Pengetahuan dan sikap gizi, praktek konsumsi susu serta status gizi ibu hamil

ABSTRACK
Atika Primadala Amrin. Nutritional Knowledge and Attitude, Milk Consumption
and Nutritional Status of Pregnant Women. Under Direction of Cesilia Meti
Dwiriani.
Nutritional problems among pregnant women can be avoided if the
addition of nutritional need during pregnancy are supported by adequate food
intake. Milk is one example of food for pregnant women. Pregnant women has
been a potential group for milk industry as this group has special nutritional
needs. Based on The National Agency of Drug and Food Control in 2005, there
were 56 products special for pregnant and lactating women. General objective of
this research was to study the relation between nutritional knowledege and
attitude, milk consumption and nutritional status of pregnant women in Bogor.
The research was using cross-sectional study design and was conducted on July
2011 in Puskesmas Sindangbarang, Posyandu Balumbang Jaya and three
maternal care centers in Bogor. Samples was choosen purposively that is those
on the third trimester. There were 70 healthy pregnant women involved and being
interviewed using questionairre in this research. Most of the samples chose to
consume special milk for pregnant women. There’s negative relation between
knowledge and the kind of milk product chosen (r=-0,273;p 80%; sedang apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor 8 kali dengan selang waktu 29,0)

> 6,8


Ditentukan pada setiap
individu
(Sumber: Institute of Medicine: Nutrition during preganancy, Washington DC, 1990 dikutip
dalam Moore 1997)

Beberapa studi yang tersebar di seluruh dunia menunjukkan bahwa
pertambahan berat total ibu selama kehamilan (gestational weight gain) berada
pada rentang 8 -14 kg. Lebarnya rentang pertambahan berat badan total ini
disebabkan sangat bervariasinya kondisi ibu ( misal, tinggi badan, kondisi sosio

12

ekonomi,

tingkat

konsumsi

pangan).


Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pertambahan berat badan total ibu selama kehamilan adalah status gizi ibu
sebelum hamil (prapregnancy nutritional status), konsumsi zat gizi selama
kehamilan, tinggi badan ibu, asal etnis, umur dan paritas, aktivitas fisik, status
sosial ekonomi, dan kebiasaan-kebiasaaan selama kehamilan (merokok dan
minum alkohol) (Yongki 2007).
Selain pertambahan berat badan ibu hamil, penilaian antropometri
terhadap ibu hamil dapat dilakukan dengan cara mengukur lingkar lengan atas
(LILA). Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang
menderita Kurang Energi Kronis (KEK).
Penilaian konsumsi pangan ibu hamil
Penilaian tentang asupan pangan dapat diperoleh melalui ingatan 24 jam
atau metode lainnya (Arisman 2007). E-Siong et al. (2004) dalam Widajanti
(2009) menyatakan bahwa metodologi intake makanan khususnya untuk survei

konsumsi gizi individu lebih disarankan menggunakan Recall 24 jam dan Food
Frequency Questionnaires. Hal ini lebih dikarenakan dari sisi kepraktisan dan
kevalidan data masih dapat diperoleh dengan baik selama yang melakukan
terlatih.
Recall 24 jam adalah wawancara dengan meminta responden untuk
menyebutkan semua makanan dan minuman yang dikonsumsinya dalam waktu
24

jam

sebelumnya.

Recall

yang

tidak

diberitahukan


sebelumnya

direkomendasikan untuk dilakukan karena responden tidak dapat mengubah apa
yang mereka makan secara restropektif dan dengan demikian intsrumen ini tidak
dapat mengubah pola makan responden. Kerugian utama pada metode recall 24
jam adalah bahwa metode tersebut hanya mengandalkan daya ingat dan
kemampuan responden dalam memperkirakan ukuran takaran saji makanan. Di
samping itu, kita tidak dapat memastikan kebenaran apakah dorongan sosial
tidak memengaruhi pelaporan asupan makanan setiap hari yang dilakukan
sendiri oleh responden. Keuntungan yang patut dicatat pada metode Recall 24
jam adalah bahwa metode ini sangat sesuai bagi masyarakat yang kurang
mampu menulis sehingga pencatatan asupan makanan menjadi pekerjaan yang
sulit bagi mereka. Akhirnya, karena metode recall 24 jam dilakukan oleh
pewawancara sendiri, pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara yang
sangat konsisten (Gibney et al. 2009).

13

Metode recall 24 jam terbukti sangat berguna dalam berbagai penelitian
populasi, khususnya bagi tujuan monitoring gizi. Asupan makanan dalam satu

hari dapat memberikan estimasi yang dapat diandalkan tentang asupan
makanan rata-rata pada kelompok populasi yang luas. Metode ini sangat tepat
untuk mengkaji asupan antarkelompok populasi dengan pola makan yang
berbeda secara nyata karena bersifat open-ended (jawaban pertanyaannya
terbuka) (Gibney et al. 2009).
Kebutuhan zat gizi ibu hamil
Saat hamil diperlukan tambahan zat gizi seperti karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral (vitamin A, vitamin C, vitamin K, asam folat, zat besi,
yodium dan kalsium) dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh ibu dan perkembangan janin. Ibu hamil memerlukan zat gizi yang cukup
sebelum, selama dan sesudah kehamilan. Zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
pertumbuhan otot, organ tubuh, jaringan gigi, tulang, dan pembentukan sel darah
merah. Apabila asupan gizi ibu kurang, maka janin akan mengambil simpanan
makanan dari tubuh ibunya (Depkes 2000)
Menurut Hardinsyah dan Tambunan (2004), tambahan energi yang
dianjurkan untuk ibu hamil trimester 1 adalah sebesar 180 kkal/hari sedangkan
pada trimester 2 dan 3 tambahan kalori yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah
sebesar 300 kkal/hari. angka kecukupan energi (AKE) adalah sebesar 2000
kkal/hari dan angka kecukupan protein sebesar 52 g/hari.
Peningkatan kebutuhan gizi ibu hamil tidak hanya pada energi dan protein

saja tetapi juga zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral. Apabila ibu hamil
kekurangan vitamin maupun mineral maka pembentukan sel-sel tubuh anak akan
terhambat. Anak yang dilahirkan bisa kurang darah, cacat bawaan, kelainan
bentuk, atau ibu mengalami keguguran (Nadesul 2005).
Faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
Status gizi ibu sewaktu konsepsi dipengaruhi oleh (1) keadaan sosial
ekonomi ibu sebelum hamil, (2) keadaan kesehatan dan gizi ibu, (3) jarak
kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama, (4) paritas, dan (5) usia
kehamilan pertama. Status gizi ibu pada waktu melahirkan ditentukan
berdasarkan keadaan kesehatan dan status gizi waktu konsepsi, juga
berdasarkan (a) keadaan sosial dan ekonomi waktu hamil, (b) derajat pekerjaan
fisik, (c) asupan pangan, dan (d) pernah tidaknya terjangkit penyakit infeksi
(Arisman 2007).

14

KERANGKA PEMIKIRAN
Masalah gizi pada ibu hamil dapat berpengaruh pada kesehatan bayi
yang dikandungnya. Gizi ibu yang buruk sebelum kehamilan maupun saat
kehamilan dapat menyebabkan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT), bayi lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gangguan pertumbuhan dan
perkembangan otak bayi serta peningkatan resiko kesakitan dan kematian
(Yongki 2007). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa masalah gizi pada ibu
hamil berhubungan dengan asupan zat gizi dari makanan sehari-hari, sehingga
pengaturan makan yang baik diperlukan bagi ibu hamil untuk mengimbangi
peningkatan kebutuhan zat gizi selama kehamilan. Praktek konsumsi susu
merupakan bagian dari penerapan kebiasaan makan ibu hamil.
Pengetahuan dan sikap gizi dapat mempengaruhi kebiasaan makan
seseorang. Wong et al. (1999) menyatakan bahwa pengetahuan mempunyai
korelasi positif dengan sikap, artinya semakin tinggi pengetahuan gizi makan
semakin baik sikap terhadap gizi. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap
dan kemudian berpengaruh terhadap perilaku pemilihan makanan yang pada
akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.
Pengetahuan gizi adalah segala bentuk informasi yang berkaitan dengan
pangan dan gizi. Pengetahuan termasuk didalamnya pengetahuan gizi dapat
diperoleh melalui pendidikan formal maupun pendidikan informal. Khomsan
(2009) menyatakan seseorang dapat memperoleh pengetahuan gizi melalui
berbagai sumber seperti buku-buku pustaka, media massa maupun orang lain.
Sikap dapat dipelajari, baik dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap diantaranya adalah

pengalaman pribadi, orang lain yang dianggap penting serta media massa. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap gizi seseorang
dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu maupun keluarganya serta sumber
informasi yang tersedia di lingkungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengetahuan dan sikap gizi,
praktek konsumsi susu serta hubungannnya dengan status gizi ibu hamil. Secara
keseluruhan, skema kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

