Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci

90 Kelas X SMASMK

9. Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci

Jadi Tradisi Suci dan Kitab Suci berhubungan erat sekali dan berpadu. Sebab keduanya mengalir dari sumber ilahi yang sama, dan dengan cara tertentu bergabung menjadi satu dan menjurus ke arah tujuan yang sama. Sebab Kitab suci itu pembicaraan Allah sejauh itu termaktub dengan ilham Roh ilahi. Sedangkan oleh Tradisi Suci sabda Allah, yang oleh Kristus Tuhan dan Roh Kudus dipercayakan kepada para Rasul, disalurkan seutuhnya kepada para pengganti mereka, supaya mereka ini dalam terang Roh kebenaran dengan pewartaan mereka memelihara, menjelaskan, dan menyebarkannya dengan setia. Dengan demikian Gereja menimba kepastian tentang segala sesuatu yang diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya baik Tradisi maupun Kitab Suci harus diterima dan dihormati dengan cita-rasa kesalehan dan hormat yang sama.

21. Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci

Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh Gereja, yang – terutama dalam Liturgi Suci – tiada hentinya menyambut roti kehidupan dari meja sabda Allah maupun Tubuh Kristus, dan menyajikannya kepada Umat beriman. Kitab-kitab itu bersama dengan Tradisi Suci selalu dipandang dan tetap dipandang sebagai norma imannya yang tinggi. Sebab kitab-kitab itu diilhami oleh Allah, dan sekali untuk selamanya telah dituliskan, serta tanpa perubahan manapun menyampaikan sabda Allah sendiri, lagi pula mendengarkan suara Roh Kudus dalam sabda para Nabi dan para Rasul. Jadi semua pewartaan dalam Gereja seperti juga agama kristiani sendiri harus dipupuk dan diatur oleh Kitab Suci. Sebab dalam Kitab-Kitab Suci Bapa yang ada di Surga penuh cinta kasih menjumpai para putera-Nya dan berwawancara dengan mereka. Adapun demikian besarlah daya dan kekuatan sabda Allah, sehingga bagi Gereja merupakan tumpuan serta kekuatan, dan bagi putera- puteri Gereja menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, sumber jernih dan kekal hidup rohani. Oleh karena itu bagi Kitab Suci berlakulah secara istimewa kata- kata: “Memang sabda Allah penuh kehidupan dan kekuatan” Ibr 4:12, “yang berkuasa membangun dan mengurniakan warisan diantara semua para kudus” Kis 20:32; lih. 1Tes 2:13 Bertolak dari uraian di atas, rumuskan gagasan-gagasan penting apa yang kalian peroleh dari dokumen tersebut di atas? Rumuskan pula: apa arti tradisi? Apa bedanya tradisi dalam masyarakat pada umumnya dengan tradisi yang ada dalam Gereja? Apa peranfungsi tradisi dalam Gereja berkaitan dengan iman kita? Tugas diunduh dari psmk.kemdikbud.go.idpsmk 91 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 3. Menghayati Tradisi Gereja a. Banyak orang setelah melihat pagelaran suatu tradisi tidak merasa mendapatkan apa-apa bahkan sekalipun ia ikut terlibat di dalamnya, ia seolah pulang dengan kosong, kecuali rasa lelah. Tradisi seolah-olah tidak bermakna bagi hidupnya. Tentu hal tersebut sangat disayangkan. Oleh karena itu, supaya kalian tidak jatuh pada pengalaman yang sama, rumuskan bersama teman-temanmu: sikap dan tindakan apa yang perlu dikembangkan agar kita semakin menghayati Tradisi yang ada b. Salah satu bentuk tradisi adalah sakramen; yang salah satunya adalah Sakramen Ekaristi. Dalam suasana hening, coba releksikan kembali makna Sakramen Ekaristi bagi kehidupan imanmu, sejauhmana dirimu selama ini sungguh-sungguh merayakan sakramen tersebut? Apa yang perlu ditingkatkan dalam dirimu agar Tradisi Suci tersebut makin bermanfaat dalam memperkembangkan imanmu Doa Mazmur 11: 1-7 1 Pada TUHAN aku berlindung, bagaimana kamu berani berkata kepadaku: “Terbanglah ke gunung seperti burung” 2 Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. 3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu? 4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di Surga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. 5 TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. 6 Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. 7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya. diunduh dari psmk.kemdikbud.go.idpsmk 92 Kelas X SMASMK Bab IV Yesus Mewartakan dan Memperjuangkan Kerajaan Allah Kitab Suci dan Tradisi dapat dipahami sebagai pintu masuk untuk lebih mengenal dan memahami Yesus Kristus. Ia adalah sumber utama imani akan Yesus Kristus. Pada Bab ini kita akan lebih mendalami Yesus Kristus yang kita imani itu. Yesus yang kita imani ialah Yesus Kristus sebagai utusan Bapa untuk mewartakan Kerajaan Allah dan mewujudkannya. Misi Yesus mewartakan Kerajaan Allah rupanya bukan tugas yang mudah. Sebelum Yesus tampil di muka umum, sudah banyak paham Kerajaan Allah yang hidup dan berkembang dalam masyarakatnya. Paham-paham Kerajaan Allah yang berkembang saat itu tidak bisa dilepaskan dari situasi dan kondisi yang dialami bangsa Yahudi, yang langsung maupun tidak langsung . berpengaruh pula pada sikap dan perilaku masing-masing kelompok dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam relasi mereka dengan sesama, maupun dengan Tuhan. Di tengah berbagai paham Kerajaan Allah itu, Yesus mewartakan Kerajaan Allah sesuai dengan yang dihayati-Nya sendiri. Dalam mewartakan Kerajaan Allah tersebut, Yesus berusaha agar pewartaan-Nya dapat dipahami dengan mudah. Itulah sebabnya kerap kali Ia menggunakan perumpamaan. Tetapi Yesus tidak hanya mengajarkan dan menjelaskan Kerajaan Allah, melainkan menunjukkan tanda-tanda kehadirannya melalui tindakanNya. Untuk lebih memahami perjuangan Yesus dalam mewartakan Kerajaan Allah, dua pokok bahasan berikut akan digumuli bersama: A. Gambaran tentang Kerajaan Allah pada zaman Yesus B. Yesus mewartakan dan memperjuangkan Kerajaan Allah. diunduh dari psmk.kemdikbud.go.idpsmk 93 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Gambaran Kerajaan Allah Pada Zaman Yesus