Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas satu variabel dependen dan empat variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi PE. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini antara lain belanja modal tahun sebelumnya BM, angkatan kerja AK, pendidikan PEN dan desentralisasi fiskal DF.

3.1.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Variabel Dependen • Pertumbuhan Ekonomi PE Variabel pertumbuhan ekonomi ini diproksi dengan perubahan nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Satuan yang digunakan adalah Juta Rp. Data diperoleh dari BPS. b. Variabel Independen • Belanja Modal BMt_1 Variabel belanja modal didefinisikan sebagai pengeluaran yang digunakan untuk pembelian pengadaan pembangunan asset tetap berwujud yang nilai manfaatnya lebih dari setahun dan atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah. Dalam penelitian belanja modal yang digunakan adalah belanja modal tahun sebelumya. Variabel ini dinyatakan dalam satuan Juta Rupiah. Data diperoleh dari BPS. • Angkatan Kerja AK Angkatan kerja adalah jumlah penduduk usia kerja berusia 10 tahun ke atas yang bekerja, yaitu melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang jasa secara kontinu paling sedikit satu jam dalam seminggu di Provinsi Jawa Tengah. Variabel ini dinyatakan dalam satuan orang dan data diperoleh dari BPS. • Pendidikan PEN Pendidikan dalam penelitian ini diproksi dengan penduduk berumur 10 tahun ke atas yang telah menamatkan pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas SMA dibanding dengan jumlah penduduk menurut kabupaten kota di Provinsi Jawa Tengah. Variabel ini dinyatakan dalam satuan persen. Data diperoleh dari BPS. • Desentralisasi Fiskal DF Variabel desentralisasi fiskal dalam penelitian ini diproksi dengan realisasi pendapatan asli daerah dibanding dengan total penerimaan daerah atau dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut. Keterangan : DF = Desentralisasi Fiskal PAD = Pendapatan Asli Daerah Miliar Rp TPD = Total Penerimaan Daerah Miliar Rp Variabel ini dinyatakan dengan satuan persen. Data diperoleh dari BPS. • Dummy variable Dalam estimasi model panel data ini menggunakan variabel dummy, yaitu dummy daerah yang meliputi kabupaten kota di Jawa Tengah dengan daerah acuan benchmark Kota Semarang karena selama periode penelitian Kota Semarang memiliki perubahan nilai PDRB paling tinggi. Penggunaan dummy daerah dalam penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan yang terjadi antar daerah Kabupaten Kota dalam enam tahun periode penelitian. Dalam penelitian ini digunakan tiga puluh empat dummy daerah yaitu dummy Kab. Cilacap, dummy Kab. Banyumas, dummy Kab. Purbalingga, dummy Kab. Banjarnegara, dummy Kab. Kebumen, dummy Kab. Purworejo, dummy Kab. Wonosobo, dummy Kab. Magelang, dummy Kab. Boyolali, dummy Kab. Klaten, dummy Kab. Sukoharjo, dummy Kab. Wonogiri, dummy Kab. Karanganyar, dummy Kab. Sragen, dummy Kab. Grobogan, dummy Kab Blora, dummy Kab. Rembang, Kab. Pati, dummy Kab. Kudus, dummy Kab. Jepara, dummy Kab. Demak, dummy Kab. Semarang, dummy Kab. Temanggung, dummy Kab. Kendal, dummy Kab. Batang, dummy Kab Pekalongan, dummy Kab. Pemalang, dummy Kab. Tegal, dummy Kab. Brebes, dummy Kota Magelang, dummy Kota Surakarta, dummy Kota Salatiga, dummy Kota Pekalongan, dan dummy Kota Tegal.

3.2 Jenis dan Sumber Data