Indonesia selaku bank sentral di Indonesia sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 23 D UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan indepedensinya diatur dalam undang-undang.
Pembagian kekuasaan secara horizontal pada tingkatan pemerintahan daerah berlangsung antara lembaga-lembaga daerah yang sederajat, yaitu antara Pemerintah
Daerah Kepala DaerahWakil Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD. Pada tingkat provinsi, pembagian kekuasaan berlangsung antara
Pemerintah provinsi Gubernurwakil Gubernur dan DPRD provinsi. Sedangkan pada tingkat kabupatenkota, pembagian kekuasaan berlangsung antara Pemerintah
KabupatenKota Bupatiwakil Bupati atau Walikotawakil Walikota dan DPRD kabupatenkota.
b. Pembagian kekuasaan secara vertical
Pembagian kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.
Pasal 18 ayat 1 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pembagian kekuasaan secara vertikal di negara Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupatenkota. Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal yang ditentukan oleh
pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupatenkota terjalin dengan koordinasi, pembinaan dan pengawasan oleh
Pemerintahan Pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan. Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul sebagai konsekuensi dari
diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan asas tersebut, Pemerintah Pusat menyerahkan wewenang pemerintahan kepada
pemerintah daerah otonom provinsi dan kabupatenkota untuk mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan di daerahnya, kecuali urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu kewenangan yang berkaitan dengan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, agama, moneter dan fiskal.
Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 18 ayat 5 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
E. Metode Pembelajaran
Strategi Pembelajaran : Discoveri , Inquiri Learning
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik, Problem Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya jawab, Penugasan
F. Media Pembelajaran
- Power Point ppt yang berisikan materi ringkas terkait konsep pembagian kekuasaan
- Tayangan foto-foto yang menampilkan terkait beberapa konsep pembagian kekuasaan
- Tayangan video terkait konsep pembagian kekuasaan
G. Sumber Belajar
- Buku Wajib untuk Siswa Kelas X Pegangan Siswa yang diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
-
InternetWebsite yang relevan dengan materi pembelajaran.
-
Buku-buku lain yang relevan dengan materi pembelajaran
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Rincian Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan -
Memberikan salam siswa -
Melakukan presensi dan mengetahui kondisi siswa
- Memberikan motivasi, dapat berupa penjajakan
kesiapan siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan di
ajarkan, yaitu Tipe budaya politik. -
Memberikan informasi
tentang kompetensitujuan pembelajaran yang ingin di
capai 10 menit
Kegiatan Inti
Mengamati
- Siswa mengamati materi yang disampaikan guru
tentang sistem pembagian kekuasaan Negara . -
Mengkaji tentang
pentingnya pemahaman
mengenai sistem pembagian kekuasaan Negara 70 menit
Menanya
- Guru memberikan kesempatan dan memberikan
dorongan kepada
seluruh siswa
untuk mengajukan pertanyaan.
- Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peserta didik atau bisa juga peserta didik di minta untuk menjawab pertanyaan dari temannya
sehingga terjadi komunikasi yang lebih aktif antara guru dan peserta didik.
Mengeksplorasi
- Siswa
mengumpulkan informasi
tentang pembagian kekuasaan di Indonesia dengan
menggunakan berbagai sumber dari buku, atau internet.
- Siswa memberikan tanggapan terhadap hasil
eksplorasinya terkait bagaimana kedudukan tiap lembaga negara antara satu dan lainnya dalam
menjalankan pemerintahan.
Mengasosiasikan
- siswa membuat analisis konsep pembagian
kekuasaan di
Indonesia dengan
anggota kelompok, 1 kelompok terdiri dari 2 orang.
Mengomunikasikan
- Siswa mempresentasikan hasil dari pekerjaan
kelompok mereka terhadap game atau kuis yang diberikan oleh guru.
- Kelompok lain boleh mengajukan pertanyaan
kepada kelompok yang mempresentasikan terkait hasil
pekerjaan kelompok
yang mempresentasikan, begitu pula sebaliknya
- Guru membimbing jalannya presentasi dengan
memberi apresiasi atas setiap perbedaan hasil diskusi.
Penutup -
Guru memberikan penguatan materi dan pelurusan konsep
- Mengadakan refleksievaluasi diri, misalnya tentang
10 menit
pentingnya memahami tentang sistem pembagian kekuasaan Negara khususnya di Indonesia
- Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan
akhir berkaitan dengan materi pembagian sistem kekuasaan Negara.
I. Penialain Hasil Belajar dan Upaya Tindak Lanjut
1. Penilaian Kognitif
. Penilaian di dalam pembelajaran ini mengutamakan penilaian proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa.
a. Tugaslaporan presentasi
- Laporan ditulis pada kertas kerja sesuai dengan petunjuk guru.
b. Penilaian dalam bentuk kuis untuk mengukur tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai 1
Jelaskan pengertian kekuasaan .... 2
Uraikan pembagian kekuasaan menurut john Locke.... 3
Uraikan pembagian kekuasaan menurut Montesquieu.... 4
Jelaskasn pembagian kekuasaan horizontal di Indonesia .... 5
Jelaskan pembagian kekuasaan vertikal di Indonesia…. Jawab
1 Kekuasaan yaitu kemampuan sesorang untuk mempengaruhi orang lain
supaya melakukan tindakan-tindakan yang dikehendaki dan diperintahkannya 2
Menurut john Locke pembagian kekuasaan dibagi menjadi 3 macam kekuasaan, yaitu:
a kekuasaan legislative yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk undang-undang,
b kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang, c kekuasaan federatif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar
negeri 3
Menurut Montesquieu pembagian kekuasaan dibagi menjadi 3 macam kekuasaan, yaitu:
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk membuat atau membentuk
undang-undang; b.
Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang c.
Kekuasan yudikatif, yaitu kekausaan untuk mempertahankan undang-undang, termasuk kekusaan untuk mengadili setiap pelanggaran terhadap undang-
undang 4
Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu legislative, eksekutif dan yudikatif
Berdasarkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, secara horisontal pembagian kekuasaan negara dilakukan pada tingkatan pemerintahan pusat
dan pemerintahan daerah. Pembagian kekuasaan pada tingkatan pemerintahan pusat berlangsung antara lembagalembaga negara yang sederajat. Pergeseran
yang dimaksud adalah pergeseran klasifikasi kekuasaan negara yang umumnya terdiri atas tiga jenis kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Pembagian kekuasaan secara horisontal pada tingkatan pemerintahan daerah berlangsung antara lembaga-lembaga daerah yang sederajat, yaitu antara
Pemerintah Daerah Kepala DaerahWakil Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD.
5 Pembagian kekuasaan secara vertikal yaitu, pembagian kekuasaan
berdasarkan tingkatannya, yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan. pembagian kekuasaan secara vertikal di negara
Indonesia berlangsung antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah pemerintahan
provinsi dan
pemerintahan kabupatenkota.
Pada pemerintahan daerah berlangsung pula pembagian kekuasaan secara vertikal
yang ditentukan oleh pemerintahan pusat. Hubungan antara pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupatenkota terjalin dengan koordinasi,
pembinaan dan pengawasan oleh pemerintahan pusat dalam bidang administrasi dan kewilayahan. Pembagian kekuasaan secara vertikal muncul
sebagai konsekuensi dari diterapkannya asas desentralisasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia.