Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, PERSEPSI MANFAAT, DAN
AKSES INFORMASI TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN
KELUARGA DALAM PEMBELIAN ASURANSI JIWA

NURUL HUDA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Persepsi
Risiko, Persepsi Manfaat, dan Akses Informasi terhadap Perencanaan Keuangan
Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa adalah benar karya saya dengan arahan
dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Nurul Huda
NIM I24090062

ABSTRAK
NURUL HUDA. Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, dan Akses
Informasi terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi
Jiwa. Dibimbing oleh LILIK NOOR YULIATI dan IRNI RAHMAYANI JOHAN.
Ketidakpastian seperti kecelakaan, kematian, dan cacat fisik dapat
memengaruhi kehidupan manusia, namun pada dasarnya dampak dari kerugian
yang mungkin terjadi dapat diminimalkan. Asuransi jiwa merupakan salah satu
bentuk manajemen keuangan untuk mengurangi dampak kerugian tersebut, namun
partisipasi masyarakat Indonesia dalam asuransi jiwa cenderung tergolong rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persepsi risiko, persepsi
manfaat, dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam
pembelian asuransi jiwa. Contoh dalam penelitian adalah 84 keluarga menengah
ke atas di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor dan
dipilih dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh persepsi manfaat terhadap perencanaan keuangan
keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.
Kata kunci:

akses informasi, perencanaan keuangan, persepsi manfaat, persepsi
risiko

ABSTRACT
NURUL HUDA. The Effect of Perceived Risk, Percevied Benefit, and
Information Access towards Family Financial Planning in Purchasing Life
Insurance. Supervised by LILIK NOOR YULIATI and IRNI RAHMAYANI
JOHAN.
The uncertainties such as accident, death, and physical disability could
disadvantageously affect humans’ livings; nevertheless those possible losses could
be minimized. Life insurance is one of the financial planning forms that aiming to
minimize the damage caused by the losses; however the citizens of Indonesia tend
to have low participation in life insurance. The goal of this research was to
analyze the influence of perceived risk, perceived benefit, and information access
towards family financial planning in purchasing life insurance. The samples of
this study were chosen by simple random sampling, consisted of 84 upper-middle

families at Kebon Pedes Village, Tanah Sareal District, Bogor City. The study
showed that perceived benefit influenced family financial planning in purchasing
life insurance.
Keywords:

financial planning, information access, perceived benefit, perceived
risk

PENGARUH PERSEPSI RISIKO, PERSEPSI MANFAAT, DAN
AKSES INFORMASI TERHADAP PERENCANAAN KEUANGAN
KELUARGA DALAM PEMBELIAN ASURANSI JIWA

NURUL HUDA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen


DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pengaruh Persepsi Risiko, Persepsi Manfaat, dan Akses Informasi
terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian
Asuransi Jiwa
Nama
: Nurul Huda
NIM
: I24090062

Disetujui oleh

Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA
Pembimbing I

Irni Rahmayani Johan SP, MM

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Hartoyo, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa
shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW . Penyusunan
skripsi ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah memberikan bantuan. Oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA dan Irni Rahmayani Johan, SP, MM selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu dan
pikiran, membimbing, mengarahkan, serta memberi saran.
2. Ir Retnaningsih, MSi dan Megawati Simanjuntak, SP, MSi selaku dosen
penguji serta Dr Ir Istiqlaliyah Muflikhati, MSi selaku dosen pemandu

seminar yang telah memberikan begitu banyak masukan dan saran untuk
perbaikan skripsi ini.
3. Dr Ir Dwi Hastuti, MSc selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi selama perkuliahan serta seluruh
dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan bagi penulis.
4. Badan Pusat Stastitik Kota Bogor, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Bogor, Kecamatan Tanah Sareal, Kelurahan Kebon Pedes, para ketua
RT/RW Kebon Pedes, serta warga kelurahan Kebon Pedes atas bantuan dan
kerja samanya.
5. Ayahanda R. Asep Komarudin, SE dan ibunda Ismawati, AMd yang selalu
memberikan dukungan dalam doa dan semangat, juga adik Tri Ananda Nur
Ikhsan yang telah memberikan bantuan dan semangat.
6. Rekan satu penelitian payung Denissa Chika Finira dan Istikhamah atas
kerja sama, dukungan, dan masukan selama penyelesaian tugas akhir ini.
Rekan pembahas seminar, Hardiyanti Nurillah yang telah memberikan
masukan dan saran.
7. Teman-teman IKK 46, Devinta, Pramasandya, Pretty Dinda, dan Rena, atas
ilmu serta kebersamaan selama perkuliahan. Saudara-saudara di Pasmalima
atas masukan mengenai pengerjaan skripsi serta begitu banyaknya pelajaran

hidup yang diberikan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang
membutuhkan informasi yang terdapat di dalamnya.
Bogor, Agustus 2013

Nurul Huda

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

4

KERANGKA PEMIKIRAN

4


METODE PENELITIAN

6

Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian

6

Populasi dan Contoh Penelitian

6

Jenis dan Pengumpulan Data

7

Pengolahan dan Analisis Data

8


Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN

10
10

Hasil

10

Pembahasan

16

SIMPULAN DAN SARAN

19

Simpulan


19

Saran

19

DAFTAR PUSTAKA

19

RIWAYAT HIDUP

25

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

Variabel penelitian, skala data, dan penyajian data deksriptif
Sebaran responden berdasarkan status dalam keluarga
Sebaran karakteristik keluarga
Nilai minimal, maksimal, rataan, dan standar deviasi karakteristik
keluarga
5 Sebaran responden berdasarkan jumlah sumber informasi mengenai
asuransi jiwa
6 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi paling dipercaya
7 Urutan komponen persepsi risiko berdasarkan rataan
8 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi risiko
9 Urutan komponen persepsi manfaat berdasarkan rataan
10 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi manfaat
11 Sebaran responden berdasarkan jawaban perencanaan keuangan keluarga
dalam pembelian asuransi jiwa
12 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perencanaan keuangan keluarga
dalam pembelian asuransi jiwa

