Analisis diversifikasi vertikal kedelai serta pengarunya terhadap penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah

ANALISIS DlVERSlFlKASl VERTIKAL KEDELAI SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN
TENAGA KERJA DAN NlLAl TAMBAN
J.

Oleh
LINDA RAMALAH

A 23.1715

J U R U S A N ILMU-ILMU S O S l A L EKONOMI PERPAHIAN
FAKULTAS P E R T A N l A N
INSTITLIT P E R T A N l A N BOGOR

1992

LINDA RAMALAH.

Analisis Diversifikasi Vertikal Kedelai serta Penga-

ruhnya terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tambah (dibawah bimbingan

BUNASOR SANIM, sebagai pembimbing I, TAHLIM SUDARYANTO, sebagai pem-

bimbing 11).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari usahatani kedelai dalam
menunjang industri pengolahan kedelai, mempelajari pemasaran kedelai dan hasil
olahannya, serta analisis efisiensi pasar, dan mempelajari diversifikasi vertikal
industri pengolahan kedelai untnk melihat nilai tambah dan penyerapan tenaga
kerja. Kabnpaten Jombang dan Kabupaten Wonogiri dipilih sebagai tempat penelitian karena Jombang mewakili daerah produksi kedelai di lahan irigasi dan
Wonogiri mewakili daerah produksi kedelai di lahan tadah hujan.

Penelitian ini

merupakan bagian dari SYGAP (Soybean Yield Analysis Project) ESCAP CGPRT
Centre.

Data yang diknmpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.

Analisis

data dilakukan secara deskriptif tabulasi dan analisis statistik sederhana (uji korelasi), yang dilakukan dengan bantuan kalkulator dan komputer.

Jawa merupakan pusat produksi ntama komoditas kedelai.

Kedelai de-

wasa ini merupakan komoditas yang diprioritaskan dalam program diversifikasi
tanaman pangan di Indonesia.

Kedelai merupakan bahan haku utama industri

pengolahannya, juga merupakan bahan makanan serta pakan ternak.
Dilihat dari perbandingan penerimaan dan biaya komoditas kedelai secara
monoknltur di Jombang dan Wonogiri, memberikan nisbah penerimaan terhadap
biaya yang cukup besar diantara palawija lainnya. Dengan dcmikian usahatani
kedelai di Jombang dan Wonogiri cukup memberikan peluang untuk memenuhi
kebutuhan industri-industri pengolahan kedelai.

Sementara itu tanaman padi

mempunyai RIC rasio yang lebih besar dari palawija, sehingga tetap menjadi tanaman prioritas.


Untuk memperlancar pemasaran kedelai dari produsen ke konsumen maka
terdapat lembaga pemasaran baik dari petani produsen ke konsumennya, maupun
dari industri pengolahan ke konsumeu akhir.
bang dan Wonogiri kurang baik.

Integrasi pasar yang terjadi di Jom-

Dari beberapa kota hanya Solo-Surabaya dan

Eromoko-Wonogiri yang mempunyai korelasi tinggi, ha1 ini disebabkan oleh jarak
yang dekat dan informasi harga yang baik. Juga karena terjadi rantai pemasaran
pada masing-masing kedua daerah tersebut.
terjadi dengan korelasi harga yang tinggi.

Dengan demikian efisiensi pasar

Saluran pemasaran di Jombang dan

Wonogiri tidak banyak berbeda, tetapi karena Jombang mempunyai produksi yang
lebih besar dari Wonogiri juga karena lebih dekat dengan Surabaya yangmerupakan

pelabuhan antarpulau, maka perdagangan lebih bervariasi.

Di Wonogiri terdapat

KOPTI yang cukup membantu pengolah tahu dan tempe, baik sebagai penlasok
kedelai impor maupun kedelai lokal, juga membantu dalam ha1 teknologi pengolahan tahu dan tempe.

Sementara itu di Jombang karena belum terbentuk

KOPTI, maka perdagangan kedelai impor dilakukan olch Soybean Association.
Kedelai impor dimasukkan dari Jakarta melalui BULOG.
Industri pengolah kedelai dibedakan menjadi pengolah rumah tangga
(Home Processing), industri rumah (Cottage Industry) dan industri lokal (Local
Industry).

