Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2010-2014

610,69

Katalog Oalam Terbitan Kementerian Kesehatan RI

Ind
Indonesia Kementerian Kesehatan RI , Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Oaya Manusia Kesehatan,
Rencana aksi kegiatan pusat perencanaan dan
pendayagunaan SOM kesehatan tahun
2010 - 2014, - Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2011
ISBN: 978-602-8937-79-5

1, Judul

I. HEALTH MANPOWER

MlliK PERPU STAKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN

RENCANA nSI KEGIATAN


PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN
TAHUN 2010 . 2014

blo 'bcJ
Irq
r

セQゥBヲhjAGエX

i\a

N o. Iflej Yk
I g l.

1

ャ ョ@


On p /{ AI,_

: ..

f i rTH! '

ᄋ W[ᄋ

J::J.8/(] -'len.
G セXGM

Dapat garl ;..:'.'.".......
• • • • •• • •• • セ Z@

ᄋ [セ

ᄋ セ@

)f.::::::..:.,


L@ l i l l • • • •• I I I I I , I I , I I t t I I I I , . I I I

Kementrian Kesehatan RI
Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pusat Perencanaan Dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

.II.

KAlA PENGANlAR
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya , sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 (Renstra Kemenkes 20102014) telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.03 .01/160/1/2010 dan direvisi pada tahun 2010 disesuaikan dengan
perubahan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.

Dalam kaitan dengan penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi
Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya, unit utama / Eselon II dapat
menyusun Rencana Aksi kegiatan 5 (lima) tahunan sebagai penjabaran
dari Renstra Kementerian 2010 -2014 dan Rencana Aksi Program Badan
PPSDM Kesehatan 2010 -2014.
Memperhatikan berbagai hal terse but di atas dan sekaligus sebagai
wujud tanggung jawab Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM
Kesehatan dalam penerapannya, telah disusun Rencana Aksi Kegiatan
Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 20102014 yang mengacu pada, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN)
2010-2014 , Renstra Kementerian Kesehatan 20102014 , Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat serta perubahan
organisasi dan tata kerja di lingkungan Kementerian Kesehatan .
Penyusunan Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan ini telah
melibatkan berbagai
pihak, dengan koordinasi dan kerjasama yang baik, sehingga proses
penyusunannya dapat berjalan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Dengan memperhatikan perkembangan dan perubahan lingkungan
strategis dalam pembangunan kesehatan dan perencanaan dan


Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-20 14

pendayagunaan SOM Kesehatan di masa depan, Rencana Aksi Kegiatan
ini dapat diadakan penyempurnaan sesuai dengan keperluannya.
Melalui kesempatan ini, saya ingin menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
atas perhatian, bantuan, maupun asupan serta kontribusinya dalam
penyusunan Rencana Aksi Kegiatan ini .
Harapan saya , kiranya Rencana Aksi Kegiatan ini dapat dijadikan acuan
baik bagi semua pihak yang terkait dan terlibat langsung atau tidak
langsung dalam pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan di
Indonesia.
Jakarta,
Juni 2011
Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
OM Kesehatan

-

II


Rencana Aksi Kegialan Pusal Pere ncanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehalan 2010·2014

DAFTAR 151
HAL

KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
SAMBUTAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN

v

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

ix

BABI

BAB II


BAB III

PENDAHULUAN

A

LATAR BELAKANG

1

B
C

2

o

PENGERTIAN
MAKSUD DAN KEGUNAAN RENCANAAKSI KEGIATAN

PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN
LANDASAN HUKUM

4
5

E

TATAURUT

6

PERKEMBANGAN DAN MASALAH

A

PERKEMBANGAN DAN MASALAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN


B
C

PERKEMBANGAN DAN MASALAH PPSDM KESEHATAN
PERKEMBANGAN DAN MASALAH PERENCANAAN
DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN

ARAH KEBIJAKAN

A

VISI , MISI, NILAI- NILAI PRINSIP,
SASARAN STRATEGIS DAN STRATEGIS PPSDM

B

TUJUAN , SASARAN, DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN
PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN
KEGIATAN PELAKSANAAN PUSAT PERENCANAAN

DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN

C

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-2014

9
9
10
13

19
19

22
24

III

BAB IV


BAB V

BAB VI

KEGIATAN PELAKSANAAN

27

A

PERENCANAAN SOM KESEHATAN

27

B

PENOAYAGUNAAN SOM KESEHATAN OALAM NEGERI

29

C

PENOAYAGUNAAN SOM KESEHATAN LUAR NEGERI

31

o

KETATAUSAHAAN PERENCANAAN DAN PENOAYAGUNAAN
SOM KESEHATAN

33

KEBUTUHAN SUMBER DAYA

A

SUMBER OAYA MANUSIA

B

SUMBER OAYA PEMBIAYAAN

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN

A

PEMANTAUAN

B

PENILAIAN

BAB VII PENUTUP

37
37
37

39
39
39
41

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : MATRIKS KINERJA RENCANAAKSI KEGIATAN
PUSRENGUN SOM KESEHATAN TAHUN 2010 - 2014

43

LAMPIRAN 2: MATRIKS PENOANAAN RENCANAAKSI KEGIATAN
PUSRENGUN SOM KESEHATAN 2010-2014

57

DAFTAR PUSTAKA

59

DAFTAR SINGKATAN

61

TIM PENYUSUN

63

IV

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-2014

SAMBUTAN
KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN
Bismillahirrohmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. Oalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan
kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan
realitis sesuai pentahapannya.
Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan
ditentukan oleh tersedianya pedoman penyelenggaraan
pembangunan kesehatan baik berupa dokumen perencanaan
maupun metode dan cara penyelenggaraannya. Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) memberikan arah pembangunan ke
de pan bagi bangsa Indonesia di dalamnya juga telah tercantum
arah pembangunan kesehatan dalam 20 tahun ke depan sampai
dengan tahun 2025.
Secara nasional, untuk kurun waktu 5 tahun program Kabinet
Indonesia Bersatu II telah menetapkan RPJM-N tahun 20102014. Oi lingkungan Kementerian Kesehatan telah pula memiliki
Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 20102014. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, juga telah ditetapkan
pada tahun 2009.
Oalam UU Nomor 36 Tahun 2009 ditetapkan pada pasal
21 bahwa pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,
pendayagunaan, dan pembinaaan pengawasan mutu dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. untuk meningkat'kan
sumberdaya manusia kesehatan, dalam SKN yang ditetapkan
pada tahun 2009 pengembangan dan pemberdayaan SOM

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaall SDM Kesehatan 20 10-2014

V

..

