Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi yang tepat dalam
pembangunan daerah tertinggal di wilayah pesisir Kecamatan Punduh Pidada.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE (Internal
Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation), matriks
Strenght- Weakness- Opportunity- Threats (SWOT), dan QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix). Hasil dari penelitian ini diperoleh lima prioritas strategi
tertinggi atau strategi utama pembangunan daerah tertinggal di wilayah pesisir
Kecamatan Punduh Pidada yakni : 1) mengembangkan forum komunikasi dan
koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan wilayah pesisir; 2)
mengembangkan program penyuluhan dan pelatihan keterampilan masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya alam wilayah pesisir; 3) meningkatkan peran
pemangku kepentingan dalam pembangunan sarana dan prasarana dasar
wilayah pesisir; 4) meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi, modal,
pemasaran dan teknologi; 5) mengembangkan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan wilayah pesisir.
Kata Kunci : daerah tertinggal, strategi, wilayah pesisir
suatu negara yang memiliki panjang
Pendahuluan
Kawasan
pesisir
merupakan
garis pantai terpanjang nomor dua di
wilayah yang sangat berarti bagi
dunia,
kehidupan
(Dirhamsyah,
manusia
di
bumi.
di
bawah
2006).
Kanada
Menjadikan
Sebagian besar penduduk tinggal di
Indonesia sebagai poros maritim
wilayah
dunia
pesisir.
Diberlakukannya
adalah
sebuah
visi
yang
secara efektif Konvensi Hukum Laut
didengungkan
Internasional (The Law of the Sea
baru
Convention)
pada
1994
Presiden Jokowi. Namun demikian,
menetapkan
Indonesia
sebagai
pembangunan bidang kelautan dan
yang
perikanan hingga saat ini masih jauh
suatu
negara
tahun
kepulauan
oleh
Indonesia
pemerintahan
yang
dipimpin
terbesar di dunia, secara hukum
dari
internasional.
pesisir dan pulau-pulau kecil dan
17.506
pulau
Indonesia
besar
memiliki
dan
kecil.
lautan
harapan.
Padahal
kepulauan
wilayah
Indonesia
Dengan total garis pantai yang
disimpan potensi sumber daya alam
diperkirakan sepanjang 81.000 km,
dan jasa lingkungan yang sangat
Indonesia juga ditetapkan sebagai
besar
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
dan
belum
dimanfaatkan
| 391
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
secara optimal (Lasabuda, 2013).
Salah satu kabupaten di Provinsi
Lampung
pesisir
yang
yang
memiliki
cukup
luas
potensial
adalah
Pesawaran.
Kabupaten
ditetapkan
sebagai
minapolitan
melalui
wilayah
pulau Kecil serta proses alamiah
secara berkelanjutan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan mas-
dan
yarakat. Namun sampai saat ini
Kabupaten
belum dilakukannya upaya pember-
ini
juga
kawasan
dayaan
potensi
wilayah
pesisir
sesuai
amanat
Undang-Undang
Keputusan
tersebut, dan berdasarkan pene-
Menteri Kelautan dan Perikanan
tapan dalam RPJMN Kementerian
dengan Keputusan Nomor KEP 32/
Desa, Pembangunan Daerah Ter-
MeN /2010, memiliki luas perairan
tinggal dan Transmigrasi RI 2010-
laut 689 km2 atau 68900 Ha dengan
panjang garis pantai 96 km dengan
kedalaman rata-rata 50 meter (Dinas
Kelautan dan Perikanan Pesawaran,
2010).
Pesawaran sebagai kabupa-ten
pemekaran
seharusnya
sudah
melakukan upaya pemberdayaan
potensi
wilayah
disesuaikan
pesisir
dengan
yang
Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007
tentang
Pengelolaan
Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU
PWP-3-K)
sebagai
bagian
dari
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten
(RZWP-3-K). Pengelolaan Wilayah
Pesisir
dan
Pulau-pulau
Kecil
tersebut sebagaimana disebutkan
pada Pasal 5 UU PWP-3-K meliputi
kegiatan
faatan,
perencanaan,
peman-
pengawasan
dan
pengendalian
manusia
terhadap
dalam
interaksi
memanfaatkan
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-
| 392
2014
Kabupaten
ini
ditetepkan
sebagai kabupaten tertinggal.
Kabupaten Pesawaran memiliki
kecamatan pesisir yaitu Kecamatan
Punduh Pidada dan Kecamatan
Padang Cermin. Berdasarkan data
dari Badan Perencanaan Daerah
Kabupaten
Pesawaran,
kemiskinan
kawasan
tingkat
dan
ketertinggalan
pesisir
menunjukkan
indikasi lebih tinggi dibandingkan
wilayah lainnya, kemungkinan ini
disebabkan
belum
optimalnya
pengelolaan
sumberdaya
alam
wilayah pesisir secara berdayaguna
dan berhasilguna menjadi salah
satu alasan penyebab tingginya
tingkat
kemiskinan
dan
dikate-
gorikan sebagai daerah tertinggal
atau sebagai kawasan lahan tidur.
Gambar 1 menjelaskan grafik
persebaran
paten
Punduh
penduduk
Pesawaran.
di
Kabu-
Kecamatan
Pidada memiliki jumlah
penduduk paling sedikit diantara
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
kecamatan lain, yaitu hanya 6% dari
karena
udang
jumlah
adalah
untuk
penduduk
yang
ada
di
yang
dihasilkan
orientasi
ekspor.
Kabupaten Pesawaran atau 26.225
Selain itu, menyasar pasar ekspor,
jiwa,
dengan
Tangga
Jumlah
Rumah
ikan kerapu adalah jenis komoditi
6.676
Kepala
primadona di kecamatan ini. Ikan
Menurut
kerapu adalah jenis komoditi yang
yaitu
Keluarga
(BPS,2012).
Syahza (2012), masya-rakat
di
amat tinggi nilai ekonomisnya, tentu
daerah
tertinggal
di
saja
wilayah
pesisir
dengan
jumlah
teruta-ma
relatif
terisolir
penduduk
yang
relatif jarang, sehingga potensinya
untuk
berkembang
menjadi
tinggi
Begitu
kandungan
juga
potensi
gizinya.
budidaya
perikanan perairan darat atau ikan
air tawar.
Untuk
potensi
pariwisata,
kegiatan pariwisata di Kabupaten
terhambat
Pesawaran lebih banyak berkembang
di
Kecamatan
Padang
Cermin. Sedangkan Pariwisata di
Kecamatan Punduh Pidada belum
Gambar 1. Grafik Persebaran Penduduk di
Kabupaten Pesawaran
Sumber : BPS , Pesawaran Dalam Angka, Tahun
2012
Kecamatan
punduh
pidada
merupakan daerah pesisir dengan
luas
110,46
km
2
banyak
dikembangkan
2013).
Potensi
(Prastiwi,
pariwisata
di
Kecamatan Punduh Pidada tidak
kalah menarik, bila dapat terkelola
dengan baik. Beberapa desa di
Kecamatan
Punduh
Pidada
(Statistik
memiliki pantai putih bersih nan
Kecamatan Punduh Pidada, 2013).
eksotis, tetapi karena sulitnya akses
Kecamatan ini ditetapkan sebagai
jalan untuk mencapainya, potensi
kawasan minapolitan yang memi-liki
tersebut belum tersentuh secara
banyak potensi sumberdaya yang
profesional,
besar.
lagi
Kecamatan
ini
memiliki
dan
masih
banyak
potensi sumber daya alam
potensi tangkapan dan budidaya
lainnya yang belum termanfaatkan
hasil
dan dikelola secara optimal.
laut
yang
cukup
besar.
Wilayah Kecamatan Punduh Pidada
Pembangunan di Kecamatan
memiliki potensi untuk dikembang-
Punduh
kan sebagai sentra tambak udang.
penanganan yang optimal guna
Tambak
udang
dikelola
mendukung perkembangan wila-
menjadi
keunggulan
tersendiri,
yah berbasis sumberdaya lokal
dapat
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
Pidada
memerlukan
| 393
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
agar sejajar dengan daerah lain
Terganggunya
yang
Oleh
biofisik-ekologis dalam wilayah ini
karena itu diperlukan suatu kajian
akan berdampak negatif yang tidak
mengenai strategi pembangunan
hanya
daerah tertinggal di wilayah pesisir
tersebut
Kecamatan Punduh Pidada.
sekitarnya
Tinjauan Pustaka
Pembangunan Wilayah Pesisir
Secara geografis, wilayah pesisir
kesatuan wilayah sistem (kawasan).
telah
berkembang.
didefinisikan sebagai suatu wilayah
peralihan antara daratan dan lautan,
dimana proses-proses biologi dan
fisika yang kompleks memainkan
peranan penting (Dahuri et al,.1996).
Sebagai wilayah nodal, wilayah
pesisir seringkali sebagai wilayah
belakang dengan wilayah perkotaan
sebagai intinya. Bahkan seringkali
wilayah pesisir dianggap sebagai
halaman belakang (back yard) yang
merupakan
tempat
pembuangan
segala macam limbah. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai wilayah
belakang,
maka
wilayah
pesisir
merupakan penyedia input (pasar
input) bagi inti dan pasar bagi
barang-barang jadi (output).
Sebagai
wilayah
administrasi,
wilayah pesisir dapat berupa wilayah
administrasi yang relatif kecil yaitu
kecamatan atau desa, namun dapat
pula berupa kabupaten/kota dalam
bentuk
pulau
kecil.
Sedangkan
sebagai wilayah perencanaan, batas
wilayah pesisir lebih ditentukan oleh
kriteria ekologis, sehingga melewati
batas-batas
| 394
wilayah
administratif.
keseimbangan
dirasakan
oleh
tetapi
daerah
juga
yang
daerah
merupakan
Oleh Karen itu dalam pembangunan
dan
pengembangan
diperlukan
terpadu
suatu
yang
wilayah
ini
perencanaan
tidak
menutup
kemungkinan adanya lintas batas
administratif (Budiharsono, 2001).
Menurut Kusumastanto (2003),
bahwa perspektif ekonomi regional,
wilayah pesisir dan laut memiliki
pilar-pilar
penting
kekuatan
dalam
untuk
menjadi
pembangunan
wilayah yang berbasiskan kekuatan
ekonomi lokal.
Kekuatan-kekuatan
adalah
:
1)
advantages
tersebut
natural
dan
resources
inperfect
factor
mobility. Artinya di wilayah pesisir
terdapat
konsentrasi
keunggulan
wilayah yang tidak dimiliki oleh
wilayah lain, seperti sumberdaya
alam, kultur dan adanya keterkaitan
masyarakat dengan sumberdaya; 2)
economic
of
concentration
atau
imperfect diversibility. Artinya secara
spasial kegiatan usaha berdasarkan
skala ekonomi, umumnya terjadi
pengelompokan
industri
sejenis
(cluster of industry), jika tidak masuk
skala ekonomi, kegiatan ini akan
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
keluar cluster yang ada; dan 3)
dasarnya
mobilitas
proses yang standar dan banyak
adalah
pengorbanan.
tidak
Artinya setiap pergerakan barang
sekali
dan
ditawarkan
jasa
memerlukan
transpotasi
dan
biaya
komunikasi.
menganut
variasi
proses
oleh
satu
yang
pustaka-pustaka
tentang perencanaan strategis (serta
Sehingga kebijakan pembangunan
tergantung
wilayah pesisir dan laut diarahkan
bidang
tempat
perencanaan
pada upaya untuk meminimalkan
strategis
tersebut
diaplikasikan).
jarak dan memaksimumkan akses.
Menurut sejarahnya, perencanaan
Konsep dan Definisi Strategi
strategis pertama kali diaplikasikan
Pengertian strategi ada beberapa
juga
dibidang
dengan
militer,
dengan
kemudian
macam sebagaimana dikemukakan
diaplikasikan ke dunia usaha atau
oleh para ahli. Strategi didefinisikan
perusahaan. Pada masa berikutnya,
sebagai suatu proses penentuan
tipe perencanaan ini juga aplikasikan
rencana
ke organisasi nirlaba (non-profit)
para
pemimpin
puncak
yang berfokus pada tujuan jangka
(Djunaedi, 2002).
panjang
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah
Stiglitz (1998) menyatakan bahwa
organisasi,
disertai
penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana
agar
tujuan
tersebut
dapat dicapai (Umar, 2001). Strategi
berasal dari kata Latin strategia
yang artinya kantor dari jenderal,
selain itu strategi bisa juga diartikan
sebagai
seni
mempe-kerjakan
memperalat
atau
tindakan-tindakan
yang berasal dari kata Perancis
strategos, arti lain dari kata strategi
adalah strategems atau menuju ke
arah sebuah tujuan (Soesilo, 2002).
Strategi adalah sekumpulan caracara untuk mencapai tujuan, dan
strategi adalah suatu pendekatan
logis yang akan menentukan arah
sebuah aksi (Sitinjak, 2000).
strategis
pembangunan
ambisius
dari
perencanaan,
pada
lebih
dokumen
karena
strategi
pembangunan menyiapkan strategi
bukan hanya untuk akumulasi modal
dan penempatan sumber daya, tapi
juga
strategi
untuk
transformasi
masyarakat. Strategi pembangunan
memiliki
peran
penting
sebagai
pemercepat terjadinya transformasi
masyarakat
dengan
yang bisa
dilakukan
mengidentifikasikan
keuntungan
komparatif
area
negara.
