyuluhan melalui konsep Sapta Pesona/Sadar Wisata.
Konsep Sapta Pesona dapat dikembangkan sebagai inovasi dalam
pengembangan budaya layanan mutu/prima dalam industri pariwisata khususnya.
Selanjutnya jika pengelola/pimpinan dan karyawan hotel mampu mengadopsi
konsep Sapta Pesona, maka dapat dijadikan sebagai langkah strategis dalam
pengembangan usaha. Maka diperlukan sikap positif dan kemauan yang serius
bagi pengelola/pimpinan dan karyawan hotel mengadopsi program Sapta
Pesona/Sadar Wisata, dalam hal ini konsep Sapta Pesona untuk meningkatkan
pelayanan kepada tamu.

Masalah Penelitian

Penelitian adopsi inovasi program Sapta Pesona oleh pengelola dan
karyawan hotel di Jakarta Timur ini diharapkan mampu menjawab masalah
tentang :
(1). Bagaimana ciri pribadi pengelola dan karyawan hotel di Jakarta Timur?
(2). Ciri-ciri apa saja yang berhubungan dengan adopsi inovasi program Sapta
Pesona oleh pengelola/pimpinan dan karyawan hotel di Jakarta Timur?
(3). Bagaimana lingkungan usaha hotel di Jakarta Timur?
(4). Bagaimana pengetahuan, persepsi pengelola, karyawan hotel terhadap adopsi
inovasi program sapta pesona?
(5). Bagaimana adopsi program sapta pesona di hotel?
(6). Faktor apakah yang mempengaruhi adopsi program sapta pesona?

4

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adopsi inovasi program Sapta
Pesona oleh pengelola dan karyawan Hotel di Jakarta Timur yaitu:
(1). Menganalisis pengetahuan, persepsi dan adopsi pengelola/pimpinan dan
karyawan hotel di Jakarta Timur terhadap adopsi inovasi program Sapta
Pesona.
(2). Menganalisis ciri-ciri yang berhubungan dengan pengetahuan, persepsi dan
adopsi program Sapta Pesona oleh pengelola, karyawan hotel di Jakarta
Timur.
(3). Menganalisis peningkatan adopsi inovasi Program Sapta Pesona oleh
pengelola/pimpinan dan karyawan hotel dalam pengembangan pelayanan,
khusus hotel dan dinas pariwisata.

Manfaat Penelitian
Penelitian adopsi inovasi Program Sapta Pesona oleh pengelola dan
karyawan hotel di Jakarta Timur diharapkan berguna bagi semua pihak yang
terkait khususnya masyarakat hotel, antara lain:
(1). Berpartisipasi dan mendukug program pemerintah dalam pembangunan dan
pengembangan di bidang hotel dan industri pariwisata pada umumnya.
(2). Adopsi inovasi Program Sapta Pesona sebagai dasar pelayanan hotel dalam
upaya menguatkan dan mengimplementasikan budaya layanan mutu/prima.
(3). Adopsi inovasi Program Sapta Pesona dan unsur- unsur yang kuat, untuk
pijakan dalam penerapan SOP (standard operating procedure) di hotel.

5

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pariwisata

Pariwisata ditinjau sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi
merupakan suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang
dan atau jasa sebagai satu kesatuan produk, baik yang nampak/nyata (tangible
product). Disamping itu, kata wisata berasal dari bahasa Jawa kuno, menurut
kamus besar bahasa Indonesia, kata wisata tergolong kata kerja yang
mempunyai makna: (1) bepergian be rs a m a -s am a (u nt u k m em p er l ua s
pengetahuan, bersenang-senang dan sebagainya) dan piknik; dan (2) Wisatawan,
sering juga di sebut turis, adalah orang yang bepergian untuk tujuan
tertentu.
Kata pariwisata merupakan padanan kata tourism dalam bahasa Inggris.
Kata pari dalam bahasa Jawa kuno bermakna „semua’, „segala’, „sekitar’
atau „sekeliling’. Maka pariwisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan wisata.
Definisi pariwisata menurut Undang-undang Republik Indonesia
No. 9 tahun 1990 adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Selanjutnya disebutkan
bahwa usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan
jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik
wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan mengemukakan beberapa pengertian berkaitan dengan wisata,
pariwisata, kepariwisataan dan wisatawan. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau
sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat
sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Sedangkan pariwisata
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata dan wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Usaha
pariwisata didefinisikan sebagai kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata,
usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.
Wisatawan adalah orang yang memasuki wilayah Negara asing dengan
tujuan apapun asal bukan untuk tinggal menetap atau melakukan usaha yang
teratur, dan mengeluarkan uangnya di negara yang dikunjungi serta
memperoleh hiburan dan kesenangan (Pendit 1991). Orang berwisata untuk
menikmati perjalanan, berekreasi, menyehatkan badan, menghadiri pertemuan
ilmiah, mengunjungi peristiwa olahraga, berkenalan dengan kebudayaan lain,
dan sebagainya. Wisatawan bukan hanya orang yang memasuki negara asing
seperti yang disebutkan diatas, melainkan juga orang yang bepergian dari
daerah yang satu ke daerah yang lain di negara sendiri. Karena itu kita mengenal
wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.

6

Pengolahan tujuan pariwisata/destinasi dengan melibatkan stakeholder melalui
data base, marketing, dan visitor informasion dan manajemen. Diperlukan
pemahaman terhadap tingkat social carrying capacity, kualitas relasi, dan
pemahaman yang tepat terhadap penerapan nilai-nilai dalam kepariwisataan dan
tata kelola di daerah wisata secara tepat sebagai tindakan antisipatif dan proaktif
untuk meningkatkan kualitas kepariwisataan yang sustainable, responsible, dan
balanced. (Cooper 2005).
Pariwisata merupakan gejala ekonomi karena adanya permintaan
dari pihak wisatawan dan penawaran dari pemberi jasa pariwisata (biro
perjalanan, penginapan, rumah makan) atas produk dan berbagai fasilitas
terkait (Myurphy 1985). Bila mencermati kegiatan pariwisata berkaitan dengan
motivasi, kepribadian, nilai dan pengalaman yang memberikan bentuk dan
pola interaksi wisatawan terhadap lingkungannya (alam, budaya yang
spesifik sebagai atraksi wisata).
Usaha sarana pariwisata dapat berupa jenis-jenis usaha penyediaan
akomodasi Hotel, penyediaan makan dan minum, penyediaan angkutan wisata,
penyediaan sarana wisata tirta, dan kawasan pariwisata. Usaha penyediaan makan
dan minum sebagaimana dimaksud dapat dilakukan sebagai bagian dari
penyediaan akomodasi ataupun sebagai usaha yang berdiri sendiri. Usaha-usaha
hotel bukan saja penginapan tetapi hotel juga memiliki restoran yang penyediaan
makan dan minum, dapat berupa usaha di bidang restoran, rumah makan, jasa
boga, dan kedai makan. Penyelenggaraan usaha makan dan minum tersebut dapat
juga diselenggarakan pertunjukan, antara lain dalam bentuk seni budaya, terutama
seni tradisional.

Konsep Sadar Wisata

Sadar wisata didefinisikan sebagai sebuah konsep yang menggambarkan
partisipasi dan dukungan masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang
kondusif bagi pengembangan kepariwisataan disuatu wilayah/tempat. Partisipasi
dan dukungan masyarakat tersebut terkait dengan penciptaan kondisi yang mampu
mendorong tumbuh dan berkembangnya industri pariwisata, antara lain unsur
keamanan, kebersihan, ketertiban, kenyamanan, keindahan, keramahan dan unsur
kenangan. Alur pikir konsep sadar wisata sebagaimana disajikan dalam gambar
berikut:

8

peningkatan Sapta Pesona/Sadar Wisata melalui program Sapta Pesona. Tujuan
diselenggarakan Program Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran,
rasa tanggung jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta
maupun masyarakat luas untuk mampu bertindak dan mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari (Depbudpar 2008).
Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan untuk menarik
minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah sehingga mulai dari kepala negara
hingga masyarakat di tingkat RT atau desa bisa menjadi tuan rumah yang baik
dengan menjaga keamanan, kebersihan, ketertiban, kesejukan, keindahan, ramah
tamah serta memberikan kenangan yang indah pada wisatawan. Sosialisasi Sapta
Pesona melalui kegiatan sadar wisata menjadi tantangan insan wisata dengan
seluruh masyarakat ikut terlibat walaupun tidak langsung. Departemen Pariwisata
mencanangkan tahun 2011 Berkunjung ke Indonesia (Visit Indonesian Year).
Program Sapta Pesona merupakan salah satu inovasi dalam pembangunnan
kepariwisataan di Indonesia. Program Sapta Pesona didefinisikan sebagai sebuah
konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan masyarakat dalam
mendorong terwujudnya iklim yang kondusif pengembangan kepariwisataan di
suatu wilayah/tempat. Partisipasi dan dukungan masyarakat tersebut terkait
dengan penciptaan kondisi yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya
industri pariwisata, antara lain unsur keamanan, kebersihan, ketertiban,
kenyamanan, keindahan, keramahan, dan unsur kenangan.
Program Sapta Pesona merupakan program penyadaran masyarakat
tentang arti pentingnya sadar wisata yang memberikan ajakan, arahan, panduan
agar supaya masyarakat memahami dampak yang di timbulkan dari program
sapta pesona sebagai salah satu inovasi yang didefinisikan sebagai sebuah
konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan masyarakat dalam
mendorong terwujudnya iklim berwisata yang kondusif pengembangan
kepariwisataan di suatu wilayah atau tempat (Depbudpar 2008).
Masyarakat sebagai salah satu mitra pembangunan memiliki peran
strategis tidak saja sebagai penerima manfaat pengembangan, namun sekaligus
menjadi pelaku yang mendorong keberhasilan pengembangan kepariwisataan di
wilayahnya masing-masing. Pelibatan dan pendampingan masyarakat adalah
amanah Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 tahun 2009, guna mendukung
dan mendorong keberhasilan pengembangan pariwisata melalui iklim yang
kondusif dalam bentuk dukungan dan penerimaan masyarakat terhadap
pengembangan pariwisata di daerahnya masing-masing. Dengan demikian
peningkatan dukungan dan partisipasi masyarakat melalui peningkatan Sapta
Pesona/Sadar Wisata sangat diperlukan.
Sapta Pesona mengandung 7 (tujuh) unsur yang menentukan citra baik
pariwisata Indonesia, yaitu: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan
kenangan. Bukan hanya sebagai kebutuhan pokok wisatawan, tetapi juga sebagai
tolak ukur meningkatkan kualitas produk pariwisata nasional. Keputusan Menteri
Pariwisata Pos dan Telekomunikasi No. 5 tanggal 18 Januari 1989 Program Sapta
Pesona ditetapkan sebagai program nasional yang bertujuan meningkatkan
kualitas produk dan memperbaiki mutu pelayanan pariwisata nasional. Keputusan
tersebut juga menyebutkan bahwa partisipasi dan dukungan masyarakat terkait
dengan Program Sapta Pesona dengan penciptaan kondisi yang mendorong
tumbuh kembangnya industri pariwisata (Depparpostel 1989).

9

Unsur-unsur Sapta Pesona

Keamanan
Sapta pesona keamanan bertujuan menciptakan lingkungan yang aman
bagi wisatawan dan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan, sehingga wisatawan
tidak merasa cemas dan dapat menikmati kunjungannya kesuatu destinasi wisata.
Bentuk aksi dalam sapta pesona keamanan antara lain adalah: (1) tidak
mengganggu wisatawan; (2) menolong dan melindungi wisatawan; (3) bersahabat
terhadap wisatawan; (4) memelihara keamanan lingkungan; (5) membantu
memberi informasi kepada wisatawan; (6) menjaga lingkungan yang bebas dari
bahaya penyakit menular; dan (7) meminimalkan risiko kecelakaan dalam
penggunaan fasilitas publik.
Ketertiban
Sapta Pesona ketertiban bertujuan menciptakan lingkungan yang tertib
bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan
teratur dan efektif bagi wisatawan. Bentuk aksi sapta pesona dalam unsur
ketertiban antara lain adalah: (1) mewujudkan budaya antri; (2) memelihara
lingkungan dengan mentaati peraturan yang berlaku; (3) disiplin/tepat waktu; (4)
menjaga keteraturan, kerapian dan kelancaran; serta (5) semua sisi kehidupan
berbangsa dan bermasyarakat menunjukkan keteraturan yang tinggi.
Kebersihan
Sapta pesona kebersihan bertujuan menciptakan lingkungan yang bersih
bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu memberikan layanan
higienis bagi wisatawan. Bentuk aksi dalam sapta pesona kebersihan antara lain:
(1) tidak membuang sampah/limbah sembarangan; (2) turut menjaga kebersihan
sarana dan lingkungan objek dan daya tarik wisata; (3) menyiapkan sajian
makanan dan minuman yang higienis; (4) menyiapkan perlengkapan penyajian
makanan dan minuman yang bersih; dan (5) pakaian dan penampilan petugas
bersih dan rapi
Kesejukan
Sapta pesona kesejukan bertujuan menciptakan lingkungan yang nyaman
dan sejuk bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan
suasana yang nyaman, sejuk, sehingga menimbulkan rasa betah bagi wisatawan,
sehingga mendorong lama tinggal dan kunjungan yang lebih panjang. Bentuk aksi
sapta pesona kesejukan antara lain: (1) melaksanakan penghijauan dengan
menanam pohon; (2) memelihara penghijauan di objek dan daya tarik wisata serta
jalur wisata; dan (3) menjaga kondisi sejuk dalam ruangan umum, hotel,
penginapan, restoran dan alat transportasi dan tempat lainnya.

