Perancangan Media Informasi Modifikasi Sepeda Motor Japstyle

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI MODIFIKASI SEPEDA MOTOR JAPSTYLE

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh: Deden Julio 51909083

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

(4)

84 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Deden Julio

Alamat : Jln Kecamatan No75 RT 04 / RW 09 Cimahi Utara

Telepon : 087822472202 / 088218091573

Email : juliodeden@gmail.com

Tempat/Tgl. Lahir : Cimahi, 4 Juli 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Latar Belakang Pendidikan

 1997 – 2003 : SDN Cibabat 1 Cimahi  2003 – 2006 : SMPN 10 Cimahi  2006 – 2009 : SMA Angkasa Bandung


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS KARYA TUGAS AKHIR ... ii

SURAT KETERANGANPENYERAHAN HAK EKSKLUSIF ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN...1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5. Tujuan Perancangan ... 4

BABII MODIFIKASI SEPEDA MOTOR JAPSTYLE...5

II.1 Sejarah Sepeda Motor... 5

II.2 Sejarah Sepeda Motor di Indonesia ... 7

II.2.1 Sejarah Sepeda Motor di Indonesia ... 7

II.2.2 Lintas Jawa ... 8

II.3 Sejarah Modifikasi Motor Japstyle di Indonesia ... 10

II.4 Pembahasan Penelitian Modifikasi Sepeda Motor Japstyle ... 11

II.4.1Strategi Penelitian ... 11

II.4.2Data Pengguna ... 12

II.4.3Penomena Yang Terjadi ... 12

II.4.4Data dan Fakta Modifikasi Sepeda Motor Japstyle ... 13

II.5Solusi Masalah ... 14

II.6Target Audiens ... 15


(6)

II.8Klasifikasi Media Komunikasi ... 15

II.9Videografi ... 19

II.9.1Jenis-jenis Video ... 19

II.9.1Video Profile ... 20

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL...21

III.1 Strategi Perancangan ... 21

III.1.1Tujuan Komunikasi ... 21

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 22

III.1.3Strategi Kreatif ... 23

III.1.3.1Konsep Produksi ... 23

III.1.4Strategi Media ... 28

III.1.4.1Media Utama ... 28

III.1.5Strategi Distribusi ... 28

III.2Konsep Visual ... 29

III.2.1Format Desain ... 29

III.2.2Musik ... 30

III.2.3Tipografi ... 30

III.2.4Warna ... 30

BAB IVTEKNIS PRODUKSI...32

IV.1 Teknis Produksi ... 32

IV.2 Media Pendukung ... 35

IV.3 Media Distribusi Video ... 41

IV.4 Spesifikasi Hadware ... 42

IV.5 Spesifikasi Software ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(7)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Arif S Sadiman. 1993. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. RajaGrafindo Persada. Jakarta.

Baksin, Askurifai. 2009. Videografi Operasi Kamera dan Teknik Pengambilan Gambar.Windya Padjajaran. Bandung.

Drs. M. suratman. 2002. Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. Pustaka Grafika. Bandung.

Iswara N. Raditya. 2012. 200 Tokoh Super Jenius Penemu dan Perintis Dunia. Cetakan Pertama. Narasi. Yogyakarta.

Ngainum,Naim.2011. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Prima Mukti N. 2001. Potret Orang Pintar Otomotif. Cetakan Pertama. Otomotif. Gramedia. Jakarta.

Wina Sanjaya.2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Referensi

Anggy Akbar. 2013. Perancangan video profil pariwisata Sumatera Barat. UNIKOM. Bandung.

Majalah

Majalah Hai. 2013. Mari Modif Motor. 16-22 September. Halaman 89. Jawa Barat.


(8)

Motor Plus. 2009. Fenomena Dunia Purpose. September. Halaman 4,5,6,12,13. Jawa Barat.

Website

Stephen Langitan. 2010. Trend Aliran Japstyle Buat Motor Lawas. http://stephenlangitan.com/archives/10442. 6 November 2013 (02:19).

James Luhulima. 2008. Sejarah Sepeda Motor di Indonesia http://umum.kompasiana.com/2008/10/12/sejarah-sepeda-motor-di-indonesia-835.html. 23 September 2013 (07.00).

Donny Ariyanto. 2011. Studio Motor Custom Bike On Black In News #EPS.28http://www.studiomotor.com/?p=67#more-67. 6 November 2013 (02:01).


(9)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah S.W.T, dan berkat rahmat yang dilimpahkan-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar tugas akhir dengan judul “ Modifikasi Sepeda Motor Japstyle”. Laporan ini merupakan syarat wajib guna memenuhi persyaratan Sarjana (S1) program studi Desain Komunikasi Visual di Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Dalam laporan tugas akhir ini disusun melalui proses kerja yang cukup panjang, serta menemukan banyak rintangan, tantangan, dan hambatan. Namun dengan dengan kegigihan, tekad, dan semangat akhirnya penulis dapat melalui itu semua. Ini semua juga berkat dukungan dari semua pihak, baik dari pihak keluarga serta pembimbing, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.

Dalam Pengantar ini penulis ingin mengucapkan banyak rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung saya dan atas semua bantuan yang telah saya terima. Tanpa bantuan tersebut, sekiranya saya akan mengalami kesulitan dalam pengerjaannya.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat serta memberikan konstribusi sekecil apapun, bagi yang membacanya.

Bandung, 18 Agustus 2014 Penulis


(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Modifikasi dibidang otomotif akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, khususnya pada sepeda motor. Modifikasi yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan tampilan sepeda motor yang lebih optimal, dengan cara merubah spesifikasi komponen ataupun memberi komponen tambahan.

Kebanyakan tampilan sepeda motor pabrikan di Indonesia dirasa kurang digandrungi pengendara, terutama untuk kaum muda. Karena sepeda motornya tidak mencerminkan keperibaian kaum muda (Studio Motor, 2011). Salah satu modifikasi sepeda motor yang menjadi tren saat ini adalah japstyle. Mungkin masih banyak orang tidak mengetahui apa itu modifikasi japstyle baik dari fisik maupun sejarahnya, karena belum banyaknya data spesifikasi yang mengulas tentang modifikasi tersebut.

Modifikasi japstyle ini lahir di Jepang tahun 1990-an. Modifikasi ini sudah dikenal di Husibuya Tokyo Jepang dengan sebutan Braddty Style. Dalam perkembangannya, Japs Style memiliki berbagai macam aliran, antara lain Braty Style, Street Tracker, Flat Tracker, Street Demon, Japaneesse South Carolina, dan juga Cafe’ Racer. Jadi, pada awalnya muda-mudi Jepang mencontek gaya builder Amerika yang dikenal dengan desain Socal (South California), disana mereka mengadopsi motor pabrikan negaranya sendiri.

Pertama kali modifikasi japstyle masuk ke Indonesia pada tahun 2004 oleh anak muda asal Bandung lewat majalah yang dibawanya sepulang dari Jepang, yaitu Franky Morry Astorianto pemilik bengkel modifikasi motor Yasashi

Garage. Dengan bersama dengan 3 orang builder lainnya yaitu Kikis, Purnama

Devan (pemilik Glanet Radical), dan Sandi (Langitan, 2010). Setelah tergabungnya sebuah ide dari ke-4 bulider tersebut dan diaplikasikan ke sepeda motornya masing masing maka terbentuklah sebuah komunitas yang diberi nama Street Demon yang bertepatan pada hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2004. Setelah berjalannya waktu komunitas ini mempebanyak chapternya Jakarta,


(11)

2

tanggerang, bogor, bali, Surabaya, semarang, banjarnegara, purwakerto dan masih banyak lagi. Sekarang komunitas tersebut sudah mempunyai aliran sendiri yaitu Indonesian Style.