7
11
12
12
13
13
14
14
14
15
15
16

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian
2 Kerangka pengambilan contoh

5
6

DAFTAR LAMPIRAN
1 Nilai validitas dan reliabilitas instrumen
2 Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, dan standar deviasi karakteristik
keluarga
3 Sebaran besar keluarga responden
4 Sebaran responden berdasarkan total pendapatan per bulan
5 Sebaran koefisien korelasi persepsi risiko dan persepsi manfaat
6 Sumber pustaka acuan

22
22
22
22
22
23

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan manusia selalu memiliki risiko dan ketidakpastian. Risiko dan
ketidakpastian ini dapat berupa bencana atau kehilangan yang dapat berdampak
pada hidup manusia, contohnya seperti kematian, usia tua, sakit, cacat, dan
kecelakaan. Risiko dan ketidakpastian ini tentunya akan menimbulkan kerugian
bagi seorang individu dan juga keluarganya. Salah satu cara untuk mengurangi
dampak dari kerugian adalah dengan memiliki asuransi. Asuransi merupakan
suatu lembaga yang bertujuan untuk memberikan perlindungan atas kerugian
keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga. Asuransi
bermanfaat sebagai produk jasa yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam
mengurangi dampak kerugian yang mungkin terjadi akibat adanya ketidakpastian.
Salah satu jenis asuransi adalah asuransi jiwa yang dapat mengurangi risiko akibat
kematian, hari tua, dan kecelakaan (Purba 1992).
Asuransi jiwa sebagai jasa yang menawarkan fungsi perlindungan telah
mengalami perkembangan sebagai fungsi investasi. Terdapat dua jenis asuransi
jiwa, yaitu asuransi jiwa tradisional dan asuransi jiwa nontradisional. Asuransi
jiwa tradisional terbagi menjadi tiga jenis, asuransi berjangka, seumur hidup, dan
endowment (dwiguna), sedangkan jenis asuransi jiwa nontradisional adalah unit
link1. Asuransi jiwa berjangka memberikan proteksi dalam jangka waktu tertentu 2
dengan proteksi maksimum dengan premi relatif rendah1. Asuransi seumur hidup
memberi proteksi asuransi seumur hidup1. Jenis asuransi jiwa endowment
memberikan uang pertanggungan saat tertanggung meninggal dalam periode
tertentu dan sekaligus memberikan seluruh uang pertanggungan jika tertanggung
masih hidup pada masa akhir pertanggungan1 . Asuransi nontradisional atau unit
link merupakan asuransi dengan fungsi proteksi dan investasi 3 . Asuransi pada
dasarnya adalah produk yang memberikan perlindungan atau proteksi. Masyarakat
Indonesia setidaknya memerlukan jaminan atas perlindungan, jika pada akhirnya
masyarakat memutuskan untuk berinvestasi melalui asuransi jiwa.
Bagi masyarakat Indonesia, asuransi sudah bukan merupakan hal yang asing,
terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Meskipun demikian,
kepemilikan asuransi di Indonesia masih cukup rendah. Menurut data dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam Laporan
Perasuransian Indonesia tahun 2010, total jumlah tertanggung untuk semua jenis
asuransi mengalami penurunan dari tahun 2009 ke 2010, dari 38 597 121 jiwa
menjadi 34 564 028 jiwa, sedangkan jumlah tertanggung untuk asuransi jiwa pada
tahun 2009 sebanyak 22 989 620 jiwa. Selain itu, jumlah tertanggung juga terus
mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga 2010.
Penetrasi asuransi Indonesia pun masih tertinggal jika dibandingkan dengan
negara tetangga. Thailand memiliki penetrasi asuransi di atas 3 persen, sedangkan

1

http://www.aaji.or.id/InfoCenter/Products.aspx
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/30/16053481/Jenisjenis.Asuransi.Jiwa.1
3
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/31/08034327/Jenis-jenis.Asuransi.Jiwa.2
2

2
Indonesia tertinggal separuhnya, yaitu masih 1.2 persen 4 . Selain itu, penetrasi
asuransi di Indonesia berdasarkan hitungan lembaga pemeringkat asing, Fitch,
hanya 1.7 persen. Nilai tersebut masih berada di bawah Amerika Serikat (8.1%),
Inggris (11.8%), serta Singapura dan Malaysia (> 4%) 3. Berdasarkan laporan
Sigma World Insurance dari Swiss Reinsurance Company Ltd. Tahun 2012,
kepadatan dan penetrasi asuransi di Indonesia masih berada di peringkat yang
cukup rendah, yaitu masih di bawah 1 persen dan di bawah rata-rata negara lain5.
Pemenuhan kebutuhan akan keamanan dan jaminan pada masyarakat
Indonesia masih tergolong rendah jika membandingkan antara jumlah penduduk
dengan jumlah pemegang asuransi. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk
berasuransi dapat dikatakan masih cukup rendah. Pentingnya memiliki asuransi
belum dirasakan oleh banyak masyarakat Indonesia sehingga pertumbuhan
pengguna asuransi masih sedikit. Tingkat kepemilikan asuransi yang rendah di
Indonesia dapat dilihat dari segi perilaku konsumen atas pembelian asuransi.
Keluarga sebagai salah satu kelompok konsumen perlu memiliki perencanaan
keuangan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Salah satu bentuk perencanaan yang
dapat dilakukan, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dan keamanan, adalah
perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. Pembelian
asuransi jiwa ditujukan agar keluarga dapat mengurangi dampak dari peristiwa
yang dapat merugikan keuangan keluarga.
Kepemilikan asuransi jiwa yang rendah pada masyarakat Indonesia dapat
dilihat dari segi perilaku konsumen dan manajemen keuangan keluarga, dalam hal
ini adalah perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. Faktorfaktor persepsi risiko dan manfaat konsumen terhadap produk asuransi jiwa serta
akses informasi mengenai asuransi jiwa diduga memengaruhi perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.
Persepsi risiko terhadap suatu produk barang atau jasa terdiri dari enam
komponen, yaitu ekonomi, sosial, kinerja (fungsional), psikologis, fisik, dan
waktu (Sumarwan et al. 2011; Schiffman dan Kanuk 2007). Keenam risiko yang
dimiliki konsumen ini dapat memiliki peranan tertentu dalam perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. Besarnya risiko yang
dirasakan oleh konsumen berbeda-beda berdasarkan atribut produk atau
kepercayaan diri konsumen (Kotler dan Keller 2007). Konsumen yang memiliki
persepsi risiko yang tinggi terhadap suatu barang, cenderung menghindari
penggunaan barang tersebut. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab
rendahnya tingkat kepemilikan asuransi jiwa di Indonesia.
Manfaat yang dimiliki oleh suatu produk penting untuk diketahui oleh
konsumen. Pengetahuan mengenai asuransi jiwa yang baik cenderung akan
mendorong konsumen untuk membeli asuransi jiwa (Nirmala 2002). Keterkaitan
antara jumlah pengguna asuransi di Indonesia yang masih sedikit dengan tingkat
persepsi manfaat yang dimiliki oleh konsumen menjadi perlu dipelajari sebagai
faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa. Asuransi jiwa sebagai produk jasa tentu memiliki manfaat. Persepsi
manfaat adalah hasil menguntungkan yang diharapkan oleh konsumen dari atribut
suatu produk yang dikonsumsi oleh seseorang (Delafrooz et al. 2009). Persepsi
4

