Perencanaan lanskap kota Sintang berkelanjutan dengan pendekatan model spasial dinamik

I

'7-

- :o
#4

3

4

i4sr
P~RENCANAANLANSKAP KOTA SINTANG BERKELANJUTAN
DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL DINAMIK

HARRY NOPIYANTO

SEKOLAH PASCASARJANA
JNSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009


PERNYATAAN MENGENAI TESlS DAN
SUMBER INFORMAS1
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Perencanaan Lanskap Kota
Sintang Berkelanjutan Dengan Pendekatan Model Spasial Dinamik adalah karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor, Agustus 2009
Harry Nopiyanto
NRP. A451 070041

ABSTRACT
HARRY NOPIYANTO. Sustainable Landscaoe Plannina of Sintana Citv With
Spasial Dynamic Model Approarch. Under sApervising of SETIA H ~ Dand
I SIT1
NURISJAH.


City is an similar area predominated by land use type of non agriculture
with number of residents and usage intensity of space more height. City with
limitation of its, the ability claiming existence of a condition of physical and area
which good for its city, its can look after area balance, economic activity and the
social activity. Therefore, needs to be made balance to good city facilities and
basic facilities one of them with existence of green open space as one of city
planology controller. The aims of this research is I) Identifies and analyses
potency and constraint biophisic, social and economic to landscape development
of Sintang City, 2) ldentifies and analyses perception and preference
stakeholders to landscape development of Sintang City, 3) And sustainable
landscape planning of Sintang City. Method in this research with approach of
dynamic spasial model, where according to Ahmad and Simonovic (2004)
dynamic spasial is an approach of aliance from Geografic Information System
(GIS) and System Dynamic (SD), useful as policy determinant reference that
analyze with Analyiical Hierarchy Process (AHP). The result of analysis (GIs)
gotten three urban development Sintang area that is pmtected area, buffer area
and exploring area. And then from the result of systems dynamic (SD) analyze
using fhree scenarioes that is economic scenario where improvement of resident
and increasing of income is more majored. Then sustainability scenario more
majorly at improvement of balance between residents, increasing of income and

decreasing green open space. And biophisic scenario which more majoring
increasing green open space, but not significanly increasing of resident and
income. From third of the scenario, with policy analysis (AHP) chosed second
scenario are selected for sustainable landscape planning to Sintang City,
because this scenario can accomodate third of factor influencing development of
city and existence of balance between third of the factor. this concept sustainable
in Sintang City can be done without disregarding one of third factor. After this,
with overlay map can be made of direction map, the results is 62,74% is green
open space, open space 5,78%, developed area 20,84% and 10,64% water
body.

Keywords: sustainable urban landscape, spasial dynamic model, green open
space, landscape planning

HARRY NOPIYANTO. Perencanaan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan
dengan Pendekatan Model Spasial Dinarnik. Dibirnbing oleh SETlA HAD1 dan
SIT1 NURISJAH.
Sejalan dengan perkernbangan pernbangunan daerah, ruang yang
berfungsi sebagai wadah untuk rnelakukan berbagai kegiatan pernbangunan
rnenjadi sangat penting diperhatikan dan perlu ditata. Ruang sebagai wadah

dirnana keseluruhan interaksi sistern lingkungan, sistern ekonorni, sosial dan
budaya berlangsung. Interaksi ini tidak selalu secara otornatis berlangsung
seirnbang dan saling rnenguntungkan berbagai pihak, karena adanya perbedaan
kernarnpuan, kepentingan, dan adanya sifat perkernbangan yang akurnulatif.
Oleh karena itu, ruang perlu ditata agar dapat rnernelihara keseirnbangan
lingkungan, kegiatan ekonorni serta aktivitas sosial yang ada sehingga dapat
rnemberikan dukungan yang nyarnan terhadap rnanusia untuk rnernenuhi
kebutuhan hidupnya serta kelangsungan rnakhluk hidup lainnya.
Salah satu bentuk ruang adalah ruang kota. Kota merupakan suatu daerah
terbangun yang didorninasi jenis penggunaan lahan non pertanian dengan
jurnlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cukup tinggi. Kota
dengan keterbatasan kemampuannya rnenuntut adanya suatu kondisi fisik dan
lingkungan yang baik bagi warga kotanya. Oleh karena itu, perturnbuhan
penduduk di perkotaan yang sernakin cepat senantiasa diiringi oleh tuntutan
sarana dan prasarana kota, fasilitas dan pelayanan kegiatan ekonorni, sosial dan
budaya.
Kota Sintang rnerupakan rnerupakan salah satu kota yang rnengalarni
perkembangan pesat di Propinsi Kalirnantan Barat. Perkernbangan ini ditandai
dalarn bentuk struktur ruang kota yang rnenyebar secara alarni dan sporadis
"sprawl", seperti berkernbangnya berbagai kegiatan perekonornian sektor

informal (pedagang kaki lirna, lapak liar di bantaran sungai, dan lain-lain) yang
tinggi dan cenderung tidak teratur, serta terkonsentrasinya berbagai kegiatan
yang akan rnengarah pada rnenurunnya kualitas lingkungan hidup kawasan
perkotaan, yang dapat rnernbawa darnpak perubahan perilaku sosial rnasyarakat
dan cenderung kontra-produktif serta destruktif, serta tirnbulnya bencana seperti
banjir dan longsor. Salah satu unsur terpenting dalarn perencanaan kota
berkelanjutan adalah ruang terbuka hijau (RTH). RTH rnerupakan bagian dari
ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh turnbuhan,
tanarnan, dan vegetasi (endernik, introduksi) guna rnendukung rnanfaat langsung
dan atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalarn kota tersebut yaitu
kearnanan, kenyarnanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan
tersebut.
Dengan dasar indikasi tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan
lanskap kota Sintang yang rnernperhatikan interaksi antara lingkungan, sosial
dan ekonorni rnasyarakat dalarn arti berkelanjutan yang berguna untuk
mengarahkan dan rnengendalikan perkernbangan kota, serta keserasian dan
keseimbangan pernanfaatan potensi surnberdaya secara efisien dan efektif untuk
rnasa kini dan akan datang. Perencanaan ini dijabarkan dengan pendekatan
model spasial dinarnik.
Tujuan urnurn penelitian ini adalah rnerencanakan pengembangan dan

penataan lanskap kota guna rnewujudkan kota Sintang yang berkelanjutan.
Sedangkan tujuan khususnya yaitu: 2 ) Mengidentifikasi dan menganalisa potensi
dan kendala biofisik, ekonomi dan sosial terhadap perkernbangan lanskap Kota

