14
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Agensi Agency Theory
Jensen dan Meckling 1976 menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer agent dan pihak pemilik principal yang
timbul saat pihak principal memberikan wewenang kepada manajer untuk memberikan jasanya dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
kepentingan perusahaan. Hubungan ini tercipta atas dasar saling membutuhkan antara kedua belah pihak untuk memenuhi peran serta kepentingan yang berbeda-
beda. Adanya perbedaan kepentingan dalan menjalankan hubungan keagenan
seringkali menimbulkan masalah yang dikenal dengan istilah agency problem. Penyebab utama terjadinya masalah ini adalah adanya perbedaan informasi yang
diterima informasi asimetri oleh pihak perusahaan yang diberikan pihak manajemen Jensen dan Meckling, 1976. Asimetri informasi dapat berupa
informasi yang terdistribusi dengan tidak merata diantara agen dan prinsipal, serta tidak mungkinnya prinsipal untuk mengamati secara langsung usaha yang
dilakukan oleh agen. Hal ini menyebabkan agen cenderung melakukan perilaku yang tidak semestinya Scott, 2000.
Permasalahan yang terjadi didalam teori agency biasanya disebabkan oleh para pengambil keputusan yang tidak andil dalam menanggung risiko sebagai
14
15
akibat dari kesalahan pengambilan keputusan. Menurut para pengambil keputusan risiko tersebut seharusnya ditanggung oleh para pemilik saham. Oleh karena itu,
timbulah ketidaksinkoronan antara pemilik saham dengan pihak pengambil keputusan dalam hal ini ialah manajer.
Konflik yang terjadi antara pemilik saham dengan pihak manajemen perusahaan dapat diatasi dengan cara, manajer harus menjalankan perusahaan
sesuai dengan kepentingan para pemegamg saham dan dalam mengambil keputusan harus sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Para pemegang
saham dapat memonitor kinerja manajemen perusahaan. Tetapi dalam kenyataannya para pemegang saham tidak dapat memonitor semua kinerja
manajemen secara keseluruhan dikarenakan kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin bersarnya ukuran perusahaan.
2.1.2. Manajemen Risiko