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/10/20/09372620/Dibanding.Thailand.Penetrasi.
Asuransi.di.Indonesia.Ketinggalan
5
Sigma No 3/2012 World Insurance in 2011 oleh Swiss Reinsurance Company Ltd

3
manfaat yang dirasakan oleh konsumen cenderung membentuk perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian terhadap satu produk, dalam hal ini yaitu
asuransi jiwa. Perencanaan pembelian asuransi jiwa dapat didasarkan pada
pandangan konsumen terhadap asuransi jiwa itu sendiri.
Persepsi merupakan faktor internal yang cenderung memengaruhi seorang
konsumen dalam mempertimbangkan perencanaan keuangan. Selain faktor
tersebut, perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi juga dapat
dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu akses informasi yang dimiliki oleh konsumen.
Informasi yang diperoleh konsumen dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan
konsumen saat merencanakan pembelian asuransi jiwa. Informasi mengenai
manfaat dan ketentuan-ketentuan asuransi jiwa akan mendorong konsumen untuk
melakukan perencanaan keuangan. Pengolahan informasi yang diterima oleh
konsumen terjadi ketika konsumen menerima informasi dalam bentuk stimulus
(Sumarwan 2004). Akses informasi merupakan sumber-sumber informasi yang
dimiliki oleh konsumen mengenai suatu produk yang akan dibelinya. Semakin
banyak sumber informasi yang dimiliki, semakin banyak referensi yang dapat
dipertimbangkan oleh konsumen. Selain banyaknya sumber yang memberikan
informasi, konsumen pada umumnya memiliki sumber informasi yang dinilai
paling dapat dipercaya mengenai produk yang akan dibelinya. Baik jumlah
sumber maupun sumber yang paling dipercaya dapat memberikan pemahaman
mengenai perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian suatu produk.
Perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Selain faktor internal yang berasal dari dalam
diri konsumen, terdapat pula faktor eksternal yang menjadi dasar perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. Persepsi risiko, persepsi
manfaat, serta akses informasi yang diperoleh konsumen cenderung menjadi
bahan pertimbangan untuk perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa. Perlu adanya pengkajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
telah disebutkan terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa. Hal ini penting untuk dikaji mengingat perlunya masyarakat
memiliki jaminan terhadap ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan
dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sebagai konsumen.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi risiko, persepsi
manfaat, akses informasi, dan perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa.
Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi persepsi risiko dan persepsi manfaat responden terhadap
asuransi jiwa
2. Mengidentifikasi akses informasi mengenai asuransi jiwa yang meliputi
jumlah sumber informasi dan sumber informasi yang paling dipercaya
3. Mengidentifikasi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi
jiwa

4
4. Menganalisis pengaruh karakteristik individu, karakteristik keluarga,
persepsi risiko, persepsi manfaat, dan akses informasi terhadap perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan mengenai asuransi, khususnya asuransi
jiwa. Bagi keluarga dan masyarakat sebagai konsumen, penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai pertimbangan dan sumber informasi dalam melakukan
pembelian asuransi jiwa. Penelitian ini juga berguna bagi pihak perusahaan
asuransi untuk mengetahui persepsi risiko dan persepsi manfaat konsumen
terhadap asuransi jiwa. Penelitian juga diharapkan menjadi sarana aplikasi ilmu
bagi penulis dan dapat bermanfaat sebagai sumbangan bagi ilmu pengetahuan.