Mengidentifikasikan area ini dan
mempublikasikannya
barang
Perencanaan strategis
Perencanaan
strategi
publik
adalah
sebagai
tanggung
jawab pemerintah.
pada
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
| 395
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Strategi
pembangunan
perlu
atau pengetahuan responden akan
memajukan wacana (vision) tentang
permasalahan
yang
dimaksud.
transformasi,
akan
seperti
apa
Responden yang dipilih sebanyak
masyarakat
kita
20
tahun
tujuh orang yaitu Kepala Sub Bagian
mendatang.
Wacana
ini
tentu
Perencanaan Bappeda Kabupaten
mengandung
tujuan-tujuan
kuan-
Pesawaran,
Kepala
Bidang
titatif, seperti mengurangi kemis-
Kelautan, Pesisir dan Pengawasan
kinan
Sumber
(sebanyak
setengah)
dan
Daya
Kelautan
dan
memperhatikan pendidikan, namun
Perikanan (SDKP) Dinas Kelautan
hal tersebut merupakan elemen-
dan
elemen atau target dalam proses
Pesawaran, camat Punduh Pidada ,
transformasi, bukan wacana dari
dan empat orang tokoh masyarakat
transformasi
itu
pembangunan
Perikanan
Kabupaten
sendiri.
Strategi
di kecamatan tersebut.
kadang
dilihat
Metode Analisis Data
sebagai blueprint, sebuah peta yang
menggambarkan
kemana
masya-
Dalam penelitian ini digunakan
dua jenis metode analisis, yaitu
rakat akan menuju.
metode
Metode Penelitian
Teknik Pengambilan Sampel
Responden
Teknik yang digunakan dalam
kuantitatif. Dan untuk menyusun
pemilihan
masukan, tahap penggabungan dan
responden
dengan
deskriptif
dan
metode
strategi dilakukan dengan melalui
tiga tahap analisis, yakni tahap
metode pengambilan sampel secara
tahap
sengaja (purposive sampling), yaitu
analisis
menentukan atau memilih respon-
memformulasikan keputusan yang
den atau sample secara sengaja.
akan diambil.
Yang
Analisis Matriks Evaluasi Faktor
Internal dan Eksternal (IFE- EFE)
Menurut Umar (2001), matriks
menjadi
melakukan
seorang
responden
pembobotan
ahli
(expert).
untuk
adalah
Yang
dimaksud dengan expert disini tidak
harus seseorang yang pakar pada
satu
bidang
keilmuan
tertentu,
melainkan orang yang tahu betul
akan permasalahan yang diteliti.
Jumlah responden menjadi tidak
penting dalam menentukan bobot.
Yang lebih penting adalah kualitas
| 396
keputusan.
Tahap
kasus
akhir
adalah
EFE digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam meringkas dan
mengevaluasi
lingkungan
semua
informasi
eksternal
meliputi
peluang dan ancaman, sedangkan
matriks
IFE
meringkas
digunakan
dan
kekuatan dan
untuk
mengevaluasi
kelemahan
utama
yang dihadapi.
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Hasil Dan Pembahasan
Matriks
SWOT
(Strengths,
Weakness, Opportunities, threats)
Menurut David (2002), unsur-
dengan luas 110,46 km , terbagi
unsur SWOT meliputi: S (strength)
menjadi 11 desa, dengan enam
yang
desa
berarti
mengacu
keunggulan
kepada
kompetitif
dan
Kecamatan
Punduh
Pidada
2
berpantai
Sukamaju,
(Pagarjaya,
Bawang,
Kota
Jawa,
kompetensi lainnya, W (weakness)
Sukarame, dan Rasuba), satu desa
yaitu hambatan yang membatasi
kepulauan
pilihan-pilihan pada pengembangan
empat
strategi,
O
(Pulau
desa
(opportunity)
yakni
dataran
kondisi
yang
(Bangurejo,
menyediakan
Legundi),
lainnya
serta
dan
merupakan
pegunungan
Banding
Agung,
menguntungkan atau peluang yang
Sukajaya Pedada, Baturaja), dengan
membatasi penghalang, T (threat)
ketinggian antara 0-1.100 MDPL
yang berhubungan dengan kondisi
(meter di atas permukaan laut),
yang
sedangkan
dapat
menghalangi
atau
panjang
garis
pantai
ancaman dalam mencapai tujuan.
yang dimiliki adalah 642 Mil. Pulau-
Matriks
menghasilkan
pulau di Kecamatan Punduh Pidada
empat sel kemungkinan alternatif
yaitu Pulau Lunik, Pulau Lok, Pulau
strategi, yaitu strategi S-O, strategi
Balak Pulau Lelengga Balak, Pulau
W-O, strategi W-T dan strategi S-T.
Lelangga Lunik, Pulau Mengkudu,
Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM)
QSPM
adalah
alat
yang
Pulau
ini
dapat
direkomendasikan bagi para ahli
strategi untuk melakukan evaluasi
pilihan
strategi
alternatif
secara
objektif, berdasarkan faktor- faktor
sukses kritis internal-eksternal yang
telah diidentifikasikan sebelumnya.
Jadi,
secara
konseptual,
tujuan
QSPM adalah untuk menetapkan
kemenarikan
relatif
(relative
attractiveness) dari strategi-strategi
yang bervariasi yang telah di pilih,
untuk menentukan strategi mana
yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar,2001).
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
Seserot,
umang,
Pulau
Pulau
Umang-
Penaga,
Pulau
Legundi Tuha, Pulau Legundi Balak,
Pulau Siuncal, dan Pulau Sijebi
(BPS, 2014).
Perumusan Strategi
Perumusan Faktor Internal dan
faktor Eksternal
Tahapan pertama dari kegiatan
penelitian
ini
adalah
melakukan
kajian terhadap faktor-faktor internal
dan
eksternal
wilayah
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada dalam
rangka
untuk
mencari
strategi
pembangunan
di
terbaik
wilayah
pesisir Kecamatan Punduh Pidada.
Identifikasi faktor-faktor yang ber| 397
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
kaitan dengan strategi pembangun-
Eksternal sebagaimana terdapat
an daerah tertingal di wilayah pesisir
dalam tabel 5 .
Kecamatan Punduh Pidada dilaku-
Evaluasi Faktor Internal dan
kan dengan mempelajari berbagai
Eksternal
literatur
dokumen-
Dalam tahap masukan ini dilakukan
dokumen, observasi, serta wawan-
analisis IFE dan analisis EFE yang
cara
berbagai
didasarkan pada hasil identifikasi
pihak (narasumber) yang diyakini
kekuatan, kelemahan, peluang dan
mengetahui (expert) permasalahan
ancaman yang merupakan faktor
yang sedang diteliti. Berdasarkan
strategis
hasil perumusan indikator-indikator
Pengisian
faktor
dilakukan dengan memberi bobot
kepustakaan,
langsung
dengan
internal
dan
eksternal,
selanjutnya dilakukan penyusunan
dan
kuesioner
SWOT
eksternal
masukan
dari
untuk
responden
diminta
untuk
menghilangkan faktor yang tidak
internal
dan
matriks
rating
pada
dan
eksternal.
EFEsetiap
internal
IFE
faktor
tersebut.
Evaluasi Faktor Internal
Evaluasi Faktor Internal (IFE)
perlu, menambahkan faktor penting
digunakan
yang belum dimasukkan ataupun
seberapa besar peran dari faktor
mempertajam yang sudah disusun.
internal
Ada
kelemahan
beberapa
tambahan
faktor-faktor
berdasarkan
hasil
untuk
berupa
pada
mengetahui
kekuatan
wilayah
dan
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada
yang diperoleh dari responden.
Sehingga perumusan identifikasi
faktor-faktor
| 398
Internal
dan
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Tabel 5 Perumusan Indentifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Sesudah
Konfirmasi Responden
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
.
dari
wilayah
Pengisian pembobotan dengan
Punduh
Pesisir
Pidada
Kecamatan
ditunjukkan
oleh
metode Paired Comparison Matrix
faktor strategis sarana dan prasarana
digunakan untuk mendapatkan nilai
kurang
bobot dari setiap variabel internal.
terendah yaitu 0,078. Total skor dari
Kemudian nilai bobot yang didapat
matriks IFE untuk wilayah Pesisir
dirata-ratakan untuk mendapatkan
Kecamatan Punduh Pidada sebesar
nilai bobot rata-rata dengan cara
2,365. Jumlah skor yang lebih rendah
menjumlahkan nilai bobot setiap
dari
responden
masing-masing
(Umar,2001), sehingga menunjukan
variabel lalu dibagi dengan jumlah
bahwa wilayah pesisir Kecamatan
responden.
Punduh Pidada sebenarnya memiliki
dari
Langkah tersebut juga dilakukan
dalam
pemberian
peringkat
memadai
rata-rata
daya
tarik
dengan
(rata-rata
kekuatan
skor
=
yang
2,5)
cukup
untuk
besar, namun perlu adanya upaya
mendapatkan nilai peringkat rata-rata.
untuk memperbaiki kelemahan yang
Selanjutnya setelah mendapat nilai
ada pada wilayah tersebut.
bobot rata-rata dapat diperoleh nilai
skor
dari
setiap
variabel
internal
Karena dari hasil analisis Matriks
IFE diperoleh total skor untuk faktor
dengan cara mengalikan nilai bobot
strategis
dengan nilai peringkat rata-rata setiap
2,365
variabel internal.
yang
wilayah pesisir Kecamatan Punduh
paling besar pada variabel kekuatan
Pidada memiliki kondisi internal yang
akan menunjukkan kekuatan utama
lemah (di bawah rata- rata 2,5).
sedangakan untuk nilai skor paling
Tabel
kecil pada kelemahan menunjukkan
Pembangunan Daerah Tertinggal di
kelemahan utama. Analisis matriks
Wilayah Pesisi Kecamatan Punduh
IFE
Pidada
wilayah
Nilai
pesisir
skor
Kecamatan
Punduh Pidada dapat dilihat pada
tabel 5.
Berdasarkan hasil dari matriks IFE
bahwa kekuatan utama dari wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
pada faktor strategis yaitu wilayah
berpotensi besar sebagai pariwisata
dengan
nilai
skor
tertinggi
yaitu
sebesar 0,275, sedangkan kelemahan
internal
yang
6
adalah
sebesar
menunjukkan
Evaluasi
Faktor
bahwa
Internal
bahwa peluang utama bagi wilayah
Evaluasi Faktor Eksternal
pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
digunakan
seberapa
untuk
besar
mengidentifikasi
pengaruh
faktor
adalah
kemitraan
dan
kerjasama
dengan pihak swasta atau pihak
lain.dengan
nilai
skor
tertinggi
eksternal yaitu berupa peluang dan
sebesar 0,350. Sedangkan ancaman
ancaman
utama
bagi
wilayah
pesisir
bagi
wilayah
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada. Proses
Kecamatan Punduh Pidada adalah
analisis
dilakukan
adanya
kuesioner
(banjir bandang, gempa, dll) dan
dengan
terhadap
matriks
EFE
pemberian
responden
bencana
alam
sama.
fenomena perubahan iklim dengan
Pengisian kuesioner digunakan untuk
skor tertinggi yaitu 0,317. Nilai skor
mendapatkan bobot dan peringkat
dari analisis matrik EFE yaitu sebesar
dari setiap variabel eksternal berupa
2,970. Nilai ini menunjukkan bahwa
peluang
Wilayah Pesisir Kecamatan Punduh
dan
yang
ancaman
ancaman
dengan
metode Paired Comparison Matrix.
Pidada
Nilai bobot yang diperoleh dirata-
memanfaatkan peluang eksternal dan
ratakan
menghindari ancaman.
untuk
mendapatkan
nilai
bobot rata-rata dengan menjumlahkan
nilai bobot setiap responden dan
sedang
berusaha
untuk
Tabel
6
Evaluasi
Faktor
Eksternal
Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
masing-masing variabel lalu dibagi
dengan
jumlah
tersebut
juga
responden.
dilakukan
Hal
dalam
mendapatkan peringkat rata-rata. Nilai
bobot rata-rata dan peringkat rata-rata
dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
skor dengan cara mengalikan antara
nilai bobot rata-rata dengan nilai
peringkat rata-rata dari setiap variabel
eksternal.
Nilai
skor
tertinggi
mengindikasikan peluang utama serta
acaman utama pula bagi wilayah
pesisir Kecamatan Punduh Pidada.
Berikut merupakan analisis matriks
EFE pada tabel 21.