Modifikasi ini benar-benar berkiblat pada komunitas motor di Jepang hingga tingkah laku mereka pun tetap menjadi rujukan, diantaranya kebiasaan komunitas Jepang yang santai dalam berkendara dicontoh dengan berkendara santai mengenakan kaos (tidak seperti gank motor aliran lain yang cenderung memakai jaket kulit dan sepatu boot). Selain itu, para penganut Japstyle cenderung takut hujan karena motor mereka tidak dilengkapi spatbor belakang atau dipasang tetapi bagian belakang terlalu pendek sehingga lumpur akan mengenai badan mereka. Anggota komunitas Japstyle sangat patuh pada aturan lalu lintas. Meskipun mereka memodifikasi sepeda motornya atribut standar di sepeda motor seperti kaca spion, lampu sein dan pelat nomor tetap mereka pasang. Untuk merubah tampilan motor japstyle biasanya dimodifikasi dengan cara mengganti ban dan velg aslinya dengan ban dan velg berukuran besar. Rangka belakang untuk penyangga ban biasanya juga diperpanjang sampai sekitar 15 cm. Spakbor depan dan belakang pun dilepas atau dipotong. Alhasil, motor modifikasi ini sedikit mirip motor yang sering digunakan untuk motorcross tetapi dengan ban yang tidak terlalu besar dan tidak setinggi motorcross atau cenderung mengarah ke bentuk asli Honda CB. Tangki mengecil atau cenderung model CB, rangka sedapat mungkin memeluk swing arm, lampu belakang model CB dan diletakkan di spatbor belakang yang pendek, jok single tipis, suspensi monoshock atau dualshock tidak masalah, knalpot pendek, velg model jari-jari, ban cembung (bukan melebar), lampu depan bundar kecil, begitu pula lampu belakang kecil, serta stang kemudi agak tinggi. Berbeda dengan modifikasi model barat yang cenderung menambah aksesoris, modifikasi ini justru membuang beberapa bagian sepeda motor yang akan dimodifikasi sehingga tampak lebih ramping dan terkesan minimalis. Akan tetapi dibalik semua itu masih kurangnya media informasi yang membahas tentang modifikasi sepeda motor japstyle ini. Karena kurangnya informasi menimbulkan banyaknya permasalahan seperti masih banyak kesalahan modifikasi, gagal pemasangan suku cadang motor yang berakibat pada kurangnya performa dan kenyamanan pada sepeda motor tersebut.


(12)

3

Factor lain yang menyebabkan kesalahan modifikasi ini tidak adanya kerja sama antara pemodifikasi dengan bengkel, karena tidak tepatnya bengkel tempat modifikasi. Bisa disimpulkan bahwa dibutuhkannya informasi yang benar mengenai modifikasi sepeda motor japstyle ini agar mengurangi kesalahan dan kegagalan pada tahap modifikasi.

I.2. Identifikasi Masalah

Dari uraian di latar belakang masalah didapat beberapa permasalahan diantaranya:

• Kurangnya informasi tentang modifikasi sepeda motor japstyle. • Masih banyak kesalahan modifikasi sepeda motor japstyle seperti

gagal memasang suku cadang yang berakibat pada kurangnya performa dan kenyamanan pada sepeda motor tersebut.

• Masih banyak masyarat awam yang belum mengetahui apa itu modifikasi japstyle.

• Masyarakat cendrung menggunakan media-media yang lebih mudah dan praktis, contohnya seperti media audio visual. Video merupakan media yang dapat di andalkan untuk mengenalkan informasi seperti apa itu modifikasi sepeda motor japstyle. Masalah muncul karena belum banyaknya video yang meng-informasikan modifikasi sepeda motor japstyle.

• Kurangnya media informasi yang lebih mudah didapat , dalam artian media yang membuat modifikator tertarik pada saat melihat informasi dan mudah untuk mendapatkan informasi tersebut.

I.3. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah, penulis merumuskan masalah pada bagaimana perancangan video profile untuk modifikasi sepeda motor jaspstyle yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.


(13)

4 I.4. Batasan Masalah

Penulis hanya akan membahas media informasi objek yaitu modifikasi sepeda motor japstyle yang berada di kota Bandung. Serta batasan yang ditentukan adalah pada modifikator pemula yang belum mengetahui sama sekali bagaimana tahap modifikasi sepeda motor japstyle. Dan juga tidak semua jenis sepeda motor yang bisa dimodifikasi japstyle seperti sepeda motor bebek dan juga sepeda motor sekuter. Modifikasi ini tergolong kedalam modifikasi menengah karena hanya merubah dari segi penampilannya saja namun tidak menutup kemungkinan juga bisa tergolong kedalam modifikasi berat jika modifikator ingin merubah keseluruhan tampilan dan mesinnya.

I.5. Tujuan Perancangan

Dalam tujuan perancangan, ada beberapa hal yang perlu di ketengahkan menyangkut tujuan membuat video profile tentang modifikasi sepeda motor japstyle ini yaitu untuk memberikan informasi tentang cara memodifikasi dengan baik dan benar, agar sepeda motor yang dimodifikasi bisa digunakan sesuai dengan fungsinya.


(14)

BAB II

MODIFIKASI SEPADA MOTOR JAPSTYLE

II.1. Sejarah Sepeda Motor

Menyebut nama Honda, mau tidak mau di benak kita akan tertuju pada sebuah merk terkenal, baik di Indonesia maupun di level Internasional. Hasil prouksi Honda bukan saja kendaraan beoda dua, seperti sepeda motor dan skuter, yang telah dikenal luas selama ini, melainkan juga berbagai tipe kendaraan roda empat, baik mobil maupun truck, kendaraan segala medanalias all terrain vehicle (ATV), dan sebagainya. Bahkan, Honda juga memproduksi generator listrik, mesin kelautan, dan alat-alat untuk perlengkapan taman.

Di ranah industri otomotif, Honda memang jempolan. Sejak tahun 1959, Honda menempatkan diri sebagai produsen sepeda motor di dunia. Selain itu, Honda juga tercatat selaku produsen mesin pembakaran dalam paling besar di jagad raya. Bayangkan saja, angka produksi per tahun yang dihasilan Honda adalah lebih dari 14 juta unit. Tahukah kamu, nama Honda yang lebih dikenal sebagai brand dan nama perusahaan sebenarnya berasal dari nama pendiri sekaligus pemiliknya, yaitu Soichiro Honda. Nama ini sangat disegani dan diakui sebagai kaisar otomotif dari jepang. Kehidupan Soihiro Honda sebenaranya berangkat dari keluarga yang sanga sederhana, bahkan lebih tepat disebut sebagai keluarga miskin. Honda dilahirkan di Hamamatsu, Shizuoka, Jepang, pada 17 November 1906. Ayah Honda bekerja sebagai tukang besi dan mempunyai sebuah bengkel sepeda. Masa belia Honda pun dihabiskan untuk membantukerja sang ayah di bengkel. Kedati sempat mengenyam pendidikan dasar, namun Honda tidak punya ijazah, entah hilang atau ke mana keberadaan ijazah sekolah Honda tersebut tiada tahu.

Ketika usia Honda menginjak 15 tahun, ia merantau ke Tokyo meski tanpa mengantongi ijazah apa pun. Namun, tekadnya yang kuat membara dan kemampuan teknisi yang dimilikinya membuat Honda memperoleh pekerjaan sebagai teknisi di sebuah bengkel mobil pada 1922. Selama 6 tahun Honda bekerja di bengkel itu dan memperoleh banyak tambahan pengetahuan mengenai seluk-beluk otomotif. Pada 1928, saat berumur 22 tahun, Honda pulang ke tanah kelahirannya dan membuka usaha reparasi mobil disana.


(15)

Nasib membawa Honda ke jalan yang lebih keras di ranah otomotif. Ia pun terjun sebagai pembalap dan cukup berprestasi di bidang itu. Honda tercatat pernah mengukir rekor kecepatan pada 1936 hingga terjadilah sebuah insiden yang membuatnya luka parah. Kecelakaan itu tidak lantas membuat Honda menjauhi dunia motor, ia tetap bertahan di jalur itu kendati dengan peran yang sedikit berbeda.

Honda kembali berkonsentrasi untuk mengembangkan usaha bengkelnya. Setahun setelah insiden di area balap itu, Honda mendirikan Tokai Seiki Heavy Industry. Dampak perang dunia ke-2 yang berakhir pada 1945 justru memberi berkah tersendiri bagi Honda. Ia menemukan banyak sekali rongsokan kendaraan dan mesin yang teronggok begitu saja akibat perang. Honda lanas mengumpulkan barang-barang rongsokan tersebut dan mengolahnya kembali menjadi sepeda motor. Ternyata, sepeda motor hasil racikannya itu disukai oleh banyak orang.

Di bawah bendera Tokai Seiki Heavy Industry, Honda kemudian memproduksi sepeda motornya secara massal dan ia menuai untung besar karena sukses dalam penjualan. Kegemilangan yang dperoleh Tokai Seiki Heavy Industry menarik minat Toyota, sebuah perusahaan otomotif raksasa di Jepang, untuk mengakuisisi perusahaan milik Honda itu. Pada 1948, Honda pun melepas perusahaannya kepada Toyota dengan banderol sebesar 450.000 yen, harga yang sangat tinggi pada waktu itu.

Dengan hasil uang penjualan Tokai Seiki Heavy Industry ditambah dengan uang tabungannya yang juga sudah berkumpul cukup banyak, pada 24 september 1948 honda mendirikan perusahaan baru yang diberi nama Honda Giken Kogyo kabushiki-gaisha alias Honda Technology Researh Institute Company atau yang kemudian dikenal dengan Honda Motor Company. Perusahaan inilah yang kemudian menjadi salah satu produsen kendaraan bermotor paling besar dan paling popular di dunia. Produk usahanya pun semakin lama semakin beragam, tidak hanya terbatas pada sepeda motor saja.

Honda pensiun dari jabatan presiden perusahaan pada 1973 dan selanjutnya menduduki jabatan sebagai penasihat tertinggi perusahaan. Menjelang masa tuanya, Honda masih tetap beraktivitas, terutama mengurusi yayasan miliknya yaitu


(16)

yayasan Honda. Tanggal 5 Agustus 1991, Soichiro Honda meninggal dunia karena sakit. Hingga kini dan sampai kapan pun, nama Honda akan selalu dikenang atas semua sepak terjang dan sumbangsuhnya di dunia permotoran. Ya Soichiro Honda adalah sang raja di kerajaan otomotif (Raditya, 2012: 541).

II.2. Sejarah Sepeda Motor di Indonesia

II.2.1 Sejarah Sepeda Motor di Indonesia

Sepeda motor memiliki sejarah yang sangat panjang di negeri ini. Sepeda motor bahkan sudah hadir sejak negara ini masih berada di bawah pendudukan Belanda dan masih bernama Hindia Belanda, Nederlands Indie. Data yang ada menyebutkan, sepeda motor hadir di Indonesia sejak tahun 1893 atau 115 tahun yang lalu.

Uniknya, walaupun pada saat itu negara ini masih berada di bawah pendudukan Belanda, tetapi orang pertama yang memiliki sepeda motor di negeri ini bukanlah orang Belanda, melainkan orang Inggris. Dan, orang itu bernama John C Potter, yang sehari-hari bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.

Dalam buku Krèta Sètan (de duivelswagen) dikisahkan bagaimana John C Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman. Sepeda motor itu tiba pada tahun 1893, satu tahun sebelum mobil pertama tiba di negara ini. Itu membuat John C Potter menjadi orang pertama di negeri ini yang menggunakan kendaraan bermotor.

Sepeda motor buatan Hildebrand und Wolfmüller itu belum menggunakan rantai, roda belakang digerakkan secara langsung oleh kruk as (crankshaft). Sepeda motor itu belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum menggunakan kabel-kabel listrik.

Sepeda motor itu menyandang mesin dua silinder horizontal yang menggunakan bahan bakar bensin atau nafta. Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan mestabilkan mesinnya.Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan rusak di garasi di kediaman John


(17)

C Potter. Sepeda motor itu teronggok selama 40 tahun di pojokan garasi dalam keadaan tidak terawat dan berkarat.Atas bantuan montir-montir marinir di Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan di kantor redaksi mingguan De Motor. Kemudian sepeda motor antik itu diboyong ke museum lalu lintas di Surabaya, yang kini tidak diketahui lagi di mana lokasinya.

Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya adalah pengusaha perkebunan dan petinggi pabrik gula. Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton. Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat dilihat dari iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 sampai 1926.

Pada masa itu, di negeri ini juga hadir sepeda motor listrik beroda tiga yang menggunakan tenaga baterai, yang bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda tiga itu juga digunakan untuk menarik wagon penumpang. Sepeda motor lain yang juga digunakan untuk menarik wagon adalah sepeda motor Minerva buatan Belgia, (Luhulima, 2008).

II.2.2 Lintas Jawa

Tidak mau kalah dengan pengendara mobil, pengendara sepeda motor pun berupaya membukukan rekor perjalanan lintas Jawa dari Batavia (Jakarta) sampai Soerabaja (Surabaya) yang berjarak sekitar 850 kilometer. Namun, tidak seperti rute mobil yang dicatat secara rinci, rute sepeda motor agak umum. Hanya disebutkan dari Batavia kea rah Bandung, Semarang, Blora, Cepu (Tjepu), menuju Surabaya.

Tanggal 7 Mei 1917, Gerrit de Raadt dengan mengendarai sepeda motor Reading Standard membukukan rekor perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu 20 jam dan 45 menit. Sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara bergantian


(18)

mengendarai sepeda motor Excelsior memperbaiki rekor yang dibukukan Gerrit de Raadt. Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per jam.

Rekor itu tidak bertahan lama. Sembilan hari sesudahnya, 24 Mei 1917, Goddy Younge dengan sepeda motor Harley Davidson membukukan rekor baru dengan catatan waktu 17 jam dan 37 menit, dengan kecepatan rata-rata 48 kilometer per jam.

Rekor itu sempat bertahan selama lima bulan sebelum dipecahkan oleh Barend ten Dam yang mengendarai sepeda motor Indian dalam waktu 15 jam dan 37 menit pada tanggal 18 September 1917, dengan kecepatan rata-rata 52 kilometer per jam.

Melihat rekornya dipecahkan oleh Barend ten Dam, enam hari sesudahnya, 24 September 1917, Goddy Younge yang berasal dari Semarang kembali mengukir rekor baru dengan catatan waktu 14 jam dan 11 menit, dan kecepatan sepeda motor Harley Davidson yang dikendarainya rata-rata 60 kilometer per jam.

Pada awal tahun 1960-an, mulai masuk pula skuter Vespa, yang disusul dengan skuter Lambretta pada akhir tahun 1960-an. Pada masa itu, masuk pula sepeda motor asal Jepang, Honda, Suzuki, Yamaha, dan belakangan juga Kawasaki.

Seiring dengan perjalanan waktu, sepeda motor asal Jepang mendominasi pasar sepeda motor di negeri ini. Urutan teratas ditempati oleh Honda, diikuti oleh Yamaha di tempat kedua dan Suzuki di tempat ketiga. (JL) (Luhulima, 2008).

II.3. Sejarah Modifikasi Motor Japstyle di Indonesia

Modifikasi japstyle lahir sejak tahun 1990-an. Modifikasi ini sudah dikenal di Husibuya Tokyo Jepang dengan sebutan Braddty Style. Dalam perkembangannya, Japs Style memiliki berbagai macam aliran, antara lain Braty Style, Street Tracker, Flat Tracker, Street Demon, Japaneesse South Carolina, dan juga Cafe’ Racer. Jadi, pada awalnya muda-mudi Jepang mencontek gaya builder


(19)

Amerika yang dikenal dengan desain Socal (South California), disana mereka mengadopsi motor pabrikan negaranya sendiri (Langitan, 2010).

Gambar II.1Contoh Modifikasi Japstyle Street Tracker Sumber: Majalah Bikers Edisi 18

Pertama kali modifikasi japstyle masuk ke Indonesia pada tahun 2004 oleh anak muda asal Bandung lewat majalah yang dibawanya sepulang dari Jepang, yaitu Franky Morry Astorianto pemilik bengkel modifikasi motor Yasashi Garage. Dengan bersama dengan 3 orang builder lainnya yaitu Kikis, Purnama Devan (pemilik Glanet Radical), dan Sandi . Setelah tergabungnya sebuah ide dari ke-4 bulider tersebut dan diaplikasikan ke sepeda motornya masing masing maka terbentuklah sebuah komunitas yang diberi nama Street Demon yang bertepatan pada hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2004. Setelah berjalannya waktu komunitas ini mempebanyak chapternya Jakarta, tanggerang, Bogor, bali, Surabaya, semarang, banjarnegara, purwakerto dan masih banyak lagi. Sekarang komunitas tersebut sudah mempunyai aliran sendiri yaitu Indonesian Style.

