Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa
PENGARUH NILAI DAN AKSES INFORMASI TERHADAP
PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM
PEMBELIAN ASURANSI JIWA
DENISSA CHIKA FINIRA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Nilai
dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam
Pembelian Asuransi Jiwa adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Denissa Chika Finira
NIM I24090057
ABSTRAK
DENISSA CHIKA FINIRA. Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan
Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa. Dibimbing oleh LILIK NOOR
YULIATI.
Asuransi jiwa merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi risiko di masa
depan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai berdasarkan urutan prioritas
dimensinya, menganalisis akses informasi, serta menganalisis pengaruhnya terhadap
perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa. Populasi penelitian ini sebanyak
507 keluarga yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota
Bogor. Lokasi tersebut memiliki keluarga sejahtera II, III, dan III plus terbanyak di
Kecamatan Tanah Sareal. Contoh penelitian sebanyak 84 keluarga yang didapatkan
dengan menggunakan rumus Slovin dan ditarik dengan menggunakan simple random
sampling. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mendapatkan informasi
sebanyak 90.5 persen, sedangkan yang tidak mendapatkan informasi sebanyak 9.5 persen.
Maksimal sumber informasi yang didapatkan responden sebanyak 9 sumber. Sumber
yang paling dipercaya oleh responden adalah agen asuransi jiwa. Selain itu, teman/tetanga
dan keluarga juga dipercaya oleh masing-masing 16.7 dan 6.0 persen responden. Dimensi
nilai yang memiliki urutan prioritas tertinggi adalah Universalism yang merupakan salah
satu dimensi nilai sosial. Selain itu, nilai secara signifikan memengaruhi perencanaan
keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.
Kata kunci :
Agen asuransi jiwa, nilai pribadi, nilai sosial, sumber paling dipercaya,
universalism
ABSTRACT
DENISSA CHIKA FINIRA. The Effect of Value and Information Access toward Family
Financial Planning in Life Insurance Purchasing. Supervised by LILIK NOOR YULIATI.
Life insurance is one of many ways to anticipate risks in the future. The aim of this
research was to analyze value due to the priorities scale of its dimension, to analyze
information access, and to analyze their influences towards financial planning in
purchasing life insurance. The population of this research was 507 family in Kebon Pedes
Village, Tanah Sareal District, Bogor City. The location had prosperous family I, II, and
III plus, the most in Tanah Sareal District. The sample of this research was 84 family that
was determined by Slovin equation and pulled off by simple random sampling. The result
of this research showed that the respondents getting information was 90.5 percent of the
sample, and those who did not was 9.5 percent of the sample. Maximum sources the
respondents had were 9 sources. The trusted one was life insurance agent. Besides,
friends or neighbours and family are also trusted by each 16.7 and 6.0 percent of the
sample. The dimension of the value having highest priority was Universalism which was
one of the social values. Value was significantly affecting financial planning in life
insurance purchasing.
Keywords:
Life insurance agents, personal value, social value, trusted information
sources, universalism
PENGARUH NILAI DAN AKSES INFORMASI TERHADAP
PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM
PEMBELIAN ASURANSI JIWA
DENISSA CHIKA FINIRA
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul
Nama
NIM
: Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan
Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa
: Denissa Chika Finira
: I24090057
Disetujui oleh
Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA
Dosen Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Ir Hartoyo, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sehingga selalu tercurah syafaatnya kepada penulis. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan waktu dan pikiran, membimbing, mengarahkan,
memberi saran, serta dorongan dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
2. Megawati Simanjuntak, SP, MSi dan Dr Ir Diah Krisnatuti, MS selaku
penguji skripsi, serta Ir MD Djamaludin, MSc selaku pemandu seminar
atas kritik dan saran yang diberikan kepada penulis untuk kesempurnaan
skripsi ini.
3. Dr Ir Hartoyo, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang banyak
memberikan bimbingan dan motivasi selama menjalani kuliah. Serta
seluruh dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen atas ilmu dan
perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
4. Kepada Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan,
Bogor Tengah, Tanah Sareal, Kelurahan Kebon Pedes, para responden,
serta semua pihak yang telah membantu.
5. Kepada Bapak Efi Syaefi Machmud dan Ibu Ineu Irawati Soekendi, SE,
MM selaku orang tua, serta adik tercinta Dwinita Chika Finira yang telah
memberikan doa, motivasi, perhatian, dan kasih sayang yang tak terhingga
kepada penulis.
6. Kepada teman seperjuangan Nurul Huda dan Istikhamah yang selalu
bersama-sama dalam menyelesaikan penelitian ini serta Lela nesvi sebagai
pembahas seminar atas kritik dan sarannya.
7. Sahabat tersayang Mona Inayah Pratiwi, keluarga GIC Mako, Ica, Fika,
Citra, Yani, Ayu, Cici, teman-teman IKK 46, Dinda, Didi, Ndai, Devin,
Rena atas waktu, kebersamaan, dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan penelitian ini, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi banyak
pihak.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Teknik Penarikan Contoh
Jenis dan Cara Pengambilan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Karakteristik Responden
Karakteristik Keluarga Responden
Akses Informasi
Nilai
Nilai Pribadi
Nilai Sosial
Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian
Asuransi Jiwa
Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Keuangan Keluarga
dalam Pembelian Asuransi Jiwa
PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vii
vii
vii
1
1
3
3
3
4
4
5
5
6
7
8
10
11
21
22
13
14
15
17
18
19
20
20
24
24
24
25
27
29
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data
deskriptif
Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan status dalam
keluarga
Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan usia
Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan lama pendidikan
Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan pekerjaan
Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, serta standar deviasi besar
keluarga dan pendapatan keluarga responden
Sebaran responden berdasarkan total jenis sumber informasi
yang di akses
Sebaran responden berdasarkan jenis sumber informasi yang paling
dipercaya
Sebaran responden berdasarkan skor total nilai
Urutan prioritas dimensi nilai berdasarkan rataan
Rataan sub-dimensi nilai pribadi
Rataan sub-dimensi nilai sosial
Rataan pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam pembelian
asuransi jiwa
Persentase pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam
pembelian asuransi jiwa
Hasil uji regresi linier berganda faktor-faktor yang memengaruhi
perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa
7
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
18
19
19
20
DAFTAR GAMBAR
1
2
Kerangka pemikiran pengaruh nilai dan akses informasi terhadap
perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa
Kerangka pengambilan contoh
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Reliabilitas dan validitas kuisioner
Statistik deskriptif variabel
Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan
Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan
Sebaran responden berdasarkan besar keluarga
Sebaran responden berdasarkan skor perencanaan keuangan dalam
pembelian asuransi jiwa
27
27
27
27
28
28
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan keuangan merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan
keuangan. Perencanaan keuangan merupakan hal yang penting dilakukan terutama
dalam menghadapi kebutuhan dan keinginan yang tidak pasti. Sebelum
melakukan suatu pembelian, merupakan hal yang penting untuk melakukan
perencanaan terlebih dahulu. Pengalokasian dana dan perencanaan baik secara
lisan, tulisan, ataupun ide baiknya dilakukan sebelum melakukan pembelian agar
keuangan keluarga dapat teratur dengan baik tanpa ada kerugian finansial baik
jangka pendek, menengah, ataupun dalam jangka panjang. Perencanaan keuangan
yang baik akan berguna pada jangka waktu yang panjang bahkan ketika keluarga
sudah tidak mendapatkan pendapatan tetap seperti sebelumnya. Warsono (2010)
menjelaskan tingkat literasi keuangan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana
manajemen sumberdaya keuangan, penentuan sumber pembelanjaan, pengelolaan
risiko jiwa dan aset yang dimiliki, dan persiapan keamanan sumberdaya keuangan
di masa mendatang apabila sudah tidak bekerja (pensiun).
Risiko dapat timbul dalam berbagai peristiwa yang dialami oleh setiap
individu. Salah satu risiko yang cukup besar adalah kehilangan jiwa atau kematian
sehingga dapat mengakibatkan berbagai risiko lain yang sangat memengaruhi
kondisi anggota keluarga. Risiko kehilangan aset kekayaan dan jiwa berhubungan
dengan pengelolaan risiko jiwa dan aset yang dimiliki atau perencanaan risiko.
Selain itu, risiko hari tua juga merupakan salah satu masalah yang dapat menimpa
individu dan keluarga. Risiko hari tua erat kaitannya dengan masa pensiun dimana
seseorang sudah tidak produktif karena faktor usia. Kondisi seperti itu akan
menimbulkan ketidakstabilan keuangan pada keluarga.
Warsono (2010) juga menjelaskan bahwa dalam upaya menanggulangi
risiko kehilangan aset kekayaan dan jiwa dapat dilakukan dengan teknik asuransi
ataupun nonasuransi. Asuransi merupakan persiapan untuk menghadapi risiko dari
peristiwa masa depan. Namun, masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum
melakukan persiapan risiko masa depan tersebut khususnya dengan menggunakan
asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh Sigma World Insurance in 2010 yang
dirilis oleh Swiss Re (2011) melaporkan bahwa Indonesia tergolong negara yang
terpuruk dalam upaya pelindungan atau proteksi terhadap jiwa manusia. Indonesia
menempati peringkat ke-11 dari 27 negara di Asia. Berdasarkan data Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), rasio premi
industri asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan
IV tahun 2010 hanya 1.63 persen, sedangkan Thailand mencapai 3.5 persen,
Malaysia 4.5 persen, dan Singapura mencapai 6.5 persen1. Hal tersebut
membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kepemilikan asuransi serta
rendahnya kesadaran terhadap risiko pada masyarakat di Indonesia.
Secara khusus, risiko yang berkaitan dengan jiwa seperti hari tua, kematian,
serta risiko kehilangan aset kekayaan lebih dekat kaitannya dengan asuransi jiwa.
Asuransi jiwa adalah suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang ingin
menghindar atau mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian, risiko
1
http://nasional.kompas.com/read/2011/10/17/11211582/Mengenal.Asuransi
2
hari tua, ataupun risiko kecelakaan. Risiko tersebut dapat menimbulkan kesadaran
manusia untuk bekerjasama dengan pihak luar untuk menghindari atau minimal
mengurangi akibat dari risiko tersebut. Purba (1992) menjelaskan tujuan asuransi
jiwa antara lain melindungi masa depan, melindungi kehidupan manusia, dan
melindungi kebutuhan hidup. Asuransi jiwa merupakan salah satu jenis asuransi
yang cukup populer di kalangan masyarakat di Indonesia. Tahun 2010, nasabah
asuransi jiwa mencapai 16.75 juta pemegang polis dari jumlah penduduk yang
mencapai 237 juta jiwa. Data pada tahun 2011 menurut Bapepam - LK (non audit)
menunjukkan pertumbuhan premi sebesar 27 persen. Asuransi jiwa tumbuh 28.7
persen dan asuransi umum tumbuh 23.1 persen2. Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan asuransi umum.
Perusahaan asuransi jiwa sekarang ini mulai mengembangkan pasarnya
dengan berbagai jenis program asuransi jiwa. Contohnya pada perusahaan
asuransi Manulife, jenis asuransi jiwa terbagi kedalam asuransi jiwa tradisional
dan asuransi jiwa plus investasi atau yang sering disebut unit link3. Asuransi jiwa
tradisional pada umumnya terdiri dari Term Life (berjangka) yang
pertanggungannya diberikan pada jangka waktu tertentu, Whole Life (seumur
hidup) yang memberikan perlindungan sampai akhir hidup, dan Endowment
(dwiguna) yang perlindungannya sampai akhir kontrak4. Endowment biasanya
berbentuk asuransi pendidikan atau dana pensiun dengan premi lebih besar dari
dua jenis asuransi jiwa tradisional sebelumnya4. Jenis asuransi jiwa selain asuransi
jiwa tradisional adala unit link. Unit link merupakan kombinasi antara
perlindungan asuransi jiwa dan investasi, biasanya target market unit link adalah
konsumen yang memiliki keuangan mapan dan memiliki keinginan untuk
meningkatkan aset melalui investasi sekaligus mendapatkan asuransi jiwa5.
Sudut pandang individu terhadap suatu barang dan jasa dapat diperoleh dari
isi informasi yang didapatkan serta sumber yang memberikan informasi mengenai
barang dan jasa tersebut. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa proses belajar
yang dilakukan konsumen timbul karena adanya stimulasi baik dari produk yang
ditawarkan, ataupun dari lingkungan yang memberi informasi terkait keuntungan
membeli suatu produk. Assael (1992) dalam Putri (2012) menjelaskan bahwa
pencarian informasi dapat melalui iklan, media massa, teman, saudara, tetangga,
ataupun orang tua. Yuliati, Retnaningsih, dan Aprilia (2012) dalam penelitiannya
membagi media menjadi media massa, media cetak, dan media elektronik, serta
kelompok acuan menjadi kelompok tenaga ahli atau pakar dan kelompok sosial
seperti keluarga dan teman. Keluarga juga tentunya memiliki paparan informasi
yang berbeda satu sama lain. Paparan informasi tersebut juga dapat membentuk
pola pikir yang berbeda sehingga membuat pandangan terhadap kepentingan
perencanaan keuangan juga akan berbeda.
Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh
seseorang atau suatu masyarakat. Nilai merupakan sebuah kepercayaan tentang
suatu hal, tidak hanya kepercayaan, tapi nilai adalah hal-hal yang dapat
2
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/18/94872/asuransi_indonesia_obat_krisisamerika_eropa
3
www.perlindungankeluarga.com/news/68-produk-asuransi-jiwa-manulife.html
4
www.perlindungankeluarga.com/news/2-asuransi-jiwa-tradisional.html
5
www.perlindungankeluarga.com/news/23-apa-itu-unit-link.html
3
mengarahkan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan budayanya dan memiliki
jumlah yang relatif sedikit (Sumarwan 2004). Individu yang berfokus kepada
nilai pribadi bisa jadi dipengaruhi oleh ketertarikan pribadi serta karakternya.
Kepribadian menurut Tabaeian et al. (2012) cenderung dipengaruhi oleh faktor
genetik dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan, kepribadian juga cenderung
dapat berubah ketika seorang individu beranjak dewasa. Individu yang berfokus
kepada nilai sosial ditunjukkan dengan perhatiannya kepada lingkungan sosialnya
serta dampak dari lingkungan sosial tersebut kepada kepercayaannya. Berdasarkan
Homer dan Kahle (1988) dalam teori adaptasi sosial, nilai merupakan tipe kognitif
sosial yang berfungsi memfasilitasi adaptasi dalam sebuah lingkungan.
Lingkungan dimana konsumen berada akan memengaruhi perilaku dalam
keputusan pembelian (Sutisna 2001). Schwartz (2009) menyatakan bahwa
terdapat dua dimensi dalam struktur nilai, yaitu nilai pribadi dan nilai sosial, yang
termasuk kedalam kategori nilai pribadi adalah Achievement, Power, Hedonism,
Stimulation, dan Self Direction. Nilai yang termasuk kedalam dimensi nilai sosial
adalah Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence (Schwartz
2009).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) mengungkap bahwa nilai
keamanan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap niat beli asuransi
jiwa. Fitriani, Sjabadhyni, dan Meinarno (2009) dalam penelitiannya membuat
urutan prioritas nilai berdasarkan dimensi nilai motivasional dan menunjukkan
bahwa kepatuhan, kebajikan, keamanan, pengarahan, dan keuniversalan
menempati urutan teratas. Nirmala (2002) dalam penelitiannya juga menjelaskan
bahwa salah satu sumber informasi, yaitu iklan atau sales asuransi jiwa memiliki
hubungan signifikan dengan keikutsertaan responden dalam asuransi jiwa.
Beberapa penelitian tersebut menunjukkan variabel yang dapat memengaruhi
pembelian asuransi jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan
keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.
Tujuan
Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa asuransi jiwa.
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
Menganalisis nilai yang terdiri dari nilai pibadi dan nilai sosial yang dianut
oleh responden serta membuat urutan prioritas berdasarkan dimensi nilai
Menganalisis akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber informasi
yang diakses dan sumber informasi yang paling dipercaya oleh responden
Menganalisis pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan
keuangan
keluarga
dalam
pembelian
asuransi
jiwa
4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang berminat yang terkait dengan penelitian pengaruh nilai dan akses
informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi
jiwa, serta bagi beberapa pihak di bawah ini:
1.
Bagi pemerintah, penelitian dapat bermanfaat sebagai langkah dalam
peningkatan kesadaran masyarakat dalam membagi risiko dengan
perusahaan asuransi jiwa.
2.
Bagi perusahaan asuransi jiwa, penelitian dapat dijadikan untuk bahan
pemasaran dengan mengefektifkan sumber informasi bagi pemasaran
produk yang ditawarkan.
3.
Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
informasi tambahan mengenai asuransi jiwa dan perencanaan keuangan.
4.
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi
institusi pendidikan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Indonesia tergolong kedalam negara yang terpuruk dalam upaya
perlindungan terhadap jiwa manusia (Swiss Re 2011). Kepemilikan asuransi jiwa
di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, asuransi jiwa penting dimiliki
untuk menanggulangi atau meminimalkan kerugian yang timbul akibat adanya
risiko kehilangan jiwa, kehilangan aset, serta risiko hari tua yang dapat menimpa
semua kalangan masyarakat. Perlindungan merupakan salah satu bagian dari
perencanaan keuangan dalam manajemen sumberdaya keluarga menurut Deacon
dan Firebaugh (1988). Sebelum memutuskan membeli atau tidak membeli
asuransi jiwa, keluarga yang memiliki manajemen keuangan yang baik tentunya
akan melakukan sebuah perencanaan keuangan terlebih dahulu.
Perencanaan dalam keluarga tentu didasari dengan input berupa demands,
goals, events, dan resources (Deacon & Firebaugh 1988). Input yang dimiliki
keluarga dapat berupa nilai, tujuan dari hal-hal yang ingin dicapai, standar,
permintaan dari lingkungan sekitar, dan sumberdaya baik yang berasal dari
internal ataupun eksternal keluarga (Deacon & Firebaugh 1988). Pendidikan dan
pendapatan merupakan salah satu sumberdaya yang dimiliki manusia. Input lain
yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, status pekerjaan, dan
besar keluarga.
Akses informasi juga termasuk kedalam input dalam pembentukan suatu
perencanaan, karena akses informasi yang berbeda pada individu akan membuat
output yang juga berbeda. Akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber
informasi tentang asuransi jiwa serta sumber informasi paling dipercaya diduga
memiliki pengaruh terhadap perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi
jiwa. Diduga semakin banyak individu terpapar informasi dari sumber informasi
yang beragam maka akan semakin baik juga perencanaan keuangan dalam
pembelian asuransi jiwanya. Selain itu, sumber informasi yang paling dipercaya
5
responden juga diduga memengaruhi pandangan serta pada akhirnya akan
emmengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.
Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa diduga dapat
dipengaruhi oleh nilai sebagai pembentuk sebuah perilaku. Nilai yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tipe nilai pribadi dan sosial (Schwartz 2009). Nilai
pribadi merupakan nilai yang fokus kepada hal-hal yang berkaitan kepada dirinya
sendiri seperti bagaimana dirinya menjadi orang yang memiliki kekuatan ataupun
pencapaian prestasi diri. Sisi nilai sosial salah satunya adalah penggunaan
asuransi jiwa sebagai sarana yang dapat digunakan individu untuk melindungi
keluarganya dari ketidakpastian masa depan. Penggunaan asuransi jiwa
berdasarkan pertimbangan nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungannya
merupakan nilai sosial.
Karakteristik
individu:
Jenis kelamin
Usia
Lama pendidikan
Status pekerjaan
Karakteristik
keluarga:
Besar keluarga
Pendapatan
keluarga
Perencanaan
keuangan pembelian
asuransi jiwa
Akses Informasi:
Jumlah sumber
informasi
Sumber informasi
paling dipercaya
Nilai :
Nilai pribadi
Nilai sosial
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh nilai dan akses informasi terhadap
perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosssectional study. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kebon Pedes. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan dengan metode purposive dengan kriteria lokasi merupakan
kelurahan dengan jumlah keluarga sejahtera II, III, dan III plus terbanyak di
Kecamatan Tanah Sareal. Kecamatan Tanah Sareal di pilih berdasarkan data BPS
6
2012 yang menunjukkan bahwa kecamatan tersebut merupakan salah satu
kecamatan dengan jumlah keluarga sejahtera terbanyak di Kota Bogor.
Pengambilan data dilakukan bulan April 2013.
Teknik Penarikan Contoh
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah keluarga dengan
pengeluaran lebih dari sama dengan Rp2 000 000 di Kelurahan Kebon Pedes,
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Penarikan contoh dilakukan dengan
kerangka pengambilan contoh seperti berikut:
KOTA BOGOR
Kecamatan Tanah Sareal
purposive
Kelurahan Kebon Pedes
Populasi 507 Keluarga
Contoh 84 Keluarga
Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kelurahan Kebon Pedes dalam
bentuk Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012, terdapat 507
keluarga (N) yang sesuai dengan kriteria penelitian. Mengingat jumlah populasi
sudah diketahui, maka itu untuk mengetahui jumlah contoh digunakan rumus
Slovin, yaitu:
n
Keterangan:
n
N
e
: Jumlah sampel
: Jumlah populasi
: Nilai kritis (batas ketelitian karena kesalahan pengambilan
populasi yang ditetapkan sebesar 10%)
Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai
error sebesar 10% sehingga diperoleh nilai:
n
7
Berdasarkan rumus Slovin didapatkan jumlah contoh yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 84 keluarga. Pengambilan contoh dilakukan dengan cara
simple random sampling dengan mengambil acak 84 keluarga dari total populasi
sebanyak 507 keluarga. Responden dari penelitian ini sebanyak 84 orang yang
mewakili 84 keluarga sebagai contoh dan merupakan pembuat perencanaan
keuangan dalam keluarga.
Jenis dan Cara Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan alat bantu
kuisioner yang berisi variabel-variabel yang akan diteliti. Sementara itu, data
sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian, data kesejahteraan keluarga
Kota Bogor, Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012, data
penduduk lokasi penelitian, dan data terkait asuransi yang diperoleh dari lembagalembaga tertentu, buku, internet, dan sumber lain yang dapat dipercaya.
Tabel 1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif
Variabel
Karakteristik Responden dan
Keluarga Responden
Jenis kelamin
Skala Data
Kuisioner
Nominal
Usia
Rasio
Lama pendidikan
Rasio
Jenis pekerjaan
Nominal
Besar keluarga (tinggal dalam satu
rumah)
Rasio
Pendapatan keluarga
Rasio
Penyajian Data Deskriptif
Laki-Laki
Perempuan
Dewasa Awal (19-24 tahun)
Dewasa Madya (25-35 tahun)
Separuh Baya (36-50 tahun)
Tua (51-65 tahun)
Lanjut Usia (di atas 65)
(Sumarwan 2004)
0-9 tahun
9.1-12 tahun
>12 tahun
PNS
Pegawai Swasta
TNI/Polri
BUMN
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga (IRT)
Lain-lain (pensiun dan tidak
bekerja)
Keluarga Kecil (≤4 Orang)
Keluarga Sedang (5 – 6 Orang)
Keluarga Besar (≥7 Orang)
1 000 000 – 2 000 000
2 000 001 – 3 000 000
3 000 001 – 5 000 000
5 000 001 – 10 000 000
> 10 000 000
(Kementrian Dalam Negeri 2011)
8
Tabel 1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif
(lanjutan)
Skala Data
Kuisioner
Variabel
Akses Informasi
Jumlah sumber informasi tentang
asuransi jiwa
Nominal
Sumber Informasi paling dipercaya
Nominal
Nilai
Ordinal
Perencanaan Keuangan
Keluarga dalam Pembelian
Asuransi Jiwa
Ordinal
Penyajian Data Deskriptif
0 sumber
1-3 sumber
4-6 sumber
7-10 sumber
Tidak mendapat informasi dari
sumber manapun
Televisi
Radio
Majalah
Koran/tabloid
Pamflet/leaflet
Poster
Internet
Agen asuransi jiwa
Keluarga
Teman/tetangga
Rendah (30-60)
Sedang (61-90)
Tinggi (91-120)
Rendah (1-2)
Sedang (2.1-3)
Tinggi (3.1-4)
Kuisioner perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
dan nilai yang digunakan dalam penelitian ini sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Kuisioner perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.519 dan validitas tertera pada Lampiran 1.
Kuisioner nilai juga dikembangkan berdasarkan dimensi nilai Schwartz (2009)
dan dimodifikasi sesuai dengan variabel penelitian. Kuisioner nilai memiliki
reliabilitas sebesar 0.859 dan nilai validitas tertera pada Lampiran 1.
Pengolahan dan Analisis Data
Semua data yang diperoleh diolah melalui proses pengeditan, pengodean,
penilaian, pemasukan data, dan analisis. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif
menggambarkan data yang berbentuk kualitatif dijelaskan secara kuantitatif.
Analisis data inferensia yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
reliabilitas, uji validitas, uji korelasi untuk melihat hubungan antar-variabel
sebelum dilakukan uji regresi berganda, dan uji regresi berganda untuk melihat
faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi
jiwa.
