pengamatan secara intensif terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed
back. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Djam’an Satori 1997: 3 bahwa “supervisi dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran”. Lebih lanjut, Satori 1997: 3 menjelaskan bahwa “fungsi supervisi pendidikan adalah meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik pula”.
Mengacu pada pemikiran diatas, maka supervisi kepala sekolah berupa pengawasan profesional tentu diarahkan pada upaya untuk meningkatkan proses
dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan menetralisir kesenjangan, mengidentifikasi serta menemukan peluang-peluang yang dapat diciptakan guna
meningkatkan mutu pendidikan dalam satuan pendidikan secara menyeluruh. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diduga bahwa kegiatan
Kelompok Kerja Guru KKG dan supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk melakukan
penelitian tentang pengaruh kegiatan kerja kelompok guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten
Sumedang.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan bahwa kualitas kinerja mengajar guru dipengaruhi setidaknya oleh dua faktor, yaitu;
kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah
dalam memberikan pembinaan, peningkatan atau perbaikan sebagai evaluasi dan tindak lanjut terhadap aktivitas guru yang diperolehnya melalui forum kegiatan
KKG. Namun secara empiris, kinerja guru SD di wilayah IV Kabupaten
Sumedang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang dinilai masih rendah dari daerah lainnya di Kabupaten Sumedang, salah satunya dilatarbelakangi oleh
kurang sinergisnya antara pengelolaan kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat disampaikan masalah-
masalah yang dihadapi berkaitan dengan rendahnya kinerja guru, yaitu: 1.
Pengelolaan manajemen program Kelompok Kerja Guru KKG belum optimal dan belum intensifnya program pendampingan yang dilaksanakan instruktur
terhadap guru sebagai tindak lanjut pelaksanaan kegiatan KKG. 2.
Kegiatan KKG pelaksanaannya masih bersifat parsial dan penyusunan program kegiatan KKG cenderung tidak berdasarkan analisis kebutuhan anggota
sehingga kegiatan kurang relevan dan menimbulkan kejenuhan, 3.
Kurangnya dukungan dari pemangku kepentingan kepala sekolah, pengawas sekolah dan tenaga teknis lainnya terhadap kegiatan KKG.
4. Ketidaksesuaian latar belakang guru dalam mengajar dengan mata pelajaran
yang diampunya mismatch menjadi kendala bagi guru dalam mengikuti kegiatan di KKG
.
5. Kekhasan daerah mewarnai perbedaan tingkat penanganan berbagai
permasalahan, termasuk permasalahan yang terjadi di KKG.
6. Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan dari pengawas sekolah dan kepala
sekolah terhadap implementasi program KKG dirasakan masih lemah. 7.
Pelaksanaan supervisi kepala sekolah cenderung masih bersifat otokratif dan korektif, dilaksanakan tidak berdasarkan data dan fakta yang objektif sehingga
sikap yang demikian menciptakan rasa tidak aman, tidak nyaman dan menimbulkan rasa takut.
8. Dengan kapasitasnya sebagai jabatan fungsional, kepala sekolah sebagai
supervisor tidak dibekali dengan kemampuan akdemik yang memadai, sehingga supervisi yang lakukan oleh kepala sekolah, cenderung tidak sesuai
dengan prinsif-prinsif supervisi. Perlu disadari bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam
proses belajar mengajar hanya dapat dipecahkan apabila guru dan kepala sekolah memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah itu dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed
back. Kedua faktor di atas menjadi sumber kekuatan dalam mencapai tujuan dan
sasaran peningkatan kualitas kinerja guru yang pada akhirnya dapat meningkatnya mutu pendidikan dalam kerangka tujuan pendidikan nasional. Kegiatan KKG dan
supervisi kepala sekolah hendaknya sejalan secara sinergis dalam menciptakan dan menjaga keselarasan antara tujuan dan sasaran peningkatan mutu pendidikan
Hal ini sejalan dengan fungsi supervisi dan pendekatan prilaku supervisi, yakni “ menciptakan dan menjaga keselaran antara tujuan-tujuankepentingan pribadi
personal needs dan tujuan-tujuan organisasi institusional goals melalui kerja tim dan evaluasi terhadap sasaran-sasaran supervisi”. Djam’an Satori, 1997: 6.
C. Perumusan Masalah