“Emang banyak pengaruh dari majalah-majalah Jepang., tapi apa

salahnya kita juga membanggakan Indonesia, karena modifikasi kita punya ciri


(20)

Gambar II.2Street Demon Bandung Sumber: Majalah Hai Edisi Mari Modif Motor

II.4 Pembahasan Penelitian Modifikasi Sepeda Motor Japstyle II.4.1 Strategi Penelitian

Awal dari proses penelitian ini berdasarkan pada masalah yang timbul pada modifikasi japstyle, seperti kurangnya media informasi yang membahas tentang modifikasi sepeda motor japstyle.

Strategi penelitian modifikasi sepeda motor japstyle ini berdasarkan pada pemberian sebuah informasi yang kurang efektif kepada masyarakat terutama modifikator pemula yang baru pertama kali memodifikasi sepeda motornya ataupun masyarakat awam yang belum mengenali sama sekali apa itu modifikasi sepeda motor japstyle.

Penelitian modifikasi sepeda motor japstyle ini berdasarkan fenomena dan fakta yang terjadi di kota Bandung pada saat ini. Melihat pada suatu daya tarik kepada modifikator yang masih banyak mengalami kegagalan dalam memodifikasi sepeda motornya agar meminimalisirkan kegagalan dalam tahah modifikasi sepeda motor tersebut.


(21)

Dengan objek yang sekarang berada di kota Bandung, penulis akan meneliti baik itu dari fenomena yang terjadi maupun fakta yang ada. Serta penulis akan meneliti sejauh mana modifikator mengetahui tahapan-tahapan modifikasi sepeda motor japstyle dan seberapa besar informasi yang mereka tahu tentang modifikasi sepeda japstyle tersebut.

II.4.2 Data Pengguna

Untuk mengetahui seberapa besar informasi tentang modifikasisepeda motor japstyle, maka perlunya suatu data dari sebagian masyarakat kota Bandung kususnya para penyuka modifikasi sepeda motor japstyle (pengendara, modifikator, penjual suku cadang dll.) maupun orang yang tidak bersangkuatan di dalamnya .

Berdasarkan data yang diterima penulis dari pihak pengguna dan non pengguna, jumlah pengetahuan tentang sepeda motor japstyle dirasa kurang banyaknya yang menegtahui tentang apa itu sepeda motor japstyle baik secara sejarah maupun secara fisiknya (Sumber: wawancara pribadi).

II.4.3 Fenomena Yang Terjadi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis di kota Bandung. Penulis menangkap atau melihat fenomena yang terjadi di disekitar kota Bandung seperti masih kurangnya informasi tentang modifikasi sepeda motor japstyle. Bahkan modifikator pemula lebih sering mengandalkan data seadanya dari internet maupun langsung meniru dari motor yang telah ada sebelumnya tanpa menyadari bagaimana suku cadang tersebut bisa berjalan dengan baik.


(22)

Gambar II.3Kesalahan Modifikasi Sumber: Majalah Hai Edisi Mari Modif Motor

II.4.4 Data dan Fakta Modifikasi Sepeda Motor Japstyle

Fakta yang terjadi di modifikasi sepeda motor japstyle adalah masih kurangnya informasi tentang modifikasi sepeda motor ini sehingga masih banyaknya modifikator yang melakukan kesalahan modifikasi. Beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya informasi modifikasi sepeda motor japstyle salah satunya adalah kurangnya media informasi.

Kurangnya informasi yang tersebar di kota Bandung. Dimana hanya didapatkan ulasan ulasan kecil dari internet dan majalah tanpa ada tahap ataupun cara untuk memodifikasi sepeda motor tersebut secara detail, contohnya seperti sepeda motor modifikasi milik Restu Gustina ini masih mengalami kegagalan.


(23)

Gambar II.4 Modifikasi Japstyle yang mengalami kegagalan milik Restu Gustina

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kegagalan bukan terdapat pada tampilan melainkan pada fungsi swing arm yang berguna untuk menopang ban terjadi kesalahan pemasangan menjadi laju sepeda motor tersebut tidak stabil.

II.5 Solusi masalah

Solusi yang akan dilakukan dengan menggunakan perancangan desain komunikasi visual adalah menbuat video proflile untuk mengenalkan modifikasi sepeda motor jaspstyle yang lebih sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.Video profile yang dibuat akan memberikan informasi untuk mengenalkan apa itu modifikasi sepeda motor japstyle ke masyarakat.

II.6 Target Audiens  Demografis

Usia : 18 - 35 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki tidak menutup kemungkinan untuk perempuan

Agama/Ras : Semua agama/ras  Psikografis

Disini target audiens berdasarkan psikografis diambil dari kalangan remaja dan dewasa karena usia tersebut masih selalu ingin


(24)

mengekspresikan dirinya melalui sesuatu hal contoh kecilnya lewat sepeda motor yang dimodifikasi.

 Geografis

Masyarakat perkotaan khususnya modifikator pemula di Bandung yang kurang mengetahui informasi tetang tahapan modifikasi sepeda motor japstyle.

II.7 Pengertian Media Komunikasi

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima (Sadiman, 1993 : 6).

Sedangkan komukasi berasal dari kata latin cum yaitu kata depan yang berarti dengan dan bersama dengan, dan anusyaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communio yang dalam bahasi Inggris

comminion yang berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,

perggaulan, dan hubungan (Naim, 2011 : 17).

II.8 Klasifikasi Media Komunikasi

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam:

• Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.

• Media visual, yaitu media yang dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Beberapa hal yang masuk kedalam media ini adalah film slide, foto, transparasi, lukisan, gambar dan beberapa bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

• Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dilihat lebih baik dan lebih


(25)

menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi dalam: • Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak sperti radio dan televisi. Melalui media ini lah dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

• Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film, video dan lain sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau dari teknik pemakaiannya, media dapat dibagi kedalam:

• Media yang diproyeksikan seperti film slide, film stripe, transparasi, komputer dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film proyektor untuk memproyeksikan film slide,overhead projetor (OHP) untuk memproyeksikan transparasi, LCD untuk memproyeksikan komputer, tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini akan kurang berfungsi.

• Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar foto, lukisan, radio, dan berbagai bentuk media grafis lainnya.

d. Dilihat berdasarkan bentuk dan cara penyajiannya:

• Kelompok satu: Media grafis, bahan cetak dan gambar diam 1. Media grafis adalah media yang menyampaikan fakta,

ide, gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka, simbol, yang termasuk media grafis adalah grafik, diagram, bagan, sketsa, poster, papan flanel, dan bulletin board.

2. Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetakan, printing atau


(26)

offset. Beberapa hal yang termasuk media bahan cetak adalah buku tes, modul, bahan pengajaran terprogram. 3. Gambar diam adalah media visual yang berupa gambar

yang dihasilkan melalui proses fotografi, yang termasuk dalam media ini adalah foto

• Kelompok kedua: Kelompok media proyeksi diam, yakni media visual yang diproyeksikan atau media yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit unsur gerakan. Jenis media ini diantaranya: OHP/OHT, opaque projector, slide dan filmstripe.

1. OHP/OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (overhead projector) dan OHT biasanya terbuat dari plastik transparan.

2. Opaque projector adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan benda-benda tak tembus pandang, seperti buku, foto. Opaque projector ini tidak memerlukan penggelapan ruangan.

3. Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat yang dinamakan projector slide. Film bingkai ini terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik.

4. Media film stripe atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide.

• Kelompok ketiga: Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya melalui pendengaran. Jenis pesan yang disampaikan berupa kata-kata, sound effect. Beberapa hal yang termasuk media ini adalah radio, media alat perekam pita magnetik/kaset tape recorder.

• Kelompok keempat : Media audio visual diam adalah media yang penyampaian pesannya diterima oleh pendengaran dan penglihatan namun gambar yang dihasilkannya adalah gambar


(27)

diam atau memiliki sedikit gerakan. Diantaranya adalah media sound slide dan film stripe bersuara.

• Kelompok kelima: Film (motion picture), yaitu serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga memberi kesan hidup dan bergerak. Ada beberapa jenis film, ada film bisu, film bersuara dan film gelang yang ujungnya saling bersambungan dan tidak memerlukan penggelapan ruangan.

• Kelompok keenam: Media televisi adalah media yang menyampaikan pesan audiovisual dan gerak. Diantaranya adalah media televisi, televisi terbatas, dan video cassete recorder.

• Kelompok ketujuh adalah multimedia, merupakan suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket. Misalnya modul yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio dan bahan audiovisual (Sanjaya, 2012 : 118-121).

II.9 Videografi

Video menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi. Secara umum videografi dapat di artikan media untuk merekam suatu momen atau kejadian yang dirangkum dalam sebuah sajian gambar dan suara yang dapat di nikmati dikemudian hari, baik sebagai sebuah kenangan ataupun sebagai bahan kajian untuk mempelajari apayang pernah terjadi. Videogafi banyak digunakan oleh berbagai kalangan untuk berbagai kepentingan mulai dari individu hingga kelompok. Video merupakan seperangkat komponen atau media yang mampu menampilkan gambar sekaligus suara dalam waktu bersamaan dikarenakan terjadinya gambar secara optis dan juga elektronis (Baksin, 2009: 23).


(28)

Berbicara videografi tentu akan berbicara sebuah alat yang menjadi wadah dari video tersebut yaitu kamera. Berbicara kamera pada era sekarang ini tentu bukan lagi menjadi hal yang asing. Di pasaran sudah banyak beredar kamera fotografi yang menjadi popular di kalangan dewasa maupun remaja. Menurut Askurifai Baksin (2009) menjelaskan kamera dikategorikan “tiga jenis yaitu kamera foto (still photography), kamera Film/movie (cinema photography), dan kamera video (video photography)” (hal.23). Ketiga jenis tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Perbedaan utama terdapat pada aspek bahan penyimpan gambar dan proses terjadinya gambar. Adapun jenis kamera video setelah pengambilan gambar hasilnya bisa lansung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Selanjutnya dilihat dari gambar yang dihasilkan, ketiga jenis kamera tersebut berbeda. Jika kamera foto menghasilkan gambar-gambar tunggal tidak bergerak (still single picture), kamera film dan video memeliki kesamaan yaitu sama-sama menghasilkan gambar hidup atau citra bergerak (motion picture) (Baksin, 2009: 24).

II.9.1 Terdapat Beberapa Jenis-jenis Video: a. Video analog

Video analog adalah gambar dan suara yang direkam dalam bentul sinyal magnetik pada pita magnetik. Video analog kebanyakan digunakan untuk penyiaran televisi masih merupakan produk dari industry pertelevisian dan oleh sebab itu dijadikan sebagai standar televisi.

b. Video digital

Video digital adalah jenis sistem video rekording yang bekerja menggunakan sistem digital dan biasanya digital video direkam dalam tape, kemudian didistribusikan melalui optical disk, misalnya VCD dan DVD.

II.9.2 Video Profile

Melihat dari defenisi video diatas maka video profile dapat didefinisikan, yaitu sebuah sajian gambar dan suara yang mengenalkan atau


(29)

menjelaskan sesuatu hal yang berisikan informasi dan ditujukan kepada khalayak atau penerima pesan. Video profile banyak digunakan di perusahaan bertujuan untuk memperkenalkan perusahaannya ke khalayak. Pada perancangan ini, melihat permasalahan dari modifikasi sepeda motor japstyle, maka di buatlah sebuah video profil pengenalan tentang modifikasi sepeda motor japstyle. Video ini akan disajikan dalam sebuah bentuk audio

visual yang pada akhirnya digabung menjadi sebuah video, Guna untuk

mengenalkan atau memberikan informasi kepada masyarakat awam yang kurang mengetahui sama sekali apa itu modifikasi sepeda motor japstyle.


(30)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dalam merancang sesesuatu banyak hal yang perlu diperhatikan agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti dan mudah di tangkap oleh penerima pesan. Dengan melihat semua aspek dan dari berbagai sisi diperlukan sebuah anilasa yang dapat membangun sebuah wawasan dan sebuah informasi yang utuh untuk modifikator pemula. Untuk itu diperlukan sebuah konsep dan analisa agar video yang ingin dibuat dapat memberikan bayangan kepada modifikator pemula, seperti apa modifikasi sepeda motor japstyle. Dengan melihat dari berbgai aspek diharapkan video ini dapat memberikan informasi kepada penonton.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi yang bersifat informatif, agar target audiens dapat mengetahui bagaimana modifikasi sepeda motor japstyle serta kelebihan-kelebihan yang terdapat didalamnya, sehingga target audiens tertarik untuk mengenal lebih jauh apa itu modifikasi sepeda motor japstyle. Dalam strategi perancangan video profil modifikasi sepeda motor japstyle ini, tujuan komunikasi sangat penting agar pesan dapat tepat pada sasaran, adapun tujuannya adalah:

a. Memberikan pengenalan kepada modifikator pemula agar mengetahui apa itu modifikasi sepeda motor japstyle dan bagaimana cara modifikasi yang baik dan benar. Pada penyampaian informasinya akan lebih ditekankan pada unsur sinematiknya.

b. Modifikator pemula menjadi paham dan tahu apa itu modifikasi sepeda motor japstyle.

c. Lebih menarik modifikator pemula untuk lebih tahu tentang bagaimana modifikasi sepeda motor japstyle yang benar.


(31)

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi dalam membangun sebuah video tentu akan sangat di perlukan. Untuk itu pada pendekatan komunikasi akan dibagi menjadi dua pendekatan yaitu visual dan verbal.

a. Pendekatan Verbal

Video ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada penonton agar mengetahui apa itu modifikasi sepeda motor japstyle. Alur cerita yang digunakan yaitu dengan cara memaparkan setiap objeknya melalui sebuah video profile yang informatif. Pendekatan verbal yang digunakan pada video profile ini adalah menggunakat teknik motion

tracking text. Pada setiap shot semua detail objek seperti kegunaan suku

cadang dan jenis-jenisnya akan diberikan informasi berupa text motion sebagai pengganti narasi. Teknik tracking motion ini dipilih karena lebih dapat memberi kesan yang simple namun dapat memberikan informasi yang efektif.

b. Pendekatan Visual

Pendekatan visula yang akan digunakan adalah pendekatan melaluli hobi atau pendekatan melalui apa yang disukai oleh target sasaran yang telah diteliti sebelumnya. Dengan pendekatan visual ini mengharapkan agar modifikator pemula agar lebih tertarik terhadap informasi yang disampaikan.

Unsur visula yang digunakan tidak terlepas dari keseharia penghobi sepeda motor modifikasi tersebut. Berhubung dengan target sasarannya adalah remaja sampai dewasa, maka unsur visual akan dipadukan untuk bisa memenuhi informasi yang disampaikan,


(32)

Dalam membuat video profile modifikasi sepeda motor japstyle ini teknik

time lapse dan juga motion tracking text akan dihadirkan sebagai pembantu

mempertegas informasi yang ada didalam video profile ini, agar informasi yang dihadirkan bisa lebih mudah dipahami oleh penonton. Teknik yang di angkat untuk mencoba sesuatu hal yang baru dalam penyampaian informasi dari modifikasi sepeda motor japstyle tersebut. Video dengan teknik time lapse dan motion tracking

text merupakan strategi kreatif yang dipilih untuk penyajian video ke penerima

pesan. Pada dasarnya ide ini muncul dari inginnya penyampaian informasi yang berbeda namun masih mempunyai estetika dalam penyampaiyannya. Jadi video ini akan menginformasikan modifikasi sepeda motor japstyle ke penerima pesan dengan cara tersebut. Penggunaan komunikasi bahasa akan mempergunakan bahasa Indonesia, karena target penerima pesan akan difokuskan didalam negri saja. Dengan demikian video ini akan mudah di terima oleh penerima pesan.

