Sistik Ovaria Pada Sapi Dan Aspekn Pengobatannya CDengan GunRH- PGF2ALPHA
"Bacalah dengun nama Tuhanmu, Yang menciptakan.
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah!
Dan Tuhanmu amat mulia.
Yang telah mengajar degan kalam.
Dia telah mengajarkan kepada manusia,
apa yung tidak diketahuinya".
(Surat (96) Al'Alaq ayat 1 - 5)
Ku persembahkan tulisan ini
untuk ayahda dan bunda,
nenek dan adik-adik serta
almamater tercinta.
SISTIK OVARI PADA SAPI
DAN ASPEK PENGOBATANNYA DENGAN GnRH - PGF2ALPHA
SKRIPSI
Oleh
ISDONI
B. 17 1344
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
19 S 5
RINGKASAN
ISDONI.
Sistik Ovari Pada Sapi Dan Aspek Pengobatannya
Dengan GnRH-PGF2Alpha CDi bawah bimbingan Drh. R. Kurnia
Aehjadi, MS.).
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kejadian sistik ovari sebagai salah satu kelainan pad a ovarium yang
menyebabkan terganggunya proses reproduksi dan aspek pengobatannya d,engan preparat GnRH-PGF2Alpha.
Sistik ovari merupakan penyebab kegagalan reproduksi
yang serius pada sapi perah.
Yang bersifat patologik ada-
lah sistik folikel dan sistik luteal.
Sistik
ヲッャゥセ・@
le-
bih sering ditemukan dari sistik luteal, berdiameter lebih
besar dari 2,5 em, menetap pad a ovarium selama 10 hari atau lebih, tanpa ditemukan adanya korpus luteum.
Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai penyebab
sistik ovari.
Diduga se bagai se bab dasarn!),a adalah kega-'
galan hipophisa melepaskan sejumlah LH sebanyak yang dibutUhkan untuk ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Diperkirakan sekitar 60% dari sistik ovari yang terbentuk sebelum ovulasi pertama pospartum sembuh sendiri.
Sedangkan yang terjadi setelah ovulasi pertama pospartum
diperkirakan akan sembuh dengan sendirinya hanya sekitar
20% saja.
Rata-rata 80% sapi-sapi dengan sistik ovari yang LZセYBG@
bari dengan GnRH-PGF2Alpha akan membentuk siklus
kembali.
batan.
Estrus terlihat rata-rata 21 hari setelah pengoInterval antara saat pengobatan dan terlihatnya e£
trus ini akan diperpendek dengan pemberian PGF2Alpha 9 hari setelah pemberian GnRH yaitu, estrus terlihat rata-rata
3 hari setelah pemberian PGF2Alpha.
Pemberian GnRH merangsang pelepasan LH dari Hipophisa
dan selanjutnya LH merangsang luteinisasi dari dinding si£
tik yang akan beregresi.
Sedangkan pemberian PGF2Alpha 9
hari setelah pemberian GnRH akan mempercepat terjadinya
proses regresi, karena jaringan luteal yang telah terbentuk memberikan respon terhadap efek luteolitik dari PGF2Alpha.
SISTIK OVARI PADA SAPI
DAN ASPEK PENGOBATANNYA DENGAN GnRH-PGF2A1PHA
SKRIPSI
01eh
ISDONI
B.
17 1344
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Dokter HeY/an
pacta Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogar
FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1985
SISTIK OVJUII PADA SAPI
DAN ASP]';K PENGOBATANNYA DENGAN GnRH-PGF2ALPHA
SKRIPSI
Oleh
ISDONI
B. 17 1344
Telah dipe iksa dan
oleh
(Drh. R. Kurnia Ach jadi, MS.)
Dosen ilmu reproduksi dan
kebidanan, FKH-IPB
Tanggal
mWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 22 September 1961 di Bukit
Tinggi, Sumatra Barat.
ra putra, Bapak:
Anak pertama dari delapan bersaudQ
Bustamam dan Ibu:
Nuraini.
Tahun 1973 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negri I,
Kubang Putih.
Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Neg
ri I, Bukit Tinggi dan lulus tahun 1976.
Pada tahun 1980
penulis lulus dC\ri Sekolah Menengah Atas Negri III, Bukit
Tinggi jurusan Ilmu Pasti Alam.
Diterima di Institut Per-
tanian Bogor tahun 1980 dan musuk Fakultas Kedokteran Hewan IPB tahun 1981.
Lu1us Sarjana Kedokteran Hewan pada
tC\nggal 2 Februari 1985.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penu1is panjatkan kehadirat ALLAH
S.W.T. atas segala rahmat dan petunjuknya sehingga penulis
,dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tulisan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian 'Bogor.
Pada kesempatan ini dengan setu1us hati penu1is menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan rasa
terima kasih penulis kepada dosen pembimbing Bapak Drh. R.
Kurnia Achjadi, MS., dosen ilmu reproduksi dan kebidanan
pada Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
yang te1ah membimbing dan memberikan pengarahan da1arn peng
1isan ini.
Rasa terima kasih tak
セオー。@
juga penu1is sarnpai
kan kepada se1uruh staf pengajar, yang telah mernbimbing
dan mendidik penulis selarna menuntut ilrnu di FKH-IPB.
