Bagaimanakah Globalisasi dapat mengancam keamanan Negara
Bagaimanakah Globalisasi dapat mengancam keamanan Negara ?
Berakhirnya Perang Dingin dan berkembangnya fenomena globalisasi, mendorong
perubahan terhadap konsentrasi keamanan negara. Secara tradisional, keamanan didefinisikan
dari perspektif geo-politik, dengan menekankan pada aspek-aspek seperti strategi penangkalan
(detterence), perimbangan kekuatan (power Balancing), dan strategi militer. Pemahaman
keamanan secara tradisional ini, menjadi tidak penting seiring dengan berkembangnya multi isu,
multi aktor, dan perubahan sistem internasional sebagai gambaran globalisasi. Negara dituntut
ekstra
sensitif
dalam
menjamin
keamanan
negaranya
dalam
fenomena
globalisasi.
Dengan segala dampak menguntungan dan merugikan dari globalisasi, yang terproses dalam
dimensi yang beragam pula, menuntut negara untuk lebih memperhatikan keamanan dari
perpektif non-konvensional. Dimana aspek-aspek ideologi, ekonomi, budaya, sosial-politik,
teknologi, militer, pertahanan negara, dan seterusnya, sebagai dimensi yang mampu menciptakan
ancaman.
Seperti apa yang telah digambarkan sebelumnya, bahwa proses globalisasi menciptakan
integrasi masyarakat dan segenap dimensi kehidupannya menjadi sebuah masyarakat global.
Kemajuan teknologi, memberikan akses yang cepat dan mudah dalam penyebaran nilai-nilai dan
ide-ide, termasuk akses untuk memaksakan isu tertentu. Munculnya perusahaan-perusahan
multinasional, serta semakin banyaknya rezim internasional, membuat batas-batas negara
semakin tidak terlihat. Gambaran singkat situasi yang diciptakan globalisasi ini menumbuhkan
ancaman baru yang harus diantisipasi oleh negara. Dimensi-dimensi tersebut sekaligus
memberikan kewajiban besar bagi elit-elit negara untuk menjaga kesimbangan antara tuntutan
globalisasi
kejadian
local
dan
lokalisasi
peristiwa
global
Era globalisasi secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi signifikansi
geopolitik dalam interaksi antaraktor dalam hubungan internasional. Globalisasi seolah-olah
menciptakan sebuah aturan yang memaksa aktor-aktor didalamnya untuk menemukan suatu
strategi yang tepat bagaimana mereka mengatur dirinya dan bersikap terhadap aktor lain dengan
tidak hanya, bahkan dengan tidak menggunakan instrumen-instrumen konvensional, yaitu militer
dan pwer politic. Dalam globalisasi, suatu negara juga harus mengikuti aturan-aturan yang ada.
Negara-negara harus memilki mekanisme yang mendorong terciptanya efektifitas dan efesiensi
agar dapat bertahan dalam era ini. Bahkan negara-negara tersebut pada tahap tertentu mau tidak
mau harus mengorbankan kedaulatannya. Globalisasi memang telah menciptakan sebuah
keterikatan diantara negara-negara sekaligus menciptakan ancaman baru dan rasa tidak aman
bagi negara. Rasa tidak aman (insecurity) negara tersebut merefleksikan sebuah kombinasi antara
ancaman-ancaman (threats) dan kerawanan (vulnerabilitties) yang lahir dari fenomena
globalisasi.
Berakhirnya Perang Dingin dan berkembangnya fenomena globalisasi, mendorong
perubahan terhadap konsentrasi keamanan negara. Secara tradisional, keamanan didefinisikan
dari perspektif geo-politik, dengan menekankan pada aspek-aspek seperti strategi penangkalan
(detterence), perimbangan kekuatan (power Balancing), dan strategi militer. Pemahaman
keamanan secara tradisional ini, menjadi tidak penting seiring dengan berkembangnya multi isu,
multi aktor, dan perubahan sistem internasional sebagai gambaran globalisasi. Negara dituntut
ekstra
sensitif
dalam
menjamin
keamanan
negaranya
dalam
fenomena
globalisasi.
Dengan segala dampak menguntungan dan merugikan dari globalisasi, yang terproses dalam
dimensi yang beragam pula, menuntut negara untuk lebih memperhatikan keamanan dari
perpektif non-konvensional. Dimana aspek-aspek ideologi, ekonomi, budaya, sosial-politik,
teknologi, militer, pertahanan negara, dan seterusnya, sebagai dimensi yang mampu menciptakan
ancaman.
Seperti apa yang telah digambarkan sebelumnya, bahwa proses globalisasi menciptakan
integrasi masyarakat dan segenap dimensi kehidupannya menjadi sebuah masyarakat global.
Kemajuan teknologi, memberikan akses yang cepat dan mudah dalam penyebaran nilai-nilai dan
ide-ide, termasuk akses untuk memaksakan isu tertentu. Munculnya perusahaan-perusahan
multinasional, serta semakin banyaknya rezim internasional, membuat batas-batas negara
semakin tidak terlihat. Gambaran singkat situasi yang diciptakan globalisasi ini menumbuhkan
ancaman baru yang harus diantisipasi oleh negara. Dimensi-dimensi tersebut sekaligus
memberikan kewajiban besar bagi elit-elit negara untuk menjaga kesimbangan antara tuntutan
globalisasi
kejadian
local
dan
lokalisasi
peristiwa
global
Era globalisasi secara langsung maupun tidak langsung telah mempengaruhi signifikansi
geopolitik dalam interaksi antaraktor dalam hubungan internasional. Globalisasi seolah-olah
menciptakan sebuah aturan yang memaksa aktor-aktor didalamnya untuk menemukan suatu
strategi yang tepat bagaimana mereka mengatur dirinya dan bersikap terhadap aktor lain dengan
tidak hanya, bahkan dengan tidak menggunakan instrumen-instrumen konvensional, yaitu militer
dan pwer politic. Dalam globalisasi, suatu negara juga harus mengikuti aturan-aturan yang ada.
Negara-negara harus memilki mekanisme yang mendorong terciptanya efektifitas dan efesiensi
agar dapat bertahan dalam era ini. Bahkan negara-negara tersebut pada tahap tertentu mau tidak
mau harus mengorbankan kedaulatannya. Globalisasi memang telah menciptakan sebuah
keterikatan diantara negara-negara sekaligus menciptakan ancaman baru dan rasa tidak aman
bagi negara. Rasa tidak aman (insecurity) negara tersebut merefleksikan sebuah kombinasi antara
ancaman-ancaman (threats) dan kerawanan (vulnerabilitties) yang lahir dari fenomena
globalisasi.