,

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
NOMOR: HK.03.05/1111/03103.1/2011
TENTANG
RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN 2010-2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Menimbang : a.

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor. 1144 TAHUN 2010 tentang
Sistem Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SOM Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan keb;jakan teknis dan
pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan
SOM kesehatan di bidang perencanaan dan
pendayagunaan SOM kesehatan;

b.

bahwa dalam kurun waktu 2010-2014 program sumber
daya manusia kesehatan diarahkan untuk mencapai
tersedianya sumber daya manusia kesehatan yang
kompeten sesuai kebutuhan , yang terdistribusi secara
adil dan merata, serta didayagunakan secara optimal
dalam mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya ;

c.

bahwa dalam rangka mempercepat penyelenggaraan
perencanaan dan pendayagunaan sumber daya
manusia kesehatan, perlu segera dilaksanakan
program yang mengacu pada rencana yang terarah,
luas, dan berjangkau ke depan;

Rencana Ak.si Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 20 JO-20J4

IX

Mengingat

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan
tentang
Rencana aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan Tahun 2010-2014;

1.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Tahun 2003 Nomor 78 , Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4301)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negaran Republik
Indonesia Nomor 4421);
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

2.

3.

4.

5.

X

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayag unaan SDM Kesehatan 2010-20 14

6.

7.

8.

9.

10.

11 .

12.

13.

14.
15.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah , Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
tahun 2010-2014;
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional Tahun 2010;
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144
tahun 2010 tentang Sistem Organisasi Tata Kerja
Kementerian Kesehatan;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374 /Menkes/
SKIV /2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional ;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375 /Menkes/

Rencana Alesi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatall 2010-2014

XI

0f'. I VILUU::J It:llldllY rl.t:IIL;dlld rt:IIIUdllYUlldll JdllYKd

16.

17.

Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/1601
II 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 267 IMenkesl
SKill 12010 tentang Penetapan Roadmap Reformasi
Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan
Kesatu

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN TENTANG RENCANAAKSI KEGIATAN
PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN TAHUN
2010-2014.

Kedua

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tahun 2010- 2014 sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kesatu tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini.

Ketiga

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Tahun 2010-2014 sebagaimana dimaksud dalam
Diktum Kedua digunakan sebagai acuan bagi satuan
kerja di lingkungan Kegiatan Pusat Perencanaan dan
Pendayagunaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
dan pemangku kepentingan terkait.

xn

Rencana Aksi Kegialan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010·20/4

Keputusan

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan,
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dan revisi Renstra Kementerian Kesehatan RI
telah ditetapkan maka akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal

Mei 2011

Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
it.. SDM sehatan

-

ReTlcaTla Aksi KegialaTl Pusal PereTlcaTlaaTl daTI PeTldayaguTlaaTl SDM KesehalaTl 2010·2014

XDI

Lampiran
Keputusan Kepala Badan PPSDM K
Kementerian Kesehatan RI
Nemer . HK.03.05/1/11/03103.1/2011
Tanggal .
Mei 2011

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG.
Guna memenuhi amanat UUD 1945, diselenggarakan pembangunan
nasional secara sistematis dan berkesinambungan dengan
mendasarkan pad a Undang-Undang Nomor: 17 tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun
2005-2025.
Pembangunan kesehatan yang merupakan bag ian integral dari
pembangunan nasional, diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan meningkatkan
upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya manusia
kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan
masyarakat, dan manajemen kesehatan.
Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, maka sesuai dengan
amanat Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Tahun 2010 - 2014 melalui keputusan Menteri Kesehatan RI No.
HK.03.01/60/1/2010, yang telah mengalami revisi yang disesuaikan
dengan adanya perubahan dinamis pembangunan kesehatan,
utamanya terkait dengan adanya perubahan progam/kegiatan
sesuai dengan struktur organisasi Kementerian Kesehatan. Renstra
Kementerian Kesehatan yang telah direvisi ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0211 MENKES ISKl11 2011.
Salah satu program pembangunan kesehatan dalam Renstra
tersebut adalah Pengembangan dan Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia (SDM) Kesehatan, yang menjadi tanggung jawab Badan
PPSDM Kesehatan.

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-2014

Untuk memperlancar pelaksanaan program Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan dan dengan mengacu pada
Renstra Kementerian Kesehatan , telah pula disusun dan ditetapkan
Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SDM Kesehatan tahun 2010-2014, yang berisikan Visi, Misi, Strategi,
berbagai kegiatan dan kebijakan pelaksanaan, serta kegiatan
pelaksanaan yang akan diselenggarakan dalam pengembangan
dan  pemberdayaan SDM Kesehatan  sampai dengan tahun 2014. 
Pusat  Perencanaan  dan  Pendayagunaan  SDM 

Kesehatan  

sebagai  salah  satu  unit  Eselon  II  di  lingkungan  Badan  PPSDM  
Kesehatan  adalah  penanggung­jawab  dan  pelaksana  dari  kegiatan  
perencanaan  dan  pendayagunaan  SDM  Kesehatan .  Agar  semua  
unit  kerja  di  lingkungan  Pusat  Perencanaan  dan  Pendayagunaan  
SDM  Kesehatan  memiliki  acuan  dalam  melaksanakan  kegiatan  
pelaksanaan  perencanaan  dan  pendayagunaan  SDM  Kesehatan,  
maka  perlu  disusun  Rencana  Aksi  Kegiatan  Pusat  Perencanaan  
dan  Pendayagunaan  SDM  Kesehatan  Tahun  2010  ­ 2014  yang  
merupakan  penjabaran  lebih  lanjut  dari  Rencana  Aksi  Program  
Badan  PPSDM  Kesehatan  Tahun  2010  ­ 2014 .  Rencana  Kegiatan  
Lima  Tahunan  Pusat  Perencanaan  dan  Pendayagunaan  SDM  
Kesehatan  ini  berisikan  arah  dan  kebijakan  pelaksanaan,  kegiatan  
pelaksanaan  dan  rincian  kegiatan  serta  indikator  kinerja  dan  
kebutuhan  pembiayaan  setiap  tahunnya  dalam kurun  waktu 2010 2014.  

B.

PENGERTIAN.
Dalam  Rencana  Aksi  Kegiatan  Pusat  Perencanaan  dan 
Pendayagunaan  SDM  Kesehatan  ini  terdapat beberapa  pengertian 
yang  dipergunakan, yaitu  : 
SDM kesehatan
SDM  kesehatan  adalah  tenaga  kesehatan  profesi  termasuk 
tenaga  kesehatan  strategis  dan  tenaga  kesehatan  non  profesi 



Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagun aan SDM Kesehatan 2010-20/4

'-

serta tenaga pendukung / penunjang yang terlibat dan bekerja
serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen
kesehatan.


Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.



Tenaga kesehatan strategis
Tenaga kesehatan strategis adalah tenaga kesehatan yang
memiliki pengesahan , keahlian dan ketrampilan khusus yang
tidak dapat digantikan oleh tenaga lain, langka dalam arti jumlah
maupun mutunya dan sangat dibutuhkan oleh satuan organisasi
dan satuan wilayah atau waktu tertentu.



Tenaga kesehatan warga negara asing
Tenaga kesehatan warga negara asing (TK-WNA) adalah warga
negara asing pemegang ijin tinggal terbatas yang memiliki
pengetahuan dan/atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan dan bermaksud bekerja atau berpraktik di fasilitas
pelayanan kesehatan di wilayah Indonesia.



Pengembangan dan Pemberdayaan SOM Kesehatan
Pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan adalah
upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan
dan pengawasan mutu SOM Kesehatan yang dilaksanakan
secara multidisiplin, lintas sektor dan program, untuk memenuhi
kebutuhan SOM Kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
bagi seluruh masyarakat.
Perencanaan SOM Kesehatan
Perencanaan SOM kesehatan adlalah upaya penetapan jenis,
jumlah, kualifikasi , dan distribusi tenaga kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-2014

3

Pendayagunaan SDM Kesehatan
Pendayagunaan SDM Kesehatan adalah upaya pemerataan
dan pemanfaatan serta pengembangan SDM kesehatan.

Daerah terpencil
Daerah terpencil adalah daerah yang sulit dijangkau karena
berbagai sebab seperti keadaaan geografis (kepulauan ,
pegunungan , daratan , hutan dan rawa) , transportasi dan sosial
budaya .
Daerah sangat terpencil
Daerah sangat terpencil adalah daerah yang sangat sulit
dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaaan geografis
(kepulauan , pegunungan , daratan , hutan dan rawa) , transportasi
dan sosial budaya.
Daerah tertinggal
Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang
berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional
dan berpenduduk relatif tertinggal.
Daerah perbatasan negara
Daerah perbatasan negara adalah daerah dalam wilayah NKRI
yang berbatasan langsung dengan wilayah kedaulatan negara
tetangga , baik berbatasan darat maupun laut
Pulau-pulau terkecil terluar
Pulau-pulau terkecil terluar adalah pulau dengan luas areal
kurang atau sama dengan 2000 Km persegi yang memiliki titik
dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal
laut kepulauan sesuai dengan
hukum internasional
dan
nasional.

C.

MAKSUD DAN KEGUNAAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT
PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan Tahun 2010-2014 merupakan rencana kegiatan
perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan untuk jangka

4

Rencana Aksi Kegiatan Pusa t Perencanaa n dan Pendayagu naan SDM Kesehatan 20 10-201 4

waktu 5 (lima) tahun sampai dengan tahun 2014, ditetapkan
dengan maksud untuk memberi arah dan acuan bagi seluruh unit
kerja di lingkungan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM
Kesehatan dan menggerakkan semua pemangku kepentingan
dalam perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan.
Oengan ditetapkannya Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan
dan Pendayagunaan SOM Kesehatan ini, diharapkan seluruh
kegiatan perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan yang
dilakukan oleh semua unit kerja di lingkungan Pusat Perencanaan
dan Pendayagunaan SOM Kesehatan dan semua pemangku
kepentingan dalam perencanaan dan pendayagunaan dapat
berkembang secara dinamis dan bersinergi, serta saling melengkapi
dan saling mendukung .

D.

LANDASAN HUKUM.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SOM Kesehatan Tahun 2010 - 2014 merupakan penjabaran dari
Rencana Aksi Program Badan Pengembangan dan Pemberdayaan
SOM Kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan kegiatan
perencanaan

dan

pendayagunaan

SOM

Kesehatan

dengan

landasan penyelenggaraan, terutama :
1. Landasan Idiil yaitu Pancasila
2. Landasan Konstitusional yaitu UUO 1945
3. Landasan operasional yang terdiri dari peraturan perundangundangan  yang sehubungan yaitu  : 
a.   Undang­Undang  No.  25  Tahun  2004  tentang  Sistem 
Perencanaan  Pembangunan  Nasional 
b.   Undang­Undang  No.  32  Tahun  2004  tentang  Pemerintahan 
Oaerah,  sebagaimana  telah  diubah  beberapa  kali,  terakhir 
dengan  Undang­Undang  No .  12  Tahun  2008  tentang 
Perubahan Kedua Atas Undang­Undang No . 32 Tahun  2004 
tentang  Pemerintahan  Oaerah . 

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 20 10·20 J4

5

c.

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN),

d.

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

e.

Peraturan Pemerintah No . 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah .

f.

Kepmenkes

No.

Penyusunan

Perencanaan SDM

81

Tahun

2004

tentang

Pedoman

Kesehatan di tingkat

Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.
g.

