Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Gizi Pada Remaja
PENGEMBANGAN ALAT UKUR
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK GIZI
PADA REMAJA
ESI EMILIA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengembangan Alat Ukur
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi pada Remaja adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Februari 2008
Esi Emilia
NMR A561030071
ABSTRACT
ESI EMILIA. Development of Measurement on Nutrition Knowledge,
Attitude and Practice for Adolescent. Under direction of HIDAYAT SYARIEF,
PANG S. ASNGARI, SITI MADANIJAH and DRAJAT MARTIANTO
The purpose of the research is to develop a measurement and to analyze of
nutrition knowledge, attitude and practice for adolescent. The research consists of
five steps; 1) identification of nutrition concept based on literature study and
discussion with the expert. The nutrition concept consists of basic concept of
nutrition, the interaction between nutrient and diseases, good foods, reproduction
health and life style; 2) to develop concept of nutrition knowledge, attitude and
practices for adolescent; 3) all of the topics spread out on the small item that all
the subjects have been previously discussed with the expert. The measurement
result of nutrition knowledge, attitude and practice developed for adolescence
consisted of 261 items. It was lessen to 123 items after being discussed with the
nutritionist that nutrition concepts used balanced diet 4) conducted a try out on
242 adolescence. The try out was conducted in the city of Bogor and the district to
females and males age 15-19, scholar or not. The result of the try out was
analyzed statistically which consisted of the difficulty level, internal validity,
internal and test-retest reliability. From 123 items tested it was reducing to 55
with validity >0.3, internal reliability value 0.83, 0.72, 0.75 and the test-retest
value was also well above the minimum requirement of 0.7 (0.82, 0.81dan 0.78)
with medium difficulty level; and 5) the final evaluation with the expert produced
60 items. The second research conducted 472 adolescence in the city of Bogor and
the district to females and males age 15-19, scholas or not. The mean of nutrition
knowledge and practical level are moderate and nutrition attitude in a good
condition. Finding showing a very significant relathionship between nutrition
knowledge, attitude and practice for adolescent
Keywords: Adolescents, Nutrition, knowledge, attitude, practice, Questionnaire
Development, Validity, Reliability
RINGKASAN
ESI EMILIA. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
pada Remaja. Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF, PANG S. ASNGARI, SITI
MADANIJAH dan DRAJAT MARTIANTO.
Untuk menilai pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja diperlukan
suatu alat ukur. Konsistensi pengukuran dan akurasi data yang dikumpulkan
dalam suatu penelitian tergantung pada alat ukur (instrumen/kuesioner) yang
digunakan. Suatu alat ukur yang standar harus memenuhi kriteria psikometrik
yaitu validitas dan reliabilitas. Sampai saat ini, di Indonesia belum ada kajian
ilmiah yang membahas alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
yang memenuhi standar. Alat ukur yang digunakan untuk pengetahuan, sikap dan
praktek gizi seadanya dan hanya terbatas digunakan untuk kalangan tertentu.
Selain itu, alat ukur yang digunakan untuk kelompok sasaran yang sama bisa
berbeda-beda dan sebaliknya alat ukur yang digunakan pada kelompok sasaran
yang berbeda menggunakan alat ukur yang sama. Analisis pengetahuan, sikap dan
praktek gizi pada remaja diperlukan sebagai dasar untuk melakukan upaya
peningkatan perilaku gizi remaja. Tujuan penelitian ini adalah (1) merumuskan
alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang standar dan (2)
menganalisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja.
Penelitian ini terdiri dari dua, penelitian pertama tentang pengembangan
alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja serta penelitian kedua
tentang analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja. Penelitian
pertama terdiri dari lima tahapan kegiatan yaitu : (1) identifikasi konsep
pengetahuan, sikap dan praktek gizi, (2) perumusan kisi-kisi pengetahuan, sikap
dan praktek gizi, (3) pengembangan item pertanyaan untuk kuesioner yang
terstruktur; (4) uji coba kesahihan dan keterandalan dan (5) evaluasi akhir alat
ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi. Penelitian kedua merupakan penelitian
survey dengan disain penelitian cross sectional study.
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive), yaitu Kota dan
Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi berdasarkan keadaan sosial, ekonomi dan
lingkungan masyarakat yang beragam sehingga dapat mempengaruhi
pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja. Penelitian pertama dilaksanakan
pada dua kelurahan atau desa dari dua kecamatan yang ada di Kota dan di
Kabupaten Bogor, sedangkan penelitian kedua dilaksanakan pada tiga kelurahan
atau desa dari tiga kecamatan yang ada di Kota dan di Kabupaten Bogor.
Pengumpulan data selama setahun, mulai bulan Juni 2006 sampai Juni 2007.
Contoh dalam penelitian ini adalah remaja perempuan dan laki-laki yang
berada di Kota dan Kabupaten Bogor. Minimal contoh untuk penelitian pertama
dengan populasi yang heterogen adalah 200 orang (Azwar 2006). Dalam
penelitian ini, jumlah contoh pada uji coba sebanyak 242 orang. Pada penelitian
kedua, minimal contoh yang diambil berdasarkan proporsi remaja yang ada di
Kota dan Kabupaten Bogor sebanyak 358 orang (Cochran, 1991). Contoh dalam
penelitian ini sebanyak 472 orang remaja.
Tahapan 1,2,3 dan 5 dari pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan
praktek gizi dianalisis secara kualitatif, sedangkan tahap ke 4 yaitu uji coba
kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Uji coba kuesioner pengetahuan, sikap dan
praktek gizi dilakukan dengan analisis data: (1) tingkat kesukaran item; (2)
validitas internal (Internal Validity); (3) reliabilitas konsistensi gabungan item
(Internal Consistency Reliability) dan (4) test-retest (Test Retest Reliability).
Analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi remaja dilakukan secara
deskriptif. Pengkategorian setiap peubah yang diteliti umumnya dilakukan dengan
menggunakan angka rata-rata dan standar deviasi, atau menggunakan patokan
normatif seperti dalam pengkategorian besar keluarga dan pendapatan perkapita
perbulan. Untuk membandingkan peubah-peubah seperti pengetahuan, sikap dan
praktek gizi contoh sekolah dan putus sekolah di kelompok kota dan desa,
dilakukan uji Anova sesuai dengan jenis datanya. Analisis hubungan antara
pengetahuan, sikap dan praktek gizi digunakan uji Korelasi Pearson.
Hasil identifikasi konsep berdasarkan studi literatur dan diskusi dengan
pakar gizi adalah konsep dasar gizi, hubungan gizi dan penyakit, pemilihan
makanan, gizi ibu hamil dan menyusui serta kebiasaan makan dan gaya hidup.
Konsep yang dihasilkan dari diskusi pakar dikembangkan dalam bentuk kisi-kisi,
kemudian didiskusikan lagi dengan pakar. Diskusi dengan pakar menghasilkan
kisi-kisi sebagai berikut : konsep dasar gizi dengan indikator jenis, sumber dan
fungsi zat gizi. Hubungan gizi dan penyakit dengan indikator implikasi
kekurangan atau kelebihan makanan terhadap kesehatan remaja. Pemilihan
makanan dengan indikator pemilihan makanan yang sehat dan aman. Gizi dan
kesehatan reproduksi yang terdiri dari perkembangan fisik, kematangan seksual
pada masa growth spurt dan gizi ibu hamil dan menyusui serta kebiasaan makan
dan gaya hidup remaja dengan indikator mengurangi frekuensi makan,
mengkonsumsi makanan ringan diantara waktu makan, mengkonsumsi makanan
siap saji, rendahnya konsumsi serat dan kalsium serta kebiasaan merokok.
Berdasarkan masukan dari pakar bahwa masa remaja merupakan masa
pertumbuhan cepat (growth spurt) terutama pada organ reproduksi, maka konsep
gizi ibu hamil dan menyusui diganti dengan gizi dan kesehatan reproduksi.
Kisi-kisi dijabarkan kedalam item-item. Pengembangan item kuesioner dari
setiap variabel pengetahuan, sikap dan praktek gizi menghasilkan 261 item (item
pool) yang terdiri atas 124 item tentang pengetahuan gizi, 111 item sikap terhadap
gizi dan 26 item praktek gizi. Hasil pengembangan item ini didiskusikan dengan
delapan orang pakar yang terdiri atas pakar gizi (Human Nutrition and Comunity
Nutrition), pakar pendidikan gizi, pakar penyuluhan serta pakar pendidikan dan
komunikasi.
Hasil diskusi dengan pakar menemukan bahwa banyak item yang berulang
dan memiliki makna ganda. Berdasarkan diskusi ini maka disepakati bahwa kisikisi pengetahuan, sikap dan praktek gizi diganti. Kisi-kisi yang terdiri dari konsep,
indikator, sub indikator, jumlah item dan variabel berubah menjadi konsep,
dimensi, sub dimensi, indikator, jumlah item dan variabel. Konsep pengetahuan,
sikap dan praktek gizi setelah diskusi dengan pakar adalah konsep gizi seimbang
dengan dua dimensi yaitu pola makan sehat, seimbang dan pola hidup sehat. Pola
makan sehat dan seimbang dijabarkan menjadi tiga sub dimensi, 15 indikator
sedangkan pola hidup sehat terdiri atas tiga sub dimensi dengan lima indikator.
Berdasarkan kisi-kisi hasil diskusi dengan pakar, dilakukan pemilihan item
sehingga terjadi pengurangan dan perbaikan item. Item pool yang telah
dikumpulkan sebanyak 261 item, dipilih dan dikelompokkan berdasarkan
indikator yang baru. Item-item yang bermakna ganda dan berlebihan (redundant)
dipilih salah satu item yang tepat menggambarkan indikator, sedangkan lainnya
dibuang. Item-item yang kurang jelas diperbaiki sesuai petunjuk pakar.
Proses pemilihan item diatas menyebabkan terjadinya pengurangan item.
Jumlah item pada kuesioner awal sebanyak 261 item berkurang menjadi 123 item
yang terdiri dari 71 item pengetahuan tentang gizi, 28 item sikap terhadap gizi dan
24 item tentang praktek gizi pada remaja. Pada tahap ini, sebanyak 172 item
dibuang, 34 item baru dimasukkan untuk memenuhi indikator.
Berdasarkan pendapat pakar tentang alternatif jawaban untuk setiap variabel
pengetahuan, sikap dan praktek gizi maka kelompok alternatif jawaban yang
terpilih adalah alternatif jawaban II yaitu 0, 1 (0 apabila jawaban salah, 1 apabila
jawaban benar) untuk pengetahuan, 1,2,3 (1= tidak setuju, 2=ragu-ragu, 3=setuju)
untuk sikap dan 1,2,3 (angka tertinggi melakukan praktek sesuai dengan kaidah
ilmu gizi) untuk praktek. Alasan pemilihan alternatif jawaban II karena mudah
dipahami dan dimengerti oleh remaja. Sedangkan untuk variabel praktek, skor
yang diberikan tergantung banyak alternatif jawaban pada setiap item.
Uji Coba dilakukan pada item yang berjumlah 123 item pengetahuan,
sikap dan praktek gizi. Item pertanyaan dan pernyataan harus memenuhi kriteria
validitas internal, reliabilitas internal dan test-retest reliability sehingga dilakukan
uji coba pada 242 orang remaja. Uji coba menghasilkan 55 item dengan validitas
internal r>0,3 dan Alpha Cronbach >0,7.
Evaluasi akhir dari alat ukur sangat diperlukan untuk meninjau kembali
setiap tahapan pengembangan alat ukur terutama hasil uji kesahihan dan
keterandalan. Setelah dilakukan diskusi akhir dengan pakar, ternyata ada tujuh
item yang terdiri dari lima item pertanyaan pengetahuan gizi dan dua item
pernyataan sikap yang dimasukkan kembali ke dalam kuesioner. Selain itu ada
satu item pengetahuan gizi dan satu item sikap yang dianggap tidak perlu sehingga
dibuang. Dengan demikian, alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja telah menghasilkan 60 item pertanyaan terdiri dari 34 item pengetahuan
gizi, 14 item sikap terhadap gizi dan 12 item praktek gizi yang memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas. Uji coba pada 60 item kembali dilakukan untuk
mendapatkan alat ukur yang dapat mengukur kompetisi dasar pengetahuan, sikap
dan praktek gizi pada remaja. Uji coba menghasilkan 28 item yang terdiri dari 13
item pengetahuan gizi, 8 item sikap terhadap gizi dan 7 item praktek gizi dengan
validitas internal r>0,4 dan Alpha Cronbach >0,7.
Analisis pemahaman contoh terhadap item-item pengetahuan, sikap dan
praktek gizi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil contoh (8,7%) pertanyaan
yang tidak dapat diisi contoh, sedangkan 91,3% contoh dapat menjawab
pertanyaan yang terdapat pada alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi.
Artinya bahwa sebagian besar contoh telah memahami dan mengerti pertanyaanpertanyaan yang terkandung dalam alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi
pada remaja. Analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
menemukan bahwa rata-rata skor pengetahuan dan praktek gizi contoh tergolong
sedang dan rata-rata skor sikap terhadap gizi contoh tergolong baik. Terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan gizi, sikap gizi dan praktek
gizi pada remaja.
Kata kunci : remaja, pengetahuan sikap dan praktek gizi, pengembangan alat ukur
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber :
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PENGEMBANGAN ALAT UKUR
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK GIZI
PADA REMAJA
ESI EMILIA
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Disertasi
Nama
NRP
: Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan
Praktek Gizi pada Remaja
: Esi Emilia
: A561030071
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir.Hidayat Syarief, MS
Asngari
Ketua
Prof. Dr. Pang S.
Anggota
Dr. Ir. Siti Madanijah, MS
MSi
Anggota
Dr. Ir. Drajat Martianto,
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Hadi Riyadi, MSi
M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro,
Tanggal Ujian : 6 Februari 2008
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang
dilaksanakan dari bulan Juni 2006 sampai Juni 2007 adalah Pengembangan Alat
Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi pada Remaja. Penelitian dilaksanakan
pada remaja yang tinggal di Kota dan Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Prof.Dr.Ir.Hidayat Syarief,
MS, bapak Prof.Dr.Pang S. Asngari, ibu Dr.Ir.Siti Madanijah, MS dan bapak Dr.
Ir.Drajat Martianto, MSi selaku pembimbing yang telah memberikan arahan,
masukan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Prof.Dr. Ali Khomsan, MS, Prof.Dr.(Ris)
Djoko Susanto,SKM,APU, Dr.Ir.Diah K.Pranadji, MS dan Dr.Ir.Pudji Muljono,
MS sebagai pakar yang telah memberikan saran dan kritik pada proses
pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja.
Terima kasih kepada Dr.Ir.Diah K. Pranadji, MS yang telah bersedia
menjadi penguji pada ujian prelim lisan, kolokium dan ujian tertutup serta banyak
memberikan masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan disertasi ini. Terima
kasih kepada ibu Prof.Dr.drh.Clara M. Kusharto, MSc sebagai dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan, nasihat dan saran selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih pada Dr.Yayah Kusbandiah Husaini, SKM,M dan Prof.Dr.
Ali Khomsan MS atas kesediaan sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan pada sekolah-sekolah dan instansi
terkait serta bapak dan ibu yang telah membantu dalam pengumpulan data.
Penghargaan dan terimakasih penulis ucapkan pada remaja yang telah bersedia
menjadi contoh dalam penelitian ini.
Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Drs. Zulkifli Matondang,
MSi dengan keikhlasannya telah membantu penulis dalam memberikan ilmu dan
masukan dalam pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja. Ucapan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan: Dr. Diffah Hanim
MSi, Ir. Zulhaida Lubis MS, Dr.Ai Nurhayati MSi, Dr Evawani Aritonang MSi,
Dr.Sri Purwaningsih MSi, Dr.Suryono MSi, Dr.Yuliana MSi, Dr.Dodik Briawan
MCN, Ir. Meti Cesilia MSc, staf pengajar GMK yang telah memberikan ilmunya
selama penulis menempuh perkuliahan, teman-teman GMK, teman-teman staf
pengajar Universitas Negeri Medan, staf administrasi GMK dan pascasarjana IPB.
Terimakasih kepada semua kakak ipar dan ponakan-ponakan yang telah
memberikan semangat dan kesadaran untuk terus berjuang menyelesaikan studi
ini. Terimakasih yang tak terhingga kepada papa Syamsumar, mama Marthalena
(almh), Uda Ria, Uni Ad, Vera, Poppy dan semua ponakan atas kasih sayang, doa
dan pengertian yang tulus selama penulis menyelesaikan disertasi ini. Kepada
suami Rachmat Mulyana dan anak-anak tercinta; Regania Pasca Rachsy, Gianca
Abbiyyu Rachsy, Ghalda Nabbila Rachsy dan Geraldr Al Gifari Rachsy
terimakasih atas semua pengorbanan, pengertian, kesabaran, doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2008
Esi Emilia
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 27 Maret 1968 sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara pasangan bapak Syamsumar Datuak Majo Kayo dan
ibu Marthalena (Almh). Pendidikan sarjana ditempuh pada Program Studi Tata
Boga Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan dan Teknologi
Kejuruan IKIP Padang, lulus pada tahun 1992. Pada tahun 1996 penulis diterima
di Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga pada Program
Magister Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 1998. Kesempatan
untuk melanjutkan ke program doktor pada program studi dan pada perguruan
tinggi yang sama diperoleh pada tahun 2003. Beasiswa pendidikan pascasarjana
diperoleh dari BPPS DIKTI selama menempuh pendidikan program magister dan
doktor.
Penulis bekerja sebagai dosen Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan sejak tahun 1993 sampai sekarang.
Sebuah artikel akan diterbitkan dengan judul Pengembangan Alat Ukur
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Remaja pada jurnal Media Gizi dan
Keluarga Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Karya ilmiah tersebut
merupakan bagian dari program S3 penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Pertumbuhan Remaja ............................................................... 4
Pertumbuhan Fisik dan Perubahan Komposisi Tubuh .......................... 4
Perubahan Hormonal………………………………………............... 6
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Gizi pada Remaja
Pengetahuan Gizi ................................................................................. 8
Sikap terhadap Gizi .............................................................................. 9
Praktek Gizi........................................................................................ 12
Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
Pengembangan Alat Ukur yang Standar ............................................ 14
Kesahihan (Validitas) dan Keterandalan (Reliabilitas)...................... 18
Indikator Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Remaja
Gizi untuk Pertumbuhan dan Perkembangan..................................... 24
Hubungan Gizi dan Penyakit ............................................................. 28
Masalah Gizi pada Remaja ............................................................. 29
Kesehatan Reproduksi pada Remaja................................................ 31
Masalah Makan ................................................................................ 32
Kebiasaan Makan ............................................................................. 36
Pedoman Gizi untuk Remaja..................................................................
38
Berbagai Temuan Indikator Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi 43
KERANGKA BERPIKIR ..................................................................................... 47
METODE PENELITIAN
Disain, Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 53
Teknik Penarikan Contoh ............................................................................ 53
Tahapan Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan
Praktek Gizi.................................................................................................. 56
Analisis Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
Pengumpulan Data ............................................................................ 62
Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 62
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
Identifikasi Konsep ............................................................................ 64
Perumusan Kisi-kisi Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi.. ........... 66
Pengembangan Item Pertanyaan untuk Kuesioner yang Terstruktur . 69
Kesahihan (Validitas) dan Keterandalan (Reliabilitas)
Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi ............................... 78
Evaluasi Akhir Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan
Praktek Gizi pada Remaja ................................................................. 85
Uji Kesahihan (Validitas) dan Keterandalan (Reliabilitas) Alat Ukur
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi untuk Kompetisi Dasar .......... 89
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi pada Remaja
Karakteristik Keluarga Contoh ......................................................... 94
Pengetahuan tentang Gizi................................................................. 103
Sikap terhadap Gizi .......................................................................... 109
Praktek tentang Gizi......................................................................... 113
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi............................. 124
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ................................................................................................... 128
Saran.......................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130
LAMPIRAN........................................................................................................ 139
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Penelitian pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi
menggunakan ukuran psikometrik ................................................................ 17
2 Angka kecukupan gizi remaja usia 16-18 tahun ............................................. 25
3 Klasifikasi status gizi remaja berdasarkan indeks masa tubuh
menurut umur .................................................................................................. 28
4 Beberapa hasil penelitian pengembangan kuesioner
pengetahuan, sikap dan praktek gizi ............................................................... 44
5 Sebaran contoh pada penelitian pertama......................................................... 54
6 Sebaran contoh pada penelitian kedua ........................................................... 56
7 Alternatif jawaban pertanyaan pengetahuan, sikap dan praktek gizi
pada remaja .................................................................................................... 60
8
Peubah, frekuensi dan kategori data penelitian.............................................. 61
9
Kisi-kisi pengetahuan, sikap dan praktek gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 67
10 Kisi-kisi pengetahuan, sikap dan praktek gizi setelah
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 68
11 Sebaran indikator dan item pengetahuan gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 71
12 Sebaran indikator dan item sikap terhadap gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 72
13 Sebaran indikator dan item praktek gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 73
14 Konsep, indikator pengetahuan dan praktek gizi setelah
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 75
15 Jumlah item-item pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
setelah diskusi pakar ...................................................................................... 76
16 Indikator dan komponen sikap terhadap gizi setelah
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 77
17 Sebaran karakteristik contoh dan keluarga .................................................... 79
18 Tingkat kesukaran item pengetahuan gizi ...................................................... 80
19 Sebaran tingkat kesukaran item pengetahuan gizi .......................................... 81
20 Sebaran korelasi biserial pengetahuan gizi ..................................................... 82
21 Sebaran korelasi pearson sikap terhadap gizi.................................................. 83
22 Sebaran korelasi pearson praktek gizi............................................................ 83
23 Sebaran kesahihan item pengetahuan, sikap dan praktek gizi........................ 84
24 Nilai keterandalan pengetahuan, sikap dan praktek gizi................................ 85
25 Proses pengurangan item pengetahuan gizi.................................................... 87
26 Proses pengurangan item sikap terhadap gizi................................................. 88
27 Sebaran konsep, dimensi, indikator dan variabel sikap
terhadap gizi pada remaja............................................................................... 86
28 Sebaran korelasi biserial dan korelasi pearson untuk variabel
pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja.......................................... 90
29 Nilai reliabilitas pengetahuan, sikap dan praktek gizi ................................... 91
30 Tahapan pengembangan jumlah item pengetahuan, sikap dan praktek gizi .. 92
31 Sebaran konsep, dimensi, indikator dan item-item pengetahuan, sikap dan
praktek gizi pada remaja ............................................................................... 93
32 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin ..................................................... 94
33 Sebaran contoh berdasarkan umur ................................................................. 95
34 Sebaran contor berdasarkan status gizi .......................................................... 96
35 Sebaran status gizi contoh berdasarkan jenis kelamin .................................. 96
36 Sebaran pendidikan terakhir contoh putus sekolah........................................ 97
37 Sebaran jenis pekerjaan contoh putus sekolah ............................................... 97
38 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga .................................................. 98
39 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan bapak................................................ 99
40 Sebaran contoh berdasarkan pekerajaan ibu ................................................ 100
41 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan bapak ........................................... 101
42 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan ibu................................................ 101
43 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan ..................................................... 102
44 Sebaran tingkat pengetahuan gizi contoh .................................................... 103
45 Rata-rata skor pengetahuan gizi contoh berdasarkan konsep gizi ............... 104
46 Rata-rata skor pengetahuan tentang pola hidup seimbang........................... 106
47 Rata-rata skor pengetahuan tentang pola hidup sehat .................................. 108
48 Sebaran sikap tentang gizi contoh berdasarkan kelompok .......................... 109
49 Rata-rata skor sikap terhadap gizi ................................................................ 110
50 Sikap tentang gizi berdasarkan pola makan seimbang................................. 111
51 Sikap tentang gizi berdasarkan konsep gizi dan gaya hidup........................ 112
52 Sebaran tingkat praktek gizi contoh............................................................. 113
53 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan konsep gizi........................ 114
54 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan pola makan seimbang ....... 115
55 Konsumsi sayur dan buah berdasarkan jenis kelamin.................................. 116
56 Sebaran konsumsi makanan sumber zat besi ............................................... 118
57 Sebaran konsumsi makanan beranekaragam................................................ 119
58 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan gizi dan gaya hidup........... 119
59 Sebaran kebiasaan merokok......................................................................... 120
58 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan gizi dan gaya hidup........... 119
61 Sebaran pemahaman contoh tentang pertanyaan pengetahuan, sikap dan
Praktek gizi ...................................................................................................124
62 Sebaran pengetahuan dan sikap terhadap gizi.............................................. 125
63 Sebaran pengetahuan dan praktek gizi contoh ............................................. 125
64 Sebaran praktek dan sikap terhadap gizi...................................................... 126
65 Sebaran koefisien korelasi pengetahuan, sikap dan praktek gizi ................. 127
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Interaksi antara makanan yang tidak cukup dengan penyakit......................... 29
2 Kerangka berpikir pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan
praktek pada remaja ........................................................................................ 49
3 Kerangka berpikir pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja............. 50
4 Tahapan pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi
pada remaja ................................................................................................... 57
5 Diagram proses pengembangan item-item pengetahuan, sikap dan praktek
gizi pada remaja............................................................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kuesioner pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
sebelum diskusi pakar (261 item) ................................................................ 139
2 Pemilihan item-item pengetahuan, sikap dan praktek gizi
setelah diskusi pakar dan sebelum uji coba .................................................. 168
3 Kuesioner pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
setelah diskusi pakar dan sebelum uji coba (123 Item)................................. 184
4 Kuesioner pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
Untuk Kompetisi Dasar (28 item) ............................................................... 199
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketidak seimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan
pada remaja akan menimbulkan masalah gizi kurang atau masalah gizi lebih. Gizi
kurang pada remaja terjadi karena pola makan tidak menentu, perubahan faktor
psikososial yang dicirikan oleh perubahan transisi masa anak-anak ke masa
dewasa dan kebutuhan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan cepat (Cavadini et al.
2000; Escobar 1999; Rickert & Jay 1996). Kekurangan gizi pada remaja
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, meningkatkan
angka penyakit (morbiditas), mengalami pertumbuhan tidak normal (pendek),
tingkat kecerdasan rendah, produktivitas rendah dan terhambatnya pertumbuhan
organ reproduksi (Soekirman 2002; BPS 2004). Terhambatnya pertumbuhan
organ reproduksi pada wanita mengakibatkan terlambat haid pertama (menarche),
haid tidak lancar, rongga panggul tidak berkembang maksimal sehingga sulit
melahirkan, gangguan kesuburan dan kesulitan pada saat hamil.
Masalah gizi lebih banyak dialami remaja disamping gizi kurang. Gaya
hidup sedentary, konsumsi makanan yang tidak seimbang memicu terjadinya gizi
lebih dan obesitas (Wang et al. 2000). Gizi lebih dan obesitas pada remaja
berhubungan dengan penyakit degeneratif pada umur yang lebih muda dan
kecenderungan remaja obesitas untuk tetap obesitas pada masa dewasa (Hadi
2005). Merokok dan minum-minuman alkohol merupakan bagian dari gaya hidup
remaja di kota maupun di desa yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif
(Aditama 1997).
Dilain pihak tekanan yang berlebihan terhadap bentuk tubuh langsing,
terutama pada remaja putri menyebabkan mereka melakukan berbagai upaya
untuk menurunkan berat badan. Pengaruh lingkungan seperti kelompok atau
teman, iklan di media massa dan tersedianya berbagai macam makanan dengan
kandungan gizi yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya perubahan
kebiasaan makan yang tidak baik (Ricket & Jay 1996). Banyak remaja tidak
menyadari bahwa kebiasaan makan mereka saat ini akan berdampak pada status
kesehatan mereka di kemudian hari (Stang & Story 2004).
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan
makan pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat pada
kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan
dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam
kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik
akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Wong et al.
1999; Parmenter & Wardle 1999).
Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih
makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi
dan kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya
bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran
tentang kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat (Johnson & Haddad 1985).
Penilaian perilaku gizi remaja diperlukan untuk mengetahui pengetahuan,
sikap dan praktek gizi saat ini dan mengubah perilaku gizi kearah yang lebih baik
serta dapat mencegah penyebab penyakit degeneratif (WHO 2005; Whati et al.
2005). Penilaian perilaku gizi pada remaja memberikan informasi penting tentang
perilaku gizi remaja dan implikasinya untuk kesehatan, sehingga diharapkan
berperan dalam upaya memperbaiki diet mereka.
Untuk menilai pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja diperlukan
suatu alat ukur. Konsistensi pengukuran dan akurasi data yang dikumpulkan
dalam suatu penelitian tergantung pada alat ukur (instrumen/kuesioner) yang
digunakan (Murti 2003; Kline 2000). Banyak masalah penelitian memerlukan
pengembangan alat ukur yang dapat dipercaya serta mampu mengukur hal-hal
yang abstrak seperti kecerdasan, motivasi, pengetahuan, sikap, praktek dan
sebagainya (Azwar 2006). Penelitian pengembangan kuesioner untuk remaja telah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti dari berbagai negara. Whati et al. (2005)
dan Anderson et al. (2001) mengembangkan kuesioner pengetahuan gizi yang
valid dan reliabel untuk remaja. De Bourdeaudhuij et al. (2005) mengembangkan
kuesioner yang valid dan reliabel untuk mengukur konsumsi buah dan sayur pada
remaja dihubungkan dengan karakteristik individu, sosial dan lingkungan.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada kajian ilmiah yang membahas alat
ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang memenuhi standar.
Alat ukur yang digunakan untuk pengetahuan, sikap dan praktek gizi seadanya
dan hanya terbatas digunakan untuk kalangan tertentu. Selain itu, alat ukur yang
digunakan untuk kelompok sasaran yang sama bisa berbeda-beda dan sebaliknya
alat ukur yang digunakan pada kelompok sasaran yang berbeda menggunakan alat
ukur yang sama.
Kuesioner penelitian merupakan komponen kunci dalam penelitian yang
berfungsi mengungkap fakta menjadi data. Apabila kuesioner yang digunakan
mempunyai kualitas yang baik yaitu memenuhi validitas dan reliabilitas maka
data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan yang sesungguhnya
dilapangan. Analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja diperlukan
sebagai gambaran untuk melakukan upaya peningkatan perilaku gizi remaja.
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab masalah berikut: (1) bagaimana
merumuskan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang
baku? (2) bagaimana pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja dan apakah
terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja?
Tujuan Penelitian
(1) Merumuskan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang
standar (baku).
(2) Menganalisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
Manfaat Penelitian
Dengan ditemukannya alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja yang terstandarisasi, diharapkan dapat digunakan untuk penelitianpenelitian yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan gambaran pengetahuan, sikap dan
praktek gizi remaja kota dan kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini sebagai bahan
masukan bagi pemerhati remaja khususnya pemerintah dalam memberikan
intervensi untuk peningkatan kualitas kesehatan remaja khususnya pengetahuan,
sikap dan praktek gizi remaja
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Pertumbuhan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan dewasa,
dengan rentang umur antara 12 sampai 21 tahun. Masa remaja dibagi tiga
kelompok yaitu masa remaja awal antara umur 12-15 tahun, masa remaja
menengah antara umur 15-18 tahun dan masa remaja akhir antara umur 18-21
tahun (Wardlaw et al. 1992). Menurut WHO (1995), remaja dikelompokkan
menjadi tiga kelompok umur berdasarkan perubahan fisik, psikologis dan sosial
yaitu remaja awal berumur antara 10-14 tahun, remaja menengah berumur 15-19
tahun dan remaja akhir atau dewasa muda berumur 19-24 tahun.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan cepat kedua, dimana pertumbuhan
cepat pertama terjadi pada masa anak bawah lima tahun (balita). Pertumbuhan
cepat (growth spurt) pada remaja merupakan masa pertumbuhan cepat dan unik.
Hal ini terjadi karena perbedaan pertumbuhan fisik dan perubahan komposisi
tubuh antara remaja laki-laki dan perempuan.
Karakteristik Pertumbuhan Fisik dan
Perubahan Komposisi Tubuh
Pada remaja putri pertumbuhan terjadi lebih cepat daripada laki-laki yang
terlihat dari cepatnya pertambahan tinggi badan dan berat badan, ukuran lingkar
badan dan pertumbuhan tulang (Adiningsih 2002). Anak perempuan biasanya
memulai adolescent growth spurt tinggi badan pada usia 10,5 tahun dan anak lakilaki pada usia 12,5 tahun. Rata-rata laju pertumbuhan tinggi badan anak
perempuan 9 cm per tahun dan anak laki-laki 10,3 cm per tahun. Pertambahan
tinggi badan berakhir dengan perbedaan laki-laki dan perempuan lebih tinggi 12,5
cm atau lebih (Spear 1996).
Pertambahan berat badan dimulai pada remaja awal (pre-adolescent growth
spurt) dengan rata-rata kenaikan berat badan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang
kemudian dilanjutkan dengan adolescent growth spurt (Spear 1996). Dibanding
anak laki-laki, growth spurt anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar
umur 9,7-13,3 tahun sedangkan anak laki-laki baru pada umur 11,7 dan 15,3 tahun
(Haddad 1996). Pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak
laki-laki. Anak perempuan berumur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan
anak laki-laki baru berhenti pada umur 20 tahun (Soetjiningsih 1998). Pada
perempuan, puncak kecepatan pertambahan berat badan terjadi 6-9 bulan sebelum
perubahan rata-rata tinggi badan. Pertambahan berat badan selama periode ini
kira-kira 50% dari berat badan ideal (Spear 1996).
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan remaja. Margen
(1984)
menjelaskan
bahwa
faktor-faktor
dominan
yang
mempengaruhi
pertumbuhan remaja yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses pertumbuhan yang
optimal. Faktor genetik merupakan komponen yang sangat menentukan tinggi
badan, berat badan, bentuk tubuh, ukuran payudara, kecepatan pertumbuhan dan
pubertas (Spear 1996).
Faktor lingkungan seperti status sosial ekonomi keluarga dan angka
kesakitan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi usia menarche (Simon &
Andrews 1996). Konsumsi yang tidak seimbang pada masa remaja menyebabkan
tidak terpenuhinya zat-zat gizi untuk pertumbuhan cepat sehingga terhambatnya
pertumbuhan
seperti
usia
menarche
yang
terlambat.
Riyadi
(1996)
mengungkapkan bahwa peningkatan kebutuhan zat besi (sampai 15 persen)
selama remaja digunakan untuk pengembangan massa sel darah merah dan
mioglobin, pertambahan jaringan otot baru, mengkompensasi kehilangan darah
akibat menstruasi yang menyebabkan remaja putri membutuhkan lebih banyak Fe.
Remaja yang tinggal pada keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi
mempunyai tinggi badan lebih tinggi dibanding remaja yang tinggal pada keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah (Rickert & Jay 1996). Remaja yang pernah
pada waktu bayi menderita penyakit kronis, 10%-20% beresiko memiliki
keterbelakangan mental, keterlambatan kematangan seksual dan mempengaruhi
perkembangan psikososial pada saat dewasa (Haddad 1996). Gangguan
pertumbuhan remaja dinegara maju pada umumnya lebih sering disebabkan oleh
faktor genetik, sedangkan dinegara berkembang gangguan pertumbuhan selain
disebabkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang mendukung
untuk pertumbuhan yang optimal.
Perubahan Hormonal
Selain perubahan komposisi tubuh, pada masa remaja terjadi perubahan
hormonal yang menyebabkan terjadinya perbedaan karakteristik remaja laki-laki
dan perempuan. Pada masa remaja, perubahan hormon terjadi rata-rata pada usia
10-16 tahun (Soetjiningsih 1998). Hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan
dan perkembangan remaja adalah hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon
seks, insulin, IGFs (Insulin-like Growth Factors) dan hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar adrenal (Spear 1996).
Hormon pertumbuhan atau Somatotropin merupakan hormon yang berfungsi
sebagai pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama kerangka.
Pertumbuhan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan akan merangsang terbentuknya somatomedin yang
kemudian mempengaruhi pertumbuhan tulang rawan anak usia 10-14 tahun (Fox
1993). Hormon pertumbuhan mempunyai circadian variation yang aktivitasnya
meningkat pada malam hari sewaktu anak tidur, sesudah makan, sesudah latihan
fisik dan pada saat terjadinya perubahan gula darah.
Pertumbuhan hormon estrogen dan androgen dimulai saat pubertas. Hormon
tersebut sangat berperan dalam perilaku seksual. Hormon androgen memproduksi
testoteron pada pria 6-8 mg/hari, sedangkan wanita 0,5 mg/hari. Hormon estrogen
dihasilkan oleh rahim wanita untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
organ reproduksi, karakteristik seksual sekunder wanita (payudara dan rambut
pada pubis) dan mengatur siklus menstruasi (Spear 1996; Simon & Andrews
1996).
Perubahan hormonal di masa puber terjadi secara teratur yang dikendalikan
oleh sistem syaraf pusat dan kelenjar endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di
dasar otak berperan penting dalam produksi dan sekresi hormon (Fox 1993).
Kelenjar ini disebut master gland karena mensekresi hormon ke sistim aliran
darah yang menstimulasi kelenjar lain untuk menghasilkan berbagai macam
hormon. Pada masa puber, kelenjar pituitari meningkatkan hormon pertumbuhan,
Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) (Rickert &
Jay 1996). Pada perempuan, FSH dan LH menstimulasi ovari untuk memproduksi
dan mensekresi hormon estrogen dan progesteron.
Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi
(menarche). Menstruasi atau haid adalah pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi
dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk hamil.
Menurut Spear (1996), menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik
(biasanya setiap bulan) dari uterus yang merupakan campuran darah, cairan
jaringan dan bagian kecil dari rahim (endometrium).
Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun, tergantung pada
berbagai faktor termasuk kesehatan wanita, konsumsi gizi dan status gizi. Simon
dan Andrews (1993) mengatakan bahwa penurunan usia awal menstruasi sebagian
besar disebabkan karena peningkatan standar kehidupan ekonomi yang
menyebabkan peningkatan pemenuhan gizi pada masa remaja dan kemudahan
akses perawatan kesehatan. Hal ini terlihat bahwa seratus tahun yang lalu, umur
menarche adalah 15,5 tahun. Sekarang rata-rata seorang remaja putri
mendapatkan menarche pada umur 13 tahun, bahkan ada yang mendapatkan
menarche umur sembilan tahun (Spear 1996).
Pengaruh gizi pada saat puber sangat ditentukan keadaan status gizi pada
usia dini. Dari 78 anak laki-laki yang diikuti dari usia 6 bulan sampai 14 tahun,
berat badan selama balita berhubungan dengan kematangan dan tinggi badan saat
remaja (Jhonston & Haddad 1996).
Perubahan komposisi tubuh pada masa remaja menyebabkan kebutuhan gizi
meningkat terutama energi, besi dan protein. Dari data beberapa negara ditemukan
bahwa remaja akan mengalami pertambahan tinggi badan dan usia puber yang
lebih awal (Rickert & Jay 1996). Hal ini terjadi karena konsumsi makanan yang
lebih baik dan kesehatan pada saat anak-anak yang baik. Namun apabila konsumsi
makanan tidak dibekali dengan pengetahuan, sikap dan praktek gizi yang cukup
akan mengakibatkan terjadinya berbagai masalah gizi yaitu kekurangan atau
kelebihan gizi. Kekurangan gizi pada remaja menyebabkan pertumbuhan tubuh
menjadi terganggu dan tidak maksimal.
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Pada Remaja
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali
kandungan gizi makanan serta kegunaan zat gizi tersebut dalam tubuh (Camire &
Dougherty 2005). Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif yang dibutuhkan
untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan, agar struktur
pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan dapat dikembangkan.
Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan makan suatu masyarakat.
Menurut Susanto (1997), tumbuhnya kebiasaan makan dalam masyarakat
dipengaruhi oleh unsur-unsur pengetahuan masyarakat dalam memilih dan
mengolah pangan sehari-hari.
Pengetahuan gizi seseorang juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan bisa menggambarkan kemampuan kognitif dan pengetahuan
yang dipunyai seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka
semakin luas tingkat pengetahuan seseorang. Hasil penelitian Yusra (1998)
menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan Pasangan Usia Subur
(PUS), semakin tinggi skor pengetahuan tentang pesan PUGS.
Pada masa remaja seharusnya diberikan kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan tentang manfaat gizi secara optimal, yang dapat mencegah terjadinya
berbagai penyakit dikemudian hari. Remaja merupakan kelompok yang beresiko
memiliki kesehatan yang rendah karena perhatian pemerintah maupun penelitian
terhadap kesehatan remaja sangat sedikit (Mila 2004). Hal ini sangat merugikan
remaja karena beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya
bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran
tentang kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat.
Pemberian pengetahuan gizi pada remaja dapat dilakukan secara formal dan
informal. Peningkatan pengetahuan gizi remaja secara formal dapat dilakukan
melalui pendidikan gizi di sekolah-sekolah. Hasil penelitian Syarief et al. (2001)
menemukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebagian besar siswa
setelah mendapatkan materi Pengetahuan Pangan dan Gizi yang diintegrasikan
kedalam kurikulum Sekolah Menengah. Sztainer et al. (1995) juga menemukan
bahwa program pendidikan gizi “The Weight to Eat” pada remaja SMU dapat
meningkatkan pengetahuan gizi remaja dan pola makan serta pencegahan perilaku
makan yang tidak sehat.
Sikap tentang Gizi
Sikap diartikan sebagai kecendrungan individu untuk menanggapi dengan
cara tertentu terhadap situasi, benda, ide, orang dan isu. Kecenderungan tersebut
ditanggapi secara suka atau tidak suka terhadap obyek tertentu. Oppenheim (1966)
mengatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk mengevaluasi
seseorang, kejadian atau situasi dengan cara tertentu dan kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan hasil evaluasi tersebut.