III.1.3.1 Konsep Produksi

Dalam konsep produksi akan ditentukan perencanaan rangancan pembuatan video profil modifikasi sepeda motor japstyle yaitu:

a. Tahap Pra Produksi

Dalam tahap ini akan dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:

Ide dan Tema

Ide awal karena melihat potensi di bidang modifikasi cukup mengalami kenaikan yang sangat pesat, khususnya modifikasi sepeda motor japstyle. Sebagai salah satu aliran modifikasi yang populer di Asia, akan tetapi masih banyak yang belum mengetahuin informasi tentang modifikasi sepeda motor japstyle baik dari segi informasi maupun tata cara perakitannya. Maka muncul ide bagaimana cara menginformasikan kepada masyarakat awam mengenai modifikasi sepeda motor japstyle tersebut. Salah satu cara untuk menginformasikan modifikasi sepeda motor japstyle dengan cara memperluas jaringan informasi. Semisalkan


(33)

dengan cara pembuatan media informasi yang mampu menarik daya minat masyarakat itu sendiri. Ide yang muncul pertama kali adalah membuat media informasi yang berbeda dari sebelumnya, yaitu dengan memasukan unsur motion tracking text sebagai pengganti voice over yang biasa dipakai oleh keabanyakan pada video profile. Tema video profile ini adalah menginformasikan bagaimana cara memodifikasi sepeda motor japstyle yang baik dan benar. Mencoba dikemas secara menarik sehingga membuat penonton mengetahui gambaran bagaimana cara memodifikasi sepeda motor japstyle tersebut, hal ini juga bertujuan untuk memberika suatu sifat keaslian dari informasi video profile ini.

Sinopsis

Matahari baru saja menampakkan diri. Cahayanya yang lembut, menerobos masuk ke dalam sebuah ruangan yang sunyi. Sebuah motor setengah jadi berdiri tegak dengan topangan sebuah pedok, terbalut cahaya matahari yang menerobos masuk lewat sela-sela jendela. (Motion tracking text: Mesin berkapasitas tenaga 125cc). Meskipun tak utuh, mesin motor tersebut masih terlihat bersih dan kokoh (Motion tracking text: Mesin 1 silinder). Seorang teknisi terlihat sedang memakai sepasang sarung tangan yang telah diambilnya di sebuah meja. Ia pun mulai memperhatikan sebuah kertas-kertas yang tertempel di dinding. Kertas tersebut bergambarkan desain motor dan onderdil yang memang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Suara musik mengalun. Setelah teknisi tersebut menyalakan radio tape yang berada tepat di pojok kanan meja yang sejajar dengan sebuah kotak perlengkapan bengkel. Tak lama kemudian si teknisi tersebut langsung


(34)

membuka jok yang tertempel di badan motor (Motion tracking text: Kulit sintetis dengan busa tipis dan model jaitan garis-garis). Tangki dilepas dari badan motor (Motion tracking text: Model Peanut berbahan besi galvanis, berkapasitas bahan bakar kurang lebih 5 liter). Setelah itu teknisi membuka band depan dan belakang dari lengan ayun dan shockbreaker (Motion tracking text: Depan, Velg ring 18-1.85, Ban ring 18-4.00. Belakang, Velg ring 18-2.50, ban ring 18-4.00) melanjutkan dengan melepas vork depan dari kerangka motor (Motion tracking text: 33x28x556 drat)., terakhir teknisi memisahkan kerangka dan mesin (Motion tracking text: penambahan pipa seamles ¾ pada bagian belakang rangka).

Teknisi mulai menghaluskan sebuah tanki menggunakan hampelas di atas meja, dilain sisi terlihat lampu gantung menerangi sebuah mesin. Setelah teknisi menghaluskan tanki mulailah tahap penghalusan rangka motor menggunakan gerinda. Terlihat percikan-percikan besi bertaburan. Debgan jeli mata teknisi memperhatikan detail permukaan hasil dari penghalusan tadi. Setelah penghalusan semua bagian-bagian suku cadang motor, teknisi mulai memberikan cat dasar pada semua bagian suku cadang dan menggantungkannya pada langit-langit bengkel. Keesokan harinya, teknisi mulai menuangkan dan mengaduk cat pada sebuah kaleng di atas meja kerjanya (Motion tracking text: Cat Duco Black Metalic untuk rangka dan lengan ayun, cat Duco silver untuk tangki) dan mulai mengecat semua bagian suku cadang motor dari mulai tangki, rangka, lengan ayun, dan suku cadang lainnya. Setelah semuanya tercat rapih, teknisi kembali menggantungkan suku cadangnya di langit-langit.


(35)

Matahari kembali mulai menerangi isi bengkel yang gelap dari sela-sela jendela. Teknisi mulai melukis sebuah gambar pada tangki motor di atas meja kerja. Selagi menunggu kering, teknisi mengecat beberapa suku cadang motor dengan pernis seperti rangka, lengan ayun, dan suku cadang yang telah di cat termasuk tangki yang telah kering.

Hari berikutnya teknisi mulai merakit semua suku cadang motor menjadi kesatuan seperti memasang rangka dengan mesin (Motion Tracking: Masukan baud perlahan menggunakan tangan setelah terasa berat, gunakan kunci pas untuk mengencangkan baud), memasukan shockbreaker depan pada komstir (Motion tracking text: Perhatikan bearing dengan melumasinya menggunakan gemuk/stemplet), memasang ban pada rangka (Tracking Motion: masukan as roda secara perlahan kedalam lubang tromol dan lakukan pukulan ringan sampai as roda dapat berputar baik), memasang tangki (Motion tracking text: letakan perlahan pada bagian rangka), dan terakhir memasang jok (Motion tracking text: pastikan jok terpasang dengan benar dan tidak bergeser pada saat diduduki). Setelah semua suku cadang tertempel, teknisi mulai membersihkan semua bagian motor menggunakan kain lap yang lebut sampai terlihat mengkilat. Teknisi membuka sarung tangan dan menyimpannya di meja lalu mematikan musik pada radio tape.

Perlahan suara motor terdengar dari kejauhan dari sebuah jalan yang terang oleh teriknya matahari, terlihat teknisi sangat nyaman mengendarai motor rakitannya sambil melewati tikungan demi tikungan tanjakan demi tanjakan sampai menuju jalan berbatupun dilalui dengan sangat tangguh.


(36)

Story Line

o Perlahan-lahan sinar matahari mulai masuk kedalam bengkel

o Perlahan mesin motor mulai terlihat sedikit demi sedikit

o Establis mulai memperlihatkan bagian isi bengkel

o Setelah itu modifikator mulai menggunakan sarung tangan untuk memulai pekerjaannya o Memerhatikan design motor

o Establis melihatkan radio / pemutar musik o Menekan tombol play pada radio / pemutar

musik

o Modifikator mulai membongkar bagian suku cadang motor sampai hanya tersisa mesin o Mulai taha penghalusan tangki, rangka, dan

suku cadang motor

o Memberi dempul pada bagian suku cadang yg kurang rata

o Memberi cat dasar pada suku cadang o Mengaduk dan pencampuran cat

o Mulai mengecat bagian suku cada satu persatu hinggal semuanya selesai

o Setelah semua bagian suku cadang kering, dilanjutkan tahap penggambaran pada tangki motor

o Setelah semuanya selelsai di cat dan dalam keadaan kering mulai lah tahap selanjutnya yaitu pemberian pernis atau pelapis cat untuk memperkuat warna cat tersebut

o Merakit ulang simotor terseut menjadi satu keutuhan


(37)

o Membersihkan sisa-sisa kotoran menggunakan lap pada motor

o Uji coba menyalakan mesin o Persiapan berkendara

o Test drive

III.1.4 Strategi Media

Semakin berkembangnya dunia teknologi, masyarakat kini mampu dengan mudah mengakses informasi berupa video, tidak hanya media informasi yang berupa media cetak. Justru dengan hadirnya media informasi berupa video dengan tampilan visualisasi yang menarik, mampu lebih cepat ditanggap oleh penerima pesan. Video merupakan media yang kompleks karena didalamnya ada visual dan audio, jadi indra penglihatan dan pendengaran akan mampu menyaingi dari penggunaan media yang lain. Selain itu dengan adanya unsur Motion tracking text dan time lapse pada video profile ini akan memudahkan presepsi penonton. Karena presepsi ingatan yang berupa audio visual itu mampu diingat lebih lama dan mempunyai kesan tersendiri.

III.1.4.1 Media Utama

Media utama yang dipilih berupa video profile, karena dengan penyampaian pesan berupa video pelihat pesan mampu lebih cepat menangkap penggambaran dari proses modifikasi sepeda motor japstyle. Dengan demikian akan memudahkan dalam penyampaian dan diterimanya informasi kepada para penonton.