Berdasarkan analisis matrik EFE
Perumusan Strategi
Tahap selanjutnya dalam penyusunan
strategi pembangunan wilayah pesisir
Kecamatan Punduh Pidada adalah
tahap pemaduan (matching stage)
dengan
SWOT
analisis
SWOT.
digunakan
Analisis
untuk
menggabungkan antar faktor internal
(kelemahan dan kekuatan) dengan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
faktor
eksternal
(peluang
dan
peluang
dengan
cara
ancaman). Hal ini dimaksudkan untuk
memanfaatkan
menentukan
layak
menggunakan kekuatan. Adapun
dalam pembangunan wilayah pesisir
beberapa strategi yang dihasilkan
Kecamatan Punduh Pidada. Dari hasil
adalah:
analisis
1. Mengoptimalkan
strategi
SWOT
alternatif
yang
diperoleh
dalam
strategi
peluang
dengan
pengelolaan
pembangunan
dan pengembangan objek wisata
wilayah pesisir Kecamatan Punduh
bahari yang dapat menciptakan
Pidada diperoleh 18 alternatif strategi.
sumber
Matriks SWOT tersebut dapat dilihat
masyarakat pesisir
pada tabel 10.
ekonomi
2. Mengoptimalkan
Berdasarkan
analisis
matriks
SWOT, pembangunan wilayah Pesisir
Kecamatan Punduh Pidada dapat
bagi
pengelolaan,
pemasaran dan mutu produk
perikanan dan pertanian.
3. Memanfaatkan teknologi ramah
dirumuskan dalam 18 (delapan belas)
lingkungan
alternatif
produksi bidang pertanian dan
strategi,
yakni
melalui
dalam
proses
Strategi S-O Strategi W-O , Strategi
perikanan
dalam
S-T dan Strategi W-T sebagai berikut:
kelestarian
sumberdaya
Strategi Strengths – Opportunities
(S-O)
Strategi S-O (Kekuatan dan
Peluang)
bungan
merupakan
antara
faktor
pengga-
menunjang
alam
dan lingkungan.
4.Mengembangkan
partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
wilayah pesisir
internal
kekuatan dengan faktor eksternal
Tabel 10. Matrik SWOT Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Pesisir Kecamatan Punduh
Pidada
Strategi Weakness – Opportunities
(W-O)
Strategi W-O adalah strategi yang
disusun untuk mengatasi kelemahan
dengan memanfaatkan peluang yang
ada.
Beberapa
alternatif
yang
1. Meningkatkan
peran pemangku
kepentingan dalam pembangunan
dan
prasarana
dasar
wilayah pesisir
2. Mendorong kerja sama berbagai
pihak
untuk
mensinergikan
pembangunan
yang
kepariwisataan
didukung
dengan
penganggaran daerah
3. Meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraan masyarakat pesisir
terutama
yang
kelompok
mata
berhubungan
masyarakat
pencahariannya
langsung
dengan
pemanfaatan sumberdaya alam
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap
informasi,
modal,
pemasaran dan teknologi
kasi dan koordinasi antar instansi
terkait dalam pengelolaan wilayah
pesisir
Strategi Strengths – Threats (S–T)
Strategi S-T merupakan strategi
yang menggunakan kekuatan internal
untuk menghindari atau mengurangi
ancaman
pembangunan
ikanan
produksi
melalui
per-
pengembangan
perikanan tangkap dan perikanan
budidaya dengan tetap memper-
eksternal
Wilayah
ikan dan lingkungannya.
2. Menyediakan
perangkat
hukum
yang memadai dan melakukan
penegakan
hukum
dengan
memperhatikan hukum adat
3. Efektifitas pengelolaan kawasan
lindung
dan
budidaya
mempertimbangkan
dengan
kawasan
rawan bencana alam
4. Pemberdayaan
masyarakat
sosial-ekonomi
pesisir
melalui
peningkatan moral dan etos kerja
penduduk
berorientasi
pesisir
yang
kepada
leih
budaya
pembangunan berkelanjutan
Strategi Weakness –Threats (W-T)
Strategi W-T merupakan strategi
yang diusulkan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari
5. Mengembangkan forum komuni-
dampak
1. Mengoptimalkan
tahankan kelestarian sumberdaya
dihasilkan adalah:
sarana
dihasilkan adalah sebagai berikut :
bagi
Pesisir
ancaman
eksternal
yang
ada.
Strategi W-T yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan
pemahaman
ber-
bagai hukum lingkungan serta
peningkatan
pengawasan
lang-
sung oleh masyarakat.
2. Mengembangkan
penyuluh-an
dan
program
pelatihan
Pidada.
keterampilan masyarakat dalam
Beberapa alternatif strategi S-T yang
pengelolaan sumber daya alam
Kecamatan
Punduh
wilayah pesisir
komunikasi
3. Rehabilitasi
pesisir
ekosistem/habitat
dan
laut
yang
telah
antara
pemerintah
daerah, DPRD, serta masyarakat
dan swasta juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelemahan
mengalami kerusakan
4. Pelibatan swasta dan masya-rakat
belum
optimalnya
pengelolaan
dalam pengendalian pen-cemaran
sumberdaya dan relatif rendah-
dan pengolahan sampah
nya kualitas sumberdaya manusia
5.Pengembangan program mitigasi
selain
terdapatnya
disparitas
bencana alam
pembangunan yang menyebab-
Berdasarkan pengolahan QSPM,
kan masih banyaknya desa-desa
diperoleh
lima
prioritas
strategi
tertinggi
atau
strategi
utama
tertinggal
di
Sinkronisasi
kecamatan
antara
kebijakan
pembangunan daerah tertinggal di
pemerintah
wilayah pesisir Kecamatan Punduh
harus ditingkatkan agar program-
Pidada sebagai berikut :
program
pembangunan
berjalan
dengan
1. Mengembangkan
forum
pusat
ini.
dan
daerah
dapat
efektif
komunikasi dan koordinasi antar
efisien,
instansi terkait dalam pengelolaan
bangunan
wilayah pesisir.
Kecamatan Punduh Pidada yang
Pembangunan
ekonomi
daerah
matan
pembangunan,
bayan,
diperlukan
kerjasama
dan
koordinasi diantara semua pihak
yang berkepentingan. Pemerintah
dan
dalam
jalan
pem-
provinsi
menghubungkan
melibatkan multisektor dan pelaku
sehingga
misalnya
dan
antar
keca-
Kecamatan
Kabupaten
di
Klum-
Tanggamus
yang telah lama dalam keadaan
rusak parah.
2. Mengembangkan
program
daerah akan bertanggung jawab
penyuluhan
secara
terhadap
keterampilan masyarakat dalam
kebijakan dasar yang diperlukan
pengelolaan sumber daya alam
bagi
wilayah
lebih
penuh
pembangunan
khususnya
yang
pembangunan
prasarana,
daerah,
menyangkut
sarana
investasi,
dan
kebijakan
dan
pelatihan
pesisir.
Program
dan
pelatihan
penyuluhan
keterampilan masyarakat sangat
diperlukan.
Kurangnya program
penyuluhan
dan
(pendidikan dan kesehatan) serta
keterampilan
dirasakan
pengembangan
masyarakat
di
Mengingat
masih
lingkungan,
pelayanan
dasar
sumberdaya
manusia. Mengembangkan forum
pelatihan
kecamatan
oleh
ini.
banyaknya
masyarakat miskin, dan rendah-
mengembangkan potensi sumber
nya kualitas sumberdaya manusia
daya manusia (SDM) dan potensi
yang ada. Begitu juga pembinaan
sumberdaya alam (SDA) secara
terhadap potensi Usaha Mikro,
optimal dan dapat mengeliminasi
Kecil, dan Menengah (UMKM)
kesenjangan
yang
masyarakat (Syahza,2013).
dirasakan
masih
sangat
kurang. Diharapkan dinas terkait
agar
dapat
menganggarkan
pembinaan bagi UMKM.
3. Meningkatkan
Sarana
dan
kelompok
prasarana
di
Kecamatan Punduh Pidada dinilai
masih
peran pemangku
antar
sangat
kurang
(belum
memadai). Hal ini terlihat dari
kepentingan dalam pembangunan
jumlah
sarana
yang masih kurang dari jumlah
dan
wilayah
prasarana
pesisir.
dasar
Ketersediaan
yang
sarana
dan
dibutuhkan
prasarana
ataupun
sarana dan prasarana merupakan
banyaknya
faktor penunjang yang memberi-
yang berada dalam kondisi rusak.
kan
kontribusi
mensukseskan
bangunan
sarana
dari
prasarana
penting
dalam
Strategi ini berguna agar daerah-
kegiatan
pem-
daerah yang terpencil dan terisolir
wilayah.
dapat di akses dengan kendaraan,
suatu
Pembangunan
sarana
dan
sehingga
koordinasi
dari
prasarana sangat diperlukan untuk
pemerintah
melancarkan dan mensuk-seskan
mengingat di Kecamatan Punduh
pencapaian berbagai tujuan dan
Pidada
keinginan
tertinggal di pulau-pulau terpencil.
di
berbagai
aspek
kehidupan. Pembangunan sarana
semakin
masih
Jaringan
banyak
jalan
cepat,
wilayah
merupakan
dan prasarana akan meningkatkan
elemen utama yang mendorong
mobilitas manusia dan barang
perkembangan
antar
Jaringan jalan yang ada masih
daerah.
hendaknya
Peningkatan
tidak
saja
ini
melalui
kurang
suatu
wilayah.
memadai
untuk
kuantitas tetapi juga kualitasnya
mendukung
yang meliputi fasilitas transportasi
masyarakat dan untuk distribusi
(jalan,
hasil-hasil
jembatan,
fasilitas
pelabuhan),
kelistrikan,
fasilitas
pergerakan
pertanian
dan
perikanan. Selain itu jaringan jalan
komunikasi, fasilitas pendidikan,
yang
dan
tumbuh kembangnya objek-objek
fasilitas
Tersedianya
memadai
air
infrastruktur
akan
bersih.
yang
wisata
dapat
Pidada
baik
di
dapat
mendukung
Kecamatan
sehingga
Punduh
dapat
lebih
mudah berkembang.
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap
informasi,
modal,
pemasaran dan teknologi.
Meningkatkan akses masyarakat
pemasaran,
rendahnya
kemampuan
tawar-menawar,
berfluktuasinya
harga,
kurang
informasi
pasar,
tersedianya
terhadap informasi sangat diperlu-
kurang
kan,
pemasaran,
misalnya
informasi
akses
terhadap
terpadu
kepariwisataan,
tentang
informasi untuk
jelasnya
jaringan
rendahnya
kualitas
produksi, dan rendahnya kualitas
sumberdaya manusia.
pengelolaan usaha perikanan, dan
Dari
tersedianya
Kecamatan Punduh Pidada masih
informasi
pasar.
aspek
teknologi,
Begitu juga akses terhadap modal,
banyak
yang
pemerintah
teknologi
dan
telah
berusaha
di
menggunakan
tatacara
bertani
mengembangkan usaha ekonomi
sederhana,
mikro di pedesaan yang pada
penting
hakekatnya
pemanfaatan
teknologi
agar
meningkatkan kemampuan ekono-
teknologi
tatacara
bertani
mi masyarakat. Namun sebagian
dimoderenkan.
bertujuan
untuk
besar masyarakat pedesaan tidak
mampu
untuk
program
memanfaatkan
tersebut,
hal
karena
ketidak
terampilan
mereka
dalam
(Syahza,
2013).
Pengembangan
lembaga
dana
dan kredit pedesaan khususnya
koperasi
diharapkan
menciptakan
menunjang
iklim
pola
dapat
yang
pembinaan
masyarakat pedesaan. Dari aspek
pemasaran, salah satu kelemahan
pengembangan produk pertanian
dan
perikanan
Punduh
di
Pidada
Kecamatan
disebabkan
karena adanya kendala dalam
pemasaran.
Kendala
sangat
bimbingan-bimbingan
dan
5. Mengembangkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
wilayah pesisir.
ini
disebabkan
berusaha
sehingga
tersebut
antara lain panjangnya saluran
Dalam
pengembangan
ekonomi
di
kegiatan
wilayah
pesisir,
masyarakat
harus ikut
dilibatkan.
Keterlibatan
atau
partisipasi
masyarakat tersebut dapat berarti
keterlibatan dalam proses penentuan
arah
dan
pelaksanaan
kebijakan
pengembangan wilayah pesisir yang
dikerucutkan
dari
perencanaan
partisipatif
kerangka
masyarakat
(public
yang
participation
design). Selain itu masyarakatpun
harus terlibat dalam memikul beban
dan
bertanggung
pelaksanaan
jawab
pengembangan
dalam
eko-
nomi yang dilakukan dan juga ikut
terlibat
dalam
menikmati
hasil
pengembangan
yang
dilakukan.
alam
yang
besar,
sebagai
minapolitan
dengan
Keterlibatan aktif masyarakat akan
kawasan
lebih
apabila kegiatan
sentra-sentra produksi perikanan
yang
dilakukan
yang potensial, lahan yang subur
merupakan
kebutuhan
untuk pengembangan pertanian,
terlaksana
pengembangan
dirasakan
yang amat penting bagi masyarkat itu
terdapat kawasan
sendiri, misalnya dalam keterlibatan
peranan tokoh adat dan tokoh
masyarakat
masyarakat
Rencana
di
Musya-warah
Pembangunan
konservasi,
masih
tinggi,
dan
tingkat
kekuatan terakhir adalah budaya
Kecamatan (musrenbang-cam) yang
gotong royong masyarakat masih
merupakan keseluruhan aspirasi dari
tinggi.
seluruh
desa,
namun
ternyata
2. Berdasarkan hasil dari matriks IFE
masyarakat masih merasakan belum
bahwa
sepenuhnya
aspirasi
wilayah
tersebut
menjadi
masyarakat
acuan
kelemahan
utama
pesisir
dari
Kecamatan
Punduh Pidada ditunjukkan oleh
pembangunan daerah. Padahal hasil
faktor
Musren-bangcam sebagai referensi
prasarana
penting
skala
dengan skor terendah. Kelemahan
pembangunan,
lainnya yaitu kurangnya koordinasi
partisipasi
dan prioritas pembangunan dari
guna
menentukan
prioritas
mengedepankan
strategis
kurang
masyarakat sangat diperlukan dalam
lembaga-
hal ini.
wilayah
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan
yang
didapatkan
masyarakat
berdasarkan
hasil
penelitian
ini
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil dari matriks IFE
bahwa
kekuatan
wilayah
pesisir
utama
dari
Kecamatan
Punduh Pidada adalah wilayah
berpotensi
besar
pariwisata
sebagai
dengan
nilai
skor
tertinggi.