Sikap adalah kecendrungan seseorang untuk bertingkah laku dalam
menghadapi suatu rangsangan. Misalnya seseorang yang mempunyai sikap positif
terhadap makanan yang pedas, akan selalu memilih atau membeli makanan yang
pedas setiap kali menemui makanan pedas. Sebaliknya orang bersikap negatif
terhadap makanan pedas selalu akan menghindar kalau menjumpai makanan
pedas. Sikap ini bisa terjadi terhadap benda, situasi, orang, kelompok, nilai-nilai
dan semua hal yang terdapat disekitar manusia (Muljono 2000). Sikap merupakan
suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikiran atau daya nalar yang disiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu hal, sehingga secara langsung
dapat mempengaruhi perilaku, begitu juga
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK GIZI
PADA REMAJA
ESI EMILIA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengembangan Alat Ukur
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi pada Remaja adalah karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Bogor, Februari 2008
Esi Emilia
NMR A561030071
ABSTRACT
ESI EMILIA. Development of Measurement on Nutrition Knowledge,
Attitude and Practice for Adolescent. Under direction of HIDAYAT SYARIEF,
PANG S. ASNGARI, SITI MADANIJAH and DRAJAT MARTIANTO
The purpose of the research is to develop a measurement and to analyze of
nutrition knowledge, attitude and practice for adolescent. The research consists of
five steps; 1) identification of nutrition concept based on literature study and
discussion with the expert. The nutrition concept consists of basic concept of
nutrition, the interaction between nutrient and diseases, good foods, reproduction
health and life style; 2) to develop concept of nutrition knowledge, attitude and
practices for adolescent; 3) all of the topics spread out on the small item that all
the subjects have been previously discussed with the expert. The measurement
result of nutrition knowledge, attitude and practice developed for adolescence
consisted of 261 items. It was lessen to 123 items after being discussed with the
nutritionist that nutrition concepts used balanced diet 4) conducted a try out on
242 adolescence. The try out was conducted in the city of Bogor and the district to
females and males age 15-19, scholar or not. The result of the try out was
analyzed statistically which consisted of the difficulty level, internal validity,
internal and test-retest reliability. From 123 items tested it was reducing to 55
with validity >0.3, internal reliability value 0.83, 0.72, 0.75 and the test-retest
value was also well above the minimum requirement of 0.7 (0.82, 0.81dan 0.78)
with medium difficulty level; and 5) the final evaluation with the expert produced
60 items. The second research conducted 472 adolescence in the city of Bogor and
the district to females and males age 15-19, scholas or not. The mean of nutrition
knowledge and practical level are moderate and nutrition attitude in a good
condition. Finding showing a very significant relathionship between nutrition
knowledge, attitude and practice for adolescent
Keywords: Adolescents, Nutrition, knowledge, attitude, practice, Questionnaire
Development, Validity, Reliability
RINGKASAN
ESI EMILIA. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
pada Remaja. Dibimbing oleh HIDAYAT SYARIEF, PANG S. ASNGARI, SITI
MADANIJAH dan DRAJAT MARTIANTO.
Untuk menilai pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja diperlukan
suatu alat ukur. Konsistensi pengukuran dan akurasi data yang dikumpulkan
dalam suatu penelitian tergantung pada alat ukur (instrumen/kuesioner) yang
digunakan. Suatu alat ukur yang standar harus memenuhi kriteria psikometrik
yaitu validitas dan reliabilitas. Sampai saat ini, di Indonesia belum ada kajian
ilmiah yang membahas alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
yang memenuhi standar. Alat ukur yang digunakan untuk pengetahuan, sikap dan
praktek gizi seadanya dan hanya terbatas digunakan untuk kalangan tertentu.
Selain itu, alat ukur yang digunakan untuk kelompok sasaran yang sama bisa
berbeda-beda dan sebaliknya alat ukur yang digunakan pada kelompok sasaran
yang berbeda menggunakan alat ukur yang sama. Analisis pengetahuan, sikap dan
praktek gizi pada remaja diperlukan sebagai dasar untuk melakukan upaya
peningkatan perilaku gizi remaja. Tujuan penelitian ini adalah (1) merumuskan
alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang standar dan (2)
menganalisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja.
Penelitian ini terdiri dari dua, penelitian pertama tentang pengembangan
alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja serta penelitian kedua
tentang analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja. Penelitian
pertama terdiri dari lima tahapan kegiatan yaitu : (1) identifikasi konsep
pengetahuan, sikap dan praktek gizi, (2) perumusan kisi-kisi pengetahuan, sikap
dan praktek gizi, (3) pengembangan item pertanyaan untuk kuesioner yang
terstruktur; (4) uji coba kesahihan dan keterandalan dan (5) evaluasi akhir alat
ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi. Penelitian kedua merupakan penelitian
survey dengan disain penelitian cross sectional study.
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive), yaitu Kota dan
Kabupaten Bogor. Penentuan lokasi berdasarkan keadaan sosial, ekonomi dan
lingkungan masyarakat yang beragam sehingga dapat mempengaruhi
pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja. Penelitian pertama dilaksanakan
pada dua kelurahan atau desa dari dua kecamatan yang ada di Kota dan di
Kabupaten Bogor, sedangkan penelitian kedua dilaksanakan pada tiga kelurahan
atau desa dari tiga kecamatan yang ada di Kota dan di Kabupaten Bogor.
Pengumpulan data selama setahun, mulai bulan Juni 2006 sampai Juni 2007.
Contoh dalam penelitian ini adalah remaja perempuan dan laki-laki yang
berada di Kota dan Kabupaten Bogor. Minimal contoh untuk penelitian pertama
dengan populasi yang heterogen adalah 200 orang (Azwar 2006). Dalam
penelitian ini, jumlah contoh pada uji coba sebanyak 242 orang. Pada penelitian
kedua, minimal contoh yang diambil berdasarkan proporsi remaja yang ada di
Kota dan Kabupaten Bogor sebanyak 358 orang (Cochran, 1991). Contoh dalam
penelitian ini sebanyak 472 orang remaja.
Tahapan 1,2,3 dan 5 dari pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan
praktek gizi dianalisis secara kualitatif, sedangkan tahap ke 4 yaitu uji coba
kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Uji coba kuesioner pengetahuan, sikap dan
praktek gizi dilakukan dengan analisis data: (1) tingkat kesukaran item; (2)
validitas internal (Internal Validity); (3) reliabilitas konsistensi gabungan item
(Internal Consistency Reliability) dan (4) test-retest (Test Retest Reliability).
Analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi remaja dilakukan secara
deskriptif. Pengkategorian setiap peubah yang diteliti umumnya dilakukan dengan
menggunakan angka rata-rata dan standar deviasi, atau menggunakan patokan
normatif seperti dalam pengkategorian besar keluarga dan pendapatan perkapita
perbulan. Untuk membandingkan peubah-peubah seperti pengetahuan, sikap dan
praktek gizi contoh sekolah dan putus sekolah di kelompok kota dan desa,
dilakukan uji Anova sesuai dengan jenis datanya. Analisis hubungan antara
pengetahuan, sikap dan praktek gizi digunakan uji Korelasi Pearson.
Hasil identifikasi konsep berdasarkan studi literatur dan diskusi dengan
pakar gizi adalah konsep dasar gizi, hubungan gizi dan penyakit, pemilihan
makanan, gizi ibu hamil dan menyusui serta kebiasaan makan dan gaya hidup.
Konsep yang dihasilkan dari diskusi pakar dikembangkan dalam bentuk kisi-kisi,
kemudian didiskusikan lagi dengan pakar. Diskusi dengan pakar menghasilkan
kisi-kisi sebagai berikut : konsep dasar gizi dengan indikator jenis, sumber dan
fungsi zat gizi. Hubungan gizi dan penyakit dengan indikator implikasi
kekurangan atau kelebihan makanan terhadap kesehatan remaja. Pemilihan
makanan dengan indikator pemilihan makanan yang sehat dan aman. Gizi dan
kesehatan reproduksi yang terdiri dari perkembangan fisik, kematangan seksual
pada masa growth spurt dan gizi ibu hamil dan menyusui serta kebiasaan makan
dan gaya hidup remaja dengan indikator mengurangi frekuensi makan,
mengkonsumsi makanan ringan diantara waktu makan, mengkonsumsi makanan
siap saji, rendahnya konsumsi serat dan kalsium serta kebiasaan merokok.
Berdasarkan masukan dari pakar bahwa masa remaja merupakan masa
pertumbuhan cepat (growth spurt) terutama pada organ reproduksi, maka konsep
gizi ibu hamil dan menyusui diganti dengan gizi dan kesehatan reproduksi.
Kisi-kisi dijabarkan kedalam item-item. Pengembangan item kuesioner dari
setiap variabel pengetahuan, sikap dan praktek gizi menghasilkan 261 item (item
pool) yang terdiri atas 124 item tentang pengetahuan gizi, 111 item sikap terhadap
gizi dan 26 item praktek gizi. Hasil pengembangan item ini didiskusikan dengan
delapan orang pakar yang terdiri atas pakar gizi (Human Nutrition and Comunity
Nutrition), pakar pendidikan gizi, pakar penyuluhan serta pakar pendidikan dan
komunikasi.
Hasil diskusi dengan pakar menemukan bahwa banyak item yang berulang
dan memiliki makna ganda. Berdasarkan diskusi ini maka disepakati bahwa kisikisi pengetahuan, sikap dan praktek gizi diganti. Kisi-kisi yang terdiri dari konsep,
indikator, sub indikator, jumlah item dan variabel berubah menjadi konsep,
dimensi, sub dimensi, indikator, jumlah item dan variabel. Konsep pengetahuan,
sikap dan praktek gizi setelah diskusi dengan pakar adalah konsep gizi seimbang
dengan dua dimensi yaitu pola makan sehat, seimbang dan pola hidup sehat. Pola
makan sehat dan seimbang dijabarkan menjadi tiga sub dimensi, 15 indikator
sedangkan pola hidup sehat terdiri atas tiga sub dimensi dengan lima indikator.
Berdasarkan kisi-kisi hasil diskusi dengan pakar, dilakukan pemilihan item
sehingga terjadi pengurangan dan perbaikan item. Item pool yang telah
dikumpulkan sebanyak 261 item, dipilih dan dikelompokkan berdasarkan
indikator yang baru. Item-item yang bermakna ganda dan berlebihan (redundant)
dipilih salah satu item yang tepat menggambarkan indikator, sedangkan lainnya
dibuang. Item-item yang kurang jelas diperbaiki sesuai petunjuk pakar.
Proses pemilihan item diatas menyebabkan terjadinya pengurangan item.
Jumlah item pada kuesioner awal sebanyak 261 item berkurang menjadi 123 item
yang terdiri dari 71 item pengetahuan tentang gizi, 28 item sikap terhadap gizi dan
24 item tentang praktek gizi pada remaja. Pada tahap ini, sebanyak 172 item
dibuang, 34 item baru dimasukkan untuk memenuhi indikator.
Berdasarkan pendapat pakar tentang alternatif jawaban untuk setiap variabel
pengetahuan, sikap dan praktek gizi maka kelompok alternatif jawaban yang
terpilih adalah alternatif jawaban II yaitu 0, 1 (0 apabila jawaban salah, 1 apabila
jawaban benar) untuk pengetahuan, 1,2,3 (1= tidak setuju, 2=ragu-ragu, 3=setuju)
untuk sikap dan 1,2,3 (angka tertinggi melakukan praktek sesuai dengan kaidah
ilmu gizi) untuk praktek. Alasan pemilihan alternatif jawaban II karena mudah
dipahami dan dimengerti oleh remaja. Sedangkan untuk variabel praktek, skor
yang diberikan tergantung banyak alternatif jawaban pada setiap item.
Uji Coba dilakukan pada item yang berjumlah 123 item pengetahuan,
sikap dan praktek gizi. Item pertanyaan dan pernyataan harus memenuhi kriteria
validitas internal, reliabilitas internal dan test-retest reliability sehingga dilakukan
uji coba pada 242 orang remaja. Uji coba menghasilkan 55 item dengan validitas
internal r>0,3 dan Alpha Cronbach >0,7.
