3. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pop
ulasi tersebut” Sugiyono, 2012, hlm. 118. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling purposive
. “Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”
Sugiyono, 2012, hlm. 124. Pertimbangan dalam menentukan sampel pada penelitian ini yaitu siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler
olahraga yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dua kali dalam satu minggu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 45 orang siswa SMAN 1 Sukagumiwang yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
X = Asupan Gizi Y = Kebugaran jasmani
r = hubungan asupan gizi dengan kebugaran jasmani
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kuantitatif, karena penelitian ini menekankan pada angka-angka yang dijumlahkan
sebagai data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik, seperti yang dikatakan Sugiyono 2012, hlm.
13 bahwa: “metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik”. Pendekatan
ini diterapkan
karena pendekatan
kuantitatif memungkinkan pencatatan dan analisis data dalam bentuk angka atau
statistik.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini berfokus untuk melihat apakah terdapat hubungan yang positif antara asupan gizi dengan kebugaran jasmani, maka untuk
menjawab rumusan masalah tersebut penulis melakukan penelitian bersifat deskriptif korelasional. Nana Sudjana dan Ibrahim 2001, hlm.
77 menjelaskan metode penelitian deskriptif korelasional sebagai “studi
korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel
lain”.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen asupan gizi dan variabel dependen kebugaran jasmani.
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan penafsiran atau pengertian terhadap judul, maka penulis memaparkan pembahasan yang diharapkan dapat
mengarah kepada penelitian yang efektif dan efisien. Oleh karena itu penulis paparkan sebagai berikut:
a. Hubungan
Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dimana variabel bebas dalam penelitian yaitu “asupan gizi” berkorelasi
dengan variabel terikat yaitu “kebugaran jasmani”.
b. Asupan Gizi
Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui pencernaan,
penerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk pempertahankan kehidupan, pertumbuhan, fungsi
normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga Irianto, 2007, hlm. 2. Asupan gizi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
jumlah ukuran dan keragaman zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari yang di ukur menggunakan metode
food recall
24 jam selama dua
hari. c.
Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang
merupakan kemampuan jasmani yang dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan Giriwijoyo, 2007, hlm.
43. Kebugaran Jasmani yang dimaksud dalam penelitian adalah derajat sehat dinamis seseorang yang dapat melaksanakan tugas
dengan efisien tanpa lelah berlebih yang diukur menggunakan TKJI tes kebugaran jasmani indonesia.
d. Ekstrakurikuler Olahraga
Siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler olahraga adalah siswa SMAN 1 Sukagumiwang Indramayu yang ikut serta dalam kegiatan
ekstrakurikuler olahraga yang terdapat disekolah tersebut.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur dalam proses penelitian. Menurut Sugiyono 2012, hlm.
102 “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada variabel yang akan di
teliti”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa
wawancara dan tes. Wawancara tidak tersetruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpulan datanya
Sugiyono, 2012, hlm. 197. Sedangkan tes, “tes merupakan suatu alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara lain dan aturan-aturan yang sudah ditentukan
” Asukunto dalam Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 3. Adapun instrumen
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Wawancara Data Demografis Wawancara data demografis dalam penelitian ini berisi tentang
informasi nama, jenis kelamin, umur, tinggi badan dan berat badan, serta kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang diikuti.
2. Wawancara Asupan Gizi
Pertanyaan-pertanyaan dalam proses wawancara asupan gizi ini berkenaan tentang keragaman makanan yang dikonsumsi, seberapa
banyak yang dikonsumsi, dan pemilihan makanan yang akan dikonsumsi dengan menggunakan
food recall
24 jam selama dua hari. Hal ini
didasari dengan pendapat Sanjur dalam Supariasa dkk, 2012, hlm. 94 yang mengungkapkan bahwa:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali
recall
24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gamabaran asupan lebih
optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu.
Supariasa dkk 2012, hlm. 94 menambahkan bahwa: Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 1 x 24 jam, maka data
yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu,
recall
24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang harinya tidak berturut-turut.
Untuk lebih jelasnya pertanyaan
recall
24 jam bisa dilihat pada tabel di bawah ini tabel 3.2.