Kekuatan
lain
yang
dimiliki
di
wilayah
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada yaitu
tersedianya potensi sumber daya
kualitas
sarana
memadai
lembaga
pengelola
pesisir,
kemiskinan
pesisir,
rendahnya
sumberdaya
kemampuan
dan
manusia,
permodalan
dan
keterampilan masyarakat rendah,
pemahaman
lingkungan
tentang
baik
di
hukum
tingkat
masyarakat maupun aparat yang
rendah, kurangnya dokumentasi
atau data terkait tentang rencana
pengelolaan
dan
potensi
di
wilayah pesisir, dan kelemahan
terakhir
yaitu
minimnya
dana
pembangunan daerah.
3. Sedangkan dari sisi eksternal,
faktor
yang
utama
dari
Kecamatan
menjadi
peluang
yaitu persaingan produk- produk
pesisir
kelautan yang makin ketat dan
Pidada
perlakuan
wilayah
Punduh
adalah kemitraan dan kerjasama
dengan pihak swasta atau pihak
standarisasi
interna-
sional.
5. Berdasarkan
hasil
evaluasi
lain dengan nilai skor tertinggi.
dengan
Peluang lainnya
yaitu potensi
SWOT yang menganalisa faktor
sumber daya alam masih belum
internal dan eksternal (IFE dan
termanfaatkan dan dikelola secara
EFE)
optimal, prioritas pemda untuk
strategi, dan dilanjutkan dengan
mengembangkan pariwi-sata dan
Analisa
merupakan
yang
Strategic Planning Matrix) untuk
perkembangan
menetukan prioritas dari beberapa
sektor
diunggulkan,
menggunakan
diperoleh
analisis
18
QSPM
alternatif
(Quantitative
teknologi dan yang terakhir yaitu
alternatif
tingginya potensi pasar nasional
dihasilkan. Strategi yang menjadi
dan
prioritas
internasional
produk
(dalam
perikanan,
pertanian,
kehutanan,
pariwisata,
pengolahan
hal
dan
strategi
yang
adalah
sudah
:
(1)
mengembangkan forum komuni-
industri
kasi dan koordinasi antar instansi
jasa-jasa
terkait dalam pengelolaan wilayah
lingkungan).
pesisir,
4. Faktor eksternal yang menjadi
(2)
program
mengembangkan
penyuluhan
dan
ancaman utama wilayah pesisir
pelatihan
Kecamatan
Pidada
rakat dalam pengelolaan sumber
adalah adanya ancaman bencana
daya alam wilayah pesisir, (3)
alam (banjir bandang, gempa, dll)
meningkatkan
dan fenomena perubahan iklim
kepentingan dalam pembangunan
dengan skor tertinggi. Ancaman
sarana
lainnya yaitu menjadikan pantai
wilayah pesisir, (4) meningkatkan
dan
laut
Punduh
keterampilan
dan
masya-
peran pemangku
prasarana
dasar
sebagai
tempat
akses
limbah
rumah
informasi, modal, pemasaran dan
pembuangan
masyarakat
terhadap
tangga, pengrusakan (eksploitasi)
teknologi,
hutan mangrove yang berlebihan,
bangkan partisipasi masyarakat
degradasi habitat wilayah pesisir,
dalam
adanya
pesisir.
ilegal
fishing
dan
penggunaan alat tangkap yang
Saran
merusak lingkungan dan terakhir
Keberhasilan
serta
(5)
pengelolaan
mengemwilayah
pembangunan
di
wilayah
pesisir
Kecamatan
Punduh Pidada perlu dukungan,
Daftar Pustaka
perhatian,
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar
Perencanaan
dan
Pembangunan Ekonomi
Daerah.
Yogyakarta:
Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
dan
kebijakan
pemerintah
setempat
salah
stakeholder
satu
suksesnya
wilayah
sebagai
kunci
pembangunan
pesisir
dari
di
Kecamatan
Punduh Pidada. Disamping itu
juga sangat besar pengaruhnya
,
2010.
Ekonomi
Pembangunan.
Yogyakarta:
Bagian
Penerbitan
STIE
YKPN.
partisipasi dan kepedulian serta
peran
aktif
masyarakat.
Berdasarkan hasil pembahasan
dan
kesimpulan
yang
telah
diberikan, maka dapat diberikan
beberapa
saran
yaitu
sebagai
berikut :
1. Pemerintah Kecamatan Punduh
Pidada
disarankan
untuk
strategi
sesuai
menyusun
dengan tingkat kepentingan dan
prioritasnya sehingga diharapkan
dapat
meningkatkan
pembangunan di wilayah pesisir
Kecamatan Punduh Pidada.
2. Diperlukan
sosialisasi
kepada
masyarakat mengenai pentingnya
partisipasi
pengelolaan
masyarakat
wilayah
pesisir
secara berkelanjutan.
3. Perlu adanya fasilitas semacam
Asri, A. 2010. Strategi Kebijakan
Pembangunan
daerah
Kabupaten
Klaten
:
Pendekatan Analisis SWOT
dan
AHP.
Universitas
Indonesia, Jakarta.
Badan
Pusat
Statistik.
2012.
Pesawaran
Dalam
Angka
2012. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pesawaran.
Pesawaran.
, 2014. Pesawaran Dalam
Angka 2014. Badan Pusat
Statistik
Kabupaten
Pesawaran. Pesawaran.
, 2014. Statistik Kecamatan
Punduh Pidada 2014. Badan
Pusat Statistik Kabupaten
Pesawaran. Pesawaran.
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Pesawaran. 2011.
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Pesawaran Tahun 2011-2031.
Kabupaten Pesawaran.
jalur evakuasi darurat bencana,
mengingat
kondisi
wilayah
Kecamatan Punduh Pidada yang
rawan
bencana
sehingga
mitigasi bencana perlu menjadi
prioritas.
, 2012. Desa Tertinggal dan
Jumlah Rumah Tangga Miskin
Per Kecamatan di Kabupaten
Pesawaran. Pesawaran
Budiharsono S. 2001.
Teknik
Analisis
Pembangunan
Wilayah Pesisir danLautan.
Pradnya Paramita. Jakarta.
David, Fred R. 2002. Manajemen
Strategis Konsep. Sindoro,
Alexander, Penerjemah; Agus
Widyantoro; Editor. Jakarta:
Prenhallindo. Terjemahan dari:
Concepts
of
Strategic
Management.
Dinas
Kelautan dan Perikanan
Pesawaran (DKP). 2010. http://
dkp.pesawarankab.go.id/
index.php
Dinas
Kelautan dan Perikanan
Provinsi Lampung. 2011. Peta
Administrasi Provinsi Lampung
Dirhamsyah.
2006.
Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terintegrasi Di
Indonesia.
Oseana, Volume XXXI, No. 1 tahun
2006.
Djunaedi,
A.
2002.
Proses
Perencanaan Strategis Kota/
Daerah,
Universitas Gajah
Mada,Yogyakata, 2002
Ekaputra, H Nofidi. 2009. Kajian
Pengembangan Strategi Di
Wilayah Pesisir Kabupaten
Pelalawan
Provinsi
Riau.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kay R, Alder J. 1999. Coastal
Planning and Management, E &
FN Spon, an imprint of
Routledge, London
Kuncoro,
Mudrajad.
2012.
Perencanaan
Daerah,
Bagaimana
Membangun
Ekonomi Lokal, Kota dan
Kawasan. Jakarta : Salemba
Empat.
Kusumastanto, T. 2003. Ocean
Policy
Dalam
Membangun
Negeri Bahari di Era Otonomi
Daerah. Jakarta (ID): Gramedia
Pustaka Utama.
Lasabuda,
Ridwan.
2013.
Pembangunan Wilayah Pesisir
Dan Lautan Dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik
Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax
Masli, Lili, 2008. Analisis FaktorFaktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi dan
Ketimpangan Regional antar
Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa
Barat.http://
www.scribd.com/doc/
37939397/28/LajuPertumbuhan- PDRB-MenurutKomponen-Penggunaan.pdf.
28 November 2014.
Nurjanah,
Siti.
2006.
Strategi
Pembangunan
Wilayah
Tertinggal
(Studi
Kasus
Kabupaten
Pandeglang,
Propinsi
Banten).
Fakutas
Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Prastiwi, Indah. 2013. Perencanaan
Lanskap
Kawasan
Wisata
Tambak Di Pesisir Kecamatan
Punduh Pidada Kabupaten
Pesawaran Provinsi Lampung.
Fakutas
Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Rahmat, Basuki. 2009. Strategi
Pengembangn
Produk
Unggulan Wilayah Pegunungan
dan
Pesisir
Kabupaten
Lampung
Barat.
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Rais, J. 2001. Dinamika Pesisir dan
Geomorfoogi. ITB. Bandung.
Ratna Saridewi, Tri. 2003. Studi
Pembangunan
Ekonomi
Wilayah Pesisir di Kabupaten
Subang.
Program
Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sri Kusvita, Teti. 2013. Evaluasi dan
Strategi
Pengembangan
Kawasan
Minapolitan
Di
Kabupaten Bogor. Program
Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sitinjak, Robert. 2000. Strategi
Kebijakan
Pemberantasan
Korupsi
Kejaksaan
Agung
Republik Indonesia: Analisis
SWOT dan AHP. Universitas
Indonesia;Jakarta
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan
Perkotaan.
Jakarta:
Raja
Grafndo Persada
Soesilo, I Nining. 2002. Manajemen
Stratejik di Sektor Publik
(Pendekatan Praktis), Buku II.
Universitas Indonesia
Stiglitz, Joseph. 1998. Toward New
Paradigm for Development:
Strategies,
Policies,
and
Processe.
Syahza, Almasdi. 2012. Perumusan
Model
Pengentasan
Kemiskinan Melalui Program
Dan
Pemetaan
Potensi
Ekonomi
Bagi
Masyarakat
Wilayah Pesisir Di Propinsi
Riau.
Lembaga
Penelitian
Universitas Riau, Pekanbaru.
Syahza, Almasdi., Suarman 2013.
Strategi
Pengembangan
Daerah
Tertinggal
Dalam
Upaya Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan.
Lembaga PenelitianUniversitas
Riau, Pekanbaru.
Tarigan,
Robinson.
2004.
Perencanaan
Pembangunan
Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara
Todaro, P. Michael dan Smith C.
Stephen. 2003. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Todaro. M.P., 2000. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga
(H.Munandar,
Trans.Edisi
Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.
Tyas,
R Rizki. 2006. Strategi
Pembangunan
Wilayah
Kabupaten Situbondo Provinsi
Jawa Timur. Fakutas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Umar, Husein. 2001. Strategic
Management in Action. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor
27
Tahun
2007.
Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Wahid,
Abdul.
2006.
Strategi
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
(Studi
Kasus
Kabupaten Garut, Propinsi
Jawa
Barat).
Fakutas
Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Wiryawan, B., B. Marseden, H.A.
Susanto, A.K. Mahi, M. Ahmad,
dan
H.Poespitasari
(Tim
Editor).
1999.
Atlas
Sumberdaya Wilayah Pesisir
Lampung.
Kerjasama
Pemerintah Daerah Propinsi
Lampung
dengan
Proyek
Pesisir
Lampung.
Bandar
Lampung.
Wunani,
Deysandi.
2014.
Kesesuaian Lahan Dan Daya
Dukung
Kawasan
Wisata
Pantai Botutonuo Kecamatan
Kabila Bone Kabupaten Bone
Bolang. Universitas Gorontalo.
Yunizar.
2013.
Pengembangan
Strategi
Wilayah
Melalui
Pendekatan
Minapolitan
di
Kabupaten
Kepulauan Anambas. Program
Pasca sarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi yang tepat dalam
pembangunan daerah tertinggal di wilayah pesisir Kecamatan Punduh Pidada.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE (Internal
Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation), matriks
Strenght- Weakness- Opportunity- Threats (SWOT), dan QSPM (Quantitative
Strategic Planning Matrix). Hasil dari penelitian ini diperoleh lima prioritas strategi
tertinggi atau strategi utama pembangunan daerah tertinggal di wilayah pesisir
Kecamatan Punduh Pidada yakni : 1) mengembangkan forum komunikasi dan
koordinasi antar instansi terkait dalam pengelolaan wilayah pesisir; 2)
mengembangkan program penyuluhan dan pelatihan keterampilan masyarakat
dalam pengelolaan sumber daya alam wilayah pesisir; 3) meningkatkan peran
pemangku kepentingan dalam pembangunan sarana dan prasarana dasar
wilayah pesisir; 4) meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi, modal,
pemasaran dan teknologi; 5) mengembangkan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan wilayah pesisir.