Permenkes No. 949 Tahun 2007 yang telah dirubah dengan
Permenkes No.1239 Tahun 2007 tentang Kriteria Sarana
Pelayanan Kesehatan Terpencil dan Sangat Terpencil.

h.

Kepmenkes

No.

375

Tahun

2009

tentang

Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005
-2025.
i.

Permenkes No. 317 Tahun 2010 tentang Pendayagunaan
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia.

j.

Kepmenkes No. 021 Tahun 2011 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014 .

k.

Kepmenkes No . 267 Tahun 2010 tentang Penetapan
Roadmap Reformasi Kesehatan Masyarakat

I.

Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan No.
HK.00.06.1.1.13154.1 tentang Rencana Aksi Program
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
Tahun 2010 - 2014.

E.

TATA URUT
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan tahun 2010- 2014 disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

6

Ren cana Aksi Kegiatan Pusat Peren canaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010·2014

KATA PENGANTAR
DAFTAR lSI
SURAT KEPUTUSAN KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN
TENTANG RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN
PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN 2010-2014
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PERKEMBANGAN DAN MASALAH

BAB III

ARAH KEBIJAKAN

BAB IV

KEGIATAN PELAKSANAAN

BAB V

KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB VI

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN

BAB VII

PENUTUP

LAMPIRAN - 1

MATRIKS KINERJA RENCANA AKSI KEGIATAN
PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN
SDM KESEHATAN

LAMPIRAN-2

MATRIKS PENDANAAN RENCANA AKSI
KEGIATAN PUSAT PERENCANAAN DAN
PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR SINGKATAN
KONTRIBUTOR

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan Sf)M Kesehatan 2010-2014

7

BAB II
PERKEMBANGAN DAN MASALAH
A.

PERKEMBANGAN DAN MASAlAH PEMBANGUNAN
KESEHATAN.
Pembangunan
kesehatan
yang
dilaksanakan
secara
berkesinambungan telah berhasil meningkatkan status kesehatan
masyarakat. Kinerja sistem kesehatan telah menunjukkan
peningkatan, antara lain ditunjukkan dengan peningkatan status
kesehatan , yaitu : penurunan angka kematian bayi (AKB) dari 35
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 34 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2007. Angka kematian ibu (AKI) juga
mengalami penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
2007. Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, umur
harapan hidup (UHH) meningkat dari 66,2 tahun pada tahun 2004
menjadi 70 ,5 tahun pada tahun 2007.
Namun perbaikan indikator kesehatan masyarakat tersebut masih
belum seperti yang diharapkan. Upaya percepatan pencapaian
indikator kesehatan dalam lingkungan strategis baru harus terus
diupayakan dengan menyelenggarakan pembangunan kesehatan
sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
Dewasa ini dan beberapa waktu ke depan masih dihadapi
permasalahan pokok dalam pembangunan kesehatan sebagai
berikut: (1) Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan
yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti: penduduk
miskin, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan, dan kepulauan
terdepan, (2) Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai
standar masih terbatas, (3) Belum teratasinya permasalahan gizi
secara menyeluruh , (4) Masih tingginya kesakitan dan kematian
akibat penyakit menular dan tidak menular, (5) Belum terlindunginya
masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan
kesehatan, (6) Belum terpenuhinya jumlah , jenis, kualitas , serta
penyebaran sumber daya manusia kesehatan , dan belum optimalnya
dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan, (7) Belum

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-20 14

9

optimalnya ketersediaan, pemerataan , dan keterjangkauan obat
esensial, penggunaan obatyang tidak rasional, dan penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian yang berkualitas, (8) Masih terbatasnya
kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi
pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan, (9) Permasalahan
manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan , program, dan
anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi lintas
sektor, (10) Disparitas antar wilayah, golongan pendapatan, dan
kota-desa masih terjadi dan tidak membaik secara signifikan, yang
memerlukan pendekatan pembangunan sesuai kondisi wilayah .
(11) Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan
belum dilakukan secara optimal dan (12) Belum tersedianya biaya
operasional yang memadai di Puskesmas.

B.

PERKEMBANGAN DAN MASALAH PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN.
Dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan,
rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk belum memenuhi
target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2010 . Sampai dengan
tahun 2008 , rasio tenaga kesehatan untuk dokter spesialis per
100.000 penduduk adalah sebesar 7,73 dibanding target 9; dokter
umum 26,3 dibanding target 30; dokter gigi 7,7 dibanding target
11; perawat 157,75 dibanding target 158; dan bid an 43,75 dibanding
target 75 .
Dari estimasi kebutuhan SDM Kesehatan di rumah sa kit kelas
B, C, dan D serta Puskesmas pada tahun 2009, diperhitungkan
masih terdapat kekurangan 2.709 tenaga medis dan 17.354 tenaga
keperawatan. Sedangkan di Puskesmas masih terdapat kekurangan
4.012 dokter umum, 52.571 bidan, dan 42 .233 perawat.
Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan tahun demi tahun diupayakan
untuk ditingkatkan. namun belum dapat mencapai harapan.

10

Rencana Aksi Kegialan Pu sat Pere ncanaan dan Pendayagunaan SDM Keseha lan 20 10 ·20 14

