1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Pneumonia merupakan penyakit
infeksi paru yang berperan dalam morbiditas dan mortalitas pada anak-anak dan orang dewasa diseluruh dunia. Antibiotik merupakan obat yang digunakan pada
penyakit infeksi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62 antibiotik digunakan secara tidak tepat antara
lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di berbagai bagian rumah sakit
ditemukan 30 sampai dengan 80 tidak di dasarkan pada indikasi Had i, 2009. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotika yang tepat dan rasional akan
menentukan keberhasilan pengobatan untuk menghindari terjadinya resistensi bakteri. Selain itu tidak tertutup kemungkinan penggunaan obat-obat yang lain
dapat meningkatkan peluang terjadinya Drug Related Problems DRP. Sehubungan dengan adanya DRP, setiap farmasis harus dapat mendeteksi,
mengatasi dan mencegah masalah- masalah yang terjadi atau akan terjadi dalam pengelolaan dan penggunaan antibiotika Worokarti, et al, 2005.
Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data sekitar 180 pneumonia komuniti dengan angka kematian antara 20-35 . Pneumonia komuniti
menduduki peringkat keempat dan sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat per tahun. Di Amerika dengan cara invasif pun penyebab pneumonia hanya
ditemukan 50. Penyebab pneumonia sulit ditemukan dan memerlukan waktu beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya, sedangkan pneumonia dapat
menyebabkan kematian bila tidak segera diobati, maka pada pengobatan awal pneumonia diberikan antibiotika secara empirik PDPI, 2003.
Sekitar 12 dari 1000 orang dewasa terkena pneumonia yang didapat di masyarakat community acquired setiap tahunnya. Satu dari 1000 orang tersebut
perlu perawatan rumah sakit dan tingkat mortalitas pasien pneumonia ini sekitar
10 Rubenstein et al., 2003. Begitu pula di Provinsi Jawa Tengah, sebesar 80-90 dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan oleh pneumonia.
Prevalensi penderita pneumonia di Jawa Tengah pada tahun 2010 mencapai 26,76 Dinkes Sukoharjo, 2010. Sedangkan angka kejadian pneumonia pada
anak di Sukoharjo, Jawa Tengah tahun 2011 mencapai 2,2 Dinkes Jateng, 2011.
Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena pneumonia 1 balita15 detik dari 9 juta total kematian balita. Oleh karena itu,
UNICEF menyebutkan bahwa pneumonia disebut sebagai pembunuh balita yang terlupakan atau The Forgotten Killer of Children. World Health Organization
WHO juga menyatakan bahwa insiden pneumonia pada balita di negara dengan Angka Kematian Bayi AKB di atas 40 per kelahiran hidup adalah 15-20 per
tahun Nastiti, 2008. Evaluasi penggunaan antibiotik d ilakukan untuk mengetahui rasionalitas
terapi antibiotik. Gyssens mengembangkan evaluasi penggunaan antibiotik untuk menilai ketepatan penggunaan antibiotik yang meliputi ketepatan indikasi,
ketepatan pemilihan berdasarkan efektivitas, toksisitas, harga da n spektrum, lama pemberian, dosis, interval, rute dan waktu pemberian Gyssens Meer, 2001.
Metode Gyssens merupakan suatu alat untuk mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotik yang telah digunakan secara luas di berbagai negara The Amrin Study,
2005. Berdasarkan uraian di atas, mendorong peneliti untuk melakukan evaluasi
lebih lanjut penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dengan judul penelitian “Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Dengan Metode
Gyssens di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Moewardi Surakarta Tahun 2013”.
B. Rumusan Masalah