Irfan Wahyudi
70
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XI
Anatomi testis
Testis mempunyai funikulus spermatikus yang terdiri atas nervus Ilioinguinal L1 dan cabang genital dari nervus Genitofemoralis L1-L2, otot kremaster,
pembuluh darah testis, vas deferens, saraf simpatis dan parasimpatis, dan sisa prosesus vaginalis. Lapisan fasia funikulus spermatikus dan skrotum terdiri atas
fasia spermatika eksterna lanjutan dari fasia oblikus eksternus, kremaster atau fasia spermatika media lanjutan dari fasia oblikus internus, dan fasia spermatika
interna lanjutan dari fasia transversalis.
1,3,5
Arteri testikular disebut juga A. Gonadal atau A. Spermatika Interna, merupakan cabang dari Aorta Abdominalis. Testis juga menerima suplai darah
dari arteri kremaster A. Spermatika Eksterna yang merupakan cabang dari A. Epigastrika Inferior dan arteri vas deferens cabang dari A. Vesika Inferior.
Drainase vena testis melalui pleksus Pampiniformis ke vena Gonadal dan kemudian vena Renalis di sisi kiri dan vena Cava Inferior di sisi kanan. Drainase
limfatik testis melalui kelenjar limfe retroperitoneal yang berdekatan dengan Aorta dan vena cava.
1,3,5
Pembedahan pada UDT yang teraba
Orkhidopeksi pada UDT yang teraba dapat dilakukan melalui pendekatan approach inguinal ataupun trans-skrotal. Pendekatan inguinal lebih sering
dikerjakan karena mempunyai kelebihan untuk melakukan pembebasan funikulus spermatikus ke arah proksimal hingga anulus internus dan kemudahan
untuk melakukan herniotomi secara bersamaan jika diperlukan.
1,3,5
a. Orkhidopeksi Inguinal
Setelah dilakukan anestesi, dilakukan palpasi ulang untuk memastikan teraba atau tidaknya testis serta lokasi testis. Pada 34,7 kasus testis yang tidak teraba
pada saat pemeriksaan di poliklinik dapat diraba saetelah pembiusan dan mengubah prosedur yang dilakukan.
7
Insisi pada kulit dibuat sejajar dengan lipatan kulit skin crease di daerah inguinal. Setelah fasia Scarpa dibuka,
dilakukan diseksi secara hati-hati untuk mendeteksi kemungkinan adanya testis yang terletak ektopik pada kantung inguinal superfisial. Jika tidak dijumpai,
dilakukan pembukaan oblikus eksternus sesuai arah serabutnya. Otot kremaster dipisahkan untuk melihat jelas funikulus spermatikus. Testis dibawa keluar
dari kanalis inguinalis dan gubernakulum ditipiskan dan kemudian dipotong. Vas deferens harus diidentifikasi agar tidak tercederai saat melakukan diseksi
dan ligasi. Dinding anterior tunika vaginalis dibuka untuk mengekspos testis. Dilakukan pembebasan funikulus spermatikus ke proksimal hingga anulus
internus. Semua perlengketan dengan otot krematster dibebaskan. Jika dijumpai adanya kantung hernia, dilakukan pemisahan dan ligasi tinggi herniotomi.
Buku PKB IDAI Jaya XI.indb 70 492014 9:07:06 AM
Tata Laksana Bedah pada Undescended Testis
Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta
71
Beberapa manuver khusus dapat dilakukan jika funikulus masih pendek dan testis belum bisa diturunkan ke dalam skrotum. Setelah cukup panjang,
dibuatkan tempat untuk testis pada daerah subdartos di bagian anterior skrotum. Testis dibawa ke skrotum dan difiksasi. Funikulus diobservasi untuk memastikan
tidak terpuntir ataupun terlalu tegang.
1,3,5
Pasien umumnya dirawat satu hari untuk observasi, walaupun pasca prosedur ini pasien bisa juga menjalani rawat jalan. Pasien dianjurkan untuk
kembali 3-6 bulan pasca-operasi untuk evaluasi posisi dan ukuran testis yang diturunkan. Pada saat pubertas juga dianjurkan untuk control kembali guna
mengevaluasi perkembangan testis dan mengajarkan pemeriksaan testis secara mandiri.
1,5
b. Orkhidopeksi trans-skrotal