Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Pada Situasi Konflik Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Di Bandung)

(1)

PENGARUH LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU

AUDITOR PADA SITUASI KONFLIK AUDIT

(Studi Pada Kantor Akuntan Publik Yang Berdomisili Di Kota Bandung) Christian Anthonio Tobe

21111063

Universitas Komputer Indonesia ABSTRACT

Behavior auditor on the audit of conflict situations is one reflection of the commitment of compliance auditor profession. Behavior auditor on the audit of conflict situations one can be judged from its locus of control. This study aimed to analyze the influence of locus of control and commitment of the profession to the behavior of the auditor on the audit of conflict situations.

This research uses descriptive and verification method with quantitative approach. And using multiple linear regression analysis, the correlation coefficient and the coefficient of determination and hypothesis testing by first performed classical assumption. The population in this study is a Public Accounting Firm (KAP) in Bandung consists of 12 public accounting firm. The sampling technique is convenience sampling which resulted in a sample of 48 auditors from seven public accounting firm. Collecting data using a survey method with questionnaires personal technique, in which the questionnaire was sent to auditors working in the public accounting firm in Bandung.

The results of this study revealed that the partial locus of control and commitment to the profession and significant positive effect on the behavior of the auditor on the audit of conflict situations. And simultaneously locus of control and commitment of the profession significantly influence the behavior of the auditor on the audit of conflict situations, while the rest is contributed by the influence exerted by other factors not examined.

Keywords : Locus of Control, Professional Commitment and Behavior auditor on the audit of conflict situations.

I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Penelitian

Profesi Akuntan Publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Agoes, 2012:17). Akuntan publik harus memiliki sifat yang independen dalam mempublikasikan data yang akan disajikan bagi pemakainya, selain itu juga akuntan publik harus memiliki sifat tanggungjawab terhadap data yang disampaikannya kepada publik dan juga bertanggungjawab untuk menaikan tingkat kehandalan laporan keuangan perusahaan sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi keuangan yang handal sebagai dasar tolak ukur pengambilan keputusan (Mulyadi, 2010:23). Laporan hasil audit bukan hanya untuk kepentingan klien, melainkan juga untuk kepentingan

masyarakat awam, banker, analis laporan keuangan, pemerintah, kreditor dan pemegang saham

yang akan membuat keputusan mengenai pinjaman dan investasinya berdasarkan laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik (Mulyadi, 2010:26).

Auditor yang memiliki profesi sebagai penyediaan jasa pemeriksaan laporan keuangan, menyimpan banyak konflik dalam pekerjaannya (Agoes, 2012:261). Salah satu kasus tentang pelanggaran kode etik profesi pada situasi konflik audit yang terjadi di kota Medan adalah kasus Pengadilan Tipikor pada Pengadilan Negeri (PN) Medan dimana Kepala Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasnil M Yasin & Rekan, Hasnil didakwa melakukan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 1 miliar lebih.

Hasnil, didakwa menyelewengkan pajak penghasilan pada tahun 2001 dan 2002 di Kabupaten Langkat bersama Sekda Langkat Surya Djahisa. Dalam dakwaan Jaksa Penuntut


(2)

Umum (JPU), Pemkab Langkat memperoleh dana kompensasi atau restitusi sebesar Rp 5,9 miliar. Sesuai surat perjanjian, KAP Hasnil M Yasin & Rekan memperoleh honorium sebesar 20% dari Rp 5,9 miliar yaitu Rp 1,19 miliar. Terdakwa mendapat bagian sekitar Rp 400 juta dan Surya Djahisa mendapat bagian sekitar Rp 793 juta. Akibat perbuatan terdakwa, negara mengalami kerugian Rp1,193 miliar. Nilai kerugian ini sesuai dengan hasil penghitungan yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumut. Seperti halnya Surya Djahisa, pada persidangan sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Hasnil telah menyalahgunakan wewenang untuk memperkaya diri sendiri dan orang lain (Choirun Parapat, 2013).

Selain kasus di atas kasus berikutnya berhubungan dengan komitmen profesi terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik. Terjadi pada BPK di Manado, 2 auditor diduga menerima suap sebesar 600 juta dari walikota Tomohon. KPK melakukan penahanan terhadap pemimpin tim dan anggota BPK-RI Manado. Modus dari pemberian uang suap ini supaya laporan

keuangan Tomohon dinyatakan berstatus “wajar dengan pengecualian”. Mereka juga

mendapatkan fasilitas berupa hotel dan sewa kendaraan dari dana pemkot Tomohon sebesar 7,5jt (Priharsa Nugraha, 2011). Hal inilah yang membuat Perilaku etis auditor pada situasi konflik audit diragukan banyak pihak karena tidak mematuhi etika profesi dan standar auditing sebagai akuntan publik.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul : "Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku

Auditor pada Situasi Konflik Audit (Survei Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)”. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :

1. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan terjadi karena adanya kelalaian

seorang auditor yang menyebabkan krisis kepercayaan terhadap auditor seperti pada kasus di Medan.

2. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan adanya kerjasama yang terjadi antara

auditor dan klien.

3. Adanya pelanggaran komitmen profesi seorang auditor yang dengan sengaja

mengeluarkan opini yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan seperti pada kasus di Manado.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :

1. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan terjadi karena adanya kelalaian

seorang auditor yang menyebabkan krisis kepercayaan terhadap auditor seperti pada kasus di Medan.

2. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan adanya kerjasama yang terjadi antara

auditor dan klien.

3. Adanya pelanggaran komitmen profesi seorang auditor yang dengan sengaja

mengeluarkan opini yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan seperti pada kasus di Manado.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari kebenaran atas pengaruh Locus of

Control dan komitmen profesi terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit di Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Bandung guna memecahkan masalah.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui :

1. Locus of Control pada seorang auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.

2. Komitmen Profesi pada seorang auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik.

3. Besarnya pengaruh antara locus of control dan komitmen profesi terhadap perilaku

auditor pada situasi konflik audit baik secara parsial dan simultan pada seorang auditor


(3)

1.5 Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Praktis

Penelitian ini juga dapat menggambarkan perilaku auditor terhadap tanggung jawab pada tugas yang diberikannya dengan memberikan pendapat yang independen bagi internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.

1.5.2 Kegunaan Akademis A. Bagi Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi :

1. Dunia akademis terutama dalam bidang akuntansi khususnya dalam pengembangan ilmu audit di Kantor Akuntan Publik (KAP) di Bandung.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan guna mengawasi perilaku auditor pada situasi konflik audit.

B. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan bagi peneliti khususnya dalam bidang auditing dan akuntansi.

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Locus Of Control

Menurut Setiawan dan Ghozali (2010:66) Locus of Control atau pusat letak kendali menunjuk pada sejauhmana individu meyakini bahwa dia dapat mengendalikan faktor-faktor

yang mempengaruhi dirinya. Dalam Pinasti (2011:87) dikemukakan pengertian locus of control

ialah mengacu pada kecenderungan menempatkan persepsi atas suatu kejadian atau hasil yang di dapat dalam hidup individu apakah sebagai hasil dari dirinya sendiri atau karena bantuan dari sumber-sumber di luar dirinya dimana ia sendiri memiliki peran yang sangat sedikit, seperti keberuntungan, takdir, atau bantuan orang lain. Sedangkan menurut Rotter dalam Arfan Ikhsan

dan Muhammad Ishak (2010:56) Locus of Control adalah cara pandang seseorang terhadap

suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang terjadi

padanya. Dan menurut Hanurawan (2010:113) Locus of control adalah kecenderungan orang

untuk mencari sebab suatu peristiwa pada arah tertentu. Dapat dikategorikan kedalam locus of control internal dan eksternal.