Data mengenai karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, lama
pendidikan, dan status pekerjaan, sedangkan karakteristik keluarga meliputi besar
keluarga dan pendapatan keluarga. Data tersebut dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan tabel frekuensi sesuai dengan kategori penyajian data
deskriptif (Tabel 1). Akses informasi terdiri dari sub-variabel jumlah sumber
9
informasi yang diakses responden dan sumber informasi yang paling dipercaya
oleh responden. Pada penyajian data deskriptif, jumlah sumber informasi yang
didapatkan oleh responden dikategorikan menjadi 4 kategori (tidak mendapatkan
informasi dari sumber manapun, mendapatkan informasi dari 1 sampai 3 sumber,
mendapatkan informasi dari 4 sampai 6 sumber, dan mendapatkan informasi dari
7 sampai 10 sumber). Nilai pada penelitian ini menggunakan dimensi Schwartz
(2009) yang dikembangkan menjadi kuisioner. Berdasarkan Schwartz (2009) nilai
dibagi menjadi nilai pribadi dan nilai sosial, yang termasuk kedalam kategori nilai
pribadi adalah Achievement, Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction,
sedangkan nilai yang termasuk kedalam dimensi nilai sosial adalah Security,
Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence. Penilaian mengunakan
skala Likert 1 sampai 4 (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat
setuju). Variabel perencanaan keuangan diolah secara deksriptif dengan
menguraikan jawaban menggunakan penilaian Likert 1 sampai 4 (1=sangat tidak
setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat setuju). Hasil penjumlahan skor pada
variabel nilai dan jumlah sumber informasi yang diakses responden dikategorikan
secara deskriptif menjadi tiga kelompok. Rentang skor berdasarkan sebaran skor
dari setiap kuisioner dan menggunakan persamaan interval kelas untuk
pengelompokkannya. Penentuan kelas interval dilakukan dengan rumus berikut
(Umar 2003 dalam Ardiansyah 2011).
Interval Kelas (i) = Nilai tertinggi (NT) – Nilai terendah (NR)
Jumlah kelas
Penilaian variabel perencanaan keuangan dalam analisis deskriptif juga
dilihat rataannya menggunakan interval kelas dengan membagi rata-rata skor perpernyataan kedalam tiga kelas. Rataan skor per-pernyataan didapat dengan cara
membagi total skor per-pernyataan dengan jumlah responden. Setelah itu
dilakukan klasifikasi berdasarkan interval kelas yaitu rendah (1-2), sedang (2.1-3),
dan tinggi (3.1-4).
Penilaian variabel nilai juga dilakukan dengan mengurutkan sepuluh
dimensi nilai dari yang tertinggi sampai dimensi nilai terrendah yang dianut oleh
responden berdasarkan rataan. Nilai diurutkan berdasarkan rataan dimensi nilai.
Rataan dimensi nilai diperoleh dari membagi skor total nilai (berdasarkan
penilaian Likert) per dimensi dengan jumlah item pernyataan per dimensi.
Klasifikasi rataan nilai menggunakan interval kelas yaitu tidak penting (1-2),
cukup penting (2.1-3), dan penting (3.1-4). Setiap dimensi nilai memiliki jumlah
pernyataan yang berbeda. Jumlah item pernyataan tipe nilai pribadi dimensi
Achievement adalah tiga buah, Power tiga buah pernyataan, Hedonism dua buah
pernyataan, Stimulation tiga buah pernyataan, dan Self Direction tiga buah
pernyataan Dimensi pada tipe nilai sosial antara lain Security memiliki dua buah
penyataan, Conformity memiliki dua buah pernyataan, Tradition tiga buah
pernyataan, Universalism dua buah pernyataan, dan Benevolence memiliki lima
buah pernyataan. Pernyataan tersebut dikembangkan berdasarkan sub-dimensi
nilai menurut Schwartz (2009).
10
Definisi Operasional
Asuransi jiwa adalah jenis dari asuransi yang memberikan perlindungan terhadap
jiwa dan tanggungan kepada pihak tertanggung sesuai dengan premi yang
dibayarkan dan polis yang disetujui.
Akses informasi adalah terdiri dari jumlah sumber informasi tentang asuransi
jiwa yang didapatkan responden dan sumber informasi yang paling
responden percaya dalam pemberian informasi tentang asuransi jiwa.
Sumber informasi dapat berupa agen asuransi jiwa dan selain agen asuransi
jiwa (iklan televisi, poster, pamflet, radio, majalah, koran atau tabloid,
internet, keluarga, dan teman atau tetangga)
Nilai adalah suatu keyakinan yang dimiliki contoh dan dapat memengaruhi
perilaku contoh. Struktur nilai menurut Schwartz (2009) terbagi kedalam
nilai yang berfokus kepada dirinya sendiri (nilai pribadi) serta nilai yang
berfokus kepada lingkungan serta hubungan individu tersebut dengan
lingkungannya (nilai sosial).
Nilai pribadi adalah nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap
pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh
ketertarikan pribadi serta
karakternya. Nilai yang dimiliki oleh individu yang berada pada kategori ini
adalah Achievement dan Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction.
Power adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang menekankan pencapaian status
sosial atau kedudukan, penguasaan atau pengendalian atau dominasi
terhadap orang lain atau sumber daya manusia (Hidayat 2011). Dimensi
Power terdiri dari Preserving Public Image, Social Power, dan Authority.
Hedonism adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang mengarah pada kebutuhan
untuk mencari kesenangan yang memuaskan khususnya yang bersifat
inderawi atau fisik (Hidayat 2011). Dimensi Hedonism terdiri dari Pleasure
dan Enjoying Life.
Achievement adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang mengarah pada
kesuksesan pribadi dengan menunjukkan kompetensi berdasarkan standar
sosial yang berlaku (Hidayat 2011). Dimensi Achievement terdiri dari
Ambitious, Influential, Successfull, dan Capable.
Stimulation adalah dimensi nilai pribadi yang mementingkan kebutuhan biologis
untuk mencari ketegangan, yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku
mencari kesenangan baru, mencari tantangan untuk memperoleh variasi
dalam hidup sehingga hidupnya menjadi lebih menggairahkan (Hidayat
2011). Dimensi Stimulation terdiri dari Exciting in Life, Varied Life, dan
Daring.
Self-direction adalah dimensi nilai pribadi yang mementingkan pemikiran dan
tindakan bebas dalam memilih, menciptakan, mengeksplorasi atau
menjelajah, mengambil keputusan sendiri, senang memilih kegiatankegiatan untuk dirinya sendiri, memiliki rasa ingin tahu, memilih tujuan
hidupnya sendiri (Hidayat 2011). Dimensi Self Direction terdiri dari
Privacy, Curious, Choosing Own Goal, dan Independent.
Nilai sosial adalah nilai yang dimiliki karena individu berfokus kepada
perhatiannya kepada lingkungan sosialnya serta dampak dari lingkungan
sosial tersebut kepada kepercayaannya. Nilai yang dimiliki oleh individu
11
yang berada pada kategori ini adalah Security, Conformity, Tradition,
Universalism, dan Benevolence.
Universalism adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan kepada
pengertian, penghargaan, toleransi, dan perlindungan demi kesejahteraan
semua orang dan alam (Hidayat 2011). Dimensi Universalism terdiri dari
sub dimensi Wisdom dan Protect Environtment.
Benevolence adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan pada
perhatian kepada kesejahteraan orang lain yang sering berhubungan dengan
diri, orang-orang yang dekat dengan diri (Hidayat 2011). Dimensi
Benevolence terdiri dari sub dimensi Spiritual Life, Loyal, Helpfull,
Responsible, dan Meaning in Life.
Tradition adalah salah satu dimensi nilai sosial nilai mengutamakan penerimaan
adat istiadat, melakukan sesuatu berdasarkan kebiasaan yang telah lama
dijalankan, dan ide bahwa budaya atau agama memengaruhi individu
(Hidayat 2011). Dimensi Tradition terdiri dari sub dimensi Devout,
Detachment, dan Humble.
Conformity adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan pada
pengendalian perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya, tidak terlalu menonjol, berbaur dengan lingkungan sosial, serta
tidak mengganggu orang lain maupun melanggar harapan sosial atau norma
yang ada (Hidayat 2011). Dimensi Conformity terdiri dari sub dimensi
Obedient dan Self Discipline.
Security adalah salah satu dimensi nilai sosial individu yang lebih mengutamakan
keamanan, keselarasan, dan stabilitas sosial, stabilitas persahabatan, dan
stabilitas diri (Hidayat 2011). Dimensi Security terdiri dari sub dimensi
Family Security dan Healthy.
Perencanaan keuangan adalah salah satu proses mencapai tujuan keuangan yang
tepat untuk menghadapi ketidakpastian masa depan. Perencanaan keuangan
dapat berupa menabung, persiapan masa pensiun, mengatur pengeluaran
keluarga dengan rutin, investasi, serta membeli asuransi.
Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa adalah kegiatan
individu melakukan suatu perencanaan untuk membeli asuransi jiwa dengan
cara pengalokasian atau rencana yang bisa dalam bentuk lisan, tulisan,
ataupun ide. Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa ini
dilakukan dengan memperhitungkan risiko kematian, risiko kehilangan aset
kekayaan, dan risiko hari tua lalu berencana dan mengalokasikan sumber
daya untuk membeli asuransi jiwa untuk menanggulangi atau
meminimalkan risiko tersebut.
HASIL
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor memiliki luas daerah 18.84 km 2
dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 195 742 jiwa. Kecamatan
Tanah Sareal, Kota Bogor memiliki sebelas kelurahan, yaitu Kedung Waringin,
Kedung Jaya, Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kedung Badak, Sukaresmi,
12
Sukadamai, Cibadak, Kayu Manis, Mekar Wangi, dan Kencana. Kecamatan
Tanah Sareal memiliki 15 905 keluarga pada kategori keluarga sejahtera (KS II,
KS III, dan KS III plus). Kecamatan Tanah Sareal merupakan salah satu daerah
dengan kategori keluarga sejahtera terbanyak di Kota Bogor dengan jumlah 38
679 keluarga. Selain itu, lokasi Kecamatan Tanah Sareal juga hanya ±2 km dari
pusat kota6 dan terdapat beberapa perusahaan asuransi yang berkantor di wilayah
Kecamatan Tanah Sareal.
Kelurahan Kebon Pedes merupakan kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal
yang memiliki jumlah keluarga sejahtera terbanyak yaitu sebanyak 6 658
keluarga. Jumlah keluarga sejahtera pada Kelurahan Kebon Pedes didominasi oleh
keluarga sejahtera II dengan jumlah 5 164 keluarga. Selain itu, jumlah keluarga
sejahtera III dan III plus di Kelurahan Kebon Pedes masing-masing sebesr 1 208
dan 286 keluarga. Kelurahan Kebon Pedes terbagi dalam 74 RT dan 13 RW
dengan luas daerah 1.04 km2. Jumlah penduduk di Kelurahan Kebon Pedes
menurut BPS 2012 adalah 21 528 KK. Data Dasar Keluarga dari Kelurahan
Kebon Pedes mencatat bahwa sebanyak 507 KK memiliki pengeluaran lebih dari
dan sama dengan Rp2 000 000 per bulan dan tersebar di 13 RW.
Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 84 orang. Responden terdiri
dari kepala keluarga dan istri. Kepala keluarga yang menjadi responden dalam
penelitian ini sebesar 57.1 persen, sedangkan responden yang berstatus istri
sebanyak 42.9 persen. Lebih dari separuh responden penelitian ini berjenis
kelamin laki-laki, sedangkan sebesar 45.2 persen responden berjenis kelamin
perempuan.
Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan status dalam keluarga
Usia
Laki-laki
Perempuan
Total
Kepala Keluarga
n
%
46
54.8
2
2.4
48
57.1
Istri
n
0
36
36
Total
%
0.0
42.9
42.9
n
46
38
84
%
54.8
45.2
100.0
Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 54.8 persen responden berstatus kepala
keluarga yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan responden berstatus kepala
keluarga yang berjenis kelamin perempuan sebesar 2.4 persen. Kepala keluarga
yang berjenis kelamin perempuan terdiri dari perempuan yang sudah tidak
memiliki suami dan belum menikah. Berdasarkan Lampiran 2, rata-rata usia
responden adalah 46.74 tahun atau termasuk kedalam usia separuh baya. Usia
responden yang paling muda adalah 24 tahun (dewasa awal) dan yang paling tua
75 tahun (lanjut usia). Responden pada umumnya menempuh pendidikan selama
9.1 sampai 12 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain
itu, 31.0 persen dari keseluruhan responden bekerja sebagai wiraswasta dan 26.2
persen responden merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) (Lampiran 4).
