Studi Kandungan Urin Anjing Kampung (Canis familiaris) Umur 3 dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent Strip Test

STUDI KANDUNGAN URIN ANJING KAMPUNG (Canis
familiaris) UMUR 3 DAN 6 BULAN DENGAN
MENGGUNAKAN REAGENT STRIP TEST

BETTY CHANDRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Studi Kandungan Urin Anjing
Kampung (Canis familiaris) Umur 3 dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent
Strip Test adalah hasil karya saya dengan arahan pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008


BETTY CHANDRI
NIM B04104037

ABSTRAK
BETTY CHANDRI. Studi Kandungan Urin Anjing (Canis familiaris) Umur 3
dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent Strip Test. Dibimbing oleh AGIK
SUPRAYOGI dan HUDA SALAHUDIN DARUSMAN.
Anjing kampung (Canis familiaris) sering digunakan untuk penelitian
dalam bidang biomedis, namun nilai fisiologis kandungan urin anjing kampung
berdasarkan tingkat pertumbuhan umur belum banyak diketahui. Penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh nilai fisiologi kandungan urin anjing kampung.
Digunakan dalam penelitian ini 6 ekor anjing kampung yang sehat secara klinis.
Parameter urin yaitu berat jenis, pH, protein, leukosit, darah, glukosa, keton,
bilirubin, nitrit dan urobilinogen dianalisis dengan menggunakan Reagent Strip
Test. Penelitian ini menunjukan bahwa, berat jenis urin anjing kampung usia 3
bulan adalah 1.016±0.004 dan usia 6 bulan 1.020±0.006 (P>0.05). Sedangkan pH
urin anjing kampung usia 3 bulan adalah 5.29±0.26 dan 6 bulan adalah 5.29±0.34
(P>0.05). Nilai leukosit dan darah mengalami penurunan pada usia 6 bulan
sedangkan protein mengalami peningkatan pada usia 6 bulan. Nilai urobilinogen

umur 3 dan 6 bulan adalah 3.5µmol/l dan glukosa, nitrit, keton, bilirubin tidak
ditemukan dalam urin. Terjadinya perbedaan nilai tersebut kemungkinan karena
umur yang terkait pada tingkat metabolismenya.
Kata kunci: Anjing Kampung, Kandungan Urin, Reagent StripTest

ABSTRACT
BETTY CHANDRI. Study of Urine Contents on Indonesian Native Dogs (Canis
familiaris) 3 and 6 Months Old Using Reagent Strip Test. Under direction of
AGIK SUPRAYOGI and HUDA SALAHUDIN DARUSMAN.
Indonesian native dogs (Canis familiaris) are frequently used for research
in biomedical field. However physiology value of urine in Indonesian native
puppies have not established. The research was conducted in order to obtain the
physiological value of urine in Indonesian native dog’s. Six healthy Indonesian
native dogs were used in this research. The urines parameter that were specivic
gravity, pH, protein, leukocyte, blood, glucose, ketone, bilirubin, nitrit and
urobilinogen analyzed with Reagent Strip Test. This research showed that The
urine’s specivic gravity of Indonesian native dog at the age 3 month was
1.016±0.004 and 6 month was 1.020±0.006 (P>0.05). Whereas the urine pH of 3
month was 5.29±0.26 and 6 month was 5.29±0.34 (P>0.05). The leukocyte and
blood value decreased when it reach 6 month old as opposite to urine protein

increased when 6 months old. Urobilinogen value 3 and 6 month 3.5µmol/l and
glucose, nitrit, ketone, bilirubin weren’t found in urine. This values differences
possibly because of with related to its metabolism phase.
Key word: Indonesian Native Dogs, Content of Urine, Reagent Strip Test

STUDI KANDUNGAN URIN ANJING KAMPUNG (Canis
familiaris) UMUR 3 DAN 6 BULAN DENGAN
MENGGUNAKAN REAGENT STRIP TEST

BETTY CHANDRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008


Judul

: Studi Kandungan Urin Anjing Kampung (Canis familiaris) Umur
3 dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent Strip Test

Nama

: Betty Chandri

NRP

: B04104037

Disetujui

Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc
Pembimbing I

drh. Huda S Darusman
pembimbing II


Diketahui

Dr. Nastiti Kusumorini
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Tanggal lulus:

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Tuhan Yang
Maha Pangasih. Karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan
program sarjana di Institut Pertanian Bogor.
Dalam skripsi ini penulis membahas kandungan urin anjing kampung (Canis
familiaris) menggunakan reagent strip test sebagai dasar nilai normal anjing
kampung asli Indonesia karena selama ini acuan nilai normal yang digunakan
untuk kepentingan klinik berasal dari anjing ras atau luar negeri, sehingga ada

kemungkinan terjadi perbedaan yang cukup signifikan mengingat suhu, jenis
makanan dan pemeliharaan antara anjing kampung dan anjing ras berbeda. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode strip test karena cepat, mudah dan
efisien apabila dilakukan di lapangan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc selaku
pembimbing skripsi I dan pembimbing akademik, drh. Huda S. Darusman sebagai
pembimbing skripsi II dan drh. Endang Rachman, MS selaku penguji. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Pak Joni, Qori dan keluarga besar Dr. Drh
Agik Suprayogi, MSc yang banyak membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian. Ungkapan terima kasih yang terdalam disampaikan kepada kedua
orangtua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Selain itu
terima kasih kepada Adjeng, Ana dan fajar sebagai rekan satu tim dalam
penelitian ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, September 2008