KERANGKA PEMIKIRAN
Berdasarkan laporan Bapepam-LK tahun 2010, jumlah kepemilikan asuransi
jiwa di Indonesia masih tergolong masih cukup rendah jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk di Indonesia, yaitu hanya 10 persen dari seluruh penduduk
Indonesia. Hal ini berarti kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunakan
asuransi jiwa belum cukup baik. Asuransi jiwa pada dasarnya dapat mengurangi
dampak kerugian finansial yang dapat terjadi kepada masyarakat di masa
mendatang. Rendahnya tingkat kepemilikian asuransi jiwa tentu memiliki faktor
penyebabnya. Banyak faktor yang dapat menjadi determinan fenomena ini, baik
berasal dari internal masyarakat sebagai konsumen maupun yang berasal dari
lingkungan atau eksternal. Faktor-faktor tersebut di antaranya karakteristik
keluarga, karakteristik individu, persepsi risiko, dan persepsi manfaat mengenai
asuransi jiwa, serta akses informasi mengenai asuransi jiwa yang dimiliki oleh
konsumen.
Informasi yang diterima konsumen mengenai manfaat dan risiko asuransi
jiwa akan membentuk persepsi risiko dan persepsi manfaat konsumen terhadap
asuransi jiwa. Persepsi risiko adalah risiko dirasakan oleh konsumen ketika
membeli suatu produk, sedangkan persepsi manfaat adalah manfaat yang
dirasakan oleh konsumen saat membeli suatu produk (Sumarwan 2004; Engel,
Blackwell, dan Miniard 1995). Persepsi risiko yang dimiliki oleh seseorang akan
bertolak belakang dengan persepsi manfaat yang dirasakannya. Persepsi risiko
akan membentuk pandangan yang negatif terhadap suatu produk, sedangkan
persepsi manfaat akan membentuk pandangan yang postitif terhadap suatu
produk. Selain akses informasi, karakteristik individu dan keluarga juga dapat
menentukan keputusan pembelian asuransi jiwa oleh konsumen. Karakteristik
individu di antaranya usia, jenis kelamin, lama pendidikan, dan status pekerjaan,
sedangkan karakteristik keluarga yaitu jumlah anggota keluarga dan pendapatan
per bulan.

5
Perencanaan keuangan merupakan salah satu bentuk manajemen keuangan
dalam keluarga. Proses perencanaan keuangan dimulai dari penentuan tujuan
(Stanzak 2007). Pembelian asuransi jiwa dapat menjadi salah satu tujuan
keuangan yang ingin dicapai oleh keluarga. Asuransi jiwa berperan sebagai
produk yang dapat membantu menjamin masa depan keluarga dengan mengurangi
dampak kerugian akibat ketidakpastian. Keluarga yang memiliki perencanaan
keuangan yang baik akan mengalokasikan pendapatan untuk menghadapi
ketidakpastian, salah satunya dengan membeli asuransi jiwa. Perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa merupakan langkah awal yang
dilakukan keluarga untuk melakukan pembelian asuransi jiwa. Gambar 1
menerangkan kerangka pemikiran penelitian yang akan menganalisis pengaruh
karakteristik individu, karakteristik keluarga, persepsi risiko, persepsi manfaat,
dan akses informasi terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa.
Karakteristik
individu:
- Usia
- Jenis kelamin
- Lama pendidikan
- Status kerja
Karakteristik
keluarga:
- Jumlah anggota
keluarga
- Total pendapatan
per bulan

Akses informasi:
- Jumlah sumber
informasi
- Sumber informasi
paling dipercaya

Perencanaan
keuangan keluarga
dalam pembelian
asuransi jiwa

Persepsi manfaat
Persepsi risiko

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

6

METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan tema “Fakor-Fakor yang
Memengaruhi Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa”
dan dilakukan secara cross-sectional study. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan
Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Lokasi dipilih secara
purposive dengan alasan Kecamatan Tanah Sareal memiliki jumlah keluarga
sejahtera (KS II, KS III, dan KS III Plus) terbanyak di Kota Bogor 6. Pemilihan
Kelurahan Kebon Pedes ditentukan dengan berdasar pada data jumlah keluarga
sejahtera terbanyak dari seluruh kelurahan di Kecamatan Tanah Sareal 7 .
Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2013.

Populasi dan Contoh Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga menengah ke atas dengan
pengeluaran lebih dari sama dengan Rp2 000 000 yang berada di Kelurahan
Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor. Contoh penelitian dipilih
dengan berdasarkan kerangka pengambilan contoh sebagai berikut:
Kota Bogor

purposif

Kecamatan Tanah Sareal

purposif

Kelurahan Kebon Pedes

purposif

N = 507 KK

n = 84 KK

Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh
Populasi didapatkan berdasarkan informasi dari Kelurahan Kebon Pedes
dalam bentuk Data Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012.
Berdasarkan data, tercatat sebanyak 507 keluarga (N) yang memiliki pengeluaran

6
7

Kota Bogor dalam Angka 2012 oleh BPS Kota Bogor
Kecamatan Tanah Sareal dalam Angka 2013 oleh BPS Kota Bogor

7
lebih dari sama dengan Rp2 000 000. Jumlah contoh yang diambil dalam
penelitian ini didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
n

e

Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = nilai kritis (batas ketelitian karena kesalahan pengambilan populasi yang
ditetapkan sebesar 10%)
Berdasarkan jumlah populasi, diambil contoh dengan nilai error sebesar 10
persen, sehingga diperoleh:
n
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin, jumlah
minimal responden adalah 83.52 atau dibulatkan menjadi 84 responden (n).
Contoh penelitian dipilih dengan cara probability sampling dengan teknik simple
random sampling dengan mengacak 84 keluarga dari 507 anggota populasi.
Responden dalam penelitian ini merupakan anggota keluarga yang melakukan
perencanaan keuangan (kepala keluarga atau istri).

Jenis dan Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer yang diperoleh langsung dari responden melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner, yaitu karakteristik responden (usia,
jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan), karakteristik keluarga (jumlah anggota
keluarga, total pendapatan per bulan), persepsi risiko, persepsi manfaat, akses
informasi, dan perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.
Data sekunder meliputi gambaran umum lokasi penelitian, data Keluarga
Sejahtera Kota Bogor tahun 2012, data penduduk lokasi penelitian, serta Data
Dasar Keluarga Kelurahan Kebon Pedes tahun 2012. Jenis data yang diolah dalam
penelitian adalah seperti dalam Tabel 1.
Tabel 1 Variabel penelitian, skala data, dan penyajian data deksriptif
Variabel
Skala
Karakteristik responden dan keluarga responden
Jenis kelamin
Nominal
Usia

Rasio

Penyajian data deskriptif
Laki-laki
Perempuan
Sumarwan (2011):
Dewasa awal (19-24 tahun)
Dewasa lanjut (25-35 tahun)
Separuh baya (36-50 tahun)
Tua (51-65 tahun)
Lanjut usia (>65 tahun)

