Model Daya Dukun Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau wetar
blume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung Ekoiogi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar ..... .. .. .. .. ... ... ............ (16 30)
Kawasan Timur
Menoleh Ke Timur.
MODEL DAYADUKUNG EKOLOGI "ECOLOGICAL
FOOTPRINT" PENGEMBANGAN PULAU WETAR
lPulau Kecil, Dep.
man, 200 I. Pedoman
n PulauPulau Kecil
Berbasis Masyarakat.
(Ecological Carrying Capacity Model "Ecological Footprint"
for Developing Wetar Island)
I
1 Ruang PulauPulau
a. Dalam Prosiding
akarya Pengelolaan
cil di Indonesia.
;ri, BPPT, dan CRMP
.0 Desember 1998.
M., 2003. Sistem
erencanaan dan
Provinsi Berbasis
lonesia. Makalah
seminar
aan Pembangunan
,2004. Kebijakan dan
'engelolaan Kawasan
legara di Indonesia.
Ickie., 1999. Coastal
anagement, E&FN
as Laut Negara RI. .
Ili Daerah Menunjang
Ian Perikanan dalam
patan Pembangunan
Indonesia. Makalah
malisasi Pengelolaan
:Iautan dan Perikanan
Ig Percepatan KTI,
02.
n, Djoko P. W., 1998.
)angan PulauPulau
PulauPulau Kecil di
'rosiding Seminar dan
:Iolaan PulauPulau
a, Kerjasama BPPT,
i dan CRMP USAID.
>er 1998.
rian dan Pengelolaan
n di Wilayah Pesisir.
uta.
YONVITNER
StafPengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Peneliti Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB
ABSTRACT
E
cological footprint concept has developed at foreign country for valuation of carrying
capacity a region. But there, no many institution apply these approach to developing their
activities to set a management plan. Ecological footprint evaluate is analysis of the ability
that related with their productivity, and carrying capacity of area to sustaining activity in the
future. This approach used to arrange transmigration concept in Wetar Island: Based on local
need approach, and global productivity, assessing the Wetar Island capacity to sustaining of
people reach 125.425 person. That mean, both terrestrial and marine resources of Wetar Island
may taking care of people until 125.425 without import of resource to Wetar Island.
Keywords: footprint, carrying capacity, productivity resources, We/ar Island
ABSTRAK
K1
nsep ekologi foot print sudah berkembang di negara lain dalam menilai daya dukung
suatu kawasan. Namun demikian belum banyak lembaga yang menerapkan pedekatan ini
_ ntuk mengembangkan aktivitas terkait dengan suatu rencana pengembangan. Ekologi
footprint menekankan pada penilaian kemampuan untuk menganalisis tingkat produktivitas
kawasan, dan kapasitas daya dukung yang bisa di tampung untuk tetap bertahan. Sesuai dengan
rencana pengembangan kawasan transmigrasi, kemudian di kembangkan konsep footprint untuk
menyusun scenario perencanaan. Berdasarkan pendekataQ kebutuhan lokal dengan produktivitas
gobal yang digunakan diperkirakan kemampuan Pulau Wetar untuk menampung kehidupan
masyrakat mencapai 125.425 orang. Artinya, dengan kondisi masyarakat yang ada saat ini, tanpa
melalui import barang, sumberdaya di darat dan perairan Pulau Wetar mampu menghidupi masyarakat
sejulah tersebut.
Kata Kunci: footprint, daya dukung, produktivitas, sumberdaya, Pulau Wetar.
17
Pesisir & Lautan
PENDAHULUAN
Pulau kecil merupakan habitat yang
terisolasi dengan habitat lain sehingga
keterisolasian ini akan menambah
keanekaragaman oraganisme yang hidup
di pulau tersebut serta dapat juga
membentuk kehidupan yang unik di pulau
tersebut. Selain itu pulau kecil juga
mempunyai lingkungan yang khusus
dengan proporsi spesies endemik yang
tinggi bila dibandingkan dengan pulau
kontinen. Akibat ukurannya yang kecil
maka tangkapan air (catchment) pada
pulau ini yang relatifkecil sehingga air
permukaan dan sedimen lebih cepat hilang
kedalam air. Jika dilihat dari segi budaya
maka masyarakat pulau kecil mempunyai
budaya yang umumnya berbeda dengan
masyarakat pulau kontinen dan daratan
(Dahuri, 1998). Batasan lain yang bisa j uga
dipakai adalah pulau dengan ukuran 5000
km2(Ongkosongo, 1998 dalam Falkland,
1993; 1995) atau dengan luas 2000 km2
(Ongkosongo, 1998 dalam UNESCO,
1991; Falkland, 1993). Untuk pulau
sangat kecil dipakai ukuran luas
maksimum 1000 km2dengan lebar kurang
dari 3 km (Hehanusa, 1995; Falkland,
1995). Batasan lain yang juga dapat
dipakai adalah pulau dengan luas 10.000
km 2 atau kurang dan mempunyai
penduduk 500.000 orang atau kurang
(Bell et al., 1990 dalam Dahuri, 1998;
UNESCO, 1994 dalam Sugandhi,
1998).
Pulau dengan ukuran keeil (pulau keeil)
umumnyamemiliki sumberdayaalam yang
sangat terbatas.
Mudahnya
keseimbangan ekologi lingkungan pulau
terganggu membuat pulau kecil,
merupakan sebuah kasus khusus dalam
pengelolaan lingkungan, baik dari segi
sumberdaya alam (resources), ekonomi
Volume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung E
maupun ォ・ァゥ。エョセ@
yang saling
berinteraksi didalamnya. Keterbatasan
sumberdaya alam akan menurunkan
kemampuan mencukupi kebutuhan sendiri
(selfsufficiency), sehingga pembangunan
berkelanjutan menjadi sangat sulit dicapai.
Oleh karena itu, secara ekologi maupun
ekonomis ーゥャィ。ョセ
pola pengelolaan
lingkungan'herkesinambungan (sustainable development) pada pulaupulau
kecil sangat sedikit.
Ecological Jootprint dari ekonomi
nasional dihitung melalui pendugaan lahan
produktif (secara ekologis) yang
diperlukan untuk mempertahankan atiran
materi (bahan) dan enerji (termasuk di
dalamnya adalah untuk memproduksi
barang dan untuk menyerap limbah atau
bahan ikutan yang ditimbulkan) dan lahan
untuk infrastuktur (buitup land).
Sementara itu jumlah lahan untuk
mengabsorpsi jumlah CO2 (atau untuk
susbtitusi bahan bakar bio, biofuels,
terhadap bahan bakar fosil) didasarkan
pada ratarata produktivitas hutan dunia
dan diasumsikan konstan. Memang di
dalam menghitung ecological footprint
dengan peri o de j angka panjang ini (time
series) pertanyaan yang muncul adalah
data produktivitas lahan yang mana yang
akan digunakan untuk menkonversi aliran
biomas ke dalam luas lahan footprint.
Pengembangan Pulau Wetar dilakukan
melalui program yang terpadu, dan untuk
mengantisipasi d8JIlpak negatif dari
pembangunanyang mungkin timbul, maka
kajian tentang kemampuan pulau kecil
kasus Pulau Wetar diperlukan untuk
mendukung setiap kegiatan yang ada
diatasnya. Untuk itu Analisis Daya
Dukung dilakukan melalui kaidah yang
tepat, agar kegiatan pembangunan yang
dilakukan di pulau ini dapat memenuhi
tuntutan kaidah pe
yang optimal dan .
18
able developmer.
Menilai kemarn
rying capacity)
lokal (footpri
pertimbangan ur
kawasan Pulau W(
aktivitas ekonOl
kemudian ditimbJ
pulau dan perairru
METODOLOG
Penelitian ini d
(lampiran 1) Kabl
Barat. Penelitian ·
empat bulan mula
analisis data dan セ@
Scoullos et al.
logical footprint
1926
QY
セ@
digunakannya, ell
sesuai, akan digl
Berikut ini akal
dahulu metode ya
berikutnya akan
digunakan untuk
Pulau Wetar.
Untuk men,
lingkungan melal
footprint di Pul
digunakan data エセ@
yaitu hingga tahl
memang tidak dill
perubahan daya
waktu. Di da
digunakan data p
tahun yang tetap,
metode ini maka
adalah dalam sa
itu biocapasity 1
Oleh karena itu 1
(adjustment) de
olume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar ........... .. ........ .. ........ (16 30)
iatan yang saling
ya. Keterbatasan
:an menurunkan
l kebutuhan sendiri
セ。
pembangtlllan
angat sulit dicapai.
l ekologi maupun
n pola pengelolaan
Ibungan (sustainada pulaupulau
tuntutan kaidall pemanfaatan sumberdaya
yang optimal dan berkelanjutan (sustainable development).
Menilai kemampuan daya dukung (carrying capacity) berbasis sumberdaya
lokal (footprint) sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan
kawasan Pulau Wetar melalui peningkatan
aktivitas ekonomi dan dampak yang
kemudian ditimbulkan terhadap wilayall
pulau dan perairannya.
sebagai ''yieldfactor'' (Ferguson, 2002).
Yield faktor (YF) adalall perbandingan
antara produktifitas lokal terhadap
produktifitas global.
Dengan menggunakan data produk
tivitas global (ratarata dunia) maka ecologicalfootprint dihitt:::lg dengan rumus:
METODOLOGI
EF; : Ecological Footprh'1t produk kei
EF : T('tal Ecological Footprint (dalam
satuan global)
DE; : Domestic Extra..."tion ーイッ、ャlNセ@
kei
Ygbl I : Yield (produktivitas global)
produkkei
rzt dari ekonomi
Ii pendugaan lahan
セォッャァゥウI@
yang
>ertahankan aliran
erji (termasuk di
lk memproduksi
{erap limball atau
bulkan) danlahan
(buitup land).
ah lahan untuk
CO2 (atau untuk
ar bio, biofuels,
fosH) didasarkan
vitas hutan dunia
,tan. Memang di
>logical footprint
panjang ini (time
19 muncul adalah
11 yang mana yang
lenkonversi aliran
than footprint.
J Wetar dilakukan
erpadu, dan untuk
)ak negatif dari
19kin timbul, maka
puan pulau kecil
iperlukan untuk
giatan yang ada
1 Analisis Daya
lalui kaidall yang
mbangunan yang
dapat memenuhi
Penelitian ini dilakukan di Pulau Wetar
(lampiran 1) Kabupaten Maluku Tenggara
Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama
empat bulan mulai dari inventarisasi data,
analisis data dan sampai penulisan laporan.
Scoullos et al. (2001) mengukur eco
logical footprint di Austria pada periode
1926 1995.
Metode yang
digunakannya, dalam beberapa hal yang
sesuai, akan digunakan sebagai acuan.
Berikut ini akan dipaparkan terlebih
dahulu metode yang mereka gtlllakan, dan
berikutnya akan diuraikan metode yang
digunakan untuk menilai daya dukung di
Pulau Wetar.
Untuk mengkaji daya dukung
lingkungan melalui pendekatan ecological
footprint di Pulau Wetar hanya akan
digunakan data terakhir yang didapatkan,
yaitu hingga tallun 2005. Hal ini karena
memang tidak dimaksudkan untukmelihat
perubahan daya dukung dari waktu ke
waktu. Di dalam kajian ini akan
digunakan data produktivitas global pada
tallun yang tetap. Dengan menggunakan
metode ini maka footprint yang diperoleh
adalah dalam satuan global. Sementara
itu biocapasity berdasarkan data lokal.
Oleh karena itu harns dilakukan koreksi
(adjustment) dengan apa yang disebut
EF. = (DE. I Y g bl.)
EF=L EF.
. I
I
I
I
o.
Semcntara itu biocapacity CDC) dihitung
menggunakan rum us :
BC 10k = L Ali
I
•
Ak : luas land cover kategori kek
..
Agar biocapacity dapat diekspresikan
secara global setara dengan perhitungan
ecological footprint, maka biocapacity
dikalikan dengan YF.
BC=SA k YF k
セ@
: luas land coyer ォ。エセァッイゥ@
kek
YFk : ''i:;!j factor land cover btc£ori
kek
Selanjutnya daya dukung lingkungan
(CC) dihitung dari :
CC=(BC IEF)
19
',.
Pesisir & Lautan
Analisis selanjutnya adalah
membandingkan komponen EF j yang
sejenis dengan CCk yang sesuai. Analisis
ini untukmelihat komponen Efi mana yang
tersedia di lokasi dan Efi mana yang tidak
Volume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung EI
tersedia dan hams disediakan di daerah
lain (di luar Pulau Wetar). Dataanalisis
Unisecarastrukturaldapatdigambarkan
pada Tabell.
Tabel 2 Paramete
Parameter Air
Fisika
Suhu
Kecerahan
Total Suspended セ@
Turbidity
Klmia
Fosfat
Nitrat
Bioloqi
Khlorophyla
Tabel 1. Tabel Isian Untuk Analisis Footprint di Pulau Wetar
Kategorl
Produktlvitas
M=kg/Ha
Konsumsl
(OE)=Kg/kaplta
Komponen
footprint (FP)
=Ha/kaplta
1. Bahan pangan
Kebun/
Tegalan/
Ladana
pokok
Padi
Jagung
Sayuran
Buah
Lainlain
Teh
Kopi
Gula
Kapas (pakaian)
SubTotal
2. Bahan Pangan
Perikanan
ikan
Sub·Total
3. Bahan Kayu
• Kayu bangunan .
·.1Iume 8, No.1, 2007
Tabel 4. Komposisi Penggunaan Lahan pada Skenario I Pengembangan
i 21.2
QiBGセ@
20.2
i 19.2 i
•
c
! 18.2 セ@
...........
3
\'+ 16.2 .:!
"1
セQWNR@
セ BLM [MLセ@
;__•. ャ
41
[
セ G[@ N [ セ N[@
15.2
46 51
aゥイセ
Model Daya Dukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar... ............................(16 30)
Jenis PenQQunaan Lahan
Luas Perair. Pantai
Luas 8udidava Laut
Luas Cropland
Luas Pasture
Luas Hutan
Luas Pemukiman
Komposisi Skenario I Cm 2 )
205.950.900
0
23.883.400
728.345.100
1.845.083.200
10.849.800
Komposisi aキ。ャjュセス@
205.950.900
0
3.883.400
758.345.100
1.845.083.200
849.800
,
...·.·. ·_·_·__·_ . _. _·_ ·· . l r ........._
!rahan Air (8) Hasil
:m gambaran dari
19 sebenarnya
:) terlihat bahwa
ian kecerahan air
isi yang seimbang.
Ia berada pada
ara kecerahan air
IT 20,2 m. Hal ini
nilai ratarata
1.
19an P. Wetar
.yang relatifmasih
loitasi. Kegiatan
Ii masih sangat
a limbah yang
lapat diserap ok::h
pantai P. Wetar.
1 P. Wetar yang
l lepas dan dalam
enyerapan limbah
'etar praktis hanya
ia "reefflat" yang
セ 4 millaut) sangat
si perairan pantai
lak dan arus yang
asimilasi limbah
ngat
bestir.
dalah terdapat
i indikator limbah
,sfat, konsentrasi
.
.
an air sepanJang
i ,
Konsentraa>P (mgn)
;t
,iI
0.05
i@
セZ@
1
'
0.02
j
-
.
'8
21
w:.
31
B セ@ G@ Z B@ [LN B@
';,
J
'V\,ur...,
II'
'"'
II
(A)
• •
g
I.' 18.2)
-v'i'! 17.2
16.2
GN セ B@ セ[ WG[ L [ NB セ [L LN@ G セ N MZ @N [t セZ@
f kN G[ゥ
kセ セ kᆱッ[N。aゥm@
@ゥ
0.75 1. ' ........
11
,,,,,,,,,,J. 2O.2
192
セ@
0.8·....... '" '.
Ii
Io'on
C I(
セ@
001
o '
., 21.2
.' "'" ,"'''''''''''''' ,,""
11 -
,
._._._ . _..0.83 T
15.2
(B)
Gambar 2. Konsentrasi P (A) Konsentrasi Klorofil-a dan Kecerahan Air (8) pada Skenario I
Pengembangan Pertanian
セイエ。ュ
waktu.
Skenario pertama adalahjika teIjadi
transmigrasi pertanian sebanyak 1000
KK, dimana setiap KK membutuhkan 1
Ha lahan pekarangan dan 2 Ha lahan
pertanian. Dalam skenario ini seluruh
kebutuhan lahan tersebut diambil dari
lahan "pasture" yang tersedia. Dengan
demikian akan terdapat penanlbahan lahan
pertanian (Cropland) sebesar 2000 Ha
(20000000 m 2) dan 1000 Ha (10000000
m 2) lahan pemukiman. Sementara itu
teIjadi penurunan lahan "pasture" sebesar
dibandingkan dengan komposisi
awal dapat dilihat pada Tabel4.
Analisis sistem terhadap skenario I
pembangunan pertanian tersebut ternyata
tidak mampu mengganggu keseimbangan
ekosistem perairan yang ada di P. Wetar.
Gambar 2 (A) dan Gambar 2 (B)
menunj ukkan bahawa konsentrasi fosfat
dan kecerahan maupun konsentrasi
klorofila masih dalam keseimbangan
seperti pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Skenario Kedua pembangunan
Tabel5. Komposisi Penggunaan Lahan pada Skenario " Pengembangan
Jenis Penggunaan Lahan
Luas Perair. Pantai
Luas Budidaya Laut
.,
Luas Cropland
Luas Pasture
Luas Hutan
Luas Pemukiman
Komposisi Awal (mZ)
205.950.900
0
3.883.400
758.345.100
1.845.083.200
849.800
3000 Ha (30000000 m 2). Komposisi
penggunakan lahan pada skenario
Komposisi Skenario II (m£)
205.950.900
0
509.446.800
0
1.845.083.200
253.631.500
pertanian di P. Wetar adalah dengan
merubah seluruh lahan "pasture" menjadi
23
Pesisir & Lautan
Volume 8, No.1, 2007
0.05 ,
'j'
11 ッNセ@
f
セ@
0.03 ;
0.02 ;
o
" 0.01
oJ !........lJ • • ;
1
6
H ; h . · r t,....·;
11
16
21
エ@ セ@
.....•
"H
[セ
26
31
AGゥ@ B@ [BG@ セ@
3G
' 1. 4 1...f..T1
.,
46
61
Woldu
(A)
(8)
Gambar 3. Konsentrasi P (A) Konsentrasi Klorofil-a dan Kecerahan Air Laut (9) pada
Skenario II Pengembangan Pertanian
laban"cropland"dan ''Pennukiman'' tmtuk
memenuhi kebutuhan lahan transmigrasi.
Di dalam skenario ini jika setiap KK
transmigran memerlukan 3 Ha laban tmtuk
pertanian dan pemukioman maka lahan
pasture yang tersediamampu menamptmg
jumlab transmigran sebanyak 25.278 KK.
Dalam skenario II ini maka komposisi
penggunaan lahan adalah sebagimana
terlihat pada Tabel5.
Analisis sistem terhadap skenario II
pembangunan pertanian di P. Wetar
sebagaimana terlihat pada Tabel2 temyata
juga belum mampu mempengaruhi
transmigrasi ke P. Wetar sebanyak lebih
dari 25.000 KK dimana seluruh lahan
"pasture" diubah menjadi lahan pertanian
("cropland") dan lahan "permukiman"
sesuai dengan kebutuhan lahan
transmigrasi temyata lingkungan perairan
pada khususnya dan lingkungan P. Wetar
pada umumnya masih dapat mendukung
pengembangan lahan terse but. Daya
dakung lingkungan P. Wetar yang sangat
besar ini terletak pada kondisi perairan
pantainya yang memang sangat dalam.
Posisi P. Wetar yang dikelilingi oleh laut
laut dalam di sekitamya merupakan
Model Oaya Oukung
mengetahui daYI
Didalam skenari
pertanian pada セ@
lebih dari 25.00
lagi dengan 5.
perikanan. I
transmigrasi pel
tambaban lahal
5.000 Ha (50.00
laban ini diam :
sehingga lahan I
50.000.000 n
dimodelkan babv
perikanan ini me
laut sebesar 1 Ha
terdapat lahan
50.000.000 m2•
komposisi pen
skenario ketiga j
Analisis siste
pembangunan P
transmigrasi yan,
dari 30.000 KK:
0.0!5
Tabel 6. Komposisi Penggunaan Lahan pada Skenario III Pengembangan
Jenis Penggunaan Lahan
Luas Perair. Pantai
Luas 9udidaya Laut
Luas Cropland
Luas Pasture
Luas Hutan
Luas Pemukiman
kッュセウゥ@
Awal HュセI@
205.950.900
0
3.883.400.
758.345.100
1.845.083.200
849.800
Komposisi Skenario III HュセI@
205.950.900
50.000.000
509.446.800
0
1.795.083.200
303.631.500
IセPRQv@
004
000
0.01
I
i maセ@
I
O ·!·· ... NMKᄋ
1
ᄋBセL
Mᄋ
5
l'
N[イKᄋL@
1r
(J
Gambar 7.
Kon
Ske
keseimbangan sistem ekologis di P. Wetar.
Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukan
keseimbangan konsentrasi fosfat (P),
konsentrasi klorofila dan kecerahan air
selama waktu simulasi 50 satuan waktu
(hari).
Pada Gambar 3 (A) dan Gambar 3
(8) terlihat bahwa walaupun dilakukan
lingkungan laut yang sangat dinamis dan
dapat menyeiap limbah dalabjumlabyang
sangat besar.
Skenario pengembangan yang ke
tiga merupakan skenario pengembangan
yang sangat ekstrem. Skenario ini
walaupun terlihat sangat ekstrem, tetapi
perlu diperhitungkan terutama untuk
24
KK transmigrasi 1
KK transmigrru
dengan total I
dikembangkan :
(50.944,68 Ha) (
seluas 50.000
temyata juga mru
sistem ekolog
)Iume 8, No.1, 2007
M MG
M
BGMセ
21.2"' '1
j
20.2
19,2 セ
18.2"
J I
.. UI....
1
J::::::!
17.2
I
!
u
,•••IT,;.;;., ....,;. '
I
36
Nk セ[
.,
セ@
51
j@
i
I
___ J
.aut (6) pada
tar sebanyak lebih
ma seluruh lahan
adi lahan pertanian
m "pennukiman"
:butuhan lahan
ngkungan perairan
ngkungan P. Wetar
dapat mendukung
1 tersebut. Daya
Wetar yang sangat
a kondisi perairan
ang sangat dalam.
ikelilingi oleh laut
arnya merupakan
Model Oaya Oukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar.. ..... .... .. ........ .. .. ......{16 - 30)
mengetahui daya dukung lingkungannya.
Didalam skenario ini jumlah transmigrasi
pertanian pada skenario kedua sebesar
lebih dari 2S.000 KK tersebut ditambah
lagi dengan S.OOO KK transmigrasi
perikanan . Diasumsikan bahwa
transmigrasi perikanan ini memerlukan
tambahan lahan pennukiman sebesar
S.OOO Ha(SO.OOO.OOO m2) . Kekurangan
lahan ini diambil dari lahan "hutan"
sehingga lahan hutan berkurang sebesar
SO .OOO.OOO m 2 • Sementara itu
dimodelkan bahwa setiap KK transmigran
perikanan ini mengembangkan budidaya
lautsebesar 1 Ha(lO.OOO m2) makaakan
terdapat lahan budidaya laut sebesar
SO.OOO.OOO m2• Tabel 6 menunjukan
komposisi penggunaan lahan pada
skenario ketiga ini.
Analisis sistem model skenario III
pembangunan P. Wetar dimanajumlah
transmigrasi yang masuk sebanyak lebih
dari 30.000 KK yang terdiri dari 2S.000
. _ .
I
obangan yang ke
,ario pengembangan
セュN@
Skenario ini
ngat ekstrem, tetapi
an terutama untuk
t
,
0.05
)004
セPR@
セ@
0.01
...-............ t ....;
l'
,··;··'·"l'·+1··;·..;··_..
16
21
ᄋMエL[Nj
31
36
41
46
•••••,
+'+;.;i...セ[
0.75 .H...Mセ .. セ ..
iN G N セ セ Kh
NL i ML セ
[ NM N セ
1111
hN セ ゥKAMエ
セ h [Z
セN
]⦅
セN[Z
' " ' " 202
ZN
[Z
.NZ[セ
ᄋ Z[kセNMw
_
I
-1:: 1 1
I
K ...セ セ@
Woklo
Konc...
....
... _ _ _ ==;=...
12'2 I
te.,
0.8r\VM\\Y
51
Woldu
Z[
セ
セ@
j@
'8.2
Q セ N R@
!
I
____.._ _....J
(6)
(A)
Gambar 7.
r.
i
ᄋA@ ᄋ ⦅ ᄋ[MAイ K LNᄋ ᄋ M M セ B@ M MK G M BL NBGA@
2&
1
セ Nセ セNBiG
Ii
1°03
o .I.-+...K Mセ
0.85
2
00
sangat dinamis dan
III dalahjumlahyang
_.__.
Kon•• ョセNHI@
Igan
Skenario III (mz)
.........
Gambar 4 (A) dan Gambar 4 (B)
memperlihatkan bahwa keseimbangan
konsentarsi fosfat, konsentrasi klorofila
dan transparansi atau kecerahan air laut
masih belum berubah. Waktu simulasi
didalam analisis ini memang hanya SO hari
tetapi hal ini hanya untuk memperindah
gambar saja. Simulasi dalam jangka
1000 hari menhasilkan nilai keseimbangan
yang sarna yaitu konsentrasiP pada nilai
sekitar 0,02 mg/l, konsentrasi klorofila
berada pada nilai sekitar 0,79 ig/l dan
kecerahan air berada pada nilai sekitar
20,2 m. Nilainilai tersebut adalah nilai
nilai kualitas air laut alami (belum
tercemar). Satuan waktu juga dapat
diubah dengan tahun dengan konversi
konstanta yang sesuai dan tidak akan
merubah hasil keseimbangan.
Berdasarkan analisis sistem di atas
maka dapat disimpulkan bahwa sistem
perairan (khususnya perairan pantai) P.
Wetar mempunyai daya dukung yang
Konsentrasi P (A) Konsentrasl Klorotil-a dan Kecerahan Air Laut (6) pada
Skenario III Pengembangan Pertanian
KK transmigrasi pertanian ditambah SOOO
KK transmigrasi perikanah (nelayan)
dengan total lahan pertanian yang
dikembangkan seluas S09.446.800 m2
(SO.944,68 Ha) dan lahan budidaya laut
seluas SO.OOO.OOO m 2 (S.OOO Ha)
temyatajugamasih dapat ditampung oleh
sistem ekologi perairan P. Wetar.
sangat besar untuk menampung
pembangunan pertanian. Pengembangan
lahan pertanian hingga seluas SO.944,68
Ha, lahan budidaya laut seluas S.OOO Ha,
dengan totallahan pennukiman seluas
30.363,1S Ha masih dapat ditampung
oleh sistem ekologi perairan P. Wetar. Hal
tersebut setara dengan penambahan
2S
Pesisir & Lautan
penduduk transmigrasi sebesar 30.000
KK yang terdiri dari 25.000 KK
transmigran pertanian dan 5.000 KK
transmigran perikanan (nelayan).
Model Daya Dukung Lokal (Footprint)
Volume 8, No.1, 2007
print di P. Wetar memang hanya terdiri dari
kebutuhan-kebutuhan pokok saja.
Kehidupan masyarakat P. Wetar memang
masih sederhana sehingga kebutuhan
hidupnya juga masih sederhana. Nilai
produktifitas setiap komponen
menggunakan nilai produktifitas global
(rata-ratadunia) sedangkan nilai konsumsi
actual diperoleh dari survey (wawancara)
di lapangan.
Hasil dari perhitungan footprint di P.
Wetar sebagaimana terlihat pada Tabel
7 。、セィ@
bahwa daya dukung
Analisis footprint di suatu lokasi
didasarkan kepada konswnsi masyarakat
setempat. Oleh karena itu sebenarnya
kategori atau komponen footprint
didasarkan kepada jenis yang dikonsumsi
dan bukan jenis yang diproduksi.
lingkungan P. Wetar sebesar 125.425
Berdasarkan survey lapangan yang telah
orang. Dalam kaitan ini perlu diperl1atikan
dilakukan maka seeara umum dapat
makna daya dukung lingkungan
diketahui bahwa sebenarnya konsumsi
berdasarkan konsep footprint ini.
masyarakat P. Wetar masih sangat keeil
Daya dukung P. Wetar sebesar
dan sederhana Uenisnya sedikit).
125.425 orang artinya adalab babwa
Konswnsi masyarakat P. Wetaryang pallingkungan dan sumberdaya alam
ing besar adalah konsumsi bahan kayu,
P.Wetar
secara total dapat
baik untuk bangunan maupun untuk kayu
mengbidupi
125.425 secara
bakar. Hal ini terj adi karena bahan
berkelanjutan
jika
potensi yang ada
bangunan untuk membuat rumah
tersebut dimanfaatkan secara optimal.
penduduk yang paHng tersedia dengan
Namun demikian pengertian yang lebih
mudah adalah kayu. Bahan bakar yang
penting lagi adalah bahwa bukan berarti
dengan mudah dapat diperoleh oleh
sebanyak 125.425 orang tersebut dapat
penduduk juga kayu. Lokasi P. Wetar
tinggal seluruhnya di P. Wetar. Angka
yang relative terisolasi menyebabkan
bahan bangunan dan bahan bakar minyak terse but hanyalah menunjukkan bahwa
sumberda}a alam dan lingkungan
menjadi relative mahal.
(termasuk laut 4 mil) P. Wetar dapat
Penduduk P. Wetar sebenarnya
memproduksi beberapa bahan makanan, , menghidupi 125.425 orang dimana saja,
termasuk orang-orang di luar P. Wetar
tetapi lebih banyak dijual ke luar dan
yang
"mengimpor" bahan kebutuhan
bukan dikonsumsi sendiri seperti madu
hidup dari P. Wetar. Jumlah orang yang
dan kopra. Komponen ini tidak
dapat
tinggal di P. Wetar sangat tergantung
dimasukkan ke dalam perhitungan footkepada ketersediaan lahan budidaya,
print karena footprint pada prinsipnya
teknologi untuk mengoptimalkan
hanya menghitung kebutuhan penduduk
produktivitas lahan, kesesuaian lahan
untuk mempertahankan kehidupannya
untuk budidaya dan permukiman. Oleh
secara ekologis.
karena itu arclbis dayaduktmg lingkungan
Hasil perhitungan footprint di P. Wetar
hams tetap dilengkapi dengan analisis
dapat dilihat pada Tabel7. Pada Tabel
8 tersebut terlihat bahwa komponen foot- kesesuaian lahan.
26
Model Daya Dukung I
Tab.17. Tabel An
Kategori
1.Bahan pangan p
- Padi dan Jagung
- Sayuran dan 「オ。セ@
- Daging dan telur
-
Teh dan kopi
Gula
-Kapas (pakaian)
Sub·Total
Daya Dukung Parsi,
2.Bahan Pangan
Perikanan
-ikan
Sub-Total
Daya Dukung Parsi ,
3.Bahan Kayu
-Kayu bangunan
-Kayu bakar
-Kertas
- Penyerap enerji
buengan bahan bak
Sub-Total
".Laln·laln
-Iahan infrastruktur
SubTotal
Tota I
Pada Tabel7 j
parsial per jenis I
dukung parsial PI
hanya untuk mer:
lahan mana yan
dibandingkan セ@
Mengartikan day:
lahan ini juga I
Sebagai contoh I
bahwa lahan p
penggembalaan
daya dukung set
pola konsumsin
Wetar saat ini. H:
623.9000rangd
tultuk memanfaat
ume 8, No.1, 2007
hanya terdiri dari
n pokok saja.
>. Wetar memang
199a kebutuhan
ederhana. Nilai
p komponen
duktifitas global
an nilai konsumsi
vey (wawancara)
an footprint di P.
Ilihat pada Tabel
laya dukung
iebesar 125.425
perlu diperllatikan
19 lingkungan
Itprint ini.
Wetar sebesar
It adalah bahwa
I1berdaya alam
total dapat
.425 secara
otensi yang ada
11 secara optimal.
;ertian yang lebih
Lwa bukan berarti
19 terse but dapat
P. Wetar. Angka
.Wljukkan bahwa
,an lingkungan
I P. Wetar dapat
rang dimana saja,
:di luar P. Wetar
ahan kebutuhan
mlah orang yang
sangat tergantung
lahan budidaya,
engoptimalkan
セ・ウオ。ゥョ@
lahan
rmukiman. Oleh
ukung lingkungan
i dengan analisis
Model Oaya Oukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar.. ....... ....... ..... .......... (16 - 30)
Tabel7 . Tabel Analisis Footprint di Pulau Wetar
Kategori
Produktlvltas
(V) =kglHa
Konsumsl
(OE)=Kg/ka
pita
Komponen
footprint
(FP)
=Halkaplta
I .Bahan Pangan pokok
Kebun!
