Nilai pH dan ZPC dalam hubungannya dengan erapan Fe dan efisiensi P

NILAl p H DAN ZfC BAHAN GAMBUT DALAM HUBUnGANNYA
DENGAN ERAPAN Fe DAN EFISXENSX P

SIT1 ZAHRAH. Nilai pH dan ZPC Dalam Hubungannya dengan Empan Fe dan
Eisiensi P (di bawah birnbingan SUPlANDl SABIHAM sebagai Keiua Kmisi
Pmbimbing, dan SUDARSONO, MUCH. ANWAR MUR, DlDY SOPANDIE,
ABDUL RACHlM (Aim) masingmasing sehgai Anggota Pembimbing).

Di fndonesiaterdapai I a k n garnbut yang cukup Iuas ya#u sekitar f 6 juta
hsktar. A d gambwt ini paling luas Ma dibandingkan dengan total luas gambuf
tropika yang tersebar di Asia Tenggara. Sehhaglan besar khan garnbut
di I t I d ~ n d ayang m k untuk tanman pangan tdah dimanfaatkan p h n i untuk
iahan padi sawah. %bin kekumgan umur ham, pengembangan lahan gambuf
mmliki kendabkendafa yang krkaian dengan dat inherent gembut itu
sendiri. Wah satu aspk Irimia yang psnting dan beium banyak menjadi
perhatian e l a h nilai ZPC tanah daiam fiubungannya tkngan erapan fe3* dm
efisbnd P, Tanah gambut mdmpunyai muatan variabsi (bergantung pi-!) yang
tinggi dan didarninasi u k h muatan negdf, karma mngadung asatwasam
organik yang tinggj. Ofeh icarena iiu, tanah gstmbut mmpunyai kernampuan yang
rendah & M a p pengikatan anion =parti P,
Penefitian ini bertujuan untuk: (1) rneng-hui

niki ZPC khan tanah
garnbut pantai, pralhan, dan pedafaman masingmasing pad8 tingkat
dekarnpasisi saprik, herniic, &n fibrik, (2) mempeiajari fingkat erapan ~ e pads
*
nihi yang sama dengan pHzpC,di bawah pHzpcdan di atas pHzpc pada iserbagai
bkasi pembenfukan gambuf dan tingkat dekmposisi batran tanah garnht,
(3) marnpelajari hubungan antara pH aklual dan pHix dalam kaitannya dengan
tingkat m p a n ~ e dan
* efisiensi P pada bahan fanah gambut.
Peditian ini terdiri dari dua bahagian pe-an,
yaitu percobaan
di fahratorfurn dan prcobaan di rumah kaca, yang mencakup: (1) menebpkan
nitai ZPC k h a n tanah gambut, (2) mengukur erapan F&, dan (3) rnengukur
dsisnsl P. Contoh tanah diambil dad Jambi dan Kalirnantan Tengafi yang
mwakili tanah gamhf panfai, transisi,' dan pedalaman masing-masing pada
tingkat dekomposisi saprik, hamik, dan fibrik.
Berdasarkan hasif yang diperdeh dalam peneiitian ini, dapat disimpulkan:
(1) @a tingkai dakomposisi yang sama, nihi ZPC bahan tanah gambut panhi
lebih tjnggi daripada gambut fransisi dan p&alarnan, (2) pada Iokasi
pemhntukan gambut dan tingkat dekomposisi yang sarna, tingkat erapan Fe3'

krafian tanah gambut pada pH di atas nilai ZPC iebih tinggi dibandingkan pada
pH yang sama dengan nihi ZPC dan di bawah nifai ZPC, dan (3) efislensi P
tatraman padi sawah pad# gambuf paniai kbih tinggi daripada garnbut transisi
dan pdaiaman, tetapi peningkafan efisiensi P dengan pembfian ~ e *pada
gambut pedalaman lebih finggi dafipada gambut transisi dan pantai.

ABSTRACT

SIT!I Z A H H . The pH Value and EPC of Pe&s in Its Retafian with Fe*Sorption and
Efficiency of P (Under supsrvisbn of SUPIANDI SABIMM as Chairman, and
SUDARSQPIQ, MUCH. ANWAR NUR, OlDY SOPANDIE, ABDUL RACHIM

(dewas&) as M@mbrs.

Peatkjlnds in Indonesian cover a significant part of the W lands of the
country which a w n t for lhe Iargest t
r
o
w p a t s amounting to about 16 mitliion
hectares, The most of w a n d s in this country that suitable fur ag&utturai crop

have k n cuttinrated by fanner fur paddy. Benutrient ddldencbs, the
dewlopm63nt of peatfands for agriculture fac;ss a M of cwiirtrains which are
assosiated with the inherent propribs and behawbur of peatlands. One of the
important chmiml aspect in soil management which has nat begn yet much
attended in m n d is soil P C in its refwith ~ e r * sorptian and P Mdency.
Peatsoils contain the high organic acids and Rave #e varfabd charges
(pH depsndmt) wMcR are domi&& the negative charges. Therefore, pcsatswls
have the low capacity of anion sorp$on,
The aims of the resemh are as fotlow (1) to know jlPC value of coastal,
trsntional, and inland peals respectively in the degree of dmpositian of s a w ,
h m i c , and fibric. (2) ta study k v d uf ~ e *sorption at pHzpcsunder pHpC and apHz* on the various physiography and decumposition d e g m of past sdis (3) to
study relationship between the actual pH and P C with fhe increase of Fe3+surpfion
and &Wencyof P.
This research consists of severat experimental steps as fdlow:
(1) debmining of ZPC value, (2) measufing uf ~ e *sorption, (3) measuring of
Mciency of P. Sail samples were taken from Jam& and Central Kalimantan that
representative for coastal , trantional, and inland peat$ rspe&v&y in the degree of
dewrnpasition of sapfic, hemic, and fibk.
Based an the result exprimnb were concluded: (1) on the same
decomposition dwm, 2% value uf coastat peat was higher than that in

tiantianal and inland peats . (2)in the same /&on and the same decomposition
degree, the sorption of ~e*abuvepHtK was higher than under pHzpc; Few sorption
in the cuasfaf geaf higher than that in trantional and inland pats; and ~ e s
*o
w
n
in ihe sapric peat was higher than that in irenic and fib& pats. (3) Mciency d P in
the cuastal p a t was higher than that In trantEanal and inland pests, but the increase
of efficiency of P with Fe* addition in the inland peat was higher than that in
tranfionaf and coastal pats.

SURAT PERAIYATAAN

Dengan ini saya rnenyatakan bahwa disertasi yang bejudui :

Plilai pH dan ZPC Bahan Gsrmbut dalam Hubunganrrya dengan

Erapan Fe dan Eiblensi P
addah hnar merupkan hesii katya sendiri (anggofa Hibah Tim Pascasarjana


tahun 199912000] dan Mum pemah dipubiikssikan, m u a w m b r data
infomasi yang digunabn tdah dinyatakan

kebnarannya.

s e a m jdas dan dapat dipeFiksa

MILAI pH DAN ZPC BAHAN GAMBUT DALAM NUBUNGANNYA
DENGAN ERAPAN Fe DAN EFISIENSI P

Disertasi
Sebagai sala h satu syarat untuk memperoieh gelar
Doktor pads
Sekohh Pascasarjana, Institut Perhnia'aa Bagor

SEKQLAH PASCASARJANA
XNSTITUT PERTANXAN BOGOR
2004

Judul Disertasi


: NitAlrpHDANZPCMHANGAMBUTDAUI,M
HUBUNGANNYA DENGAN ERAPAN Fe DAN
EFISiENSl P

Nama Mahasiswa

: 51TlZAHRAt.r
: 975009
: lLMU TANAH

Nomor Pokuk
Program Studi

Menyetujui:

Prof. Dr. lr, Sueiandi Sabiharn, MAW.