6
http://profilwilayah.kotabogor.co.id/index.php/kelurahan-kebon-pedes
13
Karakteristik Keluarga Responden
Berdasarkan usia, sebesar 39.3 persen kepala keluarga berusia tua (51
sampai 65 tahun), sedangkan sebesar 42.5 persen istri berusia separuh baya (36
sampai 50 tahun). Kepala keluarga rata-rata berusia 48 tahun, sedangkan
responden yang berstatus istri rata-rata berusia 44.69 tahun (Lampiran 2). Hal
tersebut menunjukkan bahwa baik kepala keluarga maupun istri memiliki rata-rata
usia pada kelompok usia separuh baya.
Tabel 3 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan usia
Kepala Keluarga*
n
%
0
0.0
15
17.93
31
36.9
33
39.3
5
6.0
84
100.0
Usia
Dewasa Awal (19 – 24)
Dewasa Madya (25 – 35)
Separuh Baya (36 – 50)
Tua (51 – 65)
Lanjut Usia (Di Atas 65)
Total
Istri
n
1
19
34
24
2
80
%
1.25
23.75
42.5
30.0
2.5
100.0
Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
yang tidak memiliki suami
Lama pendidikan merupakan latar belakang pendidikan atau pendidikan
terakhir yang sudah dinyatakan lulus, diukur dengan jumlah tahun pendidikan
yang sudah ditempuh. Misalnya lulusan SD (6 tahun), lulusan SMP (9 tahun),
lulusan SMA (12 tahun), dan seterusnya (Yanti 2013). Hampir separuh kepala
keluarga menempuh pendidikan selama 9.1 sampai 12 tahun. Sama halnya dengan
kepala keluarga, sebesar 41.3 persen istri menempuh pendidikan selama 9.1
sampai 12 tahun. Lama pendidikan 9.1 sampai 12 tahun setara dengan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tabel 4 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan lama pendidikan
Lama Pendidikan
0-9 Tahun
9.1-12 Tahun
>12 Tahun
Total
Kepala Keluarga*
n
7
40
37
84
Istri
%
8.3
47.6
44.0
100.0
n
19
33
28
80
%
23.8
41.3
35
100.0
Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
yang tidak memiliki suami
Sebesar 34.5 persen kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta dan sebesar
25 persen bekerja sebagai pegawai swasta. Selain itu, pada istri lebih dari
separuhnya adalah ibu rumah tangga (IRT), sedangkan 22.5 persen lainnya
bekerja sebagai wiraswasta.
14
Tabel 5 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan pekerjaan
Kepala
Keluarga*
n
%
10
11.9
21
25.0
2
2.4
9
10.7
29
34.5
0
0.0
13
15.5
84
100.0
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
TNI/POLRI
BUMN
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Lainnya (pensiunan dan tidak bekerja)
Total
Istri
n
9
8
0
1
18
42
2
80
%
11.3
10.0
0.0
1.3
22.5
52.5
2.5
100.0
Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
yang tidak memiliki suami
Besar keluarga responden rata-rata sebanyak empat orang. Lebih dari
separuh responden memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari sama dengan
empat orang dan tidak ada satupun responden yang memiliki jumlah keluarga
lebih dari tujuh orang (Lampiran 5). Anggota keluarga responden paling sedikit
adalah satu orang dan paling banyak adalah 6 orang. Berdasarkan pendapatan
keluarga, rata-rata pendapatan keluarga responden adalah Rp6 410 000 dengan
minimal pendapatan keluarga sebesar Rp2 000 000 dan maksimal pendapatan
keluarga sebesar Rp28 000 000.
Tabel 6 Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, serta standar deviasi besar
keluarga dan pendapatan keluarga responden
Variabel
Besar Keluarga
Pendapatan Keluarga
Minimal
1
2 000 000
Maksimal
6
28 000 000
Rataan
4.08
6 410 119.05
SD
1.19
4 217 023.81
Akses Informasi
Total sumber informasi yang didapatkan responden adalah banyaknya
sumber yang telah memberikan berbagai informasi mengenai asuransi jiwa
kepada responden. Sumber informasi tersebut antara lain televisi, radio, majalah,
koran/tabloid, pamflet/leaflet, poster, internet, agen asuransi jiwa, keluarga, dan
teman/tetangga. Namun, responden juga bisa jadi tidak mendapatkan informasi
sama sekali dari sumber-sumber yang telah disebutkan. Berdasarkan Tabel 7,
responden yang sama sekali tidak mendapatkan informasi dari sepuluh sumber di
atas sebanyak 9.5 persen, sedangkan responden yang mendapatkan informasi dari
sumber-sumber di atas sebanyak 90.5 persen. Lebih dari separuh responden
mendapatkan informasi dari 1 sampai 3 sumber. Responden yang mendapatkan
informasi dari 4 sampai 6 sumber sebanyak 17.9 persen, sedangkan responden
yang mendapatkan informasi dari 7 sampai 10 sumber hanya satu dari 84
responden atau sebanyak 1.2 persen. Maksimal sumber yang diakses responden
adalah sebanyak 9 sumber (Lampiran 2).
15
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan total jenis sumber informasi yang di
akses
Jenis Sumber Informasi
0 Sumber
1-3 Sumber
4-6 Sumber
7-10 Sumber
Total
n
8
60
15
1
84
%
9.5
71.4
17.9
1.2
100.0
Sumber informasi paling dipercaya adalah satu dari sepuluh sumber
informasi (televisi, radio, majalah, koran/tabloid, pamflet/leaflet, poster, internet,
agen asuransi jiwa, keluarga, dan teman/tetangga) yang paling dipercaya
responden dalam memberikan informasi mengenai asuransi jiwa. Berdasarkan
Tabel 8, lebih dari separuh responden percaya pada agen asuransi jiwa sebagai
sumber dalam memberikan informasi mengenai asuransi jiwa. Sumber informasi
lain yang cukup dipercaya oleh responden adalah teman/tetangga dengan
persentase sebesar 16.7 persen. Keluarga dan televisi juga dipercaya oleh masingmasing 6 persen dan 4.8 persen responden dalam pemberian informasi mengenai
asuransi jiwa. Koran/tabloid, pamflet/leaflet, dan internet dipercaya oleh masingmasing satu orang responden atau 1.2 persen dari total responden. Selain itu, tidak
ada satupun responden yang percaya pada sumber informasi radio, majalah, dan
poster.
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan jenis sumber informasi yang paling
dipercaya
Sumber Informasi
Tidak Mendapat Informasi dari Sumber Manapun
Televisi
Radio
Majalah
Koran/Tabloid
Pamflet/Leaflet
Poster
Internet
Agen Asuransi Jiwa
Keluarga
Teman/Tetangga
Total
n
8
4
0
0
1
1
0
1
50
5
14
84
%
9.5
4.8
0.0
0.0
1.2
1.2
0.0
1.2
59.5
6.0
16.7
100.0
Nilai
Nilai merupakan sebuah kepercayaan tentang suatu hal, tidak hanya
kepercayaan, tapi nilai adalah hal-hal yang dapat mengarahkan seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan budayanya dan memiliki jumlah yang relatif sedikit
(Sumarwan 2004). Nilai dalam penelitian ini adalah hal-hal yang dapat
mengarahkan perilaku individu serta kepercayaannya dalam membuat suatu
pandangan mengenai asuransi jiwa. Berdasarkan Tabel 9, sebagian besar
responden memiliki skor nilai 61 sampai 90 yang berada pada kategori sedang.
Selain itu, responden yang memiliki nilai rendah dan tinggi memiliki persentase
yang
sama
yaitu
masing-masing
sebesar
3.6
persen.
16
Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan skor total nilai
Nilai
Rendah (30-60)
Sedang (61-90)
Tinggi (91-120)
Total
n
3
78
3
84
%
3.6
92.9
3.6
100.0
Nilai menurut Schwartz (2009) terdiri dari nilai pribadi dan nilai sosial.
Menurut Schwartz (2009), nilai pribadi terdiri dari dimensi Achievement, Power,
Hedonism, Stimulation, dan Self Direction, sedangkan nilai sosial terdiri dari
dimensi Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence. Dimensi
nilai yang paling menonjol pada perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi
jiwa dapat dilihat dengan mengurutkan nilai per dimensi. Berdasarkan
perhitungan rataan dimensi nilai, didapatkan gambaran prioritas dimensi nilai
pada Tabel 10.
Tabel 10 Urutan prioritas dimensi nilai berdasarkan rataan
Dimensi Nilai
Universalism
Security
Hedonism
Tradition
Self Direction
Benevolence
Power
Conformity
Achievement
Stimulation
Rataan
2.96
2.85
2.83
2.76
2.73
2.70
2.53
2,44
2.39
2.34
Berdasarkan Tabel 10, seluruh dimensi nilai berada pada kategori cukup
penting (2.1-3) yang berarti bahwa responden cukup mementingkan seluruh
dimensi nilai untuk melakukan perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa. Namun, berdasarkan urutan terlihat bahwa lima dimensi yang
memiliki rataan tertinggi berasal dari tiga dimensi nilai sosial dan dua dimensi
nilai pribadi. Dimensi Universalism (2.96) merupakan dimensi nilai yang
memiliki rataan paling tinggi. Dimensi Universalism adalah nilai yang
menekankan kepada pengertian, penghargaan, toleransi, dan perlindungan demi
kesejahteraan semua orang dan alam. Dimensi Universalism merupakan salah satu
dimensi dari tipe nilai pribadi. Selain itu, dimensi Security (2.85) juga memiliki
rataan tertinggi kedua setelah dimensi Universalism. Dimensi Security merupakan
salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan kepada keamanan, keselarasan,
dan stabilitas sosial, stabilitas persahabatan, dan stabilitas diri. Dimensi nilai yang
menempati urutan ketiga adalah Hedonism (2.83) yang merupakan salah satu
dimensi dari nilai pribadi. Hedonism merupakan nilai yang menekankan kepada
kebutuhan untuk mencari kesenangan yang memuaskan khususnya yang bersifat
inderawi atau fisik. Dimensi Tradition (2.76) dalam gambaran prioritas tipe nilai
menduduki urutan keempat. Tradition merupakan salah satu dimensi dari tipe
nilai sosial. Tradition merupakan nilai yang menekankan kepada penerimaan adat
istiadat, melakukan sesuatu berdasarkan kebiasaan yang telah lama dijalankan,
dan ide bahwa budaya atau agama memengaruhi individu. Dimensi yang
17
menduduki peringkat kelima adalah dimensi Self Direction (2.73) yang berasal
dari tipe nilai pribadi. Self Direction merupakan nilai yang memiliki penekanan
dalam mementingkan pemikiran dan tindakan bebas dalam memilih, menciptakan,
mengeksplorasi atau menjelajah, mengambil keputusan sendiri, senang memilih
kegiatan-kegiatan untuk dirinya sendiri, memiliki rasa ingin tahu, dan memilih
tujuan hidupnya sendiri. Selain itu, dimensi yang menempati urutan lima terbawah
adalah dimensi Benevolence (2.70), Power (2.53), dan Achievement (2.39) yang
berasal dari tipe nilai pribadi serta Conformity (2.44) dan Stimulation (2.34) yang
berasal dari tipe nilai sosial.
Nilai Pribadi
Nilai pribadi adalah nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap
pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh ketertarikan individu serta karakternya
(Schwartz 2009). Terdapat lima dimensi nilai pada tipe nilai pribadi, dimensi nilai
tersebut memiliki sub-dimensi yang selanjutnya dikembangkan kedalam
pernyataan seperti pada Tabel 11.
Tabel 11 Rataan sub-dimensi nilai pribadi
No.
Sub-Dimensi
Power
1
Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan (Preserving Public Image)
2
Memiliki pengaruh terhadap l
PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM
PEMBELIAN ASURANSI JIWA
DENISSA CHIKA FINIRA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Nilai
dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam
Pembelian Asuransi Jiwa adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Denissa Chika Finira
NIM I24090057
ABSTRAK
DENISSA CHIKA FINIRA. Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan
Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa. Dibimbing oleh LILIK NOOR
YULIATI.
Asuransi jiwa merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi risiko di masa
depan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai berdasarkan urutan prioritas
dimensinya, menganalisis akses informasi, serta menganalisis pengaruhnya terhadap
perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa. Populasi penelitian ini sebanyak
507 keluarga yang tinggal di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota
Bogor. Lokasi tersebut memiliki keluarga sejahtera II, III, dan III plus terbanyak di
Kecamatan Tanah Sareal. Contoh penelitian sebanyak 84 keluarga yang didapatkan
dengan menggunakan rumus Slovin dan ditarik dengan menggunakan simple random
sampling. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mendapatkan informasi
sebanyak 90.5 persen, sedangkan yang tidak mendapatkan informasi sebanyak 9.5 persen.
