Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Pidana
Adi Darmawansyah,SH.,MH.
2014
(2)
Profile Dosen
•
Ketua LKBH Universitas Wiraswasta Indonesia
•
Koordinator LKBH Universitas Bung Karno
•
Pengurus Bakumham Kosgoro 1957
•
Dosen Universitas Wiraswasta Indonesia
•
Dosen Universitas Bung Karno
•
Pengajar di kelas Polda Metro jaya
•
Pengajar di kelas Sepolwan
•
Pengajar di kelas Polres Jakarta Barat
•
Pengajar di kelas POMAL
(3)
Mata Kuliah
• ahan-Bahan Undang-undang nomor : 8 Tahun 1981
• Kitab undang-undang hukum acara pidana
(KUHAP)
Pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP
• M. Yahya Harahap, SH
Hukum acara pidana (HAP)
• DR. Andi Mazah, SH
Himpunan Undang-undang penting untuk aparat
penegak hukum.
• Widyoprasono
(4)
Pokok-Bahasan
II. Pemeriksaan Pendahuluan
Voorenderzoek
III.Pemeriksaan Persidangan di Pengadilan
Gerechtelijk Dnder zoek
(5)
Pokok-Bahasan
I. Pengenalan HAP
- Pengertian HAP :
Aturan-aturan tentang tatacara atau prosedur bagaimana menjalankan, melaksanakan ataupun mempertahankan hukum pidana (materiel).
Atau :
Aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang harus dilakukan oleh aparat penegak hukum dan pihak pihak atau orang lain ayng terlibat di dalamnya, apa bila ada persangkaan bahwa hukum pidana di langgar (Sudarto)
Skhema
Penegak Hukum
Hukum Acara Pidana
(6)
Kesimpulan dan pengertian HAP :
Fungsi HAP adalah untuk melaksanakan
atau menegakkan HUKUM PIDANA
HAP telah beroperasi meskipun baru ada
persangkaan
saja
adanya
pelanggaran
HUKUM PIDANA, berarti HAP sudah
dapat
berjalan
meskipun
belum
jelas
(7)
Uraian Fungsi/Tugas HAP :
Menemukan fakta tentang terjadinay
pelanggaran
terhadap
HUKUM
PIDANA
Menetapkan
pelanggar
hukum
(tersangka);
Menemukan dan memeriksa tersangka
(termasuk menangkap/menahannya);
Mengumpulkan alat-alat bukti;
Mengajukan tersangkat ke depan sidang
(8)
Memeriksa terdakwa dan menjatuhkan
putusan;
Mengatur
upaya-upaya
hukum
atas
putusan hakim;
Melaksanakan dan mengawasi putusan
hakim
Tujuan HAP :
mencari kebenaran materiil (substantial
turth/materiele waarheid) dan sekaligus
untuk
perlindungan
terhadap
HAM
(9)
Pemahaman Ringkas Tujuan HAP :
HUKUM ACARA PIDANA
Kebenaran materiil
(10)
Sumber HAP
Undang-Undang pokok kepolisian
Undang-undang pokok kejaksaan
Undang-undang pokok kehakiman
Undang-undang tentang mahkamah agung
Berbagai undang-undang lain
Pihak/orang-orang yang terlibat dalam HAP
Setiap orang
Tersangka /terdakwa
Saksi
Ahli
Pejabat dalam TKT pemeriksaan pendahuluan
Voorenderzoer
Penyelidik Polri : Umum
Kejaksaan TP : Korupsi KPK TP Korupsi
(11)
Penyelidik Polri : Umum
PPN S Intern
Kejaksaan TP Korupsi
KPK TP Korupsi
Anggkatan Illegal fishing
(12)
Pejabat Kejaksaan (Melakukan Penuntutan dan pelaksanaan putusan pengadilan)
Jaksa;
Penuntut Umum (JPU);
Pejabat pengadilan ( memeriksa dan membantu memeriksa, dan memutus perkara di sidang pengadilan)
Hakim ;
(13)
Penasehat Hukum ;
Pejabat
eksekutor
(pelaksana)
putusan
pengadilan (menajalankan UU pelaksanakan
pidana/penitentiaire recht):
(14)
POKOK BAHASAN II : Pengenalan Lanjutan HAP
Asas-Asas HAP :
Equality Before the law (isonomia) ; Persamaan Didepan Hukum
Principle of legality terhadap seluruh proses hukum; Legalita
Presumption of innocence; Praduga tak bermasalah
Ganti rugi dan rehablitasi ;
Sepeedy trial (constante justitie) and fair trial ;
(15)
(Lanjutan )
Hak untuk membela diri dan menunjuk
penasehat hukumnya;
Hak diberitahu akan hak-haknya;
Onmidelijkheid
van
het
oderzoek
(kelangsungan
pemeriksaan
pengadilan
dengan terdakwa hadir);
Openbaarheid
van
het
proces
kecuali
(16)
(Lanjutan )
Hak untuk membela diri dan menunjuk
penasehat hukumnya;
Hak diberitahu akan hak-haknya;
Onmidelijkheid
van
het
oderzoek
(kelangsungan
pemeriksaan
pengadilan
dengan terdakwa hadir);
Openbaarheid
van
het
proces
kecuali
(17)
(Lanjutan )
Ilmu-ilmu Pengetahuan Pembantu HAP :
Logika :
Orientasi-hiotesis-verifikasi-konstruksi
logis ada/tidaknay tindak pidana;
Psikologi ;
berusaha memahami jiwa manusia agar
dapat memperlakukannya dengan tepat ;
(18)
(Lanjutan )
Kriminalistik ;
Pelajari kejahatan dair sudut teknis.
Didukung
ilmu-ilmu
forensik
(ilmu
pengetahuan
yang
dapat
memberikan
keterangan
atau
kesaksian
bagi
pengadilan secara meyakinkan-ilmiah);
Ilmu
kedokteran
forensik
(pelajari
organ
manusia
menyangkut
sebab-sebab luka atau kematian dalam kaitan
dengan tindak pidana);
(19)
(Lanjutan )
Psikiatri;
•
Pelajari jiwa manusia yang sakit :
Kriminologi :
•
Pelajari kejahatan sebagai suatu masalah
manusiawi : mengapa, bagaimana, apa
tujuan
orang
melakukan
kejahatan.
(20)
Pokok Bahasan II.
