Pengumpulan Sumber Lisan Mengurus Perizinan Penelitian

Daman, 2015 PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengenai harga gabah di Kabupaten Karawang, berita mengenai serangan hama, dan berita lain tentang pertanian Indonesia pada masa pemerintahan Orde Baru. Penelusuran tersebut dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 16 dan 17 Desember 2014. Pada tanggal 20 Januari 2015, peneliti melakukan penelusuran sumber dengan mendatangi Kantor Badan Pusat Statistik Jawa Barat. Di BPS Jawa Barat tersebut, peneliti mendapatkan data mengenai Kecamatan Rengasdengklok sejak tahun 1994 sd 1999. Sumber tersebut memuat mengenai luas wilayah Kecamatan Rengasdegklok, jumlah penduduk, pendidikan, jumlah sawah, dan lain sebagainya. Peneliti juga melakukan penelususran sumber yang tersedia di internet dengan browsing untuk mendapatkan jurnal dari beberapa Universitas di Indonesia yang menyediakan jurnal Online untuk dibaca maupun Jurnal dengan format PDF yang bisa di download.

3.3.1.2 Pengumpulan Sumber Lisan

Teknik wawancara merupakan langkah atau suatu cara untuk mendapatkan informasi lisan dari narasumber sebagai pelengkap sumber tertulis Kuntowijoyo, 2003, hlm. 74. Karena keterbatasan sumber yang tersedia di Kecamatan Rengasdengklok yang bisa diperoleh peneliti mengenai topik kajian, maka dari itu peneliti berusaha melengkapiya dengan melakukan metode wawancara kepada tokoh atau pelaku yang bersangkutan atau memiliki keterhubungan dengan apa yang menjadi kajian penelitian skripsi ini. Wawancara narasumber dilakukan untuk mendapatkan data dilapangan yang baik, wawancara akan dilakukan kepada beberapa orang pelaku, saksi dan beberapa orang yang dianggap kompeten untuk dijadikan narasumber. Adapun wawancara dibagi ke dalam beberapa bagian susuai dengan fokus untuk siapa pertanyaan wawancara ditujukan, karena pertanyaan wawancara yang ditujukan kepada pelaku dengan pertanyaan wawancara kepada saksi akan berbeda, begitu Daman, 2015 PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pula kepada narasumber yang berkompeten. Peneliti akan melakukan wawancara terencana dan wawancara tak terencana, seperti yang diungkapkan oleh Kuntowijoyo 2003, hlm. 138 bahwa wawancara ada dua tipe, yakni wawancara berencana dan tak terencana. Wawancara terencana yang artinya wawancara yang terdiri atas beberapa daftar pertanyaan yang sebelumnya telah peneliti persiapkan, sedangkan wawancara tak terencana adalah wawancara yang tidak memiliki persiapan daftar-daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Dalam melakukan wawancara, peneliti melakukan wawancara dengan menggabungkan kedua teknik wawancara yaitu wawancara terencana dan tak terencana. Tahap berikutnya peneliti mencari tokoh atau individu yang menjadi pelaku, dan saksi yang dianggap relevan untuk dijadikan narasumber. Dalam pencarian narasumber, pada tanggal 4 November 2014 peneliti mendapat informasi dari Bapak H. Yakub dari key informant yang memberikan informasi awal, informasi mengenai beberapa orang yang sudah lama menjadi petani, mengenai petani pemilik sawah yang memiliki petani petani penggarap. Bapak H. Yakub merupakan petani padi, ia mengenal beberapa petani padi di antaranya Bapak Daus yang merupakan Pamannya, lalu Bapak H. Karna, Bapak Kombri, dan Ibu Hj. Habibah. Selain itu, peneliti juga mendapat informasi mengenai petani padi lainnya dengan cara mencari tahu dengan mendatangi beberapa desa di Kecamatan Rengasdengklok. Pada tanggal 21 November 2014, peneliti melakukan penelusuran sumber lisan dan berhasil mewawancarai Bapak H. Karna yang merupakan petani pemilik sawah yang memiliki petani penggarap yaitu Bapak Rusdi. Keesokan harinya pada tanggal 22 November 2014, peneliti melakukan wawancara kepada Bapak Rusdi. Bapak H. Karna dan Bapak Rusdi merupakan warga Dusun Waluya Desa Sampalan. Pada tanggal 22 November tersebut, peneliti tidak hanya mewawancarai Bapak Rusdi saja, akan tetapi melakukan wawancara lainnya kepada Bapak Karsan yang merupakan petani penggarap yang bekerja kepada Bapak Kombri. Bapak Karsan merupakan warga Desa Kutajaya. Kemudian pada Daman, 2015 PATRON DAN KLIEN PETANI PADI DI RENGASDENGKLOK PADA TAHUN 1974-1998 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu hari selanjutnya yakni tanggal 23 November, peneliti mengunjungi Rumah Bapak Kombri di Desa Jati, melakukan wawancara kepada Bapak Kombri yang merupakan petani pemilik sawah yang memperkerjakan dua petani penggarap yakni Bapak Karsan dan Bapak Sadi. Selanjutnya, penelusuran sumber lisan lainnya dilakukan pada hari yang sama yakni pada tanggal 23 November 2014, wawancara dilakukan kepada Bapak H. Kunji, Bapak H. Kunji adalah warga Dusun Kanyere Desa Kutamukti. Bapak H. Kunji ini merupakan petani padi yang mengurus sawahnya sendiri tanpa bantuan petani pengarap. Wawancara lainnya dilakukan pada tanggal 24 November kepada Bapak Daus, Bapak Daus adalah warga Dusun Poris Desa Kutamukti yang merupakan petani pemilik sawah yang mengurus sawahnya sendiri sama seperti Bapak H. Kunji. Wawancara lainnya di tanggal 24 November adalah kepada Ibu Hj. Rohanah. Ibu Hj. Rohanah adalah warga Dusun Ciagem Desa Jayamakmur. Sedangkan pada tanggal 26 November 2014, peneliti datang ke Desa Kemiri untuk melakukan wawancara dengan Bapak Jamal. Selanjutnya pada tanggal 26 dan 27 November 2014, peneliti melakukan wawancara kepada Ibu Hj. Habibah dan Bapak Endih. Ibu Hj. Habibah dan Bapak Endih adalah warga Dusun Citeureup Desa Kutamukti. Wilayah objek penelitian adalah Kecamatan Rengasdengklok, Kecamatan Kutawaluya, Kecamatan Jayakerta. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Rengasdengklok pada tahun 1999 dimekarkan menjadi Kecamatan Rengasdengklok dan Kecamatan Kutawaluya, lalu dimekarkan kembali menjadi Kecamatan Jayakerta. Sampel narasumber tersebut diambil dari masing-masing tiga kecamatan yang sebelum tahun 1998 merupakan termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Rengasdengklok.

3.4 Kritik Sumber