15

Karakteristik keluarga contoh:
1. Besar keluarga
2. Pendidikan dan pekerjaan
suami
3. Pendapatan/kapita/bulan

Karakteristik contoh:
1. Usia
2. Pendidikan dan
pekerjaan ibu hamil

3. Riwayat kehamilan
4. Pengeluaran/bulan
untuk susu

Media Informasi
Pengetahuan gizi

Sikap

Aktivitas fisik
dan perubahan
hormon

Preferensi
pangan contoh

Kebiasaan makan

Praktek konsumsi susu:
1. Jenis produk

2. Frekuensi konsumsi
3. Jumlah konsumsi
4. Tempat pembelian
5. Alasan konsumsi

Intik makanan dan
kecukupan gizi ibu
hamil

Status kesehatan
ibu hamil

Status gizi ibu
hamil

Status kesehatan
bayi

Gambar 1 Kerangka pemikiran pengetahuan, sikap, praktek konsumsi susu dan status
gizi ibu hamil.


Keterangan:
: Variabel yang tidak diamati
: Variabel yang diamati

16

METODE
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Pemilihan tempat
dilakukan secara purposif dengan pertimbangan kemudahan akses dan
perolehan izin. Penelitian dilaksanakan di satu puskesmas dan klinik bersalin di
Kota serta di dua klinik bersalin dan dua posyandu di Kabupaten Bogor. Waktu
penelitian berlangsung pada bulan Juli 2011.
Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh
Contoh pada penelitian ini dipilih secara purposif. Kriteria inklusi contoh
yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan trimester III, usia ibu hamil di atas 18
tahun, tidak merokok dan minum alkohol dan tidak berpenyakit kronis serta
bersedia dijadikan contoh. Minimal jumlah contoh dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

n>

Zα2 x p x (1-p)
d2

Jumlah contoh (n) diperoleh dengan menggunakan prevalensi (p) ibu hamil
dengan tingkat kecukupan energi kategori defisit berat yaitu sebesar 79,7%.
Prevalensi ibu hamil dengan tingkat kecukupan energi kategori defisit berat
berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Ciampea, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat (Tristiyanti 2005). Prevalensi ini digunakan karena tidak
ditemukan penelitian terkait yang mencantumkan prevalensi konsumsi susu pada
ibu hamil. Tingkat kepercayaan yang digunakan (ɑ) adalah 0,05 dan estimasi
toleransi (d) sebesar 10%. Jumlah minimal sampel yang diperoleh adalah 62,1.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang yang terdiri atas 35 orang
ibu dari klinik di Kota Bogor dan 35 orang ibu dari klinik di Kabupaten Bogor.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data
primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang dilakukan
terhadap ibu hamil yang menjadi contoh dalam penelitian ini.
Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik contoh dan keluarga,
pengetahuan dan sikap gizi, media informasi tentang susu bagi ibu hamil,
kebiasaan makan, konsumsi pangan dan praktek konsumsi susu serta status gizi
ibu hamil. Karakteristik contoh meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, riwayat
kehamilan (paritas dan keluhan kehamilan) dan besar pengeluaran/bulan untuk
susu. Karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pendidikan dan pekerjaan