Pemeriskaan Pendahuluan/voorenderzoek
Pengetahuan Adanya tindak pdiana dapat diperoleh dari empat
kemungkinan
Karena tertangkap tangan /heterdaad
Karena adanya laporan
Karena adanya pengakuan
(21)
Tindak Lanjut
Penyelidikan
Penyidikan
(Penyelidik)
(Penyidik)
Tugas/Wewenang
Tindakan mencari fakta untuk menentukan apakah suatu putusan itu merupakan tindak pidana atau bukan
Serangkaian tindakan untuk mencapai alat-alat bukti dan untuk menemukan
(22)
PENANGKAPAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 a n gk a 2 0 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 1 6 KUH AP 3 . Sya r a t Pe n a n gk a pa n – 1 7 KUH AP 4 . La m a Pe n a n gk a pa n – 1 9 KUH AP 5 . Ta t a ca r a – 1 8 - 1 9 KUH AP
(23)
PENAHANAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .2 1 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 2 0 KUH AP 3 . Sya r a t Pe n a h a n a n – 2 1 KUH AP
6 . La m a Pe n a h a n a n – 2 4 - 2 9 KUH AP 4 . Ta t a ca r a – 2 1 .2 & 2 1 .3 KUH AP 5 . Je n is Pe n a h a n a n – 2 2 KUH AP
(24)
BATAS WAKTU PENAHANAN
INSTANSI Awal Perpanjang Total Pasal 29
(hari) (hari/oleh) (hari) tambahan
1. PENYIDIKAN 20 40 (JPU) 60 30 + 30
2. PENUNTUTAN 20 30 (KPN) 50 30 + 30
3. PENGADILAN 30 60 (KPN) 90 30 + 30
4. BANDING 30 60 (KPT) 90 30 + 30
5. KASASI 50 60 (KMA) 110 30 + 30
______________________________________________
Maximum hari penahanan 400 + (150+150) (700 hari)
Pasal 29: ditambah, jika ada gangguan fisik+mentall, ancaman pidanan lebih 9 tahun.
(25)
SYARAT SUBYEKTIF
Pasal 21ayat (1) KUHAP
Tersangka Terdakwa diduga keras melakukan tindak pidana.
Berdasarkan bukti yang cukup. (yurisprudensi, minimal 2 (dua) jenis alat bukti).
Dalam hal menimbulkan kekhawatiran tersangka/terdakwa.
- Akan melarikan diri.
- Merusak atau menghilangkan barang bukti. - Mengulangi Tindak Pidana.
(26)
SYARAT OBJEKTIF
Pasal 21 Ayat (4) KUHAP
Tindak Pidana diancam 5 tahun penjara atau lebih.
Tindak Pidana yang ancamannya kurang dari 5 tahun,
ditentukan dalam
- KUHP, Pasal 282 (3),296,335 (1), 351 (1), 372, 378, 379 (a), 453, 454, 459, 480 dan, 506.
- Pelanggaran terhadap ordinantie Bea dan Cukai. - Pasal 1,2 dan 4 UU No.8 Drt 1955 (tindak pidana
Imigrasi).
(27)
PENANGGUHAN PENAHANAN
(Pasal 31 (1) KUHAP)
Atas permintaan Tersangka atau Terdakwa, Penyidik atau
Penuntut Umum atau Hakim, sesuai dengan kewenangan masing-masing, dapat mengadakan penangguhan
penahanan, dengan atau tanpa jaminan uang atau jaminan orang berdasarkan syarat yang ditentukan.
Dalam Hal Penangguhan Penahanan dikabulkan oleh Pejabat
yang berwenang.
– Jaminan berupa uang, ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang berdasarkan Pasal 35 ayat (1) PP No. 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP.
– Jaminan berupa orang, ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang berasarkan Pasal 36 ayat (1) PP No. 27 tahun 1983, tentang Pelaksanaan KUHAP.
(28)
Permohonan Penangguhan Penahanan harus
mencantumkan syarat-sayarat :
Tersangka atau Terdakwa tidak akan
melarikan diri.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan
menghilangkan barang bukti.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan
mengulangi perbuatannya.
Tersangka atau Terdakwa bersedia
memenuhi panggilan untuk kepentingan
pemeriksaan.
(29)
Pejabat yang berwenang dapat mencabut penangguhan penahanan atas tersangka atau terdakwa jika melanggar
syarat-syarat yang ditentukan, Yaitu wajib lapor,tidak keluar rumah atau kota.
Terdakwa, Tersangka, keluarga atau Penasehat Hukum dapat
mengajukan permohonan perubahan status penahanan kepada pejabat yang berwenang, dari Status Rumah Tahanan Negara menjadi Tahanan Kota atau Tahanan Rumah.
Permohonan perubahan Status Tahanan lazim
mencantumkan:
Tersangka atau Terdakwa tidak akan melarikan diri.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan menghilangkan barang
bukti.
Tersangka atau Terdakwa tidak akan mengulangi
perbuatannya.
Tersangka atau Terdakwa bersedia memenuhi panggilan untuk
(30)
Perubahan Status Tahanan apabila dikabulkan akan mengurangi masa tahanan Tersangka atau Terdakwa dengan perhitungan masa tahanan :
Penahanan Rumah Tahanan Negara, jumlah pengurangannya sama dengan jumlah masa penahanannya ( 1 hari : 1 hari).
Penahanan Rumah, jumlah pengurangannya 1/3 hari X jumlah masa penahanannya (misalnya Masa tahanan 60 hari, maka jumlah penahannya 60 hari X 1/3 hari).
Penahanan Kota, jumlah pengurangannya 1/5 hari X jumlah masa penahanannya (misalnya Masa
tahanan 60 hari, maka jumlah penahannya 60 hari X 1/5 hari).
(31)
PENGGELEDAHAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .1 7 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 3 2 KUH AP 3 . Ta t a ca r a – Ps 3 3 KUH AP
4 . Pe n ge cu a lia n – 3 4 da n 3 5 KUH AP 5 . Je n is Pe n gge le da h a n- Pa sa l 3 2
(32)
PENYITAAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .1 6 KUH AP
2 . Sia pa ya n g be r w e n a n g – 3 8 KUH AP
3 . Ta t a ca r a – 3 8 , 3 9 ,4 0 ,4 1 KUH AP
4 . Pe n yim pa n a n – 4 4 KUH AP
(33)
HAK-HAK TERSANGKA
Mengirim Surat Pd Pen Hukum Bantuan Hukum Memberi Ket Bebas Berbicara Bertemu Setiap saat Dg PH Mengajukan Saksi Cepat Diperiksa TERSANGKA(34)
Pembelaan di Tingkat Penyelidikan
dan Penyidikan
“Pasal 69 dan 70 KUHAP”
Penasehat Hukum berhak menghubungi dan berbicara dengan tersangka pada setiap tingkat
pemeriksaan dan setiap waktu .
