7
adalah 1,6 tekan dan untuk rangka kedua di belakang angin adalah 1,2 isap
• Untuk atap segitiga majemuk, untuk bidang-bidang atap di pihak angin dengan
α65° koefisien 0,2α – 0,4 tekan, dan untuk semua bidang atap di belakang angin untuk semua
α adalah 0,4 isap • Tekanan tiup beban angin di laut dan di tepi laut sampai sejauh 5 km
dari pantai harus diambil minimum 40 kgm
2
2.2.1. Faktor Beban dan Kombinasi Pembebanan
Kombinasi pembebanan yang perlu ditinjau pada struktur ada 2 dua yaitu Kombinasi Pembebanan Tetap dan Kombinasi Pembebanan Sementara. Disebut
pembebanan tetap karena beban dianggap dapat bekerja terus menerus pada struktur selama umur rencana. Kombinasi pembebanan ini disebabkan oleh bekerjanya beban
mati Dead Load dan beban hidup Live Load. Kombinasi pembebanan sementara tidak bekerja secara terus menerus pada
struktur, tetapi pengaruhnya tetap diperhitungkan dalam analisa. Kombinasi pembebanan ini disebabkan oleh bekerjanya beban mati, beban hidup dan beban
gempa. Nilai - nilai beban tersebut di atas dikalikan dengan suatu faktor magnifikasi yang disebut faktor beban, tujuannya agar struktur dan komponennya memenuhi
syarat kekuatan dan layak pakai terhadap berbagai kombinasi beban. Faktor beban memberikan nilai kuat perlu bagi perencanaan pembebanan pada
struktur. RSNI 2002 menentukan nilai kuat perlu sebagai berikut: •
Untuk beban mati tetap : Q = 1.2
• Untuk beban hidup sementara
: Q = 1.6 Namun pada beberapa kasus yang meninjau berbagai kombinasi beban, nilai
kombinasi kuat perlu yang diberikan: U
= 1.2D + 1.6L
U =
1.2D + 0.5L ± 1E U
= 1.2D + 0.5L ± 1.6 W + 0.5 A atau R
U =
0.9D ± 1.6 W
8
Bila beban angin W belum direduksi oleh faktor arah maka W = 1.3
dimana: D = Beban Mati
L = Beban Hidup
E = Beban Gempa
A = Beban Atap
R = Beban Hujan
W = Beban Angin
2.2.2. Faktor Reduksi Kekuatan
Faktor reduksi kekuatan merupakan suatu bilangan yang bersifat mereduksi kekuatan bahan, dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi paling buruk jika pada
saat pelaksanaan nanti terdapat perbedaan mutu bahan yang ditetapkan sesuai standar bahan yang ditetapkan dalam perencanaan sebelumnya. Nilai faktor reduksi
ф untuk
berbagai jenis besaran gaya yang didapat dari perhitungan struktur.
Tabel 2.3. Tabel Reduksi Kekuatan
Kondisi Pembebanan Faktor
Reduksi
Beban lentur tanpa gaya aksial 0,80
Beban aksial dan beban aksial dengan lentur - Gaya aksial tarik, aksial tarik dengan lentur
- Gaya aksial tekan, aksial tekan dengan lentur - Dengan tulangan Spiral
- Dengan tulangan biasa 0,80
0,70 0,65
Lintang dan Torsi - Pada komponen struktur penahan gempa kuat
- Pada kolom dan balok yang diberi tulangan diagonal
0,75 0,55
0,80
9
Tumpuan pada Beton 0,65
Daerah pengangkuran pasca tarik 0,85
Penampang lentur tanpa beban aksial pada komponen struktur pratarik dimana panjang
penanaman strand- nya kurang dari panjang penyaluran yang ditetapkan
0,75
Beban lentur, tekan, geser dan tumpu pada beton polos structural
0,55
2.3. KONSEP DESAIN PERENCANAAN STRUKTUR