Analisis efektivitas penyaluran kredit umum pedesaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilannya di Bank Rakyat Indonesia Unit Diponegoro Surabaya
RINGKASAN
I GEDE CANDRAYASA H. Analisis Efektivitas Penyaluran Kredit Umum
Pedesaan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilannya di Bank Rakyat
Indonesia Unit Diponegoro Surabaya. (Di bawah bimbingan HARIANTO)
Usaha-usaha untuk membina dan melindungi pengusaha kecil yang
merupakan golongan terbesar dalam usaha nasional, perlu terus ditingkatkan. Upayaupaya tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional dalam
kerangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan. Dibalik peran
usaha kecil yang strategis dalam perekonomian nasional, tersimpan permasalahan
yang cukup rumit dan yang paling berpengaruh pada perkembangan usaha kecil
tersebut adalah masalah lemahnya modal, dan ha1 ini dipengaruhi oleh kurangnya
akses terhadap lembaga perbankan sebagai salah satu sumber penyediaan modal
Salah satu bank pemerintah yang telah lama aktif menyalurkan kredit untuk
pengusaha kecil adalah Bank Rakyat Indonesia dengan Kredit Umum Pedesaan
melalui kantor unit-unitnya yang tersebar terutama di wilayah pedesaaan. ICredit
Umum Pedesaan atau Kupedes ditujukan untuk membantu pengusaha kecil dalam
permasalan modalnya, dan mulai disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia mulai tahun
1984. Dalam Penelitian ini dipilih BRI Unit Diponegoro sebagai salah satu contoh
kantor unit bank yang menyalurkan kredit untuk usaha kecil dalam bentuk Kupedes.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk melihat : (a) apakah penyaluran Kupedes
di BRI Unit Diponegoro sudah efektif dan (b) faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keinginan pengusaha kecil untuk memperoleh Kupedes.
Efektivitas penyaluran Kupedes menurut kriteria bank dapat dilihat dari
beberapa faktor, yaitu target dan realisasi pinjaman,
pengembangan tabungan,
jangkauan kredit dan persentase tunggakan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
oleh pihak bank bertujuan untuk mencapai efektivitas yang maksimal.
Sejak mulai didirikan pada tahun 1992 BRI unit Diponegoro telah
merealisasikan Kupedes sebesar Rp. 2.047.577.000, dengan total kreditur sebanyak
681 orang. Pada umumnya tingkat realisasi Kupedes pada BRI unit Diponegoro
berada pada tingkat yang stabil dan cenderung meningkat pada tahun terakhir, kecuali
pada tahun 1997 dan tahun 1998 yang memang mengalami penurunan.
Pada Tahun 1999 tejadi penurunan persentase tunggakan yang terjadi
terhadap perkiraannya.
Tunggakan pada tahun-tahun belakangan
cenderung
mengalami penurunan setelah pada tahun 1997 dan tahun 1998 mengalami lonjakan
cultup tinggi, dan bila dilihat perbandingan antara Kupedes yang terealisasi dengan
tunggakan yang terjadi, diketahui bahwa pada tahun 1997 dan tahun 1998 terjadi
persentase tunggakan terhadap realisasi yang terbesar.
Evaluasi pelayanan Kupedes ini dapat dilihat dari pendapat nasabah terhadap
faktor-faktor yang antara lain mencakup persyaratan awal untuk memperoleh kredit,
prosedur realisasi kredit, realisasi kredit, tingkat bunga, biaya administrasi, pelayanan
petugas bank, dan lokasi bank. Analisis efektivitas menurut nasabah ini menggunakan
Skala Likert dengan menghitung skor efektivitas total. Skor dapat diambil dari
tanggapan-tanggapan responden tersebut dan dipakai untuk melihat apakah pelayanan
ICupedes sudah efektif menurut nasabah atau belum. Dari pendapat responden
tersebut mengenai parameter-parameter diatas, didapat skor 627 dari kemungkinan
skor minimun 252 dan skor maksimal 756, dengan perhitungan range skala Likert
maka didapat selang sebesar 167. Dari perhitungan ini dapat dibagi kriteria
keefektivan sebagai berikut; skor 252 - 419 adalah tidak efektif, skor 420 - 587 adalah
cukup efektif, dan skor 588 - 756 adalah efektif
Maka dari itu menurut nasabah
palayanan Kupedes di BRI unit Diponegoro adalah sudah efektif
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan responden
(pengusaha kecil) untuk memeperoleh Kupedes digunakan model Logit. Dalam
model ini dimasukkan sembilan peubah bebas yaitu umur, lama pendidikan,
pengalaman usaha, rasio pendapatan, jumlah tanggungan, jarak bank, biaya jarak,
pengalaman mengambil Kupedes dan pengenalan pada pengurus.
Dari hasil pendugaan terhadap fungsi peluang logit diketahui bahwa peubah
lama pendidikan nyata positif pada taraf 20 persen dengan odds-mtio sebesar 4.41
yang artinya semakin lama seseorang mengenyam pendidikan maka semakin besar
peluangnya untuk mengambil kredit.
Peubah rasio pendapatan berpengaruh nyata negatif pada taraf 20 persen yang
menunjukkan semakin besar rasio pendapatan usaha terhadap total pendapatan maka
semakin kecil kemungkinan untuk mengambil kredit. Hal ini bertentangan dengan
kebiasaan dimana biasanya untuk usaha yang memegang peranan penting dalam
memperoleh pendapatan seseorang akan bemsaha terus meningkatkan skalanya
antara lain melalui pinjaman kredit.
Peubah jumlah tanggungan keluarga nyata negatif dalam taraf 20 persen
dengan arti semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan menurunkan
peluang seseorang untuk mengambil kredit. Keadaan ini disebabkan oleh ltenyataan
bahwa sebagian besar kredit yang diambil digunakan untuk membiayai usaba yang
tidak dominan dalam menghasilkan pendapatan dan secara tidak langsung juga tidak
berperan besar dalam menopang tanggungan keluarga yang ada.
Peubah jarak bank berpengaruh nyata negatif sebesar 20 persen dengan odds-
ratio sebesar 0.19 yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak bank dari tempat
tinggal seseorang maka akan memperkecil kemungkinan seseorang tersebut untulc
mengambil kredit.
ANALISIS EFEKTIVITAS PENYALURAN IUiEDIT UMUM
PEDESAAN DAN FAICTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILANNYA DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT
DIPONEGORO SURABAYA
Oleli
I GEDE CANDRAYASA H
A08496032
SI
I GEDE CANDRAYASA H. Analisis Efektivitas Penyaluran Kredit Umum
Pedesaan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilannya di Bank Rakyat
Indonesia Unit Diponegoro Surabaya. (Di bawah bimbingan HARIANTO)
Usaha-usaha untuk membina dan melindungi pengusaha kecil yang
merupakan golongan terbesar dalam usaha nasional, perlu terus ditingkatkan. Upayaupaya tersebut merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional dalam
kerangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan. Dibalik peran
usaha kecil yang strategis dalam perekonomian nasional, tersimpan permasalahan
yang cukup rumit dan yang paling berpengaruh pada perkembangan usaha kecil
tersebut adalah masalah lemahnya modal, dan ha1 ini dipengaruhi oleh kurangnya
akses terhadap lembaga perbankan sebagai salah satu sumber penyediaan modal
Salah satu bank pemerintah yang telah lama aktif menyalurkan kredit untuk
pengusaha kecil adalah Bank Rakyat Indonesia dengan Kredit Umum Pedesaan
melalui kantor unit-unitnya yang tersebar terutama di wilayah pedesaaan. ICredit
Umum Pedesaan atau Kupedes ditujukan untuk membantu pengusaha kecil dalam
permasalan modalnya, dan mulai disalurkan oleh Bank Rakyat Indonesia mulai tahun
1984. Dalam Penelitian ini dipilih BRI Unit Diponegoro sebagai salah satu contoh
kantor unit bank yang menyalurkan kredit untuk usaha kecil dalam bentuk Kupedes.
Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk melihat : (a) apakah penyaluran Kupedes
di BRI Unit Diponegoro sudah efektif dan (b) faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi keinginan pengusaha kecil untuk memperoleh Kupedes.
Efektivitas penyaluran Kupedes menurut kriteria bank dapat dilihat dari
beberapa faktor, yaitu target dan realisasi pinjaman,
pengembangan tabungan,
jangkauan kredit dan persentase tunggakan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
oleh pihak bank bertujuan untuk mencapai efektivitas yang maksimal.