Proff Dr. If. Sudarsana, MSc.
Anggota


Pmf Dr. ir. Mocfi, Anwar Mur, MSc.
Anggota

Prof. Dr. tr, Oidv Soaandie, M a r .
Anggota

Ketua Program Studi llmu

Dr. Ir. Komaruddin Idis,
Tanggal fulus:

14 JUH Wh'

Penulis dilahirkan di Bukiinggi, Sumatera Bar& pada tanggsf 13 Agustus 1961.

Anak ketiga dari empai hrsaudara. Ayah bemama Numan dan Ibu Numilis.
Pada iahun 1974 pnulis tamat SD Megeri 8 Payakumbuh, tahun t977 famat

SMP Negsri i Payakumbuh, dan tahun l Q 8 itamat dari SMA Negeri 1 Payakumbuh.

Tahun 1981 mdanjutkan pendidikan ke Fakuftas Pertanian Universitas Andas,
Padang dan pada tahun 59% mempmleh gelar Sajana Pertanian, Junrsan llmu
Tanah.

Dari fahun 1987 sampai tahun 4989 bekerja sehgai Counterpart of Cmsuffant
pada Irrigated Command A m Development Project, Bngkufu, Pada tatrun 1990

sampai sekarang bekeja seskgai Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Univsrsiters Islam

Riau, Pekanbant,
Tahun 1993 mengikuti Program Magisfer pa&

Pascasajana Universitas

Andafas, Padang Program Studi flmu Tanah dengan biaya TMPD DIKTf, saksai pada
tahun 1996 dsngan predikat Cum faude. Pada tahun 1991 rnendapat kesernpatan

mengikuti Program DoMar pa& Program Paswsajans instituf Perfsnian Bagof dengafi
biaya BPPS UIKT!, dan rnefakukan penelhian bidang Kimia dan Kesuburan Tanah.


Puji syukur penulls panjatkan ke hadiraf AIIah Yang Maha Kuasa, be&&
rahrnat dan irarunia-Nya, penulisan disedasi ini dapat diselesaikan.

Tetirna hit?dan pnghargaan ymg sebesar-Wmya diucapkan

kepada Prof, Dr, Ir, Supandi Sabiham, MAgr. sefaku Kdua Kamlsi PemWmbing
serta Prof. Dr. Ir. Suclatsana, MSc., Prof, Dr Ir. Much, Anwar Nur, MSc.,
Pmf. Dr. tr. Didy Sopandie, MAgr., dan

Dr. Ir. Abdul Rachim, MS. {Alrn) masing-

masing sabku Anggata Komisi Pembirnbing yang tdsh hfiyak msmban'kan
petunjuk, saran, dan bimbingan sejak perencaman peneiifian hingga penulisan

disertasi ini
Penghargaan dan ucapan tadma kasih juga disampaikan kepada:
1. Tim Wasiswa Program P-ajana

(BPPS) DIKTI, Jakarta atas


kesempafan msmperaleh hasiswa untu k &ya hidup, hku, dan penelitian.
2. Kepada Pimpinan Proyek Agricufture Research and Management It bemrta
staf,

atas kessmpatan untuk rnsmperokh hntuan Says hidup dan

pnelRian.
3. Krapada Dekan Sekoiah Pascasarjana fnstitut Perfanian Bogor yang felah

mmberikan kesempatan belajar, wrta kepada Staf Pengajar SPs-IPB yang
telah rnembekali ilmu agar d a m berkrambang lebih jauh.
4 , RsMor Universitas Islam Riau, Pebnfaaru dm Kmrdinator KOPERTlS

WIUYAU X atas izin tugas blajar pa& Program Pascasarjana IPB.
5, Kepala Laboratoriurn Kimia dan Kesuburan Taanah, Fakuftas Pertanian IP8

bewrta staf atas bantuan fasilifas yang dikrikan.
6 . Kepala Rumah kaca,

fasiiitas yang dihrikan.


Fakuttas Pertanian fPB &as kin penggunaan dan

7. Ibu Ir. Elsje L. Sisworo, MS, APU dan sfaf Latmratafium Tanah dan Nutrisi
Tanaman P3TlR, BATAN afas segala banfuan yang dibrikan.
8. Prof.Dr.lr. Suminar S, Achmadi, MSc.

dan Dr.lr. Didi Ardi S. MSc, APU

d a k u Panguji Luar Karnisi pada Ujian Teriutup dan Terbuka atas saran-

saran yang tehh diberikan uniuk penyempurnaandiwrtasi ini.
8. Kepada rebn-rekn mahasiswa W d a h Pascrtsarjana IPB, tenrtama Dr. Ir.

MuIjadi D. Ma&, Ir. Rima Pumamayani, MSi, fr. Nicohs, MSi, Dr. Ir. Faiz

Barchi, MSc, Dr. Ir. Murnita, MP, Dr. Ir, Riwandi, SU,Dr. Ir, Setyo Warduyu,

Msi, Dr. Ir. D i h Setyorini, MSi, Dr. Ir,WwIk Hartatik, M i , Dr, lr. AMui Rauf,

SU,tr, TMy Arabia, MSi, lr. Deni Elfiatlti, MP, Dr. Ir. Ai Dariah, ir. Neneng 1.
Nurida, Ir, Hamidoh Hanurn, MP, Ir, Nefvia, SU, Ir. Anis Hartatik, MP dan

semuanya yang tidak dapat disebut M u prsatu afas segala kerjasarna dan
prsahabatan &ma

studi di 5Ps-IPB,

10. Kepada keluarga: Mama, Almartrum Papa, kakanda Mima sekeluarga, Wan

sekeluargs, adinda Nini sekeluafga &as bantuan dan durangan semangat
selarna rnengikuti studi ini.
f 1. Kepada keluarga kos: Bapak Kolonel Subma

dan keiuarga s r t a rekan-

rehn kos di Sampur Wul HW12, Bugor.

Akhirnya penulis rnengharapiran semoga hasil penelifian ini clapat
bemanfaat h g i pengembangan ilmu pmgetahuan, khususnya ilmu tanah.

DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................,......................

DAFTARlAMPfRAN................,...,

xi

.............................................

.....*......................................................

xiii

xv

PENDAHULUAN...............................................................................~...~..........
I

....................Latar
......Makang
...........

I

..

Tujuan Pemlrtmn...............................................................................

4

Hipotesis.............................................................................................

5

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................

6

.............................................................

6

KlasiflkasiTanah Gambut ....................................................................

7

Pembntuiran Tanah Garnbut

Kmpasisi f3erhan Penyusun Tanah Gamtrtft.......................................

44

Muafan Permukan, ZPC dan Kaiannya dengan Eftsiensi P .............

13

Kunsep D m r PembentuitEln Smyawa Kompleks.............................. 15
Hubungan Antara Pemkbasan H+ dengan Erapan

..................

Peranan Unsur Ham P dalam PerturnbuhanTanaman 1...................,,
Penggunaan Teknik Radioisotap =P

..................................................

20

21
23

BAHAN DAN METODE....................................................................................

24

Ternpat dan Waktu ..............................................................................

24

..

Pelairsanaan Pendttmn............ ..,.........................................................

24

PengamMlan Contoh Tanah.....................................................

24

Penentuan Nifai ZPC Tanah.....................................................

28

Pengukuran Erapan Fe3*.......................................................... 32
Pengukuran Efisiensi P ............................................................

33

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................ 38

................................................. 38

Nibi ZPC ..............................,.....

Erapan

..............................

.................................................

,

48

Erapan Maksimum (b) ..................................................................

48

Nihi Koefrsien Oeteminasi (R2)

..................................................

Nibi bnstanta Lsngmuir (k) ......................................................

68

70

s r w Pi .............................................................................................
71

.............................. .
,
,
.....................

b b o t bring Tanaman

Serapan Ham P Tansman

....................
.
.
..,..

EWmnsi P ...............................

....................

........*.............*..........................

.
.
,

..............**...................................
PEMBAHASAN UMUM ....................*..*...
.
.
,
,
KESf MPULAM DAN SARAN ...........................................................
DAFTARPUSTAKA ...... ;...............

.........,...........

,
,

IAMPtRAM ........................ ...........................

.................

....................................
...............................................

71

77

79
85
91

93
101

DAFTAR TABEL

Perkiraan luas tanah gambut di kawasan Asia Tenggara ..............

2

Kandungan hara pada tiga tingkat kesuhran tanah gambut.........

9

Efek ganurunan pH dan wmbebasan H' ke dalam Isrutan
akibst penambahan ~ e "(533,33 ppm) pada tanah gambut
Jambi...................................................................................

21

Milai pHzpcdan pH aktual pada k h a n tanah gambut Jambi dm
T q & p a t f a ~ ~ d e k o m p O S i .*................
Si

45

P w s a m n tinear Langrnuir erapan ~ e * ,tanah gamht
Jambi dan Kalirnantan Tengah pada gambut pantai,
transisi, pedalaman dengan tingkat dekomposisi sapilk, hernik,
filorik pada brbagai pH tanah ........................................................

49

Kernasaman tatal (rndg) tanah gambut Jaebi dan Kalirnantan
TengaR

............................................................................................

55

KTK hnah gainbut jambi dan Kalimantan (mdl QO g)..................

58

Persentaw peningkatan atau penurunan erapan maksimum
erapan ~ e *
pada pH di &as dan di -ah
ZPC ............................

6t

Nifai k d s i e n detemtinasi (R2) tanah garnbut Jambi dan
Kalimantan Tengah pada gambut pantai, transisi, pedalaman
cfangan %ngWdekmposisi saprik, hemik, fibrik pada berbagai
pH tanah ..........................................................................................

69

Nilai kunstanta tangmuir (k)
tanah gambut Jambi &n
Kalirnantan Tengah patla gambut pantai, transhi, pedalaman
dengan tingkat dekampisi saprik, hemik, fibrik pada berbagai
pH fanah...........................................................................................

70

Bubo€ irering padi sawah (@pot) unhik tanah gambut pantai
(Lagan), transisi (Dendang), pedalaman (Kumpeh). .............,.......

72

Kandungan decivat asam fenaIat (rnlW) tanah gambut JamW dan
Kalirnantan Tengah..............................

.
.
. 74

Perturnbuhan akar tanaman padi dalarn lanrtan asam-asam
fenofat murni ..................................................................................

75

5

16.

Serapan P padi sawah (rnglpat) untuk tanah garnbut pantai
(man),
transisi (Dendang), pedalaman (Kurnpeh)........................

78

Eisiensi P (%) untuk tanah gambut pantai (Lagan), tfansisi
(Dendang), dan pedalaman (i(umpeR) .................4+.........,.,.+....,...m..

80

16. Persentase erapan fe3* fanah garnbut pantai Jamb pada berbagai
pemtrerian F B ~dao
* pH tanah .............................................................

17. Pemntase erapan ~ s tanah
*
gambut transisi Jarnbi pada krbagai
pembtian ~ e dan
* pH tanah ...................... .,.....,,..,...,...................

18. P-ntase
erapan ~ e *tanah gambut pedalaman Jarnbi pa&
berbagai pemberian ~ s clan
* p4-i fanab .............................................
19. Persentas@erapan f:e* fanah gambut pantai blimantan Tengah
pada brbagai pemkrian fe3*dan pH tanah .................................

20. Persentaw erapan Fe* tanah gambui transisi Kdimantan Tengah
pards berbagai pmbetian fe3"dan pH tanah ....................................

21. Pmentase erstpan Faw fanah gambut pedalaman KaCmantan
Tengah pada k r b g a i pembrian F@*dan pH tamh ................... ,...

22. Panganrh bekrapa jenis asam fenolat tertradap partumbuhan padi,
seiada, dan tmat (7"odanoet a!., 1992) ....................................,.......
23, BUMkering tanaman padi sawah dengan pemkrian ~ e *dan
pupuk P pads tanah gambut pantai, transisi, dan pedalaman ...........

2

Efisiensi P tanaman padi sawah dengan pmberian ~ e dan
* pupuk
P pada tanah gambut panhi, transisi, dan pedalaman .............,........

Data pngukuran konsentrasi keseimbangan ~ e *dan hasil
perhitungan dsngan persarnaan Linear Langmuir pa& tanah
gambut Kalimanhn Tengah, panhi, saprik pada k-ai
pH
tanah.................................................................................................

Data pengukuran kmsentrasi keseimkngan fe3* dan hasil
perhaungan dengan pemmaan Linear kngrnuin pada tanah
garnbut Kalimanfan Tengah, pantai, hemik m
a brbagai pH
Data pngukuran kon=ntra& kdmbangan ~8~ dan hasl
prhitungan dengan pemmaan Linear Langmuir p d a tanah
garnbut Kaiirnantan Teqah, paw, fibrik pads bepH
tanah................ ..,,...,.. ......................................................................

Data pengukuran konsantrasi keseirnbangan fe* dan hadl
prhitungan dsngan prsamaan Linear Langmuir pada tanah
gambut Kalimantan Tmgah, trans@ ~prtprikp d a brbagai pH

tanah........,....
.,,

..............................................................................

Data pngukuran kansentpasi kedrnhngan Fe* dan hasii
pemitungan dengan parsarnaafi Linear Langrnuir pa& tanah
garnbut Kalimantan Tengah, transisi, hsrnik pada berhgai pH
tanah......,.........................................................................................

Data pengukuran konsentrasi keseirnbangan F%* dan hasil
perhidungan dengan pmrnaan Linear Langmuir pads tanah
gambut Kalirnantan Tengah, transid, fibrik pada barbagai pH
tanah.. ...............................................................................................
Data pngukuran konsentrasi kedmkngan Fe3* d m hasil
perhiiungan dengatl persEtmaan Linear Langmuir pa& fanah
gambut KalimanZan Tengah, pedalaman, saprik p d a brbagai
pH tanah ................................ ..........,...................,.......... .
,
.............
Data pengukuran konsentrasi ireseirnbangan ~ e * dan hasil
perhitungan dengan prsamaan Linear Langmuir pads tanah
gambut Kalimantan Tengah, pedalaman, hemik pads krbagai
pH tanah ...........................................................................................

Data pengukumn kansentPasi keseimbangan ~ e *dan hssil
prtritungan dengan prsarnaan Unmr Langmuir pa& fanah
garnbut KalimantElfi Tengah, pedabman, fibtik pa& bet-bagai pH
tanah.................................................................................................

Data gengukuran konsentrasi keseirnkngan ~ e * dan hasil
prhitungan dengan Persamaan Linear tangmuir pa& tanah
gamfiut Jambi, pantai pada pH tanah aktual ...................................
Data pngukuran konsentrasi keseimbangan fs3' dan hasil
prhitungan dangan Pefsamaan Linear Langmuir pada tanah
gambut Jambi, transisi pada pH tanah aMual .................................

Data pengukumn kunsentrasi keseirnbangan
clan hasit
perhitungan dengan Persarnaan linear Langmuir pada tanah
garnbut Jambi, pedalaman pada pH tanah aktual ...........................

Data pngukuran konsentrasi keseimbangan ~ e dan
~ *hasil
perhitungan dsngan Persamaan Linear Langmuir pada tanah
garnbut Kalirnantan Tengah, pantai pacfa pH tanah akfual .............
Data pengukuran konsentmsi keseimhngan fe* dan hasif
perhitungan dengan Pemmaan Linear Langmuir pada ianah
g a m w Kalimantan Tengah,transisi pada pH tanah aktual ...........
Data pangukuran kansantmi k-imbangan
~ a *dan hasil
perhhtngan d q a n P e m a a n linear hngmuir pads tanah
gamlxtt Kalimantan Tengah, pedalaman pada pH tanah aMwl .....

S i i k ragam penganrh parnbrian F@* dan pupuk P terhadap
baht ketring, serapan P tanaman, d m efisbnsi pemupukan P
tanaman
sawah pada tanah gmbut Jambi,,,,..,,..,,.,,.

mi

.,,,..*.au*++

Batwt kering padi ssswah (glpot) unfuk babn tanah gambut
sapfik (pedalaman, transisi, pantai) Jarnbi, ........,.........
.,,

.,..........

Hasir anafisis P total dan serapan P pads percaban parnkrian
~ e *dan pupuk P pad# bahan tanah gambut saprik (pedaiarnan,
transisi, dan panhi) Jam&. .................. :.,.
...............................

Eisknsi P (%) untuk k h a n tanah garnbut saprik (pedalaman,
tmnsisi, pa#ai) Jambi, .....................................................................
Prosedur analisis cacahan 9dan P-tatal tanaman............,
.
.,,..*
Psrtumbuhan tanaman padi sawah di rumah

8 minggu ...........................,...

kaca umur
.,.......................................................

xvii

Pengembangan ialran gambut untuk peftanian terns rneningkat akjbat

mkin hrkumngnp areal pertanian khan irering bmna dikmwnikan untuk
penggunaan lain, sedangkan kehduhan lahan untuk produksi pangan m a k i n
meningkat. Wafaupun Muasan am1 prtsnian masifr dam diiakukan pada
lahen Icering, tetapi pafluasan areal pertanian di Iahan gamM pads saat ini teiafr

mendam perhatian para penenfu kebijakan dan peneriti k e r m areafnya yaw
cukup luas di Indonesia. Dengan rneningkafnya kebutuhan akan lahan airibat

meningktnya kebutuhan manu& ternbut, maka perluasan a m # prtanian

pad# Iahan gamht ini dapat dilakukan asal dahm pengdolaannya tidak
menpbaibn kaidah-kaidah ironsewad, sehingga dalam pnggunaannya tetap

terjaga kdestariannya dm berkebnjutan (sustainabb). Usah yang dam
difakukan adalafr meminirnalkan ciampak negatif p e r n h h n M a n gamW
tersebut

baik

terhaciap tanah

gambutnys

sendid

maupun tefhadap

iingkungannya. fanah garnbut png tidak hyak untuk dibuka mmjadi khan

WrtElnian sebaiknya tetap dipertatrankan dafarn kandisi grang afami sebagai areal
konservasi.
Di Indonesia tanah gmbut tersebar cukup iuas feruiama di lahan rawa

dan lawasan pasang surut Pulau Sumatera dan Wimantan. Di dasrah tropika,
ada kira-Bra 30 juts

ha tanah gambuf dan dua prtiga di anfaranya (20 juta ha)

tersehr sepanjang panttiri Asia Tenggara (Dricassen, 1990), Penyebaran tanah

gambut trogika khususnya di kawasan Asia Tenggara dlsajiiran pada Tam 1.
Paririman luas ternbut mewpairan hasil review Andrksse (1974) berdasarkan

Tabel 1. Perkiraan luas tanah g a m M di kawasan Asia Tenggara*).

Nqara
l ndonssia

,-,

,,,,,

Luas tjuta ha)

Kalimantan

6,26

Sumatera

9,70

lrian Jstya

Q,07

Malaysia
Semenanjung Malaka

0,80

Sarawak

1,45

Brunei Danrsdam

0,Ol

Thaihnd

0,20

Papua New Guinea

0,50

'Sumbet : Andriesse (1974)

infurmasi yang dikumpulkan dari beberap prsneii di Indonesia, Bnrnd, dan

Malaysia.
Ptammfaatan tanah garnbut di Indonesia untuk prfanian telah banyak

dibkukan, k i k unfuk perkehnan maupun unhk tanaman pangan. Akan tetapi

tingkat pfoduksi rata-rata dari harnpir sernua tanaman yang diusahakan m d h
tergdong rendah. Sebagai cantoh, produksi padi pada khan gambut di daerafi

transmigmsi Pangkoh, Kalimanbn Tengah berkisar 0,25-2,5 ton gabah kering

pawn per h e k r (-Dmtnstitut Pertanian Bogor, 1993).
Untuk rneningkatkan produMivitas lahan gambut ternbut

wrfu dilakuhn

upaya-upaya pengelahannya, k i k yang krkaitan dengan aspek kimia maupun
aspek fisiic tanah garnbut itu sendiri. SalaR W u aspek kimb yang penting dan
bergengaruh terhadap tindakan pengewlaan seperti pemupukan adahh muatan

pemukaan partikei tanah (koluid).
Diketahui bahwa tanah gambut didominasi okh muatan variabsl
(bergantuflg pH), aFtinya m a a n ini akan berubah bila tefjadi p r u k h s n pH

ianah. Muatan negatif berasal dari gugus fungsional karboirsil dan fenob0l-l yang

terdisasiasi, sedangkan muatan pasifif dihasilkan oleh proses protanisasi

(De f3aadt,Hayes, dan Herbillon, 1990; Tan, 1998).
Sakurai (1989a) menyatakan bahwa satah satu hmMen'stik penting untuk

tanah yang diiominasi olsh muatan variahl (tergantung pH) adalah muatan titik

nd atau z@mp i r f of charge (ZPC). Evatuasi ZPC tanah rnemungkinkan untuk
rnempmdiksi respans tanah terhadap penrhhan kondisi di sskiarnya atau

terhacfap timielran pngelaiaan yang diben'kan seperti pemupuiran (Parker et al.,
1579; Sakurai, 1989b). Dengan mngetahui nibi ZPC tanah

utlruk mendttga kapasitas adsorpsi

akan kbih efektif

ion bedasarkern muatan permuban pada

nilai pH yang lebih rendah dan lebih tinggi dari pHkPC.
E3erdwrican Iokasi pmbentukan gambut, tanah tersebut dapat

dihdabn atas gambut pantai, paralihan, dan pedalaman (Satsiharn, 1988).

Di fndonda sebahagian W

r gambut terdapaf di Sumatera dan hlirnantan

dengan karakteristik yang tidak sarna. Dan hasil-hasil penelifian sebelumnya
diketahui b h a tanah gambut ternbut masing-masing memiliki sE& fisik dan

kirnia yang k M a . Defigan dernikian dapat pula diduga bahwa tanah gambut

pntai, peralihan, dan pedalaman di Sumatefa dart Kaiimantan akan memiliki
nilai ZPC yang tidak sama.
Di pihak lain, dik-trui

rendah hrewra

pub bahwa dsiensi P pada tanah gambut sangat

P mudah hilang akibaf proses pmwcian (Wild,

1950; Kuo dan

Mc Neal, 1984; Mattingiy, 1985; dan R m i m , 1995). Dam dinyatakan bahwa
adsarpsi P p d a tamh gamttut sangat k a t disebabkan abh kapasitas tukar

anion tanahnya yang rendah karena muatan tanah didominasi oleh muatan

n-d

tergantung pH. Pembrian bahan amdbran *perti

fe3" akan

msnghasilkan tapait-tapak erapan P yang barn karma terkntuknya senyawa
kompbks atlfara mdiruf organik dan ion P dengan peran ~e,-sebagaijernbatan

lagam aniara rnafekul arganik dengan ion P termbut. Pada pH rendah kornpfeks

prtukaran kation didaminasi oleh gugus karboksil dan gugus hidrnksil yang

Wum banyak terdisusiasi kafena sifatnya yang rnerupakan muatan variakl atau
befgantung

pH. Dmgan msningkatkan pH sampai nilai tedentu gugus-gugus

tersebut dapat isrdisusiasi dan menyumbangkan muatan negatrf utrtuk dapat
mningkatiran iicatan ferhadap kaiarp-Mian.

Dari hasil penstitian Rachim (1995) dilapkan b&wa pmberian Mian

AP' dan ~ e pada
*
fanah garnbuf da@ meningkatkan Mena P. Hasil peneiiian
Saragih (1996) yang rnmkndingkan erapan b r a p a katian seperti ~ e * ,AI~',
CU*,

c#,

2na* dan M# m
a senyawa-senyaw organik dad tanah gambut

menunjukkan ~ e * memiliki a f i n i t ~ e ~tertinggi dan paling stabil krikatan
dibandingkan M a n fainnya dengan urufan kes&bihn: F@* > FP
> AT3+ CU*
> Ca*

~ n >* ~ n * .Uruhn ini agak M

a dengan deret wlta (geneml rule)

dalam proeses terjadinya pengikatan ion.

Berdasarkan pemikjran di afss, maka dengan memadifikasi pH tsinah
berdamFkan nilai ZPC diharapkan dapat meningkatkan erapan ~ e *dan
Wensi

P,Adanya retensi ini akan mengurangi kehilangan P sehingga

dapat

meningkatkan efrsiensi P.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini krtujuan:
1. Mcangefahui nibi 2PC k h a n tanah garnbui pantai, pererlihan, dan pedalaman

masing-masing pada tingkat dekmposisi saprik, hernik, dan fibrik.
2. Msmpdajari tingkat erapan F%* pada nifai yang sama dengan pHzpc,
di h w a h pHzpcdan di atas pHzw pada berbagai fokasi pmkntukan garnbuf

dan fingkaf dekornpasisi k h a n tanah gambut.

3. MsrnpIajajaFi huhngan antawpH aktwl dan pHzpc&!am kaitannya dengan
tingkat erapan F@' dan Msknsi P pada bahan tanah gambut.

I. Pa& tingkat dekomposisi

yang sama, semairin kaya hti# tanah gambut

makin tinggi nihi pHzpck h a n tanah tersebut.
2, Pada loirssi pmbentuiran germbut dan tingk& dekompasPisi yang sama,
tingirat erapan fe* k h a n tanah gmbut pad# pH di atas nihi EPC akan

lebitr tinggi dikndingkan pada pH yang =ma dengan nilai P C dan di bawah

nitai P C .

3. Peningkatan pH tanah gambut di atas nilai P C akan menaikkan tingkat
erapan ~ e dan
* efisiensi P tanaman padi sawah.

Proses pmbentuiran tanah gambut di Indonesia, tenttama di Sumatem
dan Kaiimantan dirnubi sejak periade Holosen yang dianaiisis dengan terbntuk

~ m w s
ae
w akibat dari peristiwa transgresi dan mmsi kamna
mencairnya es di kutub yang tejadi se-r

5900 samm 7000 tahun yang lalu

(Morfey, 1981; Sabiham, 1988; dan Kershaw dan

mum

&Me, i997). Pada peliode

Hchsm y a k p e M e Pkistosen, pemukaan lad brads kirer-irira 60 m

di trawah permuiram laut wkarang.

Kenaikan permuban but pada periode

Mosen rnenyebbkan datafan di =Mar

pantai mmjadi terpnang dan

rnembentuk raws-rawa. Akibatnya vegetasi yang ada menjadi terbenam dan

mati, kernudian mengalami pmws deirmposW s-ra

lambat sehhgga

terakumulasi bahan organiir (Pofak, 1 975).
Msnurwt Driessen (1978), pmbntukan tanah gambut terjadi di bawah
kondisi januh air #parti pada darah depresi danau atau pantai yang banyak

manghasiikan h h a n organik yang miimpah akh veg-si

yang t f a h

kradaptasi seperti mangrove, rumput-rumputan atau hutan mwa. Pacia dwrah

d a p m i tersebut gsnangan air terutama hrasal dan' Iuapan a t sungai dan air
hujan. AkiW dan' pnggenangan ini proses dekomposisi khan organik krjalan

lambat dm terpdikh penirnbunan k h a n arganik. Selarna penimbunan k h a n
arganik, komposisi vegefasi berubah secara bertahap sampai akhimya terkniuk
garnbut yang kricembang di bawah pngaruh air tanah dan rnembntuk gambuf
topugen afau gambut air tanah (Patkyn, Stoneman, dan Ingram, 1997).

Jika curah hujatl cukup tinggi, keadaan yang sangat basah pada fanah

garnbut tetap ferjaga, dengan demikian plapukan k h a n organik rnenjadi

tertramht dan penimbumn k h a n arganik kdangsung terus, akibatnya

pemuiraan tanah garnbut msningkai dan mrnbentuk garnbut yang t-i.

Tanah

gambut yam tebal ini dikenal dengan tanah gambut ambmgen yaau tanah
gambut yang pembentukannyer hanya dipengamhi ofeh air hujan (Andriesse,
1974; lsrnunadji dan Soepardi, 1984). Semakin tebai tanah gmbut akar tanaman

akan m a k i n suia mempai lapisan tanah mineral di h w h tanah gambut
tersebut, dan althirnya akar-skar hanya b i mmdapatkan umur ham yaw

berada di fapisan tanah ggrnbut yang miskin kamna W k rnendapat p a s o h
hafa dan air tanah (Driessen dan SwprapWwrdjo, 3974; Parkyn et a!,, 1997).

Menurut Mc Kenzia (1974) dan Soil S u m y Staff (19981, tanah organik
didefinisikan sabagai tanah-tanah dewan katebaian 80 m dari pmukaan dan
mempunyai ketebakn lapisan bahan orgmik lebih dan' 40 cm, atau fanpa
rnemperhatikan ketehlan &la berada di atas hamparan M u a n (kontak litik atau
paralitlk), Sedangkan kriteria kandungan minimum k h a n arganik tanah gamfwt

adalah 20% bahan q a n i k (12% Eorganik) bih fraksi mineral tidak menganciung
S i , &u

30% k h a n atganik (18% C-organik) biia frakd minerainya mengandung

60% (Garnbar I).

Betdamdm lakasi pemkntuitannya, tanah gambut dipdah mmjadi:
(Et) gambuf pojlntEli &au pasang

sunrt, yaitu gambuf yang dominan dipengarutri

okh pasang surut air faut, (b) gambut pedalaman, ysitu gmtsut ysng Wak
dipngaruhi &h

pasang surut air hut,

(GI

garnbuf pertilihan (transisi), yaitu

gambut yang terdapat di antara gambut panhi dan gsrnbut pedalaman,
(Sabiham, 7988).
Tanah gambut pasang surut dicifikan oleh lapisan tanah mineral yang ada
di m h n y a yang berupa endapan rnan'n ang baru serta dipengaruhi u k h

3s

-

PI
M

dS&m fanerh mineral

m

w

1
&

a
a,

n

5

3

Y

5

H

n

n

M

pasang sum$air hut. Gambut pedalaman dicirikan okh lapban mineral yang ada
di bavvat.1 tanah gambut

bukan end$pan marin, dan tidak mendapat pngaruh

dari air IaUf. Sedangkan gambut transisi dicirikan uleh fapisan mineral yang ads
di b w a h fanah gambut barasal dari endapan marin yang sudah tua, dan
mendapat penwrutr air lauf dsn air tawar esungai atau payau (Sabiham, 1988).
Oi daerah pasang suwt (ME11zone), gambut yang umurnnya Iebifi dangkal

dibanding garnbut p i a h m a n t e M u k di atas lurnpur rnangrwe dm bnrmur
kbih rnuda. Secara umum, deposit gambut yang terbentuk di daerah ini disebut

sebegai gambut pant& kamna brletak di atas endapan marin yang bervariasi
dad segi umur dan jenis sndapannya. Fomasi gambut di daerah pasang sum

ini berda8ahn struMur stPatigrafi dapat dibagi dua, yafiu IPCenf lagoon yang
mmiliki sedimm lumpur mangrove s&ehl 3-5 meter. Zona ini berurnur sekitar
g50U tahun yang

k m s u a i a n dsngen fakta bahwa zuna ini adafah laut dangkal

pads masa transgresi Holossn. Selanjutnya terjsjldi bekrapa kati regresi dan

transgresi marin pade skaia yang kbih kecil yang rnernungkinkan fehnfuknya

deposit gambut di atas sedirnan marin yang raiatif lebih mucia pada zana yang
disebut sebagai ver),mcmf IB~OOII(SaMam, 1988 dan furukawa, 1994).

Kesuburan alamiah tanah gamht sangat bragam, tergantung pada
beberapa faMor (a) kestebhn lapisan tanah gambut, (b) kompsisi tanaman

penyusun gambut, dan (c) tanah mineral yang b e d di bagian bawah lapisan

tansh gambut (Andrisssro, 1974). PaQk (1949) rnmggalangirsn garnbuf ire &lam
tiga tingirat kmuburan yang didasarkan pada kmdungan P a s CaO, &O dan
kadar aknya, yaitu: (1) gambut sutrufik dengan tinglsat iraburan yang tinggi,

(2) gambut msotrofik dengan tingicat idesuburan yang SEKfang d m (3) garnbut
atigotrofik dengan tingkat kesutruran yang randah (Tabel 2).

Tabel 2. Kandungan hara pad8 tiga tingkat kkburan garnbut *).

Kandungan (% bob& kering gambut)

Tiingkat
Kesuburan

p205

Edmfik

> Q,25

Mesotroftk

0,20- 0,25

Tingginya

kandungan

CaO

b;itsacbasa

KzO

gamW

~ b u

autrafik

disababbn

pernkntukannya dipenganthi oleh air gayau (campuran air laut dan air sunpi').
Gambut m d r o f i k pembentubnnya dlpengaruhi oleh air sungai, sedangicm

gambuf

aligutrofik

pemt>antuicPmnya

dipengaruhi

olsh

air

hujan

(Leiwakabessy, 1978).

Gamtwt di Indonesia umumnya rnerupakan gambut ombragen, tenltama
garnbut pedalaman yang terdiri atas gambut tefrai dan miskin akan unsur ham,

digalong kart ke dalarn tingkat oliotrafik (Radjagukguk. 1997).
Palak (1976) m mWakan gambut berdasrlran kondisi pemhtukan,
yaitu: (1) garnbuf ombmgen yang terbentuk tenrtarna dalam lingkungan pngaruh

genangan hujan, dimana vegetasi yang turnbutt di dasnya rnendapafkan sumber

ham yang miskin, b d a t oiigutrdk dsngan dri kernasaman yang tinggi dan
rendahnya kandungan unsur-unsur ham; (2) gamM fapogen yaw tefbentuk

karana adanya clepresi Iakal, mengabmi penganrh air W a h tanah yang
dangkal,

brsif& sutrupik dengan icemasaman sedang hingga rretral wrta

rnsngandung unsur-unsur taara Wang hingga tinggi,

Tanah g a r n u ombrogen dan tipe tanah gornbut fain di daerah tropika

yang berbahan asal -v

kayu-irayuan mngandung banyak lignin, Dabm

proses biodegradasi lignin terbentuk asmasam fenW dsngEtn gugus
fungsional icarbWl dan fenol yang finggi sebagei sumkr muatan mgatif yang
bargantung pH (Stevenson, 599.4).
Garnht yang cfiternukan di kawasan Malaysia femasuk yang ada di

Sumatera dern Kalirnanfan didarninasi oleh kayu-kayuan. Dengan demikian
karnpasisi k h a n organiknya sehgian besar adalah lignin yang umumnya
melebitri 60% dad h h a n kering, sedangkan kandungan komponen fainnya,
seperti wfulosa, hsrniselulosa, dan prafein umumnya fidak rnslsbihi 11%

(hiak, 1975).

Bedasarkan

kdeiraian

khan

garnbut,

Wdjaja-Adhi

(1988)

menggolongkan tanah yang rnmpunyai ketebaian gambut kumng dari 50 cm

sebagai tanah bergambut. Selanjufnya tanah gambut &pat puia dibedakan
brdasslriran ketekhnnya, yaitu gamm daqkal (50-100

an),gmbu4 sedang

(100-200 un),gmblot dalam (200.300cm),a n w b u t sangat dettam (>3QO an),

Adanya berkgai cam pengelurnpolran tersebut rnenunjukkan lrahwa sif& tanah
gambut sangat beragam dari gambut yang subur sampai gambut yang sang&

miskin.

Garnbut pedalaman k i k yang tipis maupun yang dalam umumnya

kurang subur wdangkan gambut p a h i yang tipis umumnya labih subur
dibandingkan dengan yang tebal (Sarwano, 7986). Di samping Iceragaman sifat

gamht tersebut, diernukan pub sifat urnurn yang harnpir sama untuk berbagai
jmis gambut yang antara fain, kanciungan M a n arganik yang tinggi, mudah

mengabmi pnyusutan, kernpafan Iindak yaw sangat rendah, kering imvem'b/&,

kapasitas tukar kation sangat finggi t a p kejenuhan basa sangat rendah, kahat

hara mikm dan sebagainya (Sawoflo, 1997).

Komposid k h a n pnyusun tanah gmbui yang didominasi oleh lignin

berkaitan am dsngan jmis a s a m a m organik yang dihasilkan s&ma
dekmpaski. FUg, Beuteelspacfier, dm Rietz (1975) mengemukakan bahwa

dari proses dqradasi lignin dihasilkan m m - a m fenofat, seclangkan dad

sefulasa dan hemiselulosa dihasilkan asamasam kahksifat. S-ra

ringkas

Orlov (1995) menggarnhrkan proses dbirltegrasi liignifl dslam suatu skem

hipotesis %perti pada Gamkr 2.
Bebrapa jenis asam fenolat yang umum dijumpai di dalam bahsn
argafiik adalah asam pkumerat, ssam o-iturnarat, asam ghidroksi fenilasetat,

asam fmllbutirat, asam phidroksi fenil propianat, asam 3,4- dihidmksifenil

-

propionat, asam vartiiat, asam f e W , asam saiiilat, a m gsiat, asam

pmtukatekuat, dan asam siringat. Asam-asam fenofat yang paling banyak
dijurnpai di dalam tanah adaiah hidroksibenzoat, vaniiat, fenrIa4 dan pkurnarat.

Asam-asam ini &pat diekstmbi dangan penpMrak air, piarut arganik, dan
alkali. Asam sitingat dan profokteiruat jamng di&nWikrasi

dan jumbh memka

miatif sdikit.
Takajima (1963 dafam Tsutsulri, 19841, meng-kan

h h w a asam-asam

amatik rnsmpunyai taksisitas yang jauh Iebitr tinggi daripada asam alifatik.

Selanjutnya dikemukakan k h w a asamasam fenalat dapat rnengfiarnht 50 %

pertumbufian akar sernaian padi pada kisaran kwtsentrasi 0,6-3,UmM. Pada
konsentrasi kritis asam-asam fendat yang rnenyebabkan kerusakan bagi
fanaman barkisar O,O1-O,lmM,

Cari hasit peneiitkn Safampsrk (1999) di Kalirnantan Tengah dilaparican

bahwa konsentmsi asamasam fern& tertinggi d i p d e h pada bnah gambut
pedalaman (Bsrenghngkel) disusui gambut trans& (Samprt) dan pasang surut
(Samuda).

