pada pengobatan sendiri pada masyarakat di Kecamatan Karanganom,
Kabupaten Klaten?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat pengetahuan penggunaan analgetik pada pengobatan
sendiri oleh masyarakat di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat pengetahuan penggunaan
analgetik berdasarkan faktor sosiodemografi jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan pendapatan pada pengobatan sendiri.
D. Tinjauan Pustaka
1. Pengobatan Sendiri
Pengobatan sendiri adalah penggunaan obat oleh masyarakat untuk tujuan pengobatan sakit tanpa resep atau nasehat dokter. Manfaat pengobatan sendiri
untuk penanggulangan secara cepat sakit yaitu: tidak memerlukan konsultasi medis,
mengurangi beban
pelayanan kesehatan,
serta meningkatkan
keterjangkauan pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari puskesmas. Keuntungan pengobatan sendiri antara lain aman bila digunakan sesuai dengan
aturan, efektif untuk menghilangkan keluhan, efisiensi biaya, dan efisiensi waktu, ikut berperan dalam mengambil keputusan terapi dan meringankan beban
pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga dan sarana kesehatan di masyarakat. Berdasarkan peraturan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan Departemen Kesehatan sekarang BPOM pada tahun 2007 menerbitkan
buku Kompendia Obat Bebas sebagai pedoman masyarakat melakukan pengobatan sendiri dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tepat golongan, yaitu menggunakan golongan obat bebas atau obat bebas
terbatas. b.
Tepat obat, yaitu sesuai keluhan dengan indikasi obat. c.
Tepat dosis, yaitu sesuai antara takaran dengan umur. d.
Lama pengobatan terbatas, bila sakit berlanjut harus menghubungi tenaga medis Supardi dkk, 2002.
2. Obat dan Penggolongannya
Obat adalah suatu zat yang dapat digunakan untuk diagnosis, pengobatan, melunakkan, penyembuhan, atau pencegahan penyakit pada manusia atau hewan
Anief, 1997. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009, pemerintah menggolongkan obat
menjadi 4 golongan untuk mengawasi penggunaan obat dan menjaga keamanan penggunaannya. Empat golongan tersebut adalah :
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol Anief, 1997. b.
Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM. Disamping itu pada obat bebas terbatas ada tanda peringatan salah satu dari P. No.
1,No. 2, P. No. 3, P.No. 4, P. No. 5, P. No. 6 Anief, 1997.
Gambar1. Tanda Peringatan Pada Obat Bebas Terbatas
c. Obat Keras Daftar G
Obat-obat ini hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Obat keras merupakan obat yang berkhasiat keras dan untuk memperolehnya harus dengan
resep dokter. Obat-obat yang termasuk golongan ini antara lain zat- zat antibiotik, obat-obat anti bakteri sulfadiazin, sulfasomidin, hormon, antihistaminika untuk
pemakaian dalam, dan semua obat suntik Anief, 1997. P. No 1
Awas Obat Keras Bacalah aturan memakainya
ditelan P. No 2
Awas Obat Keras Hanya untuk dikumur,
jangan ditelan
P. No 3 Awas Obat Keras
Hanya untuk bagian luar dari badan P. No 4
Awas Obat Keras Hanya untuk di bakar.
P. No 5 Awas Obat Keras
Tidak boleh ditelan P. No 6
Awas Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan
a b
c d
e f
d. Obat Narkotika
Resep yang mengandung obat narkotik tidak boleh diulang dan harus dengan resep dokter Anief, 1997. Obat yang termasuk dalam golongan obat
narkotik dapat menyebabkan perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan. Obat
tersebut antara lain heroin, kokain, opium, ganja,dan sebagainya Tjay dan Raharja, 2002.
Obat dapat menyembuhkan apabila digunakan dengan tepat, baik dosis maupun waktunya. Jika obat digunakan dalam dosis berlebihan dapat
menimbulkan keracunan, sedangkan jika dosisnya kurang tidak dapat menyembuhkan. Dalam menggunakan obat perlu diketahui tentang efek obat
tersebut, penyakit yang diderita, dosisnya, serta waktu obat itu harus digunakan. Selain itu juga tahu obat yang masih layak di minum dan pengelolaan obat yang
kita pakai Anief, 1997. Tanggal kadaluarsa obat menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang
dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti pada sediaan
tablet salah satunya terjadinya perubahan warna. Selain itu, pada sediaan sirup menjadi keruh atau timbul endapan keras di dasar botol maka obat tersebut tidak
boleh digunakan lagi. Cara penyimpana obat yang baik antaralain obat disimpan dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup rapat, simpan obat pada suhu kamar
dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan. Sedangkan salah satu cara pemusnahan obat dengan cara dikubur Anonim, 2006.
3. Nyeri