2.1.2 Komitmen Profesi

Komitmen Profesi adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Sugiyarto, 2010:73). Indrawati (2011:197) mengatakan bahwa komitmen profesi adalah intensitas identifikasi dan keterlibatan individu dengan profesi tertentu. Identifikasi ini membutuhkan beberapa tingkat kesepakatan dengan tujuan dan nilai profesi termasuk nilai moral dan etika. Menurut Setiawan dan Ghozali (2010:196) komitmen profesi adalah kekuatan relatif dari identifikasi individual dengan keterlibatan dalam suatu profesi termasuk keyakinan, penerimaan tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi, kemauan untuk berupaya sekuat tenaga demi organisasi, dan keinginan menjaga keanggotaan dari suatu profesi.

2.1.3 Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit

Menurut Petty dalam Suartana (2010:93) menyatakan bahwa Perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue. Menurut Skinner (2013:23) menyatakan bahwa Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dari segi biologis adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas seperti berjalan, berbicara, menangis, bekerja dan sebagainya. Dalam Kode Etik Profesi IAPI (2011) disebutkan bahwa Perilaku etis auditor merupakan pencerminan etika, tabiat, dan sifat seseorang (auditor) yang tercermin dalam ucapan dan tindakan berdasarkan etika dan kepatuhan terhadap standar profesi.

2.2 Kerangka Pemikiran


(4)

Seorang auditor yang mendapat tekanan dari manajemen klien akan memberikan dua kemungkinan perilaku ekstrim yaitu memenuhi keinginan manajemen klien atau menolaknya serta berpegang teguh pada etika dan standar auditing.

2.2.2 Pengaruh Komitmen Profesi terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit Alasan yang mendasari diperlukannya komitmen profesi yang tinggi pada setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas jasa yang diberikan profesi. Bagi akuntan publik, kepercayaan klien dan pemakai laporan keuangan eksternal atas kualitas audit atau jasa lainnya sangatlah penting (Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S.Beasley , 2012:105). 2.3 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas penulis mencoba mengemukakan hipotesis sebagai berikut: H1:Locus of Control berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. H2:Komitmen Profesi berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam situasi konflik audit. III Metode Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati (2010:29), pengertian metode penelitian adalah cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif, data yang digunakan ialah data primer hasil dari menyebar kuesioner kepada 48 auditor yang bekerja di KAP di Kota Bandung.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasioanalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, konsep variabel, indikator dan pengukuran. Adapun syarat penguraian oprasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor. Agar lebih jelas mengenai variabel-variabel yang diteliti, maka dapat dituangkan dalam tabel operasional variabel pada tabel 3.1.

3.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer. Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2010:98) ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Penelitian ini menggunakan data primer yang telah dikumpulkan lain yaitu berupa kuisioner yang akan disebarkan ke 12 Kantor Akuntan Publik di Bandung.

3.4 Populasi, Sampel Dan Tempat Serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010:115) Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Di dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah

keseluruhan auditor senior dan junior yang terdapat di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Bandung.

3.4.2 Sampel

Untuk penentuan jumlah sampel, penulis melakukan pengambilan sampel berdasarkan pendapat Arikunto (2010:109) bahwa untuk pedoman umum dapat dilaksanakan bahwa bila populasi di bawah 100 orang, maka dapat digunakan sampel 50% dan jika di atas 100 orang, digunakan sampel 15%. Maka, dari keseluruhan populasi penelitian sebanyak 96 responden yang terdiri dari auditor senior dan auditor junior, penulis mengambil sampel peneltian sebanyak 48 responden (96x50%).

3.5 Metode Pengujian Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitan ini teknik pengumpulan data primer dilakukan


(5)

dengan metode survey yaitu metode pengumpulan data primer yang mengunakan pertanyaan tertulis.

3.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis

Menurut Umi Narimawati (2010:41) mendefinisikan rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis yang digunakan terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif. langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah Analisis Regresi Linier Berganda (Multiple), Analisis Koefisien Korelasi, Analisis Koefisien Determinasi.

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Menurut Sugiyono (2013:64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Pengujian Secara Parsial

Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), selanjutnya pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t sebagai berikut:

a. Menggunakan rumus uji t

Hasilnya bandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 1%.

b. Hipotesis

H01 ; ρ = 0, Locus of Control tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit

H11 ; ρ ≠ 0, Locus of Control berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit

H02 ; ρ = 0, Komitmen Profesi tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit

H12 ; ρ ≠ 0, Komitmen Profesi berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit

c. Menentukan tingkat signifikan.

Ditentukan dengan 1% dari derajat bebas (dk)=(n-k-1), untuk menentukan ttabel

sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,01 atau 1% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel-variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam suatu penelitian.

d. Menentukan kesimpulan berdasarkan perbandingan thitung dengan ttabel H0 ditolak

apabila thitung< ttabel (α = 0,01).

Kriteria penarikan pengujian: Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

 Jika thitung≥ ttabel maka H0 ada didaerah penolakan, berarti Ha diterima artinya

antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungannya.

 Jika thitung≥ ttabel maka H0 ada didaerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya

antara variabel bebas dan variabel terikat tidak ada hubungannya. 2. Penarikan kesimpulan hipotesis

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung jatuh di

daerah penolakan (penerimaan), maka H0 ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Locus of Control dan Komitmen Profesi berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit.


(6)

Tingkat signifikannya yaitu 1 % (α = 0,01), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 99 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 99 % dan hal ini menunjukan ada tidaknya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.

IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Berdasarkan rekapitulasi hasil pengujian validitas instrumen, terlihat bahwa seluruh pernyataan yang diajukan untuk masing-masing variabel yang terdiri dari locus of control, komitmen profesi dan perilaku auditor memiliki nilai r-hitung > r-tabel (0,361) yang menunjukan bahwa seluruh pernyataan tersebut sudah melakukan fungsi ukurnya (mampu mengukur tiap indikator).

Selain valid, alat ukur juga harus memiliki reliabilitas atau keandalan. Apabila koefisien reliabilitas

nilainya ≥ 0,70, maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel). Metode

pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian adalah metode alpha cronbach.

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas, diperoleh nilai koefisien alpha untuk masing-masing variabel > 0,700 yang menunjukan bahwa ketiga variabel yang diuji sudah menunjukan keandalannya.

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk melihat gambaran hasil penelitian mengenai locus of control, komitmen profesi dan perilaku auditor dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang auditor internal yang bekerja di KAP wilayah Bandung.

Skor actual yang diperoleh dari kedua indicator yang membentuk locus of control sebesar 796 dengan skor ideal yang dicapai sebesar 1200. Dari hasil perbandingan antara skor actual dengan skor ideal yang dicapai, diperoleh nilai persentase sebesar 66,33%. Nilai ini berada dalam kelas interval antara 52,01% – 68,00% dan berada dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukan

bahwa locus of control yang dimiliki auditor internal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di

wilayah Bandung terkategorikan cukup baik.

Skor actual yang diperoleh sebesar 795 dengan skor ideal yang dicapai sebesar 1200. Dari hasil perbandingan antara skor actual dengan skor ideal yang dicapai, diperoleh nilai persentase sebesar 66,25%. Nilai ini berada dalam kelas interval antara 52,01% – 68,00% dan berada dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa auditor internal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung memiliki komitmen yang cukup tinggi.