Pada urnumnya tanah nrempunyai dua tip m u a n permu-n,

yaiiu (1)

muatan variaW (brgantung pH), yang akan b r u k h &lo tejadi pmbahan pf-f

tanah, dan muatan ini tempat pada tsnah mineral dan tan& arganik; (2)muatan
prmansn (tidak bwganfung pH) yang dihasilicsn dari p m s substitud isomorfik
ion, dan muatan ini dirniliki aleh tanah mineral (Himem, f 905 ; De Baadt ef a].,
1990, Anderson dsn Sposita, 1992), Pads tanah organik didominad oleh muatan

variabi, dimana muatan mgatif b r a d dad gugus karboirsil dan fend yang

tesrdiwsiasi, dan muatan pasitif dihasilkan aieh p m s prafonssi (De Boo& ef a!.,
1980, dan Tan, 1998).

Ion H4 dan OW yaw m e n y e b a b h timbulnya muatan permuban juga
brperan dalam penmuan potensiaf perrnukaan iistrik, OleR karena itu, #n H"

dan OH-disebut sekgai im penentu potensial, Muatan peimukaan hmih a k n
menjadi not jika kernpatern muatan negatif sama dengan kerapatar~muatan
posit#+Niki pH saat terjadinya ke&araan muatanmuatan fernbut disatrut titik

iso dehik atau muatan tifr;k#d (Duquette dan Hende~shot,t 993; Tan, 1998).
Dap4 pula dinyatakan hhwa

P C adalah

suatu nilai pH dirnana

kapasitas tukar Itation setara dengan Impasitas tukar anian. Dafam ha1 ini iratian
dan anion a h n dimtensi pada jumlah yang sama aieh tanah (Wacfa dan

Okarnura, 1983; Sakurai, Ofrdaie, dan Kyuma 1989). Bila muatan positif
mningkat (pH turun), maka kapasitas tukar anian juga akan rneningicat,

sehliknya akan tejadi penumnan kapasitas tukar katbn (Duquette, 1993 dan

Sakurai, ?989b),
Berkaitan dengan muatan permuhn ini, Naganuma @t a/. (1993)

melaparkan k h w a muatan fiik nof garnixit tropika dafi Malaysia (Ayer Babi) dan
Thdlnnd (Bacho) lebih rendah dari nilai pH tanah yang sesungguhnya (on$inai)

yaitu terjadi pada nilai pH: 3,31 (Ayer Bald) dan pH: 3,52 1-(

seperfi terfihat

pada Germbar 3.

Earnbar 3. Muatan pemukaan dan rnuatsrn titik nai ( P C )tanah gambut
Ayer Barn (A) dan Bacha (B).

Menund Naganurna et

81.

(19931, perbedaan nilai

disebabksn oleh perbedan Iakasi dan jenis veg-si.

ZPC fersebf

Jsnis vwetasi yang

berbeda akan menghasdkan k h a n penyusun tanah gambut yang b e M a dan
rnsmpngaruhl sifaf dan ciri tanah garnbuf yang twbentuk.

Nilai pHzw merupakan satah satu krakteristik kimia tanah gambut yang
berkain dengan sifat inherent tanah gambut itu sendiri. Siat inherent fanah
garnbut rnenrpakan sifat gmetik tanah gambut yang dipengaruhi uleh asam-

asam organik yang tarkandung di ddamnya. A~~

ofganik ternbut

brasai dad hasii pangursian k h a n arganik, h i k kmpa IIgnin, seiuiwra maupun

komponsn psnyusun gambuf lainnya. Komponen pnyusun pmbut ini
dipmgaruhi oleh vqptasi

pa&

tanah gmM tersebut, yang airan

mempenganrhi kandungan dan jeniii asan orlganik* Perbdaan kandungan dan
jsnb amm oiganik akan menyebarn prbedaan &fa4 ianah garnbut, salah
satunya adaiatr sifat kemaktifan tanah gembut ternbut (Hayes et a/., 1984;
MacCarty ert a/.,1990).

Setanjutnya hasit-hasil penelitian yang berkaitan dengan adsorpsi
anion, khususnya tentang erapan P pad# permukaan kulaid inorganik blah
banyak dilaporksn antara lain ofah Arner, Msfimoud, dan a b e t (1985);
Sanyal, De DWa, dan Chan (1993); Yuan dan Lavkulch (1994); Agbenin

dan Tisssen (1 995)- Mereks mnyimpulkan hhwa aMifdas permukaan sangat

ditentukan deh muatan pmukaan dan Iuas p e m u h n yang okan
mpengaruhi p

m erapan stau retenti P pada pmukam, Bib Wensi P

dam diingkatkan, diharapkan serapan P aleh tanaman a h n kbih tinggi,
sehingga efisbnsi pemupukan P juga meningkat. Dari hasii pendtian Sanyaf
et ei. (1993) pada tanah-tsnah masam cli Asia %Wan dan Ttwtggara dilaman
hhwa terdapeat k m W negatif antam etapan P d q a n kotoid yang diorninasi

oleh m m n n.-

Konsep &sat Pmbentubn Senyaw Kmpieks
Pembntukan kumpkks ( m p h x bmab;on) mempakan suatu m k s i

anfara suatu ion @am potwabn dan Iigan mefalui ikatan pasangan siektron. Ion
lagam atau Man berfirngsi sebagai penerima pasangan efektrun sedangkan

figan s
e
m
i donor pasangan &&ran.

Suatu Swan d a m tserupa anian

(CP, R-CH&UU) atEtu suatu d e k u i (NH,). Ion Fogam briaku %kg& kation
pusElt yang dikellingi &h ligan. dumlaf! ligan tsrkoordinasi pada atom pusa4

yang diseht biieangan koordinasi; M g a i contoh biiangan kaordinasi senyswa

kompkks (Co(NH& oldalah enam,

PtsmBentukan kom-

mu kh-

sUElfu mkkd ligan Mkeatan d-n

dapat brsifaf unideniat, yaitu apabik

satu icatiwt, sedangltan tridentat, tricfentat,

ietmdstM, atw pentadentat apEnbiia mOIektli rian W n g - m d n g s-nyak
dua, tiga, mpat, atElu fima tser2kabn dengan lrstEan yang m a . Pmbentukm

kompleks antara m&kui m n i k dengan Eon bgam yang mmbntuk IsMh dad
satu lkatsn biaganya akan mningkatkan kesfabikn kompkks tersebut ( M c b r e n
dan Crawfwd (1973);Tan, (1998). Bahr~,Mc Neal, dan O'Cunnar (157913);Menlich
(1985); Sfevensan (1994), mengemulrakan bahwa kation-kafion paliwlen s-rti

cS,
z#,

A/@, ~e?3+, cendenrng memtmtuk iiratPjin palidentat yang menempati

posisi dua atau kbih i-n

dengafi katiokkatian fewbut. Cantah S

pembentuhn kheiat sederhana

U ~ ~m
Uk
si

munodental (a) dan Mendat (b) seperti

pada Earnbar 4.

Gambar 4. Contoh dua tip reaksi pengkftetafatl (Tan, 1998).

krbagai kmungkinan reaksi yang tearjadi antara logam dan m y a w a organik

Menunrt Stevensan (19941, kation-katioxl yang terlibat dalam psrnbentukan

senyaws kumpleks atau kelat dan kaitannya dengan unsur hara bagi tanaman
dapat digolongiran ke dalam tiga kekmpuk, yaitu:
I.Kation-katian

yang esensial k g i tanaman, fetapi fidak mmknhiir ikatan

kmtdinasi dengan ligan organik, yaitu K', Na', ~ a * ,kIg2'.
2. Kation-kation yang esmski bagi tanaman dan mampu rnembmtuk ikatan

kooniind dengan figan arganik, yaitu Cua,

z~I*.~ n * F,@,

~ e * ,c@.

