Sintesis dan Karakterisasi CHCR Adsorpsi logam PbII, CuII dan CdII sistem batch Penentuan pH optimum adsorpsi sistem batch

Aprilia Fitri Yastuti, 2013 Penggunaan C-Hidroksisitronelal Kaliks[4]Resorsinarena Untuk Adsorpsi Kation Logam Berat PbII, CdII DAN CuII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Bagan Alir Adsorpsi CHCR Sistem Batch Kemudian dilanjutkan dengan melakukan variasi pH larutan logam 3,4,5,6 dan 7 dan waktu interaksi 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit dan 180 menit untuk adsorpsi terhadap kation logam CdII dan CuII sementara untuk adsorpsi terhadap kation logam PbII variasi waktu interaksi adalah 30 menit, 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit, 180 menit, 210 menit, 240 menit, 270 menit dan 300 menit .

3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1 Sintesis dan Karakterisasi CHCR

Prosedur sintesis dilakukan sesuai dengan metode sintesis dan kondisi optimasi dari Sobariah 2011 yaitu melalui metode grinding dengan perbandingan jumlah resorsinol dan hidroksi sitronelal adalah 1:2 dan katalis CHCR ditimbang sebanyak 0,06 gram dimasukkan ke dalam larutan logam CdII, CuII atau PbII dikocok selama 3 jam disaring diukur konsentrasi logam sebelum dan sesudah pengocokan dengan AAS Campuran Filtrat Residu Filtrat yang telah diuji dengan AAS Aprilia Fitri Yastuti, 2013 Penggunaan C-Hidroksisitronelal Kaliks[4]Resorsinarena Untuk Adsorpsi Kation Logam Berat PbII, CdII DAN CuII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu asam p-toluen sulfonat 5. Penggerusan grinding dilakukan hingga terbentuk padatan keras. Lalu padatan tersebut dicuci dengan air dan dikeringkan dalam oven selama + 24 jam. Setelah kering baru dilakukan rekristalisasi menggunakan pelarut metanol. Hasil rekristalisasi dikeringkan dalam oven. Kemudian dilakukan uji KLT terhadap hasil reaksi menggunakan eluen berupa campuran diklorometan dan metanol perbandingan 9:1. Setelah itu barulah dilakukan karakterisasi dengan IR, MS, 1 H-NMR dan 13 C-NMR.

3.4.2 Adsorpsi logam PbII, CuII dan CdII sistem batch

Larutan logam PbII, CuII dan CdII dibuat dengan mengencerkan larutan logam PbNO 3 2 , CuNO 3 2 , dan CdNO 3 2 standar 1000 mgL hingga diperoleh konsentrasi yang diinginkan 2 ppm untuk larutan logam CuII dan CdII; 20 ppm untuk larutan logam PbII, kemudian ditambahkan sebanyak 0,06 gram adsorben CHCR. Campuran kemudian di shaker selama 3 jam lalu disaring. Filtrat dan blanko larutan tanpa penambahan adsorben diuji dengan AAS.

3.4.3 Penentuan pH optimum adsorpsi sistem batch

Sejumlah 0,06 g CHCR ditambahkan ke dalam 10 mL larutan logam dengan konsentrasi tertentu 2 ppm untuk larutan logam CuII dan CdII; 20 ppm untuk larutan logam PbII pada berbagai nilai pH 3, 4, 5, 6, dan 7. Percobaan dilakukan secara triplo. Campuran tersebut kemudian dikocok menggunakan shaker selama 3 jam. Setelah dipisahkan melalui penyaringan, Aprilia Fitri Yastuti, 2013 Penggunaan C-Hidroksisitronelal Kaliks[4]Resorsinarena Untuk Adsorpsi Kation Logam Berat PbII, CdII DAN CuII Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diukur konsentrasi logam filtrat dan larutan blanko dengan AAS. Jumlah ion logam yang teradsorpsi dihitung dari perbedaan konsentrasi logam sebelum dan sesudah pengocokan. Angka yang diperoleh selanjutnya dikurangi hasil percobaan blanko. Dibuat grafik dari data yang diperoleh untuk menentukan pH optimum dari setiap logam yang diuji.

3.4.4 Penentuan waktu interaksi optimum adsorpsi sistem batch