III.1.5 Strategi Distribusi

Strategi distribusi yang dipilih melalui media elektronik berupa media

online atau internet. Penyeberan video bisa di lakukan melalui situs web, media

sosial, vimeo, dan youtube. Pemilihan media ini mengingat pada era sekarang orang atau masyarakat akan lebih cenderung menggunakan media online atau internet dalam mencari data-data yang mereka butuhkan sebelum hendak berangkat ke tempat yang dituju. Dan melalui media internet masyarakat dapat melihat data-data


(38)

berulangkali dan juga dapat mengambil data tersebut untuk menjadi acuan. Selain itu juga masyarakat, akan sangat mudah dan lebih cepat mendapatkan pesan dengan menggunakan media intern.

III.2 Konsep Visual

Konsep visual dalam pembuatan video profile ini adalah mengabungkan teknik time lapse dan juga Motion tracking text yang akan dihadirkan sebagai pembantu mempertegas informasi yang ada didalam video profile ini, agar informasi yang dihadirkan bisa lebih mudah dipahami oleh penonton.

Adapun pengertian teknit yang digunakan yaitu:

Time lapse, yaitu pengembangan dari bidang fotografi yang

menjadikan sekumpulan foto yang diambil dalam periode tertentu menjadi sebuah klip video pendek. Periode pemotretan umumnya berdurasi lama, bisa hingga berjam-jam, sedangkan timing pengambilan foto bisa dibuat berkala setiap beberapa detik hingga menit, tergantung kebutuhan. Obyek yang difoto biasanya adalah obyek yang punya gerakan sangat lambat, seperti gerakan awan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Meski begitu timelapse boleh juga dipakai untuk merekam gerakan yang lebih cepat seperti manusia yang berjalan, meski nanti hasilnya gerakan manusia itu akan tampak sangat cepat, Erwin (2012).

Motion tracking text, yaitu pergerakan teks yang mengikuti objek atau

objek yang mengikuti text pada sebuah video.

III.2.1 Format Desain

Format desain pada video profile ini menggunakan video high resolution 1920 x 1080 pixel dengan perbandingan aspek rasio 16:9. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah gambar. Sedangkan format kemasan dari film ini berupa DVD. Kemudian untuk format hasil akhir film, akan di publish dengan format file *.mp4.


(39)

III.2.2 Musik

Elemen yang sangat berperan penting dalam memperkuat mood, nuansa, serta suasana video ini adalah musik. Musik dapat di kelompokan menjadi dua macam, yaitu ilustrasi musik dan lagu. Ilustrasi musik adalah musik latar yang mengiringi aksi selama cerita berjalan, sedangkan musik lagu adalah pengring sebuah film yang membentuk karakter serta mood suasana adegannya. Elemen musik yang dipakai pada video ini genre instrument ambient. Karena mengingat fungsi musik disini untuk mempertegas suasana agar lebih kuat maknanya.

III.2.3 Tipografi

Untuk menjelaskan unsur informasi yang ada pada video ini akan menggunakan elemen tipografi. Tipografi yang digunakan harus mengandung keterbacaan, nyaman dari segi proposi, spasi, ukuran dan juga penempatannya. Penggunaan tipografi akan mengarah kepada jenis huruf yang terkesan tegas dan jelas sehingga tidak melelahkan mata target audience. Dengan tingkat keterbacaan yang baik huruf yang digunakan pada video ini adalah helvetica. Dan pada penerpannya akan disesuaikan dengan penepatanya.

III.2.4 Warna

Pada logikanya setting yang dipakai dalam video ini adalah di sebuah bengkel yang hanya memiliki 1 buah jendela untuk cahaya matahari masuk dan 1 buah lampu berintesitas rendah yang berada di langit-langit bengkel, maka dari itu tehnik yang dipakai dalam pencahayaan dalam video ini memakai cahaya tungsten atau cahaya yang bersumber dari sebuah lampu yang memiliki itensitas tinggi. jenis lampu yang dipakai pada video ini adlah berjenis Open Face/ Red Head yang memiliki suhu 3200 kelvin, dan mampu untuk menggantikan sebuah cahaya matahari yang masuk dari jendela bengkel. pemilihan suhu 3200 kelvin atau temperatur warna yang


(40)

disebut Houshold Light Blulbs pada satuan kelvin karena memiliki kesan keras yang menimbulkan objek/motor yang terkena cahaya terebut manjadi lebih berkarakter. dengan logika cahaya matahari yang hanya timbul dari 1 buah jendela, maka hasil keseluruhan pencahayaan bersifat kontras atau cahaya tidak ayan menyinari keseluruhan ruangan bengkel, itu yang akan menambah kesan dramatis pada video ini.


(41)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI

IV.1 Teknis Produksi

Dalam tahapan ini adalah tahapan akhir dari proses yang telah disusun sebelumnya atau final artwork. Dimana seluruh gagasan dan materi yang telah dikumpulkan sebelumnya akan diproses untuk menjadi sebuah tampilan yang diharapkan. Guna memberikan hasil yang maksimal dalam proses eksekusi akhir ini diperlukan juga beberapa tahapan yang harus di persiapkan terlebih dahulu secara teknis antara lain seperti hardware dan sofware yang dibutuhkan. Tahap ini sangat penting dalam proses perancangan ini, agar pada pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Dalam proses pembuatan video profil ini terdiri dari beberapa proses yaitu:

a.

Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahap yang dilakukan sebelum produksi, misalnya dibutuhkanya scenario atau storyboard dalam pembuatannya.

Gambar IV.1 Storyboard Sumber: Dokumen pribadi

b.

Produksi

Produksi merupakan proses dari pembuatan video. Seluruh tim produksi bekerja keras untuk menghasilkan suatu karya yang maksimal. Perlu adanya kerja sama dalam tim tersebut. Dalam pelaksanaan proses produksi pengambilan gambar yang baik harus sesuai dengan storyboard .

Storyboard menurut buku video editing dengan Adobe Premiere adalah

menampilkan video-video scene dan transisi yang tersusun atas ikon-ikon thumbnail. Selain itu dalam proses produksi peran sutradara itu sangat penting untuk memandu seluruh tim tentang apa saja yang harus dilakukan.


(42)

Kameramen juga sangat penting dalam proses produksi ini, karena gambar yang dihasilkannya mampu menentukan mudah atau tidaknya dalam proses editing nanti hasilnya akan sesuai dengan yang diinginkan atau tidak. Selain itu, dalam pembuatan video ini, cahaya sangat berpengaruh penting. Jadi butuh kesabaran dalam pembuatan video ini.

Gambar IV.2 Behind the scene Sumber : Dokumen pribadi c. Paska Produksi

Paska produksi itu adalah proses setelah dilakukannya proses produksi, misalnya proses editing. Setelah video diambil, video-video tersebut di edit ulang agar menghasilkan tone warna yang menarik dengan menggunakan adobe premiere. Pada video ini, tahap produksinya yaitu dengan cara menggabung-gabungkan video dengan motion tracking sehingga menghasilkan video yang informatif dan menarik. Dalam pembuatan video profile ini yang paling dibutuhkan adalah keseimbangan, ketelitian dan kesabaran. Karena video yang dihasilkan akan diberi informasi tambahan melalui motion tracking, jadi dibutuhkan juga spesifikasi computer yang mampu menunjang proses editing video profile yang dihasilkan agar bisa menghasilkan hasil yang sesuai dan memuaskan.

Proses awal tahap editing dalam video ini adalah menggunakan adobe premire, selanjutnya untuk pembuatan tulisan didalam video dan efek teks di akhir video nya menggunakan adobe after effect.


(43)

Gambar IV.1 Proses editing Adobe Premire Sumber : Dokumen pribadi

Semua hasil pengolahan dari adobe after effect di masukan ke dalam adobe premiere sebagai finishingnya. Selain itu dalam adobe premiere ini juga mulai menyesuaikan lagu yang akan digunakan dan memasukan efek-efek lainnya

Gambar IV.2 Proses editing adobe after effect Sumber : Dokumen pribadi

Selesai tahap editing di adobe premire, selanjutnya untuk pembuatan tracking motion didalam video dan efek teks di akhir video nya menggunakan adobe after effect.

Semua hasil pengolahan dari adobe after effect di masukan ke dalam adobe premiere sebagai finishingnya. Selain itu dalam adobe premiere ini juga mulai menyesuaikan lagu yang akan digunakan dan memasukan efek-efek lainnya.