Skor actual yang diperoleh sebesar 735 dengan skor ideal yang dicapai sebesar 1200. Dari hasil perbandingan antara skor actual dengan skor ideal yang dicapai, diperoleh nilai persentase sebesar 61,25%. Nilai ini berada dalam kelas interval antara 52,01% - 58% dan berada dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukan bahwa auditor internal yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung memiliki perilaku yang cukup baik pada saat situasi konflik. 4.1.3 Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dari hasil pengujian normalitas, terlihat bahwa probalilitas yang diperoleh masing-masing variabel lebih besar dari 0,05 yang menunjukan bahwa data yang digunakan berdistribusi secara normal. Dengan demikian, asumsi normalitas data terpenuhi.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. pola yang didapatkan acak tidak beraturan, sehingga dalam model regresi yang akan dibentuk tidak ditemukan adanya pelanggaran heteroskedastisitas, dengan kata lain varians residual bersifat homokedastisitas. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas, diperoleh informasi bahwa nilai tolerance yang diperoleh masing-masing variable bebas > 0,1 dan Variance Inflation Factor < 10. Hal ini menunjukan bahwa tidak diantara kedua variabel bebas tidak memiliki korelasi yang kuat, sehingga asumsi multikolinieritas data terpenuhi.


(7)

Dari perhitungan diperoleh nilai a sebesar -2,271, β1 sebesar 0,508 dan β2 sebesar 0,544.

Dengan demikian, persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah sebagai berikut:

Y = -2,271 + 0,508X1 + 0,544X2

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut, masing-masing variabel dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

A. Analisis Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam hal ini digunaan untuk melihat hubungan antara locus of control dan komitmen profesi dengan perilaku auditor baik secara simultan maupun secara parsial. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa nilai korelasi simultan yang diperoleh antara locus of control dan komitmen profesi dengan perilaku auditor adalah sebesar 0,826. Nilai korelasi bertanda positif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi adalah searah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,826 termasuk kedalam kategori hubungan yang kuat, berada dalam kelas interval antara 0,81 – 1,000.

B. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (KD) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (R) atau disebut

juga sebagai R-Square. Koefisien determinasi berfungsi untuk mengetahui seberapa

besar kontribusi yang diberikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan SPSS, diperoleh koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 68,2%. Hal

ini menunjukan bahwa locus of control dan komitmen profesi memberikan kontribusi

terhadap perilaku auditor sebesar 68,2%, sedangkan sisanya sebesar 31,8% merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diteliti.

4.1.5 Pengujian Hipotesis

A. Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)

Untuk melihat apakah kedua variabel bebas yang diuji yang terdiri dari locus of control dan komitmen profesi berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

H0 :β1 = β2 = 0, artinya secara simultan, kedua variabel bebas yang terdiri dari locus of control

dan komitmen profesi tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit.

Ha :β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya kedua variabel bebas yang terdiri dari locus of control dan komitmen

profesi berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit.

Taraf signifikansi (α) : 0,05

Kriteria uji : tolak H0 jika nilai t-hitung > t-tabel, H1 terima

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 48,203. Nilai

ini akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tabel distribusi F. Dengan α=0,05, db1=2 dan

db2=45, diperoleh nilai F-tabel sebesar 3,204. Dari nilai-nilai di atas, terlihat bahwa nilai Fhitung

(48,203) > Ftabel (3,204), sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Artinya secara simultan kedua variabel bebas yang terdiri dari locus of control dan komitmen profesi berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit. B. Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)

1.Pengujian Hipotesis Parsial X1

Dari hasil perhitungan, didapat nilai thitung yang diperoleh variabel locus of control sebesar 5,707.

Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t. Dengan α=0,05, df=n

-k-1=48-2-1= 45, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar ± 2,014. Dari nilai-nilai di atas

terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh sebesar 5,707, berada diluar nilai ttabel (-2,014 dan

2,014), sesuai dengan criteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

secara parsial locus of control berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit.

2.Pengujian Hipotesis Parsial X2

Dari tabel di atas, terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh variabel komitmen profesi sebesar


(8)

-k-1=48-2-1= 45, diperoleh nilai t-tabel untuk pengujian dua pihak sebesar ± 2,014. Dari nilai-nilai di

atas terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh sebesar 5,940, berada diluar nilai ttabel (-2,014 dan

2,014), sesuai dengan criteria pengujian hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya

secara parsial komitmen profesi berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit.

4.2 Hasil Pembahasan

4.2.1 Hubungan antara Locus Of Control terhadap Perilaku Auditor Pada Situasi Konflik Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai korelasi yang diperoleh antara locus of control dengan perilaku auditor adalah sebesar 0,657. Nilai korelasi bertanda positif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduaya adalah searah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,657 termasuk kedalam kategori

hubungan yang cukup kuat, berada dalam kelas interval antara 0,61 – 0,80. Dengan demikian X1

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y.

Seorang auditor yang mendapat tekanan dari manajemen klien akan memberikan dua kemungkinan perilaku ekstrim yaitu memenuhi keinginan manajemen klien atau menolaknya serta berpegang teguh pada etika dan standar auditing. Dari kedua kemungkinan tersebut, auditor dihadapkan kepada tekanan yang mengharuskan untuk mengambil suatu tindakan dari kedua kemungkinan tersebut.

4.2.2 Hubungan antara Komitmen Profesi terhadap Perilaku Auditor Pada Situasi Konflik Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai korelasi yang diperoleh antara komitmen profesi dengan perilaku auditor adalah sebesar 0,672. Nilai korelasi tersebut bertanda positif, yang menunjukan bahwa hubungan yang terjadi antara keduanya adalah searah. Berdasarkan interpretasi koefisien korelasi, nilai sebesar 0,672 termasuk kedalam kategori hubungan yang cukup kuat, berada dalam kelas interval antara 0,61 – 0,80. Dan hal

tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara variabel X2 berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel Y. Komitmen auditor terhadap profesinya merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam melakukan tugas audit. Komitmen profesi didasarkan pada

premis bahwa individu membentuk suatu kesetiaan (attachment) terhadap profesi selama proses

sosialisasi ketika profesi menanamkan nilai-nilai dan norma-norma profesi. V Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini meneliti contoh kasus yang berkaitan dengan perilaku auditor pada situasi konflik diantaranya yaitu seperti yang terjadi di kota Medan dimana Kepala Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasnil M Yasin & Rekan, Hasnil didakwa melakukan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 1 miliar lebih. Hasnil dan Sekda kabupaten Langkat sepakat menyelewengkan pajak penghasilan pada tahun 2001 dan 2002. Serta yang juga terjadi di kota Manado dimana 2 auditor BPK diduga menerima suap sebesar 600 juta dari walikota Tomohon. KPK melakukan penahanan terhadap pemimpin tim dan anggota BPK-RI Manado. Modus dari pemberian uang suap ini supaya laporan keuangan Tomohon dinyatakan berstatus “wajar dengan pengecualian”. Berdasarkan uraian di atas maka terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :

1. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan terjadi karena adanya kelalaian

seorang auditor yang menyebabkan krisis kepercayaan terhadap auditor seperti pada kasus di Medan.

2. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan adanya kerjasama yang terjadi antara

auditor dan klien.

3. Adanya pelanggaran komitmen profesi seorang auditor yang dengan sengaja

mengeluarkan opini yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan seperti pada kasus di Manado.