Evaluasi akhir dari alat ukur sangat diperlukan untuk meninjau kembali
setiap tahapan pengembangan alat ukur terutama hasil uji kesahihan dan
keterandalan. Setelah dilakukan diskusi akhir dengan pakar, ternyata ada tujuh
item yang terdiri dari lima item pertanyaan pengetahuan gizi dan dua item
pernyataan sikap yang dimasukkan kembali ke dalam kuesioner. Selain itu ada
satu item pengetahuan gizi dan satu item sikap yang dianggap tidak perlu sehingga
dibuang. Dengan demikian, alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja telah menghasilkan 60 item pertanyaan terdiri dari 34 item pengetahuan
gizi, 14 item sikap terhadap gizi dan 12 item praktek gizi yang memenuhi kriteria
validitas dan reliabilitas. Uji coba pada 60 item kembali dilakukan untuk
mendapatkan alat ukur yang dapat mengukur kompetisi dasar pengetahuan, sikap
dan praktek gizi pada remaja. Uji coba menghasilkan 28 item yang terdiri dari 13
item pengetahuan gizi, 8 item sikap terhadap gizi dan 7 item praktek gizi dengan
validitas internal r>0,4 dan Alpha Cronbach >0,7.
Analisis pemahaman contoh terhadap item-item pengetahuan, sikap dan
praktek gizi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil contoh (8,7%) pertanyaan
yang tidak dapat diisi contoh, sedangkan 91,3% contoh dapat menjawab
pertanyaan yang terdapat pada alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi.
Artinya bahwa sebagian besar contoh telah memahami dan mengerti pertanyaanpertanyaan yang terkandung dalam alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi
pada remaja. Analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
menemukan bahwa rata-rata skor pengetahuan dan praktek gizi contoh tergolong
sedang dan rata-rata skor sikap terhadap gizi contoh tergolong baik. Terdapat
hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan gizi, sikap gizi dan praktek
gizi pada remaja.
Kata kunci : remaja, pengetahuan sikap dan praktek gizi, pengembangan alat ukur
@ Hak cipta milik IPB, tahun 2008
Hak cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber :
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PENGEMBANGAN ALAT UKUR
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTEK GIZI
PADA REMAJA
ESI EMILIA
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
Judul Disertasi
Nama
NRP
: Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan
Praktek Gizi pada Remaja
: Esi Emilia
: A561030071
Disetujui
Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir.Hidayat Syarief, MS
Asngari
Ketua
Prof. Dr. Pang S.
Anggota
Dr. Ir. Siti Madanijah, MS
MSi
Anggota
Dr. Ir. Drajat Martianto,
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Hadi Riyadi, MSi
M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro,
Tanggal Ujian : 6 Februari 2008
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul penelitian yang
dilaksanakan dari bulan Juni 2006 sampai Juni 2007 adalah Pengembangan Alat
Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi pada Remaja. Penelitian dilaksanakan
pada remaja yang tinggal di Kota dan Kabupaten Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Prof.Dr.Ir.Hidayat Syarief,
MS, bapak Prof.Dr.Pang S. Asngari, ibu Dr.Ir.Siti Madanijah, MS dan bapak Dr.
Ir.Drajat Martianto, MSi selaku pembimbing yang telah memberikan arahan,
masukan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini. Terima
kasih juga penulis ucapkan kepada Prof.Dr. Ali Khomsan, MS, Prof.Dr.(Ris)
Djoko Susanto,SKM,APU, Dr.Ir.Diah K.Pranadji, MS dan Dr.Ir.Pudji Muljono,
MS sebagai pakar yang telah memberikan saran dan kritik pada proses
pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja.
Terima kasih kepada Dr.Ir.Diah K. Pranadji, MS yang telah bersedia
menjadi penguji pada ujian prelim lisan, kolokium dan ujian tertutup serta banyak
memberikan masukan, kritik dan saran untuk kesempurnaan disertasi ini. Terima
kasih kepada ibu Prof.Dr.drh.Clara M. Kusharto, MSc sebagai dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan arahan, nasihat dan saran selama perkuliahan.
Ucapan terima kasih pada Dr.Yayah Kusbandiah Husaini, SKM,M dan Prof.Dr.
Ali Khomsan MS atas kesediaan sebagai penguji luar komisi pada ujian terbuka.
Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan pada sekolah-sekolah dan instansi
terkait serta bapak dan ibu yang telah membantu dalam pengumpulan data.
Penghargaan dan terimakasih penulis ucapkan pada remaja yang telah bersedia
menjadi contoh dalam penelitian ini.
Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Drs. Zulkifli Matondang,
MSi dengan keikhlasannya telah membantu penulis dalam memberikan ilmu dan
masukan dalam pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja. Ucapan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan: Dr. Diffah Hanim
MSi, Ir. Zulhaida Lubis MS, Dr.Ai Nurhayati MSi, Dr Evawani Aritonang MSi,
Dr.Sri Purwaningsih MSi, Dr.Suryono MSi, Dr.Yuliana MSi, Dr.Dodik Briawan
MCN, Ir. Meti Cesilia MSc, staf pengajar GMK yang telah memberikan ilmunya
selama penulis menempuh perkuliahan, teman-teman GMK, teman-teman staf
pengajar Universitas Negeri Medan, staf administrasi GMK dan pascasarjana IPB.
Terimakasih kepada semua kakak ipar dan ponakan-ponakan yang telah
memberikan semangat dan kesadaran untuk terus berjuang menyelesaikan studi
ini. Terimakasih yang tak terhingga kepada papa Syamsumar, mama Marthalena
(almh), Uda Ria, Uni Ad, Vera, Poppy dan semua ponakan atas kasih sayang, doa
dan pengertian yang tulus selama penulis menyelesaikan disertasi ini. Kepada
suami Rachmat Mulyana dan anak-anak tercinta; Regania Pasca Rachsy, Gianca
Abbiyyu Rachsy, Ghalda Nabbila Rachsy dan Geraldr Al Gifari Rachsy
terimakasih atas semua pengorbanan, pengertian, kesabaran, doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2008
Esi Emilia
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukittinggi pada tanggal 27 Maret 1968 sebagai anak
kedua dari tiga bersaudara pasangan bapak Syamsumar Datuak Majo Kayo dan
ibu Marthalena (Almh). Pendidikan sarjana ditempuh pada Program Studi Tata
Boga Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan dan Teknologi
Kejuruan IKIP Padang, lulus pada tahun 1992. Pada tahun 1996 penulis diterima
di Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga pada Program
Magister Pascasarjana IPB dan menamatkannya pada tahun 1998. Kesempatan
untuk melanjutkan ke program doktor pada program studi dan pada perguruan
tinggi yang sama diperoleh pada tahun 2003. Beasiswa pendidikan pascasarjana
diperoleh dari BPPS DIKTI selama menempuh pendidikan program magister dan
doktor.
Penulis bekerja sebagai dosen Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan sejak tahun 1993 sampai sekarang.
Sebuah artikel akan diterbitkan dengan judul Pengembangan Alat Ukur
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Remaja pada jurnal Media Gizi dan
Keluarga Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Karya ilmiah tersebut
merupakan bagian dari program S3 penulis.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Pertumbuhan Remaja ............................................................... 4
Pertumbuhan Fisik dan Perubahan Komposisi Tubuh .......................... 4
Perubahan Hormonal………………………………………............... 6
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Gizi pada Remaja
Pengetahuan Gizi ................................................................................. 8
Sikap terhadap Gizi .............................................................................. 9
Praktek Gizi........................................................................................ 12
Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
Pengembangan Alat Ukur yang Standar ............................................ 14
Kesahihan (Validitas) dan Keterandalan (Reliabilitas)...................... 18
Indikator Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Remaja
Gizi untuk Pertumbuhan dan Perkembangan..................................... 24
Hubungan Gizi dan Penyakit ............................................................. 28
Masalah Gizi pada Remaja ............................................................. 29
Kesehatan Reproduksi pada Remaja................................................ 31
Masalah Makan ................................................................................ 32
Kebiasaan Makan ............................................................................. 36
Pedoman Gizi untuk Remaja..................................................................