Maksimal sumber informasi yang didapatkan responden sebanyak 9 sumber. Sumber
yang paling dipercaya oleh responden adalah agen asuransi jiwa. Selain itu, teman/tetanga
dan keluarga juga dipercaya oleh masing-masing 16.7 dan 6.0 persen responden. Dimensi
nilai yang memiliki urutan prioritas tertinggi adalah Universalism yang merupakan salah
satu dimensi nilai sosial. Selain itu, nilai secara signifikan memengaruhi perencanaan
keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.
Kata kunci :
Agen asuransi jiwa, nilai pribadi, nilai sosial, sumber paling dipercaya,
universalism
ABSTRACT
DENISSA CHIKA FINIRA. The Effect of Value and Information Access toward Family
Financial Planning in Life Insurance Purchasing. Supervised by LILIK NOOR YULIATI.
Life insurance is one of many ways to anticipate risks in the future. The aim of this
research was to analyze value due to the priorities scale of its dimension, to analyze
information access, and to analyze their influences towards financial planning in
purchasing life insurance. The population of this research was 507 family in Kebon Pedes
Village, Tanah Sareal District, Bogor City. The location had prosperous family I, II, and
III plus, the most in Tanah Sareal District. The sample of this research was 84 family that
was determined by Slovin equation and pulled off by simple random sampling. The result
of this research showed that the respondents getting information was 90.5 percent of the
sample, and those who did not was 9.5 percent of the sample. Maximum sources the
respondents had were 9 sources. The trusted one was life insurance agent. Besides,
friends or neighbours and family are also trusted by each 16.7 and 6.0 percent of the
sample. The dimension of the value having highest priority was Universalism which was
one of the social values. Value was significantly affecting financial planning in life
insurance purchasing.
Keywords:
Life insurance agents, personal value, social value, trusted information
sources, universalism
PENGARUH NILAI DAN AKSES INFORMASI TERHADAP
PERENCANAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM
PEMBELIAN ASURANSI JIWA
DENISSA CHIKA FINIRA
Skripsi
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul
Nama
NIM
: Pengaruh Nilai dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan
Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa
: Denissa Chika Finira
: I24090057
Disetujui oleh
Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA
Dosen Pembimbing Skripsi
Diketahui oleh
Dr Ir Hartoyo, MSc
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sehingga selalu tercurah syafaatnya kepada penulis. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah banyak memberikan waktu dan pikiran, membimbing, mengarahkan,
memberi saran, serta dorongan dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
2. Megawati Simanjuntak, SP, MSi dan Dr Ir Diah Krisnatuti, MS selaku
penguji skripsi, serta Ir MD Djamaludin, MSc selaku pemandu seminar
atas kritik dan saran yang diberikan kepada penulis untuk kesempurnaan
skripsi ini.
3. Dr Ir Hartoyo, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang banyak
memberikan bimbingan dan motivasi selama menjalani kuliah. Serta
seluruh dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen atas ilmu dan
perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
4. Kepada Badan Pusat Statistik Kota Bogor, Kecamatan Bogor Selatan,
Bogor Tengah, Tanah Sareal, Kelurahan Kebon Pedes, para responden,
serta semua pihak yang telah membantu.
5. Kepada Bapak Efi Syaefi Machmud dan Ibu Ineu Irawati Soekendi, SE,
MM selaku orang tua, serta adik tercinta Dwinita Chika Finira yang telah
memberikan doa, motivasi, perhatian, dan kasih sayang yang tak terhingga
kepada penulis.
6. Kepada teman seperjuangan Nurul Huda dan Istikhamah yang selalu
bersama-sama dalam menyelesaikan penelitian ini serta Lela nesvi sebagai
pembahas seminar atas kritik dan sarannya.
7. Sahabat tersayang Mona Inayah Pratiwi, keluarga GIC Mako, Ica, Fika,
Citra, Yani, Ayu, Cici, teman-teman IKK 46, Dinda, Didi, Ndai, Devin,
Rena atas waktu, kebersamaan, dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil penelitian ini masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan penelitian ini, dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi banyak
pihak.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
KERANGKA PEMIKIRAN
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Teknik Penarikan Contoh
Jenis dan Cara Pengambilan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Karakteristik Responden
Karakteristik Keluarga Responden
Akses Informasi
Nilai
Nilai Pribadi
Nilai Sosial
Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian
Asuransi Jiwa
Faktor yang Memengaruhi Perencanaan Keuangan Keluarga
dalam Pembelian Asuransi Jiwa
PEMBAHASAN
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
vii
vii
vii
1
1
3
3
3
4
4
5
5
6
7
8
10
11
21
22
13
14
15
17
18
19
20
20
24
24
24
25
27
29
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data
deskriptif
Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan status dalam
keluarga
Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan usia
Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan lama pendidikan
Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan pekerjaan
Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, serta standar deviasi besar
keluarga dan pendapatan keluarga responden
Sebaran responden berdasarkan total jenis sumber informasi
yang di akses
Sebaran responden berdasarkan jenis sumber informasi yang paling
dipercaya
Sebaran responden berdasarkan skor total nilai
Urutan prioritas dimensi nilai berdasarkan rataan
Rataan sub-dimensi nilai pribadi
Rataan sub-dimensi nilai sosial
Rataan pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam pembelian
asuransi jiwa
Persentase pernyataan variabel perencanaan keuangan dalam
pembelian asuransi jiwa
Hasil uji regresi linier berganda faktor-faktor yang memengaruhi
perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa
7
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
18
19
19
20
DAFTAR GAMBAR
1
2
Kerangka pemikiran pengaruh nilai dan akses informasi terhadap
perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa
Kerangka pengambilan contoh
5
6
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
Reliabilitas dan validitas kuisioner
Statistik deskriptif variabel
Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan
Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan
Sebaran responden berdasarkan besar keluarga
Sebaran responden berdasarkan skor perencanaan keuangan dalam
pembelian asuransi jiwa
27
27
27
27
28
28
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan keuangan merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan
keuangan. Perencanaan keuangan merupakan hal yang penting dilakukan terutama
dalam menghadapi kebutuhan dan keinginan yang tidak pasti. Sebelum
melakukan suatu pembelian, merupakan hal yang penting untuk melakukan
perencanaan terlebih dahulu. Pengalokasian dana dan perencanaan baik secara
lisan, tulisan, ataupun ide baiknya dilakukan sebelum melakukan pembelian agar
keuangan keluarga dapat teratur dengan baik tanpa ada kerugian finansial baik
jangka pendek, menengah, ataupun dalam jangka panjang. Perencanaan keuangan
yang baik akan berguna pada jangka waktu yang panjang bahkan ketika keluarga
sudah tidak mendapatkan pendapatan tetap seperti sebelumnya. Warsono (2010)
menjelaskan tingkat literasi keuangan seseorang dapat dilihat dari sejauh mana
manajemen sumberdaya keuangan, penentuan sumber pembelanjaan, pengelolaan
risiko jiwa dan aset yang dimiliki, dan persiapan keamanan sumberdaya keuangan
di masa mendatang apabila sudah tidak bekerja (pensiun).
Risiko dapat timbul dalam berbagai peristiwa yang dialami oleh setiap
individu. Salah satu risiko yang cukup besar adalah kehilangan jiwa atau kematian
sehingga dapat mengakibatkan berbagai risiko lain yang sangat memengaruhi
kondisi anggota keluarga. Risiko kehilangan aset kekayaan dan jiwa berhubungan
dengan pengelolaan risiko jiwa dan aset yang dimiliki atau perencanaan risiko.
Selain itu, risiko hari tua juga merupakan salah satu masalah yang dapat menimpa
individu dan keluarga. Risiko hari tua erat kaitannya dengan masa pensiun dimana
seseorang sudah tidak produktif karena faktor usia. Kondisi seperti itu akan
menimbulkan ketidakstabilan keuangan pada keluarga.
Warsono (2010) juga menjelaskan bahwa dalam upaya menanggulangi
risiko kehilangan aset kekayaan dan jiwa dapat dilakukan dengan teknik asuransi
ataupun nonasuransi. Asuransi merupakan persiapan untuk menghadapi risiko dari
peristiwa masa depan. Namun, masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum
melakukan persiapan risiko masa depan tersebut khususnya dengan menggunakan
asuransi. Berdasarkan data yang diperoleh Sigma World Insurance in 2010 yang
dirilis oleh Swiss Re (2011) melaporkan bahwa Indonesia tergolong negara yang
terpuruk dalam upaya pelindungan atau proteksi terhadap jiwa manusia. Indonesia
menempati peringkat ke-11 dari 27 negara di Asia. Berdasarkan data Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK), rasio premi
industri asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan
IV tahun 2010 hanya 1.63 persen, sedangkan Thailand mencapai 3.5 persen,
Malaysia 4.5 persen, dan Singapura mencapai 6.5 persen1. Hal tersebut
membuktikan bahwa masih rendahnya tingkat kepemilikan asuransi serta
rendahnya kesadaran terhadap risiko pada masyarakat di Indonesia.
Secara khusus, risiko yang berkaitan dengan jiwa seperti hari tua, kematian,
serta risiko kehilangan aset kekayaan lebih dekat kaitannya dengan asuransi jiwa.
Asuransi jiwa adalah suatu bentuk kerjasama antara orang-orang yang ingin
menghindar atau mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian, risiko
1
http://nasional.kompas.com/read/2011/10/17/11211582/Mengenal.Asuransi
2
hari tua, ataupun risiko kecelakaan. Risiko tersebut dapat menimbulkan kesadaran
manusia untuk bekerjasama dengan pihak luar untuk menghindari atau minimal
mengurangi akibat dari risiko tersebut. Purba (1992) menjelaskan tujuan asuransi
jiwa antara lain melindungi masa depan, melindungi kehidupan manusia, dan
melindungi kebutuhan hidup. Asuransi jiwa merupakan salah satu jenis asuransi
yang cukup populer di kalangan masyarakat di Indonesia. Tahun 2010, nasabah
asuransi jiwa mencapai 16.75 juta pemegang polis dari jumlah penduduk yang
mencapai 237 juta jiwa. Data pada tahun 2011 menurut Bapepam - LK (non audit)
menunjukkan pertumbuhan premi sebesar 27 persen. Asuransi jiwa tumbuh 28.7
persen dan asuransi umum tumbuh 23.1 persen2. Berdasarkan data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan asuransi umum.
Perusahaan asuransi jiwa sekarang ini mulai mengembangkan pasarnya
dengan berbagai jenis program asuransi jiwa. Contohnya pada perusahaan
asuransi Manulife, jenis asuransi jiwa terbagi kedalam asuransi jiwa tradisional
dan asuransi jiwa plus investasi atau yang sering disebut unit link3. Asuransi jiwa
tradisional pada umumnya terdiri dari Term Life (berjangka) yang
pertanggungannya diberikan pada jangka waktu tertentu, Whole Life (seumur
hidup) yang memberikan perlindungan sampai akhir hidup, dan Endowment
(dwiguna) yang perlindungannya sampai akhir kontrak4. Endowment biasanya
berbentuk asuransi pendidikan atau dana pensiun dengan premi lebih besar dari
dua jenis asuransi jiwa tradisional sebelumnya4. Jenis asuransi jiwa selain asuransi
jiwa tradisional adala unit link. Unit link merupakan kombinasi antara
perlindungan asuransi jiwa dan investasi, biasanya target market unit link adalah
konsumen yang memiliki keuangan mapan dan memiliki keinginan untuk
meningkatkan aset melalui investasi sekaligus mendapatkan asuransi jiwa5.
Sudut pandang individu terhadap suatu barang dan jasa dapat diperoleh dari
isi informasi yang didapatkan serta sumber yang memberikan informasi mengenai
barang dan jasa tersebut. Sumarwan (2004) menjelaskan bahwa proses belajar
yang dilakukan konsumen timbul karena adanya stimulasi baik dari produk yang
ditawarkan, ataupun dari lingkungan yang memberi informasi terkait keuntungan
membeli suatu produk. Assael (1992) dalam Putri (2012) menjelaskan bahwa
pencarian informasi dapat melalui iklan, media massa, teman, saudara, tetangga,
ataupun orang tua. Yuliati, Retnaningsih, dan Aprilia (2012) dalam penelitiannya
membagi media menjadi media massa, media cetak, dan media elektronik, serta
kelompok acuan menjadi kelompok tenaga ahli atau pakar dan kelompok sosial
seperti keluarga dan teman. Keluarga juga tentunya memiliki paparan informasi
yang berbeda satu sama lain. Paparan informasi tersebut juga dapat membentuk
pola pikir yang berbeda sehingga membuat pandangan terhadap kepentingan
perencanaan keuangan juga akan berbeda.
Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh
seseorang atau suatu masyarakat. Nilai merupakan sebuah kepercayaan tentang
suatu hal, tidak hanya kepercayaan, tapi nilai adalah hal-hal yang dapat
2
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/18/94872/asuransi_indonesia_obat_krisisamerika_eropa
3
www.perlindungankeluarga.com/news/68-produk-asuransi-jiwa-manulife.html
4
www.perlindungankeluarga.com/news/2-asuransi-jiwa-tradisional.html
5
www.perlindungankeluarga.com/news/23-apa-itu-unit-link.html
3
mengarahkan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan budayanya dan memiliki
jumlah yang relatif sedikit (Sumarwan 2004). Individu yang berfokus kepada
nilai pribadi bisa jadi dipengaruhi oleh ketertarikan pribadi serta karakternya.
Kepribadian menurut Tabaeian et al. (2012) cenderung dipengaruhi oleh faktor
genetik dan sedikit dipengaruhi oleh lingkungan, kepribadian juga cenderung
dapat berubah ketika seorang individu beranjak dewasa. Individu yang berfokus
kepada nilai sosial ditunjukkan dengan perhatiannya kepada lingkungan sosialnya
serta dampak dari lingkungan sosial tersebut kepada kepercayaannya. Berdasarkan
Homer dan Kahle (1988) dalam teori adaptasi sosial, nilai merupakan tipe kognitif
sosial yang berfungsi memfasilitasi adaptasi dalam sebuah lingkungan.
Lingkungan dimana konsumen berada akan memengaruhi perilaku dalam
keputusan pembelian (Sutisna 2001). Schwartz (2009) menyatakan bahwa
terdapat dua dimensi dalam struktur nilai, yaitu nilai pribadi dan nilai sosial, yang
termasuk kedalam kategori nilai pribadi adalah Achievement, Power, Hedonism,
Stimulation, dan Self Direction. Nilai yang termasuk kedalam dimensi nilai sosial
adalah Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence (Schwartz
2009).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Pratiwi (2012) mengungkap bahwa nilai
keamanan adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap niat beli asuransi
jiwa. Fitriani, Sjabadhyni, dan Meinarno (2009) dalam penelitiannya membuat
urutan prioritas nilai berdasarkan dimensi nilai motivasional dan menunjukkan
bahwa kepatuhan, kebajikan, keamanan, pengarahan, dan keuniversalan
menempati urutan teratas. Nirmala (2002) dalam penelitiannya juga menjelaskan
bahwa salah satu sumber informasi, yaitu iklan atau sales asuransi jiwa memiliki
hubungan signifikan dengan keikutsertaan responden dalam asuransi jiwa.
Beberapa penelitian tersebut menunjukkan variabel yang dapat memengaruhi
pembelian asuransi jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan
keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.
Tujuan
Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa asuransi jiwa.
Tujuan Khusus
1.
2.
3.
Menganalisis nilai yang terdiri dari nilai pibadi dan nilai sosial yang dianut
oleh responden serta membuat urutan prioritas berdasarkan dimensi nilai
Menganalisis akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber informasi
yang diakses dan sumber informasi yang paling dipercaya oleh responden
Menganalisis pengaruh nilai dan akses informasi terhadap perencanaan
keuangan
keluarga
dalam
pembelian
asuransi
jiwa
4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yang berminat yang terkait dengan penelitian pengaruh nilai dan akses
informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi
jiwa, serta bagi beberapa pihak di bawah ini:
1.
Bagi pemerintah, penelitian dapat bermanfaat sebagai langkah dalam
peningkatan kesadaran masyarakat dalam membagi risiko dengan
perusahaan asuransi jiwa.
2.
Bagi perusahaan asuransi jiwa, penelitian dapat dijadikan untuk bahan
pemasaran dengan mengefektifkan sumber informasi bagi pemasaran
produk yang ditawarkan.
3.
Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
informasi tambahan mengenai asuransi jiwa dan perencanaan keuangan.
4.
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu bagi
institusi pendidikan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Indonesia tergolong kedalam negara yang terpuruk dalam upaya
perlindungan terhadap jiwa manusia (Swiss Re 2011). Kepemilikan asuransi jiwa
di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, asuransi jiwa penting dimiliki
untuk menanggulangi atau meminimalkan kerugian yang timbul akibat adanya
risiko kehilangan jiwa, kehilangan aset, serta risiko hari tua yang dapat menimpa
semua kalangan masyarakat. Perlindungan merupakan salah satu bagian dari
perencanaan keuangan dalam manajemen sumberdaya keluarga menurut Deacon
dan Firebaugh (1988). Sebelum memutuskan membeli atau tidak membeli
asuransi jiwa, keluarga yang memiliki manajemen keuangan yang baik tentunya
akan melakukan sebuah perencanaan keuangan terlebih dahulu.
Perencanaan dalam keluarga tentu didasari dengan input berupa demands,
goals, events, dan resources (Deacon & Firebaugh 1988). Input yang dimiliki
keluarga dapat berupa nilai, tujuan dari hal-hal yang ingin dicapai, standar,
permintaan dari lingkungan sekitar, dan sumberdaya baik yang berasal dari
internal ataupun eksternal keluarga (Deacon & Firebaugh 1988). Pendidikan dan
pendapatan merupakan salah satu sumberdaya yang dimiliki manusia. Input lain
yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, status pekerjaan, dan
besar keluarga.
Akses informasi juga termasuk kedalam input dalam pembentukan suatu
perencanaan, karena akses informasi yang berbeda pada individu akan membuat
output yang juga berbeda. Akses informasi yang terdiri dari jumlah sumber
informasi tentang asuransi jiwa serta sumber informasi paling dipercaya diduga
memiliki pengaruh terhadap perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi
jiwa. Diduga semakin banyak individu terpapar informasi dari sumber informasi
yang beragam maka akan semakin baik juga perencanaan keuangan dalam
pembelian asuransi jiwanya. Selain itu, sumber informasi yang paling dipercaya
5
responden juga diduga memengaruhi pandangan serta pada akhirnya akan
emmengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.
Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa diduga dapat
dipengaruhi oleh nilai sebagai pembentuk sebuah perilaku. Nilai yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tipe nilai pribadi dan sosial (Schwartz 2009). Nilai
pribadi merupakan nilai yang fokus kepada hal-hal yang berkaitan kepada dirinya
sendiri seperti bagaimana dirinya menjadi orang yang memiliki kekuatan ataupun
pencapaian prestasi diri. Sisi nilai sosial salah satunya adalah penggunaan
asuransi jiwa sebagai sarana yang dapat digunakan individu untuk melindungi
keluarganya dari ketidakpastian masa depan. Penggunaan asuransi jiwa
berdasarkan pertimbangan nilai-nilai yang berkaitan dengan lingkungannya
merupakan nilai sosial.
Karakteristik
individu:
Jenis kelamin
Usia
Lama pendidikan
Status pekerjaan
Karakteristik
keluarga:
Besar keluarga
Pendapatan
keluarga
Perencanaan
keuangan pembelian
asuransi jiwa
Akses Informasi:
Jumlah sumber
informasi
Sumber informasi
paling dipercaya
Nilai :
Nilai pribadi
Nilai sosial
Gambar 1 Kerangka pemikiran pengaruh nilai dan akses informasi terhadap
perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
METODE
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah crosssectional study. Penelitian dilakukan di Kelurahan Kebon Pedes. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan dengan metode purposive dengan kriteria lokasi merupakan
kelurahan dengan jumlah keluarga sejahtera II, III, dan III plus terbanyak di
Kecamatan Tanah Sareal. Kecamatan Tanah Sareal di pilih berdasarkan data BPS
6
2012 yang menunjukkan bahwa kecamatan tersebut merupakan salah satu
kecamatan dengan jumlah keluarga sejahtera terbanyak di Kota Bogor.
Pengambilan data dilakukan bulan April 2013.
Teknik Penarikan Contoh
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah keluarga dengan
pengeluaran lebih dari sama dengan Rp2 000 000 di Kelurahan Kebon Pedes,
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Penarikan contoh dilakukan dengan
kerangka pengambilan contoh seperti berikut:
KOTA BOGOR
Kecamatan Tanah Sareal
purposive
Kelurahan Kebon Pedes
Populasi 507 Keluarga
Contoh 84 Keluarga
Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kelurahan Kebon Pedes dalam
bentuk Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012, terdapat 507
keluarga (N) yang sesuai dengan kriteria penelitian. Mengingat jumlah populasi
sudah diketahui, maka itu untuk mengetahui jumlah contoh digunakan rumus
Slovin, yaitu:
n
Keterangan:
n
N
e
: Jumlah sampel
: Jumlah populasi
: Nilai kritis (batas ketelitian karena kesalahan pengambilan
populasi yang ditetapkan sebesar 10%)
Jumlah contoh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nilai
error sebesar 10% sehingga diperoleh nilai:
n
7
Berdasarkan rumus Slovin didapatkan jumlah contoh yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 84 keluarga. Pengambilan contoh dilakukan dengan cara
simple random sampling dengan mengambil acak 84 keluarga dari total populasi
sebanyak 507 keluarga. Responden dari penelitian ini sebanyak 84 orang yang
mewakili 84 keluarga sebagai contoh dan merupakan pembuat perencanaan
keuangan dalam keluarga.
Jenis dan Cara Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan alat bantu
kuisioner yang berisi variabel-variabel yang akan diteliti. Sementara itu, data
sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian, data kesejahteraan keluarga
Kota Bogor, Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012, data
penduduk lokasi penelitian, dan data terkait asuransi yang diperoleh dari lembagalembaga tertentu, buku, internet, dan sumber lain yang dapat dipercaya.
Tabel 1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif
Variabel
Karakteristik Responden dan
Keluarga Responden
Jenis kelamin
Skala Data
Kuisioner
Nominal
Usia
Rasio
Lama pendidikan
Rasio
Jenis pekerjaan
Nominal
Besar keluarga (tinggal dalam satu
rumah)
Rasio
Pendapatan keluarga
Rasio
Penyajian Data Deskriptif
Laki-Laki
Perempuan
Dewasa Awal (19-24 tahun)
Dewasa Madya (25-35 tahun)
Separuh Baya (36-50 tahun)
Tua (51-65 tahun)
Lanjut Usia (di atas 65)
(Sumarwan 2004)
0-9 tahun
9.1-12 tahun
>12 tahun
PNS
Pegawai Swasta
TNI/Polri
BUMN
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga (IRT)
Lain-lain (pensiun dan tidak
bekerja)
Keluarga Kecil (≤4 Orang)
Keluarga Sedang (5 – 6 Orang)
Keluarga Besar (≥7 Orang)
1 000 000 – 2 000 000
2 000 001 – 3 000 000
3 000 001 – 5 000 000
5 000 001 – 10 000 000
> 10 000 000
(Kementrian Dalam Negeri 2011)
8
Tabel 1 Variabel yang diukur, skala data kuisioner, dan penyajian data deskriptif
(lanjutan)
Skala Data
Kuisioner
Variabel
Akses Informasi
Jumlah sumber informasi tentang
asuransi jiwa
Nominal
Sumber Informasi paling dipercaya
Nominal
Nilai
Ordinal
Perencanaan Keuangan
Keluarga dalam Pembelian
Asuransi Jiwa
Ordinal
Penyajian Data Deskriptif
0 sumber
1-3 sumber
4-6 sumber
7-10 sumber
Tidak mendapat informasi dari
sumber manapun
Televisi
Radio
Majalah
Koran/tabloid
Pamflet/leaflet
Poster
Internet
Agen asuransi jiwa
Keluarga
Teman/tetangga
Rendah (30-60)
Sedang (61-90)
Tinggi (91-120)
Rendah (1-2)
Sedang (2.1-3)
Tinggi (3.1-4)
Kuisioner perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
dan nilai yang digunakan dalam penelitian ini sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Kuisioner perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0.519 dan validitas tertera pada Lampiran 1.
Kuisioner nilai juga dikembangkan berdasarkan dimensi nilai Schwartz (2009)
dan dimodifikasi sesuai dengan variabel penelitian. Kuisioner nilai memiliki
reliabilitas sebesar 0.859 dan nilai validitas tertera pada Lampiran 1.
Pengolahan dan Analisis Data
Semua data yang diperoleh diolah melalui proses pengeditan, pengodean,
penilaian, pemasukan data, dan analisis. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif
menggambarkan data yang berbentuk kualitatif dijelaskan secara kuantitatif.