Tabel 3.2 Instrumen
food recall
24 jam Supariasa dkk, 2012, hlm. 292
Waktu makan Nama Masakan
Bahan Makanan Jenis
Banyaknya
URT g
PagiJam
SiangJam
MalamJam
Langkah-langkah pelaksanaan
food recall
24 jam menurut Supariasa dkk
2012, hlm. 94-95: Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua
makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam
membantu reponden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah
sembahyang, pulang dari sekolahbekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajanan
juga dicatat. Termasuk makanan yang dimakan diluar rumah seperti di restoran, di kantor, di rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat
perkotaan konsumsi tablet yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A.
Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat gram. Dalam menaksirmemperkirakan ke dalam ukuran berat
gram pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga piring, gelas, sendok, dan lain-lain atau model
dari makanan
food model
. Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau dengan menimbang langsung contoh
makanan yang akan dimakan berikut informasi tentang komposisi makanan jadi.
Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM.
Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan DKGA atau Angka Kecukupan Gizi AKG untuk Indonesia.
3. Tes Kebugaran Jasmani
Tes kebugaran jasmani dalam penelitian ini menggunakan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dari
Nurhasan dan Cholil 2007, hlm. 120-123 dengan ketentuan nilai validitas 0,72 dan nilai reliabilitas 0,92. Untuk butir-butir tesnya sebagai
berikut: a.
Lari cepat 60 meter. Tujuan
: Untuk mengukur kecepatan lari seseorang Alatfasilitas
: 1 Lintasan lurus, rata, dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 60 meter
2 Peluit 3 Stop watch
4 Bendera start dan tiang pancang Pelaksanaan : subjek berdiri dibelakang garis strat dengan sikap
berdiri, aba- aba “ya” bersamaan stop watch
dijalankan subjek lari kedepan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter. Pada saat subjek
menyentuhmelewati garis
finish stop
watch dihentikan, lalu catat perolehan waktunya. Untuk
lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tes lari 60 meter ini. Perhatikan gambar dibawah ini:
Gambar 3.1 Sikap Start Berdiri Pada Tes Lari Cepat
Kesempatan lari diulang bila : 1 Pelari mencuri strat
2 Pelari terganggu oleh pelari lainnya
Skor : Skor dari hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh
pelari untuk menempuh jarak 60 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik. Jarak tempuh berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin Keterangan
: Pencatatan waktu dalam satuan detik dengan satu angka dibelakang koma.
Tabel 3.3 Penilaian Tes Lari Cepat Jarak 60 meter 16 - 19 tahun
Nilai Putera
Puteri sd - 7.2 sd - 8.4
5 7.3 - 8.3 8.5 - 9.8
4 8.4 - 9.6 9.9 - 11.4
3 9.7 - 11.0 11.5 - 13.4
2 11.1 - dst
13.5 - dst 1
b. Angkat tubuh 30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra
Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan
dan bahu Alatfasilitas
: 1 Lantai yang rata dan bersih 2 Palang tunggal, yang tinggi rendahnya dapat
diatur sehingga subjek dapat bergantung 3 Stop watch
4 Formulir pencatatan hasil Pelaksanaan
: Subjek bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan, dan tungkai lurus. Kedua tangan
dibuka selebar bahu dan keduanya lurus. Kemudian subjek
mengangkat tubuhnya,
dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu
menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan tersebut
secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60
detik lihat gambar 3.2.
Gambar 3.2 Sikap Badan Tes Angkat Tubuh
Penilian : Untuk penilaian tes ini bisa dilihat pada tabel
dibawah ini tabel 3.4.
Tabel 3.4 Penilaian Tes Angkat Tubuh
16 - 19 tahun Nilai
Putera Puteri
19 keatas 41 keatas
5 14 - 18
22 - 40 4
9 - 13 10 - 21
3 5 - 8
3 - 9 2
0 - 4 0 - 2
1 c.