17

suami serta pendapatan/kapita/bulan. Pengetahuan gizi ibu hamil diperoleh
dengan menilai jawaban contoh terhadap 20 pertanyaan mengenai gizi secara
umum, kesehatan ibu hamil, susu dan kesehatan bayi. Sikap gizi ibu hamil
diperoleh dengan menilai jawaban contoh terhadap 20 pernyataan mengenai gizi
secara umum, kesehatan ibu hamil, susu dan kesehatan bayi. Pertanyaan dan
pernyataan untuk mengukur pengetahuan dan sikap gizi disusun oleh penulis
untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan dan sikap gizi contoh
mengenai gizi secara umum, kesehatan ibu hamil, susu dan kesehatan bayi.
Data mengenai media informasi tentang susu bagi ibu hamil diperoleh melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kebiasaan makan selama
kehamilan meliputi frekuensi makan utama, sarapan, konsumsi pangan hewani
dan nabati, konsumsi sayuran dan buah-buahan serta konsumsi makanan
selingan. Praktek konsumsi susu meliputi jenis dan bentuk susu, frekuensi
minum susu, tempat pembelian, atribut utama yang paling diperhatikan saat
membeli susu dan alasan utama konsumsi susu selama kehamilan. Data
konsumsi pangan diperoleh dengan cara recall 24 jam. Secara lengkap
kuesioner penelitian disajikan dalam Lampiran 1. Jenis data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini beserta variabel penelitian dan cara pengumpulannya
disajikan dalam Tabel 2.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer. Data yang diperoleh diolah
secara deskriptif dan inferensia. Uji beda berdasarkan wilayah untuk setiap data
yang tersebar normal menggunakan uji Independent Sample T-test sedangkan
data yang tersebar acak menggunakan Mann-Whitney. Korelasi antara variabel
yang tersebar normal di uji menggunakan Pearson dan korelasi antara variabel
yang tersebar acak di uji menggunakan Spearman.
Usia contoh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu; kurang dari 20 tahun; 20
hingga 35 tahun; dan lebih dari 35 tahun. Pengeluaran per bulan untuk susu
merupakan jumlah uang yang dibelanjakan oleh contoh untuk susu selama satu
bulan. Besar keluarga di kelompokkan menjadi tiga, yaitu kecil (≤ 4 orang);
sedang (5 – 6 orang); dan besar (≥ 7 orang) (Hurlock 1998). Pendidikan contoh
dan suami dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: pendidikan dasar (SD); pendidikan
menengah (SMP dan SMA); dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi) (Mawaddah
& Hardinsyah 2008). Pekerjaan contoh dan suami dibedakan berdasarkan jenis
pekerjaan, yaitu: pegawai swasta; wiraswasta; guru; PNS; buruh; dan lainnya.

18

Contoh juga dibedakan berdasarkan status pekerjaannya, yaitu: bekerja dan
tidak bekerja. Pendapatan per kapita per bulan diperoleh dari pembagian
pendapatan total seluruh anggota keluarga selama satu bulan dengan jumlah
total anggota keluarga tersebut.
Pengetahuan gizi contoh diperoleh dengan menilai jawaban contoh
terhadap 20 pertanyaan mengenai gizi secara umum, kesehatan ibu hamil, susu
dan kesehatan bayi. Jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah
diberi skor 0. Sikap gizi contoh diperoleh dengan menilai jawaban contoh
terhadap 20 pernyataan tentang kebiasaan makan selama hamil serta konsumsi
susu pada masa kehamilan. Pernyataan positif jika setuju diberi skor 1 dan tidak
setuju diberi skor 0, sedangkan untuk pernyataan negatif jawaban setuju diberi
skor 0 dan tidak setuju diberi skor 1. Pengetahuan dan sikap gizi contoh
dikelompokkan menjadi: baik (skor > 80%); sedang (skor 60-80%); dan kurang
(skor 6,8

Ditentukan
individu
(Sumber: Institute of Medicine 1990 dikutip dalam Moore 1997)

pada

setiap

Definisi Operasional
Ibu hamil adalah wanita yang sedang mengandung dengan usia kehamilan lebih
dari 6 bulan (trimeseter III), usia ibu hamil di atas 18 tahun, memiliki
catatan pemeriksaan kehamilan relatif lengkap (berat badan prahamil,
tinggi badan, pertambahan berat badan selama kehamilan), tidak
merokok dan minum alkohol dan tidak berpenyakit kronis.
Pengetahuan gizi adalah pemahaman ibu hamil mengenai gizi secara umum,
kesehatan ibu hamil, susu dan kesehatan bayi., diperoleh dengan menilai
jawaban contoh terhadap 20 pertanyaan. Pengetahuan gizi ibu hamil
kemudian dikelompokkan menjadi baik apabila skor > 80%; sedang
apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor
80%; sedang apabila skor 60-80%; dan kurang apabila skor 35

2

5,7

0

0

2

2,9

TOTAL
Pendidikan

35

100

35

100

70

100

2

5,7

11

31,4

13

18,6

Menengah (SMP, SMA)

13

37,1

24

68,6

37

52,9

Tinggi (Perguruan tinggi)

20

57,1

0

0

20

28,6

35

100

35

100

70

100

Bekerja

15

42,9

3

8,6

18

25,1

Tidak Bekerja

20

57,1

32

91,4

52

74,3

35

100

35

100

70

100

3

8,6

1

2,9

4

5,7

Usia
< 20
20 – 35

Dasar (SD)