3. Katiardtation yang M u m dikatshui krngsinya m r a j h s bagi tanman,
tetapi dapat t@mkumulasi dan mernbenfuk kompleirs dewan wnyawa

organik, yaitu AI3: NP,pb2*,~ d * ,i-fgz*.
Dad heberepa h a i l penditian yang tekh diiakuksn R h i m (1995);

PraWyo (1596); Saragih (1996); dan Salarnpak (1999) dilaporkan hhwa kafim
CU*, 2n2*, Na", A#@,F#,

dan ~ e dam
~ +mengumngi penganrh bumk asam-

asarn organik mefalui mekanisme erapan kation pada tapak reaktif gambut
m&lui pernbentukan senyawa k m p h k s . Deqan dmiirian adanya fenomna

ikatan antara ion logam d m senyawa organik mmungkinkan bebrapa katian
dapat dirnanfaatkan untuk mengendalikan maMivis asam-asam fenolat
whingger ticfair mernhhayakanfanman.

Msnunrt Prasetyo (1996) W o n Cu dan Z ~ rnengurangi
I
pengaruh buruk
dari asamasam fenotat dan kaFboltsilat bebas dprfarn tanah embut. Kemampuan

Cu rnenekan asamasam arganik kbih tresar daripada Zn, Pemiitbn Naganuma
dan Okazaki (3992) pa& gambut di Mafaysia dan Thailand menernukan bahwa
nilai erapan maksirnurn Cu > srapan En. Tingginya erapan Cu menrpakan krngsi

dari iremampuan unsur tersebut yang bbih kuat dafam rnemkntuk k h W .
Erapan maksimurn Cu dan Zn meningkat dengan smakin tingginya kansentrasi
kesetirnbangan Cu dan Zn dalam larutan serta dengan menaiknya pH.

Pada garnbut Malaysia, pada pH 4.2, erapan maksimum masing-masing

addah 0,843 mmai Cu/g dan 0,7111 mmol a / g ; sedangkan pada pH 5,5 adalah
1,4Q mmul Cdg dan 1,14 mmol Znlg. Pada gambut ThJtand, pada pH 5,s

erapan maitsimum masing-masing addah 0,769 mmd Cu/g dan 0,192 mmot
Zdg; pada pH 4,2 srapan mksimurn Cu 0,175 m m i Cu/g, seciangkan Zn pada

pH 4,2 tidak difaporkan. Kation Cu terelrap menduduki rataptilta 80% dad muatan
parmukaan (surface cAarge3) yang ada, sementara Zn bemrfasi 22430%

(Naganuma dan Oka;;aid, 1992). Oari hasif penditian M 5 8 n d r a v a (1987 d a i m
&lampair, 1999) rnenunjuirican bafiwa erapan mksirnum f8* pads asam fulvat

dan asam humat sdalafi 250 mglg dan 50
mairsimurn

~ 1 3 *pada

- 150 mwg; sedangkan erapan

asam fulvat dan asarn humat adalah 140 mglg dan

27 - 55 mg/@
Hasil pnelitian Rachim (1995) pads tanah gambut Air Sugihan Sumakra

Selatan menunjukkan khwa erapan kation rnsngikutj pola:
dengan nilai erapan rnaksimurn A{", ~ e * ,C#

~ 1 3 '> ~ e *> CU*,

krtunrt-tunrt adahh seksar

12 61 1, 12 319, dan 15 537 pg/g atau 1,40, O , S , dan 0,49 d g . tlasil penelitin

Sa~agih(1996) pacfa tanah gambut Jam& menunjukkan kirwa kapasltas erapan

fe3*d q a n senycawa org~lnikaddah yang paling icW di anbra tujuh kation yang
d W i dengatr unrtan sebagai M k u t ~ e >* F# > AP> C$ > CaZ* > &In2*> Zn*,

Mihi erapan maksimum ~ e *dan

ATbertunrt-brut adaiah s e b e ~ r23 706 dan

4 500 p@g atau 1,2? dan O,5 m d g . Secara umum jumlah ~ e *tererap pada
tapak akM garnbut rnengikuti pula gambut saptik > hemik > fibrik.

Pda ini

hrkaitan derylan kandungan asam humat yang tinggi dengan rneningkatnya
tingkat trurnifikasi.

Hubungan Antam Pernbbsan W

dengan Empan fe3*

Proses erapan kation ~ e akan
*
mmyebabkan tetjadinya pnurunan pH.
Tejadinya efek penurunan pH akibai pnambahan M

n merupakan sabh saki

iMihsi dihbaslmnya H' @dunWwse) ke dalam larutan tanah. Smakin
tinggi kummimi k@seimbanganiration m
u samkin tinggi c h i s kation yang

diberih, maka m a k i n turun pH ,&u

konsentrasi HH'
m i n g k a t f b b e r t dan

Vanderddm, t991). Ion H
' d i b h k n dad gugus fung$onaCCQOH dan -OH
atau komphks jerapan d&m gambut. Oengan demikian jumbh ion H' yang

d i b b a h n tersebut &pat msnggambritan kmampuan kation mendesak ti4.
8esarnya jumlah H' yang dibefsasitan dibagi dengan niiai srapan rnaksimum
masing-masing katiun mengindikasikan kunsentmsi ion H
' yang dibbskan ks
dahm lamtan fanah pada keadaan erapan maitsimum dari masing-masing

kMm. Walaupun pH awd di antara gambut k r k d a - k d a , *etapi jumbh ion H"
yang dibakskan krsebut dapat mmggamhrkan kmampuan kation untuk
mendesak ion .
'
H

PenelRian Saragih (1996) pa& tanah gambut Jam&,

mdapafkan dats efek pnurunan pti dm kansentras'r H' akibat p e m M n ~ a 533,33 ppm s
e
w pada Tabel 3.

Be&-n

dengan adsurpsi

~ 8 %
dan

(3979) m n g m u k i t a t ~bahwa bsarnya

pernbbasm ion M' ini Lindsay

H' yang d i b e h k a n a i r i adsorpsi

F$", selain krasal dari ionisasi gugus fungsional, juga disurnhngkbin oleh
hidralisis fa3". Tingginya konmtrasi keseimbangan ~ e *dalam larutan &f?ah
akan mnyebabitan tingginya hiclrdlsis ~ e *dan akan mrnbekskan

H'

yang

relatif banyak ke dalarn larutan. Dikemukakan pula k h w a hidmiisis ~ s *
ditentukan antara lain oteh aktlvitasnya di dalam larutan tanah, Hal ini akan

1
1
1

1

Fibrik

3,50

2,45

3,232

Hemik

3,50

2,50

2,846

1

Fibrik

3,45

2,38

3,814

1

3,28

230

2,637

man fpantai)
Hemik
Saprik

*) Sumber: Saragifi (1996)
") Ketmngan:Kisaran pH diukur

pada tanah
denganpembfian fe* (533'33 gpm)

tanpa

dan

mangganggu kestabifan kmplsks Fe=fm&d pada fibrik dan hemik, sehingga
kestabihn empan ~ e krkurang.
*

Unsuf ham fosfar fP) hrsarna-sama dengan N dan K tergolang ke dalsm

unsur hara h m a .

FWor ferdapat di dalam setiap tanaman, walaupun

jumlahnya tidak sebanyak N dan

K (Ma~schmr,1995). Unsur ini terufama

diserap tanaman dalam kntuk ortofosfat primer, kPO4+.Menyusul kamudian

datam bentuk HPU~'. fenyerapan kedua macam kntuk ion ini aleh tanaman '
dipengaruhi aleh pH di s e k i r perakaran, P d a pM yang kbih mndah akan

rneningkatkan abutpi ion-ion H2P0i1wdangkan pada pH yang lcsbih tinggi ion-

ion HPQ~*'skan lebih banyak diserap tanaman (Thompson dan Traeh, 4978).

Respons tanaman terhadap P yang dibgrikan daptat diamati dan diwjari
dengan cam biasa (konwnsional). Untuk mempekjari efisiensi pemanfaatan P

dari pupuk, dan mnefitukafl berap mian dati pupuk yang dibetikan br