HUKUM ACARA PIDANA Subjek hukum pidana

HUKUM ACARA PIDANA
SYAFRUDDIN, SH, M.Hum

1.

2.
3.
4.
5.

Satuan Acara Perkuliahan
Beberapa Landasan Motivasi KUHAP
a. Landasan Filosofis
b. Landasan operasional
c. Landasan Konstitusional
Perbedaan Hukum Acara Pidana dengan Hukum
Acara Perdata
Landasan Tujuan KUHAP
Ruang Lingkup Berlakunya KUHAP
Asas- asas Hukum Acara Pidana


6.Pihak-pihak yang Terlibat Dlm Hk.Ac Pid
7.Penyelidikan
8.Penyidikan
9.Penangkapan
10.Penahanan
11.Penggeledahan
12.Penyitaan
13.Pemeriksaan Surat
14.Hak & Kedudukan Tersangka/Terdakwa
15.Bantuan Hukum
16. Penyerahan Berkas Perkara

17.Penuntut Umum
18.Penuntutan
19.Surat Dakwaan
20.Praperadilan
21.Koneksitas
22.Ganti Kerugian
23.Rehabilitas
24.Gabungan Perkara

25.Panggilan, Sengketa Wewenang
Mengadili, dan Kewenangan Relatif
26.Pemeriksaan Di sidang Pengadilan
27.Sistem atau Teori Pembuktian
28.Alat-alat Bukti & Kekuatan
Pembuktian

29.Putusan Pengadilan
a. Bentuk Putusan
b.Isi Keputusan
c.Formalitas Suatu Putusan Hakim
30.Upaya Hukum
a. Upaya Hukum Biasa
b. Upaya Hukum Luar Biasa
31.Pelaksanaan Putusan Hakim
a.Pelaksanaan Putusan Pengadilan
b.Biaya Perkara
c.Pengawasan Pelaksanaan Putusan
Hakim
32.Mudah2an Dapat Terpenuhi…..!!!???


LANDASAN MOTIVASI
KUHAP
1.Landasan Filosofis
Pancasila : - Ketuhanan Yang Maha Esa
- Kemanusiaan Yg adil beradab

2.Landasan Operasional
GBHN dan Tap MPR No. IV Thn 1978

3.Landasan Konstitusional
- UUD 1945
- UU Pokok Kekuasaan Kehakiman

• Lex superior derogat legi infriori hkm
yg lbh tggi mengenyampingkan hkm
yg lbh rndah
• Lex specialis derogat legi generalis
hkm yg lbh khusus
mengenyampingkan hkm yg lbh

umum
lex posteriori derogat legi priori
hkm yg baru mengenyampingkn hkm
yg lama

PERBEDAAN HUKUM
ACARA
PIDANA DAN PERDATA
1.Perbedaan dari segi kepentingan yang
dilindungi
dlm hk ac pidana ada dua kepentingan
yg dihadapi, yaitu kepentingan hukum
dan kepentingan umum.
dlm hk ac perdata kep perseorangan
2.Perbedaan dari segi inisiatif
penuntutannya ke pengadilan
Acara Pidana
: Jaksa
Acara Perdata : Penggugat


3. Perbedaan dari segi terus atau tidaknya
pemeriksaan perkara.
Ac Pidana : Jaksa tdk dpt mhentikan
Ac Perdata : Penggugat dpt mencabut
4.Perbedaan dari segi aktif dan pasifnya
hakim.
Ac Pidana : Hakim Aktif
Ac Perdata : Hakim Pasif
5.Perbedaan dari segi keyakinan hakim
Ac Pidana : Hakim tidak yakin NO !
Ac Perdata : No keyakinan hakim
6.Perbedaan dari segi kebenaran yang
ingin dicapai
Ac Pidana : Kebenaran Materil
Ac Perdata : Kebenaran Formal

7. Perbedaan dari segi keterikatan
hakim pada alat bukti
Ac Pidana : Tidak Terlalu terikat
Ac Perdata : Terikat

(preponderance of evidence)
keterikatan hakim sepenuhnya pd
alat bukti
8.Perbedaan dari segi pemeriksaan
pendahuluan.
Ac Pidana : Polisi / Jaksa
Ac Perdata : Pengadilan