Baring duduk 60 detik Tujuan
: Mengukur kukuatan dan daya tahan otot Alatfasilitas
: 1 Lantailapangan rumput yang bersih 2 Stop watch
3 Formulir pencatatan hasil 4 Alat tulis
Pelaksanaan : Subjek berbaring diatas lantairumput. Kedua lutut
ditekuk 90
. Kedua tangan dilipat dan diletakkan dibelakang kepala dengan jari tangan saling
berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah seorang teman subjek membantu memegang dan
menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki subjek tidak terangkat. Pada aba-
aba “ya”. Subjek bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya
menyentuh paha, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa
istirahat dalam waktu 60 detik. Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan tes baring duduk ini, dapat
dilihat pada gambar dibawah ini gambar 3.3:
Gambar 3.3 Sikap Tes Baring Duduk
Gerakan itu gagal bilamana : 1 Kedua lengan lepas, sehingga jari- jarinya tidak terjalin
2 Kedua tungkai ditekuk lebih dari 90
3 Kedua siku tidak menyentuh paha Skor
: Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 60 detik. Setiap gerakan yang tidak benar
diberi angka 0 nol.
Tabel 3.5 Penilaian Tes Baring Duduk 16 - 19 tahun
Nilai Putera
Puteri 41 keatas
29 keatas 5
30 - 40 20 - 28
4 21 - 29
10 - 19 3
10 - 20 3 - 9
2 0 - 9
0 - 2 1
d. Loncat tegak.
Tujuan : Mengukur daya ledak tenaga eksplosif otot
tungkai Alatfasilitas
:1 Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas
2 Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala
satuan ukuran
sentimeter yang
digantungkan pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 nol pada papan skala
ukuran 150 cm. 3 Serbuk kapur dan alat penghapus
4 Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis Pelaksanaan
: Subjek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding berada disamping tangan kiri atau
kanannya. Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan yang
berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada disamping badan kemudian subjek
mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun kebelakang,
kemudian subjek meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang
terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini
menampilkan raihan loncatan subjek tersebut. Subjek diberi kesempatan sebanyak tiga kali
loncatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini gambar 3.4.
Gambar 3.4
Sikap Tes Loncat Tegak
Skor : Ambil raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan
tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi
dari salah satu loncatan tersebut dikurangi raihan tanpa loncatan. Contoh: Ani tinggi raihan tanpa
loncatan 165
cm, sedangkan
tinggi raihan
loncatannya mencapai 220 cm maka skor loncat tegaknya yaitu 220 cm
– 165 cm = 55 cm.
Tabel 3.6 Penilaian Loncat Tegak 16 - 19 tahun
Nilai Putera
Puteri 73 keatas
50 keatas 5
60 - 72 39 - 49
4 50 - 59
31 - 38 3
39 - 49 23 - 30
2 0 - 38
0 - 22 1
e. Lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra.
Tujuan : Mengukur daya tahan
cardio respiratory endurence
Alatfasilitas : 1 Lapangan yang rata atau lintasan lari yang telah
diketahui panjangnya mudah untuk menentukan jarak 1000 meter dan 1200 meter.
2 Bendera start dan tiang pancang 3 Peluit
4 Nomor dada 5 Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
6 Tandagaris untuk start dan finish Pelaksanaan
: Subjek berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba “siap” subjek mengambil sikap start berdiri untuk
siap lari. Pada aba- aba “ya” subjek lari menuju garis
finish, dengan menempuh jarak 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra. Bila ada subjek
mencuri start,
maka subjek
tersebut dapat
mengulangi tes tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini gambar 3.5:
Gambar 3.5 Sikap Tes Lari 1000 meter putri dan 1200 meter putra
Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor lari adalah waktu
yang dicapai dalam menempuh jarak yang sudah ditentukan. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.
Tabel 3.7 Penilaian Lari Jarak Jauh
16 - 19 tahun Nilai
Putera Puteri
sd - 3’.06”
sd - 3’.52”
5 3’.15” - 4’.25”
3’.63” - 4’.56” 4
4’.26” - 5’.12” 4’.57” - 5’.58”
3 5’.13” - 6’.33”
5’.59” - 7’.23” 2
6’.34” - keatas 7’.24 - keatas
1
F. Teknik Pengumpulan Data