Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL Individu

24 permainan atau Kuis Number Head Together praktikan membutuhkan kertas warna-warni, koran, lem, dsb agar kegiatan pembelajaran menarik bagi siswa dan tidak membosankan. 2. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan soal ulanagan harian dengan materi yang telah diberikan oleh praktikan. Soal terdiri dari soal pilihan ganda. Soal yang dibuat oleh praktikan ditujukan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum 2013 yang sedang digunakan. Selain itu, praktikan juga sering memberi pertanyaan- pertanyaan melalui permainan dan kuis untuk mengukur kemampuan dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

C. Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL Individu

Rencana-rencana yang telah disusun oleh praktikan dapat terlaksana, baik untuk metode maupun media. Secara rinci kegiatan PPL dapat dianalisis sebagai berikut : 1. Faktor pendukung Praktikan saat mengajar didampingi dan diawasi oleh guru pembimbing untuk melihat bagaimana cara praktikan mengajar dan juga melihat kemajuan praktikan setiap kali mengajar. Serta guru pembimbing memberikan bimbingan mengenai cara mengajar praktikan termasuk hal-hal yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan pada saat mengajar. Faktor kedua yaitu guru pembimbing memberikan solusi bagaimana cara mengatasi siswa yang belum disiplin dalam kegiatan belajar mengajar KBM. 2. Faktor penghambat Kendala yang dihadapi praktikan yaitu kurangnya media yang tersedia untuk mata pelajaran sosiologi. Untuk metode ceramah tidak terlalu efektif saat mengajar karena siswa terlalu aktif sehingga pada saat proses belajar mengajar berlangsung menjadi tidak kondusif. Untuk metode Tanya jawab dan diskusi tidak begitu bermasalah karena siswa cenderung aktif dalam mananyakan dan mengutarakan pendapat saat proses diskusi berlangsung sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Metode yang paling tepat digunakan 25 adalah dengan metode bermain peran dan permainan. Dengan metode tersebut, siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Penerapan kurikulum 2013 juga menjadi salah satu hambatan dikarenakan untuk beberapa pelajaran khususnya sosiologi, buku pelajaran dan refrensi baku belum ada. Buku-buku pelajaran sosiologi dengan kurikulum 2013 yang telah beredar dipasaran masih berbeda dengan silabus yang telah ditetapkan Dinas Pendidikan. Begitu juga untuk buku pelajaran sosiologi kelas XI berbasis kurikulum 2013 hanya beberapa percetakan yang menerbitkan. Setiap siswa mempunyai karakter dan kemampuan yang berbeda, sehingga praktikan mengalami kesullitan ketika perbedaan tersebut sangat jauh dan harus memberikan perlakuan yang berbeda pula.

D. Refleksi