Tujuan Hukum Ac. Pidana
• Tujuan Hk.Ac.Pidana : ut mencari dan
mendptkan atau se-tidak2x mdekati kbenaran
materil, ialah kbenaran yg selengkap2x dr
suatu pkara pidana dg mnerapkan ktentuan hk
ac pid scr jujur dan tepat dg 7an ut mcari
siapakah plaku yg dpt didakwakan mlakukan
suatu planggaran hk, dan slanjutnya mminta
pmeriksaan dan putusan dr pngadilan guna
mnemukan apk tbukti bhw suatu tindak pidana
tlh dilakukan dan apk org yg didakwa itu dpt
dipsalahkan


Fungsi Hukum Ac Pidana
Van Bemmelen
mengemukakan tiga fungsi
hukum acara pidana
1. Mencari dan menemukan
kebenaran
2. Pemberian keputusan o/hakim
3. Pelaksanaan keputusan

Penyelidikan
• Penyelidikan = Tindakan pengusutan =
Opspornig = Investigation
• Penyelidik : org yg melakukan
“penyelidikan”
• Penyelidikan : serangkain tindakan
penyelidik ut mencari dan menemukan
sesuatu peristiwa yg diduga sbg
tindak pidana guna menentukan dpt at
tdkx dilakukan penyidikan… {psl 1(5)}

• Tujuan Penyelidikan ut mengumpulkan
bukti permulaan at bukti yg cukup…

POLRI sebagai penyelidik
• Psl 1(4) : penyelidik ad pejabat polisi
Negara RI yg diberi wwnang o/UU ut
melakukan penyelidikan.

Fungsi dan wwnang Penyelidik
1.
2.
3.
4.

Menerima laporan at pengaduan
Mencari keterangan dan brg bukti
Mnyuruh bhenti org yg dicurigai
Tindakan lain menurut hukum
Pasal 5 (1)a KUHAP


Kewenangan Berdasar
perintah Penyidik
1. Penangkapan, larangan
meninggalkan t4, penggeledahan,
dan penyitaan
2. Pemeriksaan dan penyitaan surat
3. Mengambil sidik jari dan memotret
seseorang
4. Membawa dan menghadapkan
seseorang pada penyidik

Penyidikan
• Penyidik : Pejabat Polisi Negara RI atau
pejabat pegawai negeri sipil “tertentu”yg
diberi wwnang khusus o/UU ut melakukan
penyidikan {Pasal 1(1)}
• Penyidikan : Serangkaian tindakan
penyidik dlm hal & menurut cara yg diatur
dalam UU ini u/mencari serta
mengumpulkan bukti, yg bukti itu

membuat terang tentang tindak pidana
yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.
{Pasal 1(2)}

Pejabat Penyidik
#

Pejabat Penyidik Polri

a.

Pejabat penyidik penuh
Syarat kepangkatan : Pembantu letda polisi, at yg
bpangkat bintara (sektor kepolisian) at yg ditunjuk
dan diangkat o/kepala kepolisian RI

b.

Penyidik pembantu

a. Sekurang2nya berpangkat serda
b. PNS dlm lingkungan kepolisian Negara dg syarat
min pangkat pengatur muda/ gol IIa
c. diangkat o/KAPOLRI ats usul komandan atau
pimpinan kesatuan masing2.

#

Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

Penahanan
Pengertian : Penempatan tersangka at
terdakwa di tempat tertentu oleh
penyidik at penuntut umum at hakim
dgn penetapannya, dlm hal serta
menurut cara yg diatur dlm UU
Tujuan Penahanan
1. Ut kepentingan penyidikan
2. Ut kepentingan penuntutan
3. Ut kepentingan pemeriksaan di
Pengadilan

Dasar penahanan
1. Landasan dasar at Unsur Yuridis
# ancaman pidana min 5 thn
2. Landasan Unsur Keadaan
Kekhawatiran

# akan melarikan diri
# merusak at mhilangkan BB
# mengulangi tindak pidana
3. Dipenuhi syarat pasal 21 (1)

# diduga keras sbg pelaku TP
# ada bukti yang cukup

Tata cara penahanan
A. Dengan surat perintah penahanan
at surat penetapan

1. Identitas tersangka at
terdakwa
2. Alasan penahanan
3. Uraian singkat kejahatan
4. Tempat mana ia ditahan
B. Tembusan harus diberikan kepada
keluarga

Jenis tahanan
1. Penahanan Rumah
Tahanan Negara (RUTAN)
2. Penahanan Rumah
3. Penahanan Kota
Perbandingan :

1 : 1/3 : 1/5

Batas Waktu
1. Batas Kewenangan Penyidik
Penahanan
* 20 hari
2.
3.
4.
5.