Kata Kunci : daerah tertinggal, strategi, wilayah pesisir
suatu negara yang memiliki panjang
Pendahuluan
Kawasan
pesisir
merupakan
garis pantai terpanjang nomor dua di
wilayah yang sangat berarti bagi
dunia,
kehidupan
(Dirhamsyah,
manusia
di
bumi.
di
bawah
2006).
Kanada
Menjadikan
Sebagian besar penduduk tinggal di
Indonesia sebagai poros maritim
wilayah
dunia
pesisir.
Diberlakukannya
adalah
sebuah
visi
yang
secara efektif Konvensi Hukum Laut
didengungkan
Internasional (The Law of the Sea
baru
Convention)
pada
1994
Presiden Jokowi. Namun demikian,
menetapkan
Indonesia
sebagai
pembangunan bidang kelautan dan
yang
perikanan hingga saat ini masih jauh
suatu
negara
tahun
kepulauan
oleh
Indonesia
pemerintahan
yang
dipimpin
terbesar di dunia, secara hukum
dari
internasional.
pesisir dan pulau-pulau kecil dan
17.506
pulau
Indonesia
besar
memiliki
dan
kecil.
lautan
harapan.
Padahal
kepulauan
wilayah
Indonesia
Dengan total garis pantai yang
disimpan potensi sumber daya alam
diperkirakan sepanjang 81.000 km,
dan jasa lingkungan yang sangat
Indonesia juga ditetapkan sebagai
besar
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
dan
belum
dimanfaatkan
| 391
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
secara optimal (Lasabuda, 2013).
Salah satu kabupaten di Provinsi
Lampung
pesisir
yang
yang
memiliki
cukup
luas
potensial
adalah
Pesawaran.
Kabupaten
ditetapkan
sebagai
minapolitan
melalui
wilayah
pulau Kecil serta proses alamiah
secara berkelanjutan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan mas-
dan
yarakat. Namun sampai saat ini
Kabupaten
belum dilakukannya upaya pember-
ini
juga
kawasan
dayaan
potensi
wilayah
pesisir
sesuai
amanat
Undang-Undang
Keputusan
tersebut, dan berdasarkan pene-
Menteri Kelautan dan Perikanan
tapan dalam RPJMN Kementerian
dengan Keputusan Nomor KEP 32/
Desa, Pembangunan Daerah Ter-
MeN /2010, memiliki luas perairan
tinggal dan Transmigrasi RI 2010-
laut 689 km2 atau 68900 Ha dengan
panjang garis pantai 96 km dengan
kedalaman rata-rata 50 meter (Dinas
Kelautan dan Perikanan Pesawaran,
2010).
Pesawaran sebagai kabupa-ten
pemekaran
seharusnya
sudah
melakukan upaya pemberdayaan
potensi
wilayah
disesuaikan
pesisir
dengan
yang
Undang-
Undang Nomor 27 Tahun 2007
tentang
Pengelolaan
Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU
PWP-3-K)
sebagai
bagian
dari
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten
(RZWP-3-K). Pengelolaan Wilayah
Pesisir
dan
Pulau-pulau
Kecil
tersebut sebagaimana disebutkan
pada Pasal 5 UU PWP-3-K meliputi
kegiatan
faatan,
perencanaan,
peman-
pengawasan
dan
pengendalian
manusia
terhadap
dalam
interaksi
memanfaatkan
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-
| 392
2014
Kabupaten
ini
ditetepkan
sebagai kabupaten tertinggal.
Kabupaten Pesawaran memiliki
kecamatan pesisir yaitu Kecamatan
Punduh Pidada dan Kecamatan
Padang Cermin. Berdasarkan data
dari Badan Perencanaan Daerah
Kabupaten
Pesawaran,
kemiskinan
kawasan
tingkat
dan
ketertinggalan
pesisir
menunjukkan
indikasi lebih tinggi dibandingkan
wilayah lainnya, kemungkinan ini
disebabkan
belum
optimalnya
pengelolaan
sumberdaya
alam
wilayah pesisir secara berdayaguna
dan berhasilguna menjadi salah
satu alasan penyebab tingginya
tingkat
kemiskinan
dan
dikate-
gorikan sebagai daerah tertinggal
atau sebagai kawasan lahan tidur.
Gambar 1 menjelaskan grafik
persebaran
paten
Punduh
penduduk
Pesawaran.
di
Kabu-
Kecamatan
Pidada memiliki jumlah
penduduk paling sedikit diantara
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
kecamatan lain, yaitu hanya 6% dari
karena
udang
jumlah
adalah
untuk
penduduk
yang
ada
di
yang
dihasilkan
orientasi
ekspor.
Kabupaten Pesawaran atau 26.225
Selain itu, menyasar pasar ekspor,
jiwa,
dengan
Tangga
Jumlah
Rumah
ikan kerapu adalah jenis komoditi
6.676
Kepala
primadona di kecamatan ini. Ikan
Menurut
kerapu adalah jenis komoditi yang
yaitu
Keluarga
(BPS,2012).
Syahza (2012), masya-rakat
di
amat tinggi nilai ekonomisnya, tentu
daerah
tertinggal
di
saja
wilayah
pesisir
dengan
jumlah
teruta-ma
relatif
terisolir
penduduk
yang
relatif jarang, sehingga potensinya
untuk
berkembang
menjadi
tinggi
Begitu
kandungan
juga
potensi
gizinya.
budidaya
perikanan perairan darat atau ikan
air tawar.
Untuk
potensi
pariwisata,
kegiatan pariwisata di Kabupaten
terhambat
Pesawaran lebih banyak berkembang
di
Kecamatan
Padang
Cermin. Sedangkan Pariwisata di
Kecamatan Punduh Pidada belum
Gambar 1. Grafik Persebaran Penduduk di
Kabupaten Pesawaran
Sumber : BPS , Pesawaran Dalam Angka, Tahun
2012
Kecamatan
punduh
pidada
merupakan daerah pesisir dengan
luas
110,46
km
2
banyak
dikembangkan
2013).
Potensi
(Prastiwi,
pariwisata
di
Kecamatan Punduh Pidada tidak
kalah menarik, bila dapat terkelola
dengan baik. Beberapa desa di
Kecamatan
Punduh
Pidada
(Statistik
memiliki pantai putih bersih nan
Kecamatan Punduh Pidada, 2013).
eksotis, tetapi karena sulitnya akses
Kecamatan ini ditetapkan sebagai
jalan untuk mencapainya, potensi
kawasan minapolitan yang memi-liki
tersebut belum tersentuh secara
banyak potensi sumberdaya yang
profesional,
besar.
lagi
Kecamatan
ini
memiliki
dan
masih
banyak
potensi sumber daya alam
potensi tangkapan dan budidaya
lainnya yang belum termanfaatkan
hasil
dan dikelola secara optimal.
laut
yang
cukup
besar.
Wilayah Kecamatan Punduh Pidada
Pembangunan di Kecamatan
memiliki potensi untuk dikembang-
Punduh
kan sebagai sentra tambak udang.
penanganan yang optimal guna
Tambak
udang
dikelola
mendukung perkembangan wila-
menjadi
keunggulan
tersendiri,
yah berbasis sumberdaya lokal
dapat
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
Pidada
memerlukan
| 393
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
agar sejajar dengan daerah lain
Terganggunya
yang
Oleh
biofisik-ekologis dalam wilayah ini
karena itu diperlukan suatu kajian
akan berdampak negatif yang tidak
mengenai strategi pembangunan
hanya
daerah tertinggal di wilayah pesisir
tersebut
Kecamatan Punduh Pidada.
sekitarnya
Tinjauan Pustaka
Pembangunan Wilayah Pesisir
Secara geografis, wilayah pesisir
kesatuan wilayah sistem (kawasan).
telah
berkembang.
didefinisikan sebagai suatu wilayah
peralihan antara daratan dan lautan,
dimana proses-proses biologi dan
fisika yang kompleks memainkan
peranan penting (Dahuri et al,.1996).
Sebagai wilayah nodal, wilayah
pesisir seringkali sebagai wilayah
belakang dengan wilayah perkotaan
sebagai intinya. Bahkan seringkali
wilayah pesisir dianggap sebagai
halaman belakang (back yard) yang
merupakan
tempat
pembuangan
segala macam limbah. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai wilayah
belakang,
maka
wilayah
pesisir
merupakan penyedia input (pasar
input) bagi inti dan pasar bagi
barang-barang jadi (output).
Sebagai
wilayah
administrasi,
wilayah pesisir dapat berupa wilayah
administrasi yang relatif kecil yaitu
kecamatan atau desa, namun dapat
pula berupa kabupaten/kota dalam
bentuk
pulau
kecil.
Sedangkan
sebagai wilayah perencanaan, batas
wilayah pesisir lebih ditentukan oleh
kriteria ekologis, sehingga melewati
batas-batas
| 394
wilayah
administratif.
keseimbangan
dirasakan
oleh
tetapi
daerah
juga
yang
daerah
merupakan
Oleh Karen itu dalam pembangunan
dan
pengembangan
diperlukan
terpadu
suatu
yang
wilayah
ini
perencanaan
tidak
menutup
kemungkinan adanya lintas batas
administratif (Budiharsono, 2001).
Menurut Kusumastanto (2003),
bahwa perspektif ekonomi regional,
wilayah pesisir dan laut memiliki
pilar-pilar
penting
kekuatan
dalam
untuk
menjadi
pembangunan
wilayah yang berbasiskan kekuatan
ekonomi lokal.
Kekuatan-kekuatan
adalah
:
1)
advantages
tersebut
natural
dan
resources
inperfect
factor
mobility. Artinya di wilayah pesisir
terdapat
konsentrasi
keunggulan
wilayah yang tidak dimiliki oleh
wilayah lain, seperti sumberdaya
alam, kultur dan adanya keterkaitan
masyarakat dengan sumberdaya; 2)
economic
of
concentration
atau
imperfect diversibility. Artinya secara
spasial kegiatan usaha berdasarkan
skala ekonomi, umumnya terjadi
pengelompokan
industri
sejenis
(cluster of industry), jika tidak masuk
skala ekonomi, kegiatan ini akan
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
keluar cluster yang ada; dan 3)
dasarnya
mobilitas
proses yang standar dan banyak
adalah
pengorbanan.
tidak
Artinya setiap pergerakan barang
sekali
dan
ditawarkan
jasa
memerlukan
transpotasi
dan
biaya
komunikasi.
menganut
variasi
proses
oleh
satu
yang
pustaka-pustaka
tentang perencanaan strategis (serta
Sehingga kebijakan pembangunan
tergantung
wilayah pesisir dan laut diarahkan
bidang
tempat
perencanaan
pada upaya untuk meminimalkan
strategis
tersebut
diaplikasikan).
jarak dan memaksimumkan akses.
Menurut sejarahnya, perencanaan
Konsep dan Definisi Strategi
strategis pertama kali diaplikasikan
Pengertian strategi ada beberapa
juga
dibidang
dengan
militer,
dengan
kemudian
macam sebagaimana dikemukakan
diaplikasikan ke dunia usaha atau
oleh para ahli. Strategi didefinisikan
perusahaan. Pada masa berikutnya,
sebagai suatu proses penentuan
tipe perencanaan ini juga aplikasikan
rencana
ke organisasi nirlaba (non-profit)
para
pemimpin
puncak
yang berfokus pada tujuan jangka
(Djunaedi, 2002).
panjang
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah
Stiglitz (1998) menyatakan bahwa
organisasi,
disertai
penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana
agar
tujuan
tersebut
dapat dicapai (Umar, 2001). Strategi
berasal dari kata Latin strategia
yang artinya kantor dari jenderal,
selain itu strategi bisa juga diartikan
sebagai
seni
mempe-kerjakan
memperalat
atau
tindakan-tindakan
yang berasal dari kata Perancis
strategos, arti lain dari kata strategi
adalah strategems atau menuju ke
arah sebuah tujuan (Soesilo, 2002).
Strategi adalah sekumpulan caracara untuk mencapai tujuan, dan
strategi adalah suatu pendekatan
logis yang akan menentukan arah
sebuah aksi (Sitinjak, 2000).
strategis
pembangunan
ambisius
dari
perencanaan,
pada
lebih
dokumen
karena
strategi
pembangunan menyiapkan strategi
bukan hanya untuk akumulasi modal
dan penempatan sumber daya, tapi
juga
strategi
untuk
transformasi
masyarakat. Strategi pembangunan
memiliki
peran
penting
sebagai
pemercepat terjadinya transformasi
masyarakat
dengan
yang bisa
dilakukan
mengidentifikasikan
keuntungan
komparatif
area
negara.