Sintang, 2) Mengidentifikasi dan menganalisa persepsi dan preferensi
stakeholders terhadap perkembangan lanskap Kota Sintang, 3) Serta
perencanaan lanskap Kota Sintang yang berkelanjutan.
Sasaran dari penelitian ini adalah tenvujudnya pemanfaatan tata ruang
Kota Sintang secara berkelanjutan, dimana terbentuknya suatu model atau pola
perencanaan yang dapat meningkatkan stabilitas kota terutama dikaitkan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mengamankan
kelangsungan kegiatan-kegiatan perkotaan dari kerusakan lingkungan, resiko
bencana, dan penurunan kualitas lingkungan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi 1) Sumbangan
pemikiran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang dalarn merencanakan,
menata dan rnengarahkan prioritas pengembangan Kota Sintang ke arah
pembangunan berkelanjutan, 2) Sebagai sumber informasi dan acuan bagi
stakeholders dalam mengelola dan memanfaatkan ruang kota dalam rangka
mewujudkan Kota Sintang berkelanjutan, 3) Serta sebagai acuan detail untuk
pembangunan lanskap Kota Sintang.

Penelitian ini rnenggunakan rnetode spasial dinamik, metode ini
rnerupakan gabungan dari Sistem informasi Geografi (SIG) dan Sistem Dinamik
(SD). Dimana analisis SIG digunakan untuk membuat peta dasar untuk proses
spasial dinamiknya berupa kawasan lindung, penyangga dan budidaya, analisis
sistem dinarnik digunakan untuk mengkaji aspek kewilayahan yaitu aspek
biofisik, ekonomi dan sosial yang mempengaruhi perkembangan Kota Sintang.
analisis kebijakan (AHP) digunakan untuk menentukan skala prioritas dalam
pengembangan kota. kemudian dari proses tersebut di atas maka dapat
divisualisasikan sebaran tutupan RTH di Kota Sintang yang selanjutnya dioverlay
dengan peta penggunaan lahan eksisting Kota Sintang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah utara Kota Sintang,
diklasifikasi sebagai zona lahan terbangun yaitu dapat berupa pusat
pemerintahan, penukiman atau yang sifatnya bangunan fisik. Sedangkan di
bagian selatan dan timur Kota Sintang merupakan zona konsewasi dimana
lahan-lahan di kawasan ini umumnya memiliki bentukan lahan yang bervanasi
dari yang datar hingga wrarn sehingga perlu dilindungi, sedangkan bagian barat
sebagian rnerupakan lahan terbangun dan ada juga yang dijadikan sebagai
lahan yang hams dikonse~asi.Dengan alokasi RTH 62,74%, ruang terbuka
5,78%,ruang terbangun 20,84% dan 10,64% merupakan badan air.
Dengan adanya perencanaan lanskap Kota Sintang berkelanjutan

diharapkan dalam pemanfaatan lanskap kota ke depan lebih memperhatikan
keterkaitan antara tiga komponen baik biofisik, ekonomi dan sosial, serta peran
stakeholders dalam mernanfaatkan dan mengendalikan pemanfaatan lanskap di
Kota Sintang. Adapun stakeholders yang sangat berperan disini adalah
pemerintah sebagai penentu kebijakan dalam mengendalikan tata ruang kota
tersebut.
Kata kunci:

lanskap kota berkelanjutan, model spasial dinamik,
perencanaan lanskap

RTH,

O Hak cipta rnilik IPB, tahun 2009
Hak cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang rnengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbemya. Pengutipan hanya
untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyosunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan mempemanyak sebagian atas
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PERENCANAANLANSKAPKOTASINTANGBERKELANJUTAN
DENGAN PENDEKATAN MODEL SPASIAL DlNAMlK

HARRY NOPIYANTO

Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar
Magister Sains pada
Mayor ArsiteMur Lanskap

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tesis
Nama
NRP

: Perencanaan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan
Dengan Pendekatan Model Spasial Dinamik
: Harry Nopiyanto
: A451070041

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Setia Hadi, MSi
Ketua

Diketahui
Koordinator Mayor
Arsitektur Lanskap

Tanggal Ujian: 19 Agustus 2009


ekolah Pascasarjana

Tanggal Lulus:

2 7 AUG 2009

KATA PENGANTAR
Alharndullilah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
rahrnat dan hidayah serta segala karunia-Nya sehingga penelitian ini berhasil
diselesaikan. Judul Tesis yang dipilih dalarn penelitian ini adalah "Perencanaan
Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan Dengan Pendekatan Model Spasial
Dinamik:

Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar

Magister Sains pada Program Studi Arsitektur Lanskap Sekolah Pascasarjana
lnstitut Pertanian Bogor. Pada kesernpatan ini penulis rnengucapkan terima kasih
dan penghargaan pada:

1. Komisi pernbimbing Dr. Ir. Setia Hadi, MS dan Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA,
selaku pembimbing yang telah banyak memberi arahan dan bimbingan
saran dan perhatian yang bemanfaat bagi penulisan dalam penyelesaian
penelitian ini.
2. Bapak prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS selaku Koordinator Mayor Arsitektur

Lanskap IPB, staf dosen dan staf akademik Arsitektur Lanskap atas ilmu.
arahan dan pelayanan seita segala ha1 yang diberikan selama penulis studi
disini.
3. Bapak Ir. Qodarian Pramukanto, MS selaku penguji tesis, atas saran dan

kritik yang rnembangun dalarn perbaikan tesis, sehingga tesis ini rnenjadi
jauh lebih baik.

4. Pemda Kabupaten Sintang atas segala bantuan dana, selama penulis
melaksanakan tugas belajar di program pascasarjana (S2) mayor Arsitektur
Lanskap IPB.
5. Rekan-rekan seperjuangan mayor Arsitektur Lanskap IPB yang telah banyak

rnemberikan bantuan dan dukungan selama penelitian ini.
6. Ungkapan terima kasih kepada kedua orang tua, mertua dan istriku tercinta

Sopiarini yang selalu memberikan rnotivasi dan inspirasi bagi penulis, serta
seluruh keluarga terutama (Alrn) ayahanda tercinta Gusti Semawi semoga
Arwahrnu selalu di sisi Allah SWT.