MILIK PERPUSTAKAAN
KEMENTERIAN KESEHATAN
Isu SOM Kesehatan sangat kritis yang terkait dengan jumlah, jenis
dan distribusi , selain itu juga terkait dengan pembagian kewenangan
dalam pengaturan SOM Kesehatan (PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Oaerah Provinsi dan Pemerintahan Oaerah Kabupaten/Kota dan
dan PP Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Oaerah). Hal ini diperlukan penanganan lebih seksama, didukung
dengan regulasi yang memadai meliputi insentif, penghargaan dan
sanksi (reward-punishment), dan sistem karir. Kompetensi tenaga
kesehatan yang belum terstandardisasi disebabkan karena saat
ini baru ada satu standar kompetensi (dokter umum & dokter gig i),
job deskripsi masing-masing tenaga belum jelas , dan absennya
dokter di Puskesmas. Kerangka hukum dalam pendidikan tenaga
kesehatan di Indonesia, terutama dalam hal sertifikasi dan akreditasi
di Indonesia perlu diperkuat, dalam kaitan dengan UU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Perekrutan tenaga
kesehatan oleh daerah masih rendah karena keterbatasan formasi
dan dana.
Secara ringkas, dikemukakan bahwa tantangan ke depan untuk
memenuhi ketersediaan tenaga kesehatan yang masih terbatas
adalah memperbaiki kualitas perencanaan , pengadaan/produksi
dan pendayagunaan yang menjamin terpenuhinya jumlah, mutu, dan
persebaran SOM Kesehatan terutama di daerah tertinggal, terpencil,
perbatasan dan kepulauan yang didukung dengan penguatan
regulasi termasuk akreditasi dan sertifikasi.
Oengan demikian, dewasa ini dan ke depan masih dihadapi
isu strategis atau masalah pokok dalam pengembangan dan
pemberdayaan SOM Kesehatan sebagai berikut :
1. Pengembangan dan pemberdayaan SOM kesehatan belum
dapat memenuhi kebutuhan SOM untuk pembangunan
kesehatan. Sumber daya manusia kesehatan terus membaik
dalam jumlah , kualitas, dan penyebarannya, namun masih belum
mampu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di seluruh
wilayah terutama pada daerah tertinggal, terpencil, perbatasan,
dan kepulauan .

Rencana Aksi Kegiatan Pusat PeTencanaan dan Pendayagunaan SDM Keseh atan 2010-20 14

11

2. Perencanaan kebutuhan SOM kesehatan masih perlu
ditingkatkan dan belum didukung dengan sistem informasi SOM
Kesehatan yang memadai. Rencana kebutuhan SOM Kesehatan
yang menyeluruh belum disusun sesuai yang diharapkan, yaitu
sebagai acuan pelaksanaan unsur lainnya dari pengembangan
dan pemberdayaan SOM Kesehatan.
3. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan pengadaan
berbagai jenis SOM Kesehatan. Kajian jenis tenaga kesehatan
yang dibutuhkan tersebut belum dilakukan sebagaimana
mestinya . Kualitas hasil pendidikan dan pelatihan SOM Kesehatan
pada umumnya masih belum memadai, yang disebabkan antara
lain karena akreditasi institusi termasuk jurusan dan program
studi pendidikan tenaga kesehatan dan institusi pelatihan SOM
Kesehatan, serta akreditasi pelatihan SOM Kesehatan belum
sepenuhnya dilaksanakan.
4 . Oalam pendayagunaan SOM kesehatan , pemerataan dan
pemanfaatan SOM Kesehatan yang berkualitas masih kurang ,
utamanya di daerah tertinggal, terpencil , perbatasan , kepulauan
dan daerah yang kurang diminati. Selain itu pengembangan dan
pelaksanaan pola pengembangan karir, sistem penghargaan
dan sanksi belum dilaksanakan sesuai yang diharapkan.
5. Pembinaan dan pengawasan mutu SOM Kesehatan masih
belum dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan.
Registrasi dan sertifikasi tenaga kesehatan masih terbatas
pad a tenaga dokter dan dokter gigi. Sosialisasi dan penerapan
peraturan perundang-undangan di bidang pengembangan dan
pemberdayaan SOM Kesehatan belum dilaksanakan secara
memadai .
6. Sumber daya pendukung dalam pengembangan dan
pemberdayaan SOM Kesehatan juga masih terbatas . Regulasi
untuk mendukung upaya pengembangan dan pemberdayaan
SOM Kesehatan masih terbatas. Sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam peningkatan pendidikan dan pelatihan SOM
Kesehatan masih belum memadai. Sistem informasi SOM
Kesehatan belum sepenuhnya dapat menyediakan data yang
akurat, terpercaya dan tepat waktu. Oemikian pula jumlah, jenis
dan mutu SOM pengelola pengembangan dan pemberdayaan
SOM Kesehatan pada umumnya masih belum seperti yang
diharapkan.

12

Ren cana Aksi Kegialan Pusal Pere ncanaan dan Pendayagunaan SDM Kescllll ian 20 J0-20 J4

C.

PERKEMBANGAN DAN MASALAH PERENCANAAN
PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.

1.

Perkembangan perencanaan SDM Kesehatan.

DAN

Pada tahun 1979 telah ditetapkan SK Menkes No . 262 1 Menkes 1
Per 1 VII 1 1979 tentang perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan
berdasarkan perbandingan antara jumlah tempat tidur tersedia di
kelas rumah sakit tertentu dengan jenis kategori tenaga tertentu .
Selanjutnya pada tahun 1980 disusun standar ketenagaan dengan
mengacu kepada standar pelayanan dan upaya kesehatan.
Pada tahun 1980-an telah dilakukankan proyeksi kebutuhan SDM
Kesehatan sampai dengan tahun 2000
dengan dasar status
kesehatan masyarakat dan proyeksi penduduk yang dikaitkan
dengan program-program kesehatan yang ada , yang kemudian
dirinci menjadi target-target lima tahunan (Repel ita).
Pada tahun 1985 Biro Perencanaan Depkes telah mengembangkan
metode Indicator of Staff Needs (ISN) yang mencakup jumlah
seluruh kategori tenaga kesehatan yang ada di institusi pelayanan
kesehatan berdasarkan jenis kegiatan dan volume pelayanannya.
Namun pada pelaksanaannya belum optimal.
Pada tahun 1998 mulai dikembangkan perencanaan SDM
Kesehatan berdasarkan beban kerja yang disebut : metode Daftar
Susunan Pegawai (DSP) dan ditetapkan melalui Kepmenkes
No. 976 tahun 1999 tentang DSP Puskesmas. Selanjutnya
dikembangkan DSP untuk Rumah Sakit kelas D dan C serta Dinas
Kesehatan . Pada tahun 2004 diterbitkan Kepmenkes No. 811
Menkes/SK/1/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kab/Kota Serta Rumah
Sakit yang mencantumkan empat metode dasar penyusunan
rencana kebutuhan SOM Kesehatan berdasarkan : (a) Kebutuhan
epidemiologi penyakit utama masyarakat; (b) Permintaan (demand)
akibat beban pelayanan kesehatan ; (c) Sasaran upaya kesehatan
yang ditetapkan; serta (d) Standar atau rasio terhadap nilai tertentu .
Selain empat metode dasar tersebut juga dikembangkan indikator
penyusunan kebutuhan tenaga berdasarkan beban kerja (Work