Betty Chandri

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Tanah Datar, Sumatera Barat pada tanggal 30
Desember 1985. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan
Yahidirman dan Warnida.
Pendidikan formal dimulai dari taman kanak-kanak yang diselesaikan tahun
1992 di TK Aisyiah Tanjung Bonai. Kemudian pendidikan dasar diselesaikan
pada tahun 1998 di SDN 21 Tanjung Bonai. Pendidikan lanjutan tingkat pertama
diselesaikan tahun 2001 di SLTPN 03 Lintau dan pendidikan menengah umum
pada tahun 2004 di SMUN 1 Lintau.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Fakultas
Kedokteran Hewan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada
tahun 2004. Selama perkuliahan penulis aktif sebagai pengurus dalam Himpunan
Minat dan Profesi Ruminansia

periode 2005-2006, bidang keuangan Ikatan

Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) cabang IPB 2005-2006,
bendahara IMAKAHI cabang IPB 2006-2007, sekretaris departemen pengabdian
masyarakat BEM FKH IPB 2006-2007 dan anggota departemen keputrian DKM
AN-NAHL 2006-2007, selain itu penulis juga tergabung sebagai anggota dalam
Forum Mahasiswa Tanggap Flu Burung (FMTFB) daerah Jawa Barat. Penulis

juga mendapatkan Beasiswa Gerakan Kakak Asuh (GAKA) tahun 2007-2008 dan
Beasiswa BBM tahun 2008.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
PENDAHULUAN
Latar belakang ................................................................................................ 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
Mamfaat .......................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Anjing ............................................................................................................. 3
Anatomi dan fisiologi ginjal .......................................................................... 8
Urin ................................................................................................................11
Derajat Keasaman (pH)..................................................................................13
Berat Jenis ......................................................................................................15
Protein ...........................................................................................................16
Leukosit ..........................................................................................................16

Glukosa ...........................................................................................................17
Keton ..............................................................................................................17
Bilirubin .........................................................................................................18
Nitrit ...............................................................................................................19
Darah ...............................................................................................................19
Urobilinogen ..................................................................................................20
Reagent Strip Test ...........................................................................................20
MATERI DAN METODE
Waktu dan tempat .........................................................................................22
Bahan dan alat ..............................................................................................22
Protokol penelitian .........................................................................................22
Tahap persiapan dan adaptasi ........................................................................22
Hewan yang digunakan ..................................................................................23
Tahap pemeliharaan ......................................................................................23
Parameter yang diamati .................................................................................23
Pengambilan sampel ......................................................................................23
Analisis data ...................................................................................................24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Derajat Keasaman (pH) ..................................................................................25
Berat Jenis .......................................................................................................27

Protein .............................................................................................................28
Leukosit ..........................................................................................................29
Darah ...............................................................................................................29
Glukosa, keton, bilirubin dan nitrit .................................................................31
Urobilinogen ..................................................................................................31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .....................................................................................................33
Saran................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................34

DAFTAR TABEL

Halaman
1
2
3
4
5
6


Parameter biologis anjing............................................................................... 6
Nilai normal parameter hematologis anjing.................................................... 7
Nilai normal kandungan urin anjing ..............................................................13
Nilai pH dan berat jenis, protein dan leukosit urin anjing kampung .............25
Nilai darah dalam urin anjing kampung umur 3 bulan ..................................30
Nilai darah dalam urin anjing kampung umur 6 bulan ...................................30

STUDI KANDUNGAN URIN ANJING KAMPUNG (Canis
familiaris) UMUR 3 DAN 6 BULAN DENGAN
MENGGUNAKAN REAGENT STRIP TEST

BETTY CHANDRI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Studi Kandungan Urin Anjing
Kampung (Canis familiaris) Umur 3 dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent
Strip Test adalah hasil karya saya dengan arahan pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2008

BETTY CHANDRI
NIM B04104037

ABSTRAK
BETTY CHANDRI. Studi Kandungan Urin Anjing (Canis familiaris) Umur 3
dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent Strip Test. Dibimbing oleh AGIK
SUPRAYOGI dan HUDA SALAHUDIN DARUSMAN.
Anjing kampung (Canis familiaris) sering digunakan untuk penelitian
dalam bidang biomedis, namun nilai fisiologis kandungan urin anjing kampung
berdasarkan tingkat pertumbuhan umur belum banyak diketahui. Penelitian ini
dilakukan untuk memperoleh nilai fisiologi kandungan urin anjing kampung.
Digunakan dalam penelitian ini 6 ekor anjing kampung yang sehat secara klinis.
Parameter urin yaitu berat jenis, pH, protein, leukosit, darah, glukosa, keton,
bilirubin, nitrit dan urobilinogen dianalisis dengan menggunakan Reagent Strip
Test. Penelitian ini menunjukan bahwa, berat jenis urin anjing kampung usia 3
bulan adalah 1.016±0.004 dan usia 6 bulan 1.020±0.006 (P>0.05). Sedangkan pH
urin anjing kampung usia 3 bulan adalah 5.29±0.26 dan 6 bulan adalah 5.29±0.34
(P>0.05). Nilai leukosit dan darah mengalami penurunan pada usia 6 bulan
sedangkan protein mengalami peningkatan pada usia 6 bulan. Nilai urobilinogen
umur 3 dan 6 bulan adalah 3.5µmol/l dan glukosa, nitrit, keton, bilirubin tidak
ditemukan dalam urin. Terjadinya perbedaan nilai tersebut kemungkinan karena
umur yang terkait pada tingkat metabolismenya.
Kata kunci: Anjing Kampung, Kandungan Urin, Reagent StripTest

ABSTRACT
BETTY CHANDRI. Study of Urine Contents on Indonesian Native Dogs (Canis
familiaris) 3 and 6 Months Old Using Reagent Strip Test. Under direction of
AGIK SUPRAYOGI and HUDA SALAHUDIN DARUSMAN.
Indonesian native dogs (Canis familiaris) are frequently used for research
in biomedical field. However physiology value of urine in Indonesian native
puppies have not established. The research was conducted in order to obtain the
physiological value of urine in Indonesian native dog’s. Six healthy Indonesian
native dogs were used in this research. The urines parameter that were specivic
gravity, pH, protein, leukocyte, blood, glucose, ketone, bilirubin, nitrit and
urobilinogen analyzed with Reagent Strip Test. This research showed that The
urine’s specivic gravity of Indonesian native dog at the age 3 month was
1.016±0.004 and 6 month was 1.020±0.006 (P>0.05). Whereas the urine pH of 3
month was 5.29±0.26 and 6 month was 5.29±0.34 (P>0.05). The leukocyte and
blood value decreased when it reach 6 month old as opposite to urine protein
increased when 6 months old. Urobilinogen value 3 and 6 month 3.5µmol/l and
glucose, nitrit, ketone, bilirubin weren’t found in urine. This values differences
possibly because of with related to its metabolism phase.
Key word: Indonesian Native Dogs, Content of Urine, Reagent Strip Test

STUDI KANDUNGAN URIN ANJING KAMPUNG (Canis
familiaris) UMUR 3 DAN 6 BULAN DENGAN
MENGGUNAKAN REAGENT STRIP TEST

BETTY CHANDRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan pada
Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

Judul

: Studi Kandungan Urin Anjing Kampung (Canis familiaris) Umur
3 dan 6 Bulan dengan Menggunakan Reagent Strip Test

Nama

: Betty Chandri

NRP

: B04104037

Disetujui

Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc
Pembimbing I

drh. Huda S Darusman
pembimbing II

Diketahui

Dr. Nastiti Kusumorini
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Tanggal lulus:

PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Tuhan Yang
Maha Pangasih. Karena atas

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu syarat menyelesaikan
program sarjana di Institut Pertanian Bogor.
Dalam skripsi ini penulis membahas kandungan urin anjing kampung (Canis
familiaris) menggunakan reagent strip test sebagai dasar nilai normal anjing
kampung asli Indonesia karena selama ini acuan nilai normal yang digunakan
untuk kepentingan klinik berasal dari anjing ras atau luar negeri, sehingga ada
kemungkinan terjadi perbedaan yang cukup signifikan mengingat suhu, jenis
makanan dan pemeliharaan antara anjing kampung dan anjing ras berbeda. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode strip test karena cepat, mudah dan
efisien apabila dilakukan di lapangan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. drh. Agik Suprayogi, MSc selaku
pembimbing skripsi I dan pembimbing akademik, drh. Huda S. Darusman sebagai
pembimbing skripsi II dan drh. Endang Rachman, MS selaku penguji. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Pak Joni, Qori dan keluarga besar Dr. Drh
Agik Suprayogi, MSc yang banyak membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian. Ungkapan terima kasih yang terdalam disampaikan kepada kedua
orangtua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Selain itu
terima kasih kepada Adjeng, Ana dan fajar sebagai rekan satu tim dalam
penelitian ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, September 2008

Betty Chandri

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanah Datar, Sumatera Barat pada tanggal 30
Desember 1985. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan
Yahidirman dan Warnida.
Pendidikan formal dimulai dari taman kanak-kanak yang diselesaikan tahun
1992 di TK Aisyiah Tanjung Bonai. Kemudian pendidikan dasar diselesaikan
pada tahun 1998 di SDN 21 Tanjung Bonai. Pendidikan lanjutan tingkat pertama
diselesaikan tahun 2001 di SLTPN 03 Lintau dan pendidikan menengah umum
pada tahun 2004 di SMUN 1 Lintau.
Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Fakultas
Kedokteran Hewan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada
tahun 2004. Selama perkuliahan penulis aktif sebagai pengurus dalam Himpunan
Minat dan Profesi Ruminansia

periode 2005-2006, bidang keuangan Ikatan

Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (IMAKAHI) cabang IPB 2005-2006,
bendahara IMAKAHI cabang IPB 2006-2007, sekretaris departemen pengabdian
masyarakat BEM FKH IPB 2006-2007 dan anggota departemen keputrian DKM
AN-NAHL 2006-2007, selain itu penulis juga tergabung sebagai anggota dalam
Forum Mahasiswa Tanggap Flu Burung (FMTFB) daerah Jawa Barat. Penulis
juga mendapatkan Beasiswa Gerakan Kakak Asuh (GAKA) tahun 2007-2008 dan
Beasiswa BBM tahun 2008.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
PENDAHULUAN
Latar belakang ................................................................................................ 1
Tujuan ............................................................................................................ 2
Mamfaat .......................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA
Anjing ............................................................................................................. 3
Anatomi dan fisiologi ginjal .......................................................................... 8
Urin ................................................................................................................11
Derajat Keasaman (pH)..................................................................................13
Berat Jenis ......................................................................................................15
Protein ...........................................................................................................16
Leukosit ..........................................................................................................16
Glukosa ...........................................................................................................17
Keton ..............................................................................................................17
Bilirubin .........................................................................................................18
Nitrit ...............................................................................................................19
Darah ...............................................................................................................19
Urobilinogen ..................................................................................................20
Reagent Strip Test ...........................................................................................20
MATERI DAN METODE
Waktu dan tempat .........................................................................................22
Bahan dan alat ..............................................................................................22
Protokol penelitian .........................................................................................22
Tahap persiapan dan adaptasi ........................................................................22
Hewan yang digunakan ..................................................................................23
Tahap pemeliharaan ......................................................................................23
Parameter yang diamati .................................................................................23
Pengambilan sampel ......................................................................................23
Analisis data ...................................................................................................24
HASIL DAN PEMBAHASAN
Derajat Keasaman (pH) ..................................................................................25
Berat Jenis .......................................................................................................27
Protein .............................................................................................................28
Leukosit ..........................................................................................................29
Darah ...............................................................................................................29
Glukosa, keton, bilirubin dan nitrit .................................................................31
Urobilinogen ..................................................................................................31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .....................................................................................................33
Saran................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................34

DAFTAR TABEL

Halaman
1
2
3
4
5
6

Parameter biologis anjing............................................................................... 6
Nilai normal parameter hematologis anjing.................................................... 7
Nilai normal kandungan urin anjing ..............................................................13
Nilai pH dan berat jenis, protein dan leukosit urin anjing kampung .............25
Nilai darah dalam urin anjing kampung umur 3 bulan ..................................30
Nilai darah dalam urin anjing kampung umur 6 bulan ...................................30

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1
2
3
4

Potongan melintang ginjal ............................................................................. 8
Mikroskopik anatomi nefron ........................................................................... 9
Reagent strip ..................................................................................................21
Skema metodeologi penelitian ........................................................................22

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Analisis data hasil pemeriksaan pH urin anjing kampung .............................38
2 Analisis data hasil pemeriksaan berat jenis urin anjing kampung ..................39

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Anjing adalah hewan yang sangat dekat dengan manusia.

Anjing

merupakan hewan kesayangan dengan jumlah ras terbanyak dan memiliki
perbedaan antara satu dengan yang lainnya sehingga mendorong manusia untuk
memberi perhatian lebih (Fierenzo 1978). Selain hewan kesayangan anjing sering
juga dimamfaatkan untuk penjaga rumah dan sebagai hewan percobaan
(Wolfensohn & Lloyd 1998). Anjing kampung adalah salah satu jenis anjing
yang mampu bersosialisasi dengan manusia dan tidak sulit pemeliharaannya.
Anjing kampung belum diketahui pasti asal usulnya karena berasal dari
perkawinan silang antar anjing-anjing sehingga menghasilkan ras baru yang
umumnya belum teridentifikasi (Dharmojono 2003).
Di Indonesia anjing kampung sering digunakan sebagai hewan percobaan
untuk kepentingan penelitian biomedis karena relatif murah dan mudah
mendapatkannya. Penggunaan anjing kampung sebagai hewan coba seharusnya
memiliki nilai fisiologis sebagai parameter acuan dari anjing yang sejenis
sehingga dalam percobaan tersebut mendapatkan hasil yang akurat. Selain untuk
hewan coba nilai fisiologis anjing kampung juga diperlukan oleh praktisi dokter
hewan, untuk mengetahui status kesehatan anjing kampung tersebut.
Sayangnya sampai saat ini nilai fisiologis anjing kampung belum banyak
diketahui, khususnya nilai fisiologis urin pada umur yang berbeda. Disamping itu
referensi ilmiah tentang nilai kandungan urin anjing masih diperoleh dari buku
teks luar negeri, mestinya hal ini sudah harus dipertimbangkan untuk
menggunakan nilai fisiologis spesies spesifik yaitu anjing kampung. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh gambaran fisiologi kandungan urin anjing
kampung umur 3 dan 6 bulan. Informasi tentang nilai fisiologis kandungan urin
ini bermamfaat untuk mengetahui kemampuan fungsi ginjal.

Tujuan
Penelitian dilakukan untuk mengetahui nilai fisiologis kandungan urin
anjing kampung. Khususnya berat jenis, pH dan kandungan protein, leukosit,
darah, glukosa, keton, bilirubin, nitrit dan urobilinogen urin anjing kampung pada
umur 3 dan 6 bulan.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang nilai
fisiologis kandungan urin anjing kampung yang sehat dalam masa pertumbuhan
serta dapat digunakan dalam membantu penegakan diagnosa.

TINJAUAN PUSTAKA

Anjing
Anjing adalah mamalia karnivora yang telah mengalami domestikasi dari
serigala sejak 100.000 sampai 15.000 tahun yang lalu. Istilah anjing mengacu
pada anjing hasil domestikasi Canis lupus familiaris.

Anjing pernah

diklasifikasikan sebagai Canis familiaris oleh Linneus pada tahun 1785. Namun
tahun 1993, Lembaga Smithsonian dan Asosiasi Ahli Mamalia Amerika
menetapkan anjing sebagai subspesies serigala abu-abu Canis lupus (Anonim
2008a).
Anjing adalah hewan sosial yang sangat dekat dengan manusia.
Kepribadian dan tingkah laku anjing tergantung pada perlakuan yang diterima dari
pemilik anjing atau lingkungannya. Anjing bisa dilatih, diajak bermain, tinggal
bersama manusia dan diajak bersosialisasi dengan manusia dan anjing lainnya.
Kesetiaan dan pengabdian yang ditunjukkan anjing mirip dengan konsep manusia
tentang cinta dan persahabatan. Dalam mayarakat manusia, anjing sering dilatih
sebagai anjing pekerja, anjing penggembala, anjing pelacak dan anjing pelayanan.
Selain itu, peran anjing yang paling umum adalah sebagai binatang peliharaan
(Anonim 2008a).
Sejarah domestikasi anjing dijelaskan dalam beberapa teori antropologi,
diantaranya, teori pertama menyebutkan bahwa manusia peradaban tertarik pada
anjing setelah melihat kemampuan melacak binatang buruannya, sehingga
manusia menangkap, memelihara dan melakukan seleksi pada anak anjing untuk
mendapatkan keturunan yang baik dan jinak. Teori kedua menjelaskan bahwa
anjinglah yang pertamakali mendekati manusia karena tertarik pada sampah yang
merupakan produk khas peradaban. Teori ketiga, disebut sebagai teori adaptasi,
teori ini merupakan teori yang diyakini mendekati realita, dimana pertama kalinya
manusia dan anjing merupakan dua kelompok pemburu yang saling bersaing.
Seiring waktu berjalan dimana faktor alam tidak mendukung sehingga jumlah
buruan semakin berkurang mengakibatkan anjing mulai tergantung kepada
manusia hingga akhirnya dimamfaatkan oleh manusia (Pennisi 2002).

Penelitian sistematika molekuler menunjukkan anjing (Canis lupus
familiaris) merupakan keturunan dari satu atau lebih populasi serigala liar (Canis
lupus). Seperti bisa dilihat dari tata nama (nomenklatur) untuk anjing, leluhur
anjing adalah serigala. Anjing juga bisa kawin silang dengan serigala (Anonim
2008a).
Klasifikasi anjing menurut Miller (1993) :
Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Class

: Mamalia

Order

: Carnivora

Family

: Canidae

Genus

: Canis

Species

: Canis familiaris

Berdasarkan jenis anjing, menurut Sanusi (2004) anjing ras didefenisikan
sebagai anjing yang memiliki asal usul, jati diri dan kemurnian garis keturunan
secara tersendiri serta tercatat oleh Perkumpulan Kinologi Indonesia. Sedangkan
anjing kampung adalah anjing yang telah lama diketahui keberadaannya tetapi
galur keturunannya tidak dijaga (Boedhihartono dalam Supriadi 2004). Menurut
Untung (1999) anjing kampung memiliki tubuh yang kecil memanjang, telinga
dan moncongnya runcing, penciuman tajam dapat berlari dengan cepat dan
memiliki kemampuan untuk berenang.

Anjing lokal adalah anjing yang

keberadaannya telah lama diketahui dan terisolir di lokasi tertentu di Indonesia
sehingga galur keturunannya relatif dapat dijaga, contoh anjing lokal Indonesia
adalah anjing Kintamani (Hartiningsih et al. 1999).
Diseluruh dunia anjing mencapai 300 jenis yang tersebar diberbagai negara
(Miller 1993). Perbedaan jenis anjing tidak hanya dari karakter fisik saja tetapi
juga berdasakan tingkahlakunya. Perbedaan jenis anjing berdasarkan tingkahlaku
termasuk hasil dari seleksi jenis anjing untuk tujuan tertentu (Robinson 1990).

Sayer (1994) mengelompokan anjing berdasarkan fungsinya, yaitu:
1. Sporting
Anjing yang termasuk dalam kelompok sporting dikenal sebagai
anjing yang bekerja di lapangan. Anjing ini digunakan untuk berburu dan
pelacakan oleh lembaga kepolisian. Contohnya: Pointer, Retriver, Setter
dan Spaniel.
2. Hounds
Anjing kelompok hounds terutama dimamfaatkan untuk berburu
binatang di Sabana. Ciri-ciri anjing jenis ini adalah bertubuh ramping,
berbulu pendek dan kepala runcing sehingga bersifat aerodinamis sewaktu
berlari mengejar mangsanya. Contoh anjing dalam kelompok ini adalah:
Beagle, Basenji dan Basset Haund.
3. Working Dog
Working Dog merupakan jenis anjing yang berfungsi sebagai
penjaga rumah atau properti lainnya.

Anjing kelompok ini biasanya

bersifat galak, bertampang menyeramkan dan hanya mau bersahabat
dengan tuannya. Contoh anjing dalam kelompok ini adalah Rootwailer,
Herder, Doberman dan Boxer.
4. Terrier
Ciri utama anjing kelompok terrier adalah kepala lonjong, mata
terbenam kedalam rongga mata, dan ekor mencuat ke atas. Fungsi anjing
kelompok terrier mirip dengan hounds tapi terrier biasanya dikhususkan
untuk memburu binatang-binatang kecil. Contoh anjing dalam kelompok
ini adalah Staffodshire Bull Terrier.
5. Toys
Anjing yang termasuk dalam kelompok toys merupakan anjing yang
dimamfaatkan untuk teman bermain, contohnya Chihuahua, Pug, Mini
Pincher, Pomeranian dan Poodle.
6. Non-sporting
Ciri khas kelompok anjing ini adalah memiliki kecerdasan yang
relatif tinggi sehingga mudah dilatih.

Anjing ini digunakan dalam

berbagai keperluan. Contohnya Dalmation dan Chow-chow.

Untuk mengetahui kondisi kesehatan anjing, data fisiologis normal
merupakan suatu patokan yang dapat digunakan apakah organ hewan tersebut
dalam kondisi sehat.

Data fisiologis tersebut selalu dalam keadaan yang

seimbang. Dengan asumsi bahwa asupan pakan yang tercukupi sempurna dan
keadaan lingkungan yang seimbang dan sehat.

Penyimpangan dari patokan

tersebut menandakan bahwa satu atau beberapa organ dari hewan tidak bekerja
secara normal dan hewan dinyatakan sakit (Soerono. 1975). Data fisiologis pada
setiap hewan memiliki nilai yang berbeda, tergantung jenis hewan, genetik, umur,
jenis kelamin dan kondisi lingkungan sekitar.

Suprayogi et al. (2007)

menyebutkan bahwa perbedaan nilai fisiologis pada umur yang lebih muda dapat
disebabkan oleh perbedaan umur, terutama tingkat metabolisme dan pertumbuhan
anatomis tubuhnya yang berbeda.

Hal ini terjadi karena pengaruh proses

pertumbuhan pada sehingga organ-organ tubuh belum berfungsi dengan baik
(Todd & Sanford 1974).
Nilai normal dari beberapa parameter anjing dapat dilihat pada Tabel 1 dan
2 sebagai berikut:
Tabel 1 Parameter biologis anjing (Smith & Mangkoewidjojo 1988; Bower &
Youngs 1990)
Parameter
Temperatur
Pulsus
Respirasi
Takanan darah
Konsumsi oksigen
Volume darah
Protein plasma
Aktivitas tubuh
Kecepatan tumbuh

Berat dewasa
Berat lahir

Siklus kelamin
Periode estrus
Perkawinan
Fertilisasi
Implantasi

Kisaran normal
38- 89oC
70-120x/menit
10-30x/menit
110 sistol; 60 diastol
580 ml/kg/jam
70-90 ml/kg
5.3-7.5 g/100 ml
Diurnal (siang hari)
Tergantung pada bangsa, jika bangsa sedang
6 kg pada umur 16 minggu. Bangsa besar
60 kg pada umur 16 minggu
2-90 kg
Tergantung pada bangsa. Bangsa sedang
adalah 0.23-0.34. Sedangkan bangsa besar
adalah 0.39-0.52 kg
Monoestrus
± 9 hari
Pada saat estrus
Beberapa hari sesudah kawin
13-14 hari sesudah fertilisasi

Tabel 2 Nilai normal parameter hematologis anjing
Parameter
Anjing
hematologis
Volume darah
800 ml/Kga
Sel darah merah 6-8 x 106/mm3a

Anjing kampung
dewasa
6.05±1.56 x
106/mm3b
14.80±3.95l g/dld
45.9±12.5 %d
12.85±1.24 g/100 mlb

Anak anjing
kampung
5.67±0.163 x
106/mm3e
10.94±047 g/dle
34.41±0.94%e
-

Sel darah putih 9 – 13 x 103/mm3a
hemoglobin
15.9±1.2 g/dlc
Hematokrit
49.3±3.4 %c
Protein Plasma 6 – 7.8 g/100 mla
Keterangan : a. Dukes (1984); b.Hariyati (1988) c. Jain (1993); d. Wirajaya (2005); e. Nugraha
(2007)

Anjing yang sehat terlihat aktif, mata bersinar dan selalu waspada, rambut
tubuh mengkilap, serta giginya putih dan licin. Anjing membutuhkan satu kali
makan setiap harinya dan sebaiknya makanan yang diberikan mengandung nilai
gizi yang seimbang.

Selain itu dalam perawatan anjing juga dibutuhkan

vaksinasi, deworming, deticking guna mencegah serangan penyakit (Bower &
Youngs 1990).
Masa hidup anjing bergantung pada jenis rasnya. Anjing yang berukuran
besar rata-rata hanya bisa hidup sampai 7-8 tahun.

Sedangkan anjing yang

berukuran kecil bisa hidup sampai 20 tahun. Harapan hidup rata-rata anjing
berukuran sedang dan anjing kampung adalah sekitar 13-14 tahun. Namun hal
tersebut harus ditunjang dengan makanan yang benar, berolahraga dan adanya
pemeriksaan kesehatan secara berkala (Anonim 2008a).
Berdasarkan umurnya anjing dibagi menjadi enam periode. Periode pertama
adalah Neonatal. Selama periode Neonatal pertumbuhan dalam kedaan pasif dan
sedikit sekali memperlihatkan respon terhadap ransangan. Periode ini dimulai
saat lahir dan berlanjut sampai dua minggu selama masa anak-anak. Periode
kedua merupakan periode Transisional yang berlangsung pada minggu kedua
sampai minggu ketiga. Pada masa ini organ indera seperti telinga dan mata mulai
berfungsi, anak anjing mulai bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Periode
ketiga merupakan periode Sosialisasi, periode ini merupakan periode kritis
tahapan pertumbuhan, apabila pada periode ini anak anjing tidak bisa beradaptasi
dan kontak dengan anjing lainnya maka pada usia selanjutnya anjing akan selalu
mengalami gangguan. Pada periode ini anak anjing mulai mampu menjelajahi

lingkungan sekitarnya dan mencoba melakukan aktivitas baru.
berlangsung pada minggu ketiga sampai sembilan (Robinson 1990).

Masa ini
Periode

keempat adalah periode muda (remaja), dimulai saat anjing berumur 10 minggu
sampai tujuh bulan. Pada periode ini, sistim saraf dan fisik sudah berkembang
dengan sempurna. Selanjutnya anjing masuk pada periode dewasa pada umur 12
bulan. Pada periode ini anjing tidak hanya matang secara seksual tapi juga dari
sikap dan tingkah laku, kemampuan, kesiapan untuk menerima latihan dan
kepercayaan diri menghadapi situasi apapun. Terakhir merupakan periode tua,
pada periode ini anjing mulai mudah menderita sakit. Batasan umur pada periode
ini bervariasi tergantung ras (Jackson 1994).

Anatomi dan Fisiologi Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi tempat pembuangan sisa metabolisme tubuh.
Pada hewan mamalia ginjal terdiri dari satu pasang kiri dan kanan. Letak ginjal
kiri dan kanan pada beberapa spesies berbeda.

Ginjal kiri lebih kaudal

dibandingkan dengan ginjal kanan karena pada ruang abdomen kiri terdapat organ
hati yang menekan ginjal kiri. Ginjal terletak pada bagian belakang abdomen
atas, dibelakang peritonium. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh
bantalan lemak yang tebal (Frandson 1992, Budras 2002; Price 2005).

Gambar 1 Potongan melintang ginjal (Anonim 2006)
Ginjal memiliki tiga bagian utama yaitu, korteks (bagian luar), medulla, dan
pelvis renalis (rongga ginjal). Bagian korteks ginjal mengandung nefron. Nefron
merupakan unit fungsional ginjal (Guyton & Hall 1997). Jumlah nefron tiap jenis
hewan berbeda contohnya kucing memiliki kira-kira 200.000 nefron perginjal.
Sedangkan anjing memiliki jumlah nefron kira-kira 700.000 nefron. Tiap nefron

terdiri dari komponen korpuskulus renalis, tubulus proksimalis, ansa Henle dan
tubulus distalis (Colville & Joanna 2002). Ansa Henle terletak antara tubulus
proksimalis dan tubulus distalis.

Gambar 2 Mikroskopik anatomi nefron (Colville & Joanna 2002)
Korpuskulus renalis terletak pada bagian korteks ginjal, terdiri dari
glomerulus dan kapsula Bowman’s.
kapiler.

Glomerulus merupakan kumpulan dari

Fungsinya adalah untuk menyaring darah sebagai tahap awal dari

pembentukan urin.

Cairan hasil filtrasi dari darah tersebut dinamakan filtrat

glomerulus. Setelah korpuskulus renalis dilanjutkan dengan tubulus proksimalis.
Tubulus proksimalis merupakan bagian yang paling panjang. Pada bagian ini
terjadi proses reabsorbsi dan sekresi. Cairan yang telah melewati tubulus ini
dinamakan filtrat tubular.

Ansa Henle merupakan lanjutan dari tubulus

proksimalis, bagian descendensnya mencapai medula ginjal kemudian membentuk
lengkung mencapai daerah korteks. Dari ansa Henle kemudian menuju ke tubulus
distalis yang berakhir pada saluran pengumpul. Saluran pengumpul merupakan
bagian yang penting untuk volume urin karena merupakan tempat pertama Anti
Diuretik Hormon (ADH) bekerja.

Selain itu saluran pengumpul merupakan

tempat regulasi kalium dan mengontrol keseimbangan asam-basa (Colville &
Joanna 2002).

Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekskresikan zat
terlarut dan air secara selektif (Price 2005).
Guyton dan Hall (1997) membagi fungsi ginjal menjadi 7 bagian :
1. Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit
Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit oleh ginjal berfungsi untuk
menjaga homeostasis tubuh. Ekskresi air dan elektrolit harus sesuai
dengan asupan. Jika asupan melebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh
akan meningkat sebaliknya, jika asupan kurang dari ekskresi jumlah
zat dalam tubuh akan berkurang.
2. Pengaturan keseimbangan asam-basa
Ginjal bersama dengan sistem pernapasan dan cairan tubuh mengatur
asam–basa. Biasanya ginjal dapat mengeluarkan kira-kira 500 milimol
asam atau basa setiap harinya. Ginjal merupakan satu-satunya organ
untuk membuang tipe-tipe asam tertentu dari tubuh yang dihasilkan
oleh metabolisme protein, seperti asam sulfat dan fosfat.
3. Ekskresi produk sisa metabolik dan bahan kimia asing
Ginjal merupakan organ utama untuk membuang produk sisa
metabolisme yang tidak diperlukan lagi oleh tubuh. Produk-produk ini
meliputi urea, kreatinin, asam urat, produk akhir pemecahan
hemoglobin, dan metabolit dari berbagai hormon.
4. Pengaturan tekanan arteri
Bila tubuh mengandung terlalu banyak cairan ekstraselular, tekanan
arteri akan meningkat. Peningkatan tekanan ini kemudian memberi
pengaruh langsung yang menyebabkan ginjal mengekskresi kelebihan
cairan ekstraselular, sehingga mengembalikan tekanan menjadi normal
kembali.
5. Sintesis glukosa
Ginjal mensintesis glukosa dari asam amino dan prekursor lainnya
selama masa puasa yang panjang, proses ini disebut glukoneogenesis.
Kapasitas ginjal untuk menambah glukosa pada darah selama puasa
yang panjang dapat menyaingi hati.

6. Pengaturan produksi eritrosit
Ginjal menyekskresikan eritropoietin, yang merangsang pembentukan
sel darah merah. Kira-kira 90% dari seluruh eritropoitin dibentuk
dalam ginjal.

Keadaan hipoksia pada jaringan tubuh lain akan

merangsang ginjal untuk merangsang sekresi eritropoitin.
7. Pengaturan produksi 1.25-Dihidroksi vitamin D3
Ginjal menghasilkan bentuk aktif vitamin D, yaitu 1.25-Dihidroksi
vitamin D3, yang memegang peranan penting dalam pengaturan
kalsium dan fosfat.
Urin
Urin atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi
urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang
disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di
dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang
keluar tubuh melalui uretra ( King 1973; Ganong 2001).
Mekanisme pembentukan urin meliputi filtrasi, reabsorbsi dan sekresi.
Pembentukan urin dimulai dengan proses filtrasi glomerulus plasma. Aliran darah
ginjal setara dengan 25% curah jantung atau 1.200 ml/menit (Price 2005). Proses
filtrasi pada glomerulus dinamakan ultrafiltrasi glomerulus. Sel-sel darah dan
molekul-molekul protein yang besar atau protein bermuatan negatif secara efektif
tertahan oleh seleksi ukuran dan seleksi muatan yang merupakan ciri khas dari
sawar membran filtrasi glomerular, sedangkan molekul yang berukuran lebih kecil
atau dengan beban yang netral atau positif akan tersaring. Tekanan-tekanan yang
berperan dalam proses laju filtrasi glomerulus bersifat pasif dan tidak dibutuhkan
energi metabolik untuk proses filtrasi tersebut.

Tekanan filtrasi berasal dari

perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula
Bowman’s (Robinson & Huxtable 2003).

Zat-zat yang difiltrasi dalam

glomerulus adalah, elektrolit, nonelektrolit dan air.

Beberapa elektrolit yang

paling penting adalah natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca++), magnesium
(Mg++), bikarbonat (HCO3-), klorida (Cl-) dan fosfat (HPO4-). Nonelektrolit yang

penting adalah glukosa, asam amino, dan metabolit yang merupakan produk akhir
dari proses metabolisme protein, urea, asam urat dan kreatinin (Price 2005).
Reabsorbsi selektif zat-zat yang sudah difiltrasi merupakan langkah kedua
dalam proses pembentukan urin setelah filtrasi. Sebagian besar zat yang difiltrasi
direabsorbsi melalui pori-pori kecil yang terdapat dalam tubulus sehingga
akhirnya zat-zat tersebut kembali lagi kedalam kapiler peritubulus yang
mengelilingi tubulus. Disamping itu beberapa zat juga disekresi dari pembuluh
darah peritubulus sekitar ke dalam lumen tubulus. Proses reabsorbsi dan sekresi
ini berlangsung melalui mekanisme transpor aktif dan pasif. Glukosa dan asam
amino direabsorbsi seluruhnya di sepanjang tubulus proksimal melalui transpor
aktif. Kalium dan asam urat hampir seluruhnya direabsorbsi secara aktif dan
keduanya disekresi di dalam tubulus proksimal. Proses reabsorbsi natrium terjadi
pada lengkung Henle, tubulus distal dan pengumpul.

Air, klorida dan urea

direabsorbsi dalam tubulus proksimal melalui transpor pasif. Ion hidrogen (H+),
asam organik seperti para-amino-hipurat (PAH), penisilin dan kreatinin (basa
organik) secara aktif disekresi ke dalam tubulus proksimal. Sedangkan bikarbonat
direabsorbsi secara tidak langsung dari tubulus proksimal (Price 2005).
Proses selanjutnya adalah augmentasi yaitu proses penambahan zat sisa dan
urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.

Komposisi urin yang

dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1.5% garam, 2.5 % urea dan sisa
substansi lainnya (Price 2005).
Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin adalah Anti Diuretik Hormon
(ADH) yang dihasilkan oleh kelenjer hipofise posterior yang akan mempengaruhi
penyerapan air pada bagian tubulus distal karena meningkatkan permeabilitas sel
terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka penyerapan air berkurang sehingga
urin menjadi banyak dan encer.

Sebaliknya jika hormon ADH banyak,

penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat. Jumlah air yang diminum
akan mempengaruhi produksi urin, apabila air yang diminum banyak akan
menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein
menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif, hasilnya urin yang diproduksi
banyak. Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus
aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang, akibatnya filtrasi kurang

efektif karena tekanan darah menurun. Banyak sedikitnya hormon insulin juga
mempengaruhi produksi urin, apabila hormon insulin kurang misalnya pada
penderita diabetes melitus, kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus
distalis, kelebihan kadar gula dalam tubulus distalis mengganggu proses
penyerapan air sehingga pengeluaran urin akan sering (Colville & Joanna 2002).
Urin terdiri dari berbagai macam zat sisa maupun zat-zat yang masih
dibutuhkan oleh tubuh sebagai hasil dari metabolisme yang terjadi didalam tubuh.
Urin yang dihasilkan ginjal tergantung pada status nutrisi dari hewan tersebut,
kemudian kondisi metabolisme tubuhnya serta kondisi ginjal yang memproduksi
urin tersebut (Todd & Sanford). Adapun beberapa nilai kandungan urin dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Nilai normal kandungan urin anjing
Parameter
Nilai normal
pH
4.5-8.5
Berat jenis
1.015-1.045
Protein
50mg/dl
Leukosit
15 Leu/μl
Sel darah merah
Glukosa
Tidak ada
Nitrit
Tidak ada
Bilirubin
Tidak ada
Keton
Tidak ada
Urobilinogen
8-17 μmol/l
Sumber: Bush (1991)