7. Instansi-instansi di Lingkungan Pernerintah Kabupaten Sintang yang telah
rnernbantu selama penulis melaksanakan penelitian di Kota Sintang, seperti
Bappeda, Dinas Pekejaan Umum, Bapedalda, BPS, Dinas Kebersihan dan
Tata Kota.

8. Rekan-rekan kerja di Bappeda Kabupaten Sintang, atas segala dukungan
dan bantuannya, agar penulis selalu diberi kemudahan dalam melaksanakan
tugas belajar ini.
Dalam penyusunan tesis ini penulis sadar bahwa masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, masukan dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak sangat diharapkan bagi penulis dalam memperkaya khasanah keilmuan
terutama yang berkaitan dengan pembangunan kota berkelanjutan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat. Amin, terima kasih.

Bogor, Agustus 2009

Hany Nopiyanto

Penulis dilahirkan di Sintang pada tanggal 17 Nopember 1978 dari
pasangan ( a h ) Bapak Gusti Semawi dan ibu Sumartinah. Penulis merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara.
Penulis mengikuti pendidikan TK, SD, SMP dan SMA di Kabupaten Sintang
dan pada tahun 1997 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sintang. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan studi ke Universitas Tanjungpura Fakultas Teknik
Sipil. Penulis menyelesaikanjenjang pendidikan Strata-1 pada tahun 2003, pada
tahun 2004 penulis menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Bappeda Kabupaten
Sintang.
Penulis telah menikah dengan Sopiarini pada tanggal 7 Agustus 2005,
kernudian tahun 2007 penulis mendapat kesempatan Tugas Belajar dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang untuk melanjutkan studi Strata-2 di
Sekolah Pascasajana IPB, dengan mayor ArsiteMur Lanskap.

Bogor, Agustus 2009
Harry Nopiyanto
NRP. A451070041

DAFTAR IS1
Halaman

...................................................................................
DAFTAR IS1 ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
KATA PENGANTAR

.

I

i

ii
iv
v
..

VII

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1

I.2. Perurnusan Permasalahan .............................................................. 4

..

1.3. Tujuan Penel~t~an
............................................................................ 4
..
1.4. Sasaran Penel~t~an
.......................................................................... 4
..
1.5. Manfaat Penelit~an.......................................................................... 5

..

1.6. Kerangka Pikir Penel~t~an
................................................................ 5

.

II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perencanaan Lanksap .....................................................................

7

2.2. Lanskap Kota Berkelanjutan ............................................................

9

................................................................................ 9
2.2.2. Kota Berkelanjutan ................................................................ 10
2.3. Ruang Tehuka Hijau (RTH) ........................................................... 15
2.3.1. Definisi dan Pengertian.......................................................... 15
2.3.2. Fungsi dan Manfaat ............................................................... 16
2.3.3. Pola dan Struktur Fungsional ................................................ 17
2.3.4. Elemen Pengisi RTH .............................................................. 17
2.4. Pendekatan Spasial Dinarnik .......................................................... 18
2.2.1. Lanskap

2.4.1. Sistem lnformasi Geografis (SIG).......................................... 19
2.4.2. Sistern Dinarnik ...................................................................... 20
2.4.3. Analysis Hierarchy Process (AHP) ........................................23
2.4.3.1. Prinsip Dasar Analysis Hierarchy Process (AHP) ..... 24

Ill.

KONDlSl UMUM KOTA SINTANG

3.1. Garnbaran Urnum Kota Sintang ...................................................... 27
3.2. Kondisi Fisik Kota Sintang ...............................................................

28

3.2.1. Letak Geografis dan Administrasi .......................................... 28
3.2.2. Topografi dan Kerniringan Lereng .......................................... 30
3.2.3. lklim ....................................................................................30
3.2.4. Hidrologi ................................................................................

31

3.2.5. Jenis Tanah .......................................................................... 32
3.2.6. Potensi Lanskap

...................................................................
32

3.2.7. Pola Penggunaan Lahan........................................................ 33
3.3. Kondisi Sosial ..................................................................................

34

3.3.1. Kependuduk .......................................................................... 34

....................................................................
3.4. Kondisi Ekonorni..............................................................................
3.4.1. Struktur Perekonomian .........................................................
3.4.2. Perkernbangan PDRB Per Kapita .........................................
3.3.2. Angkatan Kerja

IV.

34
35
36
36

METODOLOG1 PENELlTlAN
4.1 . Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 38
4.2. Alat dan Data Penelitian .................................................................. 38

..

4.2.1. Alat Penelltian ........................................................................

38

4.2.2. Data Penelitian....................................................................... 39
..
4.3. Tahapan Penelltian.......................................................................... 40

..

4.4. Rancangan Penelltian......................................................................

41

4.4.1. Deliniasi Daerah Penelitian .................................................... 41
4.4.2. Mengkaji Potensi dan Kendala Biofisik, Ekonomi dan
Sosial Terhadap Perkembangan Lanskap Kota Sintang......... 48
4.4.3. Mengkaji Persepsi dan

Preferensi Stakeholders

Terhadap Perkernbangan Lanskap Kota Sintang ................... 55
4.4.4. Perencanakan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan............. 58

V

.

HASlL DAN PEMBAHASAN
5.1. Deliniasi Daerah Penelitian dan Analisis Spasial (SIG) .................... 64
5.1.1. Klasifikasi Citra Landsat 7 + ETM .......................................... 64
5.1.2. Pernotongan Citra (Cropping) ................................................ 64
5.1.3. Proses Tumpang Susun (Overlay) .........................................68
5.2. Analisis Sistern Dinamik...................................................................