* 40 hari (izin Penuntut Umum)
Batas Kewenangan Penuntut Umum
* 20 hari
* 30 hari (izin Ketua Pengd Negeri)
Batas Kewenangan Hakim Pengadilan Negeri
* 30 hari
* 60 hari (izin Ketua Pengd Negeri)
Batas Kewenangan Hakim Pengd Tinggi
* 30 hari
* 60 hari (izin Ketua Pengd Tinggi)
Batas Kewenangan Hakim Mahkamah Agung
* 50 hari
* 60 hari (izin ketua Mahkamah Agung)

Pra-Penuntutan
•Prapenuntutan: terletak antara
dimulainya penuntutan dlm arti
sempit (perkara dikirim ke PN)
dan penyidikan yg dilakukan
oleh penyidik.
• Prapenuntutan = Penyidikan lanjutan

• Prapenuntutan ialah  Tindakan
Penuntut Umum untuk memberi
petunjuk dalam rangka
penyempurnaan penyidikan oleh
penyidik



Pemeriksaan tambahan
Ada dua batasan dlm ketentuan
1. Berkas perkara tertentu
2. Dlm pelksanaan dikordinasikan dg
penyidik.
Ada 4 hal yg hrs diperhatikan:
1. Tdk dilakukan terhdp tersangka
2. Hanya terhdp perkara2 yg sulit
pembuktiannya dan at dpt
meresahkan masy dan at dpt
membahayakan keselamatan negara
3. Hrs dpt diselesaikan dlm wkt 14 hr
4. Prinsip kordinasi dan kerjasama dg
penyidik

Penuntutan
Penuntutan  Tindakan
PenuntutUmum ut melimpahkan
perkara pidana ke PN yg berwenang
dlm hal dan menurut cara yg diatur
dlm UU ini dg permintaan spy
diperiksa dan diputus o/ hakim di
sidang pengadilan.
Wewenang PU
1. Menerima dan memeriksa berkas perkara
dr penyidik at penyidik pembantu
2. Mengadakan pra-penuntutan apabila ada
kekurangan penyidikan, dg memberi
petunjuk dlm rangka penyempurnaan
penyidikan dr pydk

3.Memberikan perpjgn penahanan,
melakukan penahanan, at penahanan
lanjutan, dan at mengubah status
tahanan stl perkara dilimpahkan oleh
penyidik
4.Membuat surat dakwaan
5.Melimpahkan perkara ke pengadilan
6.Menyampaikan pemberitahuan kpd
terdakwa ttg ketentuan hr dan waktu
perkara disidang yg disertai surat
panggilan, baik kpd terdakwa maupun
kpd saksi ut dtg pd sidang yg tlh dittkn
7.Melakukan tugas dan penuntutan
8.Mengadakan tindakan lain dlm lingkup
tanggung jawab sbg PU menurut
ketentuan UU
9.Melaksanakan penetapan hakim

Surat Dakwaan

DakwaanSurat  Surat at akta yg
memuat rumusan tindak pidana yg
didakwakan kpd terdakwa yg
disimpulkan dr hasil pemeriksaan
penyidikan, dan merupakan dasar
serta landasan bagi hakim dlm
pemeriksaan di muka sidang
pengadilan.

Prinsip surat dakwaan
a. Pembuatan surat dakwaan dilakukan
secara sempurna dan berdiri sendiri
b. Surat dakwaan adalah dasar
pemeriksaan hakim
c. Hanya jaksa penuntut umum yg
berhak dan bwenang
menghadapkan dan mendakwa
seseorang yg dianggap melakukan
tindak pidana dimuka sidang
pengadilan

Syarat surat dakwaan
a. Syarat Formal
1. Surat dakwaan hrs diberi tgl dan
ditanda tangani PU / Jaksa
2. Nama lengkap, t4 lhr, umur dan tgl lhr,
jenis kelamin, kebangsaan, t4 tinggal,
agama, pekerjaan tersangka.
b. Syarat Materil
1. Uraian cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yg
didakwakan
2. Menyebutkan waktu dan t4 tindak
pidana {tempus dan locus delicti}