Juklak angka 1 Lamp.Kep.Menkeh
No.M.14-PW.07.03/1983, yang dimaksud setiap waktu
(35)
SURAT PANGGILAN
( Pasal 112 s/d 113 )
•
Penyidik
melakukan
panggilan
guna
pemeriksaan harus secara jelas.
•
Yang dipanggil harus datang.
•
Apabila orang yang dipanggil tidak datang
harus memberikan alasan yang patut dan
wajar.
(36)
SURAT KUASA
• PADA DASARNYA ACUAN DALAM PEMBUATAN SURAT KUASA MERUJUK PADA PASAL 1792 S/D 1797 KUH
PERDATA
• KUASA DAPAT DIBERIKAN DAN DITERIMA DALAM ; AKTA UMUM, TULISAN DIBAWAH TANGAN, SURAT ATAU BAHKAN SECARA LISAN.
• DALAM SURAT KUASA MEMUAT:
IDETITAS PEMBERI KUASA;
IDENTITAS PENERIMA KUASA DAN DOMISILINYA;
(37)
• Berita Acara bukan pro yustisia;
• Keterangan yang diberikan dapat dijadikan alat bukti di pengadilan;
• Tolak pemintaan dokumen oleh penyelidik (dapat terjadi self increminating). Penyerahan dokumen
selaku barang bukti haruslah dibuatkan BAPenyitaan;
• Kedudukan Penasihat Hukum tidak diatur, tetapi dalam praktek dapat mendampingi terperiksa dan memberikan nasihat hukum.
(38)
Penyidikan—Pemeriksaan Saksi
(Pasal 6 s/d 9 KUHAP)
• Penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyidik.
• Tidak diatur kedudukan Penasihat Hukum (PH) dalam hal pemeriksaan saksi;
• Dalam praktek, penyidik menanyakan kepada saksi apakah akan didampingi oleh Penasihat Hukum dan dicatat dalam BAP nama Penasihat Hukumnya;
• Dalam praktek, PH cukup leluasa membantu merumuskan pertanyaan dan jawaban agar pemeriksaan berjalan lancar dan cepat;
(39)
Penyidikan—Pemeriksaan Tersangka
• Kedudukan PH diatur secara sederhana dalam pasal 115 KUHAP;
• Prinsip umum: melihat dan mendengar saja (within sight and within hearing);
• Pengecualian: Perkara “keamanan negara” hanya dapat melihat, tidak dapat mendengar (within sight without hearing);
• Dalam praktek untuk perkara selain “kamneg” PH dapat membantu merumuskan jawaban, bahkan terkadang membantu merumuskan pertanyaan. Hal ini sangat
bergantung pada keluwesan dan etiket PH serta pribadi penyidik;
• Tujuan membantu di sini untuk memperlancar jalannya pemeriksaan, bukan untuk tindakan curang;
(40)
PRAPERADILAN
(Pasal 77 s/d Pasal 83 KUHAP)
Praperadilan adalah wewenang Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini.
– Sah atau tidaknya penangkapan, penahanan,
penghentian penyidikan, atau penghentian penuntutan;
– Ganti Kerugian dan atau Rehebilitasi bagi orang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
(41)
Praperadilan dipimpin oleh Hakim Tunggal.
Praperadilan diajukan oleh tersangka, keluarga atau kuasanya Kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk
memeriksa sah atau tidaknya suatu Penangkapan atau Penahanan dengan menyebutkan alasannya.
Praperadilan diajukan oleh Penyidik, Penuntut
Umum atau Pihak Ketiga Kepada Ketua Pengadilan Negeri.
• Permintaan Ganti Kerugian dan atau Rehabilitasi diajukan oleh Tersangka atau pihak ketiga yang berkepentingan kepada Ketua Pengadilan Negeri.
(42)
Acara Pemeriksaan Praperadilan :
Dalam waktu 3 hari diterimanya permintaan, hakim yang ditunjuk menetapkan sidang.
Pemeriksaan dilakukan secara cepat yaitu 7 (tujuh) hari.
Dalam hal perkara sudah di periksa PN
pemeriksaan permintaan praperadilan belum selesai, maka permintaan tersebut gugur.
Terhadap permintaan tersebut tidak dapat dimintakan banding
.
(43)
Tersangka, Terdakwa atau Terpidana atau ahli
warisnya berhak menuntut Ganti Kerugian
karena ditangkap,ditahan, dituntut dan
diadili atau dikenakan
tindakan lain
, tanpa
alasan yang berdasarkan undang-undang
atau karena kekeliruan mengenai orangnya
atau hukum yang diterapkan yang perkaranya
tidak diajukan ke Pengadilan Negeri, diputus
di sidang Praperadilan dan mengikuti acara
(44)
Penandatanganan BAP
(Pasal 118 KUHAP)
• Saksi maupun Tersangka harus bebas dalam
memberikan keterangan dan dicatat seteliti-telitinya sesuai dengan kata yang dipergunakannya (pasal
117);
• Setelah memberikan keterangan, saksi dan tersangka menandatangani BAP;
• Apabila keterangan yang diberikan tidak sama dengan yang tertulis dalam BAP maka saksi dan tersangka dapat menolak menandatangani BAP;
• Untuk itu dibuatkan BAPenolakan penandatanganan BAP;
(45)
TURUNAN BERITA ACARA PEMERIKSAAN
•
PADA TINGKAT PENYIDIKAN ; HANYA BAP
TERSANGKA.