TOTAL
Status Pekerjaan

TOTAL
Jenis Pekerjaan
Pegawai Swasta
Wiraswasta

1

2,9

2

5,7

3

4,3

PNS/Guru

11

31,4

0

0,0

11

15,7

Tidak Bekerja

20

57,1

32

91,4

52

74,3

35

100

35

100

70

100

1x

10

28,6

16

45,7

26

37,1

2-3x

23

65,7

19

54,3

42

60

>3x

2

5,7

0

0

2

2,9

TOTAL

35

100

35

100

70

100

TOTAL
Paritas

Usia
Usia seluruh contoh berkisar antara 19 hingga 40 tahun, rata-rata usia
contoh adalah 27,3  4,5 tahun. Umumnya contoh di Kota (88,6%) dan
Kabupaten (100%) Bogor berada pada kelompok usia 20-35 tahun. Hanya 2%
contoh dari Kota Bogor berada pada kisaran usia kurang dari 20 tahun. Terdapat

24

perbedaan nyata antara sebaran contoh berdasarkan usia di Kota dan
Kabupaten Bogor.
Sebagian besar contoh dalam penelitian ini tidak berada pada kelompok
usia yang memiliki risiko kehamilan. Menurut Depkes (1997) salah satu keadaan
yang menambah risiko kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan
risiko kematian ibu adalah kehamilan di usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun.
Pendidikan contoh
Lebih dari separuh contoh di Kota Bogor (57,1%) mencapai pendidikan
tinggi sedangkan sisanya menempuh pendidikan menengah (37,1%) dan
pendidikan dasar (5,7%). Contoh di Kabupaten Bogor sebagian besar mencapai
pendidikan menengah (68,6%) dan sisanya (31,4%) hanya menempuh
pendidikan dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak contoh di
Kota Bogor yang menempuh pendidikan lebih tinggi dibandingkan contoh di
Kabupaten Bogor. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pendidikan contoh
di Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
Pekerjaan contoh
Jumlah contoh yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah 70 ibu
hamil yang tersebar di Kota dan Kabupaten Bogor. Berdasarkan status pekerjaan
contoh di bedakan menjadi bekerja dan tidak bekerja. Baik contoh yang berada
di Kota maupun Kabupaten Bogor sebagian besar tidak bekerja. Sebanyak
57,1% contoh di Kota Bogor dan sebanyak 91,4% contoh di Kabupaten Bogor
tidak bekerja. Terdapat perbedaan yang signifikan antara status pekerjaan
contoh di Kota dan Kabupaten Bogor.
Jenis pekerjaan contoh antara lain sebagai pegawai swasta, wiraswasta,
guru, dan PNS. Sebagian besar contoh di Kota Bogor (40%) bekerja sebagai
guru, sedangkan sebagian besar contoh di Kabupaten Bogor (66,7%) bekerja
sebagai wiraswasta. Hasil penelitian menunjukkan contoh di Kabupaten bogor
sebagian besar bekerja sebagai wiraswasta, sedangkan sebagian contoh di Kota
Bogor memilki jenis pekerjaan yang tersebar rata sebagai PNS dan guru. Lebih
banyak contoh di Kota Bogor dengan jenis pekerjaan formal. Uji korelasi Pearson
menunujukkan terdapat hubungan yang signifikan positif antara pendidikan
dengan jenis pekerjaan contoh (r=0,491;p

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Status Gizi Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Buhit Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014

1 67 103

Hubungan Pola Makan Ibu Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Di Desa Gampoeng Keude Bagok Dan Keude Bagok Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceh Timur Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2002

3 50 70

Hubungan Pola Makan Ibu Menyusui Dengan Status Gizi Bayi Di Desa Gampoeng Keude Bagok Dan Keude Bagok Kecamatan Nurussalam Kabupaten Aceb Timur Naoggroe Aceb Darussalam Tahun 2002

0 34 70

Hubungan Pola Konsumsi, Ketersediaan Pangan, Pengetahuan Gizi Dan Status Kesehatan Dengan Kejadian Kek Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Simalungun 2008

13 92 114

Gambaran Status Gizi Ibu Hamil berdasarkan Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di Kelurahan Sukamaju Kota Depok

2 20 0

Pengetahuan Sikap, dan Praktek Gizi serta Tingkat Konsumsi Ibu Hamil di Kelurahan Kramat Jati dan Kelurahan Ragunan Propinsi DKI Jakarta

0 8 88

Pola Konsumsi Pangan dan Konsumsi Susu serta Status Gizi Ibu Hamil di Kota Bogor

0 5 58

Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan Praktek Konsumsi Susu Anak Sekolah TK

1 10 40

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU HAMIL DAN FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu Hamil Dan Frekuensi Pemeriksaan Kehamilan Dengan Status Gizi Ibu Hamil Di Puskesmas 2 Colomadu.

0 0 17

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

0 0 14