Tidak terpenuhi syarat Formal
surat dakwaan dapat dibatalkan
• Tidak terpenuhi syarat materil
surat dakwaan batal demi hukum
Surat Dakwaan Yg tdk Memenuhi
Syarat :
1. Surat Dakwaan Tidak Terang
2. Surat Dakwaan Mengandung
Pertentangan antara yang Satu
dengan yang lain.
Surat Dakwaan tidak boleh
“kabur”
{ obscuur libel }

Garis Besar Jalannya
Pemeriksaan di Persidangan
1.
2.
3.

4.
5.

Hakim Ketua membuka sidang dan menyatakan terbuka
untuk umum, kecuali Psl. 153 (3) KUHAP kesusilaan dan
Anak2
Hakim ketua memerintahkan agar terdakwa dipanggil
masuk dihadapkan dalam keadaan bebas. Psl 154 KUHAP
Hakim Ketua menanyakan kepada terdakwa ttg identitas
lengkapnya dan mengingatkan terdakwa spy
memperhatikan segala sesuatu yg didengar dan
dilihatnya di persidangan Psl. 155
Hakim Ketua meminta kpd JPU ut membacakan surat
dakwaan Psl 155 (2) KUHAP
Hakim Ketua menanyakan kpd terdakwa apakah terdakwa
mengerti ttg isi surat dakwaan, bila terdakwa tidak
mengerti JPU atas permintaan Hakim Ketua wajib
memberi penjelasan Psl 155 (2) KUHAP
* Pengajuan keberatan terdakwa at PH Terdakwa psl
156(1)
* jawaban JPU atas keberatan terdakwa at PH terdakawa
* Putusan sela.

6. Hakim Ketua meneliti apakah semua saksi yg
dipanggil tlh hadir di persidangan dan memberi
perintah ut mencegah jgn sampai saksi bhub satu
dg yg lain sbl memberi keterangan di sidang Psl
159 (1)
*Saksi dipanggil ke ruang sidang seorg demi seorg
* Yg pertama didengar ket saksi korban
7. Hakim Ketua menanyakan kpd saksi identitas
lengkapnya
* Apakah saksi kenal dg terdakwa sbl terdakwa
melakukan tindak pidana yg didakwakan psl 160
(2)
* Apakah saksi ada hub keluarga dg terdakwa at
apakah saksi terikat hub kerja dg terdakwa psl
160 (2)
* Sbl saksi memberi keterangan wajib di sumpah
psl 160 (3)
8. Hakim Ketua mengajukan pertanyaan kpd saksi,
selanjutnya memberi kesempatan kpd JPU, dn
terdakwa at PHnya ut mengajukan pertanyaan
kpd saksi psl 164 (2-3), psl 165

• A charqe
• A de charqe

9. Stl saksi selesai memberi keterangan, Hakim
Ketua menanyakan kpd Terdakwa bgmn
pendptx ttg ket saksi tsb psl 164 (1)
10. Hakim Ketua memberika kesempatan kpd
terdakwa ut mengajukan saksi yg
meringankan bagi terdakwa psl 160 (1)
11. Pemeriksaan terdakwa : o/majelis Hakim
selanjutnya diberikan kesempatan kpd JPU
dan PH terdakwa psl 175 s/d 178
12. Hakim Ketua memperlihatkan kpd terdakwa
ttg brg bukti yg diajukan ke persidangan psl
181 (1)
13. HakimKetua menyatakan pemeriksaan
dinyatakan selesai, JPU diberi kesempatan ut
mengajukan tuntutan pidana psl 182 (2)
14. Terdakwa at PH terdakwa diberi kesempatan
ut mengajukan pembelaan psl 182 (1)
15, Replik dr JPU dan Duplik dr terdakwa at PHx
psl 182 (1)

16. Hakim Ketua menyatakan pemeriksaan
dinyatakan ditutup Psl 182 (2)
17. Majelis Hakim bermusyawarah (bersifat
rahasia) dasarnya surat dakwaan dan sgl
sesuatu yg tbukti dlm pemeriksaan di
persidangan psl 182 (3-7)
18. Putusan psl 182 (8)
19. Sesudah putusan pemidanaan diucapkan,
Hakim Ketua wajib memberitahukan kpd
terdakwa ttg apa yg menjadi hak2 terdakwa
* segera menerima / menolak putusan
* mempelajari putusan sbl menyatakan
menerima / menolak putusan dg tenggang
waktu 7 hr (pikir2)
* menyatakan banding dst….

Istilah-istilah
di Pengadilan
1. Eksepsi 
Pengecualian ; Tangkisan at pembelaan yg
tdk menyinggung isi surat tuduhan at
gugatan akan ttp berisi permohonan agar
pengadilan menolak perkara/dakwaan yg
duajukan JPU, karena tidak memenuhi
persyaratan hukum
2. Pledoi 
Pengungkapan pikiran dlm bentuk ucapan
yang berisi pembelaan terhadap terdakwa
yg dibacakan oleh advokat/pembela at
dibacakan sendiri oleh terdakwa

3. Replik 
suatu jawaban penuntut umum di
persidangan atas tangkisan terdakwa
atau pengacaranya
4. Duplik 
Jawaban kedua yang merupakan
jawaban atas replik ; jawaban kedua
kali

Upaya Hukum (Rechtsmiddel)
Pengertian :
Hak terdakwa at PU ut tdk menerima
putusan pengadilan yg barupa
perlawanan at banding at kasasi at hak
terpidana ut mengajukan permohonan
PK dlm hal serta cara yg diatur dalam
UU ini (psl 1 butir 12)
Catatan :
ada ketidakkonsistenan antara psl 1
butir 12 dgn Bab XVII & XVIII KUHAP.

Upaya hukum
menurut sifatnya
•Upaya hukum Biasa
•Upaya hukum luar
biasa

Jenis / Macam Upaya Hukum
1. Upaya hukum verzet/perlawanan (psl
214)
2. Upaya hukum Banding (psl 233-243)
3. Upaya hukum Kasasi (psl 244-258)
4. Upaya hukum kasasi demi kepentingan
hukum (psl 259-262)
5. Upaya hukum Peninjauan Kembali (psl
263- 269)
6. Upaya hukum Grasi

Upaya hukum Verzet
• Dasar hukum ut mlkkn UH Verzet ad thdp
ptsn yg d jthkn tdk hdrx t’dkw at wklx
• Putusan tak hadir disebut verstek
• Hy p’kara acr pmrksn cpt ykni tindak pid
plggaran lalin

Cara & Persyaratan Verzet
1. Perlawanan atas putusan tak hadir
(verstek) diajukan kpd ketua PN
setempat yg tlh memutuskan verstek
2. Verzet diajukan stl disampaikan t’lbh
dhl kpd t’dakwa/tsangka atasputusan
verstek tsb yakni selambat2x dlm wkt
7 hr thitung stl dsampaikan putusan
kpd ybs. Apabila lwt dr 7 hr mk scr
hkm ybs dpandang menerima putusan
3. Dgn adanya plawanan/verzet yg
dmasukan tepat pd wktx mk putusan
hakim pidana verstek tsb mjadi gugur.

4. Atas adax plawanan tsb, mk panitera
pengadilan mnyampaikan kpd pnyidik
& sljtx hakim mnetapkan hr sidang br
ut mmriksa kbli pkara tsb.
5. Psyaratan sljtx bhw plawanan hy dpt
diajukan thd putusan yg berisi
perampasan kemerdekaan, mk
tdakwa dpt mngajukan plawanan
6. Jika hakim tlh mbuka sidang & tetap
mjatuhkan putusan berupa
perampasan kemerdekaan tsb, mk
ybs/tdakwa dpt mngajukan upaya
hukum banding.

