S IKOR 1001873 Chapter3

(1)

Khotibul Lutfi, 2014

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

Unipersitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA Negeri 1 Sukagumiwang yang bertalamat di Jl. By Pass Kertasemaya Km. 37 Kec. Sukagumiwang Indramayu Telp. (0234) 7010240.

2. Populasi

Populasi dalam penelitian ini kepada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sukagumiwang yang terdiri dari 3 ekstrakurikuler olahraga yaitu: pencak silat, basket, dan sepakbola. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

(Berdasarkan arsip ekstrakurikuler olahraga)

Siswa yang mengikuti Ekstrakurikuler Olahraga di SMAN 1 Sukagumiwang Tahun Ajaran 2013/2014

No Ekstrakurikuler Olahraga Jumlah Siswa

1 Pencak Silat 25

2 Sepakbola 23

3 Basket 20

Jumlah Total 68

Alasan pengambilan populasi pada ekstrakurikuler olahraga adalah kondisi atau proses pembelajaran ekstrakurikuler olahraga bertujuan untuk meningkatkan kualitas sehat jasmani siswa atau sebagai pembinaan untuk bakat dan minat siswa agar menjadi atlet profesional. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga ini kiranya sudah mengetahui cara atau proses pelatihan untuk menjaga kesehatan atau meningkatkan derajat sehat jasmaninya.


(2)

3. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012, hlm. 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling purposive. “Sampling

purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”

(Sugiyono, 2012, hlm. 124). Pertimbangan dalam menentukan sampel pada penelitian ini yaitu siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler olahraga yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dua kali dalam satu minggu. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 orang siswa SMAN 1 Sukagumiwang yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Keterangan:

X = Asupan Gizi Y = Kebugaran jasmani

r = hubungan asupan gizi dengan kebugaran jasmani

C. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan secara kuantitatif, karena penelitian ini menekankan pada angka-angka yang dijumlahkan


(3)

sebagai data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik, seperti yang dikatakan Sugiyono (2012, hlm. 13) bahwa: “metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

menggunakan statistik”.

Pendekatan ini diterapkan karena pendekatan kuantitatif memungkinkan pencatatan dan analisis data dalam bentuk angka atau statistik.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini berfokus untuk melihat apakah terdapat hubungan yang positif antara asupan gizi dengan kebugaran jasmani, maka untuk menjawab rumusan masalah tersebut penulis melakukan penelitian bersifat deskriptif korelasional. Nana Sudjana dan Ibrahim (2001, hlm. 77) menjelaskan metode penelitian deskriptif korelasional sebagai “studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel

lain”.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen (asupan gizi) dan variabel dependen (kebugaran jasmani).

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran atau pengertian terhadap judul, maka penulis memaparkan pembahasan yang diharapkan dapat mengarah kepada penelitian yang efektif dan efisien. Oleh karena itu penulis paparkan sebagai berikut:

a. Hubungan

Hubungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dimana

variabel bebas dalam penelitian yaitu “asupan gizi” berkorelasi

dengan variabel terikat yaitu “kebugaran jasmani”. b. Asupan Gizi


(4)

Gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui pencernaan, penerapan, transportasi, penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat gizi untuk pempertahankan kehidupan, pertumbuhan, fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga (Irianto, 2007, hlm. 2). Asupan gizi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah (ukuran) dan keragaman zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari yang di ukur menggunakan metode food recall 24 jam selama dua hari.

c. Kebugaran Jasmani

Kebugaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan (Giriwijoyo, 2007, hlm. 43). Kebugaran Jasmani yang dimaksud dalam penelitian adalah derajat sehat dinamis seseorang yang dapat melaksanakan tugas dengan efisien tanpa lelah berlebih yang diukur menggunakan TKJI (tes kebugaran jasmani indonesia).

d. Ekstrakurikuler Olahraga

Siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler olahraga adalah siswa SMAN 1 Sukagumiwang Indramayu yang ikut serta dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang terdapat disekolah tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat untuk mengukur dalam proses penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 102) “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Jumlah instrumen yang digunakan tergantung pada variabel yang akan diteliti”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa wawancara dan tes. Wawancara tidak tersetruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpulan datanya


(5)

(Sugiyono, 2012, hlm. 197). Sedangkan tes, “tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara lain dan aturan-aturan yang sudah ditentukan” (Asukunto dalam Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 3). Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Wawancara Data Demografis

Wawancara data demografis dalam penelitian ini berisi tentang informasi nama, jenis kelamin, umur, tinggi badan dan berat badan, serta kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang diikuti.

2. Wawancara Asupan Gizi

Pertanyaan-pertanyaan dalam proses wawancara asupan gizi ini berkenaan tentang keragaman makanan yang dikonsumsi, seberapa banyak yang dikonsumsi, dan pemilihan makanan yang akan dikonsumsi dengan menggunakan food recall 24 jam selama dua hari. Hal ini didasari dengan pendapat Sanjur (dalam Supariasa dkk, 2012, hlm. 94) yang mengungkapkan bahwa:

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gamabaran asupan lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu.

Supariasa dkk (2012, hlm. 94) menambahkan bahwa:

Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali (1 x 24 jam), maka data yang diperoleh kurang representatif untuk menggambarkan kebiasaan makanan individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang harinya tidak berturut-turut.

Untuk lebih jelasnya pertanyaan recall 24 jam bisa dilihat pada tabel di bawah ini (tabel 3.2).

Tabel 3.2 Instrumen food recall 24 jam (Supariasa dkk, 2012, hlm. 292)

Waktu makan Nama Masakan Bahan Makanan


(6)

URT g

Pagi/Jam

Siang/Jam

Malam/Jam

Langkah-langkah pelaksanaan food recall 24 jammenurut Supariasa dkk (2012, hlm. 94-95):

 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu reponden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajanan juga dicatat. Termasuk makanan yang dimakan diluar rumah seperti di restoran, di kantor, di rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat perkotaan konsumsi tablet yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A.

Petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat (gram). Dalam menaksir/memperkirakan ke dalam ukuran berat (gram) pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga (piring, gelas, sendok, dan lain-lain) atau model dari makanan (food model). Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau dengan menimbang langsung contoh


(7)

makanan yang akan dimakan berikut informasi tentang komposisi makanan jadi.

 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk Indonesia.

3. Tes Kebugaran Jasmani

Tes kebugaran jasmani dalam penelitian ini menggunakan tes kesegaran jasmani Indonesia untuk tingkat sekolah menengah atas dari Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 120-123) dengan ketentuan nilai validitas 0,72 dan nilai reliabilitas 0,92. Untuk butir-butir tesnya sebagai berikut:

a. Lari cepat 60 meter.

Tujuan : Untuk mengukur kecepatan lari seseorang

Alat/fasilitas : 1) Lintasan lurus, rata, dan tidak licin, jarak antara garis start dan finish 60 meter

2) Peluit 3) Stop watch

4) Bendera start dan tiang pancang

Pelaksanaan : subjek berdiri dibelakang garis strat dengan sikap berdiri, aba-aba “ya” bersamaan stop watch dijalankan subjek lari kedepan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter. Pada saat subjek menyentuh/melewati garis finish stop watch dihentikan, lalu catat perolehan waktunya. Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan tes lari 60 meter ini. Perhatikan gambar dibawah ini:


(8)

Gambar 3.1

Sikap Start Berdiri Pada Tes Lari Cepat

Kesempatan lari diulang bila : 1) Pelari mencuri strat

2) Pelari terganggu oleh pelari lainnya

Skor : Skor dari hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter. Waktu dicatat sampai sepersepuluh detik. Jarak tempuh berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin

Keterangan : Pencatatan waktu dalam satuan detik dengan satu angka dibelakang koma.

Tabel 3.3 Penilaian Tes Lari Cepat Jarak 60 meter 16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

sd - 7.2" sd - 8.4" 5 7.3" - 8.3" 8.5" - 9.8" 4 8.4" - 9.6" 9.9" - 11.4" 3 9.7" - 11.0" 11.5" - 13.4" 2 11.1" - dst 13.5" - dst 1


(9)

Tujuan : Mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan bahu

Alat/fasilitas : 1) Lantai yang rata dan bersih

2) Palang tunggal, yang tinggi rendahnya dapat diatur sehingga subjek dapat bergantung

3) Stop watch

4) Formulir pencatatan hasil

Pelaksanaan : Subjek bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan, dan tungkai lurus. Kedua tangan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus. Kemudian

subjek mengangkat tubuhnya, dengan

membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama 60

detik (lihat gambar 3.2).

Gambar 3.2

Sikap Badan Tes Angkat Tubuh

Penilian : Untuk penilaian tes ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini (tabel 3.4).