(44)

IV.2 Media Pendukung

Media pendukung dari video ini adalah tempat CD. Didalamnya akan memberikan informasi tahapan modifikasi yang ada di video ini. Disertai CD yang berisi video profile ini dan stiker.

a. Tempat CD

Tempat CD ini akan dipublikasikan pada saat atau momen tertentu. Salah satunya adalah pada saat acara sepeda motor custom. Karena biasanya pada saat acara sepeda motor custom, banyak acara-acara yang akan diselenggarakan dan banyak dihadiri oleh para modifikator, baik modifikatot pemula maupun modifikator lama. Cara pemasaran tempat CD ini bisa di area tempat acara sepeda motor custom berlangsung yang biasanya banyak datangnya para modifikator.

Gambar IV.3 Tempat CD Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media tempat cd

Ukuran : Lebar 9cm x Tinggi 15cm

Material : Kaleng

Teknis produksi : Reproduksi dari bahan tidak terpakai, di cat menggunakan pylox dan hasil akhir penempelan stiker pada media tempat cd.


(45)

b. Poster

Untuk memperkenalkan Video Profile modifikasi sepeda motor japstyle pada khalayak umum khususnya para modifikator pemula, strategi yang digunakan adalah dengan menyebarkannya di sebuah event modifikasi sepeda motor bertujuan untuk memancing para modifikator agar setidaknya tertarik dan ingin melihat video tersebut.

Gambar IV.4 Poster Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media poster

Ukuran : A3

Material : Art paper 120 gr


(46)

c. Stiker

Dengan adanya media pendukung berupa stiker ini, berguna agar modifikator atau mayarakat yang melihat stiker ini mampu mudah mengingat video profile ini. Strategi yang digunakan adalah dengan menyebarkannya secara gratis di sebuah event modifikasi sepeda motor bertujuan untuk memancing para modifikator agar setidaknya tertarik dan ingin melihat video tersebut

Gambar IV.5 Stiker Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media stiker

Ukuran : Disesuaikan Material : Vinyl sticker

Teknis produksi : Dicetak print laser menggunakan kertas Vinyl sticker.


(47)

d. Mini X Banner

Mini x banner ini akan dipublikasikan pada saat atau momen tertentu. Salah satunya adalah pada saat acara sepeda motor custom. Karena biasanya pada saat acara sepeda motor custom, banyak acara-acara yang akan diselenggarakan dan banyak dihadiri oleh para modifikator, baik modifikatot pemula maupun modifikator lama.

Gambar IV.6 Mini X Banner Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media mini x banner

Ukuran : A3

Material : Kertas Albatros


(48)

e. Baju Kaos

Dengan adanya media pendukung berupa Baju kaos ini, berguna agar modifikator atau mayarakat yang melihat stiker ini mampu mudah mengingat video profile ini. Strategi yang digunakan adalah dengan mengenakannya secara pribadi di sebuah event modifikasi sepeda motor bertujuan untuk memancing para modifikator agar setidaknya tertarik dan ingin melihat video tersebut.

Gambar IV.7 Baju Kaos Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media baju kaos Ukuran : Disesuaikan Material : Cottton 24s


(49)

f. Toolkit / Tempat Kunci-kunci

Tempat kunci-kunci ini akan dipublikasikan pada saat atau momen tertentu. Salah satunya adalah pada saat acara sepeda motor custom. Karena biasanya pada saat acara sepeda motor custom, banyak acara-acara yang akan diselenggarakan dan banyak dihadiri oleh para modifikator, baik modifikatot pemula maupun modifikator lama.

Gambar IV.8 Toolkit / Tempat Kunci-kunci Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media tempat cd

Ukuran : Lebar 6,5cm x Tinggi 12cm

Material : Kaleng

Teknis produksi : Reproduksi dari bahan tidak terpakai, di cat menggunakan pylox dan hasil akhir penempelan stiker pada media tempat cd.


(50)

IV.3 Media Distribusi Video

Media distribusi yang dipilih untuk video profil ini adalah media elektronik berupa media online atau internet. Penyebaran video dilakukan melalui Vimeo, Youtube biro perjalanan dan juga website pemerintah. Penepatan video ini mengingat pada era sekarang modifikator pemula akan lebih cenderung menggunakan media online atau internet dalam mencari data-data. Serta dapat di akses setiap saat. Video ini juga dapat di akses menggunakan alat komunikasi yang sering digunakan orang atau wisatawan pada era sekarang ini, semisalkan laptop, ipad, smartphone dan sebagainya yang dapat terhubung ke internet. Beberapa di tepatkan di media online:

Gambar IV.9 Media distribusi video Sumber: Dokumen pribadi


(51)

IV.4 Spesifikasi Hadware

Spesifikasi hadware yang digunakan pada tahap pasca produksi yaitu: a. PC (Personal Computer)

b. Processor Intel Corei3 c. Memory 4000MB RAM IV.5 Spesifikasi Software

Software yang digunakan pada tahan pasca produksi yaitu: a. Adobe Premiere CS5


(1)

c. Stiker

Dengan adanya media pendukung berupa stiker ini, berguna agar modifikator atau mayarakat yang melihat stiker ini mampu mudah mengingat video profile ini. Strategi yang digunakan adalah dengan menyebarkannya secara gratis di sebuah event modifikasi sepeda motor bertujuan untuk memancing para modifikator agar setidaknya tertarik dan ingin melihat video tersebut

Gambar IV.5 Stiker Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media stiker

Ukuran : Disesuaikan

Material : Vinyl sticker

Teknis produksi : Dicetak print laser menggunakan kertas Vinyl sticker.


(2)

d. Mini X Banner

Mini x banner ini akan dipublikasikan pada saat atau momen tertentu. Salah satunya adalah pada saat acara sepeda motor custom. Karena biasanya pada saat acara sepeda motor custom, banyak acara-acara yang akan diselenggarakan dan banyak dihadiri oleh para modifikator, baik modifikatot pemula maupun modifikator lama.

Gambar IV.6 Mini X Banner Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media mini x banner

Ukuran : A3

Material : Kertas Albatros


(3)

e. Baju Kaos

Dengan adanya media pendukung berupa Baju kaos ini, berguna agar modifikator atau mayarakat yang melihat stiker ini mampu mudah mengingat video profile ini. Strategi yang digunakan adalah dengan mengenakannya secara pribadi di sebuah event modifikasi sepeda motor bertujuan untuk memancing para modifikator agar setidaknya tertarik dan ingin melihat video tersebut.

Gambar IV.7 Baju Kaos Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media baju kaos

Ukuran : Disesuaikan

Material : Cottton 24s


(4)

f. Toolkit / Tempat Kunci-kunci

Tempat kunci-kunci ini akan dipublikasikan pada saat atau momen tertentu. Salah satunya adalah pada saat acara sepeda motor custom. Karena biasanya pada saat acara sepeda motor custom, banyak acara-acara yang akan diselenggarakan dan banyak dihadiri oleh para modifikator, baik modifikatot pemula maupun modifikator lama.

Gambar IV.8 Toolkit / Tempat Kunci-kunci Sumber: Dokumen pribadi

Ukuran teknis media tempat cd

Ukuran : Lebar 6,5cm x Tinggi 12cm

Material : Kaleng

Teknis produksi : Reproduksi dari bahan tidak terpakai, di cat menggunakan pylox dan hasil akhir penempelan stiker pada media tempat cd.


(5)

IV.3 Media Distribusi Video

Media distribusi yang dipilih untuk video profil ini adalah media elektronik berupa media online atau internet. Penyebaran video dilakukan melalui Vimeo, Youtube biro perjalanan dan juga website pemerintah. Penepatan video ini mengingat pada era sekarang modifikator pemula akan lebih cenderung menggunakan media online atau internet dalam mencari data-data. Serta dapat di akses setiap saat. Video ini juga dapat di akses menggunakan alat komunikasi yang sering digunakan orang atau wisatawan pada era sekarang ini, semisalkan laptop, ipad, smartphone dan sebagainya yang dapat terhubung ke internet. Beberapa di tepatkan di media online:

Gambar IV.9 Media distribusi video Sumber: Dokumen pribadi


(6)

IV.4 Spesifikasi Hadware

Spesifikasi hadware yang digunakan pada tahap pasca produksi yaitu: a. PC (Personal Computer)

b. Processor Intel Corei3 c. Memory 4000MB RAM

IV.5 Spesifikasi Software

Software yang digunakan pada tahan pasca produksi yaitu: a. Adobe Premiere CS5