Wini Nurhasmah, 2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mengajarkan menutup pintu kamar mandi atau kamar tidur El-Qudsy dalam Sumaryani, 2014.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif disebut juga
sebagai
human instrument,
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuanya Sugiyono, 2008: 222.
Dari pengertian di atas berarti bahwa peneliti secara langsung mengamati dan menganalisis proses implementasi pendidikan seksual
untuk anak usia dini di TK Salman Al Farisi Bandung. Namun demikian peneliti tidak hanya mengamati akan tetapi menginterprestasi dan
menganalisa berbagai temuan dan menyimpulkan peristiwa sehingga dapat digali maknanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong 2007: 169
bahwa manusia sebagai instrumen memiliki cirikelebihan antara lain: 1.
Peneliti akan bersikap responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.
2. Dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan situasi lapangan
penelitian. 3.
Mampu melihat persoalan secara utuh sesuai dengan suasana, keadaan dan perasan.
4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan.
5. Mampu memproses data dengan cepat setelah diperolehnya,
menyusunnya kembali, merupah hipotesis sewaktu berada dilapangan, dan mengetes hipotesis tersebut pada responden.
6. Memanfaatkan
kesempatan untuk
mengklarifikasi dan
mengikhtisarkan, yaitu mampu menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subjek atau responden.
Wini Nurhasmah, 2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini penulis merancang instrumen penelitian wawancara dan observasi sebagai acuan penulis dalam menetapkan fokus penelitian
dan mendapatkan informasi yang mendalam dari informan.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Agar nilai kebenaran secara ilmiah dapat teruji serta memiliki nilai keajegan, maka dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan reabilitas
atas data yang ditemukan di lapangan. 1.
Validitas Menurut Gibbs Creswell, 2010: 285 Validitas kualitatif
merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu. Validitas ini
didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum.
Dalam menguji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa strategi yang disarankan oleh Creswell 2010: 286 bahwa
terdapat delapan strategi dalam menguji validitas, yaitu sebagai berikut:
a. Mentriangulasi
triangulate
. b.
Menerapkan
member checking
atau mengecek ulang. c.
Membuat deskripsi yang kaya dan padat
rich and thick description
. d.
Mengklarifikasi
bias
yang mungkin dibawa peneliti ke dalam penelitian.
e. Menyajikan informasi “yang berbeda” atau “negatif”
negative or discrepant information
. f.
Memanfaatkan waktu yang relatif lama
prolonged time
di lokasi penelitian.
g. Melakukan tanya jawab dengan sesama rekan peneliti
peer debriefing
untuk meningkatkan keakuratan hasil penelitian. h.
Mengajak seorang auditor
external auditor
untuk me
review
keseluruhan proyek penelitian.
Wini Nurhasmah, 2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan satu teknik saja yakni
member checking
. Menerapkan
member chekcing
adalah mengetahui akurasi hasil penelitian.
Member checking
ini dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi atau tema-
tema spesifik kehadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporandeskripsitema tersebut sudah akurat Creswell,
2010: 287. 2.
Reliabilitas Menurut Gibbs dalam Creswell 2010: 285 reliabilitas kualitatif
mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain dan untuk proyek-proyek
yang berbeda. Para peneliti kualitatif harus mengetahui bahwa pendekatan yang dipilih adalah pendekatan yang konsisten dan
reliabel. Hal ini sejalan dengan pendapat Yin dalam Creswell 2010: 285
menegaskan bahwa para peneliti kualitatif harus mendokumentasikan prosedur-prosedur studi kasus mereka dan mendokumentasikannya
sebanyak mungkin langkah-langkah dalam prosedur tersebut. Untuk meningkatkan tingkat reliabilitas dari penelitian ini, peneliti
menggunakan strategi yang digunakan dalam uji validitas, yakni menerapkan
member checking.
H. Teknik Pengumpulan Data