(10)

16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

19 keatas 41 keatas 5 14 - 18 22 - 40 4 9 - 13 10 - 21 3 5 - 8 3 - 9 2 0 - 4 0 - 2 1

c. Baring duduk 60 detik

Tujuan : Mengukur kukuatan dan daya tahan otot Alat/fasilitas : 1) Lantai/lapangan rumput yang bersih

2) Stop watch

3) Formulir pencatatan hasil 4) Alat tulis

Pelaksanaan : Subjek berbaring diatas lantai/rumput. Kedua lutut ditekuk 900. Kedua tangan dilipat dan diletakkan dibelakang kepala dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai. Salah seorang teman subjek membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki subjek tidak terangkat. Pada aba-aba “ya”. Subjek bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali kesikap semula. Lakukan gerakan itu berulang-ulang cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik. Untuk lebih jelas mengenai pelaksanaan tes baring duduk ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini (gambar 3.3):


(11)

Gambar 3.3 Sikap Tes Baring Duduk

Gerakan itu gagal bilamana : 1) Kedua lengan lepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin

2) Kedua tungkai ditekuk lebih dari 900

3) Kedua siku tidak menyentuh paha Skor : Jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar

selama 60 detik. Setiap gerakan yang tidak benar diberi angka 0 (nol).

Tabel 3.5 Penilaian Tes Baring Duduk 16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

41 keatas 29 keatas 5 30 - 40 20 - 28 4 21 - 29 10 - 19 3 10 - 20 3 - 9 2 0 - 9 0 - 2 1

d. Loncat tegak.

Tujuan : Mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai

Alat/fasilitas :1) Dinding yang rata dan lantai yang rata dan cukup luas

2) Papan berwarna gelap berukuran 30 x 150 cm, berskala satuan ukuran sentimeter yang digantungkan pada dinding, dengan ketinggian jarak antara lantai dengan angka 0 (nol) pada papan skala ukuran 150 cm.


(12)

4) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

Pelaksanaan : Subjek berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki, papan dinding berada disamping tangan kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus keatas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga

meninggalkan bekas raihan jarinya. Kedua tangan lurus berada disamping badan kemudian subjek mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan diayun kebelakang, kemudian subjek meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan raihan loncatan subjek tersebut. Subjek diberi kesempatan sebanyak tiga kali loncatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini (gambar 3.4).


(13)

Sikap Tes Loncat Tegak

Skor : Ambil raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi raihan tanpa loncatan. Contoh: Ani tinggi raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220 cm maka skor loncat tegaknya yaitu 220 cm – 165 cm = 55 cm.

Tabel 3.6 Penilaian Loncat Tegak 16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

73 keatas 50 keatas 5 60 - 72 39 - 49 4 50 - 59 31 - 38 3 39 - 49 23 - 30 2 0 - 38 0 - 22 1

e. Lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra.

Tujuan : Mengukur daya tahan (cardio respiratory endurence)

Alat/fasilitas : 1) Lapangan yang rata atau lintasan lari yang telah diketahui panjangnya mudah untuk menentukan jarak 1000 meter dan 1200 meter.

2) Bendera start dan tiang pancang 3) Peluit

4) Nomor dada

5) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis 6) Tanda/garis untuk start dan finish

Pelaksanaan : Subjek berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba


(14)

siap lari. Pada aba-aba “ya” subjek lari menuju garis finish, dengan menempuh jarak 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra. Bila ada subjek mencuri start, maka subjek tersebut dapat mengulangi tes tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (gambar 3.5):

Gambar 3.5

Sikap Tes Lari 1000 meter (putri) dan 1200 meter (putra)

Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor lari adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak yang sudah ditentukan. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.

Tabel 3.7 Penilaian Lari Jarak Jauh

16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

sd - 3’.06” sd - 3’.52” 5

3’.15” - 4’.25” 3’.63” - 4’.56” 4

4’.26” - 5’.12” 4’.57” - 5’.58” 3

5’.13” - 6’.33” 5’.59” - 7’.23” 2

6’.34” - keatas 7’.24 - keatas 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner asupan gizi dan tes kesegaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Langkah


(15)

pertama yang dilakukan adalah memeberi informasi kepada sampel bahwa akan ada wawancara tentang asupan gizi dan melakukan tes kesegaran jasmani kepada seluruh sampel. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan para sampel dan memberikan tata cara melakukan tes kesegaran jasmani.