Dari permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi ialah :

1. Seberapa besar pengaruh Locus of Control terhadap perilaku auditor pada situasi konflik

audit.

2. Seberapa besar pengaruh Komitmen Profesi terhadap perilaku auditor pada situasi


(9)

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial, locus of control berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada siatuasi konflik audit dengan kontribusi yang diberikan sebesar tiga puluh tiga persen. 2. Secara parsial, komitmen profesi berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada

siatuasi konflik audit dengan kontribusi yang diberikan sebesar tiga puluh lima koma dua persen.

5.2 Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

Saran akademis

Bagi peneliti selanjutnya

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen seperti Risiko

Audityang diperkirakan dapat mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel penelitian dengan menambah

obyek penelitian seperti Kantor Akuntan Publik di Jawa Barat. Saran Operasional

1. Agar Locus of Control auditor terjaga maka sebaiknya kepala atau manager Kantor

Akuntan Publik (KAP) melakukan penyuluhan tentang etika dan moral yang terus digalakan antara lain melalui siraman rohani yang diberikan secara berkala, seminar-seminar dan lain-lain.

Agar Komitmen Profesi terjaga sebaiknya auditor junior yang baru bergabung di Kantor Akuntan Publik khususnya di Wilayah Bandung untuk selalu diberikan pelatihan–pelatihan, supervisi-supervisi maupun review terhadap hasil pekerjaannya yang diarahkan langsung oleh auditor yang lebih berpengalaman.


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Adanan Silaban. 2011. Pengaruh Multidimensi Komitmen Profesional Terhadap Perilaku Audit Disfungsional. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol. 8. No. 1.

Agoes, Sukrisno. 2012 “Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik”, Jilid 1, Edisi Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf. 2011. “Jasa Audit dan Assurance”. Buku 1, Jakarta: Salemba Empat.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka Cipta.

Badan Pemeriksa Keuangan, Peraturan BPK RI No. 01 tentang Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara.

Dwiyanti, endah. “Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Etis Auditor Dalam Situasi Konflik Audit”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol 7. Juli 2014. Ghufron, M. Nur, dan Rini Risnawati S. 2011. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar Ruzz Media. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Sosial. Malang: Universitas Negeri Malang & PT. Remaja

Rosdakarya.

Herawati, Tuban Drijah, dan Sari Atmini. 2010. Perbedaan Perilaku Auditor dalam Situasi Konflik

Audit Dilihat Dari Segi Gender: Peran Locus of Control, Komitmen Profesi, dan Kesadaran

Etis. Jurnal Aplikasi Manajemen, 08 (02), 531 – 545.

IAPI. 2011. Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Edisi April 2009. Penerbit IAPI, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. IAI KAP. Jakarta:

Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Profesional Akuntan Publik. IAI KAP. Jakarta:

Salemba Empat.

Ikhsan, A. dan Ishak, M. 2010. “Akuntansi Keperilakuan: Tinjauan Terhadap

Ilmu Keperilakuan”. Editor Krista. Penerbit Salemba Empat. Indrawati. 2011. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat

Kinichi, Angelo., and Robert Kreitner. 2010. Organizational Behavior, Keys concepts,skills and best practice. Mc Graw Hill.Co, Inc Newyork.

Muawanah, Umi dan Nur Indriantoro. 2001. “Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit: Peran

Locus of Control, Komitmen Profesi dan Kesadaran Etis”. Jurnal Riset Indonesia. Vol. 4.No. 2.

(Mey): 133 – 150.

Mulyadi. 2010. Auditing. Edisi Keenam. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Ozen, Kutanis Rana, Mesci Muammer, dan Ovdur Zeynep. “The Effects of Locus of Control

on Learning Performance: A Case of Academic Organization.”The Journal of Economic and Social Studies. Volume 1 Number 2, 2011, hh.

11133 http://recepzihni.org/jecoss/journal.of.economic.and.social.studies (diakses 15


(11)

Pinasti, Wito. 2011. Pengaruh Self-Efficacy, Locus of Control, dan Faktor Demografis

terhadap Kematangan Karir Mahasiswa di Jakarta. Jurnal Penelitian Psikologi

Gunadharma, 11 (02), 59 – 75.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Research Method For Business 4th Edition. New York. Jhon Willey & Sons Inc.

Setiawan, Ivan Aries., Imam Ghozali. 2010. Akuntansi Keperilakuan: Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Skinner, B.F. 2013. “Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Suartana, I Wayan. 2010. “Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi”. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Umi Narimawati. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan

Aplikasi”.Bandung: Agung Media.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Penerbit Genesis.

Utami, Intyas, et. al. 2007. Pengaruh Locus of Control, Komitmen Profesional, Pengalaman Audit Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Dengan Kesadaran

Etis Sebagai Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 04 (02), 193

– 210.

http://www.tribunnews.com , dikutip oleh : Choirun Parapat, diposkan pada tanggal (29 Mei 2013) , diakses pada tanggal (07 Oktober 2015 / 21:00 WIB).

http://www.detiknews.com , dikutip oleh : Priharsa Nugraha, diposkan pada tanggal (08


(12)

LAMPIRAN

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Kuisioner

1. Independen

(X1) :

Locus of Control

Locus of control mengacu

pada kecenderungan

menempatkan persepsi

atas suatu kejadian atau hasil yang di dapat dalam

hidup individu apakah

sebagai hasil dari dirinya

sendiri atau karena

bantuan dari

sumber-sumber di luar dirinya dimana ia sendiri memiliki peran yang sangat sedikit,

seperti keberuntungan,

takdir, atau bantuan orang lain (Pinasti, 2011:87).

1. Locus of Control Internal 2. Locus of Control

Eksternal

Skala Ordinal

1-5

2.

Independen (X2) :

Komitmen Profesi

Tingkat loyalitas individu terhadap organisasi dalam melaksanakan tugas dan menaati norma aturan dan

kode etik profesi

(Edelmann, 2010).

1.Dedikasi terhadap

profesi

2.Tanggung jawab

profesional

3.Tuntutan otonomi

4.Percaya pada

pengaturan sendiri

5.Perkumpulan profesi (Menurut Kalber. L dan

Forgaty (2003:67)

yang diterjemahkan

oleh Sugiyarto, 2010)

Skala Ordinal 6-10 3. Dependen (Y) : Perilaku

Auditor pada

Situasi Konflik Audit

Integritas dan objektivitas

adalah sangat penting

dalam kehidupan

profesional seorang

akuntan. Untuk anggota

yang bekerja sebagai

auditor, disamping

integritas dan objektivitas

sangat dibutuhkan juga

independensi (Agoes,

2012:279).

1. Integritas 2. Objektivitas 3. Independensi

Skala Ordinal


(13)

Tabel 3.2

Rincian Jumlah Populasi

No. Nama KAP Jumlah Auditor

1 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan 11

2 KAP DRS. La Midjan 3

3 KAP Wisnu B. Soewito & Rekan 8

4 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 12

5 KAP AF Rachman & Soetjipto WS 10

6 KAP DRS Ronald Haryanto 3

7 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 13

8 KAP Abubakan Usman & Rekan 6

9 KAP DRA. Yati Ruhiyati 7

10 KAP Roebiandini & Rekan 12

11 KAP DRS. Gunawan Sudradjat 3

12 KAP DRS. Sanusi & Rekan 8

Jumlah 96

Lampiran Output SPSS Validitas


(14)

Reliabilitas

Normalitas


(15)

Multikolinieritas


(16)

38

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Pendekatan

Metode penelitian merupakan suatu cara penulis dalam menganalisis data. Pengertian dari metode penelitian adalah sebagai berikut:

Menurut Umi Narimawati (2010:29), pengertian metode penelitian adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Sugiyono (2011:2) menyatakan bahwa :

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

Dari kesimpulan di atas maka dapat disimpulkan bahwa metoda penelitian adalah suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, mencatat data, baik primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang diperoleh.