38
Berbagai Temuan Indikator Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi 43
KERANGKA BERPIKIR ..................................................................................... 47
METODE PENELITIAN
Disain, Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 53
Teknik Penarikan Contoh ............................................................................ 53
Tahapan Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan
Praktek Gizi.................................................................................................. 56
Analisis Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
Pengumpulan Data ............................................................................ 62
Pengolahan dan Analisis Data........................................................... 62
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi
Identifikasi Konsep ............................................................................ 64
Perumusan Kisi-kisi Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi.. ........... 66
Pengembangan Item Pertanyaan untuk Kuesioner yang Terstruktur . 69
Kesahihan (Validitas) dan Keterandalan (Reliabilitas)
Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi ............................... 78
Evaluasi Akhir Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan
Praktek Gizi pada Remaja ................................................................. 85
Uji Kesahihan (Validitas) dan Keterandalan (Reliabilitas) Alat Ukur
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi untuk Kompetisi Dasar .......... 89
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi pada Remaja
Karakteristik Keluarga Contoh ......................................................... 94
Pengetahuan tentang Gizi................................................................. 103
Sikap terhadap Gizi .......................................................................... 109
Praktek tentang Gizi......................................................................... 113
Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi............................. 124
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan ................................................................................................... 128
Saran.......................................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 130
LAMPIRAN........................................................................................................ 139
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Penelitian pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi
menggunakan ukuran psikometrik ................................................................ 17
2 Angka kecukupan gizi remaja usia 16-18 tahun ............................................. 25
3 Klasifikasi status gizi remaja berdasarkan indeks masa tubuh
menurut umur .................................................................................................. 28
4 Beberapa hasil penelitian pengembangan kuesioner
pengetahuan, sikap dan praktek gizi ............................................................... 44
5 Sebaran contoh pada penelitian pertama......................................................... 54
6 Sebaran contoh pada penelitian kedua ........................................................... 56
7 Alternatif jawaban pertanyaan pengetahuan, sikap dan praktek gizi
pada remaja .................................................................................................... 60
8
Peubah, frekuensi dan kategori data penelitian.............................................. 61
9
Kisi-kisi pengetahuan, sikap dan praktek gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 67
10 Kisi-kisi pengetahuan, sikap dan praktek gizi setelah
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 68
11 Sebaran indikator dan item pengetahuan gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 71
12 Sebaran indikator dan item sikap terhadap gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 72
13 Sebaran indikator dan item praktek gizi sebelum
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 73
14 Konsep, indikator pengetahuan dan praktek gizi setelah
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 75
15 Jumlah item-item pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
setelah diskusi pakar ...................................................................................... 76
16 Indikator dan komponen sikap terhadap gizi setelah
diskusi dengan pakar ...................................................................................... 77
17 Sebaran karakteristik contoh dan keluarga .................................................... 79
18 Tingkat kesukaran item pengetahuan gizi ...................................................... 80
19 Sebaran tingkat kesukaran item pengetahuan gizi .......................................... 81
20 Sebaran korelasi biserial pengetahuan gizi ..................................................... 82
21 Sebaran korelasi pearson sikap terhadap gizi.................................................. 83
22 Sebaran korelasi pearson praktek gizi............................................................ 83
23 Sebaran kesahihan item pengetahuan, sikap dan praktek gizi........................ 84
24 Nilai keterandalan pengetahuan, sikap dan praktek gizi................................ 85
25 Proses pengurangan item pengetahuan gizi.................................................... 87
26 Proses pengurangan item sikap terhadap gizi................................................. 88
27 Sebaran konsep, dimensi, indikator dan variabel sikap
terhadap gizi pada remaja............................................................................... 86
28 Sebaran korelasi biserial dan korelasi pearson untuk variabel
pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja.......................................... 90
29 Nilai reliabilitas pengetahuan, sikap dan praktek gizi ................................... 91
30 Tahapan pengembangan jumlah item pengetahuan, sikap dan praktek gizi .. 92
31 Sebaran konsep, dimensi, indikator dan item-item pengetahuan, sikap dan
praktek gizi pada remaja ............................................................................... 93
32 Sebaran contoh berdasarkan jenis kelamin ..................................................... 94
33 Sebaran contoh berdasarkan umur ................................................................. 95
34 Sebaran contor berdasarkan status gizi .......................................................... 96
35 Sebaran status gizi contoh berdasarkan jenis kelamin .................................. 96
36 Sebaran pendidikan terakhir contoh putus sekolah........................................ 97
37 Sebaran jenis pekerjaan contoh putus sekolah ............................................... 97
38 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga .................................................. 98
39 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan bapak................................................ 99
40 Sebaran contoh berdasarkan pekerajaan ibu ................................................ 100
41 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan bapak ........................................... 101
42 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan ibu................................................ 101
43 Sebaran contoh berdasarkan pendapatan ..................................................... 102
44 Sebaran tingkat pengetahuan gizi contoh .................................................... 103
45 Rata-rata skor pengetahuan gizi contoh berdasarkan konsep gizi ............... 104
46 Rata-rata skor pengetahuan tentang pola hidup seimbang........................... 106
47 Rata-rata skor pengetahuan tentang pola hidup sehat .................................. 108
48 Sebaran sikap tentang gizi contoh berdasarkan kelompok .......................... 109
49 Rata-rata skor sikap terhadap gizi ................................................................ 110
50 Sikap tentang gizi berdasarkan pola makan seimbang................................. 111
51 Sikap tentang gizi berdasarkan konsep gizi dan gaya hidup........................ 112
52 Sebaran tingkat praktek gizi contoh............................................................. 113
53 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan konsep gizi........................ 114
54 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan pola makan seimbang ....... 115
55 Konsumsi sayur dan buah berdasarkan jenis kelamin.................................. 116
56 Sebaran konsumsi makanan sumber zat besi ............................................... 118
57 Sebaran konsumsi makanan beranekaragam................................................ 119
58 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan gizi dan gaya hidup........... 119
59 Sebaran kebiasaan merokok......................................................................... 120
58 Rata-rata skor praktek gizi contoh berdasarkan gizi dan gaya hidup........... 119
61 Sebaran pemahaman contoh tentang pertanyaan pengetahuan, sikap dan
Praktek gizi ...................................................................................................124
62 Sebaran pengetahuan dan sikap terhadap gizi.............................................. 125
63 Sebaran pengetahuan dan praktek gizi contoh ............................................. 125
64 Sebaran praktek dan sikap terhadap gizi...................................................... 126
65 Sebaran koefisien korelasi pengetahuan, sikap dan praktek gizi ................. 127
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Interaksi antara makanan yang tidak cukup dengan penyakit......................... 29
2 Kerangka berpikir pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan
praktek pada remaja ........................................................................................ 49
3 Kerangka berpikir pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja............. 50
4 Tahapan pengembangan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi
pada remaja ................................................................................................... 57
5 Diagram proses pengembangan item-item pengetahuan, sikap dan praktek
gizi pada remaja............................................................................................... 68
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Kuesioner pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
sebelum diskusi pakar (261 item) ................................................................ 139
2 Pemilihan item-item pengetahuan, sikap dan praktek gizi
setelah diskusi pakar dan sebelum uji coba .................................................. 168
3 Kuesioner pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
setelah diskusi pakar dan sebelum uji coba (123 Item)................................. 184
4 Kuesioner pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
Untuk Kompetisi Dasar (28 item) ............................................................... 199
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ketidak seimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan
pada remaja akan menimbulkan masalah gizi kurang atau masalah gizi lebih. Gizi
kurang pada remaja terjadi karena pola makan tidak menentu, perubahan faktor
psikososial yang dicirikan oleh perubahan transisi masa anak-anak ke masa
dewasa dan kebutuhan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan cepat (Cavadini et al.
2000; Escobar 1999; Rickert & Jay 1996). Kekurangan gizi pada remaja
mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit, meningkatkan
angka penyakit (morbiditas), mengalami pertumbuhan tidak normal (pendek),
tingkat kecerdasan rendah, produktivitas rendah dan terhambatnya pertumbuhan
organ reproduksi (Soekirman 2002; BPS 2004). Terhambatnya pertumbuhan
organ reproduksi pada wanita mengakibatkan terlambat haid pertama (menarche),
haid tidak lancar, rongga panggul tidak berkembang maksimal sehingga sulit
melahirkan, gangguan kesuburan dan kesulitan pada saat hamil.
Masalah gizi lebih banyak dialami remaja disamping gizi kurang. Gaya
hidup sedentary, konsumsi makanan yang tidak seimbang memicu terjadinya gizi
lebih dan obesitas (Wang et al. 2000). Gizi lebih dan obesitas pada remaja
berhubungan dengan penyakit degeneratif pada umur yang lebih muda dan
kecenderungan remaja obesitas untuk tetap obesitas pada masa dewasa (Hadi
2005). Merokok dan minum-minuman alkohol merupakan bagian dari gaya hidup
remaja di kota maupun di desa yang dapat menyebabkan penyakit degeneratif
(Aditama 1997).
Dilain pihak tekanan yang berlebihan terhadap bentuk tubuh langsing,
terutama pada remaja putri menyebabkan mereka melakukan berbagai upaya
untuk menurunkan berat badan. Pengaruh lingkungan seperti kelompok atau
teman, iklan di media massa dan tersedianya berbagai macam makanan dengan
kandungan gizi yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya perubahan
kebiasaan makan yang tidak baik (Ricket & Jay 1996). Banyak remaja tidak
menyadari bahwa kebiasaan makan mereka saat ini akan berdampak pada status
kesehatan mereka di kemudian hari (Stang & Story 2004).
Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan
makan pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat pada
kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan
dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam
kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik
akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Wong et al.
1999; Parmenter & Wardle 1999).
Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih
makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi
dan kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya
bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran
tentang kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat (Johnson & Haddad 1985).
Penilaian perilaku gizi remaja diperlukan untuk mengetahui pengetahuan,
sikap dan praktek gizi saat ini dan mengubah perilaku gizi kearah yang lebih baik
serta dapat mencegah penyebab penyakit degeneratif (WHO 2005; Whati et al.
2005). Penilaian perilaku gizi pada remaja memberikan informasi penting tentang
perilaku gizi remaja dan implikasinya untuk kesehatan, sehingga diharapkan
berperan dalam upaya memperbaiki diet mereka.
Untuk menilai pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja diperlukan
suatu alat ukur. Konsistensi pengukuran dan akurasi data yang dikumpulkan
dalam suatu penelitian tergantung pada alat ukur (instrumen/kuesioner) yang
digunakan (Murti 2003; Kline 2000). Banyak masalah penelitian memerlukan
pengembangan alat ukur yang dapat dipercaya serta mampu mengukur hal-hal
yang abstrak seperti kecerdasan, motivasi, pengetahuan, sikap, praktek dan
sebagainya (Azwar 2006). Penelitian pengembangan kuesioner untuk remaja telah
banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti dari berbagai negara. Whati et al. (2005)
dan Anderson et al. (2001) mengembangkan kuesioner pengetahuan gizi yang
valid dan reliabel untuk remaja. De Bourdeaudhuij et al. (2005) mengembangkan
kuesioner yang valid dan reliabel untuk mengukur konsumsi buah dan sayur pada
remaja dihubungkan dengan karakteristik individu, sosial dan lingkungan.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada kajian ilmiah yang membahas alat
ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang memenuhi standar.
Alat ukur yang digunakan untuk pengetahuan, sikap dan praktek gizi seadanya
dan hanya terbatas digunakan untuk kalangan tertentu. Selain itu, alat ukur yang
digunakan untuk kelompok sasaran yang sama bisa berbeda-beda dan sebaliknya
alat ukur yang digunakan pada kelompok sasaran yang berbeda menggunakan alat
ukur yang sama.
Kuesioner penelitian merupakan komponen kunci dalam penelitian yang
berfungsi mengungkap fakta menjadi data. Apabila kuesioner yang digunakan
mempunyai kualitas yang baik yaitu memenuhi validitas dan reliabilitas maka
data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan yang sesungguhnya
dilapangan. Analisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja diperlukan
sebagai gambaran untuk melakukan upaya peningkatan perilaku gizi remaja.
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab masalah berikut: (1) bagaimana
merumuskan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang
baku? (2) bagaimana pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja dan apakah
terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja?
Tujuan Penelitian
(1) Merumuskan alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja yang
standar (baku).
(2) Menganalisis pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja
Manfaat Penelitian
Dengan ditemukannya alat ukur pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja yang terstandarisasi, diharapkan dapat digunakan untuk penelitianpenelitian yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada
remaja.
Penelitian ini diharapkan menghasilkan gambaran pengetahuan, sikap dan
praktek gizi remaja kota dan kabupaten Bogor. Hasil penelitian ini sebagai bahan
masukan bagi pemerhati remaja khususnya pemerintah dalam memberikan
intervensi untuk peningkatan kualitas kesehatan remaja khususnya pengetahuan,
sikap dan praktek gizi remaja
TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik Pertumbuhan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan dewasa,
dengan rentang umur antara 12 sampai 21 tahun. Masa remaja dibagi tiga
kelompok yaitu masa remaja awal antara umur 12-15 tahun, masa remaja
menengah antara umur 15-18 tahun dan masa remaja akhir antara umur 18-21
tahun (Wardlaw et al. 1992). Menurut WHO (1995), remaja dikelompokkan
menjadi tiga kelompok umur berdasarkan perubahan fisik, psikologis dan sosial
yaitu remaja awal berumur antara 10-14 tahun, remaja menengah berumur 15-19
tahun dan remaja akhir atau dewasa muda berumur 19-24 tahun.
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan cepat kedua, dimana pertumbuhan
cepat pertama terjadi pada masa anak bawah lima tahun (balita). Pertumbuhan
cepat (growth spurt) pada remaja merupakan masa pertumbuhan cepat dan unik.
Hal ini terjadi karena perbedaan pertumbuhan fisik dan perubahan komposisi
tubuh antara remaja laki-laki dan perempuan.