Rencana Aksi Kegiaran Pusa t Perencanaan dan Pendayagun aa n SDM Keseha tan 20 10·20 14

13

Load Indicator Staff Need IWISN), penyusunan kebutuhan tenaga
berdasarkan scenario/proyeksi, dan penyusunan kebutuhan tenaga
untuk bencana . Selanjutnya metode WISN dikembangkan dengan
kerjasama Indonesia dengan Pemerintah Jerman di Provinsi NT8
dan NTT, dan oleh Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SOM
Kesehatan .
Namun secara umum perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan ini
baik di pusat maupun daerah masih mengalami berbagai kendala,
antara lain:
1. Data dan informasi SOM Kesehatan yang tersedia kurang
mendukung keperluan penyusunan rencana kebutuhan SOM
Kesehatan
2. Tenaga perencana sangat terbatas baik dari jumlah maupun
kemampuannya
3. Kurangnya komitmen
4. Koordinasi dan sinergisme lintas program dan lintas sektor yang
terkait
5. Kurangnya pembinaan dan pengawasan
6. Kurangnya peraturan perundang-undangan yang mendukung
penguatan perencanaan SOM Kesehatan

2.

Perkembangan pendayagunaan SDM Kesehatan.
Undang- Undang No . 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
menyatakan bahwa: pemerintah mengadakan, mengatur, mengawasi
dan membantu pendidikan tenaga kesehatan, menetapkan
penggunaan dan penyebaran tenaga kesehatan pemerintah maupun
swasta sesuai dengan keperluan masyarakat dengan mengingat
keseimbangan antara jumlah tenaga yang diperlukan dengan
tenaga yang tersedia. Selanjutnya diterbitkan Undang-Undang No. 8
Tahun 1961 tentang Wajib Kerja Sarjana dengan mewajibkan setiap
sarjana tanpa kecuali mengabdi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun
pad a Negara . Tujuannya adalah guna memenuhi kebutuhan tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan terutama pada daerah pelosok.
Undang-Undang No. 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan
mengatur jenis tenaga kesehatan, syarat-syarat dan ijin bagi tenaga
kesehatan untuk melakukan pekerjaaannya.

14

Rencana Aksi Kegia tan Pusat Perencana an dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 20 10·2014

r.I:::UIJdl\dll VVdJIU r.erJd vdrJdrla UnrrrUaK ranJuli aengan terDimya
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1988 tentang Masa Bakti dan
Praktek Dokter dan Dokter Gigi, yang mewajibkan seluruh dokter dan
dokter gigi lulusan dalam negeri maupun luar negeri mengikuti masa
bakti yang lamanya maksimal 5 (lima) tahun, kecuali untuk daerah
tertentu ditetapkan oleh Menteri Kesehatan . Untuk melaksanakan
Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1988 tersebut, diterbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 385/Menkes/PerNI1988 tentang
Pelaksanaan Masa Bakti dan Ijin Praktek Bagi Dokter dan Dokter
Gigi, mengatur penyebaran, pengajuan kebutuhan, pengangkatan
dan penempatan, jenis kepegawaian dan diarahkan menjadi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta di lingkungan perguruan tinggi dan
ABRI. ; Peraturan Menteri Kesehatan No. 360/Menkes/PerNI1989
tentang Pelaksanaan Masa bakti dan Ijin Praktek Bagi Dokter dan
Dokter Gigi di Lingkungan Departemen Pertahanan dan Keamanan
dan Angkatan Bersenjata RI; Peraturan Menteri Kesehatan No.
438/Menkes/PerNII/1989 tentang Pelaksanaan Masa bakti dan !jin
Praktek Bagi Dokter dan Dokter Gigi di Lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pendayagunaan SDM Kesehatan melalui sistem Pegawai Tidak
Tetap (PTT) telah dilaksanakan mulai tahun 1991 sesuai dengan
Keputusan Presiden No. 37 Tahun 1991 tentang Pengangkatan
Dokter Sebagai Pegawai Tidak tetap dan Keputusan Presiden No.
23 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai
Tidak Tetap.
Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan, maka diterbitkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 1170.A Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Masa Bakti
Tenaga Medis, yang menyatakan kedudukannya sebagai PTT, PNS
atau karyawan swasta. Kemudian ditetapkan Permenkes No. 1540
I Menkes IPer/XII/2002 tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui
Masa Bakti dan Cara Lain, yang menyatakan bahwa dengan adanya
kebijakan ini penempatan tenaga medis menjadi bersifat sukarela .
Selanjutnya dengan ditetapkannya UU No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran, maka diatur dengan ketat pemberian
kewenangan bagi dokter/dokter gigi yang akan berpraktik, hanya
diperbolehkan di 3 (tiga) tempat praktik.
Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 20/0-2014

15

Adanya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan PP
No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah , Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota , maka masing-masing memiliki kewenangan untuk
menentukan penyebaran tenaga kesehatan. PP No. 48 Tahun 2005
tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai
Negeri Sipil, mencabut ketentuan tentang pengangkatan Pegawai
Tidak Tetap kecuali bidan dan dokter.
Gambaran di atas, terlihat bahwa pemerintah telah berupaya keras
mendayagunakan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan, namun upaya tersebut belum dapat mengoptimalkan
pendayagunaan SDM Kesehatan di seluruh Indonesia , khususnya
di daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar dan daerah
yang kurang diminati. Kebijakan "zero growth" cukup mempengaruhi
ketersediaan tenaga kesehatan di daerah. Sebaliknya kebijakan
Wajib Kerja Sarjana mampu mengisi kebutuhan tenaga di daerah
untuk jangka waktu tertentu tetapi mengundang isu hak azasi
manusia (HAM). Disatu sisi hak tenaga kesehatan terlanggar, namun
disisi lain hak dasar masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan menjadi terabaikan . Selain itu, pemenuhan kebutuhan
SDM Kesehatan juga sangat dipengaruhi formasi yang tersedia
serta kemampuan pemerintah dalam mengangkat pegawai baru .