(17)

39

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut (Sugiyono, 2011:147) menyatakan bahwa :

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Narimawati Umi (2010:31) menyatakan bahwa :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Dalam penelitian ini, metode verifikatif digunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh Locus of Control dan Komitmen Profesi terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit.


(18)

40

3.2 Operasionalisasi Variabel

Operasioanalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, konsep variabel, indikator dan pengukuran. Adapun syarat penguraian oprasionalisasi dilakukan bila dasar konsep dan indikator masing-masing variabel sudah jelas, apabila belum jelas secara konseptual maka perlu dilakukan analisis faktor.

Menurut Sugiyono (2013:38) mengemukakan bahwa :

“Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas yaitu

"Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit (Survei Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)”.

Maka variabel-variabel yang diteliti dapat dibedakan menjadi dua : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel independen sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:59) variabel bebas adalah :

“Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.


(19)

41

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau variabel independennya adalah Locus of Control (X1) dan Komitmen Profesi (X2). Berikut adalah penjelasan mengenai variabel independenLocus of Control (X1) dan Komitmen Profesi (X2) : (X1) Greenhaus (2006) dalam Pinasti (2011) mendefinisikan Locus of control

mengacu pada kecenderungan menempatkan persepsi atas suatu kejadian atau hasil yang di dapat dalam hidup individu apakah sebagai hasil dari dirinya sendiri atau karena bantuan dari sumber-sumber di luar dirinya dimana ia sendiri memiliki peran yang sangat sedikit, seperti keberuntungan, takdir, atau bantuan orang lain.

(X2) Komitmen Profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan oleh individu tersebut (Larkin : 1990 dalam Trianingsih : 2014). Sebagai suatu profesi, ciri utama auditor internal adalah kesediaan menerima tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat dan pihak-pihak yang dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab ini secara efektif, auditor perlu memelihara standar perilaku yang tinggi dan memiliki standar praktik pelaksanaan pekerjaan yang handal (SPAI, 2004 : 1).

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Menurut Sugiyono (2012:39), variabel terikat (dependent variabel) adalah: “Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Variabel dependen dalam penelitan ini adalah perilaku auditor dalam situasi konflik audit. Menurut Tsui dan Gul dalam Tuban Drijah Herawati dan Sari Atmini


(20)

42

(2010:535) perilaku auditor dalam situasi konflik audit adalah sejauh mana auditor mau memenuhi tekanan klien dalam situasi konflik, yaitu suatu situasi yang terjadi ketika auditor dan klien tidak sepakat dalam satu aspek fungsi atestasi yang merupakan indikan perilaku auditor dalam pengambilan keputusan etik. Variabel perilaku auditor terhadap situasi konflik ini diukur dengan mengunakan instrumen yang dikembangkan oleh Lestari (2010). Berikut di bawah ini penjelasan mengenai variabel-variabel yang telah dijelaskan sebelumnya yang di rangkum dalam sebuah tabel operasionalisasi variabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Konsep Variabel Indikator Skala Kuisioner

1. Independen (X1)

:

Locus of Control

Locus of control mengacu

pada kecenderungan

menempatkan persepsi atas suatu kejadian atau hasil yang di dapat dalam hidup individu apakah sebagai hasil dari dirinya sendiri atau karena bantuan dari sumber-sumber di luar dirinya dimana ia sendiri memiliki peran yang

sangat sedikit, seperti

keberuntungan, takdir, atau bantuan orang lain (Pinasti, 2011:87).

1. Locus of Control

Internal

2. Locus of Control

Eksternal

Skala Ordinal

1-5

2.

Independen (X2) :

Komitmen Profesi

Tingkat loyalitas individu

terhadap organisasi dalam

melaksanakan tugas dan

menaati norma aturan dan kode etik profesi (Edelmann, 2010).

1.Dedikasi terhadap

profesi

2.Tanggung jawab

profesional

3.Tuntutan otonomi

4.Percaya pada

pengaturan sendiri

5.Perkumpulan profesi

(Menurut Kalber. L dan Forgaty (2003:67) yang

diterjemahkan oleh

Sugiyarto, 2010)

Skala Ordinal


(21)

43

3.3 Sumber Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer. Pengertian data primer menurut Umi Narimawati (2010:98) bahwa:

“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”.

Penelitian ini menggunakan data primer yang telah dikumpulkan lain yaitu berupa kuisioner yang akan disebarkan ke 12 Kantor Akuntan Publik di Bandung.

3.4 Populasi, Sampel dan Tempat serta Waktu Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:115) populasi dapat didefinisikan sebagai berikut : “Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Di dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan populasi adalah jumlah keseluruhan auditor senior dan junior yang terdapat di Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Bandung. Populasi yang terjangkau dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh 3.

Dependen (Y) : Perilaku Auditor

pada Situasi

Konflik Audit

Integritas dan objektivitas

adalah sangat penting dalam kehidupan profesional seorang akuntan. Untuk anggota yang

bekerja sebagai auditor,

disamping integritas dan

objektivitas sangat dibutuhkan juga independensi (Agoes, 2012:279).

1. Integritas 2. Objektivitas 3. Independensi

Skala Ordinal


(22)

44

auditor senior dan auditor junior pada KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan; KAP DRS. La Midjan; KAP Wisnu B. Soewito & Rekan; KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry; KAP AF Rachman & Soetjipto WS; KAP DRS Ronald Haryanto; KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih; KAP Abubakar & Rekan; KAP DRA. Yati Ruhiyati; KAP Roebiandini & Rekan; KAP DRS. Gunawan Sudradjat; dan KAP DRS. Sanusi & Rekan. Alasan penulis untuk memilih ke-12 KAP tersebut, dikarenakan ke-12 KAP tersebut secara terbuka menerima survey yang dilakukan oleh penulis guna memperoleh data untuk kebutuhan penelitian, luasnya wilayah pengamatan dari setiap populasi (menyangkut banyak sedikitnya data), serta memiliki staf-staf yang berpengalaman, yang dilihat dari jabatan dalam mengaudit laporan keuangan dari jumlah berbagai jenis klien yang telah diaudit.

3.4.2 Penarikan Sample

Menurut Sugiyono (2010:116) sampel adalah sebagai berikut:

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang benar-benar dapat mewakili (Representative) dan dapat menggambarkan populasi sebenarnya. Berikut adalah Tabel 3.2 yang berisikan rincian jumlah auditor yang dijadikan sebagai populasi penelitian, rincian ini didapatkan penulis dari Tanya-jawab dengan salah satu staf dari masing-masing KAP.


