25
darah ini, seperti hormon insulin, glukagon, glukokortikoid dan hormon pertumbuhan.
1
Dalam keadaan setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada manusia dan banyak mamalia akan berada dalam kisaran 4,5-5,5 mmoll. Setelah
mengkonsumsi sarapan karbohidrat, kadar tersebut dapat naik hingga 6,5-7,2. Selama puasa kadar glukosa darah akan turun menjadi sekitar 3,3-3,9 mmolL.
Penurunan mendadak glukosa darah akan menimbulkan serangan konvulsi, seperti terlihat pada overdosis insulin, karena ketergantungan otak langsung pada pasokan
glukosa. Namun kadar yang jauh lebih rendah dapat ditoleransi asalkan terdapat adaptasi yang progresif; misal, tikus yang sudah teradaptasi dengan diet tinggi-
lemak akan tampak normal dengan konsentrasi glukosa darah 1,1 mmolL.
6
2.8.1 HORMON-HORMON YANG MEMAINKAN PERANAN DALAM MENGATUR GLUKOSA DARAH
Insulin memainkan peranan sentral dalam mengatur glukosa darah. Di samping pengaruh langsung hiperglikemia dalam meningkatkan ambilan glukosa
baik ke hati maupun jaringan perifer, hormon insulin juga mempunyai peranan sentral dalam mengatur konsentrasi glukosa darah. Hormon ini dihasilkan oleh sel-
sel B pada pulau-pulau langerhans pangkreas sebagai reaksi langsung terhadap keadaan hiperglikemia. Jadi konsentrasi insulin di dalam darah sejajar dengan
konsentrasi darah.
6
26
Glukagon merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel-sel A pada pulau langerhans. Sekresi hormon ini dirangsang oleh keadaan hipoglikemia. Pada saat
mencapai hati, hormon glukagon menimbulkan glikogenolisis dengan mengaktifkan enzim fosforilase. Sebagian besar glukagon endogen dibersihkan dari
sirkulasi darah oleh hati. Berbeda dengan epinephrin, glukagon tidak mempunyai pengaruh pada enzim fosforilase otot. Glukagon juga meningkatkan
glukoneogenesis dari asam amino dan laktat. Baik glikogenolisis maupun glukoneogenesis dihati turut menimbulkan efek hiperglikemia, yang kerjanya
berlawanan dengan kerja insulin.
6
Kelenjar hipofisis anterior menyekresi hormon yang cenderung menaikan kadar glukosa darah dan dengan demikian mengantagosis kerja insulin. Hormon-
hormon ini adalah hormon pertumbuhan, ACTH kortikotropin, dan mungkin pula preparat dengan prinsip “diabetogenik” lainnya. Sekresi hormon pertumbuhan
dirangsang oleh keadaan hipoglikemia.
6
Glukokortikoid disekresikan oleh korteks adrenal dan sangat penting di dalam metabolisme karbohidrat. Peningkatan hormon ini menyebabkan
peningkatan glukoneogenesis. Peristiwa ini terjadi akibat peningkatan katabolisme protein di jaringan, peningkatan ambilan asam amino oleh hati, dan peningkatan
aktifitas enzim transaminase serta enzim lainnya yang berhubungan dengan glukoneogenesis di hati. Selain itu, glukokortikoid menghambat penggunaan
27
glukosa di jaringan ekstrahepatik. Dalam melaksanakan semua kegiatan ini, glukokortikoid bekerja secara antagonistik terhadap insulin.
6
Epinephrin disekresikan oleh medulla adrenal sebagai akibat dari rangsangan yang menimbulkan stress ketakutan, kegembiraan, perdarahan,
hipoksia, hipoglikemia,dll dan menimbulkan glikogenolisis di hati serta otot karena stimulasi enzim fosforilase dengan menghasilkan cAMP. Di dalam otot,
sebagai tidak adanya enzim glukosa-6-phosfatase, glikogenolisis terjadi dengan pembentukan laktat. Sedangkan di hati, glukosa merupakan produk utama yang
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah.
6
2.9 KERANGKA TEORI