Dari ketiga industri tersebut industri lokal mempunyai nilai tambah

lebih besar dari dua industri lainnya baik di Jombang maupun Wonogiri.

Karena


kapasitas yang lebih besar menjadikan industri lokal lebih menyerap tenaga kerja.
Pengolah rumah taugga biasanya adalah pengolah tempe yang berkapasitas 50
kilogram atau kurang.

Sedangkan industri rumah dan industri lokal adalah

pengolah tahu yang mempunyai kapasitas dari 100 kg sampai 4 ton.
Di Jombang sumbangan nilai tambah dan tenaga kerja pada ketiga jenis
industri tersebut mempunyai andil yang lebih besar dari Wonogiri.
mikian industri pengolahan kedelai di Jombang perlu dikembanpltan.

Dengan de-

ANALISIS DlVERSlFlKSl VERTIKAL KEDELAl SERTA
PENGARUHNYATERHADAP PENYERAPAN
TENAGA KERJA DAN NlLAl TAMBAI.1

Oleh
LINDA RAMALAH

A 23.1715

Laporan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA PERTANIAN
pada
Fakultas Pertanian, Institul Pertanian Bog01

JURUSAN 1LMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

1992

INSTlTUT PEKTANIAN BOGOR
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PEKTANIAN
Dcngan ini k a ~ n mcnyatakan

i
bahwa karya ilmiah yang dilulis oleh :
NAMA

: LINDA RAMALAH

NOMOR POKOK : A 23.1715
JUDUL

: ANALISIS DIVERSIFIKASI VERTIKAL KEDELAI

SERTA PENGARUHNYA T E R H A D A P PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN NILAI TAMBAH
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperolch gclar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian, Inslitut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 1992
Menyclujui,
,-

Dosp


Dr. r. Bunasor, MSc
NIP. 080 035 289

Tanggal lulus : 15 Mei 1992\/

ANALISIS DlVERSlFlKASl VERTIKAL KEDELAI SERTA
PENGARUHNYA TERHADAP PENYERAPAN
TENAGA KERJA DAN NlLAl TAMBAN
J.

Oleh
LINDA RAMALAH

A 23.1715

J U R U S A N ILMU-ILMU S O S l A L EKONOMI PERPAHIAN
FAKULTAS P E R T A N l A N
INSTITLIT P E R T A N l A N BOGOR

1992


LINDA RAMALAH.

Analisis Diversifikasi Vertikal Kedelai serta Penga-

ruhnya terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Nilai Tambah (dibawah bimbingan
BUNASOR SANIM, sebagai pembimbing I, TAHLIM SUDARYANTO, sebagai pem-

bimbing 11).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari usahatani kedelai dalam
menunjang industri pengolahan kedelai, mempelajari pemasaran kedelai dan hasil
olahannya, serta analisis efisiensi pasar, dan mempelajari diversifikasi vertikal
industri pengolahan kedelai untnk melihat nilai tambah dan penyerapan tenaga
kerja. Kabnpaten Jombang dan Kabupaten Wonogiri dipilih sebagai tempat penelitian karena Jombang mewakili daerah produksi kedelai di lahan irigasi dan
Wonogiri mewakili daerah produksi kedelai di lahan tadah hujan.

Penelitian ini

merupakan bagian dari SYGAP (Soybean Yield Analysis Project) ESCAP CGPRT
Centre.


Data yang diknmpulkan terdiri dari data primer dan sekunder.

Analisis

data dilakukan secara deskriptif tabulasi dan analisis statistik sederhana (uji korelasi), yang dilakukan dengan bantuan kalkulator dan komputer.
Jawa merupakan pusat produksi ntama komoditas kedelai.

Kedelai de-

wasa ini merupakan komoditas yang diprioritaskan dalam program diversifikasi
tanaman pangan di Indonesia.

Kedelai merupakan bahan haku utama industri

pengolahannya, juga merupakan bahan makanan serta pakan ternak.
Dilihat dari perbandingan penerimaan dan biaya komoditas kedelai secara
monoknltur di Jombang dan Wonogiri, memberikan nisbah penerimaan terhadap
biaya yang cukup besar diantara palawija lainnya. Dengan dcmikian usahatani
kedelai di Jombang dan Wonogiri cukup memberikan peluang untuk memenuhi

kebutuhan industri-industri pengolahan kedelai.

Sementara itu tanaman padi

mempunyai RIC rasio yang lebih besar dari palawija, sehingga tetap menjadi tanaman prioritas.

Untuk memperlancar pemasaran kedelai dari produsen ke konsumen maka
terdapat lembaga pemasaran baik dari petani produsen ke konsumennya, maupun
dari industri pengolahan ke konsumeu akhir.
bang dan Wonogiri kurang baik.

Integrasi pasar yang terjadi di Jom-

Dari beberapa kota hanya Solo-Surabaya dan

Eromoko-Wonogiri yang mempunyai korelasi tinggi, ha1 ini disebabkan oleh jarak
yang dekat dan informasi harga yang baik. Juga karena terjadi rantai pemasaran
pada masing-masing kedua daerah tersebut.
terjadi dengan korelasi harga yang tinggi.

Dengan demikian efisiensi pasar

Saluran pemasaran di Jombang dan

Wonogiri tidak banyak berbeda, tetapi karena Jombang mempunyai produksi yang
lebih besar dari Wonogiri juga karena lebih dekat dengan Surabaya yangmerupakan
pelabuhan antarpulau, maka perdagangan lebih bervariasi.

Di Wonogiri terdapat

KOPTI yang cukup membantu pengolah tahu dan tempe, baik sebagai penlasok
kedelai impor maupun kedelai lokal, juga membantu dalam ha1 teknologi pengolahan tahu dan tempe.

Sementara itu di Jombang karena belum terbentuk

KOPTI, maka perdagangan kedelai impor dilakukan olch Soybean Association.
Kedelai impor dimasukkan dari Jakarta melalui BULOG.
Industri pengolah kedelai dibedakan menjadi pengolah rumah tangga
(Home Processing), industri rumah (Cottage Industry) dan industri lokal (Local
Industry).

Dari ketiga industri tersebut industri lokal mempunyai nilai tambah

lebih besar dari dua industri lainnya baik di Jombang maupun Wonogiri.

Karena

kapasitas yang lebih besar menjadikan industri lokal lebih menyerap tenaga kerja.
Pengolah rumah taugga biasanya adalah pengolah tempe yang berkapasitas 50
kilogram atau kurang.

Sedangkan industri rumah dan industri lokal adalah

pengolah tahu yang mempunyai kapasitas dari 100 kg sampai 4 ton.
Di Jombang sumbangan nilai tambah dan tenaga kerja pada ketiga jenis
industri tersebut mempunyai andil yang lebih besar dari Wonogiri.
mikian industri pengolahan kedelai di Jombang perlu dikembanpltan.

Dengan de-

ANALISIS DlVERSlFlKSl VERTIKAL KEDELAl SERTA
PENGARUHNYATERHADAP PENYERAPAN
TENAGA KERJA DAN NlLAl TAMBAI.1

Oleh
LINDA RAMALAH
A 23.1715

Laporan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA PERTANIAN
pada
Fakultas Pertanian, Institul Pertanian Bog01

JURUSAN 1LMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

1992

INSTlTUT PEKTANIAN BOGOR
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PEKTANIAN
Dcngan ini k a ~ n mcnyatakan
i
bahwa karya ilmiah yang dilulis oleh :
NAMA

: LINDA RAMALAH

NOMOR POKOK : A 23.1715
JUDUL

: ANALISIS DIVERSIFIKASI VERTIKAL KEDELAI

SERTA PENGARUHNYA T E R H A D A P PENYERAPAN TENAGA KERJA DAN NILAI TAMBAH
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperolch gclar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian, Inslitut Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 1992
Menyclujui,
,-

Dosp

Dr. r. Bunasor, MSc
NIP. 080 035 289

Tanggal lulus : 15 Mei 1992\/