Mengidentifikasikan area ini dan
mempublikasikannya
barang
Perencanaan strategis
Perencanaan
strategi
publik
adalah
sebagai
tanggung
jawab pemerintah.
pada
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
| 395
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Strategi
pembangunan
perlu
atau pengetahuan responden akan
memajukan wacana (vision) tentang
permasalahan
yang
dimaksud.
transformasi,
akan
seperti
apa
Responden yang dipilih sebanyak
masyarakat
kita
20
tahun
tujuh orang yaitu Kepala Sub Bagian
mendatang.
Wacana
ini
tentu
Perencanaan Bappeda Kabupaten
mengandung
tujuan-tujuan
kuan-
Pesawaran,
Kepala
Bidang
titatif, seperti mengurangi kemis-
Kelautan, Pesisir dan Pengawasan
kinan
Sumber
(sebanyak
setengah)
dan
Daya
Kelautan
dan
memperhatikan pendidikan, namun
Perikanan (SDKP) Dinas Kelautan
hal tersebut merupakan elemen-
dan
elemen atau target dalam proses
Pesawaran, camat Punduh Pidada ,
transformasi, bukan wacana dari
dan empat orang tokoh masyarakat
transformasi
itu
pembangunan
Perikanan
Kabupaten
sendiri.
Strategi
di kecamatan tersebut.
kadang
dilihat
Metode Analisis Data
sebagai blueprint, sebuah peta yang
menggambarkan
kemana
masya-
Dalam penelitian ini digunakan
dua jenis metode analisis, yaitu
rakat akan menuju.
metode
Metode Penelitian
Teknik Pengambilan Sampel
Responden
Teknik yang digunakan dalam
kuantitatif. Dan untuk menyusun
pemilihan
masukan, tahap penggabungan dan
responden
dengan
deskriptif
dan
metode
strategi dilakukan dengan melalui
tiga tahap analisis, yakni tahap
metode pengambilan sampel secara
tahap
sengaja (purposive sampling), yaitu
analisis
menentukan atau memilih respon-
memformulasikan keputusan yang
den atau sample secara sengaja.
akan diambil.
Yang
Analisis Matriks Evaluasi Faktor
Internal dan Eksternal (IFE- EFE)
Menurut Umar (2001), matriks
menjadi
melakukan
seorang
responden
pembobotan
ahli
(expert).
untuk
adalah
Yang
dimaksud dengan expert disini tidak
harus seseorang yang pakar pada
satu
bidang
keilmuan
tertentu,
melainkan orang yang tahu betul
akan permasalahan yang diteliti.
Jumlah responden menjadi tidak
penting dalam menentukan bobot.
Yang lebih penting adalah kualitas
| 396
keputusan.
Tahap
kasus
akhir
adalah
EFE digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam meringkas dan
mengevaluasi
lingkungan
semua
informasi
eksternal
meliputi
peluang dan ancaman, sedangkan
matriks
IFE
meringkas
digunakan
dan
kekuatan dan
untuk
mengevaluasi
kelemahan
utama
yang dihadapi.
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Hasil Dan Pembahasan
Matriks
SWOT
(Strengths,
Weakness, Opportunities, threats)
Menurut David (2002), unsur-
dengan luas 110,46 km , terbagi
unsur SWOT meliputi: S (strength)
menjadi 11 desa, dengan enam
yang
desa
berarti
mengacu
keunggulan
kepada
kompetitif
dan
Kecamatan
Punduh
Pidada
2
berpantai
Sukamaju,
(Pagarjaya,
Bawang,
Kota
Jawa,
kompetensi lainnya, W (weakness)
Sukarame, dan Rasuba), satu desa
yaitu hambatan yang membatasi
kepulauan
pilihan-pilihan pada pengembangan
empat
strategi,
O
(Pulau
desa
(opportunity)
yakni
dataran
kondisi
yang
(Bangurejo,
menyediakan
Legundi),
lainnya
serta
dan
merupakan
pegunungan
Banding
Agung,
menguntungkan atau peluang yang
Sukajaya Pedada, Baturaja), dengan
membatasi penghalang, T (threat)
ketinggian antara 0-1.100 MDPL
yang berhubungan dengan kondisi
(meter di atas permukaan laut),
yang
sedangkan
dapat
menghalangi
atau
panjang
garis
pantai
ancaman dalam mencapai tujuan.
yang dimiliki adalah 642 Mil. Pulau-
Matriks
menghasilkan
pulau di Kecamatan Punduh Pidada
empat sel kemungkinan alternatif
yaitu Pulau Lunik, Pulau Lok, Pulau
strategi, yaitu strategi S-O, strategi
Balak Pulau Lelengga Balak, Pulau
W-O, strategi W-T dan strategi S-T.
Lelangga Lunik, Pulau Mengkudu,
Quantitative Strategic Planning
Matrix (QSPM)
QSPM
adalah
alat
yang
Pulau
ini
dapat
direkomendasikan bagi para ahli
strategi untuk melakukan evaluasi
pilihan
strategi
alternatif
secara
objektif, berdasarkan faktor- faktor
sukses kritis internal-eksternal yang
telah diidentifikasikan sebelumnya.
Jadi,
secara
konseptual,
tujuan
QSPM adalah untuk menetapkan
kemenarikan
relatif
(relative
attractiveness) dari strategi-strategi
yang bervariasi yang telah di pilih,
untuk menentukan strategi mana
yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar,2001).
JEP-Vol. 6, N0 . 3, November 2017
Seserot,
umang,
Pulau
Pulau
Umang-
Penaga,
Pulau
Legundi Tuha, Pulau Legundi Balak,
Pulau Siuncal, dan Pulau Sijebi
(BPS, 2014).
Perumusan Strategi
Perumusan Faktor Internal dan
faktor Eksternal
Tahapan pertama dari kegiatan
penelitian
ini
adalah
melakukan
kajian terhadap faktor-faktor internal
dan
eksternal
wilayah
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada dalam
rangka
untuk
mencari
strategi
pembangunan
di
terbaik
wilayah
pesisir Kecamatan Punduh Pidada.
Identifikasi faktor-faktor yang ber| 397
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
kaitan dengan strategi pembangun-
Eksternal sebagaimana terdapat
an daerah tertingal di wilayah pesisir
dalam tabel 5 .
Kecamatan Punduh Pidada dilaku-
Evaluasi Faktor Internal dan
kan dengan mempelajari berbagai
Eksternal
literatur
dokumen-
Dalam tahap masukan ini dilakukan
dokumen, observasi, serta wawan-
analisis IFE dan analisis EFE yang
cara
berbagai
didasarkan pada hasil identifikasi
pihak (narasumber) yang diyakini
kekuatan, kelemahan, peluang dan
mengetahui (expert) permasalahan
ancaman yang merupakan faktor
yang sedang diteliti. Berdasarkan
strategis
hasil perumusan indikator-indikator
Pengisian
faktor
dilakukan dengan memberi bobot
kepustakaan,
langsung
dengan
internal
dan
eksternal,
selanjutnya dilakukan penyusunan
dan
kuesioner
SWOT
eksternal
masukan
dari
untuk
responden
diminta
untuk
menghilangkan faktor yang tidak
internal
dan
matriks
rating
pada
dan
eksternal.
EFEsetiap
internal
IFE
faktor
tersebut.
Evaluasi Faktor Internal
Evaluasi Faktor Internal (IFE)
perlu, menambahkan faktor penting
digunakan
yang belum dimasukkan ataupun
seberapa besar peran dari faktor
mempertajam yang sudah disusun.
internal
Ada
kelemahan
beberapa
tambahan
faktor-faktor
berdasarkan
hasil
untuk
berupa
pada
mengetahui
kekuatan
wilayah
dan
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada
yang diperoleh dari responden.
Sehingga perumusan identifikasi
faktor-faktor
| 398
Internal
dan
Jurnal Ekonomi Pembangunan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Tabel 5 Perumusan Indentifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Sesudah
Konfirmasi Responden
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
.
dari
wilayah
Pengisian pembobotan dengan
Punduh
Pesisir
Pidada
Kecamatan
ditunjukkan
oleh
metode Paired Comparison Matrix
faktor strategis sarana dan prasarana
digunakan untuk mendapatkan nilai
kurang
bobot dari setiap variabel internal.
terendah yaitu 0,078. Total skor dari
Kemudian nilai bobot yang didapat
matriks IFE untuk wilayah Pesisir
dirata-ratakan untuk mendapatkan
Kecamatan Punduh Pidada sebesar
nilai bobot rata-rata dengan cara
2,365. Jumlah skor yang lebih rendah
menjumlahkan nilai bobot setiap
dari
responden
masing-masing
(Umar,2001), sehingga menunjukan
variabel lalu dibagi dengan jumlah
bahwa wilayah pesisir Kecamatan
responden.
Punduh Pidada sebenarnya memiliki
dari
Langkah tersebut juga dilakukan
dalam
pemberian
peringkat
memadai
rata-rata
daya
tarik
dengan
(rata-rata
kekuatan
skor
=
yang
2,5)
cukup
untuk
besar, namun perlu adanya upaya
mendapatkan nilai peringkat rata-rata.
untuk memperbaiki kelemahan yang
Selanjutnya setelah mendapat nilai
ada pada wilayah tersebut.
bobot rata-rata dapat diperoleh nilai
skor
dari
setiap
variabel
internal
Karena dari hasil analisis Matriks
IFE diperoleh total skor untuk faktor
dengan cara mengalikan nilai bobot
strategis
dengan nilai peringkat rata-rata setiap
2,365
variabel internal.
yang
wilayah pesisir Kecamatan Punduh
paling besar pada variabel kekuatan
Pidada memiliki kondisi internal yang
akan menunjukkan kekuatan utama
lemah (di bawah rata- rata 2,5).
sedangakan untuk nilai skor paling
Tabel
kecil pada kelemahan menunjukkan
Pembangunan Daerah Tertinggal di
kelemahan utama. Analisis matriks
Wilayah Pesisi Kecamatan Punduh
IFE
Pidada
wilayah
Nilai
pesisir
skor
Kecamatan
Punduh Pidada dapat dilihat pada
tabel 5.
Berdasarkan hasil dari matriks IFE
bahwa kekuatan utama dari wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
pada faktor strategis yaitu wilayah
berpotensi besar sebagai pariwisata
dengan
nilai
skor
tertinggi
yaitu
sebesar 0,275, sedangkan kelemahan
internal
yang
6
adalah
sebesar
menunjukkan
Evaluasi
Faktor
bahwa
Internal
bahwa peluang utama bagi wilayah
Evaluasi Faktor Eksternal
pesisir Kecamatan Punduh Pidada
Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
digunakan
seberapa
untuk
besar
mengidentifikasi
pengaruh
faktor
adalah
kemitraan
dan
kerjasama
dengan pihak swasta atau pihak
lain.dengan
nilai
skor
tertinggi
eksternal yaitu berupa peluang dan
sebesar 0,350. Sedangkan ancaman
ancaman
utama
bagi
wilayah
pesisir
bagi
wilayah
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada. Proses
Kecamatan Punduh Pidada adalah
analisis
dilakukan
adanya
kuesioner
(banjir bandang, gempa, dll) dan
dengan
terhadap
matriks
EFE
pemberian
responden
bencana
alam
sama.
fenomena perubahan iklim dengan
Pengisian kuesioner digunakan untuk
skor tertinggi yaitu 0,317. Nilai skor
mendapatkan bobot dan peringkat
dari analisis matrik EFE yaitu sebesar
dari setiap variabel eksternal berupa
2,970. Nilai ini menunjukkan bahwa
peluang
Wilayah Pesisir Kecamatan Punduh
dan
yang
ancaman
ancaman
dengan
metode Paired Comparison Matrix.
Pidada
Nilai bobot yang diperoleh dirata-
memanfaatkan peluang eksternal dan
ratakan
menghindari ancaman.
untuk
mendapatkan
nilai
bobot rata-rata dengan menjumlahkan
nilai bobot setiap responden dan
sedang
berusaha
untuk
Tabel
6
Evaluasi
Faktor
Eksternal
Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
masing-masing variabel lalu dibagi
dengan
jumlah
tersebut
juga
responden.
dilakukan
Hal
dalam
mendapatkan peringkat rata-rata. Nilai
bobot rata-rata dan peringkat rata-rata
dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
skor dengan cara mengalikan antara
nilai bobot rata-rata dengan nilai
peringkat rata-rata dari setiap variabel
eksternal.
Nilai
skor
tertinggi
mengindikasikan peluang utama serta
acaman utama pula bagi wilayah
pesisir Kecamatan Punduh Pidada.
Berikut merupakan analisis matriks
EFE pada tabel 21.