Upaya Hukum Banding
Yang berhak adalah :
• Terdakwa atau kuasa hukumnya
• Penuntut Umum
Dasar mengajukan UH Banding ad pihak
at para pihak tdk puas atas putusan yang
dijatuhkan oleh hakim

Syarat untuk Banding
• Harus diajukan oleh terdakwa at kuasax at
penuntut Umum
• Harus diajukan dlm wkt 7 hr stlh putusan
dijatuhkan at diberitahukan
• Tdk boleh bertentangan dg psl 67 KUHAP yg
menentukan jenis putusan yg dpt dimintakan
banding :
1.Putusan yg mengandung pemidanaan
2. Putusan yg menggunakan acara pemeriksaan
biasa
3. Putusan yg menggunakan acara pemeriksaan
cepat & tlh dijatuhkan pidana perampasan
kemerdekaan {pasal 205 (3) KUHAP}

Pencabutan permohonan banding
• Pada dasarnya p’mohonan banding sewaktuwaktu dpt dicabut selama p’kara blm di putus
o/ pengadilan tingggi.
• T’hdp p’kara yg sdh di periksa akan tetapi blm
diputus, sedang pemohon mencabut
p’mohonan banding,maka pemohon dibebani u/
m’bayar by perkara.
• P’mohonan banding yg sdh dicabut tdk boleh
diajukan kembali. (ps 235 ayat (1) KUHAP)
• Risalah banding/memori banding tdk diwajibkan
kpd pihak pemohon.

Upaya Hukum Kasasi
• Yg dpt dimintakan pemeriksaan kasasi ad
p’kara pid yg tlh mndp putusan pengadilan lain
(selain MA) dlm tk yg t’akhir
• P’mohonan kasasi di sampaikan kpd panitera
PN yg memutus p’karanya dlm tk I, dlm waktu
14 hari stlh kpts di beritahukan.
• Pd pemeriksaan kasasi di wajibkan pemohon
kasasi mengajukan memori kasasi. Bts waktu
pengajuan memori kasasi adl 14 hari stl
pengajuan p’mohonan kasasi at selambatlambatnya 28 hari stl p’beritahuan putusan
pengadilan yd dimohonklan pemeriksaan
kasasi.

1.
2.

Alasan-alasan
Kasasi

Apabila p’aturan hk tdk dilaksanakan at ada
kesalahan dlm melaksanakan
Apabila tdk dilaksanakan cara melakukan p’adilan yg
hrs dituruti menurut UU.

Catatan :
MA dpt melakukan kasasi atas pts penetapan dr
pengadilan bawahan krn :
a.
b.
c.

Lalai memenuhi syarat2 yg diwajibkan UU yg
mengancam p’buatan itu dg batalnya p’buatan yg
b’sangkutan.
Malampaui bts wewenangnya
Salah menerapkan at melangkar p’aturan hk yg
b’laku.

Upaya Hukum Kasasi Demi
Kepentingan Hukum
• Upaya hk ini dikelompokkan sbg upaya hk luar
biasa
• Upaya hk ini hanya khusus diberikan kpd jaksa
agung RI yg mewakili negara/kepent umum dg
dsr p’timbangan demi kepent hk
• Upaya hk ini diajukan o/ jaksa agung RI in casu
kejaksaan sbg instansi yg b’wenang mewakili
negara u/ menempuh upaya hk t’hdp pts
pengadilan yg tlh m;peroleh kekuatan hk tetap
(apakah pts PN at PT) yg jls p’kra ini blm p’nah
diperiksa di tk kasasi o/ MA. Krnnya itu
digunakan istilah kasasi demi kepentingan
hukum.

Hal Penting Yg Harus di
Perhatikan
1.

2.
3.
4.
5.
6.

Putusan yg tlh m’peroleh kekuatan hk tetap tsb,
t’nyata dijumpai adanya kesalahan at kekeliruan yg
mendsr baik penerapan hk at fakta/pembuktian
bahkan kekeliruan ttg pemidanaan dsb.
Dlm menempuh upy hk ini tdk blh merugikan
posisi/kepent hk t’dakwa/t’pidana
Tdk dilakukan jawab-menjawab at kontra
Salinan risalah p’mohonan upaya hk ini ttp diberikan
kpd phk yg b’kepentingan (t’dakwa)
Ketua PN stempat langsung mengirim p’mintaan
upaya hk ini ke MA RI
Putusan yg dijatuhkan kpd t’dakwa/t’pid tdk blh
melebihi yg tlh ada pts yg m’peroleh kekuatan hk
tetap.