Sejak mulai didirikan pada tahun 1992 BRI unit Diponegoro telah
merealisasikan Kupedes sebesar Rp. 2.047.577.000, dengan total kreditur sebanyak
681 orang. Pada umumnya tingkat realisasi Kupedes pada BRI unit Diponegoro
berada pada tingkat yang stabil dan cenderung meningkat pada tahun terakhir, kecuali
pada tahun 1997 dan tahun 1998 yang memang mengalami penurunan.
Pada Tahun 1999 tejadi penurunan persentase tunggakan yang terjadi
terhadap perkiraannya.
Tunggakan pada tahun-tahun belakangan
cenderung
mengalami penurunan setelah pada tahun 1997 dan tahun 1998 mengalami lonjakan
cultup tinggi, dan bila dilihat perbandingan antara Kupedes yang terealisasi dengan
tunggakan yang terjadi, diketahui bahwa pada tahun 1997 dan tahun 1998 terjadi
persentase tunggakan terhadap realisasi yang terbesar.
Evaluasi pelayanan Kupedes ini dapat dilihat dari pendapat nasabah terhadap
faktor-faktor yang antara lain mencakup persyaratan awal untuk memperoleh kredit,
prosedur realisasi kredit, realisasi kredit, tingkat bunga, biaya administrasi, pelayanan
petugas bank, dan lokasi bank. Analisis efektivitas menurut nasabah ini menggunakan
Skala Likert dengan menghitung skor efektivitas total. Skor dapat diambil dari
tanggapan-tanggapan responden tersebut dan dipakai untuk melihat apakah pelayanan
ICupedes sudah efektif menurut nasabah atau belum. Dari pendapat responden
tersebut mengenai parameter-parameter diatas, didapat skor 627 dari kemungkinan
skor minimun 252 dan skor maksimal 756, dengan perhitungan range skala Likert
maka didapat selang sebesar 167. Dari perhitungan ini dapat dibagi kriteria
keefektivan sebagai berikut; skor 252 - 419 adalah tidak efektif, skor 420 - 587 adalah
cukup efektif, dan skor 588 - 756 adalah efektif
Maka dari itu menurut nasabah
palayanan Kupedes di BRI unit Diponegoro adalah sudah efektif
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan responden
(pengusaha kecil) untuk memeperoleh Kupedes digunakan model Logit. Dalam
model ini dimasukkan sembilan peubah bebas yaitu umur, lama pendidikan,
pengalaman usaha, rasio pendapatan, jumlah tanggungan, jarak bank, biaya jarak,
pengalaman mengambil Kupedes dan pengenalan pada pengurus.
Dari hasil pendugaan terhadap fungsi peluang logit diketahui bahwa peubah
lama pendidikan nyata positif pada taraf 20 persen dengan odds-mtio sebesar 4.41
yang artinya semakin lama seseorang mengenyam pendidikan maka semakin besar
peluangnya untuk mengambil kredit.
Peubah rasio pendapatan berpengaruh nyata negatif pada taraf 20 persen yang
menunjukkan semakin besar rasio pendapatan usaha terhadap total pendapatan maka
semakin kecil kemungkinan untuk mengambil kredit. Hal ini bertentangan dengan
kebiasaan dimana biasanya untuk usaha yang memegang peranan penting dalam
memperoleh pendapatan seseorang akan bemsaha terus meningkatkan skalanya
antara lain melalui pinjaman kredit.
Peubah jumlah tanggungan keluarga nyata negatif dalam taraf 20 persen
dengan arti semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka akan menurunkan
peluang seseorang untuk mengambil kredit. Keadaan ini disebabkan oleh ltenyataan
bahwa sebagian besar kredit yang diambil digunakan untuk membiayai usaba yang
tidak dominan dalam menghasilkan pendapatan dan secara tidak langsung juga tidak
berperan besar dalam menopang tanggungan keluarga yang ada.
Peubah jarak bank berpengaruh nyata negatif sebesar 20 persen dengan odds-
ratio sebesar 0.19 yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak bank dari tempat
tinggal seseorang maka akan memperkecil kemungkinan seseorang tersebut untulc
mengambil kredit.
ANALISIS EFEKTIVITAS PENYALURAN IUiEDIT UMUM
PEDESAAN DAN FAICTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILANNYA DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT
DIPONEGORO SURABAYA
Oleli
I GEDE CANDRAYASA H
A08496032
SI