Tegalan!
Ladang
• Padi dan Jagung
2.744
43,8
0,01596
• Sayuran dan buah
• Daging dan telur
1.800
74
566'
4.893"
6,5
2.5
0,00361
0.03378
0,00322
0,00072
·
Blocapacity (BC) •
Ha
(Iuas x YF)
Tah dan kopi
Gula
1.825
3,5
-Kapaa (pakaian)
1.000
Sub-Total
Daya Dukung Parsial (Lahan Pertanian)
0,5
0,00050
0,05779
2.Bahan Pangan
Perlkanan
-Ikan
22
29
0,75862
0,75862
Sub-Total
Daya Dukung Parsial (Perikenan)
3.Bahan Kayu
-Kayu bangunan
1,48
15
10.13514
-Kayu bakar
-Kertas
0,5
1,47
150
0,4
300.0
0,27211
- Penyerap enerji
buangan bahan bakar
Yield Factor (YF) = 0,48'
75.114.99 x 0,48
36.055,1952
623.900 orang
Danau I
Rawal
Laut (4 mil) FY=1 00'
20.617.1311
27.177.162 orang
Hutan! mangrove
YF = 100
184.508,32 x 100 =
0,5 "
310,90724
Sub-Total
Daya Dukung Parsial (Lahan Hulan)
18.450.832
59.345 orang
PemuklmanlTanah
Kosong
" .Laln-Ialn
0,05
-Iahan Infrastruktur
Sub Total
0,05
240,5
4.810 orang
311,77365
39.104.266,7
125.425 Orang
Daya Dukung Parsial (La han Infrastruktur)
Tota I
Tot a I Daya Dukung Llngkungan
ada Laban pertanian di P. Wetar mungkin
hanya dapat sesuai Wltuk menumbuhkan
satu jenis tanaman yang dapat menghidupi
(mensupali konsumsi pangan) sebesar
623.900 orang, tetapi orang tersebut
tidak hams tinggal di P. Wetar, karena
kebutuhan manusia tidak hanya 1jenis
Pada Tabel7 juga terlihat daya dukung
parsial per jenis lahan. Perhitungan daya
dukWlg parsial per jenis lahan sebenarnya
hanya Wltuk memberikan gambaran jenis
lahan mana yang relatif lebih tersedia
dibandingkan dengan jenis lainnya.
Mengartikandaya dukung parsial per jenis
lahan ini juga hams sangat hatihati.
Sebagai contoh pada Tabel 7 disebutkan
bahwa lahan pertanian-perkebunanpenggembalaan di P. Wetar mempunyai
dayadukWlg sebesar 623.900 orangjika
pola konsumsinya sarna seperti orang
Wetar saat ini. Hal ini tidak berarti bahwa
623.900 orang dapat tinggal di p, Wetar
untuk memanfaatkan tanah pertanian yang
tanaman.
Dari kaj ian footprint ini secara umum
dapat disimpulkan bahwa masyarakat P.
Wetar saat ini bertindak sebagai
"sup layer" kepada penduduk dunia
lainnya karena sumberdaya alam dan
lingkungan yang ada di P. Wetar dapat
mencukupi hidup manusia sebesar
125.425 orang (dengan standar hidup
27
Pesisir & Lautan
!
1
II
I
penduduk P. Wetar) tetapi
jtunlahpenduduk P. Wetar saat ini hanya
sebesar 6.733 orang. Lingkungan
pedesaan dengan pola konsumsi yang
masih sederbanadengan Iingkungan hidup
yang masih teIjaga dengan baik memang
biasanya bersifat "suplayer" dari pada
"konsumer" sumberdaya alam danjasa
Iingkungan. Sebaliknya penduduk
perkotaan atau daerah dengan
perekonomian yang maju dan pola
konsumsi yang tinggi dan beraneka ragam
biasanya lebih bersifat "konsumer"
terhadap sumberdaya alam dan
Iingkungan. Secara lebih singkat dapat
dikatakan bahwa P. Wetar saat ini masih
"surplus" sumberdaya alam dan
Iingkungan. Sekali lagi harns diingat
bahwa daerah yang "surplus" sumberdaya
alam dan Iingkungan ini belum tentu
"malanur" dalam konotasi ekonorni karena
tidak semua kebutuhan manusia dapat
dipenuhi oleh sumberdaya alam dan
lingkungan setempat. Daerah yang sur
plus sumberdaya alam dan lingkungan
hanya dapat makmur jika hasil dari
sumberdaya alam tersebut dapat
dipasarkan secara sehat untuk ditukarkan
dengan kebutuhan hidup yang lain yang
tidak dapat dipenuhi oleh sumberdaya dan
lingkungan setempat.
KESIMPULAN
Dalam analisis ini memang baru
pembangunan pertanian yang dianalisis
dengan dampak Iimbah terjadinya
yutrofikasi perairan. Pembangunan
industri dan pertambangan belum
dimasukkan ke dalam sistem. Hal ini
mengingat beberapa pertimbangan :
1. Program pengembangan yang dalam
waktu dekat akan dilaksanakan di P.
Wetar adalah program transmigrasi
Volume 8, No.1, 2007
baik pertanian maupun perikanan.
2. Pertambangan emas di P. Wetar yang
saat ini sedang dalam tahap eksplorasi,
skalanyajugatidak besar. Pengukuran
kualitas air di sekitar daerah
pertambangan di Desa Lurang
ternyata belum mengindikasikan
adanya pencemaran, baik yutrofikasi
fosfat, kandungan air raksa (Hg)
maupun konsentarsi cadmium (Cd).
3. Indikator yang digunakan untuk
melihat daya dukung Iingkungan
terhadap pengembangan industri dan
pertambangan sangat bergantung
padajenis industri dan pertambangan
tersebut.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa walaupun daya
dukung ekologis P. Wetar masih sangat
tinggi tetapi tidak serta merta dapat
mendatangkan orang sebanyak daya
dukungnya tersebut. Hal ini karena tidak
semua kebutuhan hidup manusia dapat
dipenuhi oleh ekosistem yang ada Dasar
perhitungan daya dukung hanyalah dari
sumberdaya alam dan lingkungan, belum
memasukkan faktor ekonomi. Singapura
misalnyaj ika ditinj au dari daya dukung
Iingkungan tennasuk "defisit" karena
biocapacity Singapura hanya 0,1 Hal
kapita sementara footprintnya 6,9 Fal
. kapita. Walaupun daya dukung
ekologisnya (dari footprint) telah "defisit"
tetapi penduduk Singapura masih dapat
bertambah dengan kondisi ekonomi
(kemakmuran) yang tidak hams menurun.
Hal ini karena faktor ekonomi telah
betjalan dengan baik di Singapurasehingga
pertukaran bahan kebutuhan hidup lancar.
Secara umum ecological footprint Indo
nesia adalah 1,4 Ha/kapita dengan
ketersediaan biocapacity sebesar 2,6IJaI
kapita (Wackernagel et al., 1999) Hasil
,
28
Model Daya Dukung
studi ini menun
footprint pend
adalah 311,8
biocapacity yan
Halkapita.
DAFTARPUS
I·
I
"
Dahuri, R.; J.R. I
Sitepu. J
Pesisirda
Pradanya
Falkland, R. 1993
onCarryi
ism Rese,
WackemageI.M.,
Blackwee
_ Sugandhi. A., 199:
Pesisir, '
presentas
PHPA.Jal
Scoullos el al. (20(
gional De
and Prao
Rhodes
ECSDE
j
Ferguson, M. 200.
An enquii
ning. Rij
Maastrict
lume 8, No.1, 2007
Model Oaya Oukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar..... ......................... .(16 - 30)
Wl perikanan.
: d i P. Wetar yang
I tahap eksplorasi,
esar. Pengukuran
:ekitar daerah
Desa Lurang
engindikasikan
, baik yutrofikasi
air raksa (Hg)
cadmium (Cd).
gunakan untuk
.mg lingkungan
ngan industri dan
19at bergantung
an pertambangan
studi ini menWljukkan bahwa ecological
footprint penduduk P. Wetar saat ini
adalah 311,8 Ha/kapita sementara
biocapacity yang tersedia adalah 5.807,9
Halkapita.
di atas dapat
walaupun daya
セエ。イ@
masih sangat
rta merta dapat
sebanyak daya
II ini karena tidak
lp manusia dapat
11 yang ada Dasar
lng hanyalah dari
ngkungan, belum
momi. Singapura
dari daya dukWlg
"defisit" karena
セ。@ hanya 0,1 Hal
printnya 6,9
daya dukung
int) telah "defisit"
pura masih dapat
ondisi ekonomi
ak harus menurun.
r ekonomi telah
>ingapura sehingga
uhan hidup lancar.
:al footprint Indo
l/kapita dengan
ty sebesar 2,6l1a/
'f al., 1999) Hasil
DAFfAR PUSTAKA
Dahuri, R.; J.R. Rais; S.P. Ginting; dan J.M
Sitepu. 1998. Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT
Pradanya Paramita. Jakarta.
Falkland, R. 1993. An Ecological Perspective
on Carrying Capacity. Annals ofTourism Research, 10 (3) pp. 705 708.
WackemageI.M., 1999. Sharring of Nature:
Blackweel Press.
Sugandhi. A.,1998. Pengelolaan Lingkungan
Pesisir, dan Lautan. Paper pada
presentasi kawasan konservasi laut.
PHPA. Jakarta.
Scoullos et al. (200 I) Planning Sustainable Re
gional Development. Principles, Tools
and Practices. The Case Study of
Rhodes Island Greece", MIO
ECSDE SUDECIR Project.
Ferguson, M. 2002. Sustainable resource use.
An enquiry into modeling and planning. Rijks universiteit Groningen,
Maastricht.
Ew
29
Pesisir & Lautan
Volume 8, No.1, 2007
Pengelolaan Sumbe
penglセ@
(Tinjai
Slaj
Mセ r M セ@
I
L..
:
It
.
iI
セ@
iセゥ@
セ@
セ@
! セd@jit
iii
:::J
to
THzセ@
'(
oJ
wzi
ュセ
=s
」Hセキ
セ@
-...,
:::J
lC-U
:
:
Ii
セ
I
t
:::J
セ@
セ@
...
セ@
セZエ
セ@
i
I
,"- __ '1
セ@
...,
eo
eo
セ@
0
VI
Nセ@
:z
c
!..
eo
c
セ@
:r
E
Kala-Kala Kunci
セ@
セ@
to
.
.
to
.0
to
'-/I:
:10
- it:..t
... 11.
30
enelitian in
C)
0
..J
L..
III
P
terhadap pe
dari perbed
penelitian ini ten
mengakibatkan pt
pada tahun 1999:
dilaksanakan di I
penurunan surnbe
pembangunan SUI1
セ
' I.
Z
of fishery r
optimal pn
ence�
Model Daya Dukung Ekoiogi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar ..... .. .. .. .. ... ... ............ (16 30)
Kawasan Timur
Menoleh Ke Timur.
MODEL DAYADUKUNG EKOLOGI "ECOLOGICAL
FOOTPRINT" PENGEMBANGAN PULAU WETAR
lPulau Kecil, Dep.
man, 200 I. Pedoman
n PulauPulau Kecil
Berbasis Masyarakat.
(Ecological Carrying Capacity Model "Ecological Footprint"
for Developing Wetar Island)
I
1 Ruang PulauPulau
a. Dalam Prosiding
akarya Pengelolaan
cil di Indonesia.
;ri, BPPT, dan CRMP
.0 Desember 1998.
M., 2003. Sistem
erencanaan dan
Provinsi Berbasis
lonesia. Makalah
seminar
aan Pembangunan
,2004. Kebijakan dan
'engelolaan Kawasan
legara di Indonesia.
Ickie., 1999. Coastal
anagement, E&FN
as Laut Negara RI. .
Ili Daerah Menunjang
Ian Perikanan dalam
patan Pembangunan
Indonesia. Makalah
malisasi Pengelolaan
:Iautan dan Perikanan
Ig Percepatan KTI,
02.
n, Djoko P. W., 1998.
)angan PulauPulau
PulauPulau Kecil di
'rosiding Seminar dan
:Iolaan PulauPulau
a, Kerjasama BPPT,
i dan CRMP USAID.
>er 1998.
rian dan Pengelolaan
n di Wilayah Pesisir.
uta.
YONVITNER
StafPengajar Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB
Peneliti Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB
ABSTRACT
E
cological footprint concept has developed at foreign country for valuation of carrying
capacity a region. But there, no many institution apply these approach to developing their
activities to set a management plan. Ecological footprint evaluate is analysis of the ability
that related with their productivity, and carrying capacity of area to sustaining activity in the
future. This approach used to arrange transmigration concept in Wetar Island: Based on local
need approach, and global productivity, assessing the Wetar Island capacity to sustaining of
people reach 125.425 person. That mean, both terrestrial and marine resources of Wetar Island
may taking care of people until 125.425 without import of resource to Wetar Island.
Keywords: footprint, carrying capacity, productivity resources, We/ar Island
ABSTRAK
K1
nsep ekologi foot print sudah berkembang di negara lain dalam menilai daya dukung
suatu kawasan. Namun demikian belum banyak lembaga yang menerapkan pedekatan ini
_ ntuk mengembangkan aktivitas terkait dengan suatu rencana pengembangan. Ekologi
footprint menekankan pada penilaian kemampuan untuk menganalisis tingkat produktivitas
kawasan, dan kapasitas daya dukung yang bisa di tampung untuk tetap bertahan. Sesuai dengan
rencana pengembangan kawasan transmigrasi, kemudian di kembangkan konsep footprint untuk
menyusun scenario perencanaan. Berdasarkan pendekataQ kebutuhan lokal dengan produktivitas
gobal yang digunakan diperkirakan kemampuan Pulau Wetar untuk menampung kehidupan
masyrakat mencapai 125.425 orang. Artinya, dengan kondisi masyarakat yang ada saat ini, tanpa
melalui import barang, sumberdaya di darat dan perairan Pulau Wetar mampu menghidupi masyarakat
sejulah tersebut.
Kata Kunci: footprint, daya dukung, produktivitas, sumberdaya, Pulau Wetar.
17
Pesisir & Lautan
PENDAHULUAN
Pulau kecil merupakan habitat yang
terisolasi dengan habitat lain sehingga
keterisolasian ini akan menambah
keanekaragaman oraganisme yang hidup
di pulau tersebut serta dapat juga
membentuk kehidupan yang unik di pulau
tersebut. Selain itu pulau kecil juga
mempunyai lingkungan yang khusus
dengan proporsi spesies endemik yang
tinggi bila dibandingkan dengan pulau
kontinen. Akibat ukurannya yang kecil
maka tangkapan air (catchment) pada
pulau ini yang relatifkecil sehingga air
permukaan dan sedimen lebih cepat hilang
kedalam air. Jika dilihat dari segi budaya
maka masyarakat pulau kecil mempunyai
budaya yang umumnya berbeda dengan
masyarakat pulau kontinen dan daratan
(Dahuri, 1998). Batasan lain yang bisa j uga
dipakai adalah pulau dengan ukuran 5000
km2(Ongkosongo, 1998 dalam Falkland,
1993; 1995) atau dengan luas 2000 km2
(Ongkosongo, 1998 dalam UNESCO,
1991; Falkland, 1993). Untuk pulau
sangat kecil dipakai ukuran luas
maksimum 1000 km2dengan lebar kurang
dari 3 km (Hehanusa, 1995; Falkland,
1995). Batasan lain yang juga dapat
dipakai adalah pulau dengan luas 10.000
km 2 atau kurang dan mempunyai
penduduk 500.000 orang atau kurang
(Bell et al., 1990 dalam Dahuri, 1998;
UNESCO, 1994 dalam Sugandhi,
1998).
Pulau dengan ukuran keeil (pulau keeil)
umumnyamemiliki sumberdayaalam yang
sangat terbatas.
Mudahnya
keseimbangan ekologi lingkungan pulau
terganggu membuat pulau kecil,
merupakan sebuah kasus khusus dalam
pengelolaan lingkungan, baik dari segi
sumberdaya alam (resources), ekonomi
Volume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung E
maupun ォ・ァゥ。エョセ@
yang saling
berinteraksi didalamnya. Keterbatasan
sumberdaya alam akan menurunkan
kemampuan mencukupi kebutuhan sendiri
(selfsufficiency), sehingga pembangunan
berkelanjutan menjadi sangat sulit dicapai.
Oleh karena itu, secara ekologi maupun
ekonomis ーゥャィ。ョセ
pola pengelolaan
lingkungan'herkesinambungan (sustainable development) pada pulaupulau
kecil sangat sedikit.
Ecological Jootprint dari ekonomi
nasional dihitung melalui pendugaan lahan
produktif (secara ekologis) yang
diperlukan untuk mempertahankan atiran
materi (bahan) dan enerji (termasuk di
dalamnya adalah untuk memproduksi
barang dan untuk menyerap limbah atau
bahan ikutan yang ditimbulkan) dan lahan
untuk infrastuktur (buitup land).
Sementara itu jumlah lahan untuk
mengabsorpsi jumlah CO2 (atau untuk
susbtitusi bahan bakar bio, biofuels,
terhadap bahan bakar fosil) didasarkan
pada ratarata produktivitas hutan dunia
dan diasumsikan konstan. Memang di
dalam menghitung ecological footprint
dengan peri o de j angka panjang ini (time
series) pertanyaan yang muncul adalah
data produktivitas lahan yang mana yang
akan digunakan untuk menkonversi aliran
biomas ke dalam luas lahan footprint.
Pengembangan Pulau Wetar dilakukan
melalui program yang terpadu, dan untuk
mengantisipasi d8JIlpak negatif dari
pembangunanyang mungkin timbul, maka
kajian tentang kemampuan pulau kecil
kasus Pulau Wetar diperlukan untuk
mendukung setiap kegiatan yang ada
diatasnya. Untuk itu Analisis Daya
Dukung dilakukan melalui kaidah yang
tepat, agar kegiatan pembangunan yang
dilakukan di pulau ini dapat memenuhi
tuntutan kaidah pe
yang optimal dan .
18
able developmer.
Menilai kemarn
rying capacity)
lokal (footpri
pertimbangan ur
kawasan Pulau W(
aktivitas ekonOl
kemudian ditimbJ
pulau dan perairru
METODOLOG
Penelitian ini d
(lampiran 1) Kabl
Barat. Penelitian ·
empat bulan mula
analisis data dan セ@
Scoullos et al.
logical footprint
1926
QY
セ@
digunakannya, ell
sesuai, akan digl
Berikut ini akal
dahulu metode ya
berikutnya akan
digunakan untuk
Pulau Wetar.
Untuk men,
lingkungan melal
footprint di Pul
digunakan data エセ@
yaitu hingga tahl
memang tidak dill
perubahan daya
waktu. Di da
digunakan data p
tahun yang tetap,
metode ini maka
adalah dalam sa
itu biocapasity 1
Oleh karena itu 1
(adjustment) de
olume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar ........... .. ........ .. ........ (16 30)
iatan yang saling
ya. Keterbatasan
:an menurunkan
l kebutuhan sendiri
セ。
pembangtlllan
angat sulit dicapai.
l ekologi maupun
n pola pengelolaan
Ibungan (sustainada pulaupulau
tuntutan kaidall pemanfaatan sumberdaya
yang optimal dan berkelanjutan (sustainable development).
Menilai kemampuan daya dukung (carrying capacity) berbasis sumberdaya
lokal (footprint) sebagai dasar
pertimbangan untuk mengembangkan
kawasan Pulau Wetar melalui peningkatan
aktivitas ekonomi dan dampak yang
kemudian ditimbulkan terhadap wilayall
pulau dan perairannya.
sebagai ''yieldfactor'' (Ferguson, 2002).
Yield faktor (YF) adalall perbandingan
antara produktifitas lokal terhadap
produktifitas global.
Dengan menggunakan data produk
tivitas global (ratarata dunia) maka ecologicalfootprint dihitt:::lg dengan rumus:
METODOLOGI
EF; : Ecological Footprh'1t produk kei
EF : T('tal Ecological Footprint (dalam
satuan global)
DE; : Domestic Extra..."tion ーイッ、ャlNセ@
kei
Ygbl I : Yield (produktivitas global)
produkkei
rzt dari ekonomi
Ii pendugaan lahan
セォッャァゥウI@
yang
>ertahankan aliran
erji (termasuk di
lk memproduksi
{erap limball atau
bulkan) danlahan
(buitup land).
ah lahan untuk
CO2 (atau untuk
ar bio, biofuels,
fosH) didasarkan
vitas hutan dunia
,tan. Memang di
>logical footprint
panjang ini (time
19 muncul adalah
11 yang mana yang
lenkonversi aliran
than footprint.
J Wetar dilakukan
erpadu, dan untuk
)ak negatif dari
19kin timbul, maka
puan pulau kecil
iperlukan untuk
giatan yang ada
1 Analisis Daya
lalui kaidall yang
mbangunan yang
dapat memenuhi
Penelitian ini dilakukan di Pulau Wetar
(lampiran 1) Kabupaten Maluku Tenggara
Barat. Penelitian ini dilaksanakan selama
empat bulan mulai dari inventarisasi data,
analisis data dan sampai penulisan laporan.
Scoullos et al. (2001) mengukur eco
logical footprint di Austria pada periode
1926 1995.
Metode yang
digunakannya, dalam beberapa hal yang
sesuai, akan digunakan sebagai acuan.
Berikut ini akan dipaparkan terlebih
dahulu metode yang mereka gtlllakan, dan
berikutnya akan diuraikan metode yang
digunakan untuk menilai daya dukung di
Pulau Wetar.
Untuk mengkaji daya dukung
lingkungan melalui pendekatan ecological
footprint di Pulau Wetar hanya akan
digunakan data terakhir yang didapatkan,
yaitu hingga tallun 2005. Hal ini karena
memang tidak dimaksudkan untukmelihat
perubahan daya dukung dari waktu ke
waktu. Di dalam kajian ini akan
digunakan data produktivitas global pada
tallun yang tetap. Dengan menggunakan
metode ini maka footprint yang diperoleh
adalah dalam satuan global. Sementara
itu biocapasity berdasarkan data lokal.
Oleh karena itu harns dilakukan koreksi
(adjustment) dengan apa yang disebut
EF. = (DE. I Y g bl.)
EF=L EF.
. I
I
I
I
o.
Semcntara itu biocapacity CDC) dihitung
menggunakan rum us :
BC 10k = L Ali
I
•
Ak : luas land cover kategori kek
..
Agar biocapacity dapat diekspresikan
secara global setara dengan perhitungan
ecological footprint, maka biocapacity
dikalikan dengan YF.
BC=SA k YF k
セ@
: luas land coyer ォ。エセァッイゥ@
kek
YFk : ''i:;!j factor land cover btc£ori
kek
Selanjutnya daya dukung lingkungan
(CC) dihitung dari :
CC=(BC IEF)
19
',.
Pesisir & Lautan
Analisis selanjutnya adalah
membandingkan komponen EF j yang
sejenis dengan CCk yang sesuai. Analisis
ini untukmelihat komponen Efi mana yang
tersedia di lokasi dan Efi mana yang tidak
Volume 8, No.1, 2007
Model Daya Dukung EI
tersedia dan hams disediakan di daerah
lain (di luar Pulau Wetar). Dataanalisis
Unisecarastrukturaldapatdigambarkan
pada Tabell.
Tabel 2 Paramete
Parameter Air
Fisika
Suhu
Kecerahan
Total Suspended セ@
Turbidity
Klmia
Fosfat
Nitrat
Bioloqi
Khlorophyla
Tabel 1. Tabel Isian Untuk Analisis Footprint di Pulau Wetar
Kategorl
Produktlvitas
M=kg/Ha
Konsumsl
(OE)=Kg/kaplta
Komponen
footprint (FP)
=Ha/kaplta
1. Bahan pangan
Kebun/
Tegalan/
Ladana
pokok
Padi
Jagung
Sayuran
Buah
Lainlain
Teh
Kopi
Gula
Kapas (pakaian)
SubTotal
2. Bahan Pangan
Perikanan
ikan
Sub·Total
3. Bahan Kayu
• Kayu bangunan .
·.1Iume 8, No.1, 2007
Tabel 4. Komposisi Penggunaan Lahan pada Skenario I Pengembangan
i 21.2
QiBGセ@
20.2
i 19.2 i
•
c
! 18.2 セ@
...........
3
\'+ 16.2 .:!
"1
セQWNR@
セ BLM [MLセ@
;__•. ャ
41
[
セ G[@ N [ セ N[@
15.2
46 51
aゥイセ
Model Daya Dukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar... ............................(16 30)
Jenis PenQQunaan Lahan
Luas Perair. Pantai
Luas 8udidava Laut
Luas Cropland
Luas Pasture
Luas Hutan
Luas Pemukiman
Komposisi Skenario I Cm 2 )
205.950.900
0
23.883.400
728.345.100
1.845.083.200
10.849.800
Komposisi aキ。ャjュセス@
205.950.900
0
3.883.400
758.345.100
1.845.083.200
849.800
,
...·.·. ·_·_·__·_ . _. _·_ ·· . l r ........._
!rahan Air (8) Hasil
:m gambaran dari
19 sebenarnya
:) terlihat bahwa
ian kecerahan air
isi yang seimbang.
Ia berada pada
ara kecerahan air
IT 20,2 m. Hal ini
nilai ratarata
1.
19an P. Wetar
.yang relatifmasih
loitasi. Kegiatan
Ii masih sangat
a limbah yang
lapat diserap ok::h
pantai P. Wetar.
1 P. Wetar yang
l lepas dan dalam
enyerapan limbah
'etar praktis hanya
ia "reefflat" yang
セ 4 millaut) sangat
si perairan pantai
lak dan arus yang
asimilasi limbah
ngat
bestir.
dalah terdapat
i indikator limbah
,sfat, konsentrasi
.
.
an air sepanJang
i ,
Konsentraa>P (mgn)
;t
,iI
0.05
i@
セZ@
1
'
0.02
j
-
.
'8
21
w:.
31
B セ@ G@ Z B@ [LN B@
';,
J
'V\,ur...,
II'
'"'
II
(A)
• •
g
I.' 18.2)
-v'i'! 17.2
16.2
GN セ B@ セ[ WG[ L [ NB セ [L LN@ G セ N MZ @N [t セZ@
f kN G[ゥ
kセ セ kᆱッ[N。aゥm@
@ゥ
0.75 1. ' ........
11
,,,,,,,,,,J. 2O.2
192
セ@
0.8·....... '" '.
Ii
Io'on
C I(
セ@
001
o '
., 21.2
.' "'" ,"'''''''''''''' ,,""
11 -
,
._._._ . _..0.83 T
15.2
(B)
Gambar 2. Konsentrasi P (A) Konsentrasi Klorofil-a dan Kecerahan Air (8) pada Skenario I
Pengembangan Pertanian
セイエ。ュ
waktu.
Skenario pertama adalahjika teIjadi
transmigrasi pertanian sebanyak 1000
KK, dimana setiap KK membutuhkan 1
Ha lahan pekarangan dan 2 Ha lahan
pertanian. Dalam skenario ini seluruh
kebutuhan lahan tersebut diambil dari
lahan "pasture" yang tersedia. Dengan
demikian akan terdapat penanlbahan lahan
pertanian (Cropland) sebesar 2000 Ha
(20000000 m 2) dan 1000 Ha (10000000
m 2) lahan pemukiman. Sementara itu
teIjadi penurunan lahan "pasture" sebesar
dibandingkan dengan komposisi
awal dapat dilihat pada Tabel4.
Analisis sistem terhadap skenario I
pembangunan pertanian tersebut ternyata
tidak mampu mengganggu keseimbangan
ekosistem perairan yang ada di P. Wetar.
Gambar 2 (A) dan Gambar 2 (B)
menunj ukkan bahawa konsentrasi fosfat
dan kecerahan maupun konsentrasi
klorofila masih dalam keseimbangan
seperti pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Skenario Kedua pembangunan
Tabel5. Komposisi Penggunaan Lahan pada Skenario " Pengembangan
Jenis Penggunaan Lahan
Luas Perair. Pantai
Luas Budidaya Laut
.,
Luas Cropland
Luas Pasture
Luas Hutan
Luas Pemukiman
Komposisi Awal (mZ)
205.950.900
0
3.883.400
758.345.100
1.845.083.200
849.800
3000 Ha (30000000 m 2). Komposisi
penggunakan lahan pada skenario
Komposisi Skenario II (m£)
205.950.900
0
509.446.800
0
1.845.083.200
253.631.500
pertanian di P. Wetar adalah dengan
merubah seluruh lahan "pasture" menjadi
23
Pesisir & Lautan
Volume 8, No.1, 2007
0.05 ,
'j'
11 ッNセ@
f
セ@
0.03 ;
0.02 ;
o
" 0.01
oJ !........lJ • • ;
1
6
H ; h . · r t,....·;
11
16
21
エ@ セ@
.....•
"H
[セ
26
31
AGゥ@ B@ [BG@ セ@
3G
' 1. 4 1...f..T1
.,
46
61
Woldu
(A)
(8)
Gambar 3. Konsentrasi P (A) Konsentrasi Klorofil-a dan Kecerahan Air Laut (9) pada
Skenario II Pengembangan Pertanian
laban"cropland"dan ''Pennukiman'' tmtuk
memenuhi kebutuhan lahan transmigrasi.
Di dalam skenario ini jika setiap KK
transmigran memerlukan 3 Ha laban tmtuk
pertanian dan pemukioman maka lahan
pasture yang tersediamampu menamptmg
jumlab transmigran sebanyak 25.278 KK.
Dalam skenario II ini maka komposisi
penggunaan lahan adalah sebagimana
terlihat pada Tabel5.
Analisis sistem terhadap skenario II
pembangunan pertanian di P. Wetar
sebagaimana terlihat pada Tabel2 temyata
juga belum mampu mempengaruhi
transmigrasi ke P. Wetar sebanyak lebih
dari 25.000 KK dimana seluruh lahan
"pasture" diubah menjadi lahan pertanian
("cropland") dan lahan "permukiman"
sesuai dengan kebutuhan lahan
transmigrasi temyata lingkungan perairan
pada khususnya dan lingkungan P. Wetar
pada umumnya masih dapat mendukung
pengembangan lahan terse but. Daya
dakung lingkungan P. Wetar yang sangat
besar ini terletak pada kondisi perairan
pantainya yang memang sangat dalam.
Posisi P. Wetar yang dikelilingi oleh laut
laut dalam di sekitamya merupakan
Model Oaya Oukung
mengetahui daYI
Didalam skenari
pertanian pada セ@
lebih dari 25.00
lagi dengan 5.
perikanan. I
transmigrasi pel
tambaban lahal
5.000 Ha (50.00
laban ini diam :
sehingga lahan I
50.000.000 n
dimodelkan babv
perikanan ini me
laut sebesar 1 Ha
terdapat lahan
50.000.000 m2•
komposisi pen
skenario ketiga j
Analisis siste
pembangunan P
transmigrasi yan,
dari 30.000 KK:
0.0!5
Tabel 6. Komposisi Penggunaan Lahan pada Skenario III Pengembangan
Jenis Penggunaan Lahan
Luas Perair. Pantai
Luas 9udidaya Laut
Luas Cropland
Luas Pasture
Luas Hutan
Luas Pemukiman
kッュセウゥ@
Awal HュセI@
205.950.900
0
3.883.400.
758.345.100
1.845.083.200
849.800
Komposisi Skenario III HュセI@
205.950.900
50.000.000
509.446.800
0
1.795.083.200
303.631.500
IセPRQv@
004
000
0.01
I
i maセ@
I
O ·!·· ... NMKᄋ
1
ᄋBセL
Mᄋ
5
l'
N[イKᄋL@
1r
(J
Gambar 7.
Kon
Ske
keseimbangan sistem ekologis di P. Wetar.
Gambar 5 dan Gambar 6 menunjukan
keseimbangan konsentrasi fosfat (P),
konsentrasi klorofila dan kecerahan air
selama waktu simulasi 50 satuan waktu
(hari).
Pada Gambar 3 (A) dan Gambar 3
(8) terlihat bahwa walaupun dilakukan
lingkungan laut yang sangat dinamis dan
dapat menyeiap limbah dalabjumlabyang
sangat besar.
Skenario pengembangan yang ke
tiga merupakan skenario pengembangan
yang sangat ekstrem. Skenario ini
walaupun terlihat sangat ekstrem, tetapi
perlu diperhitungkan terutama untuk
24
KK transmigrasi 1
KK transmigrru
dengan total I
dikembangkan :
(50.944,68 Ha) (
seluas 50.000
temyata juga mru
sistem ekolog
)Iume 8, No.1, 2007
M MG
M
BGMセ
21.2"' '1
j
20.2
19,2 セ
18.2"
J I
.. UI....