Hasil wawancara asupan gizi ini berisikan tentang menu makanan, bahan makanan, dan ukuran makanan yang dikonsumsi setiap harinya selama dua hari. Standar penilaian dalam penelitian ini berdasarkan standar % Asupan menurut Depkes RI tahun 1996 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Nilai Asupan Gizi (Anggraeni, 2012, hlm 81)

Diatas kebutuhan > 120%

Normal 90 - 119%

Defisit Ringan 80 - 89%

Defisit Sedang 70 - 79%

Defisit Berat < 70%

Pengumpulan data tes kebugaran jasmani Indonesia itu dengan cara menjumlah nilai kelima butir tes yang sudah diterangkan diatas. Selanjutnya, cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia yang sudah tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Penilaian Kebugaran Jasmani (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 128)

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 sampai 25 Baik Sekali

2 18 sampai 21 Baik

3 14 sampai 17 Sedang

4 10 sampai 13 Kurang

5 5 sampai 9 Kurang Sekali


(16)

Analisis data dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17 dengan level signifikansi 0,05 yaitu dengan menggunakan analisis Korelasi untuk menentukan hipotesis apakah ada hubungan yang positif antara asupan gizi dengan kebugaran jasmani dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis penelitian ini menggunakan program microsoft exel. 2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui data-data yang sudah terkumpul itu berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan ke uji selanjutnya dengan hitungan statistik parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan one sample Kolmogorov Simirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

3. Uji Korelasi

Berdasarkan hasil uji normalitas data, apabila data tersebut berdistribusi normal maka perhitungan korelasi menggunakan analisis uji parametrik dan apabila data tersebut tidak berdistribusi normal maka perhitungan korelasi menggunakan analisis uji non parametrik. Jika data berdistribusi normal peneliti akan melanjutkan perhitungan statistik parametrik menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen dan apabila data tidak berdistribusi normal maka peneliti akan melanjutkan perhitungan statistik non parametrik menggunakan Rank Spearman korelasi. Kemudian hasil pengujian diinterprestasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10 Interpretasi Penilaian Korelasi (Sugiyono, 2013, hlm. 231)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah


(17)

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

4. Uji Regresi

Uji ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel yang telah diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu berupa SPSS 17.

H. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Menyusun serta konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan dosen pembimbing, baik dari pengumpulan materi maupun instrumen, dan mengurus surat perizinan penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Mendata jumlah populasi yang akan dijadikan sampel, selanjutnya mewawancara dan melakukan tes pada sampel serta mengumpulkan hasil yang didapat.

3. Pengolahan Data

Melakukan pengolahan data dari hasil wawancara dan tes, selanjutnya hasil pengolahan data dibuat penafsiran serta kesimpulan. 4. Tahap Pelaporan

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan yaitu: merumuskan hasil penelitian, menyusun laporan dalam bentuk skripsi, dan laporan skripsi diajukan kepada tim penguji.

I. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti terdapat keterbatasan, salah satunya yaitu kurangnya fasilitas yang memadai dalam sekolah tersebut sehingga terdapat kemungkinan bagi sampel kurang serius sehingga mempengaruhi penenilaian saat mengikuti tes kebugaran jasmani. Selain itu, karena penelitian ini tidak pempengaruhi penilaian dalam mata pelajaran penjas dan hanya sebagai tes


(18)

awal dalam ekstrakurikuler olahraga sehingga sampel masih banyak yang becanda atau tidak melakukannya dengan serius.


(1)

Sikap Tes Loncat Tegak

Skor : Ambil raihan yang tertinggi dari ketiga loncatan tersebut, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi raihan tanpa loncatan. Contoh: Ani tinggi raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220 cm maka skor loncat tegaknya yaitu 220 cm – 165 cm = 55 cm.

Tabel 3.6 Penilaian Loncat Tegak 16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

73 keatas 50 keatas 5 60 - 72 39 - 49 4 50 - 59 31 - 38 3 39 - 49 23 - 30 2 0 - 38 0 - 22 1

e. Lari 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra.

Tujuan : Mengukur daya tahan (cardio respiratory endurence)

Alat/fasilitas : 1) Lapangan yang rata atau lintasan lari yang telah diketahui panjangnya mudah untuk menentukan jarak 1000 meter dan 1200 meter.

2) Bendera start dan tiang pancang 3) Peluit

4) Nomor dada

5) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis 6) Tanda/garis untuk start dan finish

Pelaksanaan : Subjek berdiri dibelakang garis start. Pada aba-aba “siap” subjek mengambil sikap start berdiri untuk


(2)

siap lari. Pada aba-aba “ya” subjek lari menuju garis finish, dengan menempuh jarak 1000 meter untuk putri dan 1200 meter untuk putra. Bila ada subjek mencuri start, maka subjek tersebut dapat mengulangi tes tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (gambar 3.5):

Gambar 3.5

Sikap Tes Lari 1000 meter (putri) dan 1200 meter (putra)

Skor : Hasil yang dicatat sebagai skor lari adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak yang sudah ditentukan. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.

Tabel 3.7 Penilaian Lari Jarak Jauh 16 - 19 tahun

Nilai

Putera Puteri

sd - 3’.06” sd - 3’.52” 5 3’.15” - 4’.25” 3’.63” - 4’.56” 4 4’.26” - 5’.12” 4’.57” - 5’.58” 3 5’.13” - 6’.33” 5’.59” - 7’.23” 2 6’.34” - keatas 7’.24 - keatas 1

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner asupan gizi dan tes kesegaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Langkah


(3)

pertama yang dilakukan adalah memeberi informasi kepada sampel bahwa akan ada wawancara tentang asupan gizi dan melakukan tes kesegaran jasmani kepada seluruh sampel. Kemudian peneliti melakukan wawancara dengan para sampel dan memberikan tata cara melakukan tes kesegaran jasmani.

Hasil wawancara asupan gizi ini berisikan tentang menu makanan, bahan makanan, dan ukuran makanan yang dikonsumsi setiap harinya selama dua hari. Standar penilaian dalam penelitian ini berdasarkan standar % Asupan menurut Depkes RI tahun 1996 yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Nilai Asupan Gizi (Anggraeni, 2012, hlm 81)

Diatas kebutuhan > 120%

Normal 90 - 119%

Defisit Ringan 80 - 89%

Defisit Sedang 70 - 79%

Defisit Berat < 70%

Pengumpulan data tes kebugaran jasmani Indonesia itu dengan cara menjumlah nilai kelima butir tes yang sudah diterangkan diatas. Selanjutnya, cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia yang sudah tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Penilaian Kebugaran Jasmani (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 128)

No Jumlah Nilai Klasifikasi

1 22 sampai 25 Baik Sekali

2 18 sampai 21 Baik

3 14 sampai 17 Sedang

4 10 sampai 13 Kurang

5 5 sampai 9 Kurang Sekali


(4)

Analisis data dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17 dengan level signifikansi 0,05 yaitu dengan menggunakan analisis Korelasi untuk menentukan hipotesis apakah ada hubungan yang positif antara asupan gizi dengan kebugaran jasmani dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis penelitian ini menggunakan program microsoft exel. 2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui data-data yang sudah terkumpul itu berdistribusi normal atau tidak dan untuk menentukan ke uji selanjutnya dengan hitungan statistik parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan one sample Kolmogorov Simirnov dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.

3. Uji Korelasi

Berdasarkan hasil uji normalitas data, apabila data tersebut berdistribusi normal maka perhitungan korelasi menggunakan analisis uji parametrik dan apabila data tersebut tidak berdistribusi normal maka perhitungan korelasi menggunakan analisis uji non parametrik. Jika data berdistribusi normal peneliti akan melanjutkan perhitungan statistik parametrik menggunakan rumus Pearson Korelasi Momen dan apabila data tidak berdistribusi normal maka peneliti akan melanjutkan perhitungan statistik non parametrik menggunakan Rank Spearman korelasi. Kemudian hasil pengujian diinterprestasikan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10 Interpretasi Penilaian Korelasi (Sugiyono, 2013, hlm. 231)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah


(5)

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 4. Uji Regresi

Uji ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel yang telah diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu berupa SPSS 17.

H. Prosedur Penelitian 1. Persiapan

Menyusun serta konsultasi mengenai rancangan penelitian dengan dosen pembimbing, baik dari pengumpulan materi maupun instrumen, dan mengurus surat perizinan penelitian.

2. Tahap Pengumpulan Data

Mendata jumlah populasi yang akan dijadikan sampel, selanjutnya mewawancara dan melakukan tes pada sampel serta mengumpulkan hasil yang didapat.

3. Pengolahan Data

Melakukan pengolahan data dari hasil wawancara dan tes, selanjutnya hasil pengolahan data dibuat penafsiran serta kesimpulan. 4. Tahap Pelaporan

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan yaitu: merumuskan hasil penelitian, menyusun laporan dalam bentuk skripsi, dan laporan skripsi diajukan kepada tim penguji.

I. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti terdapat keterbatasan, salah satunya yaitu kurangnya fasilitas yang memadai dalam sekolah tersebut sehingga terdapat kemungkinan bagi sampel kurang serius sehingga mempengaruhi penenilaian saat mengikuti tes kebugaran jasmani. Selain itu, karena penelitian ini tidak pempengaruhi penilaian dalam mata pelajaran penjas dan hanya sebagai tes


(6)

awal dalam ekstrakurikuler olahraga sehingga sampel masih banyak yang becanda atau tidak melakukannya dengan serius.