74

5.2.1. Sub Sistem Biofisik ................................................................ 71

5.2.2. Sub Sistem Ekonomi..............................................................77
5.2.3. Sub Sistem Sosial (Penduduk)............................................... 78
5.2.4. Simulasi Model Sistem Dinamik .........................................80
5.2.4.1. Skenario Pendekatan Ekonomi ................................. 80
5.2.4.2. Skenario Pendekatan Keselarasan Antara Ekonomi
82
dan Biofisik ...............................................................
5.2.4.3. Skenario Pendekatan Biofisik (Lingkungan) .............. 86
5.3. Pemodelan Spasial Dinamik ............................................................ 89
5.4. Analisis Kebijakan (AHP) ................................................................. 93
5.4.1. Penilaian Kriteria untuk Mencapai Tujuan .............................. 93
5.4.2. Penilaian Alternatif Berdasarkan Kriteria untuk Mencapai

.................................................................................. 97
5.4.3. Sintesa Alternatif Menurut Kriteria....................................... 101
Tujuan

5.5. Konsep Perencanaan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan ......... 104
5.5.1. Perencanaan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan............. 104
5.5.2. Program Perencanaan Lanskap Kota Sintang
Berkelanjutan ...................................................................... 109
5.5.3. Strategi Perencanaan Lanskap Kota Sintang
Berkelanjutan....................................................................... 110
5.5.3.1. Strategi Pengembangan Sistem Pusat-Pusat
Kegiatan Perkotaan................................................ 110'
5.5.3.2. Strategi Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan. 111
5.5.3.3. Strategi Pengendalian Penduduk ........................... 111
5.5.3.4. Strategi Pengembangan Sistem Prasarana............ 113

VI .

KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan ................................................................................... 115
6.2. Saran ...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

115

.................................................................................... 117

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skala Banding Secara Berpasangan (Pairwise Comparison) ............ 26
Tabel 2. Luas Kawasan Kota Sintang ..............................................................29
Tabel 3. Data lklirn Kabupaten Sintang Tahun 1997 sarnpai 2006

.................. 30
Tabel 4. Luas Penggunaan Lahan Di Kota Sintang 2006................................. 33
Tabel 5. Tren Jumlah Penduduk Kota Sintang Tahun 2001 .2006 .................. 34
Tabel 6. Penduduk Angkatan Kerja Menurut Golongan Urnur
35
Dan Jenis Kelarnin Tahun 2006 .................................................
Tabel 7. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
37
Berlaku (Jutaan Rupiah).....................................................................
..
Tabel 8. Alat Penel~t~an
.................................................................................... 38
..
Tabel 9. Data Penel~t~an
................................................................................... 39
Tabel 10. Parameter Penilaian Kesesuaian Lahan Kota ................................. 47
Tabel 11. Rincian Jumlah Responden .............................................................

56

Tabel 12. Perbandingan Luasan Daerah Menurut Revisi RDTRK Sintang

........................................ 65
Tabel 13. Luas Kesesuaian Lahan Kota Sintang......................................
68
Tabel 14. lntervensi Parameter Model Pada Masing-masing Skenario ........... 80
Tabel 15. Skenario Sdtu dengan Pendekatan Ekonorni .................................. 81
Tabel 16. Skenario Dua dengan Pendekatan Keselarasan antara Ekonomi
. .
Dan Btofistk ................................................................................... 84
Tabel 17. Skenario Tiga dengan Pendekatan Biofisik (Lingkungan) ................ 86
Tabel 18. Penilaian Bobot dan Prioritas Pada Level Kriteria ........................... 93
Tabel 19. Penilaian Bobot dan Prioritas Pada Level Alternatif ......................... 98
Tabel 20. Hasil Penilaian Alternatif untuk Mencapai Tujuan ......................... 101
Tabel 21. Luas Arahan Penggunaan Lahan di Kota Sintang ......................... 105
2007-2012 dan Hasil Analisis Penelitian

Tabel 22. Matrik Perubahan Penggunaan Lahan di Kota Sintang ................. 106

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian ...........................................................
Gambar 2. Three Dimensional Model ..............................................................

6
12

Gambar 3. Arsitektur Spasial Dinamik ............................................................. 19
Gambar 4. Diagram Sistern Dinamik ................................................................23
Gambar 5. Peta Kolonial Belanda Kota Sintang...............................................

27

Gambar 6. Peta Administrasi Kota Sintang ...................................................... 28
Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian....................................................................

38

Gambar 8. Tahapan Penelitian

41

......................................................................
Gambar 9. Proses Rektifikasi untuk Koreksi Geornetri Citra ............................
Gambar 10. Tahapan Pengolahan, Analisis dan lnterpretasi Citra dan

44

Dan Analisis Spasial Citra Landsat 7 + ETM ................................ 45
Gambar 11. Tahapan Pendekatan SIC;............................................................

46

Gambar 12. Diagram Input Output Sistem Perencanaan Lanskap Kota Sintang
Berkelanjutan................................................................................

51

Gambar 13. Diagram Lingkar Sebab Akibat Sistem Perencanaan Lanskap
Kota Sintang Berkelanjutan..........................................................

51

Gambar 14. Kerangka Pendekatan Sistem Optimasi Ruang ........................... 54
Gambar 15. Struktur Hierarki Hubungan Perbandingan Berpasangan
Perencanaan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan ..................... 56
Gambar 16. Pernodelan Spasial Dinamik.........................................................

59

Gambar 17. Form Login SIGTRKH ..................................................................

59

Gambar 18. Halarnan Utama Aplikasi SIGTRKH .............................................

60

Gambar 19. Jendela Map View SIGTRKH ....................................................... 60
Gambar 20. Jendela Run Model SIGTRKH...................................................... 61
Garnbar 21. Run Model SIGTRKH ketika sedang proses ................................ 61
Gambar 22. Hasil Running SIGTRKH (model spasial dinamik) ........................ 61
Garnbar 23. Konversi hasil running SIGTRKH ke format shapefile................... 62
Gambar 24. Penyimpanan shapefile SIGTRKH hasil konversi ......................... 62
Garnbar 25. Contoh Output Model Spasial Dinamik untuk Penataan Ruang.... 63
Gambar 26. Citra Landsat 7 + ETM Kota Sintang ......................................... 66
Gambar 27 . Hasil Pernotongan Citra Landsat 7 + ETM Kota Sintang .............. 67
Gambar 28. Peta Kesesuaian Lahan Kota Sintang ..........................................

69

Garnbar 29. Kawasan Sernpadan Sungai Digunakan Sebagai Perrnukirnan
Dan Perdagangan....................................................................

71

Garnbar 30. Kawasan Perdagangan Tanpa Adanya Alokasi RTH Sebagai

. .