Berdasarkan analisis matrik EFE
Perumusan Strategi
Tahap selanjutnya dalam penyusunan
strategi pembangunan wilayah pesisir
Kecamatan Punduh Pidada adalah
tahap pemaduan (matching stage)
dengan
SWOT
analisis
SWOT.
digunakan
Analisis
untuk
menggabungkan antar faktor internal
(kelemahan dan kekuatan) dengan
Toto Gunarto, Annisa Alifa Ramadhani
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Di Wilayah
Pesisir Kecamatan Punduh Pidada
faktor
eksternal
(peluang
dan
peluang
dengan
cara
ancaman). Hal ini dimaksudkan untuk
memanfaatkan
menentukan
layak
menggunakan kekuatan. Adapun
dalam pembangunan wilayah pesisir
beberapa strategi yang dihasilkan
Kecamatan Punduh Pidada. Dari hasil
adalah:
analisis
1. Mengoptimalkan
strategi
SWOT
alternatif
yang
diperoleh
dalam
strategi
peluang
dengan
pengelolaan
pembangunan
dan pengembangan objek wisata
wilayah pesisir Kecamatan Punduh
bahari yang dapat menciptakan
Pidada diperoleh 18 alternatif strategi.
sumber
Matriks SWOT tersebut dapat dilihat
masyarakat pesisir
pada tabel 10.
ekonomi
2. Mengoptimalkan
Berdasarkan
analisis
matriks
SWOT, pembangunan wilayah Pesisir
Kecamatan Punduh Pidada dapat
bagi
pengelolaan,
pemasaran dan mutu produk
perikanan dan pertanian.
3. Memanfaatkan teknologi ramah
dirumuskan dalam 18 (delapan belas)
lingkungan
alternatif
produksi bidang pertanian dan
strategi,
yakni
melalui
dalam
proses
Strategi S-O Strategi W-O , Strategi
perikanan
dalam
S-T dan Strategi W-T sebagai berikut:
kelestarian
sumberdaya
Strategi Strengths – Opportunities
(S-O)
Strategi S-O (Kekuatan dan
Peluang)
bungan
merupakan
antara
faktor
pengga-
menunjang
alam
dan lingkungan.
4.Mengembangkan
partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
wilayah pesisir
internal
kekuatan dengan faktor eksternal
Tabel 10. Matrik SWOT Pembangunan Daerah Tertinggal di Wilayah Pesisir Kecamatan Punduh
Pidada
Strategi Weakness – Opportunities
(W-O)
Strategi W-O adalah strategi yang
disusun untuk mengatasi kelemahan
dengan memanfaatkan peluang yang
ada.
Beberapa
alternatif
yang
1. Meningkatkan
peran pemangku
kepentingan dalam pembangunan
dan
prasarana
dasar
wilayah pesisir
2. Mendorong kerja sama berbagai
pihak
untuk
mensinergikan
pembangunan
yang
kepariwisataan
didukung
dengan
penganggaran daerah
3. Meningkatkan
pendapatan
dan
kesejahteraan masyarakat pesisir
terutama
yang
kelompok
mata
berhubungan
masyarakat
pencahariannya
langsung
dengan
pemanfaatan sumberdaya alam
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap
informasi,
modal,
pemasaran dan teknologi
kasi dan koordinasi antar instansi
terkait dalam pengelolaan wilayah
pesisir
Strategi Strengths – Threats (S–T)
Strategi S-T merupakan strategi
yang menggunakan kekuatan internal
untuk menghindari atau mengurangi
ancaman
pembangunan
ikanan
produksi
melalui
per-
pengembangan
perikanan tangkap dan perikanan
budidaya dengan tetap memper-
eksternal
Wilayah
ikan dan lingkungannya.
2. Menyediakan
perangkat
hukum
yang memadai dan melakukan
penegakan
hukum
dengan
memperhatikan hukum adat
3. Efektifitas pengelolaan kawasan
lindung
dan
budidaya
mempertimbangkan
dengan
kawasan
rawan bencana alam
4. Pemberdayaan
masyarakat
sosial-ekonomi
pesisir
melalui
peningkatan moral dan etos kerja
penduduk
berorientasi
pesisir
yang
kepada
leih
budaya
pembangunan berkelanjutan
Strategi Weakness –Threats (W-T)
Strategi W-T merupakan strategi
yang diusulkan untuk mengurangi
kelemahan internal dan menghindari
5. Mengembangkan forum komuni-
dampak
1. Mengoptimalkan
tahankan kelestarian sumberdaya
dihasilkan adalah:
sarana
dihasilkan adalah sebagai berikut :
bagi
Pesisir
ancaman
eksternal
yang
ada.
Strategi W-T yang dihasilkan adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan
pemahaman
ber-
bagai hukum lingkungan serta
peningkatan
pengawasan
lang-
sung oleh masyarakat.
2. Mengembangkan
penyuluh-an
dan
program
pelatihan
Pidada.
keterampilan masyarakat dalam
Beberapa alternatif strategi S-T yang
pengelolaan sumber daya alam
Kecamatan
Punduh
wilayah pesisir
komunikasi
3. Rehabilitasi
pesisir
ekosistem/habitat
dan
laut
yang
telah
antara
pemerintah
daerah, DPRD, serta masyarakat
dan swasta juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelemahan
mengalami kerusakan
4. Pelibatan swasta dan masya-rakat
belum
optimalnya
pengelolaan
dalam pengendalian pen-cemaran
sumberdaya dan relatif rendah-
dan pengolahan sampah
nya kualitas sumberdaya manusia
5.Pengembangan program mitigasi
selain
terdapatnya
disparitas
bencana alam
pembangunan yang menyebab-
Berdasarkan pengolahan QSPM,
kan masih banyaknya desa-desa
diperoleh
lima
prioritas
strategi
tertinggi
atau
strategi
utama
tertinggal
di
Sinkronisasi
kecamatan
antara
kebijakan
pembangunan daerah tertinggal di
pemerintah
wilayah pesisir Kecamatan Punduh
harus ditingkatkan agar program-
Pidada sebagai berikut :
program
pembangunan
berjalan
dengan
1. Mengembangkan
forum
pusat
ini.
dan
daerah
dapat
efektif
komunikasi dan koordinasi antar
efisien,
instansi terkait dalam pengelolaan
bangunan
wilayah pesisir.
Kecamatan Punduh Pidada yang
Pembangunan
ekonomi
daerah
matan
pembangunan,
bayan,
diperlukan
kerjasama
dan
koordinasi diantara semua pihak
yang berkepentingan. Pemerintah
dan
dalam
jalan
pem-
provinsi
menghubungkan
melibatkan multisektor dan pelaku
sehingga
misalnya
dan
antar
keca-
Kecamatan
Kabupaten
di
Klum-
Tanggamus
yang telah lama dalam keadaan
rusak parah.
2. Mengembangkan
program
daerah akan bertanggung jawab
penyuluhan
secara
terhadap
keterampilan masyarakat dalam
kebijakan dasar yang diperlukan
pengelolaan sumber daya alam
bagi
wilayah
lebih
penuh
pembangunan
khususnya
yang
pembangunan
prasarana,
daerah,
menyangkut
sarana
investasi,
dan
kebijakan
dan
pelatihan
pesisir.
Program
dan
pelatihan
penyuluhan
keterampilan masyarakat sangat
diperlukan.
Kurangnya program
penyuluhan
dan
(pendidikan dan kesehatan) serta
keterampilan
dirasakan
pengembangan
masyarakat
di
Mengingat
masih
lingkungan,
pelayanan
dasar
sumberdaya
manusia. Mengembangkan forum
pelatihan
kecamatan
oleh
ini.
banyaknya
masyarakat miskin, dan rendah-
mengembangkan potensi sumber
nya kualitas sumberdaya manusia
daya manusia (SDM) dan potensi
yang ada. Begitu juga pembinaan
sumberdaya alam (SDA) secara
terhadap potensi Usaha Mikro,
optimal dan dapat mengeliminasi
Kecil, dan Menengah (UMKM)
kesenjangan
yang
masyarakat (Syahza,2013).
dirasakan
masih
sangat
kurang. Diharapkan dinas terkait
agar
dapat
menganggarkan
pembinaan bagi UMKM.
3. Meningkatkan
Sarana
dan
kelompok
prasarana
di
Kecamatan Punduh Pidada dinilai
masih
peran pemangku
antar
sangat
kurang
(belum
memadai). Hal ini terlihat dari
kepentingan dalam pembangunan
jumlah
sarana
yang masih kurang dari jumlah
dan
wilayah
prasarana
pesisir.
dasar
Ketersediaan
yang
sarana
dan
dibutuhkan
prasarana
ataupun
sarana dan prasarana merupakan
banyaknya
faktor penunjang yang memberi-
yang berada dalam kondisi rusak.
kan
kontribusi
mensukseskan
bangunan
sarana
dari
prasarana
penting
dalam
Strategi ini berguna agar daerah-
kegiatan
pem-
daerah yang terpencil dan terisolir
wilayah.
dapat di akses dengan kendaraan,
suatu
Pembangunan
sarana
dan
sehingga
koordinasi
dari
prasarana sangat diperlukan untuk
pemerintah
melancarkan dan mensuk-seskan
mengingat di Kecamatan Punduh
pencapaian berbagai tujuan dan
Pidada
keinginan
tertinggal di pulau-pulau terpencil.
di
berbagai
aspek
kehidupan. Pembangunan sarana
semakin
masih
Jaringan
banyak
jalan
cepat,
wilayah
merupakan
dan prasarana akan meningkatkan
elemen utama yang mendorong
mobilitas manusia dan barang
perkembangan
antar
Jaringan jalan yang ada masih
daerah.
hendaknya
Peningkatan
tidak
saja
ini
melalui
kurang
suatu
wilayah.
memadai
untuk
kuantitas tetapi juga kualitasnya
mendukung
yang meliputi fasilitas transportasi
masyarakat dan untuk distribusi
(jalan,
hasil-hasil
jembatan,
fasilitas
pelabuhan),
kelistrikan,
fasilitas
pergerakan
pertanian
dan
perikanan. Selain itu jaringan jalan
komunikasi, fasilitas pendidikan,
yang
dan
tumbuh kembangnya objek-objek
fasilitas
Tersedianya
memadai
air
infrastruktur
akan
bersih.
yang
wisata
dapat
Pidada
baik
di
dapat
mendukung
Kecamatan
sehingga
Punduh
dapat
lebih
mudah berkembang.
4. Meningkatkan akses masyarakat
terhadap
informasi,
modal,
pemasaran dan teknologi.
Meningkatkan akses masyarakat
pemasaran,
rendahnya
kemampuan
tawar-menawar,
berfluktuasinya
harga,
kurang
informasi
pasar,
tersedianya
terhadap informasi sangat diperlu-
kurang
kan,
pemasaran,
misalnya
informasi
akses
terhadap
terpadu
kepariwisataan,
tentang
informasi untuk
jelasnya
jaringan
rendahnya
kualitas
produksi, dan rendahnya kualitas
sumberdaya manusia.
pengelolaan usaha perikanan, dan
Dari
tersedianya
Kecamatan Punduh Pidada masih
informasi
pasar.
aspek
teknologi,
Begitu juga akses terhadap modal,
banyak
yang
pemerintah
teknologi
dan
telah
berusaha
di
menggunakan
tatacara
bertani
mengembangkan usaha ekonomi
sederhana,
mikro di pedesaan yang pada
penting
hakekatnya
pemanfaatan
teknologi
agar
meningkatkan kemampuan ekono-
teknologi
tatacara
bertani
mi masyarakat. Namun sebagian
dimoderenkan.
bertujuan
untuk
besar masyarakat pedesaan tidak
mampu
untuk
program
memanfaatkan
tersebut,
hal
karena
ketidak
terampilan
mereka
dalam
(Syahza,
2013).
Pengembangan
lembaga
dana
dan kredit pedesaan khususnya
koperasi
diharapkan
menciptakan
menunjang
iklim
pola
dapat
yang
pembinaan
masyarakat pedesaan. Dari aspek
pemasaran, salah satu kelemahan
pengembangan produk pertanian
dan
perikanan
Punduh
di
Pidada
Kecamatan
disebabkan
karena adanya kendala dalam
pemasaran.
Kendala
sangat
bimbingan-bimbingan
dan
5. Mengembangkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan
wilayah pesisir.
ini
disebabkan
berusaha
sehingga
tersebut
antara lain panjangnya saluran
Dalam
pengembangan
ekonomi
di
kegiatan
wilayah
pesisir,
masyarakat
harus ikut
dilibatkan.
Keterlibatan
atau
partisipasi
masyarakat tersebut dapat berarti
keterlibatan dalam proses penentuan
arah
dan
pelaksanaan
kebijakan
pengembangan wilayah pesisir yang
dikerucutkan
dari
perencanaan
partisipatif
kerangka
masyarakat
(public
yang
participation
design). Selain itu masyarakatpun
harus terlibat dalam memikul beban
dan
bertanggung
pelaksanaan
jawab
pengembangan
dalam
eko-
nomi yang dilakukan dan juga ikut
terlibat
dalam
menikmati
hasil
pengembangan
yang
dilakukan.
alam
yang
besar,
sebagai
minapolitan
dengan
Keterlibatan aktif masyarakat akan
kawasan
lebih
apabila kegiatan
sentra-sentra produksi perikanan
yang
dilakukan
yang potensial, lahan yang subur
merupakan
kebutuhan
untuk pengembangan pertanian,
terlaksana
pengembangan
dirasakan
yang amat penting bagi masyarkat itu
terdapat kawasan
sendiri, misalnya dalam keterlibatan
peranan tokoh adat dan tokoh
masyarakat
masyarakat
Rencana
di
Musya-warah
Pembangunan
konservasi,
masih
tinggi,
dan
tingkat
kekuatan terakhir adalah budaya
Kecamatan (musrenbang-cam) yang
gotong royong masyarakat masih
merupakan keseluruhan aspirasi dari
tinggi.
seluruh
desa,
namun
ternyata
2. Berdasarkan hasil dari matriks IFE
masyarakat masih merasakan belum
bahwa
sepenuhnya
aspirasi
wilayah
tersebut
menjadi
masyarakat
acuan
kelemahan
utama
pesisir
dari
Kecamatan
Punduh Pidada ditunjukkan oleh
pembangunan daerah. Padahal hasil
faktor
Musren-bangcam sebagai referensi
prasarana
penting
skala
dengan skor terendah. Kelemahan
pembangunan,
lainnya yaitu kurangnya koordinasi
partisipasi
dan prioritas pembangunan dari
guna
menentukan
prioritas
mengedepankan
strategis
kurang
masyarakat sangat diperlukan dalam
lembaga-
hal ini.
wilayah
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Kesimpulan
yang
didapatkan
masyarakat
berdasarkan
hasil
penelitian
ini
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil dari matriks IFE
bahwa
kekuatan
wilayah
pesisir
utama
dari
Kecamatan
Punduh Pidada adalah wilayah
berpotensi
besar
pariwisata
sebagai
dengan
nilai
skor
tertinggi.