Karakteristik Pertumbuhan Fisik dan
Perubahan Komposisi Tubuh
Pada remaja putri pertumbuhan terjadi lebih cepat daripada laki-laki yang
terlihat dari cepatnya pertambahan tinggi badan dan berat badan, ukuran lingkar
badan dan pertumbuhan tulang (Adiningsih 2002). Anak perempuan biasanya
memulai adolescent growth spurt tinggi badan pada usia 10,5 tahun dan anak lakilaki pada usia 12,5 tahun. Rata-rata laju pertumbuhan tinggi badan anak
perempuan 9 cm per tahun dan anak laki-laki 10,3 cm per tahun. Pertambahan
tinggi badan berakhir dengan perbedaan laki-laki dan perempuan lebih tinggi 12,5
cm atau lebih (Spear 1996).
Pertambahan berat badan dimulai pada remaja awal (pre-adolescent growth
spurt) dengan rata-rata kenaikan berat badan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang
kemudian dilanjutkan dengan adolescent growth spurt (Spear 1996). Dibanding
anak laki-laki, growth spurt anak perempuan dimulai lebih cepat yaitu sekitar
umur 9,7-13,3 tahun sedangkan anak laki-laki baru pada umur 11,7 dan 15,3 tahun
(Haddad 1996). Pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti daripada anak
laki-laki. Anak perempuan berumur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan
anak laki-laki baru berhenti pada umur 20 tahun (Soetjiningsih 1998). Pada
perempuan, puncak kecepatan pertambahan berat badan terjadi 6-9 bulan sebelum
perubahan rata-rata tinggi badan. Pertambahan berat badan selama periode ini
kira-kira 50% dari berat badan ideal (Spear 1996).
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan remaja. Margen
(1984)
menjelaskan
bahwa
faktor-faktor
dominan
yang
mempengaruhi
pertumbuhan remaja yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik
merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses pertumbuhan yang
optimal. Faktor genetik merupakan komponen yang sangat menentukan tinggi
badan, berat badan, bentuk tubuh, ukuran payudara, kecepatan pertumbuhan dan
pubertas (Spear 1996).
Faktor lingkungan seperti status sosial ekonomi keluarga dan angka
kesakitan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi usia menarche (Simon &
Andrews 1996). Konsumsi yang tidak seimbang pada masa remaja menyebabkan
tidak terpenuhinya zat-zat gizi untuk pertumbuhan cepat sehingga terhambatnya
pertumbuhan
seperti
usia
menarche
yang
terlambat.
Riyadi
(1996)
mengungkapkan bahwa peningkatan kebutuhan zat besi (sampai 15 persen)
selama remaja digunakan untuk pengembangan massa sel darah merah dan
mioglobin, pertambahan jaringan otot baru, mengkompensasi kehilangan darah
akibat menstruasi yang menyebabkan remaja putri membutuhkan lebih banyak Fe.
Remaja yang tinggal pada keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi
mempunyai tinggi badan lebih tinggi dibanding remaja yang tinggal pada keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah (Rickert & Jay 1996). Remaja yang pernah
pada waktu bayi menderita penyakit kronis, 10%-20% beresiko memiliki
keterbelakangan mental, keterlambatan kematangan seksual dan mempengaruhi
perkembangan psikososial pada saat dewasa (Haddad 1996). Gangguan
pertumbuhan remaja dinegara maju pada umumnya lebih sering disebabkan oleh
faktor genetik, sedangkan dinegara berkembang gangguan pertumbuhan selain
disebabkan oleh faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang mendukung
untuk pertumbuhan yang optimal.
Perubahan Hormonal
Selain perubahan komposisi tubuh, pada masa remaja terjadi perubahan
hormonal yang menyebabkan terjadinya perbedaan karakteristik remaja laki-laki
dan perempuan. Pada masa remaja, perubahan hormon terjadi rata-rata pada usia
10-16 tahun (Soetjiningsih 1998). Hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan
dan perkembangan remaja adalah hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon
seks, insulin, IGFs (Insulin-like Growth Factors) dan hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar adrenal (Spear 1996).
Hormon pertumbuhan atau Somatotropin merupakan hormon yang berfungsi
sebagai pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama kerangka.
Pertumbuhan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan.
Hormon pertumbuhan akan merangsang terbentuknya somatomedin yang
kemudian mempengaruhi pertumbuhan tulang rawan anak usia 10-14 tahun (Fox
1993). Hormon pertumbuhan mempunyai circadian variation yang aktivitasnya
meningkat pada malam hari sewaktu anak tidur, sesudah makan, sesudah latihan
fisik dan pada saat terjadinya perubahan gula darah.
Pertumbuhan hormon estrogen dan androgen dimulai saat pubertas. Hormon
tersebut sangat berperan dalam perilaku seksual. Hormon androgen memproduksi
testoteron pada pria 6-8 mg/hari, sedangkan wanita 0,5 mg/hari. Hormon estrogen
dihasilkan oleh rahim wanita untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
organ reproduksi, karakteristik seksual sekunder wanita (payudara dan rambut
pada pubis) dan mengatur siklus menstruasi (Spear 1996; Simon & Andrews
1996).
Perubahan hormonal di masa puber terjadi secara teratur yang dikendalikan
oleh sistem syaraf pusat dan kelenjar endokrin. Kelenjar pituitari yang terletak di
dasar otak berperan penting dalam produksi dan sekresi hormon (Fox 1993).
Kelenjar ini disebut master gland karena mensekresi hormon ke sistim aliran
darah yang menstimulasi kelenjar lain untuk menghasilkan berbagai macam
hormon. Pada masa puber, kelenjar pituitari meningkatkan hormon pertumbuhan,
Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) (Rickert &
Jay 1996). Pada perempuan, FSH dan LH menstimulasi ovari untuk memproduksi
dan mensekresi hormon estrogen dan progesteron.
Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi
(menarche). Menstruasi atau haid adalah pengeluaran secara periodik darah dan
sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi
dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk hamil.
Menurut Spear (1996), menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik
(biasanya setiap bulan) dari uterus yang merupakan campuran darah, cairan
jaringan dan bagian kecil dari rahim (endometrium).
Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun, tergantung pada
berbagai faktor termasuk kesehatan wanita, konsumsi gizi dan status gizi. Simon
dan Andrews (1993) mengatakan bahwa penurunan usia awal menstruasi sebagian
besar disebabkan karena peningkatan standar kehidupan ekonomi yang
menyebabkan peningkatan pemenuhan gizi pada masa remaja dan kemudahan
akses perawatan kesehatan. Hal ini terlihat bahwa seratus tahun yang lalu, umur
menarche adalah 15,5 tahun. Sekarang rata-rata seorang remaja putri
mendapatkan menarche pada umur 13 tahun, bahkan ada yang mendapatkan
menarche umur sembilan tahun (Spear 1996).
Pengaruh gizi pada saat puber sangat ditentukan keadaan status gizi pada
usia dini. Dari 78 anak laki-laki yang diikuti dari usia 6 bulan sampai 14 tahun,
berat badan selama balita berhubungan dengan kematangan dan tinggi badan saat
remaja (Jhonston & Haddad 1996).
Perubahan komposisi tubuh pada masa remaja menyebabkan kebutuhan gizi
meningkat terutama energi, besi dan protein. Dari data beberapa negara ditemukan
bahwa remaja akan mengalami pertambahan tinggi badan dan usia puber yang
lebih awal (Rickert & Jay 1996). Hal ini terjadi karena konsumsi makanan yang
lebih baik dan kesehatan pada saat anak-anak yang baik. Namun apabila konsumsi
makanan tidak dibekali dengan pengetahuan, sikap dan praktek gizi yang cukup
akan mengakibatkan terjadinya berbagai masalah gizi yaitu kekurangan atau
kelebihan gizi. Kekurangan gizi pada remaja menyebabkan pertumbuhan tubuh
menjadi terganggu dan tidak maksimal.
Pengetahuan, Sikap dan Praktek Gizi Pada Remaja
Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi adalah kemampuan seseorang untuk mengingat kembali
kandungan gizi makanan serta kegunaan zat gizi tersebut dalam tubuh (Camire &
Dougherty 2005). Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif yang dibutuhkan
untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan, agar struktur
pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan dapat dikembangkan.
Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan makan suatu masyarakat.
Menurut Susanto (1997), tumbuhnya kebiasaan makan dalam masyarakat
dipengaruhi oleh unsur-unsur pengetahuan masyarakat dalam memilih dan
mengolah pangan sehari-hari.
Pengetahuan gizi seseorang juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan bisa menggambarkan kemampuan kognitif dan pengetahuan
yang dipunyai seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal maka
semakin luas tingkat pengetahuan seseorang. Hasil penelitian Yusra (1998)
menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan Pasangan Usia Subur
(PUS), semakin tinggi skor pengetahuan tentang pesan PUGS.
Pada masa remaja seharusnya diberikan kesempatan untuk memperoleh
pengetahuan tentang manfaat gizi secara optimal, yang dapat mencegah terjadinya
berbagai penyakit dikemudian hari. Remaja merupakan kelompok yang beresiko
memiliki kesehatan yang rendah karena perhatian pemerintah maupun penelitian
terhadap kesehatan remaja sangat sedikit (Mila 2004). Hal ini sangat merugikan
remaja karena beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya
bisa diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran
tentang kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat.
Pemberian pengetahuan gizi pada remaja dapat dilakukan secara formal dan
informal. Peningkatan pengetahuan gizi remaja secara formal dapat dilakukan
melalui pendidikan gizi di sekolah-sekolah. Hasil penelitian Syarief et al. (2001)
menemukan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebagian besar siswa
setelah mendapatkan materi Pengetahuan Pangan dan Gizi yang diintegrasikan
kedalam kurikulum Sekolah Menengah. Sztainer et al. (1995) juga menemukan
bahwa program pendidikan gizi “The Weight to Eat” pada remaja SMU dapat
meningkatkan pengetahuan gizi remaja dan pola makan serta pencegahan perilaku
makan yang tidak sehat.
Sikap tentang Gizi
Sikap diartikan sebagai kecendrungan individu untuk menanggapi dengan
cara tertentu terhadap situasi, benda, ide, orang dan isu. Kecenderungan tersebut
ditanggapi secara suka atau tidak suka terhadap obyek tertentu. Oppenheim (1966)
mengatakan bahwa sikap merupakan kecendrungan untuk mengevaluasi
seseorang, kejadian atau situasi dengan cara tertentu dan kecenderungan untuk
bertindak sesuai dengan hasil evaluasi tersebut.
Sikap adalah kecendrungan seseorang untuk bertingkah laku dalam
menghadapi suatu rangsangan. Misalnya seseorang yang mempunyai sikap positif
terhadap makanan yang pedas, akan selalu memilih atau membeli makanan yang
pedas setiap kali menemui makanan pedas. Sebaliknya orang bersikap negatif
terhadap makanan pedas selalu akan menghindar kalau menjumpai makanan
pedas. Sikap ini bisa terjadi terhadap benda, situasi, orang, kelompok, nilai-nilai
dan semua hal yang terdapat disekitar manusia (Muljono 2000). Sikap merupakan
suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan pikiran atau daya nalar yang disiapkan
untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu hal, sehingga secara langsung
dapat mempengaruhi perilaku, begitu juga