1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pembangunan perkebunan tanaman semusim diarahkan pada upaya untuk meningkatkan
produksi, dan produktivitas melalui fasilitasi penyediaan sarana dan prasarana produksi,
pemberdayaan petani, penataan kelembagaan, pelayanan
data dan
informasi, serta
peningkatan peranan
budidaya tanaman
semusim. Untuk mencapai tujuan tersebut maka sesuai dengan tugas Direktorat Tanaman
Semusim melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman semusim.
Salah satu
komoditas binaan
Direktorat Tanaman Semusim yang merupakan tanaman
penghasil minyak atsiri adalah tanaman nilam yang telah masuk dalam kelompok tanaman
unggulan Perkebunan Nasional sejak tahun 2010. Minyak nilam merupakan salah satu
minyak atsiri yang mempunyai prospek pasar yang cukup besar, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri. Permintaan minyak nilam semakin meningkat seiring dengan semakin
beragamnya
produk parfumkosmetika,
meningkatnya kebutuhan untuk industri obat- obatan serta belum berkembangnya substitusi
2 essential oil yang bersifat pengikat fiksasi
dalam industri parfum kosmetika. Dalam rangka meningkatkan produksi tanaman
nilam, dilakukan
beberapa kegiatan:
i penanaman nilam di sentra-sentra produksi
yang disertai
dengan pembinaan
dan pengawalan
penerapan budidaya;
ii menumbuhkan dan mengembangkan serta
mempertangguh kelembagaan petani, seperti kelompok tani, gabungan kelompok tani,
koperasi ataupun asosiasi petani penghasil minyak atsiri.
Penanaman nilam yang bertujuan untuk meningkatkan produksi, dan produktivitas nilam
pada tahun anggaran 2015 difasilitasi oleh dana APBN-P yang dialokasikan pada satker Dinas
Perkebunan
ProvinsiKabupatenKota untuk
kegiatan sebagai berikut: 1. Penyediaan benih dansarana produksi untuk
pengembangan nilam. 2. Pembekalan penerapan Good Agricultural
Practices GAP Nilam. 3. Pengawalan
kegiatan pengembangan
tanaman Nilam Rincian kegiatan dan lokasi penanaman nilam
dapat dilihat pada lampiran 1, 2 dan 3.
3
B. Sasaran Nasional
Terlaksananya penanaman tanaman nilam serta kegiatan pendukungnya di 21 Kabupaten
pada 10 Provinsi.
C. Tujuan
Meningkatkan produksi
dan produktivitas
tanaman nilam D. Pengertian
1. Benih nilam adalah bahan tanam nilam hasil pengembangbiakan secara vegetatif yang
digunakan untuk pengembangan pertanaman nilam, yang berasal dari induk yang sehat,
bebas dari hama dan penyakit.
2. Varietas adalah kumpulanindividunilam yang dapat dibedakan berdasarkan sifat morfologi,
fisiologi, kimia, dan sifat-sifat lainnya, bila diproduksi kembali sifat-sifat tersebut tidak
berubah.
3. Setek pucuk adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif dengan
memakai bagian pucuk tanaman. 4. Setek batang adalah teknik memperbanyak
tanaman dengan cara vegetatif dengan memakai bagian batang tanaman.
4 5. Persemaian adalah suatu tempat yang
digunakan untuk menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan dan
perawatan selama jangka waktu tertentu, sehingga akan dihasilkan benih yang
berkualitas baik, yang memenuhi persyaratan umur, ukuran dan pertumbuhan yang cukup
baik dan siap untuk ditanam di lapangan.
6. OPT adalah
organisme pengganggu
tanaman, yaitu semua organisme yang dapat menyebabkan penurunan potensi hasil yang
secara langsung
karena menimbulkan
kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap
tanaman budidaya.
5
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN