Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal (Studi Kasus Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
(Studi Kasus Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

Oleh :
ABDUL WAHID
A14301021

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

RINGKASAN
ABDUL WAHID. Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal. Studi Kasus :
Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. (Di bawah bimbingan TEUKU
HANAFIAH dan EKA INTAN KUMALA PUTRI )
Konsekuensi logis dari penerapan asas desentralisasi adalah menuntut
pemerintah daerah untuk siap menata keseluruhan perangkat organisasi dan
manajemen, serta kemampuan untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan
lingkungan eksternal. Fleksibilitas terhadap perubahan lingkungan ini merupakan
prasyarat bagi kemampuan pemerintah daerah untuk sukses dalam melaksanakan

program-program pembangunan yang tepat sasaran maupun tepat guna.
Sebaliknya, ketidakmampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang ada
akan menyebabkan pembangunan daerah menjadi tertinggal dan tidak akan
mampu memenuhi harapan, serta kebutuhan rakyat. Untuk itu, diperlukan langkah
nyata yang terpadu dan terarah dalam rangka pembangunan daerah tertinggal yang
lebih difokuskan pada percepatan pembangunan di daerah dengan kondisi sosial,
budaya, ekonomi, keuangan daerah, aks esibilitas, serta ketersediaan infrastruktur
yang masih tertinggal dibandingkan dengan daerah lainnya.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang harus disusun oleh
stakeholders dalam pembangunan daerah tertinggal Kabupaten Garut. Perumusan
strategi ini didukung dengan mengidentifikasi tingkat ketimpangan potensi fisik
wilayah dan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah yang terjadi di
Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
(evaluasi) dalam menyus un rencana-rencana atau strategi pembangunan daerah
tertinggal dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
suatu wilayah, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan (referensi)
untuk penelitian selanjutnya.
Pengumpulan data primer dan sekunder dilaksanakan pada bulan Mei
sampai dengan Juli 2005. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Data diolah dengan menggunakan analisis sistem hirarki potensi fisik wilayah

(HFP), sistem hirarki tingkat pemerataan pembangunan, metode skalogram,
sistem limpitan sejajar dan strategis, serta analisis matriks IFE, EFE, SWOT, dan
QSP.
Hasil analisis sistem hirarki potensi fisik wilayah tanpa bobot
menunjukkan bahwa perbedaan keadaan geografis tersebut telah menyediakan
potensi yang tinggi terjadinya ketimpangan antar wilayah, dimana wilayahwilayah kaya sebagaian besar berada di Garut Utara (SWP I) dan wilayah miskin
berada di Garut Selatan (SWP II dan SWP III) kecuali Kecamatan Karang tengah,
Kersamanah dan Cibiuk. Berdasarkan sistem hirarki potensi fisik wilayah dengan
bobot dapat disimpulkan bahwa ketimpangan antar wilayah masih terjadi sama
halnya dengan HFP tanpa bobot. Namun, ada beberapa wilayah yang mengalami
peningkatan kategori wilayah dari wilayah miskin pada HFP tanpa bobot menjadi
wilayah sedang atau kaya pada HFP dengan bobot, misalnya Kecamatan Talegong
dan Cibalong, dari wilayah sedang pada HFP tanpa bobot menjadi wilayah kaya
pada HFP dengan bobot, misalnya Kecamatan Bungbulang, Pakenjeng,
Pameungpeuk, dan Banjarwangi. Kecamatan-kecamatan yang mengalami
peningkatan kategori wilayah terjadi karena kecamatan-kecamatan tersebut

memiliki peringkat atas pada sektor penting, misalnya sektor pengairan, tanaman
pangan, peternakan, perikanan, dan perkebunan.
Berdasarkan skor akhir dari analisis sistem hirarki tingkat pemerataan

pembangunan menunjukkan bahwa tingkat pemerataan pembangunan tanpa dan
dengan bobot tidak mengalami perubahan, kecuali Kecamatan Leuwigoong dan
Cibatu. Kedua kecamatan tersebut dalam hirarki tingkat pemerataan pembangunan
tanpa bobot termasuk kategori maju. Namun, setelah diberi bobot kedua
kecamatan tersebut mengalami penurunan kategori menjadi sedang. Hal ini
karena Kecamatan Leuwigoong memiliki peringkat rendah pada pemerataan
prasarana jalan, sedangkan Kecamatan Cibatu memiliki peringkat rendah pada
sektor tanaman pangan dan kesehatan.
Hasil analisa matriks EFE menunjukkan bahwa skor bobot faktor strategis
eksternal diperoleh sebesar 2.547 artinya bahwa dalam pembangunan daerah
tertinggal, menunjukkan Ka bupaten Garut sedang berusaha untuk memanfaatkan
peluang eksternal dan menghindari ancaman. Elemen peluang peluang dan
ancaman bagi pembangunan daerah tertinggal masing-masing bernilai skor bobot
sebesar 1.673 dan 0.874. Sedangkan skor bobot faktor strategis internal sebesar
2.362 menunjukkan bahwa posisi Kabupaten Garut belum sepenuhnya mampu
untuk mengatasi kelemahan dan menggunakan kekuatan untuk pembangunan
daerah tertinggal, dengan skor bobot untuk faktor kekuatan dan kelemahan
masing-masing bernilai skor bobot sebesar 1.649 dan 0.713.
Berdasarkan matriks SWOT, strategi yang dipilih dalam pembangunan
daerah tertinggal antara lain : meningkatkan akses kerjasama yang baik antara

pemerintah propinsi dengan kabupaten yang dituangkan dalam suatu kebijakan
pembangunan, menciptakan atau meningkatkan kesempatan berusaha dan
lapangan kerja dengan berkerjasama dengan pihak-pihak swasta sebagai upaya
untuk mendorong tumbuhnya pusat kegiatan ekonomi baru dengan tetap
memperhatikan produk andalan daerah, membangun da tabase dan menerapkan
deteksi dini akan terjadinya bencana alam, meningkatkan dan memanfaatkan
sumberdaya alam secara optimal, strategi pembangunan sarana dan prasarana
sebagai upaya untuk meningkatkan pembangunan di wilayah-wilayah tertinggal
dan terpencil agar dapat tumbuh dan berkembang lebih cepat, strategi peningkatan
kualitas sumberdaya mamusia, memberdayakan masyarakat dan mengentaskan
kemiskinan melalui pembangunan berbasis pedesaan serta meningkatkan
kepastian hukum hak atas tanah kepada masyarakat secara adil dan transparan,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen pelayanan kesehatanpendidikan, keterampilan dan kewirausahaan untuk kualitas IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) dan filterisasi arus global.
Hasil analisis matriks QSP menunjukkan bahwa strategi yang menjadi
prioritas utama adalah meningkatkan akses kerjasama yang baik antara
pemerintah propinsi dengan kabupaten yang dituangkan dalam suatu kebijakan
pembangunan dengan nilai Total Attractiveness Score (TAS) sebesar 6.079.
Adapun nilai TAS terendah pada strategi membangun database dan menerapkan
deteksi dini akan terjadinya bencana alam dengan nilai TAS sebesar 4.642.


STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
(Studi Kasus : Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh :
Abdul Wahid
A14301021

PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN DAN SUMBERDAYA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

Judul Penelitian


: Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal (Studi Kasus
Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat)

Nama Mahasiswa

: Abdul Wahid

NRP

: A14301021

Menyetujui,

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Ir. Teuku Hanafiah
NIP. 130 321 039


Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS
NIP.131 918 659

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698

Tanggal Lulus :

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
“STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL (STUDI KASUS :
KABUPATEN GARUT, PROPINSI JAWA BARAT)” INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

TULISAN ILMIAH PADA SUATU PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
LAIN MANAPUN.
Bogor,

Januari 2006

Abdul Wahid
A14301021

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Tangsi Manunggang-Padangsidimpuan, 9 Juli 1982 sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Syawal dan Alm. Ibu
Tarwiyah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Labuhan Rasoki pada
tahun 1995. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di MTsN
Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 1998, setelah itu penulis melanjutkan
pendidikan di SMUN 3 Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 2001.
Pada tahun 2001, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Ekonomi Pertanian
dan Sumberdaya (EPS).


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini berjudul “Strategi
Pembangunan Daerah Tertinggal (Studi Kasus : Kabupaten Garut, Propinsi Jawa
Barat)” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat ketimpangan potensi
fisik dan tingkat pemerataan pembangunan antar wilayah, mengidentifikasi dan
menganalisis seberapa besar kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dan seberapa
banyak peluang serta ancaman yang dihadapi Kabupaten Garut, serta merumuskan
strategi apa yang sebaiknya disusun oleh stakeholders dalam pembangunan daerah
tertinggal.
Penulis menyadari ba hwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak. Ucapan
terimakasih Penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan skripsi ini.

Bogor, Januari 2006


Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga karya tulis ini dapat
terselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Papa dan Alm. Mama serta adikku yang bandel Andi dan Sutri juga Ibu Tuti
selaku orang tua angkatku atas doa, kasih sayang, pengertian, kesabaran dan
dukungannya setiap saat.
2. Kakek dan Nenek serta Mamang-mamangku yang tersayang : Mang Jupri
sekeluarga, Mang Bahrin, Mang Yok, Mang Kembar, Mang Awin serta Bi Sur
yang selalu memberikan motivasi dan dukungan moril dan doa.
3. Ir. Teuku Hanafiah sebagai dosen pembimbing atas saran-saran, bimbingan
dan kritikannya selama proses penelitian dan penulisan skripsi.
4. Dr. Ir. Eka Intan KP, MS yang telah bersedia menjadi dosen pendamping pada
saat seminar dan ujian sidang.
5. Ir. Nindyantoro, MSp dan Dra. Yusalina, MSi selaku dosen penguji atas saran
dan masukannya yang sangat berharga untuk penyempurnaan karya ilmiah ini.

6. Pemerintah Kabupaten Garut yang telah bersedia membantu dalam mencari
data umumnya dan beberapa pihak khususnya yang telah bersedia menjadi
responden untuk pengisian kuesioner, serta selalu mendukung demi kelancaran
penelitian ini.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... ...

I.

i
iii
v
vi

PENDAHULUAN................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 9
2.1 Konsep Perwilayah dalam Pembangunan ............................................... 9
2.2 Teori Kutub dan Pusat Pertumbuhan.......................................................11
2.3 Konsep Pembangunan Daerah Tertinggal...............................................13
2.3.1 Pengertian Daerah Tertinggal.........................................................13
2.3.2 Kriteria Penentuan Daerah Tertinggal............................................ 16
2.3.3 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal..............20
2.3.4 Program-program Pembangunan Prioritas .....................................24
2.5 Konsep Manajemen Strategi.................................................................... 27
2.6 Konsep Pertanian dalam Pembangunan Daerah Tertinggal.................... 30

III. KERANGKA PEMIKIRAN OPERASIONAL ..................... 36
IV. METODE PENELITIAN...................................................... 43
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 43
4.2 Jenis dan Metode Pengumpulan Data ..................................................... 43
4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data.................................................... 46
4.3.1 Sistem Hirarki Potensi Fisik Wilayah........................................... 46
4.3.2 Sistem Hirarki Tingkat Pemerataan Pembangunan....................... 47
4.3.3 Metode Skalogram........................................................................ 49
4.3.4 Analisis Sistem Limpitan Sejajar dan Strategis ............................ 51
4.3.5 Analisis Matriks IFE dan EFE ...................................................... 52
4.3.6 Analisis Matriks SWOT................................................................ 56
4.3.7 Analisis Matriks QSP .................................................................... 58

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ..................... 60
5.1 Kondisi Fisik ........................................................................................... 60
5.2 Pemerintahan dan Kependudukan.......................................................... 62
5.4 Struktur Perekonomian........................................................................... 66
5.5 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi ................................................... 72