1
J::::::!
17.2
I
!
u
,•••IT,;.;;., ....,;. '
I
36
Nk セ[
.,
セ@
51
j@
i
I
___ J
.aut (6) pada
tar sebanyak lebih
ma seluruh lahan
adi lahan pertanian
m "pennukiman"
:butuhan lahan
ngkungan perairan
ngkungan P. Wetar
dapat mendukung
1 tersebut. Daya
Wetar yang sangat
a kondisi perairan
ang sangat dalam.
ikelilingi oleh laut
arnya merupakan
Model Oaya Oukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar.. ..... .... .. ........ .. .. ......{16 - 30)
mengetahui daya dukung lingkungannya.
Didalam skenario ini jumlah transmigrasi
pertanian pada skenario kedua sebesar
lebih dari 2S.000 KK tersebut ditambah
lagi dengan S.OOO KK transmigrasi
perikanan . Diasumsikan bahwa
transmigrasi perikanan ini memerlukan
tambahan lahan pennukiman sebesar
S.OOO Ha(SO.OOO.OOO m2) . Kekurangan
lahan ini diambil dari lahan "hutan"
sehingga lahan hutan berkurang sebesar
SO .OOO.OOO m 2 • Sementara itu
dimodelkan bahwa setiap KK transmigran
perikanan ini mengembangkan budidaya
lautsebesar 1 Ha(lO.OOO m2) makaakan
terdapat lahan budidaya laut sebesar
SO.OOO.OOO m2• Tabel 6 menunjukan
komposisi penggunaan lahan pada
skenario ketiga ini.
Analisis sistem model skenario III
pembangunan P. Wetar dimanajumlah
transmigrasi yang masuk sebanyak lebih
dari 30.000 KK yang terdiri dari 2S.000
. _ .
I
obangan yang ke
,ario pengembangan
セュN@
Skenario ini
ngat ekstrem, tetapi
an terutama untuk
t
,
0.05
)004
セPR@
セ@
0.01
...-............ t ....;
l'
,··;··'·"l'·+1··;·..;··_..
16
21
ᄋMエL[Nj
31
36
41
46
•••••,
+'+;.;i...セ[
0.75 .H...Mセ .. セ ..
iN G N セ セ Kh
NL i ML セ
[ NM N セ
1111
hN セ ゥKAMエ
セ h [Z
セN
]⦅
セN[Z
' " ' " 202
ZN
[Z
.NZ[セ
ᄋ Z[kセNMw
_
I
-1:: 1 1
I
K ...セ セ@
Woklo
Konc...
....
... _ _ _ ==;=...
12'2 I
te.,
0.8r\VM\\Y
51
Woldu
Z[
セ
セ@
j@
'8.2
Q セ N R@
!
I
____.._ _....J
(6)
(A)
Gambar 7.
r.
i
ᄋA@ ᄋ ⦅ ᄋ[MAイ K LNᄋ ᄋ M M セ B@ M MK G M BL NBGA@
2&
1
セ Nセ セNBiG
Ii
1°03
o .I.-+...K Mセ
0.85
2
00
sangat dinamis dan
III dalahjumlahyang
_.__.
Kon•• ョセNHI@
Igan
Skenario III (mz)
.........
Gambar 4 (A) dan Gambar 4 (B)
memperlihatkan bahwa keseimbangan
konsentarsi fosfat, konsentrasi klorofila
dan transparansi atau kecerahan air laut
masih belum berubah. Waktu simulasi
didalam analisis ini memang hanya SO hari
tetapi hal ini hanya untuk memperindah
gambar saja. Simulasi dalam jangka
1000 hari menhasilkan nilai keseimbangan
yang sarna yaitu konsentrasiP pada nilai
sekitar 0,02 mg/l, konsentrasi klorofila
berada pada nilai sekitar 0,79 ig/l dan
kecerahan air berada pada nilai sekitar
20,2 m. Nilainilai tersebut adalah nilai
nilai kualitas air laut alami (belum
tercemar). Satuan waktu juga dapat
diubah dengan tahun dengan konversi
konstanta yang sesuai dan tidak akan
merubah hasil keseimbangan.
Berdasarkan analisis sistem di atas
maka dapat disimpulkan bahwa sistem
perairan (khususnya perairan pantai) P.
Wetar mempunyai daya dukung yang
Konsentrasi P (A) Konsentrasl Klorotil-a dan Kecerahan Air Laut (6) pada
Skenario III Pengembangan Pertanian
KK transmigrasi pertanian ditambah SOOO
KK transmigrasi perikanah (nelayan)
dengan total lahan pertanian yang
dikembangkan seluas S09.446.800 m2
(SO.944,68 Ha) dan lahan budidaya laut
seluas SO.OOO.OOO m 2 (S.OOO Ha)
temyatajugamasih dapat ditampung oleh
sistem ekologi perairan P. Wetar.
sangat besar untuk menampung
pembangunan pertanian. Pengembangan
lahan pertanian hingga seluas SO.944,68
Ha, lahan budidaya laut seluas S.OOO Ha,
dengan totallahan pennukiman seluas
30.363,1S Ha masih dapat ditampung
oleh sistem ekologi perairan P. Wetar. Hal
tersebut setara dengan penambahan
2S
Pesisir & Lautan
penduduk transmigrasi sebesar 30.000
KK yang terdiri dari 25.000 KK
transmigran pertanian dan 5.000 KK
transmigran perikanan (nelayan).
Model Daya Dukung Lokal (Footprint)
Volume 8, No.1, 2007
print di P. Wetar memang hanya terdiri dari
kebutuhan-kebutuhan pokok saja.
Kehidupan masyarakat P. Wetar memang
masih sederhana sehingga kebutuhan
hidupnya juga masih sederhana. Nilai
produktifitas setiap komponen
menggunakan nilai produktifitas global
(rata-ratadunia) sedangkan nilai konsumsi
actual diperoleh dari survey (wawancara)
di lapangan.
Hasil dari perhitungan footprint di P.
Wetar sebagaimana terlihat pada Tabel
7 。、セィ@
bahwa daya dukung
Analisis footprint di suatu lokasi
didasarkan kepada konswnsi masyarakat
setempat. Oleh karena itu sebenarnya
kategori atau komponen footprint
didasarkan kepada jenis yang dikonsumsi
dan bukan jenis yang diproduksi.
lingkungan P. Wetar sebesar 125.425
Berdasarkan survey lapangan yang telah
orang. Dalam kaitan ini perlu diperl1atikan
dilakukan maka seeara umum dapat
makna daya dukung lingkungan
diketahui bahwa sebenarnya konsumsi
berdasarkan konsep footprint ini.
masyarakat P. Wetar masih sangat keeil
Daya dukung P. Wetar sebesar
dan sederhana Uenisnya sedikit).
125.425 orang artinya adalab babwa
Konswnsi masyarakat P. Wetaryang pallingkungan dan sumberdaya alam
ing besar adalah konsumsi bahan kayu,
P.Wetar
secara total dapat
baik untuk bangunan maupun untuk kayu
mengbidupi
125.425 secara
bakar. Hal ini terj adi karena bahan
berkelanjutan
jika
potensi yang ada
bangunan untuk membuat rumah
tersebut dimanfaatkan secara optimal.
penduduk yang paHng tersedia dengan
Namun demikian pengertian yang lebih
mudah adalah kayu. Bahan bakar yang
penting lagi adalah bahwa bukan berarti
dengan mudah dapat diperoleh oleh
sebanyak 125.425 orang tersebut dapat
penduduk juga kayu. Lokasi P. Wetar
tinggal seluruhnya di P. Wetar. Angka
yang relative terisolasi menyebabkan
bahan bangunan dan bahan bakar minyak terse but hanyalah menunjukkan bahwa
sumberda}a alam dan lingkungan
menjadi relative mahal.
(termasuk laut 4 mil) P. Wetar dapat
Penduduk P. Wetar sebenarnya
memproduksi beberapa bahan makanan, , menghidupi 125.425 orang dimana saja,
termasuk orang-orang di luar P. Wetar
tetapi lebih banyak dijual ke luar dan
yang
"mengimpor" bahan kebutuhan
bukan dikonsumsi sendiri seperti madu
hidup dari P. Wetar. Jumlah orang yang
dan kopra. Komponen ini tidak
dapat
tinggal di P. Wetar sangat tergantung
dimasukkan ke dalam perhitungan footkepada ketersediaan lahan budidaya,
print karena footprint pada prinsipnya
teknologi untuk mengoptimalkan
hanya menghitung kebutuhan penduduk
produktivitas lahan, kesesuaian lahan
untuk mempertahankan kehidupannya
untuk budidaya dan permukiman. Oleh
secara ekologis.
karena itu arclbis dayaduktmg lingkungan
Hasil perhitungan footprint di P. Wetar
hams tetap dilengkapi dengan analisis
dapat dilihat pada Tabel7. Pada Tabel
8 tersebut terlihat bahwa komponen foot- kesesuaian lahan.
26
Model Daya Dukung I
Tab.17. Tabel An
Kategori
1.Bahan pangan p
- Padi dan Jagung
- Sayuran dan 「オ。セ@
- Daging dan telur
-
Teh dan kopi
Gula
-Kapas (pakaian)
Sub·Total
Daya Dukung Parsi,
2.Bahan Pangan
Perikanan
-ikan
Sub-Total
Daya Dukung Parsi ,
3.Bahan Kayu
-Kayu bangunan
-Kayu bakar
-Kertas
- Penyerap enerji
buengan bahan bak
Sub-Total
".Laln·laln
-Iahan infrastruktur
SubTotal
Tota I
Pada Tabel7 j
parsial per jenis I
dukung parsial PI
hanya untuk mer:
lahan mana yan
dibandingkan セ@
Mengartikan day:
lahan ini juga I
Sebagai contoh I
bahwa lahan p
penggembalaan
daya dukung set
pola konsumsin
Wetar saat ini. H:
623.9000rangd
tultuk memanfaat
ume 8, No.1, 2007
hanya terdiri dari
n pokok saja.
>. Wetar memang
199a kebutuhan
ederhana. Nilai
p komponen
duktifitas global
an nilai konsumsi
vey (wawancara)
an footprint di P.
Ilihat pada Tabel
laya dukung
iebesar 125.425
perlu diperllatikan
19 lingkungan
Itprint ini.
Wetar sebesar
It adalah bahwa
I1berdaya alam
total dapat
.425 secara
otensi yang ada
11 secara optimal.
;ertian yang lebih
Lwa bukan berarti
19 terse but dapat
P. Wetar. Angka
.Wljukkan bahwa
,an lingkungan
I P. Wetar dapat
rang dimana saja,
:di luar P. Wetar
ahan kebutuhan
mlah orang yang
sangat tergantung
lahan budidaya,
engoptimalkan
セ・ウオ。ゥョ@
lahan
rmukiman. Oleh
ukung lingkungan
i dengan analisis
Model Oaya Oukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar.. ....... ....... ..... .......... (16 - 30)
Tabel7 . Tabel Analisis Footprint di Pulau Wetar
Kategori
Produktlvltas
(V) =kglHa
Konsumsl
(OE)=Kg/ka
pita
Komponen
footprint
(FP)
=Halkaplta
I .Bahan Pangan pokok
Kebun!
Tegalan!
Ladang
• Padi dan Jagung
2.744
43,8
0,01596
• Sayuran dan buah
• Daging dan telur
1.800
74
566'
4.893"
6,5
2.5
0,00361
0.03378
0,00322
0,00072
·
Blocapacity (BC) •
Ha
(Iuas x YF)
Tah dan kopi
Gula
1.825
3,5
-Kapaa (pakaian)
1.000
Sub-Total
Daya Dukung Parsial (Lahan Pertanian)
0,5
0,00050
0,05779
2.Bahan Pangan
Perlkanan
-Ikan
22
29
0,75862
0,75862
Sub-Total
Daya Dukung Parsial (Perikenan)
3.Bahan Kayu
-Kayu bangunan
1,48
15
10.13514
-Kayu bakar
-Kertas
0,5
1,47
150
0,4
300.0
0,27211
- Penyerap enerji
buangan bahan bakar
Yield Factor (YF) = 0,48'
75.114.99 x 0,48
36.055,1952
623.900 orang
Danau I
Rawal
Laut (4 mil) FY=1 00'
20.617.1311
27.177.162 orang
Hutan! mangrove
YF = 100
184.508,32 x 100 =
0,5 "
310,90724
Sub-Total
Daya Dukung Parsial (Lahan Hulan)
18.450.832
59.345 orang
PemuklmanlTanah
Kosong
" .Laln-Ialn
0,05
-Iahan Infrastruktur
Sub Total
0,05
240,5
4.810 orang
311,77365
39.104.266,7
125.425 Orang
Daya Dukung Parsial (La han Infrastruktur)
Tota I
Tot a I Daya Dukung Llngkungan
ada Laban pertanian di P. Wetar mungkin
hanya dapat sesuai Wltuk menumbuhkan
satu jenis tanaman yang dapat menghidupi
(mensupali konsumsi pangan) sebesar
623.900 orang, tetapi orang tersebut
tidak hams tinggal di P. Wetar, karena
kebutuhan manusia tidak hanya 1jenis
Pada Tabel7 juga terlihat daya dukung
parsial per jenis lahan. Perhitungan daya
dukWlg parsial per jenis lahan sebenarnya
hanya Wltuk memberikan gambaran jenis
lahan mana yang relatif lebih tersedia
dibandingkan dengan jenis lainnya.
Mengartikandaya dukung parsial per jenis
lahan ini juga hams sangat hatihati.
Sebagai contoh pada Tabel 7 disebutkan
bahwa lahan pertanian-perkebunanpenggembalaan di P. Wetar mempunyai
dayadukWlg sebesar 623.900 orangjika
pola konsumsinya sarna seperti orang
Wetar saat ini. Hal ini tidak berarti bahwa
623.900 orang dapat tinggal di p, Wetar
untuk memanfaatkan tanah pertanian yang
tanaman.
Dari kaj ian footprint ini secara umum
dapat disimpulkan bahwa masyarakat P.
Wetar saat ini bertindak sebagai
"sup layer" kepada penduduk dunia
lainnya karena sumberdaya alam dan
lingkungan yang ada di P. Wetar dapat
mencukupi hidup manusia sebesar
125.425 orang (dengan standar hidup
27
Pesisir & Lautan
!
1
II
I
penduduk P. Wetar) tetapi
jtunlahpenduduk P. Wetar saat ini hanya
sebesar 6.733 orang. Lingkungan
pedesaan dengan pola konsumsi yang
masih sederbanadengan Iingkungan hidup
yang masih teIjaga dengan baik memang
biasanya bersifat "suplayer" dari pada
"konsumer" sumberdaya alam danjasa
Iingkungan. Sebaliknya penduduk
perkotaan atau daerah dengan
perekonomian yang maju dan pola
konsumsi yang tinggi dan beraneka ragam
biasanya lebih bersifat "konsumer"
terhadap sumberdaya alam dan
Iingkungan. Secara lebih singkat dapat
dikatakan bahwa P. Wetar saat ini masih
"surplus" sumberdaya alam dan
Iingkungan. Sekali lagi harns diingat
bahwa daerah yang "surplus" sumberdaya
alam dan Iingkungan ini belum tentu
"malanur" dalam konotasi ekonorni karena
tidak semua kebutuhan manusia dapat
dipenuhi oleh sumberdaya alam dan
lingkungan setempat. Daerah yang sur
plus sumberdaya alam dan lingkungan
hanya dapat makmur jika hasil dari
sumberdaya alam tersebut dapat
dipasarkan secara sehat untuk ditukarkan
dengan kebutuhan hidup yang lain yang
tidak dapat dipenuhi oleh sumberdaya dan
lingkungan setempat.
KESIMPULAN
Dalam analisis ini memang baru
pembangunan pertanian yang dianalisis
dengan dampak Iimbah terjadinya
yutrofikasi perairan. Pembangunan
industri dan pertambangan belum
dimasukkan ke dalam sistem. Hal ini
mengingat beberapa pertimbangan :
1. Program pengembangan yang dalam
waktu dekat akan dilaksanakan di P.
Wetar adalah program transmigrasi
Volume 8, No.1, 2007
baik pertanian maupun perikanan.
2. Pertambangan emas di P. Wetar yang
saat ini sedang dalam tahap eksplorasi,
skalanyajugatidak besar. Pengukuran
kualitas air di sekitar daerah
pertambangan di Desa Lurang
ternyata belum mengindikasikan
adanya pencemaran, baik yutrofikasi
fosfat, kandungan air raksa (Hg)
maupun konsentarsi cadmium (Cd).
3. Indikator yang digunakan untuk
melihat daya dukung Iingkungan
terhadap pengembangan industri dan
pertambangan sangat bergantung
padajenis industri dan pertambangan
tersebut.
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa walaupun daya
dukung ekologis P. Wetar masih sangat
tinggi tetapi tidak serta merta dapat
mendatangkan orang sebanyak daya
dukungnya tersebut. Hal ini karena tidak
semua kebutuhan hidup manusia dapat
dipenuhi oleh ekosistem yang ada Dasar
perhitungan daya dukung hanyalah dari
sumberdaya alam dan lingkungan, belum
memasukkan faktor ekonomi. Singapura
misalnyaj ika ditinj au dari daya dukung
Iingkungan tennasuk "defisit" karena
biocapacity Singapura hanya 0,1 Hal
kapita sementara footprintnya 6,9 Fal
. kapita. Walaupun daya dukung
ekologisnya (dari footprint) telah "defisit"
tetapi penduduk Singapura masih dapat
bertambah dengan kondisi ekonomi
(kemakmuran) yang tidak hams menurun.
Hal ini karena faktor ekonomi telah
betjalan dengan baik di Singapurasehingga
pertukaran bahan kebutuhan hidup lancar.
Secara umum ecological footprint Indo
nesia adalah 1,4 Ha/kapita dengan
ketersediaan biocapacity sebesar 2,6IJaI
kapita (Wackernagel et al., 1999) Hasil
,
28
Model Daya Dukung
studi ini menun
footprint pend
adalah 311,8
biocapacity yan
Halkapita.
DAFTARPUS
I·
I
"
Dahuri, R.; J.R. I
Sitepu. J
Pesisirda
Pradanya
Falkland, R. 1993
onCarryi
ism Rese,
WackemageI.M.,
Blackwee
_ Sugandhi. A., 199:
Pesisir, '
presentas
PHPA.Jal
Scoullos el al. (20(
gional De
and Prao
Rhodes
ECSDE
j
Ferguson, M. 200.
An enquii
ning. Rij
Maastrict
lume 8, No.1, 2007
Model Oaya Oukung Ekologi "Ecological Footprint" Pengembangan Pulau Wetar..... ......................... .(16 - 30)
Wl perikanan.
: d i P. Wetar yang
I tahap eksplorasi,
esar. Pengukuran
:ekitar daerah
Desa Lurang
engindikasikan
, baik yutrofikasi
air raksa (Hg)
cadmium (Cd).
gunakan untuk
.mg lingkungan
ngan industri dan
19at bergantung
an pertambangan
studi ini menWljukkan bahwa ecological
footprint penduduk P. Wetar saat ini
adalah 311,8 Ha/kapita sementara
biocapacity yang tersedia adalah 5.807,9
Halkapita.
di atas dapat
walaupun daya
セエ。イ@
masih sangat
rta merta dapat
sebanyak daya
II ini karena tidak
lp manusia dapat
11 yang ada Dasar
lng hanyalah dari
ngkungan, belum
momi. Singapura
dari daya dukWlg
"defisit" karena
セ。@ hanya 0,1 Hal
printnya 6,9
daya dukung
int) telah "defisit"
pura masih dapat
ondisi ekonomi
ak harus menurun.
r ekonomi telah
>ingapura sehingga
uhan hidup lancar.
:al footprint Indo
l/kapita dengan
ty sebesar 2,6l1a/
'f al., 1999) Hasil
DAFfAR PUSTAKA
Dahuri, R.; J.R. Rais; S.P. Ginting; dan J.M
Sitepu. 1998. Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT
Pradanya Paramita. Jakarta.
Falkland, R. 1993. An Ecological Perspective
on Carrying Capacity. Annals ofTourism Research, 10 (3) pp. 705 708.
WackemageI.M., 1999. Sharring of Nature:
Blackweel Press.
Sugandhi. A.,1998. Pengelolaan Lingkungan
Pesisir, dan Lautan. Paper pada
presentasi kawasan konservasi laut.
PHPA. Jakarta.
Scoullos et al. (200 I) Planning Sustainable Re
gional Development. Principles, Tools
and Practices. The Case Study of
Rhodes Island Greece", MIO
ECSDE SUDECIR Project.
Ferguson, M. 2002. Sustainable resource use.
An enquiry into modeling and planning. Rijks universiteit Groningen,
Maastricht.
Ew
29
Pesisir & Lautan
Volume 8, No.1, 2007
Pengelolaan Sumbe
penglセ@
(Tinjai
Slaj
Mセ r M セ@
I
L..
:
It
.
iI
セ@
iセゥ@
セ@
セ@
! セd@jit
iii
:::J
to
THzセ@
'(
oJ
wzi
ュセ
=s
」Hセキ
セ@
-...,
:::J
lC-U
:
:
Ii
セ
I
t
:::J
セ@
セ@
...
セ@
セZエ
セ@
i
I
,"- __ '1
セ@
...,
eo
eo
セ@
0
VI
Nセ@
:z
c
!..
eo
c
セ@
:r
E
Kala-Kala Kunci
セ@
セ@
to
.
.
to
.0
to
'-/I:
:10
- it:..t
... 11.
30
enelitian in
C)
0
..J
L..
III
P
terhadap pe
dari perbed
penelitian ini ten
mengakibatkan pt
pada tahun 1999:
dilaksanakan di I
penurunan surnbe
pembangunan SUI1
セ
' I.
Z
of fishery r
optimal pn
ence