10

Keindahan
Sapta pesona keindahan berujuan menciptakan lingkungan yang indah
bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana
yang menarik dan menumbuhkan kesan yang mendalam bagi wisatawan, sehingga
mendorong promosi ke kalangan/pasar yang lebih luas dan potensi kunjungan
ulang. Bentuk aksi sapta pesona keindahan antara lain: (1) menjaga keindahan
objek dan daya tarik wisata dalam tatanan yang alami dan harmoni; (2) menata
tempat tinggal dan lingkungan secara teratur, tertib dan serasi serta menjaga
karakter kelokalan; dan menjaga keindahan vegetasi, tanaman hias dan peneduh
sebagai elemen estetika lingkungan yang bersifat natural
Keramah-tamahan
Sapta pesona keramah-tamahan bertujuan menciptakan lingkungan yang
ramah bagi berlangsungnya kegiatan kepariwisataan yang mampu menawarkan
suasana yang akrab, bersahabat serta seperti di ”rumah sendiri” bagi wisatawan,
sehingga mendorong minat kunjungan ulang dan promosi yang positif bagi
prospek pasar yang lebih luas. Bentuk aksi sapta pesona keramah-tamahan antara
lain: (1) bersikap sebagai tuan rumah yang baik dan rela membantu wisatawan;
(2) memberi informasi tentang adat istiadat secara sopan; (3) para petugas bisa
menampilkan sikap dan perilaku yang terpuji; dan (4) menampilkan senyum dan
keramah-tamahan yang tulus.
Kenangan
Sapta pesona kenangan bertujuan menciptakan memori yang berkesan bagi
wisatawan, sehingga pengalaman perjalanan/kunjungan wisata yang dilakukan
dapat terus membekas dalam benak wisatawan, dan menumbuhkan motivasi untuk
kunjungan ulang. Bentuk aksi sapta pesona kenangan antara lain: (1) menggali
dan mengangkat keunikan budaya lokal; (2) menyajikan makanan dan minuman
khas lokal yang bersih, sehat dan menarik; dan (3) menyediakan cinderamata yang
menarik, unik/khas serta mudah dibawa.

Implementasi Sapta Pesona

Sapta pesona adalah upaya untuk mewujudkan unsur-unsur keamanan,
ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan, dan kenangan untuk
diimplementasikan dalam pengembangan dan pengelolaan objek dan daya tarik
wisata di berbagai tempat di Indonesia. Berikut adalah dasar pemikiran proses
kemasan pariwisata di Indonesia.

12

Tabel 1 Klasifikasi, sasaran dan target program kepariwisataan
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Klasifikasi
Agama
 Formal
 Non formal