Ucapan yang sarna juga penu1is tujukan kepada ternan-teman
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah!
Dan Tuhanmu amat mulia.
Yang telah mengajar degan kalam.
Dia telah mengajarkan kepada manusia,
apa yung tidak diketahuinya".
(Surat (96) Al'Alaq ayat 1 - 5)
Ku persembahkan tulisan ini
untuk ayahda dan bunda,
nenek dan adik-adik serta
almamater tercinta.
SISTIK OVARI PADA SAPI
DAN ASPEK PENGOBATANNYA DENGAN GnRH - PGF2ALPHA
SKRIPSI
Oleh
ISDONI
B. 17 1344
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
19 S 5
RINGKASAN
ISDONI.
Sistik Ovari Pada Sapi Dan Aspek Pengobatannya
Dengan GnRH-PGF2Alpha CDi bawah bimbingan Drh. R. Kurnia
Aehjadi, MS.).
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui kejadian sistik ovari sebagai salah satu kelainan pad a ovarium yang
menyebabkan terganggunya proses reproduksi dan aspek pengobatannya d,engan preparat GnRH-PGF2Alpha.
Sistik ovari merupakan penyebab kegagalan reproduksi
yang serius pada sapi perah.
Yang bersifat patologik ada-
lah sistik folikel dan sistik luteal.
Sistik
ヲッャゥセ・@
le-
bih sering ditemukan dari sistik luteal, berdiameter lebih
besar dari 2,5 em, menetap pad a ovarium selama 10 hari atau lebih, tanpa ditemukan adanya korpus luteum.
Ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai penyebab
sistik ovari.
Diduga se bagai se bab dasarn!),a adalah kega-'
galan hipophisa melepaskan sejumlah LH sebanyak yang dibutUhkan untuk ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Diperkirakan sekitar 60% dari sistik ovari yang terbentuk sebelum ovulasi pertama pospartum sembuh sendiri.
Sedangkan yang terjadi setelah ovulasi pertama pospartum
diperkirakan akan sembuh dengan sendirinya hanya sekitar
20% saja.
Rata-rata 80% sapi-sapi dengan sistik ovari yang LZセYBG@
bari dengan GnRH-PGF2Alpha akan membentuk siklus
kembali.
batan.
Estrus terlihat rata-rata 21 hari setelah pengoInterval antara saat pengobatan dan terlihatnya e£
trus ini akan diperpendek dengan pemberian PGF2Alpha 9 hari setelah pemberian GnRH yaitu, estrus terlihat rata-rata
3 hari setelah pemberian PGF2Alpha.
Pemberian GnRH merangsang pelepasan LH dari Hipophisa
dan selanjutnya LH merangsang luteinisasi dari dinding si£
tik yang akan beregresi.
Sedangkan pemberian PGF2Alpha 9
hari setelah pemberian GnRH akan mempercepat terjadinya
proses regresi, karena jaringan luteal yang telah terbentuk memberikan respon terhadap efek luteolitik dari PGF2Alpha.
SISTIK OVARI PADA SAPI
DAN ASPEK PENGOBATANNYA DENGAN GnRH-PGF2A1PHA
SKRIPSI
01eh
ISDONI
B.
17 1344
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Dokter HeY/an
pacta Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogar
FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1985
SISTIK OVJUII PADA SAPI
DAN ASP]';K PENGOBATANNYA DENGAN GnRH-PGF2ALPHA
SKRIPSI
Oleh
ISDONI
B. 17 1344
Telah dipe iksa dan
oleh
(Drh. R. Kurnia Ach jadi, MS.)
Dosen ilmu reproduksi dan
kebidanan, FKH-IPB
Tanggal
mWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 22 September 1961 di Bukit
Tinggi, Sumatra Barat.
ra putra, Bapak:
Anak pertama dari delapan bersaudQ
Bustamam dan Ibu:
Nuraini.
Tahun 1973 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negri I,
Kubang Putih.
Melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Neg
ri I, Bukit Tinggi dan lulus tahun 1976.
Pada tahun 1980
penulis lulus dC\ri Sekolah Menengah Atas Negri III, Bukit
Tinggi jurusan Ilmu Pasti Alam.
Diterima di Institut Per-
tanian Bogor tahun 1980 dan musuk Fakultas Kedokteran Hewan IPB tahun 1981.
Lu1us Sarjana Kedokteran Hewan pada
tC\nggal 2 Februari 1985.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penu1is panjatkan kehadirat ALLAH
S.W.T. atas segala rahmat dan petunjuknya sehingga penulis
,dapat menyelesaikan skripsi ini.
Tulisan ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Dokter Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian 'Bogor.
Pada kesempatan ini dengan setu1us hati penu1is menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan rasa
terima kasih penulis kepada dosen pembimbing Bapak Drh. R.
Kurnia Achjadi, MS., dosen ilmu reproduksi dan kebidanan
pada Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
yang te1ah membimbing dan memberikan pengarahan da1arn peng
1isan ini.
Rasa terima kasih tak
セオー。@
juga penu1is sarnpai
kan kepada se1uruh staf pengajar, yang telah mernbimbing
dan mendidik penulis selarna menuntut ilrnu di FKH-IPB.
Ucapan yang sarna juga penu1is tujukan kepada ternan-teman