PROSIDING SEMINAR NASIONAL ReSaTek II-2012 ISSN. 2087-2526
Padang, 14 November 2012
Re SaTek 2 – FTI TM-N.9 of 11 Universitas Bung Hatta
4.2. Hubungan Laju Aliran Udara Primer Terhadap Laju Daerah Pembakaran
Pengaruh laju aliran udara primer terhadap laju daerah pembakaran dapat dilihat pada gambar 5. Pada gambar 5 tersebut terlihat bahwa laju daerah pembakaran mengalami kenaikan dengan
naiknya laju aliran udara primer. Semakin tinggi laju aliran udara primer, maka jumlah udara yang dimasukkan ke dalam ruang bakar akan semakin banyak yang mengakibatkan maka laju
daerah pembakaran juga akan semakin tinggi. Jika laju aliran udara naik, maka proses pembakaran menjadi lebih cepat. Jika pembakaran terjadi lebih cepat maka laju daerah
pembakaran juga menjadi lebih cepat.
Gambar 5. Hubungan Laju Aliran Udara Primer
Terhadap Laju Daerah Pembakaran 4.3. Hubungan Laju Aliran Udara Primer Terhadap Efisiensi Termal
Pengaruh laju aliran udara primer terhadap efisiensi termal dapat dilihat pada gambar 6. Pada gambar 6 terlihat bahwa efisiensi thermal mengalami penurunan berbanding terbalik dengan laju
aliran udara dari blower, kalor yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi uap pada proses pembakaran berbanding terbalik dengan laju aliran udara karena semakin cepat aliran udara yang
dihasilkan maka laju daerah pembakaran akan semakin meningkat, semakin cepat laju daerah pembakaran maka kompor biomassa akan mengalami penurunan waktu proses pembakaran, jika
waktu yang dibutuhkan untuk proses pembakaran menurun maka kalor yang dihasilkan kompor biomassa juga akan menurun, pernyataan ini dibuktikan dari volum air yang menguap pada
setiap aliran udara yang diuji pada kompor biomassa berbahan bakar sekam padi semakin menurun berbanding terbalik dengan laju aliran udara dari blower. Efisiensi thermal pada
pengujian performa kompor biomassa berbahan bakar biomassa sekam padi dengan massa 700 gram pada pengujian pertama diperoleh pada pengujian pertama dengan kecepatan aliran udara
dari blower 1300 fpm 6,604 ms sebesar 12,364 , pengujian kedua dengan kecepatan aliran udara dari blower 1600 fpm 8,128 ms sebesar 11,402 , pengujian pertama dengan kecepatan
aliran udara dari blower 1700 fpm 8,636 ms sebesar 11,402 , pengujian keempat dengan kecepatan aliran udara dari blower 1900 fpm 9,652 ms sebesar 11,402 , pengujian kelima
dengan kecepatan aliran udara dari blower 2200 fpm 11,176 ms sebesar 6,123 , pengujian
PROSIDING SEMINAR NASIONAL ReSaTek II-2012 ISSN. 2087-2526
Padang, 14 November 2012
Re SaTek 2 – FTI TM-N.10 of 11 Universitas Bung Hatta
keenam dengan kecepatan aliran udara dari blower 2350 fpm 11,938 ms sebesar 5,643 , pengujian ketujuh dengan kecepatan aliran udara dari blower 2400 fpm 12,192 ms sebesar
4,204 . Efisiensi thermal tertinggi sebesar 12, 364 berada pada laju aliran udara 6,604 ms.
Gambar 6. Hubungan Laju Aliran Udara Primer Terhadap Efisiensi Thermal
V. PENUTUP
Berdasarkan pengujian dan pengamatan yang dilakukan pada proses pengujian performa kompor biomassa berbahan bakar sekam padi maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Sekam padi merupakan bahan bakar biomassa yang sangat baik dengan nilai kalor 3215 KcalKg dan mampu menghasilkan nyala api dengan temperatur mencapai 975
o
C pada kompor biomassa yang diuji.
2. Effisiensi termal tungku pembakaran pada masing-masing laju aliran udara primer tersebut adalah 12,364 , 11,402 , 11,402 , 11,402 , 6,123 , 5,643 , 4,204 atau berkisar
antara 4,204 sampai 12,364 . DAFTAR PUSTAKA
[1] Adjar Pratoto, Agus Sutanto, Eldisa H. Praja, Dicky Armenda, 2010, Rancang Bangun
Tungku Gasifier Untuk Pemanfaatan Tandan Kelapa Sawit Sebagai Sumber Energi, Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin SNTTM ke-9, Palembang.
[2] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2011,
“Sekam Padi sebagai Sumber Energi Alternatif dalam Rumah Tangga Petani
”, Departemen Pertanian, Jakarta. [3]
Badan Pusat Statistik, 2011, “Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi”, Jakarta.
[4] http:www.bps.go.id.