3.

Isu strategis perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan.
Dari perkembangan dan masalah perencanaan dan pendayagunaan
SDM Kesehatan, maka masih dihadapi berbagai masalah pokok
atau isu strategis dalam perencanaan dan pendayagunaan SDM
Kesehatan sebagai berikut :
a. Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan yang menyeluruh belum
disusun sesuai yang diharapkan, sebagai acuan pelaksanaan
unsur lainnya dari pengembangan dan pemberdayaan SDM
Kesehatan.
b. Perencanaan kebutuhan SDM kesehatan masih perlu
ditingkatkan dan belum sepenuhnya didukung sistem informasi
yang dapat menyediakan data yang akurat, terpercaya dan tepat
waktu .

16

Renca na Aksi Kegialan Pusa l Perencan aan da n Pendayagunaan SOM Kesehalrm 2010-20 14

c. Masih kurang serasinya antara kebutuhan dan ketersediaan
berbagai jenis SOM Kesehatan . Kajian jenis tenaga kesehatan
yang dibutuhkan belum dilakukan sebagaimana mestinya.
d. Masih terhalangi konsistensi dan kemauan untuk
mengembangkan usaha perencanaan kebutuhan
e. Pengembangan dan pelaksanaan pola pengembangan karier,
sistem penghargaan dan sanksi belum dilaksanakan sesuai
yang diharapkan .

f.

Sosialisasi dan penerapan peraturan perundang-undangan
, pedoman dan petunjuk teknis di bidang perencanaan dan
pendayagunaan SOM Kesehatan belum dilaksanakan secara
memadai.

g. Sumberdaya
pendukung
dalam
perencanaan
dan
pendayagunaan SOM-Kesehatan juga masih terbatas. Regulasi
untuk mendukung upaya perencanaan dan pendayagunaan
SOM Kesehatan masih lemah . Sarana dan prasarana yang
diperlukan dalam perencanaan dan pendayagunaan SOM
Kesehatan masih belum memadai. Oemikian pula jumlah , jenis
dan mutu SOM pengelola perencanaan dan pendayagunaan
SOM Kesehatan masih kurang memadai.

Rencana Aks; Keg;atan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010·2014

17

BAB III
ARAH KEBIJAKAN
A.

VISI, MISI, NILAI-NILAI, PRINSIP, SASARAN STRATEGIS DAN
STRATEGI BADAN PPSDM KESEHATAN.
Oalam penyelenggaraan kegiatan perencanaan dan pendayagunaan
SOM Kesehatan perlu dengan seksama memperhatikan Visi , Misi ,
Nilai-nilai, Prinsip, sasaran strategis dan strategi Badan PPSOM
Kesehatan.

1.

Visi.
Penggerak Terwujudnya Pengembangan dan Pemberdayaan SOM
Kesehatan yang Profesional Oalam Mewujudkan Masyarakat Sehat
Yang Mandiri dan Berkeadilan.

2.

Misi.
Untuk mencapai Visi Badan PPSOM Kesehatan, maka Misi Badan
PPSOM Kesehatanadalah :
a. Memenuhi jumlah, jenis dan mutu SOM Kesehatan sesuai
yang direncanakan dalam mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
b. Menyerasikan pengadaan SOM Kesehatan melalui pendidikan
dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan SOM Kesehatan dalam
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
c. Menjamin pemerataan, pemanfaatan , dan pengembangan SOM
Kesehatan dalam pelayanan Kesehatan kepada masyarakat.
d. Meningkatkan
Kesehatan .

pembinaan

dan

pengawasan

mutu

SOM

e. Memantapkan manajemen dan dukungan kegiatan teknis
serta sumber daya pengembangan dan pemberdayaan SOM
Kesehatan .

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 20 10·2014

19

3.

Nilai-nilai dan prinsip.
Guna mewujudkan Visi dan mengemban Misi yang ditetapkan, Badan
PPSDM Kesehatan harus menganut dan menjunjung tinggi Nilainilai  yang  dianut dan  dijunjung  tinggi  oleh  Kementerian  Kesehatan 
dalam  menyelenggarakan  pembangunan  kesehatan,  yaitu  : (1)  Pro 
Rakyat,  (2) Inklusif,  (3) Responsif,  (4)  Efektif,  dan  (5)  Bersih. 
Oi samping itu, Badan PPSDM Kesehatan juga harus memperhatikan 
prinsip­prinsip  dalam  pengembangan  dan  pemberdayaan  SDM 
Kesehatan, yaitu : (1 )Adil dan merata serta demokratis, (2) Kompeten 
dan  beritegritas , (3) Objektif dan transparan,  dan (4) Hierarki  dalam 
SDM Kesehatan. 

4. 

Tujuan dan sasaran strategis. 
Tujuan  Program  Pengembangan  dan  Pemberdayaan  SDM 
Kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2014 adalah "Meningkatnya 
ketersediaan  dan  mutu  SDM  Kesehatan  sesuai  standar  pelayanan 
kesehatan" . 
Sasaran  strategis  Badan  PPSDM  Kesehatan  yang  akan  dicapai 
pada tahun  2014,  adalah  : 
a.   Persentase  tenaga  kesehatan  yang  profesional  dan  memenuhi 
standar kompetensi  sebesar 80%. 
b.   Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai SDM Kesehatan 
sesuai standar sebesar 80%. 
c.   Jumlah  institusi  pendidikan  tenaga  kesehatan  yang  memenuhi 
standar 33  institusi 

5. 