(23)

45

Tabel 3.2

Rincian Jumlah Populasi

No. Nama KAP Jumlah Auditor

1 KAP Djoemarma, Wahyudin & Rekan 11

2 KAP DRS. La Midjan 3

3 KAP Wisnu B. Soewito & Rekan 8

4 KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 12

5 KAP AF Rachman & Soetjipto WS 10

6 KAP DRS Ronald Haryanto 3

7 KAP Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 13

8 KAP Abubakan Usman & Rekan 6

9 KAP DRA. Yati Ruhiyati 7

10 KAP Roebiandini & Rekan 12

11 KAP DRS. Gunawan Sudradjat 3

12 KAP DRS. Sanusi & Rekan 8

Jumlah 96

Untuk penentuan jumlah sampel, penulis melakukan pengambilan sampel berdasarkan pendapat Arikunto (2010:109) bahwa:

“Untuk pedoman umum dapat dilaksanakan bahwa bila populasi di bawah 100 orang, maka dapat digunakan sampel 50% dan jika di atas 100 orang, digunakan sampel 15%”.

Maka, dari keseluruhan populasi penelitian sebanyak 96 responden yang terdiri dari auditor senior dan auditor junior, penulis mengambil sampel peneltian sebanyak 48 responden (96x50%).

3.4.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada beberapa Kantor Akuntan Publik yang berlokasi di Kota Bandung.

Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai objek yang diteliti, maka penulis melaksanakan penelitian pada waktu yang telah ditentukan oleh Kantor Akuntan Publik


(24)

46

tersebut. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada September 2015 sampai dengan April 2016.

Tabel 3.3 Waktu Penelitian

No Deskripsi Kegiatan 2015 2016

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1.

Pra Survei :

a. Persiapan Judul

b. Persiapan Teori

c. Pengajuan Judul

d. Mencari Perusahaan

2.

Usulan Penelitian :

a. Penulisan UP

b. Bimbingan UP

c. Sidang UP

d. Revisi UP

3. Pengumpulan Data

4. Pengolahan Data

5. Penyusunan Skripsi

a. Bimbingan Skripsi

b. Sidang Skripsi

c. Revisi Skripsi

d. Pengumpulan Draf Skripsi

3.5 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2013:62) menyatakan bahwa : “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini adalah mendapatkan data”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui


(25)

47

hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut (Sugiyono, 2011:147) menyatakan bahwa :

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri dalam Narimawati Umi (2010:45) menyatakan bahwa :

“Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Dalam penelitan ini teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survey yaitu metode pengumpulan data primer yang mengunakan pertanyaan tertulis. Metode survey yang digunakan adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dalam bentuk pertanyan tertulis. Masing-masing KAP yang masih aktif tersebut diberikan kuesioner dengan jangka waktu pengembalian 2 minggu terhitung sejak kuesioner diterima oleh responden. Setiap responden diminta untuk memilh salah satu jawaban dalam kuesioner yang sesuai dengan persepsinya di antara alternatif


(26)

48

jawaban yang telah disediakan. Pertanyan-pertanyan dalam kuesioner dibuat mengunakan skala 1 sampai dengan 5 untuk mendapatkan rentang jawaban sangat setuju sampai dengan jawaban sangat tidak setuju dengan memberi tanda cek (√) atau tanda silang (x) pada kolom yang dipilh. Kuesioner dengan bentuk ini lebih menarik responden karena kemudahanya dalam memberi jawaban dan juga waktu yang digunakan untuk menjawab akan lebih singkat.

Tabel 3.4

Bobot Penilaian Kuesioner

Jawaban Bobot Nilai

Positif (+) Negatif (-)

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Sumber : Sugiyono, 2014

3.6 Metode Pengujian Data 3.6.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh sendiri maupun oleh orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kuantitatif.


(27)

49

Analisis kuantitatif menurut Sugiyono (2012:8) menyatakan bahwa :

“Metode penelitian kuantitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis, dan membuat laporan peneliti secara mendetail”.

Menurut Sugiyono (2010:31) analisis kuantitatif menyatakan bahwa :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan”.

Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal, karena datanya kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode statistik yang sudah tersedia.

Tabel 3.5

Rentang Klasifikasi Variabel

No Persentase Kriteria

1 20,00 – 36,00% Tidak Baik

2 36,01 – 52,00% Kurang Baik

3 52,01 – 68,00% Cukup Baik

4 68,01 – 84,00% Baik


(28)

50

Menurut (Sugiyono, 2011:147) menyatakan bahwa :

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.

Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dari variabel X1 dan X2, dan Y peneliti menggunakan metode kuantitatif. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana hubungan pengaruh Locus of Control dan komitmen profesi terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang diuraikan diatas adalah sebagai berikut :

A. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008:5), analisis regresi linear berganda adalah : “Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung dengan skala interval.”

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel


(29)

51

bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2). Persamaan regresinya sebagai berikut :

Y= a + b1 X1 + b2 X2 Dimana:

Y = variabel tak bebas (Perilaku auditor pada situasi konflik audit) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (Locus of Control) X2 = variabel bebas (Komitmen Profesi)

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Σy = na + b1ΣX1 + b2ΣX2 ΣX1y = aΣX1 + b1ΣX1 2 +b2ΣX1X2 ΣX2y = aΣX2 + b1ΣX1X2 + b2ΣX2 2

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik.

Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran asumsi-asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linier berganda. Hal ini dilakukan sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis. Pengujian asumsi klasik meliputi :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat


(30)

52

penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik.

Menurut Singgih Santoso (2005:393), dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu :

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal. Pengujian secara visual dapat juga dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil berasal dari populasi berdistribusi normal. Uji yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan sampel ini diuji hipotesis nol bahwa sampel tersebut berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa populasi berdistribusi tidak normal.


(31)

53

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat di antara sesama variabel independen maka konsekuensinya adalah :

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF).

3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Purbayu Budi Santosa dan Ashari (2005:241-242) asumsi heterokedastisitas adalah asumsi regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang tidak sama ini disimpulkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala heterokedastisitas sedangkan gejala varians residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas.


(32)

54

B. Analisis Korelasi

Analisiskorelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional. Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan). Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2

2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y    

b. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2

2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 . rx x rx y rx x rx y rx y rx y    

c. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1 dan X2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(33)

55

2

12 12 2 1 2 2 2 1 12 1 . 2 r r r ry ry ry ry y    

Besarnya koefisien korelasi adalah -1< r < 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

a) Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).

b) Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variable X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan

dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.6

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

d. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (Kd) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y)

BesarnyaPen garuh

Bentuk Hubungan

0 - 0.20 Sangat rendah (hampir tidak ada

hubungan)

0.21 - 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 - 0.60 Korelasi sedang

0.61 - 0.80 Cukup tinggi


(34)

56

yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kd = r² x 100% Dimana :

KD = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi

3.6.2 Perancangan Hipotesis

A. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan dengan tujuan untuk menguji signifikansi (kebermaknaan) pengaruh yang diberikan oleh variabel eksogen secara bersama (simultan) terhadap variabel endogen.

Rumus uji F yang digunakan adalah:

Keterangan:

R2 = koefisien kolerasi ganda k = jumlah variabel eksogen n = jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel eksogen secara bersama-sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka Ho yang menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel eksogen dapat menjelaskan perubahan nilai variabel endogen, namun


(35)

57

sebaliknya jika nilai jika nilai Fhitung < Ftabel maka variasi perubahan nilai variabel eksogen tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel endogen.

1) Rumusan Hipotesis

Ho : �Yx1= �Yx2= 0 Secara simultan X1 dan X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y.

Ho : �Yx1≠ �Yx2≠ 0 Secara simultan X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap Y.

