ASAS DAN TUJUAN RUANG LINGKUP PERIZINAN PEMBANGUNAN

25. Izin Mendirikan Bangunan Menara telekomunikasi adalah izin untuk membangun menara yang besarannya ditentukan oleh Peraturan Daerah dengan memperhitungan variabel fungsi luas area, ketinggian menara dan beban menara. 26. Aset Daerah adalah semua kekayaan yang berwujud, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak dan baik yang dimiliki maupun yang dikuasai oleh Pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk membangun menara telekomunikasi. 27. Base Transceiver Station yang selanjutnya disebut BTS adalah perangkat radio selular berikut antenanya yang berfungsi untuk menghubungkan antara handphone dengan perangkat selular. BTS memiliki kapasitas penanganan percakapan dan volume data traffic handling capacity. Sebuah BTS dan beberapa BTS dapat ditempatkan dalam sebuah menara telekomunikasi. 28. Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI dalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku secara nasional. 29. BTS Mobile adalah sistem BTS yang bersifat bergerak dibangun secara temporer pada lokasi tertentu dan dioperasionalkan dalam jangka waktu yang tertentu dan digunakan oleh Telco Operator sebagai solusi sementara untuk penyediaan coverage selular baru atau menghandling kapasitas trafik selular. 30. Jaringan utama adalah bagian dari jaringan infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan berbagai elemen jaringan telekomunikasi yang dapat berfungsi sebagai central trunk, Mobile Switching center MSC, Base Station Controller BSC Radio Network Controller RNC, dan jaringan transmisi utama backbone transmission.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2 Penataan dan pengendalian menara bersama berlandaskan asas : a. kaidah tata ruang; b. kemanfaatan; c. keberlanjutan; d. keselamatan; e. keselarasan dan keserasian; f. kepastian hukum; g. keadilan; dan h. estetika. Pasal 3 Penataan dan pengendalian menara bersama bertujuan untuk : a. mengatur danatau mengendalikan pembangunan menara ; b. mewujudkan menara yang fungsional, efektif, efisien dan selaras dengan lingkungan; c. mewujudkan tertib penyelenggaraan menara yang menjamin keandalan teknis dalam penyelenggaraan menara dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan; d. mewujudkan kepastian dan ketertiban hukum dalam penyelenggaraan menara bersama.

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi perizinan, pembangunan, pengaturan, penataan, dan pengendalian.

BAB IV PERIZINAN

Pasal 5 1 Setiap menara telekomunikasi harus dilengkapi dengan perizinan. 2 Perizinan yang dimaksud pada ayat 1 yaitu : a. rekomendasi cell plan; b. pajak bumi dan bangunan; b. izin mendirikan bangunan menara. 3 Permohonan rekomendasi cell plan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a diajukan kepada Bupati melalui SKPD yang membidangi penataan dan pengendalian menara telekomunikasi dengan melampirkan : a. Ktp pemohon; b. surat kuasa; c. titik koordinat; d. gambar site plan. 4 Rekomendasi cell plan diterbitkan berdasarkan survei lokasi dan penetapan zona pembangunan menara telekomunikasi yang ditetapkan oleh SKPD yang membidangi penataan dan pengendalian menara telekomunikasi. 5 Permohonan Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b diatur dalam Peraturan Daerah tentang Izin Mendirikan Bangunan. 6 Setiap menara telekomunikasi yang menggunakan genset sebagai catu daya, harus dilengkapi dengan izin gangguan HO.

BAB V PEMBANGUNAN

Pasal 6 1 Pembangunan menara dilaksanakan dengan memperhatikan ketersediaan lahan, keamanan dan kenyamanan warga, serta kesinambungan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. 2 Menara dapat didirikan di atas permukaan tanah maupun pada bagian bangunan gedung. 3 Pembangunan menara diatas bangunan gedung, paling tinggi 6 enam meter dari permukaan atap bangunan gedung. 4 Pembangunan menara diatas bangunan gedung, dengan tinggi lebih dari 6 enam meter dari permukaan atap bangunan gedung, memerlukan izin atau syarat khusus. 5 Dalam hal menara didirikan pada bagian bangunangedung, Penyedia Menara wajib : a. mempertimbangkan dan menghitung kemampuan teknis bangunan; b. memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pengguna bangunan gedung sesuai persyaratan keandalan bangunan gedung; c. tidak melampaui ketinggian maksimum selubung bangunan gedung yang dizinkan; dan d. memenuhi estetika. 6 Menara dapat dibangun dalam bentuk kamuflase dan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati. 7 Setiap pemasangan BTS Mobile oleh penyedia menara wajib melapor kepada Bupati atau Pejabat berwenang yang ditunjuk. 8 Penggunaan BTS Mobile diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati. Pasal 7 1 Menara disediakan oleh Penyedia menara. 2 Penyedia menara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan: a. penyelenggara telekomunikasi; atau b. bukan penyelenggara telekomunikasi. 3 Penyediaan menara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pembangunannya dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi. 4 Dalam hal penyedia menara bukan penyelenggara telekomunikasi, pengelola menara atau penyedia jasa konstruksi yang membangun menara merupakan perusahaan nasional. Pasal 8 Pembangunan menara wajib mengacu kepada SNI dan standar baku tertentu untuk menjamin keselamatan bangunan dan lingkungan dengan memperhitungkan faktor­faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan konstruksi menara dengan mempertimbangkan persyaratan struktur bangunan menara, antara lain : a. tempatspace penempatan perangkat; b. ketinggian menara; c. struktur menara; d. rangka struktur menara; e. pondasi menara; dan f. kekuatan angin. Pasal 9 1 Bangunan menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan papan identitas yang jelas. 2 Sarana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat 1, antara lain : a. grounding; b. penangkal petir; c. catu daya; d. lampu halangan penerbangan Aviation Obstruction Light; e. marka halangan penerbangan Aviation Obstruction Marking; f. pagar pengaman; g. sarana lainnya sesuai dengan peraturan perundang­undangan. 3 Papan identitas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. nomor registrasi; b. nama dan alamat pemilik menara danatau perusahaan; c. nama pengguna menara; d. lokasi dan koordinat; e. tinggi menara; f. luas area; g. beban maksimum menara; h. tahun pembuatanpemasangan; i. kontraktor; j. nomor dan tanggal IMB; k. nomor dan tanggal HO; dan l. kapasitas listrik terpasang. Pasal 10 1 Pendirian menara di kawasan yang peruntukannya memiliki karakteristik tertentu dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang­undangan yang berlaku. 2 Kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. kawasan yang termasuk zona kawasan keselamatan operasi penerbangan KKOP; b. kawasan pengawasan militer; c. kawasan cagar budaya; d. kawasan pariwisata; e. kawasan hutan kota danatau ruang terbuka hijau kota; f. daerah aliran sungai dan saluran; g. kawasan strategis ekonomi.

BAB VI PENGATURAN DAN PENATAAN