•
PADA TINGKAT PENUNTUTAN ; SEMUA
BERKAS PERKARA TERMASUK SURAT
DAKWAAN
•
PADA TINGKAT PEMERIKSAAN PENGADILAN ;
SELURUH BERKAS PERKARA TERMASUK
(46)
Tim Pencari Fakta
BAP Pr o Ju st it ia
D ilim pa h k a n
(47)
Penyidikan dan Penuntutan (Bag. 1)
Penyidik melimpahkan Berkas Perkara hasil pemeriksaan Penyidik ke JPU Lengkap Tidak Lengkap P-21 (Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan sudahlengkap)
JPU mengembalikan
Berkas Perkara ke Polisi dengan
petunjuk untuk dilengkapi Polisi melakukan Penyidikan Tambahan Polisi melimpahkan kembali Berkas Perkara ke JPU JPU melakukan penelitian ulang atas hasil penyidikan tambahan P-18 (Pemberitahuan Hasil Penyidikan belum lengkap) P-19 (Pengembalian Berkas Perkara untuk
dilengkapi) Polisi belum melimpahkan kembali Berkas Perkara ke JPU JPU meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka, dan barang bukti untuk
Pemeriksaan Tambahan P-20 (JPU mengingatkan Penyidik bahwa batas waktu penyidikan tambahan hampir berakhir) P-24 (Berita Acara Pendapat Hasil Penelitian Berkas Perkara) P-22 (Meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka,
dan barang bukti untuk pelaksanaan Pemeriksaan Tambahan) Penuntutan melalui Pengadilan (14 hari)
(48)
Penyidikan dan Penuntutan (Bag. 2)
P-21 (Surat Pemberitahuan Hasil Penyidikan sudah lengkap) JPU melakukan penelitian ulang atas hasil penyidikan tambahan JPU meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka,dan barang bukti untuk Pemeriksaan Tambahan P-24 (Berita Acara Pendapat Hasil Penelitian Berkas Perkara) P-22 (Meminta penyerahan berkas perkara, Tersangka, dan barang bukti untuk pelaksanaan Pemeriksaan Tambahan)
Berkas Perkara
Tidak Lengkap Berkas Perkara
Lengkap
JPU melaporkan kepada Kepala Kejaksaan Negeri disertai usul
untuk melengkapi berkas perkara dengan melakukan pemeriksaan Tambahan Konsultasi berjenjang JPU-Kasi PIDUM-Kepala Kejari P-25 (Surat Perintah Melengkapi Berkas Perkara dengan melakukan Pemeriksaan Tambahan) Pemeriksaan Tambahan oleh JPU Berkas Perkara Lengkap Berkas Perkara Tidak Lengkap BA-5 (Berita Acara Pendapat / Resume) Penuntutan melalui Pengadilan Penghentian Penuntutan (pasal 140 (2) KUHAP)
(49)
Surat Pemberitahuan Sidang
Pasal 145 KUHAP
Pemangilan Sidang Terdakwa/saksi
•Tempat Tinggal Terdakwa/Saksi
•Kediaman Terakhir
Ada Tidak Ada
Kelurahan/ Kepala Desa Ditahan Disampaikan Kpdnya Melalui pejabat rutan Tidak Dikenal Di umumkan pada tempat pengumuman Pengadilan
(50)
Penuntutan Melalui Pengadilan
Penuntutan melalui Pengadilan
Urutan Agenda Persidangan
1. Dakwaan
2. Eksepsi Terdakwa 3. Tanggapan JPU
4. Tanggapan Terdakwa (optional)
5. Putusan Sela (hanya terhadap Eksepsi Terdakwa mengenai Kompetensi Absolut)
6. Saksi JPU (Fakta dan Ahli) setelah keterangan saksi, Hakim wajib menanyakan Tanggapan Terdakwa atas Keterangan Saksi JPU 7. Saksi Terdakwa (Fakta dan Ahli)
8. Bukti Surat JPU
9. Bukti Surat Terdakwa 10. Keterangan Terdakwa
11. Requisitor JPU (Tuntutan Hukum) 12. Pledooi Terdakwa
13. Replik JPU (Tanggapan terhadap Pledooi)
14. Duplik Terdakwa (Tanggapan terhadap Tanggapan JPU) 15. Putusan Majlis Hakim
(51)
REKONSTRUKSI PERKARA
– Apa itu?
• Dapat bertentangan dengan HAM krn:
1. Tersangka “disuruh” mengaku;
2. Dapat bertentangan dg prinsip Praduga tak
bersalah;
3. Tidak diatur dalam KUHAP;
Re bu ilt a fa ct or ide a
M e m ba n gu n
-m e n a -m pilk a n k e -m ba li pe r ist iw a pida n a
(52)
Pertanyaan yg menjerat?
•
Pasal 166 KUHAP – Pertanyaan yg menjerat
tidak boleh diajukan pd terdakwa
maupun
kepada saksi
•
Apakah berarti pertanyaan menjerat boleh pd
TERSANGKA
(ditingkat penyidikan)
(53)
Proses Penuntutan- Acara Biasa
Ka su s H u k u m
Pe n ye lidik a n
Pe n yidik a n
PEN UN TUTAN
* La por a n * Te r t a n gk a p
(54)
PENUNTUTAN
1 . Pe n ge r t ia n – 1 .7 KUH APPEN UN TUT UM UM
PEN GAD I LAN
Be r k a s Pe r k a r a & Su r a t D a k w a a n
Te r sa n gk a /
(55)
Tentang Surat Dakwaan
FORMAL MATERI I L Ta n gga l da n
t a n da t a n ga n JPU
I de n t it a s Le n gk a p
U r a ia n ce r m a t ,j e la s, le n gk a p = TP Te m pu s da n Locu s de lict i
Gabung ( voeging)
Pisah ( split sing)
Or g sa m a -be -be r a pa t in da k Pida n a Be be r a pa T.P Be r sa n gk u t pa u t
Be be r a pa TP ole h be be r a pa Te r sa n gk a
Be be r a pa TP t ida k be r sa n gk u t pa u t t t p a da h u bu n ga n n ya
Tunggal Kum ulat if
Alt ernat if Subsider
(56)
Surat dakwaan tunggal/biasa
•
Hanya berisi satu saja dakwaan;
•
Tidak mengandung faktor “penyertaan”
(mededaderschap)
, atau “perbarengan”
(57)
Surat dakwaan kumulasi
(Pasal 141 KUHAP)
•
Surat dakwaan dengan menggabungkan
beberapa dakwaan sekaligus:
Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh
seorang yang sama dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan terhadap
penggabungannya;
Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan yang lain;
(58)
•
Pemahaman dakwaan kumulatif akan lebih
jelas bila dikaji ketentuan KUHP pasal 55
berkenaan dengan “penyertaan” atau “ambil
bagian”
(deelneming, take part in crime)
dan
ketentuan “perbarengan”
(concursus,
samenloop)
yang diatur dalam pasal-pasal 63,
(59)
Surat Dakwaan Alternatif
•
Dakwaan yang satu dengan yang lain saling
“mengesampingkan/menggantikan”
(one that
substitutes for another);
•
Hakim bebas memilih mana yang lebih pantas
dikenakan pidana berdasarkan pembuktian di
sidang pengadilan;
•
Dicirikan dengan selalu ada kata ATAU antara
dakwaan yang satu dengan yang lain
(60)
Surat Dakwaan Subsideritas
• Terdiri dari dua atau lebih dakwaan;
• Disusun secara berurutan (berturut-turut): Primair, Subsidair, Lebih Subsidair, Lebih-lebih Subsidair,
Lebih-lebih Subsidair Lagi, dst;
• Urutan mulai dari dakwaan pidana “terberat” dan berakhir pada dakwaan “teringan”;
• Duduk perkara antara dakwaan satu dengan yang lain saling berhubungan erat;
(61)
Perbuatan Yang Berbarengan
NCORSUS
DEALIS
tu Perbuatan
Satu Orang
Se su a t u Pe r bu a t a nTe m a su k dlm be be r a pa Ke t e n t u a n Pida n a
Or a n g m e m bu n u h de n ga n t e m ba k a n pd or g La in yg be r a da diba lik k a ca m obil.Ka ca m obil Pe ca h - m obil Ru sa k
( m e m bu n u h = 3 3 8 ) + ( m e r u sa k : 4 0 6 )
Pa sa l- 2 ( 4 0 6 KUH P)
Sa t u Pe r bu a t a n Sa t u Or a n g
CON CORSUS REALI S
Be be r a pa Pe r bu a t a n Sa t u Or a n g
Pa sa l- 1 3 5 1 KUH P
Pa sa l- 2 4 0 6 KUH P
Se se or a n g m e n da t a n gi r u m a h or a n g la in ; - M e la k u k a n Pe n ga n ia ya n t h dp pe m ilik Ru m a h - Ke m u dia n m e r u sa k ba r a n g- ba r a n g yg dir u m a h ( M e n ga n ia ya = 3 5 1 ) + ( m e r u sa k : 4 0 6 )
Pa sa l- 1 ( 3 3 8 KUH P)
(62)
Contoh Dakwaan Alternatif dan
Subsideritas
H a sil Pe n yidik a n FAKTA:
Te r da k w a M e n e r im a H a sil Cu r ia n
PASAL Ya n g se su a i
1 . Pe n a da h a n – 4 8 0 KUH P
2 . Tu r u t Se r t a - 5 5 j o 3 6 2 KUH P
Penuntut Umum
Su r a t D a k w a a n
Alt e r n a t if
(63)
Contoh Dakwaan Alternatif dan
Subsideritas
H a sil Pe n y idik a n FAKTA:
Te r da k w a M e n gh ila n gk a n N ya w a Or a n g La in
PASAL Ya n g se su a i
1 . Pe m bu n u h a n – 3 3 8 KUH P 2 . Pe n ga n ia ya a n be r a t - m a t i
- 3 5 5 KUH P
Penuntut Umum
Su r a t D a k w a a n
Alt e r n a t if
(64)
Contoh Dakwaan Subsideritas
I . Pr im e r :
Pa sa l 3 4 0 KUH P
I I . Su bside r :
Pa sa l 3 3 8 KUH P
I I I Le bih su bside r :
Pa sa l 3 5 5 a y a t 2 KUH P
I V Le bih su bside r la gi Pa sa l 3 5 3 KUH P
Fa k t a :
M e n gh ila n gk a n N y a w a or a n g
(65)
Contoh Dakwaan Alternatif
(kasus: Pencurian)
PASAL Ya n g se su a i
1 . Pe n a da h a n – 4 8 0 KUH P
2 . Tu r u t Se r t a - 5 5 j o 3 6 2 KUH P
Su r a t D a k w a a n
D a k w a a n - 1 Penadahan
D a k w a a n - 2 Turut Sert a
(66)
Dakwaan Kumulatif
(kasus: Bersama-sama mencuri- mededaderscap)
D a k w a a n Ku m u la t if
u n t u k
3 Te r da k w a
Se m u a n y a Pe se r t a Pe n cu r ia n
- Dakwaan dij adikan Sat u. Sat u put usan unt uk ket iga t erdakwa
Equ a l D e gr e e Of cr im in a l Lia bilit y
(67)
Contoh Dakwaan Kumulatif
(kasus: Concursus Realis)
Be r ba r e n ga n
( Concur sus Realis= m eer daadsche Sam enloop)
Pe n cu r ia n - Pe n ga n ia ya a n - Pe n ipu a n
D a k w a a n KUM ULATI F
D a k w a a n 1 – 3 6 2 KUH P
D a k w a a n I I – 3 7 8 KUH P
D a k w a a n I I I – 3 5 1 KUH P
Sa t u H u k u m a n
Maksim um Hukm an Terberat
(68)
Contoh Beberapa Kemungkinan Dakwaan (kasus:
Penggelapan-Concursus Idealis)
Pa sa l 6 3 - 2 KUH P Pid Um u m - Kh u su s Pe ga w a i N e ge r i
M e n gge la pk a n Ua n g N e ga r a
Psl 3 7 2 KUH P ( Le x Ge n e r a lis)
M a x 4 t h
Psl 4 1 7 KUH P ( Le x Spe sia lis)
M a x 5 ½ Th
Penuntut Umum
(69)
Proses Persidangan –Acara Biasa
Pu t u sa n
SELA
Ek se psi D it e r im a
Ek se psi D it ola k
Pe m ba ca a n S.D a k w a a n
Ek se psi:PH
Ta n gga pa n :JPU
PEM BU KTI AN
TU N TU TAN PI D AN A
PEM BELAAN
REPLI K D U PLI K
PUTUSAN
Pe m bu k a a n - Sida n g
Pe m a n ggila n Te r da k w a Pe m e r ik sa a n
SAKSI , Ah li Su r a t , Te r da k w a ,
(70)
PENGERTIAN
PEMBUKTIAN
Ka m u s Um u m: M e m be r i a t a u m e m pe r lih a t k a n se su a t u h a l a t a u pe r ist iw a y a n g cu k u p u n t u k da pa t din y a t a k a n a t a u dim e n ge r t i se ba ga i su a t u h a l y a n g be n a r (W .J.S.
Poe r w a da r m in t a)
H UKUM ACARA PI D AN A : M e n ca r i, m e m pe r t a h a n k a n , da n m e le t a k k a n su a t u k e be n a r a n be r da sa r k a n k e t e n t u a n da n pe dom a n y a n g dibe n a r k a n ole h u n da n g- u n da n g gu n a u n t u k m e n e n t u k a n k e sa la h a n t e r da k w a .
Ka m u s H u k u m Um u m: u sa h a m e n e t a pk a n a pa y a n g t e la h t e r j a di se ca r a k on k r e t o. M e m bu k t ik a n da la m a r t i y u r idis be r a r t i m e m be r ik a n da sa r y a n g cu k u p k e pa da h a k im y g m e m e r ik sa pe r k a r a gu n a
m e m be r i k e pa st ia n t t g k e be n a r a n pe r ist iw a y g dik e m u k a k a n k e da la m sida n g
pe n ga dila n (Pr of D r . Su dik n o M e r t ok u su m o,SH)
(71)
Pasal 183 + 184-1 KUHAP
Pasal 183: Hakim tidak boleh
menjatuhkan pidana kepada seorang
kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua a la t bukti yang sah ia memperoleh key a kina n bahwa suatu tindak pidana
benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya
Ala t Bu k t i Ya n g Sa h 1 . Ke t e r a n a ga n Sa k si
2 . Ke t e r a n a ga n a h li 3 . Su r a t
4 . Pe t u n j u k
5 . Ke t e r a n ga n t e r da k w a Ps 1 8 4 - 1
+
Ke y a k in a n H a k im(72)
Jadi Yang Dimaksud
TERBUKTI (
Beyond a reasonable doubt
):
Ke sa la h a n Te r da k w a 2 a la t bu k t i
Yg Sa h
Ke y a k in a n H AKI M
TERBUKTI Se ca r a Sa h
D a n
M e ya k in k a n
(73)
Dua Alat Bukti Yang Sah ?
1 . Ke t e r a n ga n Sa k si 2 . Ke t e r a n ga n Ah li 3 . Su r a t
4 . Pe t u n j u k 5 . Ke t e r a n ga n
Te r da k w a
Ala t Bu k t i Ya n g Te r se dia
Se t ia p bu t ir “a la t bu k t i ya n g t e r se dia ” h a r u s t e r pe n u h i se ca r a pe n u h u n t u k da pa t m e m e n u h i sya r a t se ba ga i 1 a la t bu k t i. D u a sa k si yg sa h be r a r t i m e m pe r ole h sa t u a la t bu k t i.
D e n ga n de m ik ia n 2 a la t bu k t i yg sa h a da la h k om bin a si a n t a r a N o 1 - 5 se ca r a pe n u h .
Pe r m a sa la h a n
Bole h sa t u sa k si yg sa h dit a m ba h Ke t e r a n ga n t e r da k w a sa m a de n ga n 2 a la t bu k t i ya n g sa h .
(74)
Keterangan Saksi
Melalui Teleconference
• Lih a t ,de n ga r , a la m i se n dir i, m e n ye bu t a la sa n . ( 1 .2 7 )
• Bu k a n pe n da pa t a t a u r e k a a n . ( 1 8 5 .5 )
• H a r u s dibe r ik a n di da la m sida n g Pe n ga dila n ( 1 8 5 .1 )
• H a r u s le bih da r i du a sa k si ( 1 8 5 .2 )
Sy a r a t Sa h n y a KESAKSI AN
M e n ga pa Te le con fe r e n ce be r m a sa la h ?
1 . Ka r e n a k e sa k sia n n ya dibe r ik a n dilu a r pe n ga dila n ( be r t e n t a n ga n dg Ps 1 8 5 / 1 ) 2 . Ka la u sa k si ( di lu a r n e ge r i) h r s dit a h a n k a r e n a k e t e r a n ga n n ya di pe r sida n ga n j a r a k j a u h didu ga pa lsu ( 1 7 4 .2 ) , ba ga im a n a m e la k sa n a k a n pr ose s h u k u m n ya ? H u k u m a pa ya n g be r la k u ? 3 . Ba ga im a n a pe r sida n ga n dpt
m e m a st ik a n sa k si m e m be r i k e t e r a n ga n da la m k e a da a n be ba s?
(75)
PEMBELAAN
Pengertian
Membela kepentingan hukum klien, menangkis, menyanggah, mengajukan bukti yang sebaliknya, menempatkan masalah-kesalahan pada tempatnya, membela agar memperoleh “fair trial”.
Kekeliruan pengertian
Membela keinginan klien/terdakwa, membengkokkan yang lurus dan meluruskan yang bengkok.
(76)
Nota Keberatan/Eksepsi
•
Tangkisan (
plead
) yg tidak mengenai
‘materi pokok’ surat dakwaan
melainkan pada cacat ‘formal’nya,
yaitu adanya tertib acara yang
in
proper
(tidak tepat) atau
illegal
(tidak
sah);
(77)
Pokok-Pokok Materi Eksepsi
• Pendahuluan
• Eksepsi Gugurnya Kewenangan Menuntut
Exceptio judicate (ne bis in idem) --76 KUHP
Terdakwa meninggal dunia –77 KUHP
Exceptio in tempores (dakwaan telah daluwarsa) – 78 KUHP
• Eksepsi Tuntutan Penuntut Umum Tidak Dapat Diterima
Pelanggaran pasal 56 ayat 1 KUHAP (apabila pasal 56 ayat 1 tidak
dipenuhi, dianggap pemeriksaan tidak memenuhi syarat yang diminta
UU, berakibat “tuntutan PU tidak dapat diterima MA No.1565
K/Pid/1991, 16 Sept. 1993)
Tidak memenuhi syarat klacht delict (apabila tindak pidana berupa
delik aduan, tapi ternyata tidak ada pengaduan dari korban)
• Eksepsi Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum – 67 jo 191 ay 2 KUHAP
Jika perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti (diakui),
tetapi perbuatan itu tidak merupakan sesuatu tindak pidana
(78)
• Eksepsi Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima
Exceptio subjudice (tindak pidana yang didakwakan sedang tergantung pemeriksaan perkara pidana lainnya karena
kesamaan tindak pidana yang didakwakan);
Exceptio in personan (keliru mendakwa orang)
Eksepsi keliru sistimatika dakwaan subsidiaritas (dakwaan Subsider lebih berat drpd dakwaan Primer)
Eksepsi keliru bentuk dakwaan (misal: Seharusnya
(79)
• Eksepsi Dakwaan Batal Demi Hukum (143 ay 2 KUHAP) obscuur libel, misleading
Dakwaan tidak memuat “tanggal dan tanda tangan PU”
Dakwaan tidak memuat identitas Terdakwa secara lengkap
Dakwaan tidak menyebut locus delicti dan tempus delicti
Dakwaan tidak cermat, jelas, dan lengkap dalam menguraikan tindak pidana yang didakwakan
(80)
Tentang Surat Tuntutan
• Tentang Surat Dakwaan
• Tentang Pemeriksaan Saksi-saksi/Tentang Fakta Di Persidangan
– Saksi Aldo
• Saksi mengatakan melihat terdakwa ada di lokasi TKP
• Benar terdakwa menurut saksi telah menusukkan pisau ke dalam perut korban
• Benar pisau yang ditunjukkan saksi adalah alat bukti yang dipakai terdakwa
• Benar Terdakwa menusuk perut korban dikarenakan terdakwa akan dipukul dengan pedang oleh korban
– Saksi Rani
• Benar saksi kenal dengan terdakwa
– Ahli Dr. Mun’im
(81)
• Tentang Pasal Yang Didakwakan
• Tentang Analisis Yuridis
– (membahas dan menguraikan unsur-unsur pasal yang didakwakan)
• Tentang Tuntutan Hukum
– Hal-hal yang meringankan
– Hal-hal yang memberatkan
(82)
• Barang siapa mengambil barang milik orang lain baik sebagian maupun keseluruhan tanpa ijin pemilik barang tersebut diancam dengan hukum pidana selama-lamanya 6 tahun.
– Unsur Barang Siapa
Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa disini adalah orang. Dalam hal ini tidak ada orang lain yang dimaksud melainkan adalah terdakwa, karena terdakwalah diajukan dan diperiksa di muka
sidang.
– Unsur Mengambil barang milik orang lain sebagian maupun
keseluruhan
(83)
Nota Pembelaan/Pleidooi
• Pendahuluan
• Tentang pokok-pokok perbuatan/peristiwa yang didakwakan
• Tentang fakta-fakta di persidangan (uraian
keterangan saksi-saksi dapat dikelompokkan dengan mengacu pada pokok-pokok perbuatan/peristiwa yang didakwakan, atau berupa uraian keterangan saksi-saksi secara berurutan)
• Analisis Yuridis Terhadap Tuntutan (uraian
unsur-unsur pasal yang didakwakan, dikaitkan dengan fakta di persidangan)
(84)
Kesimpulan/Penutup
•
Memutuskan terdakwa tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan telah melakukan
perbuatan yang didakwakan oleh JPU dan oleh
karena itu membebaskan terdakwa dari segala
hukuman atau setidak-tidaknya menyatakan
terdakwa lepas dari segala tuntutan.
(85)
Tentang Fakta-fakta di Persidangan
•
Dakwaan kesatu
– Tentang Keberadaan Perusahaan Goro di Bekas Gudang DOLOG DKI
• Saksi A mengatakan ……, saksi B mengatakan …, saksi C mengatakan … dst.
– Tentang Proses Tukar Guling
• Saksi A mengatakan …., saksi C mengatakan …, saksi D mengatakan …, dst
(86)
PROSES PEMBELAAN
(FAIR TRIAL)
Menerima Bantuan Hukum sejak ditangkap dan ditahan (Pasal 69 KUHAP)
Mengajukan Praperadilan (Ps 77 KUHAP)
Meminta turunan BAP (Ps 72 KUHAP)
Memperoleh berkas perkara ketika dilimpahkan ke PN (Pasal 143-4 KUHAP)
Mengajukan EKSEPSI
Melakukan pemeriksaan Saksi
Mengajukan Saksi A de Charge (160-1-c KUHAP) – Penasehat Hukum minta saksi dihadirkan wajib dipenuhi oleh Hakim
Menolak pembacaan BAP (Pasal 162 KUHAP)
Mengkonfrontasikan antara saksi yg satu dengan saksi yg lain (– Psl 165 -4 KUHAP)
(87)
Kewenangan Hakim Ketua Majelis
Hakim Ketua Sidang memimpin
pemeriksaan dan memelihara
tata tertib di persidangan
(88)
Pasal 219 KUHAP
(1)
Siapapun dilarang membawa sejata
api, senjata tajam, bahan peledak,
atau alat maupun benda yang dapat
membahayakan keamanan sidang
dan siapa yang membawanya wajib
menitipkan di tempat yang khusus
disediakan untuk itu
(89)
TIADA KEPENTINGAN HAKIM & JPU DALAM
PERKARA PIDANA
(1) Tiada seorang Hakim pun diperkenankan
mengadili suatu perkara yang ia sendiri
berkepentingan, baik langsung maupun tidak langsung
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
makna ayat tersebut di atas berlaku juga bagi Penuntut Umum
(90)
SIKAP HAKIM
Hakim dilarang menunjukkan sikap
atau mengeluarkan pernyataan di
sidang
tentang
keyakinan
mengenai
salah
atau
tidaknya
terdakwa
(91)
SIKAP HAKIM
Pertanyaan
yang
bersifat
menjerat tidak boleh diajukan
baik kepada terdakwa maupun
kepada saksi
(92)
– Menolak pertanyaan yang jawabannya berupa pendapat pada saksi fakta, atau jawaban berupa fakta pada (saksi) ahli;
– Menolak pertanyaan yang bersifat menjerat; – Menolak pertanyaan yang berulang-ulang;
– Menolak kesimpulan yang diucapkan di persidangan; – Menolak sikap hakim yang menyatakan bersalahnya
terdakwa di luar pembacaan putusan;
– Menolak sikap yang menyerang/mendebat saksi/terdakwa;
– Menolak aparat yang membawa senjata api ke dalam ruang sidang;
– Meminta agar saksi yang memberikan keterangan
berubah-ubah atau berbeda sekali dengan saksi yang lain diperiksa dengan dugaan memberikan keterangan palsu;
(93)
(94)
BANDING DAN MEMORI BANDING
Banding adalah suatu upaya yang dilakukan oleh terdakwa atau penuntut umum terhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalam acara cepat (Pasal 67 KUHAP).