2) Menentukan nilai signifikansi

Nilai signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5% atau 0,05 dikarenakan nilai signifikansi tersebut merupakan nilai yang paling umum digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

3) Menentukan nilai Ftabel

Nilai Ftabel diperoleh dari tabel distribusi F pada taraf signifikansi 5% dengan dk1 = 2 (banyaknya variabel eksogen (k)) dan dk2 = n(banyaknya sampel)-k-1. Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

a. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel eksogen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen. b. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti variabel

eksogen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen.

Secara visual, daerah penolakan dan penerimaan Ho dapat dilihat pada gambar kurva pengujian hipotesis simultan seperti berikut:


(36)

58

Gambar 3.1

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Secara Simultan 4) Menentukan kesimpulan berdasarkan probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima jika probabilitas kurang dari 0.05.

B. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Untuk menguji kebermaknaan pengaruh dari masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen, maka dilakukan uji t dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

1) Pengaruh X1 terhadap Y

Ho : �yx1 = 0 Secara parsial X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y Ha : �yx1 ≠ 0 Secara parsial X1 berpengaruh signifikan terhadap Y 2) Pengaruh X2 terhadap Y

Ho : �yx2 = 0 Secara parsial X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y

Ha : �yx2 ≠ 0 Secara parsial X2 berpengaruh signifikan terhadap Y. Nilai statistik t, dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Daerah

Penolakan H0

Daerah

Penerimaan H0


(37)

59

Dimana:

β = Koefisien regresi

Sei = Standar eror dari koefisien regresi Kriteria Pengujian:

 Ho ditolak apabila thitung > dari ttabel (α=0,05)

 Ho diterima apabila thitung < dari ttabel(α=0,05)

Secara visual, daerah penolakan dan penerimaan Ho dapat dilihat pada gambar kurva pengujian hipotesis seperti berikut:

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis Secara Parsial

5) Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan pada hasil kriteria yang telah dijelaskan diatas, juga dari teori-teori yang mendukung.

Daerah

penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

0 Daerah


(38)

60

6) Besar Kontribusi Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Untuk mengetahui lebih detail mengenai seberapa besar pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel eksogen terhadap variabel endogen, dapat dilihat pada uraian berikut di bawah ini:

a. Pengaruh X1 terhadap Y

(i) Pengaruh Langsung = (ρyx1)2

(ii) Pengaruh Tidak Langsung = (ρyx1) x (rX2X1) x (ρyx2)

(iii) Total pengaruh = ((ρyx1)2+ (ρyx1) x (rX2X1) x (ρyx2))

b. Pengaruh X2 terhadap Y

(i) Pengaruh Langsung = (ρyx2)2

(ii) Pengaruh Tidak Langsung = (ρyx2) x (rX2X1) x (ρyx1)

(iii) Total pengaruh = ((ρyx2)2+ (ρyx2) x (rX2X1) x (ρyx1))

3.6.3 Uji Instrumen

Uji instrumen dilakukan terhadap indikator dari masing-masing variabel agar dapat diketahui tingkat kevalidan dan keandalan indikator sebagai alat ukur variabel. Uji instrumen terdiri dari uji validitas dan reliabilitas.

3.6.3.1Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011). Untuk uji validitas terhadap kuesioer dilakukan dengan membandingkan rhitung dan rtabel. Nilai r hitung merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing


(39)

61

pertanyaan di setiap variabel yang dianalisis dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan outputnya bernama corrected item correlation. Sedangkan untuk mendapatkan rtabel dilakukan dengan tabel r product moment, yaitu dengan menentukan α = 0,05 kemudian n (sampel) sehingga didapat nilai r tabel dua sisi sebesar. Tingkat kevalidan indikator atau kuesioner dapat ditentukan, apabila rhitung > rtabel = Valid rhitung < rtabel = Tidak Valid.

3.6.3.2Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama (Sekaran, 2010) dan suatu kuesioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu (Ghozali, 2011) :

1. Repeted measure atau pengukuran yaitu seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya

2. One shot atau pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi antara jawaban dengan pertanyaan.

Untuk uji reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ( α ). Reliabilitas suatu indicator atau kuesioner


(40)

62

dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha (α) yaitu apabila nilai cronbach’s alpha (α) > 0,70, maka indikator atau kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila apabila nilai

cronbach’s alpha (α) < 0,70 maka indikator atau kuesioner tidak reliabel (Nunnaly, 1994) dalam (Ghozali, 2011).


(41)

63 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini meneliti contoh kasus yang berkaitan dengan perilaku auditor pada situasi konflik diantaranya yaitu seperti yang terjadi di kota Medan dimana Kepala Kantor Akuntan Publik (KAP) Hasnil M Yasin & Rekan, Hasnil didakwa melakukan tindak pidana korupsi yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 1 miliar lebih. Hasnil dan Sekda kabupaten Langkat sepakat menyelewengkan pajak penghasilan pada tahun 2001 dan 2002. Serta yang juga terjadi di kota Manado dimana 2 auditor BPK diduga menerima suap sebesar 600 juta dari walikota Tomohon. KPK melakukan penahanan terhadap pemimpin tim dan anggota BPK-RI Manado. Modus dari pemberian uang suap ini supaya laporan keuangan Tomohon dinyatakan berstatus “wajar dengan pengecualian”. Berdasarkan uraian di atas maka terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu :

1. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan terjadi karena adanya kelalaian seorang auditor yang menyebabkan krisis kepercayaan terhadap auditor seperti pada kasus di Medan.

2. Perilaku auditor pada situasi konflik diindikasikan adanya kerjasama yang terjadi antara auditor dan klien.

3. Adanya pelanggaran komitmen profesi seorang auditor yang dengan sengaja mengeluarkan opini yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan seperti pada kasus di Manado.


(42)

64

Dari permasalahan yang telah diidentifikasikan diatas dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi ialah :

1. Seberapa besar pengaruh Locus of Control terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit.

2. Seberapa besar pengaruh Komitmen Profesi terhadap perilaku auditor pada situasi konflik audit.

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial, locus of control berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada siatuasi konflik audit dengan kontribusi yang diberikan sebesar tiga puluh tiga persen.

2. Secara parsial, komitmen profesi berpengaruh signifikan terhadap perilaku auditor pada siatuasi konflik audit dengan kontribusi yang diberikan sebesar tiga puluh lima koma dua persen.

5.2 Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut :

Saran akademis

Bagi peneliti selanjutnya

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel independen seperti Risiko Audit yang diperkirakan dapat mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.


(43)

65

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel penelitian dengan menambah obyek penelitian seperti Kantor Akuntan Publik di Jawa Barat.

Saran Operasional

1. Agar Locus of Control auditor terjaga maka sebaiknya kepala atau manager Kantor Akuntan Publik (KAP) melakukan penyuluhan tentang etika dan moral yang terus digalakan antara lain melalui siraman rohani yang diberikan secara berkala, seminar-seminar dan lain-lain.

2. Agar Komitmen Profesi terjaga sebaiknya auditor junior yang baru bergabung di Kantor Akuntan Publik khususnya di Wilayah Bandung untuk selalu diberikan pelatihan–pelatihan, supervisi-supervisi maupun review terhadap hasil pekerjaannya yang diarahkan langsung oleh auditor yang lebih berpengalaman.


(44)

PENGARUH

LOCUS OF CONTROL

DAN KOMITMEN PROFESI

TERHADAP PERILAKU AUDITOR PADA SITUASI KONFLIK

AUDIT

(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)

THE INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL AND COMMITMENT

PROFESSION TO THE AUDITOR BEHAVIOR IN CONFLICT

SITUATIONS AUDIT

(Case Study at public accounting firm in Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sebagai Sidang Skripsi

Jenjang S1 Program Studi Akuntansi Dosen Pembimbing:

Dr.Ely Suhayati,SE,.Msi.,Ak.,CA

Oleh:

Christian Anthonio Tobe 21111063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(1)

92

Ozen, Kutanis Rana, Mesci Muammer, dan Ovdur Zeynep. “The Effects of Locus of Control on Learning Performance: A Case of Academic Organization.” The Journal of Economic and Social Studies. Volume 1 Number 2, 2011, hh. 11133 http://recepzihni.org/jecoss/journal.of.economic.and.social.studies (diakses 15 Agustus 2012).

Pinasti, Wito. 2011. Pengaruh Self-Efficacy, Locus of Control, dan Faktor Demografis terhadap Kematangan Karir Mahasiswa di Jakarta. Jurnal Penelitian Psikologi Gunadharma, 11 (02), 59 – 75.

Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat.

Sekaran, Uma. 2006. Research Method For Business 4th Edition. New York. Jhon Willey & Sons Inc.

Setiawan, Ivan Aries., Imam Ghozali. 2010. Akuntansi Keperilakuan: Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Skinner, B.F. 2013. “Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia”. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Suartana, I Wayan. 2010. “Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi”. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta. Umi Narimawati. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan

Aplikasi”.Bandung: Agung Media.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Penerbit Genesis.

Utami, Intyas, et. al. 2007. Pengaruh Locus of Control, Komitmen Profesional, Pengalaman Audit Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit Dengan Kesadaran Etis Sebagai Pemoderasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 04 (02), 193 – 210.

http://www.tribunnews.com , dikutip oleh : Choirun Parapat, diposkan pada tanggal (29 Mei 2013) , diakses pada tanggal (07 Oktober 2015 / 21:00 WIB).

http://www.detiknews.com , dikutip oleh : Priharsa Nugraha, diposkan pada tanggal (08 September 2011) , diakses pada tanggal (07 Oktober 2015 / 23:00 WIB).


(2)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Christian Anthonio Tobe

NIM : 21111063

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 7 Mei 1993

Agama : Islam

Alamat : Perumahan Griya jati Putra No. 55-56

RT.05 RW.013 Kelurahan Pasirjati Kecamatan Ujungberung Bandung

Telp/HP : 02287885556 / 08980013179

Email : siobeyobey@gmail.com

Status : Mahasiswa

Pendidikan Formal :

Tahun Pendidikan Keterangan

1999-2005 SDN. Ujungberung 8

Bandung Lulus dan Berijazah 2005-2008 SMPN 50 Bandung Lulus dan Berijazah 2008-2011 SMAN 1 Bandung Lulus dan Berijazah

2011-Sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung

Masih tercatat sebagai Mahasiswa, Fakultas

Ekonomi, Jurusan Akuntansi Pengalaman Organisasi :

Tahun Organisasi Jabatan

2012-2013 HMAk UNIKOM Koordinator Humas

2008-2011 BA’Q Automotive

Organization Anggota

2009-2011 Paskibra SMAN 1

Bandung Koordinator Sekretariat


(3)

Pengalaman Bekerja :

Tahun Pekerjaan Jabatan

2015 PT. Asuransi ASEI

Indonesia (Persero) Staff Underwritting 2015

Northern Corridor Research Centre (NCRC) Universiti Utara Malaysia

Pelajar Praktikum

2015 PT. Gojek Indonesia Driver

2016 Tobe Tour & Travel Owner

Workshop dan Seminar :

Tahun Judul Seminar Tempat

2012

“Tata Kelola (Governance) Bank

Sentral”

UNPAD 2012 “Seminar Nasional

Ekonomi Syariah 2012” UNPAD

2013 Kunjungan Industri BEI Jakarta

2014 “Seminar Nasional Public

Speaking” UNIKOM

Yang Menyatakan,


(4)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, izin, kehendak, dan taufiq serta hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Locus of Control dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor pada Situasi Konflik Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung)” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Skripsi S-1 (Strata-1) di Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umunya bagi pihak yang memerlukan.

Selanjutnya ucapan terimakasih juga peneliti ucapkan kepada:

1. Dr. Ir Eddy Suryanto Soegoto,.Msc, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh beasiswa bernama Beasiswa Unggulan untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 di Universitas Komputer Indonesia.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini SE, Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitan Komputer Indonesia.


(5)

vii

4. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE.,M.Ak.,Ak,CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

5. Prof.Dr.Hj Umi Narimawati.,SE.,Msi selaku Penanggung Jawab Beasiswa Unggulan dan Dosen Wali AK-BU angkatan tahun 2011, sekaligus sebagai penguji saat sidang skripsi.

6. Dr. Ely Suhayati, SE.,Msi.,Ak.,CA. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk Penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing Penulis menyusun skripsi ini.

7. Inta Budi Setyanusa.,SE.,M.Ak selaku Direktur International Program Universitas Komputer Indonesia, sekaligus sebagai penguji saat sidang skripsi. 8. Teh Rani, Teh Dona dan Teh Senni, selaku staff di Prodi Akuntansi yang sudah

banyak membantu serta memberikan informasi kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan, terutama untuk ibunda Reni Marlaeni dan ayahanda Abimelek Tobe yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan moril maupun materil serta cinta kasih yang selalu diberikan kepada penulis untuk mencapai sebuah keberhasilan juga untuk kakak dan adik tercinta Novita Anthonia Tobe dan Ingrit Febriani Tobe. 10. Nenek serta kakek tercinta Titi Maryati dan Encu Syamsudin juga (alm)

Novita Nabuasa dan (alm) Yunus Tobe serta seluruh keluarga besar terimakasih atas dukungan doanya selama ini.

11. Untuk teman yang sudah seperti keluarga sendiri Imas Rahmayanti, Buce Pesulima, Renata Sihotang, Giovani , Camilla serta seluruh AK-BU angkatan


(6)

viii

2011 terimakasih atas dukungan dan bantuannya sehingga penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik.

12. Untuk keluarga besar Petarung GJP, BACKSIDE 2011, IKB 67 dan RNPS terimakasih atas support kalian selama ini.

13. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan semoga seluruh amal baik yang diberikan kepada peneliti, mendapat ridho dari Allah SWT, Amin

Bandung, ….Maret 2016 Penulis

Christian Anthonio Tobe NIM : 21111063


Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control, pengalaman auditor, komitmen profesional dan etika perofesional terhadap perilaku auditor dalam stuasi konflik audit

0 6 118

Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit

1 29 86

RESPON AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT: PERAN LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS (Survey pada Auditor Di Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta dan D.I Yogyakarta).

0 0 8

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (SURVEI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI WILAYAH SURAKARTA DAN YOGYAKARTA).

0 0 10

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DENGAN KESADARAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta, Semarang dan Yogyaka

0 0 10

PENDAHULUAN PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT DAN PERTIMBANGAN ETIS SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Eks-Kari

0 0 9

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR PENGARUH LOCUS OF CONTROL, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AU

0 0 12

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT( SURVAI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SUR

0 1 15

PENDAHULUAN PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT( SURVAI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SURAKARTA ).

0 0 6

PERTIMBANGAN ETIS DENGAN LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI, DEMOGRAFI AUDITOR TERHADAP PERILAKU AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT (STUDI EMPIRIS PADA KAP DI SEMARANG)

0 0 39