Manfaat Berpikir Kritis Berpikir Kritis

34

5. Manfaat Berpikir Kritis

Pembiasaan berpikir kritis kreatif akan menjadikan siswa merasa sebagai siswa yang sesungguhnya, merasa dirinya diakui sebagai sosok yang berharga, mampu berbuat, berpikir kreatif dan kritis. Sebelum masuk ke dalam kelas, atau proses belajar mengajar berlangsung guru hendaknya menyiapkan ruangan kelas agar tetap aman, kondusif, penuh rasa kekeluargaan, ramah, sehingga siswa merasa aman dan tidak ada rasa was-was dan terintimidasi. Intinya lingkungan kelas atau sekitar kelas hendaknya diusahakan semaksimal mungkin untuk kondusif, sehingga mampu mendukung suksesnya proses belajar mengajar. Penggunaan metode yang bervariasi dapat membuat kelas bisa lebih kondusif dan tidak membosankan, selain itu juga merupakan pembeda antara proses pendidikan modern dengan konvensional yang cenderung hanya menggunakan satu metode saja dan pada akhirnya manimbulkan kebosanan pada siswa. Berpikir kritis adalah kunci menuju berkembangnya kreativitas. Ini dapat diartikan bahwa awal munculnya kreativitas adalah karena secara kritis kita melihat fenomena-fenomena yang ada, kita dengar dan juga rasakan, maka kemudian akan tampak permasalahan yang akan menuntun kita untuk berpikir kreatif. Banyak lapangan pekerjaan yang baik langsung maupun tidak langsung membutuhkan kemampuan kritis. Mengajak siswa untuk bekerjasama satu sama lain dengan strategi yang memungkinkna siswa berinteraksi dengan siswa lain penuh dengan rasa hormat. Perlu juga untuk diperhatikan guru harus membangun dan menyiapkan skenario 35 pembelajaran yang memungkinkan siswa berkeinginan besar untuk saling mendengarkan pendapat satu sama lain. Merancang pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk berpikir kreatif, kritis dan menggunakan segala daya pikirannya untuk memecahkan suatu masalah atau membuat suatu ide kreatif. 6 . Upaya Mendorong Anak Berpikir kritis The Statewide Historical-social Science Assasment Advisory Committee Kneedler dalam L. Costa, 1985 mengemukakan bahwa langkah berpikir kritis itu dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah, yaitu: pengenalan masalah definingclarifying problems, menilai informasi judging information, dan memecahkan masalah solving problemsdrawing conclusions Lebih rinci lagi dikatakan bahwa untuk melakukan langkah-langkah tersebut diperlukan keterampilan yang oleh mereka dinamai Twelve Essential Critical Thinking, yaitu sebagai berikut: a. Mengenali masalah 1. Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok 2. Membandingkan kesamaan dan perbedaannya 3. Memilih informasi yang relevan 4. Merumuskanmemformulasikan masalah b. Menilai informasi yang relevan 1. Menyelesaikan fakta, opini, hasil nalarjugment 2. Memeriksa konsistensi 3. Mengidentifikasi asumsi 36 4. Mengenali kemungkinan faktor stereotype 5. Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat semantic slanting 6. Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi c. Pemecahan masalah 1. Mengenali data-data yang diperlukan dan kecukupan datanya 2. Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan pemecahan masalah kesimpulan yang diambil Dengan lebih operasional dan sederhana, Matindas 1996 menguraikan langkah-langkah berpikir kritis, sebagai berikut: 1. Pahami dengan seksama pertanyaan yang ada. Apakah mungkin dapat diartikan lain? 2. Cermati maksud di balik pertanyaan. apakah sekedar informasi, mempengaruhi sikap atau ajakan, dll 3. Cermati alasan yang diajukan untuk mendukung pertanyaan. 4. Cermati alasan dengan mengklasifikasikannya ke dalam: fakta, penafsiran, keinginan, atau kesimpulan ahli atau bahkan mungkin ajaran agama. 5. Ambil keputusan. Apakah keputusannya ditolak atau diterima.

7. Langkah-langkah Pembelajaran Berpikir Kritis