9
Bagian Kedua Pembatalan
Pasal24
1 PPTSPmembatalkan TDUP jika pengusaha :
a. terkena sanksi penghentian tetap kegiatan usaha sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan; b.
tidak menyelenggarakan kegiatan usaha secara terus-menerus untuk waktu 1 satu Tahun ; atau
c. menutup usahanya.
2 TDUPtidak berlaku lagi apabila dibatalkan.
3 Pengusaha wajib mengembalikan TDUP kepada PPTSPsetelah mengalami hal
sebagaimanadimaksud pada ayat 1.
BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal25
1 Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga melakukan pembinaan
secara berkala terhadap pengusaha. 2
Dalam hal-hal tertentu Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga dapat memanggil pengusaha untuk diberikan arahan.
3 Dalam rangka memotivasi agar pengusaha dapat memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggan, Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga melakukan evaluasi dan penilaian terhadap pengusaha.
Pasal26
1 Dinas Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga melakukan pengawasan
dalam rangka pendaftaran usaha pariwisata. 2
Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat meliputi pemeriksaan sewaktu-waktu ke lapangan untuk memastikan kesesuaian kegiatan usaha
dengan Daftar Usaha Pariwisata.
BAB IX KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal27
1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisata, sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
2 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalahPejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3 Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisata agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi
atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisata;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan
sehubungan dengan tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisata;
10 d.
memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisata;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan barangbukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisata; g.
menyuruh berhenti danatau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa; h.
memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perpajakan Daerah;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi; j.
menghentikan penyidikan; danatau k.
melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang pendaftaran usaha pariwisatasesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan. 4
Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum
melalui Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
BAB X KETENTUAN PIDANA