Derajat Keasaman (pH)
Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom
hidrogen. Asam merupakan molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang
dapat melepaskan ion-ion hidrogen dalam larutan, apabila penambahan atom-atom
hidrogen ini berlebihan dalam tubuh maka tubuh akan mengalami asidosis.
Sedangkan basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima ion hidrogen dan
kondisi tubuh dimana terjadi kelebihan pengeluaran ion-ion hidrogen disebut
alkalosis (Guyton & Hall 1997).
Tubuh memiliki tiga mekanisme utama untuk mengatur keseimbangan asam
basa tubuh. Pertama, sistem penyangga (bufer) asam basa yang segera bergabung
dengan setiap asam atau basa sehingga mencegah perubahan konsentrasi ion
hidrogen yang berlebihan. Kedua, melalui sistem pernapasan. Jika konsentrasi

ion hidrogen berubah pusat pernapasan segera terangsang untuk mengubah
kecepatan ventilasi paru-paru. Mekanisme terakhir yang mengatur keseimbangan
asam basa dalam tubuh adalah ginjal dengan mengekskresikan urin yang asam
atau basa (Guyton 1995).
Ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen terutama dengan meningkatkan
atau menurunkan konsentrasi ion bikarbonat di dalam cairan tubuh. Mekanisme
pertama yaitu sekresi ion hidrogen oleh tubulus proksimalis, tubulus distalis dan
tubulus pengumpul.

Sekresi ion hidrogen ini diatur oleh konsentrasi karbon

dioksida di dalam cairan ekstraseluler makin besar konsentrasi karbon dioksida di
dalam cairan ekstraseluler makin cepat proses reaksi tersebut dan makin besar
kecepatan sekresi ion hidrogen.

Selanjutnya, reabsorbsi ion bikarbonat yang

dimulai dengan suatu reaksi di dalam tubulus di antara ion bikarbonat dan ion
hidrogen yang disekresikan oleh tubulus (Guyton 1995).
Komposisi urin terdiri dari asam-asam yang dihasilkan oleh aktivitas
metabolik tubuh yang tidak mudah menguap dan tidak bisa diserap oleh paruparu. Terutama asam sulfat, asam fosfat dan asam klorida. Selain itu terdapat
juga dalam jumlah yang lebih kecil asam piruvat, asam laktat, asam sitrat dan
beberapa badan keton. Asam-asam tersebut diekskresikan melalui glomerulus
dalam bentuk kation terutama sodium. Pada sel tubulus distalis terjadi pertukaran
ion hidrogen dari sodium dengan filtrat glomerular sehingga urin menjadi asam
(Todd & Sanford 1974; Meyer & Harvey 2004).
Derajat keasaman (pH) urin dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah makanan. Hewan herbivora menghasilkan urin yang basa, sedangkan pada
karnivora dan omnivora cendrung menghasilkan urin yang asam karena pengaruh
asupan protein yang tinggi pada makanannya (Meyer & Harvey 2004). Hal lain
yang mempengaruhi derajat keasaman urin adalah kondisi respirasi dan
metabolisme tubuh.
Ginjal akan menghasilkan urin yang asam pada keadaan patologis kerusakan
pusat pernapasan yang menyebabkan berkurangnya pernapasan, obstuksi saluran
pernapasan, pneumonia, berkurangnya luas permukaan membran paru-paru dan
faktor lain yang mengganggu pertukaran gas diantara darah dan udara alveolus.
Gangguan metabolisme yang menyebabkan urin menjadi asam adalah diare berat

yang menyebabkan tubuh kehilangan natrium bikarbonat dalam jumlah besar.
Kemudian uremia sebagai penyebab kegagalan ginjal untuk membersihkan tubuh
dari sejumlah asam normal yang terbentuk setiap hari oleh proses metabolik
tubuh.

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Zat Makanan Pakan Lokal dengan Sumber Protein yang Berbeda pada Anjing Pelacak (Canis familiaris)

0 9 74

Studi Identifikasi Golongn Darah Anjing Kampung (Camis familiaris) dengan Metode Antibodi Monoklonal Shigeta

0 7 48

Gambaran darah anjing kampung jantan (Canis familiaris) umur 3 sampai 7 bulan

0 10 63

Gambaran Eritrosit, Hemoglobin dan Packed Cell Volume Anjing Lokal (Canis familiaris)yang Diinfeksi Microsporum canis.

0 0 14

20. PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT SETELAH TRANSPLANTASI KULIT SECARA AUTOGRAFT DAN ISOGRAFT PADA ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) Description of Leucocyte on Skin Transplantation Lessio by Autograph and Isograph on Local Canine (Canis Lupus familiaris) |

0 1 3

5. PERBANDINGAN ONSET DAN SEDASI KETAMIN-XILAZIN DAN PROPOFOL PADA ANJING JANTAN LOKAL (Canis familiaris) (Comparison of Onset and Sedation of Ketamine-Xylazine and Propofol on Local Male Dog (Canis familiaris)) | Fadhli | Jurnal Medika Veterinaria 4605 9

0 0 3

8. GAMBARAN HISTOPATOLOGIS PARU ANJING LOKAL (Canis lupus familiaris) YANG MENDERITA ANTRAKOSIS Histopathology of Lung of Local Dog (Canis lupus familiaris) with Anthracosis | Ulfah | Jurnal Medika Veterinaria 4635 9205 1 SM

0 0 4

Identifikasi Molekuler Bakteri pada saliva Anjing (canis Lupus Familiaris) ras Golden Retriever - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 103

Identifikasi Molekuler Bakteri pada Saliva Anjing (Canis lupus familiaris) Ras Pitbull - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 101

Identifikasi Molekuler Bakteri Saliva Anjing (Canis lupus familiaris) Pada Ras Siberian Husky - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 85