Fungs~L~ngkungan
....................................................................... 71
Garnbar 31. Badan Sungai Sebagai Ternpat Tarnbang Ernas Terapung .......... 71
Garnbar 32. Hutan Wisata Baning Sebagai Kawasan Wisata Alarni di Kota
Sintang

........................................................................................ 72

Garnbar 33. Hutan Wisata Baning Sebagai Kawasan Penyangga dan
Ekosistern Kota ............................................................................ 73
Garnbar 34. Kebun Karet Sebagai Salah Satu Pernanfaatan Ruang
di Kota Sintang .............................................................................

73

Garnbar 35. Sub Sistem Biofisik ...................................................................... 76
Garnbar 36. Sub Sistem Ekonorni.................................................................... 77
Garnbar 37. Sub Sistern Sosial ........................................................................

78

Garnbar 38. Gabungan Ketiga Sub Sistern ....................................................

79

Garnbar 39. Hasil Sirnulasi Skenario Pendekatan Ekonorni............................. 82
Garnbar 40. Hasil Sirnulasi Skenario Pendekatan Keselarasan Antara
..
Ekonorni dan Biof~s~k
................................................................... 85
Garnbar 41. Hasil Sirnulasi Skenario Pendekatan Biofisik (Lingkungan) .......... 88
Garnbar 42. Peta Hasil Spasial Dinarnik Kota Sintang (Skenario 1) ................. 90
Gambar 43. Peta Hasil Spasial Dinarnik Kota Sintang (Skenario 2) ................. 91
Garnbar 44. Peta Hasil Spasial Dinarnik Kota Sintang (Skenario 3) ................. 92
Garnbar 45 . Peta Arahan Penggunaan Lahan di Kota Sintang ..................... 107
Garnbar 46. Peta Zona Perencanaan Lanskap Kota Sintang ........................ 108

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Penutupan Lahan Kota Sintang ........................................ 122
Lampiran 2. Peta Penggunaan Lahan Kota Sintang ..................................... 123
Larnpiran 3. Peta Kerniringan Lereng Kota Sintang ..................................... 124
Lampiran 4. Peta Jenis Tanah Kota Sintang

...............................................
Lampiran 5. Peta Curah Hujan Kota Sintang ..............................................
Larnpiran 6. Skenario Dasar Perencanaan Lanskap Kota Sintang ..............
Larnpiran 7. Persamaan Model Spasial Dinarnik...........................................

125
126
127
128

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan pembangunan daerah, ruang yang
berfungsi sebagai wadah untuk melakukan berbagai kegiatan pernbangunan
menjadi sangat penting diperhatikan dan perlu ditata. Ruang sebagai wadah
dimana keseluruhan interaksi sistem lingkungan, sistem ekonomi, sosial dan
budaya berlangsung. lnteraksi ini tidak selalu secara otomatis berlangsung
seimbang dan saling menguntungkan berbagai pihak, karena adanya perbedaan
kemampuan, kepentingan, dan adanya sifat perkembangan yang akumulatif.
Oleh karena itu, ruang perlu ditata agar dapat memelihara keseimbangan
lingkungan, kegiatan ekonorni serta aktivitas sosial yang ada sehingga dapat
memberikan dukungan yang nyaman terhadap manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya serta kelangsungan makhluk hidup lainnya. Dengan
mengacu kepada terciptanya tata ruang yang seimbang, teratitr, dan terarah,
maka pemanfaatan ruang lebih ditekankan pada keseimbangan penggunaan
lahan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat, dan kelangsungan makhluk hidup lainnya.
Salah satu bentuk ruang adalah ruang kota. Kota merupakan suatu daerah
terbangun yang didominasi jenis penggunaan lahan non pertanian dengan
jumlah penduduk dan intensitas penggunaan ruang yang cukup tinggi. Menurut
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang kawasan
perkataan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat perrnukiman perkotaan,
pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
kegiatan ekonomi. Kota dengan keterbatasan kemampuannya menuntut adanya
suatu kondisi fisik dan lingkungan yang baik bagi warga kotanya. Oleh karena itu,
pertumbuhan rnanusia di perkotaan yang semakin cepat senantiasa diiringi oleh
tuntutan sarana dan prasarana kota, fasilitas dan pelayanan kegiatan ekonomi,
sosial dan budaya.
Kota Sintang merupakan lbukota dari Kabupaten Sintang dengan luas
4.128,99 ha, merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat
di Propinsi Kalimantan Barat. Perkembangan ini ditandai dalam bentuk ruang
kota yang menyebar secara alami dan sporadis "sprawl: seperti berkembangnya
berbagai kegiatan perekonomian sektor informal (pedagang kaki lima, lapak liar

di bantaran sungai) yang cenderung tidak teratur, serta terkonsentrasinya
berbagai kegiatan yang akan mengarah pada rnenurunnya kualitas lingkungan
hidup kawasan perkotaan, yang dapat membawa darnpak perubahan perilaku
sosial rnasyarakat dan cenderung kontra-produktif serta destruktif, serta
tirnbulnya bencana seperti banjir dan longsor. Di lain pihak penggunaan fasilitas
dan utilitas perkotaan yang lebih tinggi, harus dapat diantisipasi dengan
peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas serta utilitas perkotaan.
Kondisi perkembangan kota Sintang tersebut selain menirnbulkan
perrnasalahan,