Analisis data inferensia yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
reliabilitas, uji validitas, uji korelasi untuk melihat hubungan antar-variabel
sebelum dilakukan uji regresi berganda, dan uji regresi berganda untuk melihat
faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi
jiwa.
Data mengenai karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, lama
pendidikan, dan status pekerjaan, sedangkan karakteristik keluarga meliputi besar
keluarga dan pendapatan keluarga. Data tersebut dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan tabel frekuensi sesuai dengan kategori penyajian data
deskriptif (Tabel 1). Akses informasi terdiri dari sub-variabel jumlah sumber
9
informasi yang diakses responden dan sumber informasi yang paling dipercaya
oleh responden. Pada penyajian data deskriptif, jumlah sumber informasi yang
didapatkan oleh responden dikategorikan menjadi 4 kategori (tidak mendapatkan
informasi dari sumber manapun, mendapatkan informasi dari 1 sampai 3 sumber,
mendapatkan informasi dari 4 sampai 6 sumber, dan mendapatkan informasi dari
7 sampai 10 sumber). Nilai pada penelitian ini menggunakan dimensi Schwartz
(2009) yang dikembangkan menjadi kuisioner. Berdasarkan Schwartz (2009) nilai
dibagi menjadi nilai pribadi dan nilai sosial, yang termasuk kedalam kategori nilai
pribadi adalah Achievement, Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction,
sedangkan nilai yang termasuk kedalam dimensi nilai sosial adalah Security,
Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence. Penilaian mengunakan
skala Likert 1 sampai 4 (1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat
setuju). Variabel perencanaan keuangan diolah secara deksriptif dengan
menguraikan jawaban menggunakan penilaian Likert 1 sampai 4 (1=sangat tidak
setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, 4=sangat setuju). Hasil penjumlahan skor pada
variabel nilai dan jumlah sumber informasi yang diakses responden dikategorikan
secara deskriptif menjadi tiga kelompok. Rentang skor berdasarkan sebaran skor
dari setiap kuisioner dan menggunakan persamaan interval kelas untuk
pengelompokkannya. Penentuan kelas interval dilakukan dengan rumus berikut
(Umar 2003 dalam Ardiansyah 2011).
Interval Kelas (i) = Nilai tertinggi (NT) – Nilai terendah (NR)
Jumlah kelas
Penilaian variabel perencanaan keuangan dalam analisis deskriptif juga
dilihat rataannya menggunakan interval kelas dengan membagi rata-rata skor perpernyataan kedalam tiga kelas. Rataan skor per-pernyataan didapat dengan cara
membagi total skor per-pernyataan dengan jumlah responden. Setelah itu
dilakukan klasifikasi berdasarkan interval kelas yaitu rendah (1-2), sedang (2.1-3),
dan tinggi (3.1-4).
Penilaian variabel nilai juga dilakukan dengan mengurutkan sepuluh
dimensi nilai dari yang tertinggi sampai dimensi nilai terrendah yang dianut oleh
responden berdasarkan rataan. Nilai diurutkan berdasarkan rataan dimensi nilai.
Rataan dimensi nilai diperoleh dari membagi skor total nilai (berdasarkan
penilaian Likert) per dimensi dengan jumlah item pernyataan per dimensi.
Klasifikasi rataan nilai menggunakan interval kelas yaitu tidak penting (1-2),
cukup penting (2.1-3), dan penting (3.1-4). Setiap dimensi nilai memiliki jumlah
pernyataan yang berbeda. Jumlah item pernyataan tipe nilai pribadi dimensi
Achievement adalah tiga buah, Power tiga buah pernyataan, Hedonism dua buah
pernyataan, Stimulation tiga buah pernyataan, dan Self Direction tiga buah
pernyataan Dimensi pada tipe nilai sosial antara lain Security memiliki dua buah
penyataan, Conformity memiliki dua buah pernyataan, Tradition tiga buah
pernyataan, Universalism dua buah pernyataan, dan Benevolence memiliki lima
buah pernyataan. Pernyataan tersebut dikembangkan berdasarkan sub-dimensi
nilai menurut Schwartz (2009).
10
Definisi Operasional
Asuransi jiwa adalah jenis dari asuransi yang memberikan perlindungan terhadap
jiwa dan tanggungan kepada pihak tertanggung sesuai dengan premi yang
dibayarkan dan polis yang disetujui.
Akses informasi adalah terdiri dari jumlah sumber informasi tentang asuransi
jiwa yang didapatkan responden dan sumber informasi yang paling
responden percaya dalam pemberian informasi tentang asuransi jiwa.
Sumber informasi dapat berupa agen asuransi jiwa dan selain agen asuransi
jiwa (iklan televisi, poster, pamflet, radio, majalah, koran atau tabloid,
internet, keluarga, dan teman atau tetangga)
Nilai adalah suatu keyakinan yang dimiliki contoh dan dapat memengaruhi
perilaku contoh. Struktur nilai menurut Schwartz (2009) terbagi kedalam
nilai yang berfokus kepada dirinya sendiri (nilai pribadi) serta nilai yang
berfokus kepada lingkungan serta hubungan individu tersebut dengan
lingkungannya (nilai sosial).
Nilai pribadi adalah nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap
pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh
ketertarikan pribadi serta
karakternya. Nilai yang dimiliki oleh individu yang berada pada kategori ini
adalah Achievement dan Power, Hedonism, Stimulation, dan Self Direction.
Power adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang menekankan pencapaian status
sosial atau kedudukan, penguasaan atau pengendalian atau dominasi
terhadap orang lain atau sumber daya manusia (Hidayat 2011). Dimensi
Power terdiri dari Preserving Public Image, Social Power, dan Authority.
Hedonism adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang mengarah pada kebutuhan
untuk mencari kesenangan yang memuaskan khususnya yang bersifat
inderawi atau fisik (Hidayat 2011). Dimensi Hedonism terdiri dari Pleasure
dan Enjoying Life.
Achievement adalah salah satu dimensi nilai pribadi yang mengarah pada
kesuksesan pribadi dengan menunjukkan kompetensi berdasarkan standar
sosial yang berlaku (Hidayat 2011). Dimensi Achievement terdiri dari
Ambitious, Influential, Successfull, dan Capable.
Stimulation adalah dimensi nilai pribadi yang mementingkan kebutuhan biologis
untuk mencari ketegangan, yang biasanya muncul dalam bentuk perilaku
mencari kesenangan baru, mencari tantangan untuk memperoleh variasi
dalam hidup sehingga hidupnya menjadi lebih menggairahkan (Hidayat
2011). Dimensi Stimulation terdiri dari Exciting in Life, Varied Life, dan
Daring.
Self-direction adalah dimensi nilai pribadi yang mementingkan pemikiran dan
tindakan bebas dalam memilih, menciptakan, mengeksplorasi atau
menjelajah, mengambil keputusan sendiri, senang memilih kegiatankegiatan untuk dirinya sendiri, memiliki rasa ingin tahu, memilih tujuan
hidupnya sendiri (Hidayat 2011). Dimensi Self Direction terdiri dari
Privacy, Curious, Choosing Own Goal, dan Independent.
Nilai sosial adalah nilai yang dimiliki karena individu berfokus kepada
perhatiannya kepada lingkungan sosialnya serta dampak dari lingkungan
sosial tersebut kepada kepercayaannya. Nilai yang dimiliki oleh individu
11
yang berada pada kategori ini adalah Security, Conformity, Tradition,
Universalism, dan Benevolence.
Universalism adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan kepada
pengertian, penghargaan, toleransi, dan perlindungan demi kesejahteraan
semua orang dan alam (Hidayat 2011). Dimensi Universalism terdiri dari
sub dimensi Wisdom dan Protect Environtment.
Benevolence adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan pada
perhatian kepada kesejahteraan orang lain yang sering berhubungan dengan
diri, orang-orang yang dekat dengan diri (Hidayat 2011). Dimensi
Benevolence terdiri dari sub dimensi Spiritual Life, Loyal, Helpfull,
Responsible, dan Meaning in Life.
Tradition adalah salah satu dimensi nilai sosial nilai mengutamakan penerimaan
adat istiadat, melakukan sesuatu berdasarkan kebiasaan yang telah lama
dijalankan, dan ide bahwa budaya atau agama memengaruhi individu
(Hidayat 2011). Dimensi Tradition terdiri dari sub dimensi Devout,
Detachment, dan Humble.
Conformity adalah salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan pada
pengendalian perilaku agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya, tidak terlalu menonjol, berbaur dengan lingkungan sosial, serta
tidak mengganggu orang lain maupun melanggar harapan sosial atau norma
yang ada (Hidayat 2011). Dimensi Conformity terdiri dari sub dimensi
Obedient dan Self Discipline.
Security adalah salah satu dimensi nilai sosial individu yang lebih mengutamakan
keamanan, keselarasan, dan stabilitas sosial, stabilitas persahabatan, dan
stabilitas diri (Hidayat 2011). Dimensi Security terdiri dari sub dimensi
Family Security dan Healthy.
Perencanaan keuangan adalah salah satu proses mencapai tujuan keuangan yang
tepat untuk menghadapi ketidakpastian masa depan. Perencanaan keuangan
dapat berupa menabung, persiapan masa pensiun, mengatur pengeluaran
keluarga dengan rutin, investasi, serta membeli asuransi.
Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa adalah kegiatan
individu melakukan suatu perencanaan untuk membeli asuransi jiwa dengan
cara pengalokasian atau rencana yang bisa dalam bentuk lisan, tulisan,
ataupun ide. Perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa ini
dilakukan dengan memperhitungkan risiko kematian, risiko kehilangan aset
kekayaan, dan risiko hari tua lalu berencana dan mengalokasikan sumber
daya untuk membeli asuransi jiwa untuk menanggulangi atau
meminimalkan risiko tersebut.
HASIL
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor memiliki luas daerah 18.84 km 2
dengan jumlah penduduk pada tahun 2011 sebanyak 195 742 jiwa. Kecamatan
Tanah Sareal, Kota Bogor memiliki sebelas kelurahan, yaitu Kedung Waringin,
Kedung Jaya, Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kedung Badak, Sukaresmi,
12
Sukadamai, Cibadak, Kayu Manis, Mekar Wangi, dan Kencana. Kecamatan
Tanah Sareal memiliki 15 905 keluarga pada kategori keluarga sejahtera (KS II,
KS III, dan KS III plus). Kecamatan Tanah Sareal merupakan salah satu daerah
dengan kategori keluarga sejahtera terbanyak di Kota Bogor dengan jumlah 38
679 keluarga. Selain itu, lokasi Kecamatan Tanah Sareal juga hanya ±2 km dari
pusat kota6 dan terdapat beberapa perusahaan asuransi yang berkantor di wilayah
Kecamatan Tanah Sareal.
Kelurahan Kebon Pedes merupakan kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal
yang memiliki jumlah keluarga sejahtera terbanyak yaitu sebanyak 6 658
keluarga. Jumlah keluarga sejahtera pada Kelurahan Kebon Pedes didominasi oleh
keluarga sejahtera II dengan jumlah 5 164 keluarga. Selain itu, jumlah keluarga
sejahtera III dan III plus di Kelurahan Kebon Pedes masing-masing sebesr 1 208
dan 286 keluarga. Kelurahan Kebon Pedes terbagi dalam 74 RT dan 13 RW
dengan luas daerah 1.04 km2. Jumlah penduduk di Kelurahan Kebon Pedes
menurut BPS 2012 adalah 21 528 KK. Data Dasar Keluarga dari Kelurahan
Kebon Pedes mencatat bahwa sebanyak 507 KK memiliki pengeluaran lebih dari
dan sama dengan Rp2 000 000 per bulan dan tersebar di 13 RW.
Karakteristik Responden
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 84 orang. Responden terdiri
dari kepala keluarga dan istri. Kepala keluarga yang menjadi responden dalam
penelitian ini sebesar 57.1 persen, sedangkan responden yang berstatus istri
sebanyak 42.9 persen. Lebih dari separuh responden penelitian ini berjenis
kelamin laki-laki, sedangkan sebesar 45.2 persen responden berjenis kelamin
perempuan.
Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dan status dalam keluarga
Usia
Laki-laki
Perempuan
Total
Kepala Keluarga
n
%
46
54.8
2
2.4
48
57.1
Istri
n
0
36
36
Total
%
0.0
42.9
42.9
n
46
38
84
%
54.8
45.2
100.0
Tabel 2 menjelaskan bahwa terdapat 54.8 persen responden berstatus kepala
keluarga yang berjenis kelamin laki-laki, sedangkan responden berstatus kepala
keluarga yang berjenis kelamin perempuan sebesar 2.4 persen. Kepala keluarga
yang berjenis kelamin perempuan terdiri dari perempuan yang sudah tidak
memiliki suami dan belum menikah. Berdasarkan Lampiran 2, rata-rata usia
responden adalah 46.74 tahun atau termasuk kedalam usia separuh baya. Usia
responden yang paling muda adalah 24 tahun (dewasa awal) dan yang paling tua
75 tahun (lanjut usia). Responden pada umumnya menempuh pendidikan selama
9.1 sampai 12 tahun atau setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain
itu, 31.0 persen dari keseluruhan responden bekerja sebagai wiraswasta dan 26.2
persen responden merupakan Ibu Rumah Tangga (IRT) (Lampiran 4).
6
http://profilwilayah.kotabogor.co.id/index.php/kelurahan-kebon-pedes
13
Karakteristik Keluarga Responden
Berdasarkan usia, sebesar 39.3 persen kepala keluarga berusia tua (51
sampai 65 tahun), sedangkan sebesar 42.5 persen istri berusia separuh baya (36
sampai 50 tahun). Kepala keluarga rata-rata berusia 48 tahun, sedangkan
responden yang berstatus istri rata-rata berusia 44.69 tahun (Lampiran 2). Hal
tersebut menunjukkan bahwa baik kepala keluarga maupun istri memiliki rata-rata
usia pada kelompok usia separuh baya.
Tabel 3 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan usia
Kepala Keluarga*
n
%
0
0.0
15
17.93
31
36.9
33
39.3
5
6.0
84
100.0
Usia
Dewasa Awal (19 – 24)
Dewasa Madya (25 – 35)
Separuh Baya (36 – 50)
Tua (51 – 65)
Lanjut Usia (Di Atas 65)
Total
Istri
n
1
19
34
24
2
80
%
1.25
23.75
42.5
30.0
2.5
100.0
Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
yang tidak memiliki suami
Lama pendidikan merupakan latar belakang pendidikan atau pendidikan
terakhir yang sudah dinyatakan lulus, diukur dengan jumlah tahun pendidikan
yang sudah ditempuh. Misalnya lulusan SD (6 tahun), lulusan SMP (9 tahun),
lulusan SMA (12 tahun), dan seterusnya (Yanti 2013). Hampir separuh kepala
keluarga menempuh pendidikan selama 9.1 sampai 12 tahun. Sama halnya dengan
kepala keluarga, sebesar 41.3 persen istri menempuh pendidikan selama 9.1
sampai 12 tahun. Lama pendidikan 9.1 sampai 12 tahun setara dengan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tabel 4 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan lama pendidikan
Lama Pendidikan
0-9 Tahun
9.1-12 Tahun
>12 Tahun
Total
Kepala Keluarga*
n
7
40
37
84
Istri
%
8.3
47.6
44.0
100.0
n
19
33
28
80
%
23.8
41.3
35
100.0
Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
yang tidak memiliki suami
Sebesar 34.5 persen kepala keluarga bekerja sebagai wiraswasta dan sebesar
25 persen bekerja sebagai pegawai swasta. Selain itu, pada istri lebih dari
separuhnya adalah ibu rumah tangga (IRT), sedangkan 22.5 persen lainnya
bekerja sebagai wiraswasta.
14
Tabel 5 Sebaran kepala keluarga dan istri berdasarkan pekerjaan
Kepala
Keluarga*
n
%
10
11.9
21
25.0
2
2.4
9
10.7
29
34.5
0
0.0
13
15.5
84
100.0
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Swasta
TNI/POLRI
BUMN
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
Lainnya (pensiunan dan tidak bekerja)
Total
Istri
n
9
8
0
1
18
42
2
80
%
11.3
10.0
0.0
1.3
22.5
52.5
2.5
100.0
Keterangan:*) terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
yang tidak memiliki suami
Besar keluarga responden rata-rata sebanyak empat orang. Lebih dari
separuh responden memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari sama dengan
empat orang dan tidak ada satupun responden yang memiliki jumlah keluarga
lebih dari tujuh orang (Lampiran 5). Anggota keluarga responden paling sedikit
adalah satu orang dan paling banyak adalah 6 orang. Berdasarkan pendapatan
keluarga, rata-rata pendapatan keluarga responden adalah Rp6 410 000 dengan
minimal pendapatan keluarga sebesar Rp2 000 000 dan maksimal pendapatan
keluarga sebesar Rp28 000 000.
Tabel 6 Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, serta standar deviasi besar
keluarga dan pendapatan keluarga responden
Variabel
Besar Keluarga
Pendapatan Keluarga
Minimal
1
2 000 000
Maksimal
6
28 000 000
Rataan
4.08
6 410 119.05
SD
1.19
4 217 023.81
Akses Informasi
Total sumber informasi yang didapatkan responden adalah banyaknya
sumber yang telah memberikan berbagai informasi mengenai asuransi jiwa
kepada responden. Sumber informasi tersebut antara lain televisi, radio, majalah,
koran/tabloid, pamflet/leaflet, poster, internet, agen asuransi jiwa, keluarga, dan
teman/tetangga. Namun, responden juga bisa jadi tidak mendapatkan informasi
sama sekali dari sumber-sumber yang telah disebutkan. Berdasarkan Tabel 7,
responden yang sama sekali tidak mendapatkan informasi dari sepuluh sumber di
atas sebanyak 9.5 persen, sedangkan responden yang mendapatkan informasi dari
sumber-sumber di atas sebanyak 90.5 persen. Lebih dari separuh responden
mendapatkan informasi dari 1 sampai 3 sumber. Responden yang mendapatkan
informasi dari 4 sampai 6 sumber sebanyak 17.9 persen, sedangkan responden
yang mendapatkan informasi dari 7 sampai 10 sumber hanya satu dari 84
responden atau sebanyak 1.2 persen. Maksimal sumber yang diakses responden
adalah sebanyak 9 sumber (Lampiran 2).
15
Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan total jenis sumber informasi yang di
akses
Jenis Sumber Informasi
0 Sumber
1-3 Sumber
4-6 Sumber
7-10 Sumber
Total
n
8
60
15
1
84
%
9.5
71.4
17.9
1.2
100.0
Sumber informasi paling dipercaya adalah satu dari sepuluh sumber
informasi (televisi, radio, majalah, koran/tabloid, pamflet/leaflet, poster, internet,
agen asuransi jiwa, keluarga, dan teman/tetangga) yang paling dipercaya
responden dalam memberikan informasi mengenai asuransi jiwa. Berdasarkan
Tabel 8, lebih dari separuh responden percaya pada agen asuransi jiwa sebagai
sumber dalam memberikan informasi mengenai asuransi jiwa. Sumber informasi
lain yang cukup dipercaya oleh responden adalah teman/tetangga dengan
persentase sebesar 16.7 persen. Keluarga dan televisi juga dipercaya oleh masingmasing 6 persen dan 4.8 persen responden dalam pemberian informasi mengenai
asuransi jiwa. Koran/tabloid, pamflet/leaflet, dan internet dipercaya oleh masingmasing satu orang responden atau 1.2 persen dari total responden. Selain itu, tidak
ada satupun responden yang percaya pada sumber informasi radio, majalah, dan
poster.
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan jenis sumber informasi yang paling
dipercaya
Sumber Informasi
Tidak Mendapat Informasi dari Sumber Manapun
Televisi
Radio
Majalah
Koran/Tabloid
Pamflet/Leaflet
Poster
Internet
Agen Asuransi Jiwa
Keluarga
Teman/Tetangga
Total
n
8
4
0
0
1
1
0
1
50
5
14
84
%
9.5
4.8
0.0
0.0
1.2
1.2
0.0
1.2
59.5
6.0
16.7
100.0
Nilai
Nilai merupakan sebuah kepercayaan tentang suatu hal, tidak hanya
kepercayaan, tapi nilai adalah hal-hal yang dapat mengarahkan seseorang untuk
berperilaku sesuai dengan budayanya dan memiliki jumlah yang relatif sedikit
(Sumarwan 2004). Nilai dalam penelitian ini adalah hal-hal yang dapat
mengarahkan perilaku individu serta kepercayaannya dalam membuat suatu
pandangan mengenai asuransi jiwa. Berdasarkan Tabel 9, sebagian besar
responden memiliki skor nilai 61 sampai 90 yang berada pada kategori sedang.
Selain itu, responden yang memiliki nilai rendah dan tinggi memiliki persentase
yang
sama
yaitu
masing-masing
sebesar
3.6
persen.
16
Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan skor total nilai
Nilai
Rendah (30-60)
Sedang (61-90)
Tinggi (91-120)
Total
n
3
78
3
84
%
3.6
92.9
3.6
100.0
Nilai menurut Schwartz (2009) terdiri dari nilai pribadi dan nilai sosial.
Menurut Schwartz (2009), nilai pribadi terdiri dari dimensi Achievement, Power,
Hedonism, Stimulation, dan Self Direction, sedangkan nilai sosial terdiri dari
dimensi Security, Conformity, Tradition, Universalism, dan Benevolence. Dimensi
nilai yang paling menonjol pada perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi
jiwa dapat dilihat dengan mengurutkan nilai per dimensi. Berdasarkan
perhitungan rataan dimensi nilai, didapatkan gambaran prioritas dimensi nilai
pada Tabel 10.
Tabel 10 Urutan prioritas dimensi nilai berdasarkan rataan
Dimensi Nilai
Universalism
Security
Hedonism
Tradition
Self Direction
Benevolence
Power
Conformity
Achievement
Stimulation
Rataan
2.96
2.85
2.83
2.76
2.73
2.70
2.53
2,44
2.39
2.34
Berdasarkan Tabel 10, seluruh dimensi nilai berada pada kategori cukup
penting (2.1-3) yang berarti bahwa responden cukup mementingkan seluruh
dimensi nilai untuk melakukan perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa. Namun, berdasarkan urutan terlihat bahwa lima dimensi yang
memiliki rataan tertinggi berasal dari tiga dimensi nilai sosial dan dua dimensi
nilai pribadi. Dimensi Universalism (2.96) merupakan dimensi nilai yang
memiliki rataan paling tinggi. Dimensi Universalism adalah nilai yang
menekankan kepada pengertian, penghargaan, toleransi, dan perlindungan demi
kesejahteraan semua orang dan alam. Dimensi Universalism merupakan salah satu
dimensi dari tipe nilai pribadi. Selain itu, dimensi Security (2.85) juga memiliki
rataan tertinggi kedua setelah dimensi Universalism. Dimensi Security merupakan
salah satu dimensi nilai sosial yang menekankan kepada keamanan, keselarasan,
dan stabilitas sosial, stabilitas persahabatan, dan stabilitas diri. Dimensi nilai yang
menempati urutan ketiga adalah Hedonism (2.83) yang merupakan salah satu
dimensi dari nilai pribadi. Hedonism merupakan nilai yang menekankan kepada
kebutuhan untuk mencari kesenangan yang memuaskan khususnya yang bersifat
inderawi atau fisik. Dimensi Tradition (2.76) dalam gambaran prioritas tipe nilai
menduduki urutan keempat. Tradition merupakan salah satu dimensi dari tipe
nilai sosial. Tradition merupakan nilai yang menekankan kepada penerimaan adat
istiadat, melakukan sesuatu berdasarkan kebiasaan yang telah lama dijalankan,
dan ide bahwa budaya atau agama memengaruhi individu. Dimensi yang
17
menduduki peringkat kelima adalah dimensi Self Direction (2.73) yang berasal
dari tipe nilai pribadi. Self Direction merupakan nilai yang memiliki penekanan
dalam mementingkan pemikiran dan tindakan bebas dalam memilih, menciptakan,
mengeksplorasi atau menjelajah, mengambil keputusan sendiri, senang memilih
kegiatan-kegiatan untuk dirinya sendiri, memiliki rasa ingin tahu, dan memilih
tujuan hidupnya sendiri. Selain itu, dimensi yang menempati urutan lima terbawah
adalah dimensi Benevolence (2.70), Power (2.53), dan Achievement (2.39) yang
berasal dari tipe nilai pribadi serta Conformity (2.44) dan Stimulation (2.34) yang
berasal dari tipe nilai sosial.
Nilai Pribadi
Nilai pribadi adalah nilai yang dimiliki individu karena fokus terhadap
pribadinya sendiri dan dipengaruhi oleh ketertarikan individu serta karakternya
(Schwartz 2009). Terdapat lima dimensi nilai pada tipe nilai pribadi, dimensi nilai
tersebut memiliki sub-dimensi yang selanjutnya dikembangkan kedalam
pernyataan seperti pada Tabel 11.
Tabel 11 Rataan sub-dimensi nilai pribadi
No.
Sub-Dimensi
Power
1
Menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan (Preserving Public Image)
2
Memiliki pengaruh terhadap l