8

Tabel 1 Variabel penelitian, skala data, dan penyajian data deksriptif (lanjutan)
Variabel
Jenis pekerjaan

Skala
Nominal

Lama pendidikan

Rasio

Jumlah anggota keluarga

Rasio

Total pendapatan per bulan

Rasio

Akses Informasi
Jumlah sumber informasi mengenai
asuransi jiwa

Nominal

Sumber informasi paling dipercaya
mengenai asuransi jiwa

Nominal

Persepsi Risiko

Ordinal

Persepsi Manfaat

Ordinal

Perencanaan Keuangan Keluarga
dalam Pembelian Asuransi Jiwa

Ordinal

Penyajian data deskriptif
PNS
Pegawai swasta
TNI / Polri
BUMN
Wiraswasta
IRT
Lainnya (pensiunan dan tidak bekerja)
0-9 tahun
9.1-12 tahun
>12 tahun
Kecil (≤4 orang)
Sedang (5-6 orang)
Besar (≥7 orang)
Kemendagri (2012):
1: Rp1 000 000- 2 000 000
2: Rp2 000 001- 3 000 000
3: Rp3 000 001- 5 000 000
4: Rp5 000 001- 10 000 000
5: > Rp10 000 000
0 sumber
1-3 sumber
4-6 sumber
7-10 sumber
Tidak mendapatkan informasi
Televisi
Radio
Majalah
Koran/tabloid
Pamflet/leaflet
Poster
Internet
Agen asuransi jiwa
Keluarga
Teman/tetangga
Rendah = 27-54
Sedang = 55-81
Tinggi = 82-108
Rendah = 17-34
Sedang = 35-51
Tinggi = 52-68
Sangat tidak setuju
Tidak setuju
Setuju
Sangat setuju

Pengolahan dan Analisis Data
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1
(nilai validitas dan reliabilitas instrumen). Data yang diperoleh diolah melalui

9
proses editing, coding, scoring, entering, dan analyzing. Analisis data meliputi
analisis secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif (persentase, rata-rata,
dan standar deviasi) digunakan untuk melihat karakteristik individu (usia, jenis
kelamin, lama pendidikan, dan jenis pekerjaan), karakteristik keluarga (jumlah
anggota keluarga dan total pendapatan per bulan), akses informasi, persepsi risiko,
persepsi manfaat, dan perencanaan keuangan dalam pembelian asuransi jiwa.
Analisis inferensia yang dilakukan adalah uji regresi linier berganda. Uji regresi
linier berganda dilakukan untuk melihat pengaruh karakteristik individu,
karakteristik keluarga, persepsi risiko, persepsi manfaat, dan akses informasi
terhadap perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa.
Karakteristik responden dan keluarga responden dianalisis secara deskriptif.
Karakteristik responden dan keluarga responden terdiri dari usia, jenis pekerjaan,
lama pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan total pendapatan per bulan.
Variabel akses informasi dianalisis secara analisis deskriptif. Akses informasi
meliputi jumlah sumber informasi dan sumber informasi paling dipercaya.
Sumber informasi dalam penelitian adalah televisi, radio, majalah, koran/tabloid,
pamflet/leaflet, poster, internet, agen asuransi jiwa, keluarga, dan teman/tetangga
(10 sumber). Masing-masing sumber informasi memiliki nilai 1 dan responden
yang tidak memiliki sumber informasi tentang asuransi memiliki nilai 0.
Penyajian kategori jumlah sumber informasi terbagi menjadi empat kelas (tidak
mendapat informasi, 1-3 sumber, 4-6 sumber, 7-10 sumber).
Analisis deskriptif terhadap variabel persepsi risiko dan persepsi manfaat
digolongkan menjadi tiga kategori. Interval dari setiap kategori ditentukan
berdasarkan rumus sebagai berikut:
nterval elas i

ilai tertinggi ( )
ilai terendah (
umlah elas

)

Pernyataan mengenai variabel persepsi risiko berjumlah 27 pernyataan dan
diberi skor sesuai skala Likert. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2
untuk jawaban tidak setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, dan skor 4 untuk
jawaban sangat setuju. Interval kelas pada persepsi risiko terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu kategori rendah (27-54), sedang (54-81), dan tinggi (82-108).
Rataan komponen persepsi risiko diperoleh dari membagi skor persepsi risiko per
komponen dengan jumlah item pernyataan per komponen. Variabel persepsi risiko
terdiri dari enam komponen dengan jumlah pernyataan yang berbeda tiap
komponennya. Risiko fungsional terdiri dari 5 pernyataan, risiko keuangan terdiri
dari 5 pernyataan, risiko waktu 7 pernyataan, risiko psikologis 4 pertanyaan,
risiko sosial 3 pernyataan, dan risiko fisik 3 pertanyaan.
Terdapat 17 pernyataan mengenai variabel persepsi manfaat dan diberi skor
berdasarkan skala Likert. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju, skor 2 untuk
jawaban tidak setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, dan skor 4 untuk jawaban
sangat setuju. Interval kelas yang digunakan pada persepsi manfaat terbagi
menjadi rendah (17-34), sedang (35-51), dan tinggi (51-68). Rataan komponen
persepsi manfaat diperoleh dari membagi skor persepsi manfaat per komponen
dengan jumlah item pernyataan per komponen. Variabel persepsi manfaat terbagi
ke dalam dua komponen dengan jumlah pernyataan yang berbeda tiap

10
komponennya, yaitu 10 pernyataan untuk manfaat utilitarian dan 7 pernyataan
untuk manfaat hedonik.
Analisis faktor-faktor yang memengaruhi perencanaan keuangan keluarga
dalam pembelian asuransi jiwa diuji dengan menggunakan uji regresi linier
berganda. Variabel yang dimasukkan ke dalam model adalah jenis kelamin, usia
responden, lama pendidikan, status pekerjaan, jumlah anggota keluarga, total
pendapatan per bulan, persepsi risiko, persepsi manfaat, jumlah sumber informasi
mengenai asuransi jiwa, dan sumber informasi paling dipercaya mengenai
asuransi jiwa.

Definisi Operasional
Asuransi jiwa adalah jenis asuransi yang memberikan perlindungan terhadap jiwa
seseorang dan memberikan pertanggungan kepada anggota keluarga
responden sesuai dengan premi yang dibayarkan dan polis yang disetujui.
Jenis asuransi jiwa yang khusus memberikan perlindungan terhadap jiwa
seseorang adalah asuransi jiwa berjangka dan asuransi jiwa seumur hidup.
Akses informasi adalah sumber informasi yang dimiliki oleh responden, meliputi
jumlah sumber informasi mengenai asuransi jiwa yang diterima oleh
responden dan sumber informasi paling dipercaya oleh responden. Sumber
informasi berupa adalah televisi, radio, majalah, koran/tabloid,
pamflet/leaflet, poster, internet, agen asuransi jiwa, keluarga, dan
teman/tetangga.
Persepsi manfaat adalah pandangan responden mengenai manfaat dari pembelian
asuransi jiwa sebagai produk jasa. Komponen persepsi manfaat yang
dirasakan konsumen meliputi manfaat utilitarian dan manfaat hedonik.
Persepsi risiko adalah pandangan responden mengenai risiko dari pembelian
asuransi jiwa sebagai produk jasa. Komponen persepsi risiko meliputi enam
risiko, yaitu risiko finansial/ keuangan, risiko sosial, risiko fungsional, risiko
psikologis, risiko fisik, dan risiko waktu.
Perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa adalah
kegiatan yang dilakukan keluarga dalam mencapai tujuan keuangannya yang
berupa pembelian asuransi jiwa. Perencanaan keuangan keluarga dalam
pembelian asuransi jiwa dilakukan dengan mengalokasikan uang untuk
perencanaan hari tua dan merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Tanah Sareal memiliki luas 18.84 km2 dengan jumlah penduduk
sebanyak 195 742 jiwa. Kecamatan Tanah Sareal terbagi dalam sebelas kelurahan,
yaitu Kedung Waringin, Kedung Jaya, Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kedung
Badak, Suka Resmi, Suka Damai, Cibadak, Kayu Manis, Mekar Wangi, dan
Kencana. Kelurahan dengan jumlah keluarga sejahtera (KS II, KS III, dan KS III

11
Plus) terbanyak adalah Kelurahan Kebon Pedes (BPS Kota Bogor 2012;
Kecamatan Tanah Sareal dalam Angka 2012). Kelurahan Kebon Pedes memiliki
luas 1.04 km2 terbagi dalam 74 RT dan 13 RW. Data Dasar Keluarga dari
Kelurahan Kebon Pedes mencatat sebanyak 507 KK memiliki total pendapatan di
atas Rp2 000 000/bulan dan tersebar di 13 RW.
Kelurahan Kebon Pedes merupakan wilayah dengan penduduk yang
memiliki status ekonomi menengah ke atas. Berdasarkan data Kecamatan Tanah
Sareal dalam Angka (KCDA) Tanah Sareal 2012 mengenai jumlah keluarga
sejahtera di Kelurahan Kebon Pedes, terdapat 6 658 kepala keluarga (KK) yang
termasuk ke dalam kategori KS II, KS III, dan KS III Plus. Kelurahan Kebon
Pedes memiliki jarak tempuh ke pusat pemerintahan Kota Bogor kurang lebih 2
km 8 . Kondisi geografis tersebut menjadikan Kelurahan Kebon Pedes menjadi
salah satu daerah yang memiliki fasilitas yang terjamin untuk pendidikan dan
kesehatan serta menjadi wilayah yang mudah diakses perusahaan asuransi jiwa
untuk memberikan promosi produk asuransi jiwa.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini merupakan anggota keluarga yang
melakukan perencanaan keuangan, yaitu kepala keluarga atau istri. Sebanyak 54.8
persen responden berjenis kelamin laki-laki, sedangkan 45.2 responden berjenis
kelamin perempuan. Sebanyak 95.8 persen kepala keluarga berjenis kelamin lakilaki, sedangkan 4.2 persen kepala keluarga berjenis kelamin perempuan.
Tabel 2 Sebaran responden berdasarkan status dalam keluarga
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total

Kepala keluarga*
n
%
46
95.8
2
4.2
48
100.0

Istri
n
0
36
36

Total
%
0.0
100.0
100.0

n
46
38
84

%
54.8
45.2
100.0

* terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
dan tidak memiliki suami

Karakteristik Keluarga
Usia kepala keluarga berkisar antara 26 sampai 75 tahun, sedangkan umur
istri berkisar dari 24 sampai 70. Sebanyak 39.3 persen kepala keluarga berada
pada selang usia 51-65 tahun yang termasuk pada golongan tua dan sebanyak 42.5
persen istri temasuk ke dalam golongan separuh baya atau pada selang 36-50
tahun (Sumarwan 2011). Berdasarkan deskriptif rata-rata usia yang dapat dilihat
di Lampiran 2, usia kepala keluarga dan istri termasuk ke dalam usia separuh baya,
yaitu 48.23 pada kepala keluarga dan 44.69 pada istri. Lama pendidikan baik pada
kepala keluarga maupun istri berkisar mulai dari tamat SMP sampai dengan tamat
perguruan tinggi. Hampir separuh dari kepala keluarga (47.6%) menempuh
pendidikan selama 9.1-12 tahun atau setara dengan jenjang SMA. Sebanyak 41.2
persen istri juga memiliki lama pendidikan 9.1-12 tahun. Dilihat dari rata-rata
lama pendidikan, kepala keluarga dan istri telah menempuh pendidikan sampai
dengan tamat SMA (Lampiran 2). Pekerjaan kepala keluarga dan istri cukup
bervariasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga kepala
8

http://profilwilayah.kotabogor.go.id/index.php/kelurahan-kebon-pedes

12
keluarga (34.5%) memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, sedangkan lebih dari
separuh istri (52.5%) merupakan ibu rumah tangga.
Tabel 3 Sebaran karakteristik keluarga
Kepala keluarga*
n
%

Variabel
Usia
Dewasa Awal (19-24)
Dewasa Madya (25-35)
Separuh Baya (36-50)
Tua (51-65)
Lanjut Usia (> 65)
Total
Lama pendidikan
6-9 Tahun
9.1-12 Tahun
>12 Tahun
Total
Pekerjaan
Pegawai negeri sipil
Pegawai swasta
TNI/POLRI
BUMN
Wiraswasta
Ibu rumah tangga
Lainnya (pensiunan dan tidak bekerja)
Total

Istri
n

%

0
15
31
33
5
84

0.0
17.8
36.9
39.3
6.0
100.0

1
19
34
24
2
80

1.2
23.8
42.5
30.0
2.5
100.0

7
40
37
84

8.3
47.6
44.1
100.0

19
33
28
80

23.8
41.2
35.0
100.0

10
21
2
9
29
0
13
84

11.9
25.0
2.4
10.7
34.5
0.0
15.5
100.0

9
8
0
1
18
42
2
80

11.3
10.0
0.0
1.2
22.5
52.5
2.5
100.0

* terdapat dua kepala keluarga yang tidak memiliki istri dan dua kepala keluarga berjenis kelamin perempuan
dan tidak memiliki suami

Jumlah anggota keluarga responden berkisar antara 1 orang sampai dengan
6 orang, dengan rataan 4 orang. Berdasarkan sebaran besar keluarga yang terdapat
pada Lampiran 3, sebanyak 66.7 persen keluarga responden termasuk ke dalam
kategori keluarga kecil. Total pendapatan keluarga per bulan berkisar antara Rp2
000 000 sampai dengan Rp28 000 000, sedangkan rata-ratanya adalah sebesar
Rp6 410 119.05. Nilai minimal, nilai maksimal, rataan, dan standar deviasi
karakteristik keluarga disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Nilai minimal, maksimal, rataan, dan standar deviasi karakteristik
keluarga
Variabel
Besar Keluarga
Pendapatan Keluarga

Minimal

Maksimal

1
2 000 000

6
28 000 000

Rataan
4.08
6 410 119.05

SD
1.19
4 217 023.81

Akses Informasi
Akses informasi dalam penelitian ini melihat jumlah sumber yang dimiliki
oleh responden serta sumber informasi mengenai asuransi jiwa yang paling
dipercaya oleh responden. Jumlah sumber informasi mengenai asuransi jiwa
dihitung berdasarkan banyaknya jenis sumber informasi yang diterima oleh
responden. Tabel 5 menunjukkan bahwa responden memiliki sumber informasi
yang berkisar antara 1 sampai dengan 3 sumber, yaitu sebesar 71.5 persen. Hanya
1.2 persen responden yang memiliki sumber informasi yang berkisar antara 7-10

13
sumber. Selain itu, terdapat 9.5 persen responden yang tidak mendapatkan
informasi mengenai asuransi jiwa dari sumber manapun.
Tabel 5 Sebaran responden berdasarkan jumlah sumber informasi mengenai
asuransi jiwa
Jumlah sumber informasi

n

0 sumber
1-3 sumber
4-6 sumber
7-10 sumber
Total

%

8
60
15
1
84

9.5
71.5
17.8
1.2
100.0

Pada umumnya responden memiliki satu sumber paling dipercaya yang
menjadi pertimbangan dalam membeli barang atau jasa. Sebagian besar sumber
informasi yang dipercaya oleh responden merupakan kelompok acuan, yaitu agen
asuransi jiwa, keluarga, serta teman atau tetangga. Namun, sumber informasi
mengenai asuransi jiwa yang paling dipercaya oleh responden adalah agen
asuransi jiwa (59.5%).
Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan sumber informasi paling dipercaya
Sumber informasi
Tidak mendapat informasi
Televisi
Radio
Majalah
Koran/tabloid
Pamflet/leaflet
Poster
Internet
Agen asuransi jiwa
Keluarga
Teman/tetangga
Total

n

%
8
4
0
0
1
1
0
1
50
5
14
84

9.5
4.7
0.0
0.0
1.2
1.2
0.0
1.2
59.5
5.9
16.7
100.0

Persepsi Risiko
Persepsi merupakan proses pemilihan, organisasi, serta interpretasi
informasi untuk menciptakan suatu gambaran (Setiadi 2008). Persepsi dalam
penelitian ini meliputi persepsi terhadap risiko dan persepsi terhadap manfaat.
Persepsi risiko adalah pandangan mengenai asuransi jiwa yang dirasakan oleh
konsumen. Terdapat enam kategori risiko yang dipersepsikan oleh konsumen
yaitu risiko fungsional, risiko keuangan, risiko waktu, risiko psikologis, risiko
sosial, dan risiko fisik (Sumarwan et al. 2011; Schiffman dan Kanuk 2007).
Dua komponen risiko dengan rataan paling tinggi adalah komponen risiko
sosial (2.96) dan risiko psikologis (2.83). Hal ini berarti risiko sosial dan risiko
psikologis tersebut merupakan risiko yang paling dirasakan oleh responden
terhadap asuransi jiwa. Risiko sosial merupakan risiko yang berhubungan dengan
pandangan orang di sekitar konsumen mengenai pembelian suatu produk,
sedangkan risiko psikologis adalah risiko bahwa produk yang dibeli tidak sesuai
dengan kepribadian konsumen. Risiko fisik merupakan pandangan konsumen
yang menganggap suatu produk dapat membahayakan dirinya. Komponen ini

14
memiliki rataan sebesar 2.56. Risiko waktu memiliki rataan yang lebih rendah dari
risiko sosial, psikologis, dan fisik, yaitu sebesar 2.41. Risiko fungsional dan risiko
keuangan memiliki rataan yang paling rendah dari enam komponen persepsi risiko,
yaitu sebesar 2.40. Hal ini berarti komponen fungsional dan komponen keuangan
dinilai responden sebagai komponen yang tidak terlalu berisiko.
Tabel 7 Urutan komponen persepsi risiko berdasarkan rataan
Komponen risiko
Risiko sosial
Risiko psikologis
Risiko fisik
Risiko waktu
Risiko fungsional
Risiko keuangan

Rataan
2.96
2.83
2.56
2.41
2.40
2.40

Hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian
besar responden (90.4%) merasa bahwa asuransi jiwa cukup berisiko. Proporsi
yang sama terdapat pada kategori tidak berisiko dan sangat berisiko, yaitu masingmasing sebanyak 4.8 persen.
Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi risiko
Persepsi risiko
Tidak berisiko (27-54)
Cukup berisiko (55-81)
Sangat berisiko (82-108)
Total

n

%
4
76
4
84

4.8
90.4
4.8
100.0

Persepsi Manfaat
Terdapat dua jenis manfaat yang dipersepsikan oleh konsumen yaitu
manfaat utilitarian dan manfaat hedonik (Engel, Blackwell, dan Miniard 1995).
Manfaat utilitarian merupakan manfaat produk yang dirasakan oleh konsumen
secara rasional dan fungsional (Kim dan Shim 2002 dalam Delafrooz et al. 2009).
Konsumen dengan orientasi hedonik, mengumpulkan informasi sekaligus mencari
kesenangan (Monsuwe et al. 2004 dalam Delafrooz et al. 2009). Dua komponen
persepsi manfaat memiliki rataan yang tidak terlalu berbeda. Rataan yang lebih
tinggi terdapat pada manfaat hedonik (2.89). Hal ini berarti manfaat hedonik lebih
dirasakan oleh konsumen saat membeli asuransi daripada manfaat utilitarian
meskipun perbedaan angka rataan kedua komponen tidak berbeda jauh. Rataan
manfaat utilitarian adalah sebesar 2.96.
Tabel 9 Urutan komponen persepsi manfaat berdasarkan rataan
Komponen manfaat
Manfaat hedonik
Manfaat utilitarian

Rataan
2.89
2.86

Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (80.9%)
mempersepsikan asuransi jiwa sebagai produk yang cukup bermanfaat bagi
mereka. Hanya 1.2 persen responden yang merasa bahwa asuransi jiwa tidak

15
bermanfaat, sedangkan terdapat 17.9 persen responden yang menilai asuransi jiwa
sangat bermanfaat.
Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan tingkat persepsi manfaat
Persepsi manfaat
Tidak bermanfaat (17-34)
Cukup bermanfaat (35-51)
Sangat bermanfaat (52-68)
Total

n

%
1
68
15
84

1.2
80.9
17.9
100.0

Perencanaan Keuangan Keluarga dalam Pembelian Asuransi Jiwa
Perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa merupakan
kegiatan yang dilakukan keluarga untuk melakukan pembelian asuransi jiwa.
Perencanaan ini di antaranya dilakukan dengan mengalokasikan uang untuk
perencanaan hari tua dan merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama.
Tabel 11 menunjukkan bahwa pernyataan mengalokasikan uang untuk
perencanaan hari tua (3.23) memiliki rataan yang lebih tinggi daripada
merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama (2.64).
Tabel 11 Sebaran responden berdasarkan jawaban perencanaan keuangan
keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
Pernyataan
Mengalokasikan uang untuk perencanaan hari tua
Merencanakan pembelian asuransi jiwa sejak lama

Rataan
3.23
2.64

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga
dalam Pembelian Asuransi Jiwa
Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor
yang memengaruhi keputusan pembelian asuransi jiwa. Variabel-variabel yang
dimasukkan ke dalam model pada uji regresi linier berganda dan diduga
memengaruhi perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
adalah jenis kelamin, usia, lama pendidikan, status pekerjaan (dummy), total
pendapatan per bulan, jumlah anggota keluarga, persepsi risiko, persepsi manfaat,
jumlah sumber informasi, dan sumber informasi paling dipercaya (dummy).
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada Tabel 12, nilai Adjusted R2
adalah sebesar 0.192. Hal ini berarti bahwa sebesar 19.2 persen perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa dipengaruhi oleh variabel
dalam penelitian, sedangkan sisanya sebesar 80.8 persen perencanaan keuangan
keluarga dalam pembelian asuransi jiwa dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
Hasil uji regresi linier berganda yang disajikan pada Tabel 12 menunjukkan
bahwa persepsi manfaat berpengaruh secara signifikan terhadap perencanaan
keuangan keluarga dalam pembelian asuransi jiwa. Hal ini berarti semakin baik
persepsi manfaat maka akan meningkatkan peluang responden untuk
merencanakan pembelian asuransi jiwa. Setiap kenaikan satu poin persepsi
manfaat akan meningkatkan perencanaan keuangan keluarga dalam pembelian
asuransi jiwa sebesar 0.091 kali.

16

Tabel 12 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perencanaan keuangan
keluarga dalam pembelian asuransi jiwa
Variabel
Konstanta
Jenis kelamin (0=laki-laki; 1=perempuan)
Usia (tahun)
Lama pendidikan (tahun)
Status pekerjaan (0=tidak bekerja; 1=bekerja)
Total pendapatan per bulan (Rupiah)
Jumlah anggota keluarga (orang)
Persepsi risiko (skor)
Persepsi manfaat (skor)
Jumlah sumber informasi
Sumber informasi paling dipercaya (0=selain
agen; 1=agen asuransi jiwa)
Adj R2
F
Sig

Perencanaan Keuangan
Unstadardized Β
Sig.
0.508
0.858
0.100
0.736
-0.017
0.143
0.030
0.651
-0.578
0.059
2.615E-8
0.372
-0.037
0.744
0.020
0.444
0.091
0.001*
0.054
0.491
-0.066
0.809
0.192
2.967
0.003

Keterangan: *signifikan pada p-value