juga

dapat

menciptakan potensi

dan

peluang dalam

pembangunan kota. Potensi atau peluang yang tercipta dapat berupa pergeseran
struktur perekonomian dari sektor yang bersifat agraris ke sektor industri, jasa
dan perdagangan, pergeseran struktur dan pola tata ruang yang rnengarah pada
pencampuran penggunaan lahan (mix land use) salah satunya pedagang kaki
lima apabila dikelola dengan baik akan mernberikan dampak positif bagi kota
tersebut, ha1 tersebut dapat berupa pembentukan citra atau ciri khas kota.
Karena keberadaan pedagang ini berhasil menurnbuhkan suasana akrab
berskala manusia, serta munculnya pada saat-saat tertentu (biasanya malam
hari). Hal ini sudah banyak diterapkan di negara-negara maju seperti Jepang dan
negara-negara di Eropa. Sedangkan perrnasalahan yang akan timbul berupa
pergeseran struktur budaya yang lebih bersifat heterogen, serta terjadinya
pergeseran karakferistik wilayah dari yang bersifat kedesaan (rural) rnenjadi
bersifat kekotaan (urban).
Perkembangan dan pertumbuhan kota Sintang secara fisik d i i j u d k a n
dalam bentuk perkembangan kawasan-kawasan terbangun atau lahan-lahan
yang dimanfaatkan untuk bangunan fisik perkotaan. Perkernbangan ini
rnerupakan rnanifestasi dari tuntutan akan kebutuhan ruang yang diakibatkan
oleh perkernbangan penduduk beserta kegiatan fungsionalnya dan interaksi
antar kegiatan tersebut. Tuntutan terhadap ruang ini akan berlangsung terus
menerus, sebab kota dapat dianggap sebagai suatu organisme hidup yang terus
tumbuh dan berkernbang dengan tingkat yang berbeda-beda, sernentara
ruangllahan yang tersedia untuk rnenarnpung kegiatan perkotaan adalah tetap
dan terbatas.

Dalam kurun waktu tertentu, terutarna jangka

panjang,

pennasalahan kota tersebut dapat rnenirnbulkan persoalan yang kornpleks dan
akan menyangkut segala aspek, baik bagi kota yang bersangkutan rnaupun
wilayah

belakangnya (hinterland).

Perrnasalahan tersebut

tidak

hanya

merupakan perrnasalahan fisik ruang, tetapi juga menyangkut fungsi dan struktur
tata ruang yang pada akhirnya akan berpengaruh pada perkembangan lanskap
kota Sintang itu sendiri.
Dengan dasar indikasi tersebut, maka diperlukan suatu perencanaan
lanskap kota Sintang yang memperhatikan interaksi antara lingkungan, sosial
dan ekonomi masyarakat dalam arti berkelanjutan yang berguna untuk
mengarahkan dan mengendalikan perkembangan kota, selain itu berguna untuk
mengaturlmengarahkan keserasian dan keseimbangan pemanfaatan potensi
sumberdaya secara efisien dan efektif untuk masa kini dan akan datang.
Perencanaan ini dijabarkan dengan pendekatan spasial dinamik. Metode
pendekatan ini merupakan salah satu cara penyelesaian persoalan yang dimulai
dengan melakukan identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan, sehingga
dapat menghasilkan suatu sistem operasi dari sistem yang dianggap efektif
(Eriyatno, 1999), yang pada akhirnya hasil dari proses sistem dinamik dapat
divisualisasikan dalam bentuk spasial kewilayahan.
Perencanaan Lanskap Kota Sintang Berkelanjutan dengan pendekatan
spasial dinamik ini, diharapkan dapat menampilkan perilaku sistern ruang pada
dunia nyata baik itu dari aspek biofisik (lingkungan), sosial dan ekonomi,
sehingga dapat dibangunldirancang serangkaian skenario perencanaan tata
ruang yang dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dengan
mempertimbangkan keterbatasan sumberdaya yang ada, baik surnberdaya alam,
sumber daya buatan, dan sumberdaya manusia.
Salah satu komponen penting atau unsur terpenting dalam perencanaan
kota berkelanjutan adalah ruang terbuka hijau (Purnomohadi, 2006). Ruang
terbuka merupakan ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat
pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Salah satu bentuk ruang
terbuka untuk mendukung keberlanjutan suatu kota adalah ruang terbuka hijau.
Ruang terbuka merupakan wadah yang dapat menarnpung aktivitas tertentu dari
masyarakat di wilayah tersebut. Karena itu, ruang terbuka hijau mempunyai
kontribusi penting dalam kelangsungan perkembangan lanskap kota, baik secara
sosial, ekonomi maupun biofisik kota, terutama untuk Kota Sintang yang berada
di daerah equator dengan karakter daerah bersuhu panas dan kelembaban
tinggi, sehingga kebutuhan ruang terbuka hijau di Kota Sintang sangat
dibutuhkan dalam menjaga kenyamanan dan keindahan lanskap kota.

1.2.

Perurnusan Masalah
Pertambahan penduduk yang cepat di kota Sintang jelas rnempertinggi

intensitas kegiatan sosial ekonorni kota tersebut dan secara bersarnaan ha1
tersebut rnernbutuhkan semakin banyak lahan sebagai wadahnya. Salah satunya
terjadi alih fungsi lahan yang semula sebagai daerah resapan dijadikan sebagai
daerah perdagangan dan lain sebagainya, selain itu pembangunan yang tidak
memperhatikan struktur ruang dan nilai biofisik (lingkungan) kota sehingga
perkembangan kota tidak terkendali, yang pada akhimya dapat menurunkan
daya dukung dan kualitas lingkungan perkotaan. Untuk itu penelitian ini
diperlukan untuk mendapatkan:
1. Seberapa besar pengaruh dari ketiga aspek pembangunan berkelanjutan

biofisik, ekonomi dan sosial terhadap perkembangan lanskap Kota Sintang?

2. Bagaimana peran stakeholders terhadap perkembangan kota Sintang dalam
rangka mewujudkan lanskap Kota Sintang yang berkelanjutan?
3. Bagaimana model perencanaan yang sesuai untuk Kota Sintang untuk
mewujudkan lanskap Kota Sintang yang berkelanjutan?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah merencanakan pengembangan dan penataan
lanskap kota guna mewujudkan kota Sintang yang berkelanjutan. Sedangkan
tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Mengidentifikasi dan menganalisa potensi dan kendala biofisik, ekonomi dan

sosial terhadap perkembangan lanskap Kota Sintang.
2. Mengidentifikasi dan menganalisa persepsi dan preferensi stakeholders

terhadap perkembangan lanskap Kota Sintang.
3. Perencanaan lanskap Kota Sintang yang berkelanjutan.

1.4. Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah untuk rnewujudkan pernanfaatan lanskap
Kota Sintang secara berkelanjutan, dimana terbentuknya suatu model atau pola
perencanaan yang dapat meningkatkan stabilitas kota terutama dikaitkan dengan
konsep pembangunan berkelanjutan. Hal ini dilakukan untuk mengamankan
kelangsungan kegiatan-kegiatan perkotaan dari kerusakan lingkungan, resiko
bencana, dan penurunan kualitas lingkungan.

Selain itu sebagai acuan bagi semua pihak baik pemerintah, swasta,
maupun masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan
fisik di seluruh kawasan kota Sintang, serta memanfaatkan berbagai potensi
yang ada dengan tetap menjaga keberlangsungan lanskap alaminya.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang
dalam merencanakan, menata dan mengarahkan prioritas pengembangan
lanskap Kota Sintang ke arah pembangunan kota berkelanjutan.
2.

Sebagai sumber informasi dan acuan stakeholders dalam mengelola dan
memanfaatkan ruang kota dalam rangka mewujudkan Kota Sintang
berkelanjutan.

3.
1.6.

Sebagai acuan detail untuk pembangunan lanskap Kota Sintang.
Kerangka Pikir Penelitian
Kebutuhan terhadap lahan akan semakin meningkat sejalan dengan

perturnbuhan dan perkembangan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi.
Sebagai studi kasus dalam penelitian ini adalah lanskap Kota Sintang,
peningkatan kebutuhan akan lahan merupakan implikasi dari semakin meningkat
dan beragamnya kegiatan di perkotaan seperti, pernlukiman, perkantoran, jalan,
RTH dan lain-lain.
Keterbatasan akan lahan di Kota Sintang menimbulkan permasalahan yang
mengarah pada tingginya tingkat konversi atau alih guna lahan, terutama lahanlahan yang seharusnya dilindungi agar tetap hijau menjadi daerah terbangun,
yang tentunya menimbulkan dampak terhadap menurunnya kualitas lingkungan
perkotaan. Selain itu, iemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat
terhadap aspek penataan ruang juga merupakan masalah seperti misalnya
munculnya permukiman kumuh di bantaran sungai, pembuangan sampah di
sungai dan lain sebagainya.
Dari permasalahan tersebut, yang mempengaruhi berbagai aspek wilayah
biofisik, ekonomi dan sosial, maka perlu perencanaan tata mang yang optimal
sehubungan dengan itu diperlukan suatu alokasi ruang optimal terhadap lanskap
Kota Sintang yaitu berupa pemantapan Ruang Terbuka Hijau sebagai pengontrol
pemanfaatan lahan di Kota Sintang yang diharapkan dapat mewujudkan suatu

perencanaan lanskap Kota Sintang yang berkelanjutan. berikut kerangka
pernikiran penelitian tentang perencanaan lanskap Kota Sintang berkelanjutan
(Garnbar 1).
Lanskap Kota Sintang

-

t

PeI'Ina~lahan
Perkembangan Lanskap Kota Sintang

f

c-

Kajian Wilayah
I

Aspek Biofisik
I

I

Aspek Kebijakan

I

+

J .

1

f

f

Aspek Ekonomi

Aspek Sosial

I

I

1

Alokasi Ruang Optimal Lanskap Kota Sintang
Untuk Pemantapan RTH

t

I

Perencanaan Lanskap K o t i Sintang
Berkelanjutan

Garnbar 1. Kerangka Pikir Penelitian

11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Perencanaan Lanskap
Perencanaan merupakan suatu bentuk alat yang sisternatis yang diarahkan

untuk mendapatkan tujuan dan rnaksud tertentu melalui pengaturan, pengarahan
atau pengendalian terhadap proses pengembangan dan pembangunan.
Perencanaan berorientasi kepada kepentingan masa depan terutarna untuk
mendapatkan suatu bentuk social good, dan umumnya dikategorikan sebagai
pengelolaan (Nurisjah, 2000). Perencanaan bukanlah sekedar persiapan akan
tetapi rnerupakan proses kegiatan yang secara terus menerus mewarnai dan
mengikuti kegiatan sampai pada pencapaian tujuan. Perencanaan bahkan dapat
dijadikan sebagai alat evaluasi yang hasilnya diharapkan dapat digunakan untuk
masukan bagi perencanaan kegiatan selanjutnya (Suyitno,l999). John Glasson
dalam Sitohang (1990) menyatakan perencanaan adalah terutama berorientasi
kepada masa datang, sangat berkenaan dengan hubungan antara tujuan dan
keputusan-keputusan kolektif dan mengusahakan kebijaksanaan dan program
yang menyeluwh. Bilamana cara berpikir ini diterapkan, maka dapat dikatakan
bahwa perencanaan sedang dilaksanakan.
Knudson (1980) mengemukakan perencanaan adalah mengumpulkan dan
menginterpretasikan data, memproyeksikannya ke rnasa depan, mengidentifikasi
masalah, dan memberi pendekatan yang beralasan untuk memecahkan
masalah-masalah tersebut. Perencanaan merupakan proses yang rasional untuk
mencapai tujuan dan sasaran di masa mendatang berdasarkan kemampuan
sumberdaya alam yang ada serta pernanfaatannya secara efektii dan efisien
(Sujarto, 1985).
Perencanaan lanskap yang baik harus melindungi badan air, dan menjaga
air tanah, tidak mengkonsewasi hutan, dan sumber mineral, menghindari erosi,
menjaga kestabilan iklim, menyediakan tempat yang cukup untuk rekreasi dan
suaka margasatwa, serta melindungi tapak yang memiliki nilai keindahan dan
ekologi. Proses perencanaan lanskap secara umum dapat dibagi menjadi
commision, riset, analisis, sintesis, konstruksi dan pelaksanaan. Commission
merupakan suatu pertemuan antara perencana dan client untuk memperoleh
kesepakatan mengenai tujuan proyek dan rencana yang akan dibuat. Riset terdiri
dari suwei dan pengumpulan data lainnya. Sedangkan analisis dilakukan pada
tapak, meninjau peraturan pemerintah, peiuang, hambatan, dan program

pengembangan. Sintesis yang dilakukan mengacu pada dampak implementasi
metoda. Kegiatan pembangunan dan operasional meliputi juga o b s e ~ a s pada
i
hasil perencanaan (Simonds, 1983).
Menurut Hakim dan Utomo (2003), perencanaan lanskap tak hanya
bergerak dalam perencanaan fisik saja, tetapi mencakup seluruh aspek
kernanusiaan (to satisfy the complete human being). Nurisjah (2003)
mengemukakan bahwa perencanaan lanskap sebenarnya adalah perencanaan
ruang/wilayah/bentang alarn. Perencanaan lanskap mengkhususkan diri pada
studi pengkajian proyek atau kegiatan berskala besar untuk bisa mengevaluasi
secara sistematik area lahan yang sangat luas untuk ketepatan penggunaan bagi
berbagai kebutuhan di masa datang. Pengamatan masalah ekologi dan
lingkungan alarn sangat peka diperhatikan. Kerjasama antar lintas disiplin ilmu
merupakan syarat mutlak untuk bisa sampai kepada produk kebijakan.
Dalam perencanaan lanskap, kita bekerja dengan alam untuk kebutuhan
manusia, dengan memadukan antara seni (Art) dan ilmu (Science). Dimana alam
disini dapat berupa elemen mayor atau elemen lanskap yang hanya sedikit sekali
dapat diubah seperti lernbah, topografi, iklirn, air dan sebagainya, yang dalam ha1
perencanaan lanskap haws diterimanya dan diadaptasikan sesuai dengan
konsep perencanaan yang berbasis lanskap berkelanjutan. Sedangkan etemen
lanskap minor yaitu elemen lanskap yang dapat dimodifikasi, misalnya bukit,
hutan fanaman, kanal, rawa, dan lain sebagainya yang dapat dimodifikasi
dengan cara mempertahankan (preservation), mempertegas (accentuation)
mengubah (alteration), melindungi (conservation) yang kesemuanya ini ditujukan
untuk kebutuhan manusia dan rnakhluk hidup lainnya.
Pada perencanaan lanskap kota ada tiga faktor penting untuk dianalisa
yaitu ekologi lanskap, manusia dengan sosial ekonomi budayanya dan estetika.
Namun estetika pada lanskap kota bukan merupakan faktor yang berdiri sendiri
tetapi merupakan polarisasi dari kedua faktor lainnya.
Perencanaan

lanskap

kota

berkelanjutan dapat

diartikan

suatu

perencanaan bentang alam dengan segala kegiatan di atasnya baik alami
maupun non alami atau keduanya, yang dilakukan dengan tujuan tidak
menghabiskan, menguras sumberdaya alam atau merusak lingkungannya, tetapi
menggunakan teknologi untuk mengintegarasikan lingkungan dan proses-proses
buatan manusia. Seperti mengurangi (reduce), menggunakan ulang (reuse),
mengolah ulang (recycle) Crenshaw et al. (1992).

2.2. Lanskap Kota Berkelanjutan
2.2.1. Lanskap

Menurut von Hurnboldt dalam Farina (1998) lanskap adalah Karakter total
suatu wilayah. Sedangkan (Naveh,1987 dalarn Farina, 1998) mengernukakan
bahwa lanskap selalu berhubungan dengan totalitas keseluruhan secara fisik,
ekologis dan geografi, pengintegrasian seluruh proses-proses dan pola-pola
rnanusia dan alarn. Selain itu rnenurut (Forman & Godron,1986 dalarn Farina,
1998) mendefinisikan lanskap sebagai area lahan heterogen rnenyusun sebuah
cluster intefaksi ekosistemekosistem yang berulang pada bentuk yang sama
pada setiap bagian. Ada juga yang rnendefinisikan lanskap sebagai suatu
konfgurasi khusus dari topografi, penutupan vegetasi, tata guna lahan dan pola
pemukirnan yang rnembatasi beberapa aktivitas dan proses alarn dan budaya
(Green et a/. 1996 dalarn Farina, 1998).
Dari berbagai definisi para ahli di atas dapat disirnpulkan bahwa lanskap
adalah wajah dan karakter lahanltapak bagian dari rnuka burni ini dengan segala
kegiatan kehidupan dan apa saja yang ada di dalarnnya, baik bersifat alarni, non
alarni atau keduanya, yang rnerupakan bagian atau total lingkungan hidup
rnanusia beserta rnakhluk lainnya, sejauh rnata mernandang, sejauh segenap
indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan.
Pengertian lanskap ini terus berkembang agar lebih rnerniliki arti rnaka
rnuncul bidang ilmu yang rnernpelajari tentang lanskap yaitu arsitektur lanskap.
Arsitektur lanskap rnerupakan Bidang ilmu (science) dan seni (art) yang
mempelajari pengaturan ruang dan

rnassa di

alarn terbuka,

dengan

mengkombinasikan elernenelemen lanskap alami ataupun buatan manusia, baik
secara horizontal rnaupun vertikal, dengan segenap kegiatannya agar tercipta
karya lingkungan yang secara fungsional berguna dan secara estetika indah,
efektif, serasi, seirnbang, teratur dan tertib, sehingga tercapai kepuasan rohani
dan jasrnaniah manusia dan makhluk hidup di dalarnnya.
Ada tiga aspek penting dalarn arsitektur lanskap yaitu (1) perencanaan
lanskap, (2) perancangan lanskap serta (3) pengelolaan lanskap. Dirnana
masing-masing aspek tersebut mernegang peranan penting dalam menciptakan
suatu lanskap yang nyarnan, arnan sesuai dengan keinginan makhluk yang hidup
di atasnya.
2.2.2. Kota Berkelanjutan

Kota merupakan sebuah sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosiai
ekonomi, bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara. Dalam

perkembangannya kota sulit untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat menjadi
tidak beraturan. Menurut Dickinson Dalam Jayadinata (1992) kota adalah suatu
pemukiman yang bangunan rumahnya padat, dan penduduknya bernafkah
bukan pertanian. watt, 1973, Stearns dan Montag,1974 dalam Djamal, 2005)
mengemukan pengertian sebuah kota sebagai berikut:
1) Suatu areal dimana terdapat atau terjadi pemusatan pendudukan dengan

kegiatannya dan merupakan tempat konsentrasi penduduk dan pusat
aktivitas perekonomian seperti industri, perdagangan dan jasa.

2) Kota merupakan sebuah sistem, baik secara fisik seperti iklim maupun sosial
ekonomi, bersifat dinamis yang sewaktu-waktu dapat menjadi tidak teratur
dan sulit untuk di kendalikan.
3) Kota mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik seperti iklim dan sejauh

mana pengaruh itu sangat tergantung kepada perencananya.
Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
penantaan ruang, kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan
utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
perrnukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Pembangunan kota berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan
pembangunan yang berkelanjutan. Kota berkelanjutan memiliki makna yang luas,
namun sering kali pemahamannya dilihat dari segi