Kekuatan
lain
yang
dimiliki
di
wilayah
pesisir
Kecamatan Punduh Pidada yaitu
tersedianya potensi sumber daya
kualitas
sarana
memadai
lembaga
pengelola
pesisir,
kemiskinan
pesisir,
rendahnya
sumberdaya
kemampuan
dan
manusia,
permodalan
dan
keterampilan masyarakat rendah,
pemahaman
lingkungan
tentang
baik
di
hukum
tingkat
masyarakat maupun aparat yang
rendah, kurangnya dokumentasi
atau data terkait tentang rencana
pengelolaan
dan
potensi
di
wilayah pesisir, dan kelemahan
terakhir
yaitu
minimnya
dana
pembangunan daerah.
3. Sedangkan dari sisi eksternal,
faktor
yang
utama
dari
Kecamatan
menjadi
peluang
yaitu persaingan produk- produk
pesisir
kelautan yang makin ketat dan
Pidada
perlakuan
wilayah
Punduh
adalah kemitraan dan kerjasama
dengan pihak swasta atau pihak
standarisasi
interna-
sional.
5. Berdasarkan
hasil
evaluasi
lain dengan nilai skor tertinggi.
dengan
Peluang lainnya
yaitu potensi
SWOT yang menganalisa faktor
sumber daya alam masih belum
internal dan eksternal (IFE dan
termanfaatkan dan dikelola secara
EFE)
optimal, prioritas pemda untuk
strategi, dan dilanjutkan dengan
mengembangkan pariwi-sata dan
Analisa
merupakan
yang
Strategic Planning Matrix) untuk
perkembangan
menetukan prioritas dari beberapa
sektor
diunggulkan,
menggunakan
diperoleh
analisis
18
QSPM
alternatif
(Quantitative
teknologi dan yang terakhir yaitu
alternatif
tingginya potensi pasar nasional
dihasilkan. Strategi yang menjadi
dan
prioritas
internasional
produk
(dalam
perikanan,
pertanian,
kehutanan,
pariwisata,
pengolahan
hal
dan
strategi
yang
adalah
sudah
:
(1)
mengembangkan forum komuni-
industri
kasi dan koordinasi antar instansi
jasa-jasa
terkait dalam pengelolaan wilayah
lingkungan).
pesisir,
4. Faktor eksternal yang menjadi
(2)
program
mengembangkan
penyuluhan
dan
ancaman utama wilayah pesisir
pelatihan
Kecamatan
Pidada
rakat dalam pengelolaan sumber
adalah adanya ancaman bencana
daya alam wilayah pesisir, (3)
alam (banjir bandang, gempa, dll)
meningkatkan
dan fenomena perubahan iklim
kepentingan dalam pembangunan
dengan skor tertinggi. Ancaman
sarana
lainnya yaitu menjadikan pantai
wilayah pesisir, (4) meningkatkan
dan
laut
Punduh
keterampilan
dan
masya-
peran pemangku
prasarana
dasar
sebagai
tempat
akses
limbah
rumah
informasi, modal, pemasaran dan
pembuangan
masyarakat
terhadap
tangga, pengrusakan (eksploitasi)
teknologi,
hutan mangrove yang berlebihan,
bangkan partisipasi masyarakat
degradasi habitat wilayah pesisir,
dalam
adanya
pesisir.
ilegal
fishing
dan
penggunaan alat tangkap yang
Saran
merusak lingkungan dan terakhir
Keberhasilan
serta
(5)
pengelolaan
mengemwilayah
pembangunan
di
wilayah
pesisir
Kecamatan
Punduh Pidada perlu dukungan,
Daftar Pustaka
perhatian,
Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar
Perencanaan
dan
Pembangunan Ekonomi
Daerah.
Yogyakarta:
Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
dan
kebijakan
pemerintah
setempat
salah
stakeholder
satu
suksesnya
wilayah
sebagai
kunci
pembangunan
pesisir
dari
di
Kecamatan
Punduh Pidada. Disamping itu
juga sangat besar pengaruhnya
,
2010.
Ekonomi
Pembangunan.
Yogyakarta:
Bagian
Penerbitan
STIE
YKPN.
partisipasi dan kepedulian serta
peran
aktif
masyarakat.
Berdasarkan hasil pembahasan
dan
kesimpulan
yang
telah
diberikan, maka dapat diberikan
beberapa
saran
yaitu
sebagai
berikut :
1. Pemerintah Kecamatan Punduh
Pidada
disarankan
untuk
strategi
sesuai
menyusun
dengan tingkat kepentingan dan
prioritasnya sehingga diharapkan
dapat
meningkatkan
pembangunan di wilayah pesisir
Kecamatan Punduh Pidada.
2. Diperlukan
sosialisasi
kepada
masyarakat mengenai pentingnya
partisipasi
pengelolaan
masyarakat
wilayah
pesisir
secara berkelanjutan.
3. Perlu adanya fasilitas semacam
Asri, A. 2010. Strategi Kebijakan
Pembangunan
daerah
Kabupaten
Klaten
:
Pendekatan Analisis SWOT
dan
AHP.
Universitas
Indonesia, Jakarta.
Badan
Pusat
Statistik.
2012.
Pesawaran
Dalam
Angka
2012. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pesawaran.
Pesawaran.
, 2014. Pesawaran Dalam
Angka 2014. Badan Pusat
Statistik
Kabupaten
Pesawaran. Pesawaran.
, 2014. Statistik Kecamatan
Punduh Pidada 2014. Badan
Pusat Statistik Kabupaten
Pesawaran. Pesawaran.
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah
Kabupaten
Pesawaran. 2011.
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Pesawaran Tahun 2011-2031.
Kabupaten Pesawaran.
jalur evakuasi darurat bencana,
mengingat
kondisi
wilayah
Kecamatan Punduh Pidada yang
rawan
bencana
sehingga
mitigasi bencana perlu menjadi
prioritas.
, 2012. Desa Tertinggal dan
Jumlah Rumah Tangga Miskin
Per Kecamatan di Kabupaten
Pesawaran. Pesawaran
Budiharsono S. 2001.
Teknik
Analisis
Pembangunan
Wilayah Pesisir danLautan.
Pradnya Paramita. Jakarta.
David, Fred R. 2002. Manajemen
Strategis Konsep. Sindoro,
Alexander, Penerjemah; Agus
Widyantoro; Editor. Jakarta:
Prenhallindo. Terjemahan dari:
Concepts
of
Strategic
Management.
Dinas
Kelautan dan Perikanan
Pesawaran (DKP). 2010. http://
dkp.pesawarankab.go.id/
index.php
Dinas
Kelautan dan Perikanan
Provinsi Lampung. 2011. Peta
Administrasi Provinsi Lampung
Dirhamsyah.
2006.
Pengelolaan
Wilayah Pesisir Terintegrasi Di
Indonesia.
Oseana, Volume XXXI, No. 1 tahun
2006.
Djunaedi,
A.
2002.
Proses
Perencanaan Strategis Kota/
Daerah,
Universitas Gajah
Mada,Yogyakata, 2002
Ekaputra, H Nofidi. 2009. Kajian
Pengembangan Strategi Di
Wilayah Pesisir Kabupaten
Pelalawan
Provinsi
Riau.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kay R, Alder J. 1999. Coastal
Planning and Management, E &
FN Spon, an imprint of
Routledge, London
Kuncoro,
Mudrajad.
2012.
Perencanaan
Daerah,
Bagaimana
Membangun
Ekonomi Lokal, Kota dan
Kawasan. Jakarta : Salemba
Empat.
Kusumastanto, T. 2003. Ocean
Policy
Dalam
Membangun
Negeri Bahari di Era Otonomi
Daerah. Jakarta (ID): Gramedia
Pustaka Utama.
Lasabuda,
Ridwan.
2013.
Pembangunan Wilayah Pesisir
Dan Lautan Dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik
Indonesia. Jurnal Ilmiah Platax
Masli, Lili, 2008. Analisis FaktorFaktor yang mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi dan
Ketimpangan Regional antar
Kabupaten/Kota di Provinsi
Jawa
Barat.http://
www.scribd.com/doc/
37939397/28/LajuPertumbuhan- PDRB-MenurutKomponen-Penggunaan.pdf.
28 November 2014.
Nurjanah,
Siti.
2006.
Strategi
Pembangunan
Wilayah
Tertinggal
(Studi
Kasus
Kabupaten
Pandeglang,
Propinsi
Banten).
Fakutas
Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Prastiwi, Indah. 2013. Perencanaan
Lanskap
Kawasan
Wisata
Tambak Di Pesisir Kecamatan
Punduh Pidada Kabupaten
Pesawaran Provinsi Lampung.
Fakutas
Pertanian,
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Rahmat, Basuki. 2009. Strategi
Pengembangn
Produk
Unggulan Wilayah Pegunungan
dan
Pesisir
Kabupaten
Lampung
Barat.
Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Rais, J. 2001. Dinamika Pesisir dan
Geomorfoogi. ITB. Bandung.
Ratna Saridewi, Tri. 2003. Studi
Pembangunan
Ekonomi
Wilayah Pesisir di Kabupaten
Subang.
Program
Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sri Kusvita, Teti. 2013. Evaluasi dan
Strategi
Pengembangan
Kawasan
Minapolitan
Di
Kabupaten Bogor. Program
Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Sitinjak, Robert. 2000. Strategi
Kebijakan
Pemberantasan
Korupsi
Kejaksaan
Agung
Republik Indonesia: Analisis
SWOT dan AHP. Universitas
Indonesia;Jakarta
Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan
Perkotaan.
Jakarta:
Raja
Grafndo Persada
Soesilo, I Nining. 2002. Manajemen
Stratejik di Sektor Publik
(Pendekatan Praktis), Buku II.
Universitas Indonesia
Stiglitz, Joseph. 1998. Toward New
Paradigm for Development:
Strategies,
Policies,
and
Processe.
Syahza, Almasdi. 2012. Perumusan
Model
Pengentasan
Kemiskinan Melalui Program
Dan
Pemetaan
Potensi
Ekonomi
Bagi
Masyarakat
Wilayah Pesisir Di Propinsi
Riau.
Lembaga
Penelitian
Universitas Riau, Pekanbaru.
Syahza, Almasdi., Suarman 2013.
Strategi
Pengembangan
Daerah
Tertinggal
Dalam
Upaya Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan.
Lembaga PenelitianUniversitas
Riau, Pekanbaru.
Tarigan,
Robinson.
2004.
Perencanaan
Pembangunan
Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara
Todaro, P. Michael dan Smith C.
Stephen. 2003. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Todaro. M.P., 2000. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga
(H.Munandar,
Trans.Edisi
Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.
Tyas,
R Rizki. 2006. Strategi
Pembangunan
Wilayah
Kabupaten Situbondo Provinsi
Jawa Timur. Fakutas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Umar, Husein. 2001. Strategic
Management in Action. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor
27
Tahun
2007.
Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Wahid,
Abdul.
2006.
Strategi
Pembangunan
Daerah
Tertinggal
(Studi
Kasus
Kabupaten Garut, Propinsi
Jawa
Barat).
Fakutas
Pertanian, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Wiryawan, B., B. Marseden, H.A.
Susanto, A.K. Mahi, M. Ahmad,
dan
H.Poespitasari
(Tim
Editor).
1999.
Atlas
Sumberdaya Wilayah Pesisir
Lampung.
Kerjasama
Pemerintah Daerah Propinsi
Lampung
dengan
Proyek
Pesisir
Lampung.
Bandar
Lampung.
Wunani,
Deysandi.
2014.
Kesesuaian Lahan Dan Daya
Dukung
Kawasan
Wisata
Pantai Botutonuo Kecamatan
Kabila Bone Kabupaten Bone
Bolang. Universitas Gorontalo.
Yunizar.
2013.
Pengembangan
Strategi
Wilayah
Melalui
Pendekatan
Minapolitan
di
Kabupaten
Kepulauan Anambas. Program
Pasca sarjana Institut Pertanian
Bogor. Bogor.