BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Bentuk hasil dari proses pembubutan dimana terdapat perbedaan dimensi pada kedua ujung sisi pada benda yang memiliki bentuk silindris . Pada mesin bubut
konvensional terdapat beberapa metode untuk melakukan proses pembubutan yaitu dengan mengencangkan dan mengendurkan baut pengikat eretan atas dan dengan
penggeseran kepala lepas. Pembubutan untuk menghasilkan produk bentuk yang diinginkan dengan metode tersebut sangat membutuhkan keahlian dari operator
mesin bubut dan untuk melakukan proses yang berulang-ulang atau untuk menghasilkan produksi masal dengan bentuk produk yang sama membutuhkan waktu
lama dan akan sangat sulit karena berbagai macam faktor khusunya faktor dari operator itu sendiri.
Maka untuk mengatasi kesulitan dalam pembuatan bentuk lurus dan bentuk- bentuk lainnya dalam proses pembubutan maupun permesinan lainnya para peneliti
mengembangkan proses permesinan. Dengan seiring perkembangan proses permesinan, para konsumen selalu
menuntut kualitas tinggi dari produk yang dihasilkan produsen. Salah satu tolak ukur kualitas dari suatu proses pembubutan adalah tingkat kehalusan permukaan. Tingkat
kehalusan suatu permukaan memang peranan yang sangat penting dalam perencanaan suatu komponen mesin khususnya yang menyangkut masalah gesekan
pelumasan, keausan, tahanan terhadap kelelahan dan sebagainya. Dalam prakteknya memang tidak mungkin untuk mendapatkan suatu
komponen dengan kehalusan permukaan yang sempurna. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, misalnya faktor manusia operator dan faktor-faktor dari mesin-
mesin yang digunakan untuk membuatnya. Dari faktor-faktor mesin tersebut salah satu hal yang mempengaruhi kualitas
permukaan adalah penentuan besaran dari parameter-parameter yang diatur pada mesin. Secara umum tiga parameter utama pada proses bubut adalah kecepatan putar
spindel, gerak makan dan kedalaman potong. Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi
tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada Mesin Bubut.
Maka dari itu untuk mendapatkan tingkat kehalusan yang tinggi pada permukaan benda kerja hasil proses pembubutan penulis melakukan sebuah penelitian dengan
judul “ANALISA TEMPERATUR PEMOTONGAN BAJA ST 42 TERHADAP KEHALUSAN PERMUKAAN
Pengaruh Variasi Gerak Makan dan Kedalaman Potong Terhadap Kekasaran Permukaan Poros Bertingkat Pada Proses Bubut Dengan Mesin Leadwell Turning
Center”. Pada penelitian ini penulis memvariasikan besaran dari parameter-parameter proses pembubutan dalam hal ini diambil dua jenis parameter untuk divariasikan
dalam percobaan, yaitu gerak makan
feeding
dan kedalaman potong
depth of cut
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Bubut