Upaya Hukum PK
Putusan yg dpt
dimohonkan PK :
1.Putusan yg mempunyai
hk ttp
2.Putusan yg mengandung
pemidanaan

Alasan PK

1. Bila ada novum (hal2 keadaan baru).
Yg sekiranya diketahui pd waktu
b’langsungannya p’sidangan mk
hasilnya berupa pembebasan lepas dr
segala tuntutan hk at tutntutan pu tdk
dpt diterima at t’hdp p’kara itu akan
diterapkan ketentuan yg lbh ringan.
2. Bila ada 2 at lbh kep yg b’tentangan
satu sm lain mengenai t’buktinya
sesuatu tindak pid
3. Bila t’dpt kekhilapan at kekeliruan
hakim dlm memutus p’kara ybs

Upaya Hukum Grasi

Koneksitas
• Pengertian :
Tindak pidana yg d lakukan
b’sm2 o/ mrk yg t’msk lingk
peradilan umum & lingk
peradilan militer {KUHAP 89
(1)}

Kewenangan mengadili
•Prinsip dasar ada pada peradilan
Umum
•Dalam hal tertentu dapat diadili
dalam peradilan militer, jika
kepentingan yang ada lebih condong
yg dirugikan adalah kepentingan
militer

Penentuan Peradilan
Koneksitas
• Terdapat persesuaian pendapat
Jaksa/jakti kpd jagung
oditur militer/omil tinggi kpd oditur jendral TNI
Sesuai pdpt titik berat pd KU, maka :
- mk perkara di periksa d Perdilan Umum
- pepera membuat keputusan “penyerahan perkara”
- penyerahan perkara, pepera kpd PU melalui omil
- surat pepera dijadikan dsr bg PU ut perkara koneksitas
kpd hakim ut di periksa pd sidang PN yg b’wnang b’dsr
kompetensi relait
Sesuai pdpt titik brat kerugian pd militer, maka :
-P’kara koneksitas diperiksa pd peradilan militer
- dst

Terdapat perselisihan pendapat
• Msg2 pihak melapor perbedaan pdpt
tsb kpd atasan, jaksa/jakti melapor
kpd jagung. Omil/omilti melapor kpd
oditur jenderal (tertulis)
stlh menerima laporan jagung & oditur
jenderal mengadakan musyawarah ut
menentukan peradilan yg berwnang
apabila musyawarah tdk tercapai,
maka yg menentukan ad jagung

Susunan Majelis
• Perkara diadili pd Peradilan Umum
- se-2x 3 org hkim
- Hkim ketua majelis diambil dr PU
- Hkim anggota diambil scr b’imbang dr hkim
PU & PM
Perkara diadili pd Peradilan Militer
-Hkim ketua dr lingkungan PM
- Hkim anggota diambil scr b’imbang
- Hkim dr PU diberi pangkat militer “tituler”
- yg mengusulkan hakim anggota ad Menteri
Kehakiman & menhankam secara timbal balik

Penggabungan perkara
• Penggabungan perkara diatur dlm
psl 98 – 101 KUHAP.
• Istilahnya : penggabungan perkara
gugatan ganti kerugian
• Diatur pada Bab XIII KUHAP

• Penggabungan perkara ini adalah
merupakan suatu lembaga baru dan
prosedur baru, yg sama lahirnya dengan
‘praperadilan, pengawasan dan
pengamatan pelaksanaan putusan
pengadilan.
• Sebelum berlakunya KUHAP, lembaga at
prosedur ini tdk dikenal dlm HIR/RBG,
dan tdk pernah memang dipraktikkan

• Dalam UU tdk ada pengertian
khusus apakah yg d maksud
dgpenggabungan perkara, kecuali
memberikan batasan at
persyaratan tentang
penggabungan perkara, yakni
tercantum dalam pasal 98 (1)
KUHAP

• “jika suatu perbuatan yg menjadi dasar
dakwaan di dlm suatu pemeriksaan
perkara pidana oleh Pengadilan Negeri,
menimbulkan kerugian bagi orang lain
mk hakim ketua sidang atas permintaan
org itu dapat menetapkan ut
menggabung perkara gugatan ganti
kerugian kepada perkara pidana itu”.

Penjelasan psl 98 (1)
KUHAP
• Maksud penggabungan perkara gugatan
pada perkara pidana ini ad supaya
perkara gugatan tersebut pd suatu
ketika yg sama diperiksa serta diputus
sekaligus dgn perkara pidana yg
b’sangkutan,
• Yg di maksud dg kerugian bagi org lain
termasuk kerugian pihak korban