Sasaran

Target

Pemerintah, swasta,
masyarakat

Perubahan persepsi dan
sikap

Masyarakat sekitar

Perilaku melakukan

Pendidikan
 Formal
 Non formal

Pemerintah, swasta,
masyarakat, pers

Perubahan persepsi
sikap, perilaku

Keuangan
 Formal
 Non formal

Masyarakat sekitar objek
wisata

Motif, perubahan,
persepsi

Budaya
 Formal
 Non formal

Swasta, Masyarakat Pers dan
Pemuda

Perubahan, persepsi,
Sikap, perilaku

Masyarakat sekitar

Perubahan perilaku

Bisnis
 Formal
 Non formal

Industri
 Formal
 Non formal

Setiap pembinaan harus diawali dengan sebab (cause) mengapa
pembinaan ini dilakukan. Usaha pembinaan memerlukan dukungan masyarakat
sebagai agen perubahan. Masyarakat pariwisata misalnya, yang berkedudukan
sebagai penggerak yaitu orang yang memprakarsai pembinaan dan ada pendukung
yaitu sebagai pemuka pendapat, dalam hal ini bisa pemuka masyarakat ataupun
pemerintah setempat yang memberi dukungan terlaksananya kegiatan penyuluhan
dan penataran kepariwisataan.
Melaksanakan pembinaan kepariwisataan diperlukan dua faktor penting
yaitu strategi dan sumber daya. Strategi yang digunakan tiga macam, yaitu
strategi/pendekatan persuasif, strategi power, yaitu dengan adanya ketentuanketentuan pemerintah dan strategi redukatif atau internasional yang mampu
memayungi kegiatan pembinaan.
Sasaran pembinaan adalah pihak pemerintah sendiri yaitu departemen
lintas sektoral dikalangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dunia usaha,
masyarakat umum, terdiri dari tokoh masyarakat, pemuda & mahasiswa kelompok
profesi serta masyarakat pariwisata.
Hasil pembinaan tersebut diharapkan dapat: (1) meningkatkan
pengetahuan; (2) perubahan sikap; (3) perubahan sosial; dan (4) pembudayaan
(menjadi melembaga). Selanjutnya hasil pembinaan tersebut diharakan dapat
mencapai tujuan yang sudah ditentukan yaitu: (1) meningkatkan daya tarik wisata
berikut unsur-unsur penunjangnya; (2) menyediakan pelayanan-pelayanan
informasi; (3) memanfaatkan masyarakat pariwisata sebagai mitra kerja.
Memanfaatkan masyarakat sebagai mitra kerja mempunyai makna antara
lain: (1) mengikutsertakan masyarakat mulai dari perencanaan sampai pada akhir
produk/jasa dipasarkan; (2) merangsang tumbuhnya masyarakat pariwisata bagi

13

yang belum ada; (3) meningkatkan dan mengembangkan peran masyarakat
pariwisata; dan (4) meningkatkan dan mengembangkan peran masyarakat
pariwisata bagi komunikator dan motivator yang handal baik secara kuantiitatif
maupun kualitatif. Pada akhirnya hal tersebut diharakan akan dapat meningkatkan
pendapatan asli daerah (PAD), kesematan kerja, kesempatan berusaha dan
meningkatkan fungsi masyarakat pariwisata.

Kebijakan Penguatan Sapta Pesona di Kalangan Masyarakat

Kebijakan pertama adalah peningkatan pemahaman, dukungan partisipasi
masyarakat dalam mewujudkan Sapta Pesona bagi terciptanya iklim yang
kondusif kepariwisataa setempat dan kesejahteraan rakyat. Kebijakan ini terdiri
atas beberapa program, yaitu: (1) Program 1 berupa sosialisasi sadar wisata pada
masyarakat luas; (2) Program 2 yaitu pengembangan media kampanye pada media
masa national, cetak dan elektronik; (3) Program 3 berupa pembinaan dan
penataan kawasaan wisata dan komunitas masyarakat yang mencerminkan
prinsip-prinsip sapta pesona; dan (4) Program 4 yaitu revitalisasi kelompok sadar
wisata dan lembaga masyarakat pemerintah daerah mendukung pegembangan
pariwisata. Penanggung jawab Program dalam pelaksanaannya adalah
Departemen Budaya dan Pariwisata, pelaku industri pariwisata/investor,
pemerintah daerah/dinas, dan masyarakat setempat.
Kebijakan kedua adalah peningkatan motivasi kesempatan dan
kemampuan masyarakat dalam mengenali dan mencintai tanah air. Dalam
kebijakan ini program-program yang dikembangkan adalah: (1) Program 1 yaitu
pengembangan pariwisata sebagai investasi pengetahuan; (2) Program 2 yaitu
promosi terintegrasi antara pelaku pariwisata untuk mengerakkan kunjungan antar
objek wisata; dan (3) Program 3 yaitu pengembangan kemudahan perjalanan
wisata bagi masyarakat. Penanggung jawab dalam pelaksanaan program antara
lain pemerintah daerah/dinas dan masyarakat setempat.

Hotel

Pengertian hotel menurut beberapa ahli
Steadmon dan Kasavana (1991) mendefinisikan hotel sebagai berikut:
A H o t e l m a y b e d e f i n e d a s a n establishment whose primary
business is providing lodging facilities for the general public furnishes one or
of the following service: food and beverage service, room attendant
service, uniformed service, laundering of linens, and use of furniture and
fixtures.

Definisi tersebut secara bebas dapat diartikan bahwa hotel adalah
sebuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas
penginapan untuk umum dengan fasilitas pelayanan makan dan m i num ,

14

pel a ya n a n b a r an g ba w aa n, pencucian pakaian dan dapat menggunakan
fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada didalamnya.
Definisi lain dari hotel adalah suatu perusahaan yang d i k e l o l a o l e h
p e m i l i k n ya d e n g a n menyediakan pelayanan makanan, minuman, dan fasilitas
kamar untuk tidur kepada orang orang yang sedang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima
tanpa