Strategi. 
Dalam  rangka  mewujudkan  tujuan  program  Pengembangan  dan 
Pemberdayaan  SDM  Kesehatan  dan  mencapai  sasaran  strategis 
pada  tahun  2014  termaksud,  telah  ditetapkan  strategi  yang  akan 
ditempuh. 

20

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010-20 14

Strategi Badan PPSOM Kesehatan yang berkaitan dengan kegiatan
perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatanadalah sebagai
berikut:

a. Penguatan Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan.
Perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan yang diperlukan
untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
merupakan suatu rangkaian kegiatan yang strategis dan sebagai
kunci awal keberhasilan pencapaian tujuan pengembangan
dan pemberdayaan SOM Kesehatan. Penguatan perencanaan
kebutuhan SOM Kesehatan dilakukan dengan memantapkan
metode perencanaannya, peningkatan kemampuan para
pengelola PPSOM Kesehatan di pusat dan daerah, serta dengan
mengupayakan data dan informasi terkait yang akurat dan
terpercaya. Perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan dilakukan
dengan meningkatkan dan memantapkan keterkaitannya dengan
upaya pokok lainnya dari pengembangan dan pemberdayaan
SOM Kesehatan . Perencanaan kebutuhan SOM Kesehatan juga
harus memperhatikan kecenderungan masalah Kesehatandi
masa depan dan rencana pembangunan kesehatan.

b. Peningkatan Pendayagunaan SDM Kesehatan.
Untuk mengatasi disparitas ketersediaan SOM Kesehatan
antar wilayah, pendayagunaan SOM Kesehatan yang meliputi
pendistribusian/ pemerataan, pemanfaatan dan pengembangan
SOM Kesehatan diutamakan pada daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan (OTPK) dan daerah
bermasalah Kesehatan (OBK), serta daerah yang kurang
diminati. Guna menjamin hak SOM Kesehatan, dikembangkan
pol a pengembangan karir, sistem insentif dan peningkatan
kemampuan melalui pelatihan.

c. Penguatan Manajemen dan Peningkatan Dukungan Sumber
Daya.
Upaya pengembangan dan pemberdayaan SOM Kesehatan
termasuk perencanaan dan pendayagunaan SOM Kesehatan,
dilakukan melalui : (1) perencanaan kebijakan dan program, (2)
penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, (3) pengendalian

Rencana Aksi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehalan 2010-2014

21

dan penilaian, didukung melalui peningkatan jumlah dan
kemampuan para pengelola PPSDM Kesehatan dan penyediaan
data dan informasi yang akurat dan terpercaya. Disamping
itu perlu juga didukung dengan pembiayaan dan sarana serta
prasarana, peraturan perundang-undangan, dan penelitian/riset
yang perlu diupayakan dalam kerangka pencapaian tujuan dan
sasaran strategis Badan PPSDM Kesehatan seperti yang telah
ditetapkan.
Pemberdayaan masyarakat dan kerja-sama dengan pemangku
kepentingan dalam semangat kemitraan dalam pengembangan
dan pemberdayaan SDM Kesehatan sangat penting .

B.

TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN PUSAT
PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM KESEHATAN.

1. Tujuan.
Meningkatnya perencanaan kebutuhan
pendayagunaan SDM Kesehatan.

dan

perencanaan

2. Sasaran.
a.

Jumlah

Kabupaten

yang

memiliki

daerah

terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK),

tertinggal,
daerah

bermasalah Kesehatan (DBK) serta daerah yang kurang
diminati, difasilitasi dalam penyusunan rencana kebutuhan
dan rencana pendayagunaan tenaga kesehatan sebanyak
250 kabupaten
b.

Jumlah standar ketenagaan di fasilitas pelayanan kesehatan
sebanyak 20 standar ketenagaan .

c.

Jumlah kabupaten/kota di 33 Propinsi yang telah mampu
melaksanakan perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan
sebanyak 250 kabupaten/kota.

22

Rencana Aksi Keg iatan PI/sat Pereneanaa" dan PClldayagunaan SDM Keseiwt(ln 2010-2014

d. Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan di luar
negeri sebanyak 1.200 orang.
e. Jumlah dokter peserta internsip sebanyak 10.458 orang .
f.

Jumlah rekomendasi Tenaga Kesehatan Warga Negara
Asing yang akan bekerja di dalam negeri sebanyak 1.200
rekomendasi.

g.

Jumlah peta kebutuhan tahunan tenaga kesehatan Indonesia
sebanyak 5 peta.

h. Jumlah hasil kajian jenis tenaga kesehatan sesuai
kebutuhan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah
sakit sebanyak 4 kajian.
i.

Jumlah rancangan NSPK di bidang Perencanaan dan
Pendayagunaan SDM Kesehatan sebanyak 11 NSPK

3. Kebijakan Pelaksanaan.
a.

Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan
mengacu pada kebutuhan pembangunan kesehatan,dengan
memperhatikan kemampuan pengadaan, pendayagunaan
serta pembinaan dan pengawasan mutu SDM Kesehatan.

b.

Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan
berbasis data dan informasi tentang SDM Kesehatan,
pembangunan Kesehatan dan sektor lain terkait yang
akurat, terpercaya dan tepat waktu.

c.

Upaya pemerataan SDM Kesehatan dilakukan melalui
pemantapan perencanaan pelaksanaan pendayagunaan
SDM Kesehatan. Untuk kepentingan pelayanan publik di
DTPK dan DBK dilakukan pengaturan pemberian imbalan
sesuai dengan keperluan dan kemampuan keuangan
Negara.

d.

Pengembangan
SDM
Kesehatan
dalam
pendayagunaannya
dilakukan
terutama
pengembangan karir.

kerangka
melalui

Rencana Alesi Kegiatan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan 2010·20 14

23

C.

e.

Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Indonesia ke luar
negeri dilakukan dengan memperhatikan pangsa pasar,
peningkatan kompetensi , dan pengakuan kesetaraan
tenaga Kesehatan Indonesia di luar negeri, dengan tetap
mengutamakan pemenuhan kebutuhan tenaga Kesehatan
di dalam negeri.

f.

Pengembangan program internsip bagi dokter dalam
rangka pem