Tebal Adhesive Jenis Adhesive

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 32

B. Tebal Adhesive

Tabel 7. Hasil perhitungan terhadap tebal adhesive No Tebal adhesive mm Tegangan geser yang dihasilkan MPa 1 0.25 4.26 2 0.5 3.49 3 1.25 3.22 4 1.75 2.93 Gambar 24. Hubungan antara tebal adhesive dengan tegangan geser Gambar 25. Kerusakan di area komposit Gambar 26. Foto SEM dengan tebal 0,25 mm 1 2 3 4 5 6 0.5 1 1.5 2 Tebal Adhesive mm T eg a n g a n G es e r M P Epoksi Matriks Serat Gelas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 33 Gambar 27. Foto SEM dengan tebal 1,75 mm Gambar 24. menunjukkan semakin tebal adhesive, kekuatan gesernya semakin turun. Hal ini disebabkan mengikatnya adhesive di permukaan komposit tidak kuat. Gaya geser yang terjadi pada adhesive akan menyebabkan tegangan geser, gaya geser yang diberikan akan menyebabkan regangan geser γ yaitu adanya perubahan atau pergeseran adhesive. Perubahan atau pergeseran akibat tebal adhesive berbeda, maka regangan geser akan dipengaruhi oleh tebal tipisnya adhesive pada daerah komposit. Regangan geser akan semakin kecil jika tebal bertambah, sehingga tegangan geser yang bekerja menjadi turun. Hal ini menunjukkan kekuatan komposit serat gelas dengan matriks polyester lebih rendah dibandingkan dengan kekuatan adhesive epoksi, sehingga kerusakan di 3 area terjadi pada komposit Gambar 25. Tebal adhesive 0,25 mm memiliki kekuatan geser paling tinggi, tetapi kerusakan terjadi pada kompositnya Gambar 26. Tebal adhesive 1,75 mm terjadi kerusakan di komposit, hal ini disebabkan permukaan sambungan komposit memiliki kekuatan yang lebih rendahlemah dibandingkan dengan adhesive yang digunakan, Epoksi Serat Gelas Polyester perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 34 hal ini terlihat kemampuan mengikat adhesive di komposit kurang sehingg serat gelas terlepas dari kompositnya Gambar 27.

C. Jenis Adhesive

Tabel 8. Hasil perhitungan jenis adhesive No Jenis adhesive Tegangan geser yang dihasilkan MPa 1 Epoksi 4.48 2 Polyester 2.86 3 Chloroprene 0.15 Hubungan antara Variasi Adhesive dengan Tegangan Geser 1 2 3 4 5 6 Epoksi Polyester Chloroprene Variasi Adhesive T e g a n g a n G e s e r M p a Gambar 28. Histogram jenis adhesive terhadap tegangan yang dihasilkan a b Gambar 29. Kerusakan di area a komposit b adhesive perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 35 Gambar 30. Foto SEM pada adhesive polyester Gambar 31. Foto SEM pada adhesive chloroprene Gambar 28. memperlihatkan sambungan komposit dengan adhesive epoksi memiliki kekuatan geser tertinggi diantara dibandingkan adhesive lain polyester dan chloroprene. Adhesive epoksi memiliki kekuatan ikatan yang tinggi dengan polyester, karena epoksi dan polyester mempunyai kemiripan unsur kimia yang sama, seperti C, H dan O. Hal yang sama juga terjadi pada adhesive polyester mempunyai kekuatan geser lebih tinggi dibandingkan dengan lem kuning. Hal ini disebabkan adhesive polyester mempunyai sifat mengikat kuat dengan komposit yang terbuat dari matrik polyester. Sambungan dengan adhesive polyester saat pengujian pada 3 area tersebut, terjadi kerusakan di komposit dengan adhesive Adhesive polyester Lem Kuning Serat gelas Matriks perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 36 polyester. Namun kekuatan ikatan adhesive chloroprene terhadap polyester jauh lebih rendah, karena unsur-unsur yang terkandung didalalm chloroprene sangat berbeda dengan unsur-unsur yang ada pada polyester Gambar 29. Gambar 30. memperlihatkan adhesive polyester dengan matriks polyester terjadi suatu ikatan yang kuat yang ditunjukkan dengan adanya serat gelas yang terlepas dari kompositnya. Gambar 31. memperlihatkan lem kuning hanya menempel di permukaan komposit, sehingga kerusakan terjadi pada adhesive dan alur pada komposit tampak tanpa adanya lem kuning tersisa.

D. Pembahasan Proses Pengujian