Tujuan dari hak ini adalah untuk memperbaiki kemungkinan adanya kekhilafan pada putusan pada tingkat pertama.
Permohonan harus dilakukan tenggang waktu 7 hari setelah putusan dijatuhkan atau setelah putusan diberitahukan kepada terdakwa yang tidak hadir (Pasal 223 ayat (2) KUHAP) dan apabila dalam waktu 7 hari sebagaimana ditentukan tidak adanya permohonan dari terdakwa atau penuntut umum, maka mereka dianggap menerima putusan pengadilan (Pasal 234 ayat (1)).
(95)
Memori banding dapat berisi uraian tentang alasan-alasan
yang dijadikan dasar pengajuan permohonan pemeriksaan banding.
Dalam Pasal 237 KUHAP ditentukan baik terdakwa maupun
penuntut umum selama di pengadilan tinggi belum mulai memeriksa perkaranya dapat menyerahkan memori banding atau kontra memori banding.
(96)
KASASI DAN MEMORI KASASI
Upaya hukum terhadap putusan-putusan
yang
diberikan
tingkat
tinggi
oleh
pengadilan-pengadilan lain agar dicapai
kesatuan dalam menjalankan peraturan
dan perundangan.
Kasasi bukan merupakan pemeriksaan
tingkat ketiga.
(97)
Landasan yang menjadi tempat kasasi
berpihak adalah.
• Untuk menjamin adanya kesatuan dan kepastian hukum untuk kepentingan masyarakat.
• Untuk memberikan jaminan agar hukum itu sesuai dengan pandangan dan perkembangan masyarakat.
(98)
Supaya hukum itu sesuai dengan pandangan dan perkembangan masyarakat, untuk itu lembaga kasasi bertujuan :
1. Kesatuan Hukum (univikasi);
2. Kepastian Hukum (asas legalitas);
3. Living law (hukum yang berkembang di masyarakat);
4. Pembinaan Hukum Nasional, yang mencakup:
a) Penerapan hukum secara tepat dan benar;
b) Pembaharuan hukum
c) Pembentukan hukum.
(99)
(Lanjutan)
Pasal 244 KUHAP
Terhadap
putusan
perkara
pidana
yang
diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan
lain dari pada Makamah Agung, terdakwa atau
penuntut umum dapat mengajukan permintaan
pemeriksaan kasasi kepada Makamah Agung
kecuali putusan bebas
(100)
Syarat-syarat Permohonan Kasasi
Syarat Formil
:
Tenggang waktu mengajukan permohonan
kasasi kepada panitera Pengadilan Negeri adalah 14 hari sesudah putusan diberitahukan kepada terdakwa (Pasal 245 (1) KUHAP).
Pemohon harus mengajukan memori kasasi
dalam waktu 14 hari setelah mengajukan permohonan pemeriksaan kasasi (Pasal 248 (4) KUHAP).
(1)
(Lanjutan)
Makamah Agung dalam tingkat Kasasi
“
membatalkan
putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari
semua lingkungan peradilan”
sejalan dengan Pasal
253 (1) KUHAP, Pasal 30 (1) UU No. 5/ 2004 tentang
perubahan atas UU No. 14/1985 tentang Makamah
Agung disebutkan bahwa:
a) Tidak berwenang atau melampaui batas wewenang;
b) Salah menerapkan atau melanggar hukum yang berlaku;
c) Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang bersangkutan.
(2)
(Lanjutan)
Kasasi dapat diajukan lagi demi kepentingan
hukum secara formal didasarkan pada Pasal 259
KUHAP yang menentukan sebagai berikut:
1) Demi kepentingan hukum terhadap semua
putusan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap dari pengadilan lain selain
daripada Makamah Agung, dapat diajukan
satu kali permohonan kasasi oleh Jaksa Agung.
2) Putusan Kasasi demi kepentingan hukum tidak
(3)
Peninjauan Kembali
(Pasal 263 s/d 269 KUHAP)
• Terhadap Putusan Pengadilan yang telah mempunyai Kekuatan Hukum tetap, Kecuali putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali.
• Peninjauan Kembali dilakukan atas dasar :
Keadaan Baru yang menimbulkan dugaan kuat.
Dalam Pelbagai putusan terdapat pertentangan satu dengan yang lain.
(4)
Peninjauan Kembali
(lanjutan)
• Permintaan Peninjauan Kembali tidak dibatasi dengan suatu jangka waktu.
• Pidana yang dijatuhkan dalam Peninjauan Kembali tidak boleh melebihi tindak pidana yang telah dijatuhkan dalam putusan semula.
• Peninjauan Kembali tidak menangguhkan maupun menghentikan pelaksanaan dari putusan.
• Dalam hal Pemohon Peninjauan Kembali meninggal diserahkan kepada ahli warisnya untuk diteruskan atau tidak.
• Permintaan Peninjauan Kembali atas suatu putusan hanya satu kali.
(5)
Contoh Soal
1. Apa syarat yang diperlukan untuk menangkap seseorang ? a. Ada laporan atau pengaduan.
b. Ada bukti permulaan yang cukup.
c. Ada dugaan yang kuat melakukan tindak pidana. d. Ada saksi korban.
2. Permohonan kasasi demi kepentingan hukum disampaikan oleh ? a. Majelis Hakim.
b. Jaksa Penuntut Umum. c. Jaksa Agung.
d. Terdakwa.
3. Penyidik adalah ?
a. Aparatur Pemerintah. b. Petugas Imigrasi.
c. Kejaksaan.
(6)
4. Peninjauan Kembali diajukan atas dasar hal-hal dibawah ini, kecuali ?
a. Novum.
b. Kekhilafan hakim.
c. Suatu kekeliruan yang nyata. d. Tidak mengajukan eksepsi.
5. Apa istilah lepas dari segala tuntutan hukum dalam bahasa belanda ?
a. Vrisjpraak. b. Ontslag. c. Concursus. d. Delnerning.